Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 2, Februari 2023
GAMBARAN RADIOLOGI FOTO TORAKS PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU AKTIF DAN INAKTIF PADA USIA DEWASA DI RS MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
Mohammad Fahmi Nuur Fauzan, Nurwanto
Dokter
Umum, RS Muhammadiyah Lamongan, Indonesia
Departemen
Radiologi,RS Muhammadiyah Lamongan, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Mycobacterium Tuberculosis, kuman yang dapat
menyebabkan suatu penyakit menular yaitu Tuberkulosis (TB) yang masih menjadi
salah satu masalah kesehatan. Tahun 2020, Indonesia menjadi negara penyumbang
kasus TB terbanyak peringka kedua di dunia sedangkan provinsi Jawa timur
menduduki peringkat kedelapan sebanyak 42.922 kasus. Untuk mendiagnosis TB Paru
di bidang radiologi salah satunya menggunakan foto toraks. Foto toraks ialah
pemeriksaan yang relatif murah, tidak invasif dan lesi tuberkulosis mudah
ditemukan. Mengetahui gambaran radiologi foto toraks TB lesi aktif dan inaktif,
distribusi lesi tunggal, ganda, tiga dan empat, serta derajat keparahan pada
penderita tuberkulosis paru dewasa. Desain cross sectional. 115 pasien hasil
bacaan foto toraks TB paru didapatkan dari data rekam medis dan SITB periode 1
Juni 2021-31 Agustus 2022 yang terkomfirmasi klinis, mikrobiologis (BTA) atau
tes cepat molekuler (TCM). Dianalisis secara deskriptif melalui distribusi
frekuensi tabel dan prosentase. Didapatkan gambaran foto toraks TB Paru lesi
aktif 15%, lesi inaktif 1%, dan lesi kombinasi inaktif-aktif 84%. Lesi aktif
terbanyak yaitu infiltrat 61% sedangkan lesi inaktif terbayak yaitu fibrosis
91%. Terdapat kemunculan Lesi ganda 50%, lesi tiga 29%, lesi empat 15%, dan
lesi tunggal 6%. Karakteristik lesi ganda terbanyak yaitu fibro-infiltrat 91%,
lesi tiga terbanyak yaitu fibro- infiltrat-efusi 55%, dan lesi empat terbanyak
yaitu fibro-infiltrat-cavitas-efusi 72%. Distribusi derajat lesi terbanyak
yaitu Far advanced 44%. Distribusi gambaran foto toraks TB paru terbanyak yaitu
kombinasi lesi inaktif-aktif, lesi aktif terbanyak infiltrat sedangkan lesi
inaktif terbanyak fibrosis dan terbanyak muncul lesi ganda serta derajat lesi
terbanyak yaitu far advanced.
Kata Kunci : Paru;
radiologi; foto thorax; tuberkulosis; lesi aktif inaktif.
Abstract
Mycobacterium
Tuberculosis, a bacteria that can cause an infectious disease, namely
Tuberculosis (TB) which is still a health problem. In 2020, Indonesia became
the second largest contributor to TB cases in the world, while East Java
province was ranked eighth with 42,922 cases. To diagnose pulmonary TB in
radiology, one of them is using a chest X-ray. Chest X-ray is a relatively
inexpensive, non-invasive and tuberculosis lesion easily found. Objective: To
determine the radiological features of active and inactive TB chest
radiographs, the distribution of single, double, triple, and four lesions, as
well as the degree of severity in adult pulmonary tuberculosis patients. Cross
sectional design. 115 patients with pulmonary TB chest x-ray readings were obtained
from medical record data anda SITB period June 1, 2021-August 31, 2022 which
were confirmed clinically, microbiologically (BTA) or molecular rapid tests
(TCM). Analyzed descriptively through table frequency distribution and
percentage. Chest X-ray images of pulmonary TB were found with 15% active
lesions, 1% inactive lesions, and 84% inactive-active combination lesions. The
most active lesions were infiltrates 61% while the most inactive lesions were
fibrosis 91%. There were 50% double lesions, 29% triple lesions, 15% quadruple
lesions, and 6% single lesions. The characteristics of the most multiple
lesions were fibro-infiltrate 91%, the third most lesion was fibro-infiltrate
-effusion 55%, and the fourth most lesion was fibro-infiltrate - cavity - effusion
72%. The distribution of the highest degree of lesion was Far advanced 44%. The
distribution of the most pulmonary TB chest radiographs is a combination of
inactive-active lesions, the most active lesions are infiltrates, while the
most inactive lesions are fibrosis and the most multiple lesions appear and the
highest degree of lesion is far advanced.
Keywords: Lung, radiology, chest X-ray, tuberculosis, active
inactive lesions
Pendahuluan
Mycobacterium
Tuberculosis, kuman yang dapat menyebabkan suatu penyakit menular yaitu
Tuberkulosis (TB) yang masih menjadi salah satu masalah kesehatan dan penyebab
kematian (Mar�iyah
& Zulkarnain, 2021). Tahun
2020, WHO menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara penyumbang kasus TB
terbanyak peringkat kedua di dunia, sebanyak 8,5% atau estimasi jumlah kasus
baru sebanyak 845.000 kasus dan angka kematian sebesar 92.000 atau 34 per
100.000 penduduk (WHO, Global Tuberculosis Report, 2020) sedangkan di provinsi
jawa timur menduduki peringkat kedelapan sebanyak 42.922 kasus (Profil Dinas
Kesehatan Prov Jatim, 2021) dan di Kab. lamongan terdapat 1.492 kasus (Profil
Dinas Kesehatan Kab. Lamongan, 2021).
Dengan
meningkatnya kasus tuberkulosis di Indonesia maka diperlukan sarana diagnostik
seperti mikroskopis (BTA), tes cepat molekuler (TCM), radiologis maupun biakan
kuman. Dibidang radiologis, foto rontgen toraks merupakan pemeriksaan yang
relatif murah, tidak invasif dan lesi tuberkulosis mudah ditemukan (Sudarsa,
2019).
Gambaran
radiologis yang muncul sangat bermacam-macam dan tidak spesifik tetapi terdapat
beberapa gambaran mengarah kepada TB paru aktif seperti limfadenopati,
infiltart, efusi pleura, konsolidasi dan kavitas-dinding tebal sedangkan pada
TB Paru inaktif seperti fibrotik, kalsifikasi, kavitas-dinding tipis, penebalan
pleura.
Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan
cross-sectional (Abduh,
Alawiyah, Apriansyah, Sirodj, & Afgani, 2023). Pengukuran variabel dilakukan pada
periode 01 Januari 2021 sampai 31 Agustus 2022 di Ruang Rekam Medis, Instalasi
Radiologi, dan Poli Paru RS Muhammadiyah Lamongan untuk mengetahui
karakteristik foto toraks penderita TB paru lesi aktif dan inaktif. Metode
pengambilan samping yaitu total sampling setelah memenuhi kriteria inklusi
maupun eklusi. Data rekam medis di instalasi radiologi, penderita yang
melakukan pemeriksaan penunjang foto toraks dan hasil bacaan dokter spesialis
radiologi yaitu tuberkulosis. Selanjutnya, untuk konfirmasi penderita secara
klinis mengalami atau pernah menderita tuberkulosis, hasil mikrobiologis (BTA)
ataupun tes cepat molekuler (TCM) maka peneliti melihat dari rekam medis dan
SITB. Data yang terkumpul akan dianalisis secara deksriptif karakteristik lesi
aktif-inaktif melalui distribusi frekuensi tabel dan prosentase.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah penderita
dengan bacaan foto toraks tuberkulosis sebanyak 115 orang setelah memenuhi
kriteri inklusi dari total keseluruhan pasien TB selama periode 1 juni 2021
sampai 31 agustus 2022.
Tabel 1
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Kemunculan Lesi Aktif Maupun Lesi Inaktif
Gambaran Foto Toraks TBC Paru |
Jumlah Temuan (%) |
Lesi Aktif |
17 (15) |
Lesi Inaktif |
1 (1) |
Lesi Inaktif �
Aktif |
97 (84) |
Total |
115 (100) |
Pada penelitian
ini distribusi gambaran foto toraks TB Paru berdasarkan status lesi didapatkan
temuan lesi aktif 17 (15%), lesi inaktif 1 (1%), dan� lesi inaktif-aktif 97 (84%). Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa Gambaran yang paling sering
muncul yaitu kombinasi inaktif-aktif (fibro-infiltrat) sebanyak 87,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa lesi fibrosis terjadi karena infeksi yang bersifat kronis
sebagai bentuk proses remodeling dimana yang banyak berperan sitokin
pro-fibrotik seperti IL-13, IL-4, TNFα, dan TGFβ sedangkan adanya
infiltrat menunjukkan proses penyakit yang sedang aktif (Rerung, 2022).
Tabel 2
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru Berdasarkan Lesi
Aktif.
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Lesi Aktif |
Jumlah Temuan
(%) |
Infiltrat |
108 (61) |
Limfadenopati |
1 (1) |
Konsolidasi |
7 (4) |
Cavitas Dinding
Tebal |
25 (14) |
Efusi Pleura |
37 (20) |
Total |
178 (100) |
Infiltrat adalah
suatu gambaran seperti benang halus yang berwarna putih-radioopak dan dapat
muncul di daerah lapangan paru tetapi paling sering di apeks paru. Infiltrat
pada penelitian ini didapatkan sebanyak 108 kali temuan (39 %). Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa infiltrat paling sering ditemukan pada
radiologi toraks dengan TB paru (Abdullah, 2017) karena setelah
10 minggu terjadi infeksi maka terbentuk lesi awal berupa nodular dan patchy
yang menunjukkan proses penyakit yang sedang aktif (Marvellini & Izaak, 2021).
Kavitas
merupakan terbentuknya suatu rongga pada lapangan paru yang tampak seperti
gambaran bulat tanpa corakan paru disertai lusensi. Kavitas dalam penelitian
ini ditemukan sebanyak 25 kali (14 %) yang berdinding tebal sedangkan cavitas
yang berdinding tipis 0 (0 %) (Awe,
2018). Suatu
kavitas terbentuk dikarenakan bagian sel epiteloid mengalami proses diesktursi
dan nekrosis kaseosa serta di dalamnya bisa terisi produk radang/cairan yang
memberikan gambaran air fluid level. Kavitas tersebut bisa hilang seluruhnya
atau meninggalkan residual cavity yang ukuranya dapat meluas, menimbulkan
bentukan konsolidasi baru, kemudian memadat dan dapat terbungkus menjadi suatu
tuberkuloma.
Efusi pleura
adalah terdapatnya penumpukan cairan yang berlebih di cavum pleura yang
menujukkan tidak seimbangannya antara produksi dan pembuangan cairan pleura.
Efusi Pleura pada penelitian ini ditemukan sebanyak 37 kali (20%). Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa efusi pelura diperkirakan muncul
kurang lebih 25% pada kasus TB primer dewasa dan bersifat unilateral (Siregar et al., 2022). Efusi Pleura tersebut diakibatkan oleh
respon imunologi atau reaksi hipersensitivitas dari protein bakteri
Mycobacterium tuberculosis (Nuriyanto,
2018).
�Konsolidasi merupakan terbentuknya gambaran
bayangan paru bersifat homogen di lapangan paru. Pada penelitian ini
konsolidasi ditemukan 7 kali (4%). Konsolidasi ini terbentuk karena adanya
suatu cairan debris yang diakibatkan suatu peradangan di parenkim paru (Putri, Kep, & Iskandar, 2021).
Limpadenopati
pada tuberkulosis secara khas memperlihatkan sebuah peredaman rendah di tengah
dengan lingkaran perifer peningkatan materi kontras pada CT Scan. Pada
penelitian ini limfadenopati ditemukan 1 kali (0,4%). Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya bahwa limfadenopati kemungkinan muncul sebagian kecil
yaitu 10% dan melibatkan paratracheal kanan dan hilus limpa node kanan yang
dikarenakan bagian central mengalami nekrosis perlunakan dengan jaringan
inflamasi granuloma perifer.
Tabel 3
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru Berdasarkan Lesi
Inaktif
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Lesi Inaktif |
Jumlah Temuan
(%) |
||||
Fibrosis |
109 (91) |
|
|||
Kalsifikasi |
0 (0) |
|
|||
Penebalan Pleura |
5 (4) |
|
|||
Cavitas Dinding
tipis |
0 (0) |
|
|||
Tuberkuloma |
2 (2) |
|
|||
Atelektasis |
4 (3) |
|
|||
Bronkiestasis |
0 (0) |
|
|||
Total |
120 (100) |
|
|||
Gambaran
radiologi dicurigai lesi TB inaktif yaitu fibrosis. Fibrosis merupakan gambaran
radioopak menyerupai benang (lebih putih-opaq dari infiltrat) dengan tarikan
dari jaringan parenkim paru di sekitarnya yang terjadi akibat infeksi bersifat
kronik (Yan Richard, 2021). Fibrosis pada penelitian ini didapatkan sebanyak
109 kali temuan (91 %). Hal ini sejalan dgn penelitian sebelumnya yang menyebutkan
bahwa hampir semua penderita TB Paru didapatkan gambaran fibrosis (Ruswandi,
Iin Novita, PD, & Basuki, 2021).
Fibrosis terbentuk pada tahapan proses penyembuhan dan pembentukan kembali
(remodelling) yang berperan sitokin pro-fibrotik IL-4, IL-13, TNFalfa, dan TGF
Behta,. Selain itu, derajat keparahan suatu fibrosis dipengerahui oleh beberapa
faktor seperti demografi dan genetik (Litanto
& Kartini, 2021).
Penebalan pleura
pada penelitian ditemukan sebanyak 5 kali (4%). Temuan ini merupakan salah satu
tanda kronisitas suatu penyakit. Tuberkuloma pada penelitian ini didapatkan 2
kali (2 %) (Wulandari,
2018). Hal
ini sejalan dengan penelitian sebelumnnya bahwa pada 3-6% kasus post primer
tbc,� bisa muncul sebuah nodul persisten
non-kalsifikasi atau massa seperti lesi yang berukuran besar lebih dari 5-40 mm
biasanya berdinding halus dan berbatas tegas yang akan muncul predominan
manifestasi tuberkuloma. Kolaps lobus pulmonaris (atelektasis) yang mana pada
penelitian ini ditemukan 4 kali (33%).
Tabel 4
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Lesi Tunggal, Ganda, Tiga dan Empat.
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Lesi Tunggal, Ganda, Tiga, dan Empat. |
Jumlah Temuan
(%) |
Lesi
Tunggal |
7 (6) |
Lesi
Ganda |
57 (50) |
Lesi
Tiga |
33 (29) |
Lesi
Empat |
18 (15) |
Total |
115 (100) |
Didapatkan hasil
bacaan foto toraks lesi yang sering muncul yaitu lesi ganda sebanyak 57 kali
temuan (50%).
Tabel 5
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Lesi Tunggal, Ganda, Tiga dan Empat.
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Karakteristik Lesi Tunggal |
Jumlah Temuan
(%) |
Infiltrat |
3 (43) |
Konsolidasi |
2 (28) |
Cavitas
Dinding Tebal |
1 (14,5) |
Fibrotik |
1 (14,5) |
Total |
7 (100) |
Pada penelitian
ini, didapatkan lesi tunggal yang terbanyak yaitu infiltrat sebesar 3 kali
(43%), konsolidasi 2 kali temuan (28%), dan cavitas dinding tebal 1 kali temuan
(16,67%). Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa lesi infiltrat yang
terbanyak sebesar 59,74%. (Rasyidin Abdullah, 2017). Sedangkan distribusi lesi
ganda terbanyak yaitu fibro-infiltrat 52 kali temuan (91%) yang mana sejalan
dengan penelitian sebelumnya Ana Madjwati 2010 bahwa lesi ganda fibro-infiltrat
sebanyak 87,5%.
Tabel 6
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Karakteristik Lesi Ganda
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Karakteristik Lesi Ganda |
Jumlah Temuan
(%) |
Fibro
� Infiltrat |
52 (91) |
Infiltrat
� Efusi |
2 (3) |
Tuberkuloma
� Infiltrat |
1 (2) |
Konsolidasi
� Cavitas |
1 (2) |
Cavitas
� Efusi |
1 (2) |
Total |
57 (100) |
Didapatkan
gambaran foto toraks TBC Paru dengan lesi ganda yang paling sering muncul yaitu
fibro � infiltrat sebanyak 52 kali temuan (91%).
Tabel 7
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Karakteristik Lesi Tiga
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Karakteristik Lesi Tiga |
Jumlah Temuan
(%) |
Fibro
� Infiltrat � Konsolidasi |
1 (3) |
Fibro
- Infiltrat � Cavitas |
3 (9) |
Fibro
-� Infiltrat � Efusi |
18 (55) |
Fibro
- Infiltrat - Penebalan Pleura |
3 (9) |
Fibro
- Infiltrat � Cavitas |
5 (15) |
Cavitas
- Infiltrat � Abses |
1 (3) |
Konsolidasi
� Cavitas � Efusi |
1 (3) |
Fibro
� Infiltrat � Konsolidasi |
1 (3) |
Total |
33 (100) |
Didapatkan
gambaran foto toraks tuberkulosis paru dengan karakteristik lesi tiga yang
sering muncul yaitu fibro-infiltrat-efusi sebanyak 18 kali temuan (55%) dan
fibro- infiltrat-cavitas sebanyak 5 kali temuan (15%).
Tabel
8
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Karakteristik Lesi Empat.
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Karakteristik Lesi Empat |
Jumlah Temuan
(%) |
Fibro
- Infiltrat - Cavitas � efusi |
13
(72) |
Fibro
- Infiltrat - Konsolidasi - Atelektasis |
1 (5,6) |
Fibro
- Infiltrat - cavitas - Tuberkuloma |
1 (5,6) |
Fibro-Infiltrat-Limfadenopati-Atelektasis |
1 (5,6) |
Fibro-Infiltrat-Cavitas-Penebalan
Pleura |
1 (5,6) |
Fibro-Infiltrat-Atelektasis-Efusi |
1 (5,6) |
Total |
18 (100) |
Didapatkan
gambaran foto toraks tuberkulosis paru dengan karakteristik lesi empat yang
sering muncul yaitu fibro-infiltrat-cavitas-efusi sebanyak 13 kali temuan
(72%).
Tabel 9
istribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Derajat Lesi
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Derajat Lesi |
Jumlah Temuan
(%) |
Ringan
(Minimal) |
16 (14) |
Sedang
(Moderate) |
48 (42) |
Berat
(Far Advanced) |
51 (44) |
Total |
57 (100) |
Derajat
keparahan lesi dinilai berdasarkan sistem klasifikasi American Tuberculosis
Associaton, didapatkan 51 kali temuan (44%) pasien yang memiliki lesi yang
berat/far advanced, 48 kali temuan (42%) pasien yang memiliki lesi yang
sedang/moderate, dan 16 kali temuan (14%) pasien yang memiliki yang
ringan/minimal. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Stehpanie, 2018
yang didapatkan paling banyak ditemukan lesi yang berat sebesar 60%. Lesi Far
Advanced terbentuk karena durasi penyakit yang kronis sehingga tampak gambaran
kerusakan parenkim paru melebihi satu lobus paru atau terdapat kavitas yang
jumlahnya banyak atau lebih dari empat sentimeter (Sinaga, 2020).
Tabel 10
Distribusi Gambaran Foto Toraks TBC Paru
Berdasarkan Telah Mengalami Komplikasi
Gambaran Foto Toraks TBC Paru � Komplikasi |
Jumlah Temuan
(%) |
Fibro-Infiltrart-Pneumothorax |
2 (33,3%) |
Fibro-Infiltrat-Efusi-Pneumothorax |
2 (33,3%) |
Fibro-Infiltrat-Efusi-Abses |
2 (33,4%) |
Total |
6 (100) |
Didapatkan
gambaran foto toraks tuberkulosis paru dengan karakteristik foto yang telah
mengalami komplikasi terbanyak yaitu fibro-infiltrat-pneumothorax,
fibro-infiltrat-efusi-pneumothorax, dan fibro-infiltrat-efusi-abses
masing-masing sebanyak 2 kali temuan (33,3%).
Kesimpulan
Gambaran foto toraks dengan diagnosis
tuberkulosis paru di RS Muhammadiyah Lamongan terbanyak yaitu lesi kombinasi
inakti-aktif yang didominasi lesi ganda dengan fibrosis dan infiltrat dan
derajat lesi terbanyak yaitu far advanced.
BIBLIOGRAFI
Abduh, Muhammad, Alawiyah, Tri, Apriansyah, Gio,
Sirodj, Rusdy Abdullah, & Afgani, M. Win. (2023). Survey Design: Cross
Sectional dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer,
3(01), 31�39.
Abdullah, Rasyidin. (2017). Studi Karakteristik
Penderita Tb Paru Aktif Ditinjau Dari Lesi Foto Thorax Di Rs Dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar Pada Periode Januari�Desember 2016. Jurnal Kesehatan,
10(2), 10�21.
Awe, Cindy Clara. (2018). Penegakan Diagnosis
Tuberkulosis Anak Di Puskesmas Bandar Khalifah Kabupaten Deli Serdang Tahun
2014-2015.
Litanto, Andriani, & Kartini, Kartini. (2021).
Kekambuhan asma pada perempuan dan berbagai faktor yang memengaruhinya. Jurnal
Biomedika Dan Kesehatan, 4(2), 79�86.
Mar�iyah, Khusnul, & Zulkarnain, Zulkarnain.
(2021). Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis. Prosiding Seminar
Nasional Biologi, 7(1), 88�92.
Marvellini, Richard Yan, & Izaak, Revynca
Petronella. (2021). Gambaran Radiografi Foto Thorax Penderita Tuberkulosis Pada
Usia Produktif Di Rsud Pasar Minggu (Periode Juli 2016 Sampai Juli 2017). Jurnal
Kedokteran Universitas Palangka Raya, 9(1), 1219�1223.
Nuriyanto, Alivia Rizky. (2018). Manifestasi Klinis,
Penunjang Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Paru pada Anak. Jurnal
Kedokteran Nanggroe Medika, 1(2), 62�70.
Putri, Ns Liza, Kep, M., & Iskandar, Ns Siska.
(2021). Buku Ajar Keperawatan Anak. Insan Cendekia Mandiri.
Rerung, Rintho R. (2022). Fibrosis Pada Paru.
Media Sains Indonesia.
Ruswandi, Poetrie Wulandari, Iin Novita, N. M., PD,
Sp, & Basuki, Sri Wahyu. (2021). Perbedaan Gambaran Radiologis Penderita
TB HIV dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) Positif dan Negatif. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sinaga, N. I. A. OCAVIA. (n.d.). Gambaran
Karakteristik Pasien Tuberculosis Paru (TBC) Tahun 2020.
Siregar, Ns Henrianto Karolus, Kep, M., Nugroho, S.
Kep, Santoso, Teguh, Kep, M., Aini, Indera, Kep, Ns M., Armiyati, Ns Yunie,
Kep, M., & Kep, Sp. (2022). Keperawatan Onkologi. Media Sains
Indonesia.
Sudarsa, I. Wayan. (2019). Buku Ajar Bedah
Onkologi: Mata Kuliah BDH 202 Program Studi Ilmu Bedah Tingkat Bedah Dasar.
Airlangga University Press.
Wulandari, Dewi Hapsari. (2018). Analisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien tuberkulosis paru tahap
lanjutan untuk minum obat di RS Rumah Sehat Terpadu tahun 2015. Jurnal
Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 2(1).
Copyright holder: Mohammad Fahmi Nuur Fauzan,
Nurwanto (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |