Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
PERANAN SENI TRADISI DAN SENI MODERN DALAM
MEMBANGUN TAMADUN KHALAYAK NUSANTARA
Tengku Ritawati
��
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Artikel ini mendiskusikan tentang peranan seni tradisi
dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara, yang menemukan fakta budaya seni tradisi
telah terbentuk sebagai dasar
perkembangan tradisi leluhur baik secara fisik dan estetis telah mengadopsi
nilai-nilai budaya modern sebagai bukti adanya
simbol sinkretisme. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dalam mengamati gaya musikal dan karya cipta musik,
mendapati hasil beberapa contoh� sinkretisme
yang terpadu dalam suatu karya musik
yang kreatif. Namun di sisi lain, ditemukan juga bahwa fenomena sosial dan ekonomi akhir-akhir ini dapat menjadi ancaman serius bagi
keberlangsungan budaya tradisi.�
Oleh karena itu, penciptaan seni modern berbasis
tradisi (sinkretisme) dalam pengembangan
musik tradisional sebagai upaya�
pelestarian budaya tradisi harus dilakukan. Melalui karya yang otentik dan memiliki
signifikansi dalam penemuan dan pengembangan estetika seni tradisional yang
memiliki nilai yang tinggi, inilah kunci harapan dari segala macam upaya demi
tercapainya peranan seni tradisional dan modern dalam membangun tamadun
khalayak nusantara.
Kata kunci: seni tradisional; seni modern; sinkretisme; tamadun;
khalayak nusantara
Abstract
This article
discusses the role of traditional and modern art in building the civilization
of Indonesian audiences, who find the fact that traditional art culture has
been formed as the basis for the development of ancestral traditions both
physically and aesthetically and has adopted modern cultural values
as evidence of a syncretism symbol. Through a qualitative method
with a phenomenological approach, in observing musical styles and musical
creations, we found several examples of integrated syncretism in a creative
piece of music. But on the other hand, it was also found that recent social and
economic phenomena can be a serious threat to the sustainability of traditional
culture. Therefore, the creation of tradition-based modern art (syncretism) in
the development of traditional music as an effort to preserve traditional culture
must be carried out. Through works that are authentic and have significance in
the discovery and development of traditional art aesthetics that have high
value, this is the key to hope for all kinds of efforts to achieve the role of
traditional and modern art in building the civilization of the Indonesian
audience.
Keywords: traditional arts, modern art, syncretism,
civilization, archipelago audience
Pendahuluan
Keberadaan musik tradisional yang hampir punah dalam era transformasi budaya agraris
�masyarakat
nusantara
ke modern industrial umumnya diakibatkan oleh perubahan gaya hidup yang
kapitalistik. Masyarakat sebagai
pembawa kebudayaan lambat laun telah
mulai meninggalkan musik tradisional dan beralih ke musik
modern yang memberi kesan kebaharuan dalam sudut pandang modernisasi.
Harus kita sadari perubahan ini
sangat berpengaruh terhadap �musik tradisional yang secara tak langsung merupakan ancaman� serius bagi budaya asli yang mencerminkan identitas masyarakatnya. Hal ini diperburuk dengan rendahnya daya kompetitif musik tradisional yang kurang mampu menyebarkan
nilai-nilai lokalnya yang akhirnya hanya menjadi penonton terhadap berkembangnya musik modern. Kekuasaan Musik modern telah menyebabkan musik tradisi berada pada posisi dilematik yakni punah atau
bertahan. Pendengar dan pencipta seni musik
tradisi yang telah banyak mangkat, mewarisi kepada generasi penerus yang tidak mampu untuk
mempertahankan musik tradisi sebagai suatu yang familiar pada memori pendengarannya. Identitas dalam musik tradisi
kian hilang, seperti lirik, instrument, harmoni dan rasa sudah jarang ditemukan lagi.
Berdasarkan alasan
tersebut, perlu dibangunkan tamadun khalayak nusantara yang modern tetapi berlandaskan budaya
tradisi leluhur. Penyesuaian-penyesuaian seni tradisi dengan seni modern perlu
dilakukan sehingga menjadi sinkretisme budaya yang merupakan sebuah kekuatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada masanya. Perlunya difungsikan kembali
kegunaan seni tradisi yang seolah telah terpinggirkan oleh kemajuan teknologi
di segala bidang, yang telah menggeser budaya seni musik tradisional.
Dalam tamadun
khalayak nusantara� seni
tradisional telah diwariskan secara turun temurun dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Seni �tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisional
atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut (Ensiklopedi Nasional Indonesia cet.4, 2004). Bila dicermati
musik tradisional
saat ini telah� mengalami
proses perubahan�
dikarenakan adanya pengaruh dari budaya
modern. Apalagi persaingan
di media hiburan yang cukup
banyak menawarkan alternatif pertunjukan atau tontonan yang dikemas lebih menarik
menjadikan musik tradisional harus mampu bersaing demi mempertahankan keluhurannya.
Saat ini, upaya revitalisasi musik tradisional agar terhindar dari kepunahan telah menjadi perhatian.
Upaya revitalisasi diharapkan mampu menjadi alternatif dalam perkembangan seni musik tradisional
menuju kemodernanan yang tetap memperlihatkan ketradisionalan. Musik tradisional harus mampu beradaptasi agar dapat mengukuhkan jati diri masyarakat
pendukungnya sebagai sebuah peradaban yang dapat diperhitungkan pada masa
yang akan datang. Dalam merevitalisasi musik tradisional perlu adanya kajian
komprehensif untuk menghasilkan suatu konsep baru tentang
pengembangan seni tradisi dengan sentuhan seni modern sebagai suatu strategi dalam membangun tamadun khalayak nusantara agar tetap memperlihatkan karakter dan identitasnya.
Revitalisasi dan rekacipta pada dasarnya merupakan dialog antara tradisional dalam konteksnya yang lama, dengan konteks kekinian, sehingga memungkinkan munculnya wajah tradisional yang berbeda dari wujud lamanya.
Dapat juga disebut proses, cara, atau tindakan
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berdaya menjadi penting. (Shahab, 2004) menyebut
proses ini dalam konsep rekacipta, beberapa bagian tradisional dipertahankan dan beberapa bagian lainnya diaktualisasikan dalam bentuk baru.
Sesuai dengan pengertian tersebut, revitalisasi dalam konteks ini adalah
merupakan proses menghidupkan
dan menggiatkan seni musik tradisional yang berkarakter sebagai identitas budaya tamadun khalayak nusantara.
Berbagai penelitian sebelumnya mencermati pentingnya pengembangan seni tradisi. Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan pengembangan kesenian tradisional adalah pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni demi meningkatkan kemartabatan seniman dan masyarakat (Irianto, 2018), upaya revitalisasi seni pertunjukan dapat dilakukan melalui proses pengembangan (Nurhayati dkk, 2020).
Pembahasan ini menawarkan fenomena peranan seni tradisional dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara; dengan alternatif pemikiran yang memiliki perspektif masa depan yakni:� penciptaan seni modern berbasis tradisional (sinkretisme). Proses ini sekaligus akan mendorong dunia
penciptaan karya seni meliputi teknik yang boleh memperlihatkan ketradisionalan sekaligus kemodernanan.
Metode Penelitian
Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan deskriptif fenomenologi yang
mencari pemahaman mendalam, serta berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode kajian isi yang diartikan sebagai teori yang
digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi baik isi teks buku, surat kabar
maupun bahan-bahan dokumentasi yang lain. Sebagai implementasi pendekatan ini
penelitian telah dimulakan dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan tulisan,
yang cukup signifikan sebagai rujukan terutama untuk pembahasan peranan seni tradisional dan seni modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara,� kemudian data
dipilah-pilah agar mudah dianalisis guna menjawab persoalan kajian yang ada.
Dapatan kajian
akhir memberi kepastian apakah kesimpulan-kesimpulan tersebut sesuai dengan
hipotesis yang diformulasikan sekiranya ada. Ringkasnya penelitian adalah suatu
sumbangan ilmiah yang asli dan benar bagi pengembangan pengetahuan (Tavakoli, 2012). Lokasi penelitian yang diambil
dalam menganalisis peranan musik tradisional dan musik modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara adalah dengan mengamati fenomena yang terjadi selama
ini di Indonesia yaitu dengan cara melihat atau mengamati secara langsung
melalui televisi, youtube, pertunjukan live maupun mendengarkan musik tradisional
dari berbagai etnik yang ada di nusantara.
Hasil dan Pembahasan
Sinkretisme� Musik Tradisional dan Musik Modern
Dewasa ini ada semacam kerinduan yang
lebih untuk melakukan revitalisasi seni tradisional dengan menggalakkan
penciptaan seni modern berbasis tradisional. Inilah salah satu cara
membangunkan kembali tamadun �khalayak nusantara yang telah mulai memudar. Kita
harus sadar bahwa terdapat sekian banyaknya seni musik tradisional yang ada di seantero negeri nusantara ini yang mulai terpinggirkan
dan telah tergantikan oleh pesatnya perkembangan musik modern. Jika hal ini dianggap sepi
bukan tidak mungkin khasanah budaya ini akan
terancam punah dan tenggelam dari berbagai perubahan prilaku masyarakat pendukungnya.
Dalam membangunkan tamadun khalayak nusantara sebetulnya sudah dimulai sejak jaman
kolonialisme. Hal ini didapati banyak para seniman� kita� yang telah melakukan praktik musikal dengan memadukan seni musik tradisional dan seni modern dalam suatu bentuk-bentuk komposisi dalam persembahannya. Sebagai contoh karya spektakuler
komposer Gesang yang telah memadukan musik keroncong dengan gaya langgam
Jawa di dalam Gamelan.
Contoh lain, di dalam musik Melayu pun tak sedikit
adanya inovasi baik dari segi secara fisik terlihat pada alat musik seperti, gambus, akordion dan rebana yang menyatu dengan alat musik lain
yang digunakan dalam instrumentasi genre tersebut, tetapi juga secara estetis,
sebagian besar melodi dalam genre tersebut menggunakan gaya tilawah bacaan
Al-Qur'an. dengan elaborasi nada tinggi dengan pola melismatik terutama pada
setiap akhir frasa. �Hal ini menunjukkan budaya asli pra-Islam di Sumatera telah terbentuk sebagai dasar
perkembangan nilai-nilai Islam selanjutnya yang ditemukan dalam Melodi Asli
Nyanyian Melayu (Nyanyian Lagu Melayu Asli). Dengan demikian dapat diduga bahwa
Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA) merupakan contoh sempurna dari karakter musik
sinkretis yang secara fisik dan estetis mengadopsi nilai-nilai Islam yang
ditemukan dalam instrumentasinya serta gaya puitis liris dan yang terpenting
dari gaya nyanyian yang dibawakannya.
Inovasi lain pun terlihat dari segi
penyajian mau pun dari segi
penciptaan dan penyelerasan . Misalnya penyajian musik
Melayu kini sudah lebih modern dalam program repertori mau pun visualisasi
panggung dengan berbagai properti seperti lampu
digital dan sebagainya.
Penciptaan lagu-lagu yang baru juga sudah lebih modern dalam teknik komposisi
mau pun dari aspek gaya musikalnya. Tambahan pula, aransemen dengan lebih
canggih dalam format orkestra juga sudah lazim mulai digunakan.
Hal itu semua menunjukkan bahwa
sinkretisme di dalam musik sebagai sebuah proses, yakni pencampuran elemen
musik tradisional dan modern, tidaklah berhenti melainkan bersifat dinamis
mengikuti zaman. Menurut Kamus Merriam-Webster, kata syncretism
bermakna; 1) the
combination of different forms of believe or practice (Diterjemahkan:
percampuran dua bentuk perbedaan keyakinan atau praktek kehidupan),
2) the fusion of two or more originally
different inflectional forms (Diterjemahkan: penyatuan dua atau lebih bentuk infleksi
yang asalnya berbeda)
(Merriam-Webster. Diunduh pada hari
Kamis, 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com).
Sinkretisme juga dapat
dilihat �diantaranya pada
seni musik tradisional Janengan yang dipengaruhi oleh seni budaya Islami yang terus berkembang di Jawa sekalipun mengalami transformasi. Bentuk ritual seni musik tradisional
berubah mengikuti aspirasi zaman. Sebagian jadi kontemporer, bahkan ngepop, tetapi napas religi tetap kental
dipertahankan. Kelompok Wireng Santi Guna dari Baluwarti Solo, misalnya, menyajikan santiswaran yang sebagian repertoar- nya mengacu pada tradisi keraton. Namun, mereka juga menggubah repertoar baru yang bertema kerukunan beragama; mengingatkan tentang pluralitas yang hidup dalam masyarakat (Junaidi dkk, 2013).
Disamping itu,
musik tradisional juga telah menjadi sumber
inspirasi bagi para komposer lebih modern seperti Debussy
Colin McPhee, Steve Reich dan lain-lain mampu mencampurkan gamelan kita ke
dalam komposisi-komposisi mereka yang secara teknis musikalitas sangat tinggi,
demikian juga tidak sedikit komposer kontemporer kita yang melakukan eksperimen musik
modern berbasis musik tradisional sehingga
menjadi musik yang baru.
Seterusnya dalam tulisan ini ijinkan
penulis berbicara tentang musik tradisional kita. Sudah sepatutnya budaya musik
tradisional untuk dapat menyesuaikan diri dan berkembang dalam kondisi sekarang
ini. Seni musik tradisional� senantiasa
berubah mengikuti peradaban dimasanya. Dalam hal ini
sangat dibutuhkan kreativitas
para seniman musik tradisional agar dapat menyajikan� karyanya
yang dapat memenuhi selera para penikmatnya yang tentunya tetap berorientasi kepada ketradisionalannya dan bereksplorasi
dengan sentuhan kemodernannya. Arti pentingnya diperlukan kesungguhan dan keberanian dalam melakukan perubahan yang rasional sehingga pelestariannya tetap terjaga.
Mengenai hal diatas, (Wimbrayardi, 2019) dalam penelitiannya memberikan komentar �Kreativitas para
seniman musik untuk meningkatkan apresiasi di dalam masyarakat, dengan
menciptakan bentuk baru yang sumbernya dari idiom-idiom kesenian tradisional.
Untuk mengembangkannya perlu menganalisis konsep-konsep yang ada dalam seni
tradisi tersebut. Hal ini agar tidak meninggalkan nilai-nilai yang terkandung
di dalam kesenian tradisi itu, selain itu dengan menciptakan musik baru
diharapkan dapat menambah perbendaharaan suatu bentuk kesenian tradisi dalam
bentuk baru yang menjadi kebanggaan masyarakat pendukung kesenian itu.�
Pendapat yang sama
disampaikan oleh (Khaerudin,
2022) menurutnya, �musik tradisional tidak menjadi hilang di era modern, namun musik tradisional
kaya sebagai sumber sistem pengetahuan asli yang telah jatuh bebas seperti
yang telah ditegaskan oleh
para ilmuan. Istilah musik tradisional dan kontemporer tidak melanggar bentuk dan esensi alami dari
musik tradisional. Meskipun seniman dalam era genre modern meminjam sebagian besar dan instrumen dari musik tradisional, ini sama sekali
bukan isyarat timbal balik dari identitas
dan nilai yang hilang dalam konteks aslinya.�
Berpijak dari� penjelasan�
diatas, �sudah sepatutnya para seniman musik tradisional harus dapat beradaptasi dengan
situasi kekinian. Para seniman musik tradisional
harus mempunyai stimulan
untuk lebih kreatif dengan ide-ide yang� segar guna memberi nafas baru dalam
mengekspresikan karya-karyanya agar genre ini lebih
dekat kepada masyarakat penikmatnya.�
Inspirasi-inspirasi yang brilian dapat diasah dengan mendalami dari
berbagai keilmuan dibidang musik hingga dapat menghasilkan penciptaan suatu
karya yang lebih menarik.
Sinkretisme dalam musik tradisional ini juga tidak terlepas dari inovasi�inovasi yang terus dilakukan dalam
memperjuangkan genre ini tetap mendapat
tempat dihati pendukungnya. Inovasi musik tradisional dengan sentuhan seni modern yang perlu
dilakukan dalam menghadapi era budaya modern ini adalah keberanian untuk melakukan
eksplorasi yang bersifat penemuan dan pembaharuan yang rasional terhadap seni musik tradisional agar tetap eksis sepanjang masa.
Peranan Seni
Tradisi dan Modern Dalam Membangun Tamadun Kahalayak Nusantara
����������� Kepunahan
satu demi satu seni musik tradisional kita telah membuktikan bahwa seolah
perhatian kita terhadap kesenian ini kian hari kian berkurang. Di satu pihak
upaya revitalisasi dan rasionalisasi kesenian ini disambut baik, tetapi bila
hal ini tidak diikuti dengan pemikiran jangka panjang ke arah pembentukan
masyarakat pendukungnya maka tentunya hal ini
tidak� akan membuahkan hasil apa-apa. Bagaimana tidak, genre ini akan kehilangan fungsi
hakikinya yakni sebagai komunikasi musikal tamadun khalayak
nusantara.
Berkaitan dengan hal diatas, sudah sepatutnya dalam mengembangkan musik tradisional untuk memberi kesempatan seluas apapun kepada
genre ini untuk ditampilkan atau
dipertunjukkan agar karya-karya
seniman musik tradisional mendapat tempat dihati pendukungnya.
Apalagi dengan gencarnya perkembangan industri musik yang pada umumnya didominasi oleh stail� musik populer
mengakibatkan industri musik tradisional menjadi kurang bermaya. Oleh karena
perkembangan era globalisasi yang semakin mengorbankan nilai-nilai tradisional,
maka perlu disebarluaskan pentingnya menjaga dan mengembangkan budaya� musik tradisional agar terus terpelihara dan
disalurkan kepada generasi muda.
Dengan alasan diatas, maka diperlukan
peran dari para penggiat seni tradisi untuk dapat lebih fleksibilitas untuk
menerima budaya baru. Sinkretisme dalam penciptaan seni modern berlandaskan
musik tradisi merupakan pemikiran kritis dan kejeniusan dalam membangun tamadun
khalayak nusantara. Kreatifitas dan inovasi sentuhan gaya pemilik kultur etnik
memberikan nuansa nostalgia dihati pendengar dan penikmat seni yang disesuaikan
dengan pemenuhan selera masa kini.
Dalam usaha ini, sudah tentu tantangan
untuk implementasinya tidaklah semudah yang dikira. Masalah utama yang dihadapi
adalah faktor kepercayaan lama yang mengatakan bahwa musik tradisional tidak sesuai dengan
selera musik masa kini yang beridentitaskan musik modern. Disamping itu, musik tradisional
kurang mampu untuk menarik perhatian
masyarakat pendukung dan generasi muda dengan
menampilkan karya yang kreatif dan inovatif sesuai dengan selera
masa kini.
Musik tradisional akan terus berjalan jika ianya membuka diri untuk
memperkaya pengetahuan teoritis dan wawasan musik tentang teknik eksplorasi
dalam berbagai eksperimen musikal yang mungkin akan muncul kemudian. Dengan
demikian
proses transmisi dari genre ini berlangsung secara natural dan hasilnya
merupakan stimulus timbal balik
bagi kedua-duanya. Idealnya, disatu pihak pemahaman
(apresiasi) musik tradisional akan lebih didekati secara ilmiah, sebaliknya
pengetahuan musik modern akan diperkaya dengan idiom-idiom tradisional yang
tidak mustahil di masa mendatang akan menjadi inspirasi bagi penciptaan
karya-karya musik yang baru.
Ada beberapa kepentingan yang dapat
dipetik dalam pengembangan musik tradisional yaitu: 1). sebagai bentuk apresiasi musik tradisional yang merupakan warisan budaya tamadun khalayak
Nusantara �2). Membentuk masyarakat pendukung genre ini yang
telah kehilangan makna simbolik dari sebuah komunikasi musikal tamadun khalayak Nusantara, 3). Menjaga� pewarisan musik� tradisional sebagai khasanah budaya agar tetap lestari, 4). Revitalisasi
musik tradisi agar tidak punah 5). Sebagai filter dari
pengaruh budaya globalisasi �yang tetap mempertahankan ketradisionalannya
dan 6). Membuka peluang
penciptaan karya-karya baru yang lebih kreatif berbasis musik tradisional.
Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat dikatakan bahwa upaya revitalisasi dengan penciptaan seni modern berbasis tradisional (sinkretisme) �dalam pengembangan musik tradisional dalam upaya pelestarian
akan membawa manfaat yang
besar kedepannya. Proses transmisi genre tersebut kepada
generasi muda akan terus berjalan dan sekaligus
tentunya dapat terhindar dari kepunahan. Dilain pihak, prospek pengembangannya
secara dinamis tentunya akan seiring-sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mengiringinya.
Suatu andaian jika proses sinkretisme
budaya dapat memberikan pengaruh bagi penikmatnya, sudah barang tentu budaya
nusantara akan memiliki kekuatan besar dan mendapat tempat dihati pendukungnya
dalam upaya pemaknaan kembali nilai-nilai luhur yang diyakini sebagai kekuatan
budaya masyarakat tempatan. Oleh sebab
itu, Seni tradisional nusantara yang sarat dengan nilai-nilai luhur sudah
semestinya dipertahankan dalam suatu penciptaan seni modern agar tercipta seni
yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata tapi lebih kepada pemaknaaan
estetis dan nilai keluhuran yang tinggi dalam upaya membangun tamadun khalayak
nusantara.
Kesimpulan
Tantangan yang
kini dihadapi dalam rangka penciptaan seni untuk mewujudkan peranan seni
tradisional dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara sangat jelas
dan sifatnya merupakan tantangan. Keberanian untuk
melakukan eksperimental membuat ciptaan-ciptaan baru harus menjadi issue
penting oleh para penggiat seni tradisional nusantara. Seni tradisi kita yang
praktis dan artistik harus dipadukan dengan seni modern dalam suatu wujud
sinkretisme budaya. Hal ini hanya mungkin dilakukan melalui karya yang otentik
dan memiliki signifikansi dalam penemuan dan pengembangan estetika seni tradisi
yang memiliki nilai keluhuran yang tinggi dan tentunya disesuaikan dengan
pemenuhan selera masa kini. Inilah kunci harapan dari segala macam upaya demi
tercapainya Peranan Seni Tradisional dan Modern Dalam Membangunkan Tamadun
Khalayak Nusantara.
BIBLIOGRAFI
Bramantyo, T. (2012). Musik: Pendidikan, Budaya dan Tradisi. Yogyakarta: BP
ISI.
Ensiklopedi
Nasional Indonesia Cet. 4 (2004). Bandung: PT. Indeks.
Irianto, A.
M. et al (2017).Traditional Art Strategy in Responding
Capitalization: Case Study of Kubrosiswo Cultural Art
Commodification. Harmonia Jurnal 0f Art Research and
Education (18)1, 1-12.
Junaidi, A.
A, dkk (2013). Janengan Sebagai Seni Tradisional
Islam-Jawa. Jurnal Walisongo (21)2, 469-490.
Khaeruddin (2022). Reposisi Musik Tradisional di Zaman Teknologi. Jurnal Publikasi Pendidikan, 12(2), 115-120.
Nurhayati, dkk (2020) Seni Pertunjukan Tradisional Dul Muluk: Revitalisasi And Apresiasi Mahasiswa.
Jurnal Litera 14 (2),
229-238.
Shahab, Y. Z. (2004).
Identitas dan Otoritas, Rekonstruksi Tradisi Betawi. Laboratorium Antropologi FISIP UI.
Tavakoli, Hossein. (2012). A
dictionary of research methodology and statistics in applied linguistics. Rahnama
press.
Wimbrayardi (2019). Musik Tradsi
Sebagai Salah Satu Sumber Pengembangan Karya Cipta. �Jurnal Musikolastika,� 1(1), 7-12.
Webster, Merriem. Digital Dictionary. Diunduh pada hari Senin 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com
Bramantyo, T. (2012). Musik: Pendidikan, Budaya dan Tradisi. Yogyakarta: BP
ISI.
Ensiklopedi
Nasional Indonesia Cet. 4 (2004). Bandung: PT. Indeks.
Irianto, A.
M. et al (2017).Traditional Art Strategy in Responding
Capitalization: Case Study of Kubrosiswo Cultural Art
Commodification. Harmonia Jurnal 0f Art Research and
Education (18)1, 1-12.
Junaidi, A.
A, dkk (2013). Janengan Sebagai Seni Tradisional
Islam-Jawa. Jurnal Walisongo (21)2, 469-490.
Khaeruddin (2022). Reposisi Musik Tradisional di Zaman Teknologi. Jurnal Publikasi Pendidikan, 12(2), 115-120.
Nurhayati, dkk (2020) Seni Pertunjukan Tradisional Dul Muluk: Revitalisasi And Apresiasi Mahasiswa.
Jurnal Litera 14 (2),
229-238.
Shahab, Y. Z. (2004).
Identitas dan Otoritas, Rekonstruksi Tradisi Betawi. Laboratorium Antropologi FISIP UI.
Tavakoli, Hossein. (2012). A
dictionary of research methodology and statistics in applied linguistics. Rahnama
press.
Wimbrayardi (2019). Musik Tradsi
Sebagai Salah Satu Sumber Pengembangan Karya Cipta. �Jurnal Musikolastika,� 1(1), 7-12.
Webster, Merriem. Digital Dictionary. Diunduh pada hari Senin 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com
Copyright holder: Tengku Ritawati (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |