Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP
KESEHATAN, BANGUNAN BERSEJARAH DAN EKOSISTEM : KONDISI
GLOBAL DAN DI INDONESIA
M. Indrian Saputra
School of Postgraduate Studies, Universitas Diponegoro, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Dalam menunjang kehidupan makhluk hidup diperlukan
kualitas lingkungan hidup yang baik agar dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia. Kualitas Lingkungan yang baik dicirikan dengan Kondisi dimana manusia merasa nyaman ketika
berada dilingkungannya, sehingga dapat terbentuk pribadi yang produktif serta sehat jasmani dan rohani. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi dampak pencemaran udara terhadap kesehatan, bangunan bersejarah, dan ekosistem di tingkat global dan
di Indonesia. Kerangka teori
penelitian ini didasarkan pada studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya dan teori-teori terkait masalah pencemaran udara. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa pencemaran
udara memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia, bangunan bersejarah, dan ekosistem di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah dilalukan dapat disimpulkan bahwa pencemaran udara telah berdampak buruk bagi seluruh
lini kehidupan. Mulai dari aspek
kesehatan� bangunan bersejarah hingga ekosistem. Studi epidemiologis dan studi kasus lain menunjukkan bahwa polusi udara
sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup manusia. Data global dan domestik
dari literatur review diatas diharapkan menjadi acuan bagi
pihak terkait untuk segera melakukan
upaya penanganan terhadap pencemaran udara. Selain itu
diperlukan juga kebijakan terhadap penurunan polutan udara agar segera dilaksanakan
Kata kunci: Pencemaran Udara, Ekosistem, Kesehatan, Bangunan Bersejarah
Abstract
In supporting the life of living
things, a good quality of the living environment is needed in order to provide optimal
carrying capacity for human survival. The quality of a good environment is characterized
by conditions where humans feel comfortable when they are in their environment,
so that a productive person can be formed and physically and spiritually healthy.
This study aims to explore the impact of air pollution on health, historic buildings,
and ecosystems at the global level and in Indonesia. The theoretical framework
of this research is based on previously conducted literature studies and theories
related to the problem of air pollution. The hypothesis of this study is that air
pollution has a significant impact on human health, historic buildings, and ecosystems
around the world, including in Indonesia. Based on the research that has been passed,
it can be concluded that air pollution has adversely affected all lines of life.
Starting from the health aspects of historic buildings to ecosystems. Epidemiological
studies and other case studies show that air pollution has a profound impact on
human survival. Global and domestic data from the review literature above are expected
to be a reference for related parties to immediately make efforts to deal with air
pollution. In addition, a policy on reducing air pollutants is also needed to be
implemented immediately
Keywords:�Air Pollution, Ecosystems, Health,
Historic Buildings
Pendahuluan
Dalam menunjang kehidupan makhluk hidup diperlukan
kualitas lingkungan hidup yang baik agar dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia. Kualitas Lingkungan yang baik dicirikan dengan Kondisi dimana manusia merasa nyaman ketika
berada dilingkungannya, sehingga dapat terbentuk pribadi yang produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Salah satu unsur
yang sangat dibutuhkan untuk
menunjang keberlangsungan makhluk hidup adalah
udara. Udara merupakan
salah satu elemen penting bagi kehidupan
makhluk hidup. udara memiliki berbagai jenis manfaat yaitu sebagai
perantara fotosintesis, Peningkatan aktivitas perekonomian seperti industri dan pariwisata berdampak positif bagi pendapatan daerah khususnya bagi masyarakat sekitar. Terbukanya peluang lapangan kerja dan peluang usaha lain dibidang pariwisata menjadi berkah bagi perekonomian
diwilayah tersebut. namun dibalik dampak
positif ini dibarengi pula dengan dampak negatif yaitu pencemaran udara. Pencemaran udara bersumber dari aktivitas transportasi bahan baku industri,�� �emisi cerobong dari pengolahan
pabrik, aktivitas kendaraan dari turis nasional maupun internasional, dll. seiring berjalannya
waktu, dampak ini akan menimbulkan
permasalahan baru yang merugikan makhluk hidup dan lingkungan. Seluruh kegiatan manusia �yang menghasilkan
emisi gas buang beserta jenis polutan
lain berpotensi terhadap penurunan kualitas lingkungan (degradasi lingkungan). Hal ini terjadi apabila tidak diimbangi dengan daya dukung
lingkungan yang memadai.
Pencemaran udara saat ini
menjadi hal yang harus diwaspadai sebab dapat menimbulkan
berbagai dampak yang tidak hanya bagi
kehidupan makhluk hidup dan lingkungan tetapi terhadap aspek lainnya. Resiko yang timbul dari pencemaran udara memiliki dampak yang beragam untuk berbagai lini kehidupan.�� Aktivitas manusia menimbulkan peran yang cukup signifikan terhadap penurunan kualitas udara. Tinjauan ini akan berfokus
pada dampak pencemaran udara dari berbagai
macam aspek seperti kesehatan, lingkungan serta bangunan yang terjadi secara global dan domestik (Indonesia)
terkait dampak pencemaran udara dari berbagai jenis
jurnal, laporan dan data
yang telah terpublikasi.
Dalam menunjang kehidupan makhluk hidup diperlukan
kualitas lingkungan hidup yang baik agar dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia. Kualitas Lingkungan yang baik dicirikan dengan Kondisi dimana manusia merasa nyaman ketika
berada dilingkungannya, sehingga dapat terbentuk pribadi yang produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Salah satu unsur
yang sangat dibutuhkan untuk
menunjang keberlangsungan makhluk hidup adalah
udara. Udara merupakan
salah satu elemen penting bagi kehidupan
makhluk hidup. udara memiliki berbagai jenis manfaat yaitu sebagai
perantara fotosintesis,
Peningkatan aktivitas
perekonomian seperti industri dan pariwisata berdampak positif bagi pendapatan daerah khususnya bagi masyarakat sekitar. Terbukanya peluang lapangan kerja dan peluang usaha lain dibidang pariwisata menjadi berkah bagi perekonomian
diwilayah tersebut. namun dibalik dampak
positif ini dibarengi pula dengan dampak negatif yaitu pencemaran udara. Pencemaran udara bersumber dari aktivitas transportasi bahan baku industri,�� �emisi cerobong dari pengolahan
pabrik, aktivitas kendaraan dari turis nasional maupun internasional, dll. seiring berjalannya
waktu, dampak ini akan menimbulkan
permasalahan baru yang merugikan makhluk hidup dan lingkungan. Seluruh kegiatan manusia �yang menghasilkan
emisi gas buang beserta jenis polutan
lain berpotensi terhadap penurunan kualitas lingkungan (degradasi lingkungan). Hal ini terjadi apabila tidak diimbangi dengan daya dukung
lingkungan yang memadai.
Pencemaran udara saat ini
menjadi hal yang harus diwaspadai sebab dapat menimbulkan
berbagai dampak yang tidak hanya bagi
kehidupan makhluk hidup dan lingkungan tetapi terhadap aspek lainnya. Resiko yang timbul dari pencemaran udara memiliki dampak yang beragam untuk berbagai lini kehidupan.�� Aktivitas manusia menimbulkan peran yang cukup signifikan terhadap penurunan kualitas udara. Tinjauan ini akan berfokus
pada dampak pencemaran udara dari berbagai
macam aspek seperti kesehatan, lingkungan serta bangunan yang terjadi secara global dan domestik (Indonesia)
terkait dampak pencemaran udara dari berbagai jenis
jurnal, laporan dan data
yang telah terpublikasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak pencemaran udara terhadap kesehatan, bangunan bersejarah, dan ekosistem di tingkat global dan di Indonesia. Kerangka teori penelitian ini didasarkan pada studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya dan teori-teori terkait masalah pencemaran udara. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa pencemaran udara memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia, bangunan bersejarah, dan ekosistem di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Data akan dikumpulkan melalui survei dan wawancara dengan berbagai pihak terkait, seperti pejabat pemerintah, akademisi, organisasi lingkungan, dan masyarakat umum. Selain itu, data juga akan dikumpulkan melalui penelitian literatur yang meliputi buku, artikel jurnal, dan laporan terkait masalah pencemaran udara.
Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan statistik, dengan menghitung nilai rata-rata, median, dan deviasi standar. Selain itu, analisis data juga akan menggunakan teknik regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (pencemaran udara) dan variabel dependen (dampak terhadap kesehatan, bangunan bersejarah, dan ekosistem). Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak pencemaran udara terhadap kesehatan, bangunan bersejarah, dan ekosistem di seluruh dunia dan di Indonesia khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting untuk mengembangkan kebijakan dan strategi untuk mengurangi dampak pencemaran udara di Indonesia dan di seluruh dunia.
Hasil dan Pembahasan
Sumber Polusi Udara
Polusi udara berasal dari berbagai sumber
didalam dan diluar ruangan.� Didalam
ruangan pencemaran udara bersumber dari kegiatan memasak menggunakan kayu atau
briket biomassa (Okello et al., 2018),
penggunakan rokok cerutu atau rokok elektrik, obat nyamuk bakar, debu dari
tempat tidur dll. sedangkan pencemaran udara yang berasal dari luar ruangan
yaitu terkait dengan kegiatan lalu lintas dan dari kegiatan pabrik industri.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan.
A. Penurunan
Kualitas Sperma
Sel sperma merupakan zat yang diproduksi
oleh testis yang terdiri dari berbagai sel germinal yang telah matang. Fungsi
utama dari sel sperma adalah untuk membuahi sel telur dari wanita. Penurunan
kualitas sperma �ditandai dengan
ketidakmampuan sel sperma untuk membuahi sel telur. Salah satu studi terkait
dampak paparan partikulat terhadap pembentukan spermatogenesis pada fase awal
cenderung berdampak secara signifikan bila dibandingkan pada fase akhir.� (Henry et al., 2021).
Untuk wilayah yang memiliki kualitas udara yang buruk, dokter kemungkinan akan
menyarankan pasangan yang sedang menjalankan program kehamilan untuk
memperhatikan tingkatan paparan polutan udara sebagai bentuk pencegahan dalam
diagnosis atau terapi fertilitas.
B. Penurunan
Fungsi Paru-Paru
Paparan partikel debu dengan intensitas
tinggi berdampak buruk bagi pekerja penyapu jalan. Hal ini dibuktikan dengan
salah satu studi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pekerja
penyapu jalan dengan penurunan fungsi paru-paru. (Johncy et al., 2014).
paparan PM 2.5 turut berpengaruh terhadap penurunan pertahanan fungsi paru-paru
terutama bagi remaja (Islam et al., 2007)
C. Infeksi
Saluran Pernapasan
Diwilayah shenzhen (China) terdapat
peningkatan kasus infeksi pernapasan pada tahun 2013 yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan pasien rawat inap dirumah sakit. Partikulat (PM) dan Nitrogen
Dioksida (NO2) menjadi parameter utama pencemaran udara
diwilayah tersebut. Pada paparan jangka pendek polusi udara memberikan dampak
yang cukup signifikan terhadap wanita dibandingkan dengan pria. (Xia et al., 2017).
Sebagai kesimpulan, polusi udara memang
terbukti berdampak buruk bagi penurunan kualitas sperma, penurunan fungsi
paru-paru dan infeksi saluran pernapasan. Namun diperlukan observasi lebih
lanjut untuk menyelidiki beberapa peristiwa tersebut.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Bangunan Bersejarah.
Bangunan bersejarah merupakan salah satu
daya tarik bagi turis mancanegara. Kehadiran turis menyebabkan tingginya
intensitas volume arus kendaraan yang berada disekitar bangunan situs
bersejarah. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan emisi gas buang dari kendaraan
yang masuk ke udara sehingga menyebabkan beberapa kontaminan menyerap masuk ke
permukaan bangunan bersejarah.(Ram�rez et al., 2020).
Akumulasi partikel berukuran kecil
seperti partikel ultrafine (UFPs) dan nanopartikel (NPs) pada bagian luar
permukaan bangunan museum dapat secara bertahap merusak struktur komponen
bangunan. (Rajput et al., 2020).
Salah satu contoh struktur bangunan museum yang berada dimaroko dengan komponen
penyusun bangunan yaitu dari batuan kapur. Struktur bangunan ini dapat dengan
mudah menyerap polusi udara yang mempercepat degradasi pada bangunan tersebut. (Lamhasni et al., 2019).
Partikulat (PM10) dan Sulfur
Dioksida (SO2) merupakan parameter pencemar udara yang sangat
berbahaya bagi bangunan dengan struktur batu kapur dan marmer. (Cachier et al., 2004).
Nano partikel berukuran 1-100 nanometer. Partikel ultrafine berukuran lebih
kecil dari 0.1 mikron. Pada fase awal hanya terdapat beberapa noda kecil
dipermukaan bangunan, namun akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Gambar
1
Kerak
hitam yang bersumber dari polusi udara. Sumber. (Oliveira et al., 2021)
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Ekosistem
A.
Ekosistem Perairan.
Berbagai jenis polusi udara memiliki
efek yang berbeda terhadap ekosistem perairan. Senyawa nitrogen dan belerang bisa menyebabkan
terjadinya pengasaman air permukaan dengan berbagai cara seperti
hidrolisis yang menyebabkan
polutan fase gas dan fase partikel bereaksi
di atmosfer dengan pengendapan di air permukaan. Jenis nitrogen dan fosfor di udara juga dapat memperkaya nutrisi pada air permukaan yang mempengaruhi nilai pH, oksigen terlarut dan sifat lainnya. Meningkatnya polutan mengatkibatkan stres pada ekosistem perairan, hal ini terjadi
pada semua tingkatan status
ekosistem perairan (Vallero, 2014).
B.
Ekosistem Daratan.
Hutan merupakan salah satu
contoh ekosistem daratan, dampak kerusakan hutan yang disebabkan pencemaran udara terbagi menjadi
dua yaitu dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung dari pencemaran
udara adalah masuknya polutan yang bersifat asam kedalam
struktur tanah, hal ini akan
mempengaruhi metabolisme tumbuhan yang akan merusak struktur tumbuhan. Sedangkan dampak tidak langsung
yang terjadi adalah terjadinya perubahan suhu dan kelembapak yang mengakibatkan efek rumah kaca. (Vallero, 2014)
Kondisi Kualitas Udara diwilayah Domestik (Indonesia)
Peningkatan pertumbuhan kendaraan dan industrialisasi
mengakibatkan terjadinya peningkatan beban pencemar udara diberbagai kota besar
di Indonesia. Menurut data dari AQI Indonesia pada tahun 2021, Jakarta menjadi
daerah yang memiliki tingkat pencemaran udara tertinggi. Sedangkan
indralaya-sumatra selatan menjadi wilayah dengan tingkat udara yang paling
bersih.
Pencemaran udara berdampak terhadap
kesehatan manusia, salah satu penyakit yang berhubungan dengan pencemaran udara adalah pneumonia. (Mortimer et al., 2020).
Kasus pneumonia di Indonesia dari
tahun 2007 sampai tahun 2015 menurut data dari Badan Pusat Statistik �Indonesia mengalami peningkatan tertinggi di tahun 2014 dengan jumlah kasus 657490. Meskipun belum ada penelitian
resmi terkait hubungan antara penyakit pneumonia diindonesia dengan pencemaran udara namun hal
ini sudah cukup untuk dijadikan
acuan.
Gambar 2
Grafik Data Kasus Pneumonia Di Indonesia
Sumber (BPS
2022).
Kehadiran kendaraan listrik di indonesia memberikan angin segar yang menjadi indikator keseriusan pemerintah untuk mengatasi problematika pencemaran udara yang bersumber dari emisi berbahan bakar fosil. Namun
perlu diketahui bahwa sumber listrik
di Indonesia masih didominasi
oleh penggunaan bahan baku batu bara. Hal ini akan memberikan permasalahan lain yang akan memperburuk kualitas udara diindonesia.
Penggunaan transportasi massal masih belum berjalan
secara maksimal diberbagai wilayah di Indonesia. Faktor
Sarana dan prasarana yang belum
optimal ditambah kesadaran masyarakat yang masih sangat
minim untuk menggunakan transportasi massal. Belum lagi pertumbuhan kendaraan yang tiap tahun semakin meningkat
yang disebabkan kemudahan dalam membeli kendaraan
yang akan memperburuk kondisi kualitas udara di Indonesia.
Pemerintah
Indonesia telah melakukan upaya penanganan untuk mengatasi pencemaran di Indonesia namun upaya ini masih
harus dimaksimalkan agar permasalahan pencemaran udara dapat teratasi
segera.
Kesimpulan
Pencemaran udara telah berdampak
buruk bagi seluruh lini kehidupan.
Mulai dari aspek kesehatan� bangunan
bersejarah hingga ekosistem. Studi epidemiologis dan studi kasus lain menunjukkan bahwa polusi udara
sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup manusia. Data global dan domestik
dari literatur review diatas diharapkan menjadi acuan bagi
pihak terkait untuk segera melakukan
upaya penanganan terhadap pencemaran udara. Selain itu
diperlukan juga kebijakan terhadap penurunan polutan udara agar segera dilaksanakan.
BIBLIOGRAFI
Cachier, H., Sarda-Est�ve, R.,
Oikonomou, K., Sciare, J., Bonazza, A., Sabbioni, C.,
Greco, M., Reyes, J., Hermosin, B., &
Saiz-Jimenez, C. (2004). Aerosol characterization and sources in different
European urban atmospheres: Paris, Seville, Florence and Milan. Air
Pollution and Cultural Heritage, 3�14. https://doi.org/10.1201/b17004-3
Henry, T. D., Porucznik, C. A., Honda, T.
J., VanDerslice, J. A., Blackburn, B. E., Cox, K. J., & Carrell, D. T.
(2021). Differential impacts of particulate air pollution exposure on early and
late stages of spermatogenesis. Ecotoxicology and Environmental Safety, 220,
112419. https://doi.org/10.1016/j.ecoenv.2021.112419
Islam, T., Gauderman, W. J., Berhane, K.,
McConnell, R., Avol, E., Peters, J. M., & Gilliland, F. D. (2007).
Relationship between air pollution, lung function and asthma in adolescents. Thorax,
62(11), 957�963. https://doi.org/10.1136/thx.2007.078964
Johncy, S. S., Dhanyakumar, G.,
Kanyakumari, & Samuel, T. V. (2014). Chronic exposure to dust and lung
function impairment: A study on female sweepers in India. National Journal
of Physiology, Pharmacy and Pharmacology, 4(1), 15�19.
https://doi.org/10.5455/njppp.njppp.2014.4.140620131
Lamhasni, T., El-Marjaoui, H., El Bakkali,
A., Lyazidi, S. A., Haddad, M., Ben-Ncer, A., Benyaich, F., Bonazza, A., &
Tahri, M. (2019). Air pollution impact on architectural heritage of Morocco:
Combination of synchronous fluorescence and ATR-FTIR spectroscopies for the
analyses of black crusts deposits. Chemosphere, 225, 517�523.
https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2019.03.109
Mortimer, K., Lesosky, M., Semple, S.,
Malava, J., Katundu, C., Crampin, A., Wang, D., Weston, W., Pope, D., Havens,
D., Gordon, S. B., & Balmes, J. (2020). Pneumonia and Exposure to Household
Air Pollution in Children Under the Age of 5 Years in Rural Malawi: Findings
From the Cooking and Pneumonia Study. Chest, 158(2), 501�511.
https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.03.064
Okello, G., Devereux, G., & Semple, S.
(2018). Women and girls in resource poor countries experience much greater
exposure to household air pollutants than men: Results from Uganda and
Ethiopia. Environment International, 119(July), 429�437.
https://doi.org/10.1016/j.envint.2018.07.002
Oliveira, M. L. S., Neckel, A., Pinto, D.,
Maculan, L. S., Dotto, G. L., & Silva, L. F. O. (2021). The impact of air
pollutants on the degradation of two historic buildings in Bordeaux, France. Urban
Climate, 39(April). https://doi.org/10.1016/j.uclim.2021.100927
Rajput, V., Minkina, T., Mazarji, M.,
Shende, S., Sushkova, S., Mandzhieva, S., Burachevskaya, M., Chaplygin, V.,
Singh, A., & Jatav, H. (2020). Accumulation of nanoparticles in the
soil-plant systems and their effects on human health. Annals of Agricultural
Sciences, 65(2), 137�143. https://doi.org/10.1016/j.aoas.2020.08.001
Ram�rez, O., da Boit, K., Blanco, E., &
Silva, L. F. O. (2020). Hazardous thoracic and ultrafine particles from road
dust in a Caribbean industrial city. Urban Climate, 33(May),
100655. https://doi.org/10.1016/j.uclim.2020.100655
Vallero, D. (2014). Air Pollution�s Impact
on Ecosystems. Fundamentals of Air Pollution, 341�368.
https://doi.org/10.1016/b978-0-12-401733-7.00014-1
Xia, X., Zhang, A., Liang, S., Qi, Q.,
Jiang, L., & Ye, Y. (2017). The association between air pollution and
population health risk for respiratory infection: A case study of Shenzhen,
China. International Journal of Environmental Research and Public Health,
14(9). https://doi.org/10.3390/ijerph14090950
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/42/website_30/1
Copyright holder: M. Indrian Saputra (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |