Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 2, Februari
2023
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Malnutrisi didefinisikan sebagai
kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar.
Saat ini, satu dari sembilan orang di dunia mengalami kelaparan, dan satu dari
tiga orang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 prevalensi obesitas di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun 2007, 2013 dan 2018 yaitu masing-masing sebesar 10,5%,
14,8%, dan 21,8%. Prevalensi obesitas di Kota Jakarta Timur,
Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 32,20%. Asupan nutrisi
merupakan faktor yang memengaruhi status gizi secara langsung. Tujuan penelitian ini untuk melihat
apakah ada hubungan antara asupan nutrisi dengan status gizi pada orang dewasa
di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Penelitian ini
bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dan
pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 114 orang yang diperoleh melalui perhitungan menggunakan rumus
penelitian analitik katagorik tidak berpasangan. Pengumpulan data menggunakan semi
quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (p value= 0,000),
usia (p value= 0,000), asupan protein (p value = 0,000),
asupan lemak (p value = 0,000), dan asupan karbohidrat (p
value= 0,000) terhadap status gizi. Variabel asupan nutrisi terhadap status gizi ditemukan p
value = 0,000 melalui uji Kolmogorov-Smirnov yang berarti terdapat
hubungan antara asupan nutrisi dengan status gizi. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan status gizi pada
orang dewasa di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur
Kata kunci: : asupan nutrisi, status gizi, orang dewasa
Abstract
Malnutrition
is defined as a deficiency, excess or imbalance between incoming and outgoing
energy. Today, one in nine people in the world is starving, and one in three people
are overweight or obese. Based on the 2018 Basic Health Research (RISKESDAS),
the prevalence of obesity in Indonesia has increased from 2007, 2013 and 2018,
namely 10.5%, 14.8%, and 21.8%, respectively. The prevalence of obesity in East
Jakarta City, DKI Jakarta Province is 32.20%. Nutrient intake is a factor that
directly affects nutritional status. The purpose of this study was to see if
there was a relationship between nutritional intake and nutritional status in
adults in Rambutan Village, Ciracas District, East Jakarta. This research is
observational analytic with a cross-sectional approach and sampling is carried
out by accidental sampling. The number of samples in this study was 114 people
obtained through calculations using unpaired catagoric analytical research
formulas. Data collection using semi-quantitative food frequency questionnaire
(SQ-FFQ). The results of the Kolmogorov-Smirnov test showed that there was a
relationship between sex (p value = 0.000), age (p value = 0.000), protein
intake (p value = 0.000), fat intake (p value = 0.000), and carbohydrate intake
(p value = 0.000) to nutritional status. The variable of nutritional intake to
nutritional status was found p value = 0.000 through the Kolmogorov-Smirnov
test which means there is a relationship between nutrient intake and
nutritional status. The conclusion of this study is that there is a
relationship between nutritional intake and nutritional status in adults in
Rambutan Village, Ciracas District, East Jakarta.
Keywords: nutritional
intake, nutritional status, adults
Pendahuluan
Malnutrisi
didefinisikan sebagai kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dan keluar. Hal ini akan menghasilkan efek yang merugikan
pada komposisi tubuh, secara fungsi dan hasil klinis (Saunders J et
al, 2021). Malnutrisi
dibagi menjadi dua yaitu gizi kurang dan gizi berlebih (WHO, 2019). Global Leadership Initiative in
Malnutrition (GLIM)
menyatakan bahwa kekurangan gizi mencakup malnutrisi yang diakibatkan oleh penyakit
kronis dengan peradangan
atau dengan peradangan yang minimal atau tidak sama sekali, malnutrisi yang disebabkan penyakit akut
atau cedera dengan inflamasi yang parah, serta malnutrisi yang diakibatkan karena kekurangan makanan (Cederholm T
et al, 2021). Gizi
lebih meliputi kelebihan berat badan dan obesitas. Saat ini, satu dari sembilan orang di dunia mengalami kelaparan, dan
satu dari tiga orang mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas (Global, 2018). Prevalensi orang dewasa dengan berat badan kurang di
Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2018) adalah 9,3% dan prevalensi
di Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta adalah 7,20%. Insiden obesitas mengalami peningkatan di
negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan RISKESDAS 2018 prevalensi obesitas di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun 2007, 2013 dan 2018 yaitu masing-masing sebesar 10,5%,
14,8%, dan 21,8%. Prevalensi obesitas Jakarta Timur adalah sebesar 32,30%.
Prevalensi ini berada di atas angka prevalensi nasional (Ayusari
A, 2019).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Status
gizi kurang dapat menimbulkan berbagai kerugian seperti peningkatan
risiko dirawat di rumah sakit, mengalami masa rawat inap yang panjang, proses penyembuhan penyakit
yang lebih lama serta peningkatan biaya rumah sakit 50% lebih banyak (Moser
JS, 2019).
Selain status gizi kurang, status gizi berlebih juga dikaitkan dengan
terjadinya berbagai penyakit yang dapat merugikan seperti terjadinya penyakit
tidak menular (PTM) yaitu
diabetes, kanker, penyakit kardiovaskular, dan stroke (Ayusari A,
2019). Menurut World Health Organization (WHO), biaya penanganan obesitas mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan
dampak yang besar terdapat
pada pengeluaran medis (Specchia ML, 2015). Kondisi ini mengalami peningkatan di seluruh dunia
terutama di antara
negara-negara maju.
Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan positif
antara obesitas dan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi,
gangguan makan, dan kecemasan (Sarwer DB,
2016). Orang
dewasa dengan berat badan kurang dan obesitas memiliki tingkat
kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dewasa dengan berat badan normal (Borrell
LN, 2014).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Kualitas
asupan nutrisi memengaruhi komposisi tubuh.6 Pola makan yang benar akan
menghasilkan pertumbuhan yang optimal bagi tubuh (Savarino G,
2021). Saat mencapai masa dewasa kehidupan, asupan nutrisi diperlukan terutama
untuk meningkatkan kesehatan agar terhindar dari berbagai penyakit (Anjani
RP,2013). Kekurangan dan kelebihan gizi menyebabkan terganggunya
homeostasis dari nutrisi, sehingga dapat memicu stres seluler (Chen Y, 2018). Penelitian
mengenai asupan nutrisi dan status gizi pada orang dewasa di Kelurahan
Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakata Timur belum pernah dilakukan. Sehingga peneliti melakukan penelitian
pada daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan nutrisi serta status gizi orang dewasa di Kelurahan
Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara asupan nutrisi dengan status gizi pada
orang dewasa di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Metode Penelitian
Peneltian ini merupakan penelitian
analitik observasional dengan desain studi cross- sectional. Penelitian
dilakukan pada orang dewasa usia 19 � 60 tahun di Kelurahan Rambutan, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur pada bulan januari sampai bulan Desember 2022. Jumlah
sampel berdasarkan perhitungan dengan rumus komparatif 2 katagorik tidak
berpasangan diperoleh minimal 112 orang namun jumlah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi dalam penelitian ini sebanyak 114 orang. Pengambilan data
menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ)
melalui google form (g-form) dan kuesioner konvensional
(cetak/kertas), kemudian subjek penelitian menuliskan berat badan dan tinggi
badannya pada lembar pengisian data pribadi. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah asupan nutrisi dan variabel terikat adalah status gizi.
Hasil dan Pembahasan
Subjek penelitian yang memenuhi
kriteria inklusi ada sebanyak 114 orang. Tabel 1 menunjukan subjek penelitian
yang mengisi kuesioner sebagian besar merupakan perempuan yaitu sebanyak 91
orang (79,8%). Kelompok usia terbanyak dalam penelitian ini adalah kelompok
usia 36�45 tahun. Jumlah subjek penelitian yang memiliki asupan nutrisi lebih,
cukup dan kurang masing-masing adalah 35 orang (30,7%), 26 (22,8%), 53 (46,5%).
Status gizi berlebih adalah status gizi terbanyak pada penelitian Tabel 1.
����������������������������������������������������������������������������������������������� Sebagian
besar jenis kelamin subjek penelitian pada penelitian ini adalah perempuan.
Hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Shatwan, dkk yang
memperlihatkan bahwa jenis kelamin subjek penelitian terbanyak adalah perempuan
dengan prevalensi 58% (Shatwan I, 2022). Kelompok usia terbanyak dalam penelitian ini adalah
kelompok usia 36�45 tahun. Subjek penelitian dengan asupan nutrisi kurang
dijumpai lebih banyak yaitu 52 orang (45,6%). Penelitian oleh Astuti juga
menunjukan asupan nutrisi kurang adalah kelompok asupan nutrisi yang terbanyak
yaitu 24 orang, (53,3%) (Astuti P. 2017). Penelitian ini menunjukan kategori status gizi berlebih
merupakan status gizi paling banyak yaitu sebanyak 80 orang (70,2%). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sary N, dkk yang
mendapatkan hasil status gizi terbanyak adalah status gizi berlebih yaitu 62
orang, (72,9%) (Sary NL, 2021).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Pada
penelitian ini orang dewasa yang berstatus gizi berlebih paling banyak terdapat
pada kelompok umur 36�60 tahun yaitu sebanyak 43 orang (72,9%). Penelitian ini
menemukan hubungan antara usia dan status gizi (p value= 0,000). (Tabel
2) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
pada subjek penelitian orang dewasa di Kota Depok dapat menyimpulkan adanya
pengaruh kelompok umur terhadap status gizi obesitas (p value= 0,044) (Rahmawati
S, 2008). Obesitas
meningkat seiring bertambahnya usia, dari pubertas hingga usia paruh baya (Mizuno
T, 2004). Meningkatnya
prevalensi obesitas pada usia yang lebih tua sejalan dengan beberapa perubahan
komposisi tubuh yang berkaitan dengan usia, seperti peningkatan progresif massa
lemak, penurunan massa tulang, dan redistribusi lemak tubuh dengan peningkatan
lemak perut visceral dan penurunan lemak perut subkutan (Zamboni
M, 2012). Penelitian ini
menunjukan ada hubungan antara jenis kelamin dan status gizi (p value=
0,000). Data WHO tahun 2016 menunjukan sekitar 13% populasi orang dewasa di
dunia mengalami obesitas dengan prevalensi mayoritas adalah jenis kelamin perempuan
yaitu 15%, dan laki-laki 11% (WHO, 2021). Hal ini dapat terjadi karena
kecenderungan bahwa jenis kelamin laki-laki
memiliki berat badan, tinggi badan, dan laju metabolisme basal yang lebih
tinggi, oleh karena itu kebutuhan gizinya lebih tinggi (Ratsavong, K.
2020).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Subjek
penelitian dengan asupan protein berlebih terdapat pada kelompok usia 26�35
tahun sebanyak 23 orang (79,3%) dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
65 orang (71,4%). Subjek
penelitian dengan asupan lemak lebih
pada kelompok usia 26�35 tahun sebanyak 15 orang (51,7%). Subjek
penelitian dengan asupan karbohidrat
kurang terdapat pada dua kelompok usia yaitu 36�45 dan 46�55 tahun sebanyak 17
orang dengan persentase masing-masing (53,1%) dan (77,3%). Jenis kelamin
perempuan yang memiliki asupan karbohidrat lebih sebanyak 16 orang (17,6%) bisa
dilihat pada tabel 1, 2 dan 3.
Laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan diet yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
nilai AKG yang bervariasi untuk jenis kelamin.
Contohnya AKG protein yang direkomendasikan
untuk laki-laki lebih tinggi (48 g/hari)
daripada perempuan (40 g/hari) (Ratsavong,
K. 2020). Menurut penelitian Kanter, dkk jenis kelamin
perempuan mengonsumsi makanan tinggi gula seperti kue, cokelat, es krim dan
produk susu lebih banyak daripada laki-laki. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengonsumsi asupan protein
dibandingkan perempuan karena preferensi yang lebih besar untuk konsumsi
daging-dagingan (Kanter R, 2012). Menurut
penelitian Wakimoto, dkk asupan makronutrien (protein, lemak, karbohidrat)
menurun seiring bertambahnya usia (Wakimoto P,
2001).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Jumlah subjek penelitian dengan status gizi berlebih
paling banyak didapatkan dari kelompok asupan protein lebih yaitu sebanyak 54
orang (69,2%), Jumlah subjek penelitian yang memiliki hasil gizi kurang paling
sedikit didapatkan pada kelompok asupan karbohidrat cukup. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara asupan protein (p
value = 0,000), asupan lemak (p value = 0,000), asupan
karbohidrat (p value= 0,000) dengan status gizi bias dilihat pada tabel 4.
Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi N,
dkk yang menemukan hubungan signifikan antara asupan protein (p value=
0,042), asupan lemak (p value= 0,000), asupan karbohidrat (p value= 0,000)
dengan status gizi (Junaz NS, 2015).
����������������������������������������������������������������������������������������������� Berdasarkan
analisis data yang dilakukan pada Tabel 5 menunjukan hubungan antara asupan
nutrisi dan status gizi. Hasil analisa menunjukan bahwa sebagian besar subjek
penelitian dengan asupan nutrisi kurang, cukup atau lebih memiliki status gizi overweight/obesitas,
yaitu masing-masing sebesar 41 orang (77,4%), 18 orang (69,2%) dan 21 orang
(60,0%). Jumlah subjek penelitian dengan asupan nutrisi kurang merupakan
kelompok terbanyak yang memiliki status gizi berlebih. Hasil analisa statistik
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan ada hubungan antara
asupan nutrisi dengan status gizi subjek penelitian (p value= 0,000).
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaz yang
menunjukan ada hubungan signifikan antara konsumsi makanan dengan status gizi (p
value= 0,04) dan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ubro I, yang
menunjukan ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan status gizi (p value=
0,05) (Junaz NS, 2015). Status gizi sendiri dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, genetik dan
lain-lain (Chen Y, 2018). Pola tidur seseorang juga dapat berhubungan
dengan status gizinya, Penelitian yang dilakukan oleh Grandner, dkk menyatakan
pada kelompok usia dewasa muda, terdapat
hubungan antara durasi tidur dan status gizi yang bersifat linier. Lebih banyak tidur dikaitkan dengan IMT yang
lebih rendah, dan orang yang kurang tidur maupun tidur terlalu lama cenderung memiliki IMT yang
lebih tinggi (Grandner MA, 2015). Asupan
nutrisi yang berlebihan dapat menjadi salahsatu faktor langsung atas penyebab
obesitas (Holil M. Par�i, 2017). Penelitian yang dilakukan
oleh Newby, dkk mendapatkan hasil bahwa mengonsumsi makanan yang tinggi
buah, sayuran, susu rendah lemak, biji-bijian, rendah daging merah serta rendah makanan olahan atau makanan cepat saji, dan soda
dikaitkan dengan peningkatan BMI serta lingkar
pinggang yang lebih kecil (Newby PK et al, 2003).
Tabel 1
�Karakteristik Sebaran Subjek Penelitian
berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Asupan Nutrisi dan Status Gizi
Karakteristik Subjek Penelitian |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin |
|
|
Perempuan |
91 |
79,8 |
Laki-laki |
23 |
20,2 |
Usia |
|
|
19�25 |
26 |
22,8 |
26�35 |
29 |
25,4 |
36�45 |
32 |
28,1 |
46�55 |
22 |
19,3 |
56�60 |
5 |
4,4 |
Asupan Nutrisi |
|
|
Kurang |
53 |
46,5 |
Cukup |
26 |
22,8 |
Lebih |
35 |
30,7 |
Status Gizi |
|
|
Gizi kurang |
9 |
7,9 |
Normal |
25 |
21,9 |
Berlebih |
80 |
70,2 |
Tabel 2
Karakteristik Sebaran Status Gizi
Subjek Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
|
Status Gizi |
Nilai P |
|
|||||
|
Gizi kurang (n, %) |
Normal (n, %) |
Berlebih (n, %) |
|
||||
Jenis Kelamin |
|
|
|
0,000* |
|
|||
Perempuan |
8 (8,8) |
17 (18,7) |
66 (72,5) |
|
|
|||
Laki-laki |
1 (4,3) |
8 (34,8) |
14 (60,9) |
|
|
|||
Usia |
|
|
|
0,000* |
|
|||
19�25 |
3 (11,5) |
6 (23,1) |
17 (65,4) |
|
|
|||
26�35 |
1 (3,4) |
8 (27,6) |
20 (69,0) |
|
|
|||
36�60 |
5 (8,5) |
11 (18,6) |
43 (72,9) |
|
|
|||
*Kolmogorov-Smirnov
Tabel 3
Karakteristik Sebaran Protein Subjek
Penelitian
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
|
Protein |
||
|
Kurang (n, %) |
Cukup (n, %) |
Lebih (n, %) |
Usia |
|
|
|
19�25 |
7 (26,9) |
0 (0,0) |
19 (73,1) |
26�35 |
6 (20,7) |
0 (0,0) |
23 (79,3) |
36�45 |
13 (40,6) |
2 (6,3) |
17 (53,1) |
46�55 |
7 (31,8) |
0 (0,0) |
15 (68,2) |
56�60 |
0 (0,0) |
1 (20,0) |
4 (80,0) |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Perempuan |
24 (26,4) |
2 (2,2) |
65 (71,4) |
Laki-laki |
9 (39,1) |
1 (4,3) |
13 (56,5) |
Tabel 4
Karakteristik Sebaran Lemak Subjek
Penelitian
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
|
Lemak |
||
|
Kurang (n, %) |
Cukup (n, %) |
Lebih (n, %) |
Usia |
|
|
|
19�25 |
7 (26,9) |
9 (34,6) |
10 (38,5) |
26�35 |
8 (27,6) |
6 (20,7) |
15 (51,7) |
36�45 |
18 (56,3) |
7 (21,9) |
7 (21,9) |
46�55 |
7 (31,8) |
7 (31,8) |
8 (36,4) |
56�60 |
2 (40,0) |
0 (0,0) |
3 (60,0) |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Perempuan |
32 (35,2) |
25 (27,5) |
34 (37,4) |
Laki-laki |
10 (43,5) |
4 (17,4) |
9 (39,1) |
Karakteristik Sebaran Karbohidrat
Subjek Penelitian
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
|
Karbohidrat |
||
|
Kurang (n, %) |
Cukup (n, %) |
Lebih (n, %) |
Usia |
|
|
|
19�25 |
16 (61,5) |
4 (15,4) |
6 (23,1) |
26�35 |
15 (51,7) |
8 (27,6) |
6 (20,7) |
36�45 |
17 (53,1) |
11 (34,4) |
4 (12,5) |
46�55 |
17 (77,3) |
3 (13,6) |
2 (9,1) |
56�60 |
3 (60,0) |
0 (0,0) |
2 (40,0) |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Perempuan |
54 (59,3) |
21 (23,1) |
16 (17,6) |
Laki-laki |
14 (60,9) |
5 (21,7) |
4 (17,4) |
Tabel 4
Hubungan Asupan Protein, Lemak,
Karbohidrat dengan Status Gizi
|
Status Gizi |
Nilai P |
||
|
Gizi kurang (n, %) |
Normal (n, %) |
Berlebih (n, %) |
|
Asupan Protein |
|
|
|
0, 000* |
Kurang |
3 (9.1) |
7 (21.2) |
23 (69.7) |
|
Cukup |
0 (0,0) |
0 (0,0) |
3 (100) |
|
Lebih |
6 (7,7) |
18 (23,1) |
54 (69,2) |
|
Asupan Lemak |
|
|
|
0,000* |
Kurang |
3 (7,1) |
6 (14,1) |
33 (78,6) |
|
Cukup |
3 (10,3) |
7 (24,1) |
19 (65,5) |
|
Lebih |
3 (7,0) |
12 (27,9) |
28 (65,1) |
|
Asupan Karbohidrat |
|
|
|
0,000* |
Kurang |
4 (5,9) |
12 (17,6) |
52 (76,5) |
|
Cukup |
2 (7,7) |
7 (16,9) |
17 (65,4) |
|
Lebih |
3 (15,0) |
6 (30,0) |
11 (55,0) |
|
*Kolmogorov-Smirnov
Tabel 5
Hubungan antara Asupan Nutrisi dengan
Status Gizi Subjek Penelitian
Asupan Nutrisi |
Status Gizi |
Total |
Nilai P |
||
Gizi kurang |
Normal |
Berlebih |
|||
Kurang |
4 (7,5) |
8 (15,1) |
41 (77,4) |
53 |
0,000* |
Cukup |
1 (3,8) |
7 (26,9) |
18 (69,2) |
26 |
|
Lebih |
4 (11,4) |
10 (28,6) |
21 (60,0) |
35 |
*Kolmogorov-Smirnov
Kesimpulan
Beberapa hal dapat disimpulkan dari
penelitian ini yaitu, subjek penelitian yang memiliki asupan nutrisi lebih ada
sebanyak 36 orang (31,6%). Asupan nutrisi berlebih berdasarkan usia dan jenis
kelamin ditemukan paling banyak pada kelompok usia 26�35 tahun (12 orang,
41,4%) dan jenis kelamin perempuan (28 orang, 30,8%). Mayoritas subjek
penelitian memiliki hasil status gizi berlebih yaitu sejumlah 80 orang (70,2%).
Status gizi berlebih paling banyak dijumpai pada usia 36�45 tahun (22 orang,
68,8%) dan berjenis kelamin perempuan (66 orang, 72,5%). Terdapat hubungan
antara asupan nutrisi dan status gizi subjek penelitian (p value=0,000).
BIBLIOGRAFI
Saunders J, Smith T. Malnutrition: causes and
consequences. Clin Med.. Vol 10, No 6: 624-7. 2010 (cited 2021 Nov 7). Available
From: doi:10.7861/clinmedicine.10-6-624
World
Health Organization (WHO). Malnutrition 2019. (cited 2021 Nov 20). Available
from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
Cederholm
T, Jensen GL, Correia MITD, Gonzalez MC, Fukushima R, Higashiguchi T, et al.
GLIM criteria for the diagnosis of malnutrition - A consensus report from the
global clinical nutrition community. Clin Nutr. 2019;38(1):1-9. (cited 2021 Nov
7). Available from: doi:10.1016/j.clnu.2018.08.002
Global
nutrition Report 2020: Action on equity to end malnutrition. 2018 Global
Nutrition Report (cited 2021 Nov 7). Available From:
https://reliefweb.int/report/world/2020-global-nutrition-report-action-equity-end-malnutrition
RISKESDAS
2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. . (cited 2021 Nov 7).
Available From:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf,
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3645
Ayusari
A, Wiboworini B, Damayanti K, Rahayu D, Widardo W, Lanti Y. Correlation between
dietary fat consumption with body mass index and body composition (a
preliminary study in community based). hsji. 2019.10(2):128-31. (cited 2021 Nov
7) Available from: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsji/article/view/2443
Moser
JS, Galindo-Fraga A, Ortiz-Hern�ndez AA, Gu W, Hunsberger S, Gal�n-Herrera JF,
et al. Underweight, overweight, and obesity as independent risk factors for
hospitalization in adults and children from influenza and other respiratory
viruses. Influenza Other Respir Viruses. 2019;13(1):3-9. (cited 2021 Dec 8).
Available from: https://doi.org/10.1111/irv.12618.
Specchia
ML, Veneziano MA, Cadeddu C, Ferriero AM, Mancuso A, Ianuale C, et al. Economic
impact of adult obesity on health systems: a systematic review. Eur J Public
Health. 2015;25(2):255-62. (cited 2021 Dec 7). Available from:
https://doi.org/10.1093/eurpub/cku170.
Sarwer
DB, Polonsky HM. The Psychosocial Burden of Obesity. Endocrinol Metab Clin North
Am. 2016 Sep;45(3):677-88. (cited 2021 Dec 7). Available from:
https://doi.org/10.1016/j.ecl.2016.04.016
Borrell
LN, Samuel L. Body mass index categories and mortality risk in US adults: the
effect of overweight and obesity on advancing death. Am J Public Health. 2014
Mar;104(3):512-9. (cited 2021 Nov 7). Available from:
https://doi.org/10.2105/AJPH.2013.301597
Savarino
G, Corsello A, Corsello. Macronutrient balance and micronutrient amounts
through growth and development. Ital J Pediatr. 2021. 47:109 (cited 2021 Nov 7)
Available From:
https://ijponline.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13052-021-01061-0
Anjani
RP, Kartini A. Perbedaan Pengetahuan Gizi, Sikap dan Asupan Zat Gizi Pada
Dewasa Awal (Mahasiswi LPP Graha Wisata dan Sastra Inggris Universitas
Diponegoro Semarang). Journal of Nutrition College. 2013 Jul;2(3):312-320
(cited 2021 Nov 7) Available From:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/3432
Chen Y,
Michalak M, Agellon LB. Importance of nutrients and nutrient Metabolism on
Human Health. Yale J Biol Med. 2018;91(2):95-103(cited 2021 Nov 7) Available
From: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29955217/
Shatwan
I, Almoraie N. Correlation between dietary intake and obesity risk factors
among healthy adults. Clinical Nutrition Open Science. 2022;Vol. 45,p.32-41.
(cited 2022 Dec 10) Available from: https://doi.org/10.1016/j.nutos.2022.08.007
Astuti
P. Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein Dan Status Gizi Dengan Produktivitas
Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 Pt Hanil Indonesia Nepen
Teras Boyolali. ums library. 2017; (cited 2022 Dec 10). Available From:
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/52680
Sary
NL, Rahmawati S, Yusni, Husnah, Saminan. Hubungan kebiasaan konsumsi makanan
dengan status gizi pegawai sekretariat daerah kabupaten Aceh Barat. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. 2021;Vol 21, No. 1.p.21-28. (cited 2022 Dec 7).
Available from: https://doi.org/10.24815/jks.v21i1.19436
Rahmawati,
Sudikno. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Obesitas Orang
Dewasa Di Kota Depok Tahun 2007. Gizi Indon 2008;31(1):35-48. (Cited 2022 Dec 5
). Available from: doi: 10.36457/gizindo.v31i1.51
Mizuno
T, Shu I, Makimura H, Mobbs C. Obesity Over the Life Course. Science Of Aging
Knowledge Environment. 2004. Issue 24. No.24. (Cited 2022 Dec 16). Available
from: DOI: 10.1126/sageke.2004.24.re4
Zamboni
M, Mazzali G. Obesity in the elderly: an emerging health issue. Int J Obes.
2012. 36, p.1151�1152. (Cited 2022 Dec 16). Available from:
https://doi.org/10.1038/ijo.2012.120
World
Health Organization (WHO). Obesity and overwight 2021. (cited 2022 Dec 5).
Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Ratsavong,
K., van Elsacker, T., Doungvichit, D. et al. Are dietary intake and nutritional
status influenced by gender? The pattern of dietary intake in Lao PDR: a
developing country. Nutr J . 2020;19,31. (Cited 2022 Dec 5). Available from:
https://doi.org/10.1186/s12937-020-00545-9
Kanter
R, Caballero B. Global gender disparities in obesity: a review. Adv Nutr.
2012;1;3(4):491-8. (Cited 2022 Dec). Available from: doi:
10.3945/an.112.002063.
Wakimoto
P, Block G. Dietary Intake, Dietary Patterns, and Changes With Age: An
Epidemiological Perspective. The Journals of Gerontology: Series A.
2001;Vol.56, Issue suppl_2,Pages 65�80. (Cited 2022 Dec 5).
https://doi.org/10.1093/gerona/56.suppl_2.65
Junaz
NS, Jumirah, Siagian A. Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
PNS Bappeda Kabupaten Langkat Tahun 2015. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
2015;Vol 1, No 5. (cited 2022 Dec 10). Available from:
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/13591
Ubro I,
Kawengian SE, Bolang A. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan Status Gizi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi. eBiomedik. 2014;Vol.2 No.1 (cited 2022 Dec 10)
Available from: https://doi.org/10.35790/ebm.v2i1.3753
Grandner
MA, Schopfer EA, Lincoln MS, Jackson N, Malhotra A. The Relationship between
Sleep Duration and Body Mass Index Depends on Age. Journal of the Obesity
Society. 2015. 23(12): 2491�2498. (Cited 2022 Dec 5). Available from:
doi:10.1002/oby.21247.
Holil
M. Par�i, S.K.M. MK, Sugeng Wiyono, S.K.M. MK, Titus Priyo Harjatmo, B.Sc.,
S.K.M. MK. Penilaian Status Gizi. . (2017) (cited 2021 Nov 11). Available from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf
Supariasa
IDN, Widiarti D.. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC; 2013.
Newby
PK, Muller D, Hallfrisch J, Qiao N, Andres R, Tucker KL. Dietary patterns and
changes in body mass index and waist circumference in adults. Am J Clin
Nutr.2003;77(6):1417-25. (Cited 2022 Dec 5). Available from: doi:
10.1093/ajcn/77.6.1417.
Copyright holder: Carnetta Andira Pramadhari, Dorna
Yanti Lola Silaban (2023)
|
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |