Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 2, Februari 2023

PERANAN SENI TRADISI DAN SENI MODERN DALAM MEMBANGUN TAMADUN KHALAYAK NUSANTARA

Tengku Ritawati

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Artikel ini mendiskusikan tentang peranan seni tradisi dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara, yang menemukan fakta budaya seni tradisi telah terbentuk sebagai dasar perkembangan tradisi leluhur baik secara fisik dan estetis telah mengadopsi nilai-nilai budaya modern sebagai bukti adanya simbol sinkretisme. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dalam mengamati gaya musikal dan karya cipta musik, mendapati hasil beberapa contohsinkretisme yang terpadu dalam suatu karya musik yang kreatif. Namun di sisi lain, ditemukan juga bahwa fenomena sosial dan ekonomi akhir-akhir ini dapat menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan budaya tradisi.Oleh karena itu, penciptaan seni modern berbasis tradisi (sinkretisme) dalam pengembangan musik tradisional sebagai upayapelestarian budaya tradisi harus dilakukan. Melalui karya yang otentik dan memiliki signifikansi dalam penemuan dan pengembangan estetika seni tradisional yang memiliki nilai yang tinggi, inilah kunci harapan dari segala macam upaya demi tercapainya peranan seni tradisional dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara.

Kata kunci: seni tradisional; seni modern; sinkretisme; tamadun; khalayak nusantara

Abstract

This article discusses the role of traditional and modern art in building the civilization of Indonesian audiences, who find the fact that traditional art culture has been formed as the basis for the development of ancestral traditions both physically and aesthetically and has adopted modern cultural values ​​as evidence of a syncretism symbol. Through a qualitative method with a phenomenological approach, in observing musical styles and musical creations, we found several examples of integrated syncretism in a creative piece of music. But on the other hand, it was also found that recent social and economic phenomena can be a serious threat to the sustainability of traditional culture. Therefore, the creation of tradition-based modern art (syncretism) in the development of traditional music as an effort to preserve traditional culture must be carried out. Through works that are authentic and have significance in the discovery and development of traditional art aesthetics that have high value, this is the key to hope for all kinds of efforts to achieve the role of traditional and modern art in building the civilization of the Indonesian audience.

 

Keywords: traditional arts, modern art, syncretism, civilization, archipelago audience

 

Pendahuluan

Keberadaan musik tradisional yang hampir punah dalam era transformasi budaya agraris masyarakat nusantara ke modern industrial umumnya diakibatkan oleh perubahan gaya hidup yang kapitalistik. Masyarakat sebagai pembawa kebudayaan lambat laun telah mulai meninggalkan musik tradisional dan beralih ke musik modern yang memberi kesan kebaharuan dalam sudut pandang modernisasi.

Harus kita sadari perubahan ini sangat berpengaruh terhadap musik tradisional yang secara tak langsung merupakan ancamanserius bagi budaya asli yang mencerminkan identitas masyarakatnya. Hal ini diperburuk dengan rendahnya daya kompetitif musik tradisional yang kurang mampu menyebarkan nilai-nilai lokalnya yang akhirnya hanya menjadi penonton terhadap berkembangnya musik modern. Kekuasaan Musik modern telah menyebabkan musik tradisi berada pada posisi dilematik yakni punah atau bertahan. Pendengar dan pencipta seni musik tradisi yang telah banyak mangkat, mewarisi kepada generasi penerus yang tidak mampu untuk mempertahankan musik tradisi sebagai suatu yang familiar pada memori pendengarannya. Identitas dalam musik tradisi kian hilang, seperti lirik, instrument, harmoni dan rasa sudah jarang ditemukan lagi.

Berdasarkan alasan tersebut, perlu dibangunkan tamadun khalayak nusantara yang modern tetapi berlandaskan budaya tradisi leluhur. Penyesuaian-penyesuaian seni tradisi dengan seni modern perlu dilakukan sehingga menjadi sinkretisme budaya yang merupakan sebuah kekuatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada masanya. Perlunya difungsikan kembali kegunaan seni tradisi yang seolah telah terpinggirkan oleh kemajuan teknologi di segala bidang, yang telah menggeser budaya seni musik tradisional.

Dalam tamadun khalayak nusantaraseni tradisional telah diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seni tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisional atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut (Ensiklopedi Nasional Indonesia cet.4, 2004). Bila dicermati musik tradisional saat ini telahmengalami proses perubahandikarenakan adanya pengaruh dari budaya modern. Apalagi persaingan di media hiburan yang cukup banyak menawarkan alternatif pertunjukan atau tontonan yang dikemas lebih menarik menjadikan musik tradisional harus mampu bersaing demi mempertahankan keluhurannya.

Saat ini, upaya revitalisasi musik tradisional agar terhindar dari kepunahan telah menjadi perhatian. Upaya revitalisasi diharapkan mampu menjadi alternatif dalam perkembangan seni musik tradisional menuju kemodernanan yang tetap memperlihatkan ketradisionalan. Musik tradisional harus mampu beradaptasi agar dapat mengukuhkan jati diri masyarakat pendukungnya sebagai sebuah peradaban yang dapat diperhitungkan pada masa yang akan datang. Dalam merevitalisasi musik tradisional perlu adanya kajian komprehensif untuk menghasilkan suatu konsep baru tentang pengembangan seni tradisi dengan sentuhan seni modern sebagai suatu strategi dalam membangun tamadun khalayak nusantara agar tetap memperlihatkan karakter dan identitasnya.

Revitalisasi dan rekacipta pada dasarnya merupakan dialog antara tradisional dalam konteksnya yang lama, dengan konteks kekinian, sehingga memungkinkan munculnya wajah tradisional yang berbeda dari wujud lamanya. Dapat juga disebut proses, cara, atau tindakan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang berdaya menjadi penting. (Shahab, 2004) menyebut proses ini dalam konsep rekacipta, beberapa bagian tradisional dipertahankan dan beberapa bagian lainnya diaktualisasikan dalam bentuk baru. Sesuai dengan pengertian tersebut, revitalisasi dalam konteks ini adalah merupakan proses menghidupkan dan menggiatkan seni musik tradisional yang berkarakter sebagai identitas budaya tamadun khalayak nusantara.

Berbagai penelitian sebelumnya mencermati pentingnya pengembangan seni tradisi. Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan pengembangan kesenian tradisional adalah pembangunan nilai-nilai seni dan apresiasi seni demi meningkatkan kemartabatan seniman dan masyarakat (Irianto, 2018), upaya revitalisasi seni pertunjukan dapat dilakukan melalui proses pengembangan (Nurhayati dkk, 2020).

Pembahasan ini menawarkan fenomena peranan seni tradisional dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara; dengan alternatif pemikiran yang memiliki perspektif masa depan yakni:penciptaan seni modern berbasis tradisional (sinkretisme). Proses ini sekaligus akan mendorong dunia penciptaan karya seni meliputi teknik yang boleh memperlihatkan ketradisionalan sekaligus kemodernanan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan deskriptif fenomenologi yang mencari pemahaman mendalam, serta berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kajian isi yang diartikan sebagai teori yang digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi baik isi teks buku, surat kabar maupun bahan-bahan dokumentasi yang lain. Sebagai implementasi pendekatan ini penelitian telah dimulakan dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan tulisan, yang cukup signifikan sebagai rujukan terutama untuk pembahasan peranan seni tradisional dan seni modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara,kemudian data dipilah-pilah agar mudah dianalisis guna menjawab persoalan kajian yang ada.

Dapatan kajian akhir memberi kepastian apakah kesimpulan-kesimpulan tersebut sesuai dengan hipotesis yang diformulasikan sekiranya ada. Ringkasnya penelitian adalah suatu sumbangan ilmiah yang asli dan benar bagi pengembangan pengetahuan (Tavakoli, 2012). Lokasi penelitian yang diambil dalam menganalisis peranan musik tradisional dan musik modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara adalah dengan mengamati fenomena yang terjadi selama ini di Indonesia yaitu dengan cara melihat atau mengamati secara langsung melalui televisi, youtube, pertunjukan live maupun mendengarkan musik tradisional dari berbagai etnik yang ada di nusantara.

 

Hasil dan Pembahasan

SinkretismeMusik Tradisional dan Musik Modern

Dewasa ini ada semacam kerinduan yang lebih untuk melakukan revitalisasi seni tradisional dengan menggalakkan penciptaan seni modern berbasis tradisional. Inilah salah satu cara membangunkan kembali tamadun khalayak nusantara yang telah mulai memudar. Kita harus sadar bahwa terdapat sekian banyaknya seni musik tradisional yang ada di seantero negeri nusantara ini yang mulai terpinggirkan dan telah tergantikan oleh pesatnya perkembangan musik modern. Jika hal ini dianggap sepi bukan tidak mungkin khasanah budaya ini akan terancam punah dan tenggelam dari berbagai perubahan prilaku masyarakat pendukungnya.

Dalam membangunkan tamadun khalayak nusantara sebetulnya sudah dimulai sejak jaman kolonialisme. Hal ini didapati banyak para senimankitayang telah melakukan praktik musikal dengan memadukan seni musik tradisional dan seni modern dalam suatu bentuk-bentuk komposisi dalam persembahannya. Sebagai contoh karya spektakuler komposer Gesang yang telah memadukan musik keroncong dengan gaya langgam Jawa di dalam Gamelan.

Contoh lain, di dalam musik Melayu pun tak sedikit adanya inovasi baik dari segi secara fisik terlihat pada alat musik seperti, gambus, akordion dan rebana yang menyatu dengan alat musik lain yang digunakan dalam instrumentasi genre tersebut, tetapi juga secara estetis, sebagian besar melodi dalam genre tersebut menggunakan gaya tilawah bacaan Al-Qur'an. dengan elaborasi nada tinggi dengan pola melismatik terutama pada setiap akhir frasa. Hal ini menunjukkan budaya asli pra-Islam di Sumatera telah terbentuk sebagai dasar perkembangan nilai-nilai Islam selanjutnya yang ditemukan dalam Melodi Asli Nyanyian Melayu (Nyanyian Lagu Melayu Asli). Dengan demikian dapat diduga bahwa Nyanyian Lagu Melayu Asli (NLMA) merupakan contoh sempurna dari karakter musik sinkretis yang secara fisik dan estetis mengadopsi nilai-nilai Islam yang ditemukan dalam instrumentasinya serta gaya puitis liris dan yang terpenting dari gaya nyanyian yang dibawakannya.

Inovasi lain pun terlihat dari segi penyajian mau pun dari segi penciptaan dan penyelerasan . Misalnya penyajian musik Melayu kini sudah lebih modern dalam program repertori mau pun visualisasi panggung dengan berbagai properti seperti lampu digital dan sebagainya. Penciptaan lagu-lagu yang baru juga sudah lebih modern dalam teknik komposisi mau pun dari aspek gaya musikalnya. Tambahan pula, aransemen dengan lebih canggih dalam format orkestra juga sudah lazim mulai digunakan.

Hal itu semua menunjukkan bahwa sinkretisme di dalam musik sebagai sebuah proses, yakni pencampuran elemen musik tradisional dan modern, tidaklah berhenti melainkan bersifat dinamis mengikuti zaman. Menurut Kamus Merriam-Webster, kata syncretism bermakna; 1) the combination of different forms of believe or practice (Diterjemahkan: percampuran dua bentuk perbedaan keyakinan atau praktek kehidupan), 2) the fusion of two or more originally different inflectional forms (Diterjemahkan: penyatuan dua atau lebih bentuk infleksi yang asalnya berbeda) (Merriam-Webster. Diunduh pada hari Kamis, 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com).

Sinkretisme juga dapat dilihat diantaranya pada seni musik tradisional Janengan yang dipengaruhi oleh seni budaya Islami yang terus berkembang di Jawa sekalipun mengalami transformasi. Bentuk ritual seni musik tradisional berubah mengikuti aspirasi zaman. Sebagian jadi kontemporer, bahkan ngepop, tetapi napas religi tetap kental dipertahankan. Kelompok Wireng Santi Guna dari Baluwarti Solo, misalnya, menyajikan santiswaran yang sebagian repertoar- nya mengacu pada tradisi keraton. Namun, mereka juga menggubah repertoar baru yang bertema kerukunan beragama; mengingatkan tentang pluralitas yang hidup dalam masyarakat (Junaidi dkk, 2013).

Disamping itu, musik tradisional juga telah menjadi sumber inspirasi bagi para komposer lebih modern seperti Debussy Colin McPhee, Steve Reich dan lain-lain mampu mencampurkan gamelan kita ke dalam komposisi-komposisi mereka yang secara teknis musikalitas sangat tinggi, demikian juga tidak sedikit komposer kontemporer kita yang melakukan eksperimen musik modern berbasis musik tradisional sehingga menjadi musik yang baru.

Seterusnya dalam tulisan ini ijinkan penulis berbicara tentang musik tradisional kita. Sudah sepatutnya budaya musik tradisional untuk dapat menyesuaikan diri dan berkembang dalam kondisi sekarang ini. Seni musik tradisionalsenantiasa berubah mengikuti peradaban dimasanya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kreativitas para seniman musik tradisional agar dapat menyajikankaryanya yang dapat memenuhi selera para penikmatnya yang tentunya tetap berorientasi kepada ketradisionalannya dan bereksplorasi dengan sentuhan kemodernannya. Arti pentingnya diperlukan kesungguhan dan keberanian dalam melakukan perubahan yang rasional sehingga pelestariannya tetap terjaga.

Mengenai hal diatas, (Wimbrayardi, 2019) dalam penelitiannya memberikan komentarKreativitas para seniman musik untuk meningkatkan apresiasi di dalam masyarakat, dengan menciptakan bentuk baru yang sumbernya dari idiom-idiom kesenian tradisional. Untuk mengembangkannya perlu menganalisis konsep-konsep yang ada dalam seni tradisi tersebut. Hal ini agar tidak meninggalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian tradisi itu, selain itu dengan menciptakan musik baru diharapkan dapat menambah perbendaharaan suatu bentuk kesenian tradisi dalam bentuk baru yang menjadi kebanggaan masyarakat pendukung kesenian itu.�

Pendapat yang sama disampaikan oleh (Khaerudin, 2022) menurutnya, �musik tradisional tidak menjadi hilang di era modern, namun musik tradisional kaya sebagai sumber sistem pengetahuan asli yang telah jatuh bebas seperti yang telah ditegaskan oleh para ilmuan. Istilah musik tradisional dan kontemporer tidak melanggar bentuk dan esensi alami dari musik tradisional. Meskipun seniman dalam era genre modern meminjam sebagian besar dan instrumen dari musik tradisional, ini sama sekali bukan isyarat timbal balik dari identitas dan nilai yang hilang dalam konteks aslinya.�

Berpijak daripenjelasandiatas, sudah sepatutnya para seniman musik tradisional harus dapat beradaptasi dengan situasi kekinian. Para seniman musik tradisional harus mempunyai stimulan untuk lebih kreatif dengan ide-ide yangsegar guna memberi nafas baru dalam mengekspresikan karya-karyanya agar genre ini lebih dekat kepada masyarakat penikmatnya.Inspirasi-inspirasi yang brilian dapat diasah dengan mendalami dari berbagai keilmuan dibidang musik hingga dapat menghasilkan penciptaan suatu karya yang lebih menarik.

Sinkretisme dalam musik tradisional ini juga tidak terlepas dari inovasi�inovasi yang terus dilakukan dalam memperjuangkan genre ini tetap mendapat tempat dihati pendukungnya. Inovasi musik tradisional dengan sentuhan seni modern yang perlu dilakukan dalam menghadapi era budaya modern ini adalah keberanian untuk melakukan eksplorasi yang bersifat penemuan dan pembaharuan yang rasional terhadap seni musik tradisional agar tetap eksis sepanjang masa.

 

Peranan Seni Tradisi dan Modern Dalam Membangun Tamadun Kahalayak Nusantara

����������� Kepunahan satu demi satu seni musik tradisional kita telah membuktikan bahwa seolah perhatian kita terhadap kesenian ini kian hari kian berkurang. Di satu pihak upaya revitalisasi dan rasionalisasi kesenian ini disambut baik, tetapi bila hal ini tidak diikuti dengan pemikiran jangka panjang ke arah pembentukan masyarakat pendukungnya maka tentunya hal ini tidakakan membuahkan hasil apa-apa. Bagaimana tidak, genre ini akan kehilangan fungsi hakikinya yakni sebagai komunikasi musikal tamadun khalayak nusantara.

Berkaitan dengan hal diatas, sudah sepatutnya dalam mengembangkan musik tradisional untuk memberi kesempatan seluas apapun kepada genre ini untuk ditampilkan atau dipertunjukkan agar karya-karya seniman musik tradisional mendapat tempat dihati pendukungnya. Apalagi dengan gencarnya perkembangan industri musik yang pada umumnya didominasi oleh stailmusik populer mengakibatkan industri musik tradisional menjadi kurang bermaya. Oleh karena perkembangan era globalisasi yang semakin mengorbankan nilai-nilai tradisional, maka perlu disebarluaskan pentingnya menjaga dan mengembangkan budayamusik tradisional agar terus terpelihara dan disalurkan kepada generasi muda.

Dengan alasan diatas, maka diperlukan peran dari para penggiat seni tradisi untuk dapat lebih fleksibilitas untuk menerima budaya baru. Sinkretisme dalam penciptaan seni modern berlandaskan musik tradisi merupakan pemikiran kritis dan kejeniusan dalam membangun tamadun khalayak nusantara. Kreatifitas dan inovasi sentuhan gaya pemilik kultur etnik memberikan nuansa nostalgia dihati pendengar dan penikmat seni yang disesuaikan dengan pemenuhan selera masa kini.

Dalam usaha ini, sudah tentu tantangan untuk implementasinya tidaklah semudah yang dikira. Masalah utama yang dihadapi adalah faktor kepercayaan lama yang mengatakan bahwa musik tradisional tidak sesuai dengan selera musik masa kini yang beridentitaskan musik modern. Disamping itu, musik tradisional kurang mampu untuk menarik perhatian masyarakat pendukung dan generasi muda dengan menampilkan karya yang kreatif dan inovatif sesuai dengan selera masa kini.

Musik tradisional akan terus berjalan jika ianya membuka diri untuk memperkaya pengetahuan teoritis dan wawasan musik tentang teknik eksplorasi dalam berbagai eksperimen musikal yang mungkin akan muncul kemudian. Dengan demikian proses transmisi dari genre ini berlangsung secara natural dan hasilnya merupakan stimulus timbal balik bagi kedua-duanya. Idealnya, disatu pihak pemahaman (apresiasi) musik tradisional akan lebih didekati secara ilmiah, sebaliknya pengetahuan musik modern akan diperkaya dengan idiom-idiom tradisional yang tidak mustahil di masa mendatang akan menjadi inspirasi bagi penciptaan karya-karya musik yang baru.

Ada beberapa kepentingan yang dapat dipetik dalam pengembangan musik tradisional yaitu: 1). sebagai bentuk apresiasi musik tradisional yang merupakan warisan budaya tamadun khalayak Nusantara 2). Membentuk masyarakat pendukung genre ini yang telah kehilangan makna simbolik dari sebuah komunikasi musikal tamadun khalayak Nusantara, 3). Menjagapewarisan musiktradisional sebagai khasanah budaya agar tetap lestari, 4). Revitalisasi musik tradisi agar tidak punah 5). Sebagai filter dari pengaruh budaya globalisasi yang tetap mempertahankan ketradisionalannya dan 6). Membuka peluang penciptaan karya-karya baru yang lebih kreatif berbasis musik tradisional.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa upaya revitalisasi dengan penciptaan seni modern berbasis tradisional (sinkretisme) dalam pengembangan musik tradisional dalam upaya pelestarian akan membawa manfaat yang besar kedepannya. Proses transmisi genre tersebut kepada generasi muda akan terus berjalan dan sekaligus tentunya dapat terhindar dari kepunahan. Dilain pihak, prospek pengembangannya secara dinamis tentunya akan seiring-sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengiringinya.

Suatu andaian jika proses sinkretisme budaya dapat memberikan pengaruh bagi penikmatnya, sudah barang tentu budaya nusantara akan memiliki kekuatan besar dan mendapat tempat dihati pendukungnya dalam upaya pemaknaan kembali nilai-nilai luhur yang diyakini sebagai kekuatan budaya masyarakat tempatan. Oleh sebab itu, Seni tradisional nusantara yang sarat dengan nilai-nilai luhur sudah semestinya dipertahankan dalam suatu penciptaan seni modern agar tercipta seni yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata tapi lebih kepada pemaknaaan estetis dan nilai keluhuran yang tinggi dalam upaya membangun tamadun khalayak nusantara.

 

Kesimpulan

Tantangan yang kini dihadapi dalam rangka penciptaan seni untuk mewujudkan peranan seni tradisional dan modern dalam membangun tamadun khalayak nusantara sangat jelas dan sifatnya merupakan tantangan. Keberanian untuk melakukan eksperimental membuat ciptaan-ciptaan baru harus menjadi issue penting oleh para penggiat seni tradisional nusantara. Seni tradisi kita yang praktis dan artistik harus dipadukan dengan seni modern dalam suatu wujud sinkretisme budaya. Hal ini hanya mungkin dilakukan melalui karya yang otentik dan memiliki signifikansi dalam penemuan dan pengembangan estetika seni tradisi yang memiliki nilai keluhuran yang tinggi dan tentunya disesuaikan dengan pemenuhan selera masa kini. Inilah kunci harapan dari segala macam upaya demi tercapainya Peranan Seni Tradisional dan Modern Dalam Membangunkan Tamadun Khalayak Nusantara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Bramantyo, T. (2012). Musik: Pendidikan, Budaya dan Tradisi. Yogyakarta: BP ISI.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Cet. 4 (2004). Bandung: PT. Indeks.

Irianto, A. M. et al (2017).Traditional Art Strategy in Responding Capitalization: Case Study of Kubrosiswo Cultural Art Commodification. Harmonia Jurnal 0f Art Research and Education (18)1, 1-12.

Junaidi, A. A, dkk (2013). Janengan Sebagai Seni Tradisional Islam-Jawa. Jurnal Walisongo (21)2, 469-490.

Khaeruddin (2022). Reposisi Musik Tradisional di Zaman Teknologi. Jurnal Publikasi Pendidikan, 12(2), 115-120.

 

Nurhayati, dkk (2020) Seni Pertunjukan Tradisional Dul Muluk: Revitalisasi And Apresiasi Mahasiswa. Jurnal Litera 14 (2), 229-238.

 

Shahab, Y. Z. (2004). Identitas dan Otoritas, Rekonstruksi Tradisi Betawi. Laboratorium Antropologi FISIP UI.

Tavakoli, Hossein. (2012). A dictionary of research methodology and statistics in applied linguistics. Rahnama press.

Wimbrayardi (2019). Musik Tradsi Sebagai Salah Satu Sumber Pengembangan Karya Cipta. Jurnal Musikolastika,1(1), 7-12.

Webster, Merriem. Digital Dictionary. Diunduh pada hari Senin 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com

Bramantyo, T. (2012). Musik: Pendidikan, Budaya dan Tradisi. Yogyakarta: BP ISI.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Cet. 4 (2004). Bandung: PT. Indeks.

Irianto, A. M. et al (2017).Traditional Art Strategy in Responding Capitalization: Case Study of Kubrosiswo Cultural Art Commodification. Harmonia Jurnal 0f Art Research and Education (18)1, 1-12.

Junaidi, A. A, dkk (2013). Janengan Sebagai Seni Tradisional Islam-Jawa. Jurnal Walisongo (21)2, 469-490.

Khaeruddin (2022). Reposisi Musik Tradisional di Zaman Teknologi. Jurnal Publikasi Pendidikan, 12(2), 115-120.

 

Nurhayati, dkk (2020) Seni Pertunjukan Tradisional Dul Muluk: Revitalisasi And Apresiasi Mahasiswa. Jurnal Litera 14 (2), 229-238.

 

Shahab, Y. Z. (2004). Identitas dan Otoritas, Rekonstruksi Tradisi Betawi. Laboratorium Antropologi FISIP UI.

Tavakoli, Hossein. (2012). A dictionary of research methodology and statistics in applied linguistics. Rahnama press.

Wimbrayardi (2019). Musik Tradsi Sebagai Salah Satu Sumber Pengembangan Karya Cipta. Jurnal Musikolastika,1(1), 7-12.

Webster, Merriem. Digital Dictionary. Diunduh pada hari Senin 10 Agustus 2022 dari www.merriam-webster.com

 

Copyright holder:

Tengku Ritawati (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: