Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
2, Februari 2023
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM MATAKULIAH PADUAN SUARA UNTUK CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN
LULUSAN PRODI PENDIDIKAN MUSIK GEREJA
Eben Haezarni Telaumbanua
IAKN Tarutung, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Model pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran paduan suara, dimana PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.Pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun). Aspek menyenangkan dalam PAIKEM sangat penting, agar anak tidak merasa takut dan terbebani dalam kegiatan pembelajaran, agar anak dapat terus bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dalam pembelajaran. Penerapan Model PAIKEM dalam matakuliah Paduan Suara di prodi Pendidikan Musik Gereja (PMG) berhasil diterapkan dengan hasil belajar mahasiswa meningkat hal ini terlihat dengan hasil nilai tugas dan ujian akhir semester dan tengah semester, sehingga minat belajar dari mahasiswa antusias dalam matakuliah paduan suara.
Kata kunci: Penerapan, PAIKEM, Paduan Suara.
Abstract
The PAIKEM learning model is one
of the models that can be applied in choir learning activities, where PAIKEM is
a learning model that can be defined as a teaching approach (approach to
teaching) used with certain methods and various teaching media accompanied by
structuring the environment in such a way that the learning process becomes
active, innovative, creative, effective, and fun. Learning must be
student-centered and learning is fun. The fun aspect in PAIKEM is very
important, so that children do not feel afraid and burdened in learning
activities, so that children can continue to explore, create, and experiment in
learning. The application of the PAIKEM Model in the Choir course in the Church
Music Education (PMG) study program was successfully applied with the results
of student learning outcomes increasing this can be seen by the results of
assignment scores and final semester and midterm exams, so that interest in
learning from students is enthusiastic in choir courses.
Keywords: Applicability, PAIKEM, Choir.
Pendahuluan
Proses belajar mengajar atau pembelajaran
merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya mahasiswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Saifulloh & Darwis,
2020). Tujuan pendidikan
pada dasarnya mengantarkan
para mahasiswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral, maupun sosial budaya (Istianah & Susanti,
2021). Proses pembelajaran itu sendiri menekankan
pada terjadinya interaksi antara mahasiswa, dosen, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai
kompetensi pembelajaran (Tishana et al., 2023). Kompetensi akan tercapai dengan
maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya masing-masing (Pramono, 2012).
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor internal dari dalam diri
mahasiswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar
mahasiswa (Fadilah & Mahyuny,
2018). Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, minat adalah kecenderungan
seseorang terhadap objek atau suatu
kegiatan yang digemari yang
disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat (Yasinta & Fernandes,
2020). Minat besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar mahasiswa,
bila proses pembelajaran tidak menyenangkan dan terkesan sangat monoton, maka mahasiswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya karena tidak ada
daya tarik baginya (Tishana et al., 2023). Mahasiswa yang tidak berminat terhadap suatu mata kuliah tidak
mempunyai perhatian terhadap apa yang diajarkan oleh dosen, mahasiswa menjadi acuh, tidak mendengarkan
penjelasan dosen, bahkan akan mencari
kesibukan sendiri. Salah satu faktor eksternal
yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar adalah terletak pada dosen (Amelia, 2018). Metode mengajar yang digunakan oleh dosen mempengaruhi belajar mahasiswa. Cara menyajikan bahan pelajaran yang menarik akan membuat mahasiswa
tertarik untuk belajar, sedangkan metode mengajar yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula (Pritandhari &
Ratnawuri, 2015).
Proses pendidikan dan pembelajaran dalam satuan pendidikan secara formal dituntut harus menyelenggarakan secara aktif, inovatif,
kreatif demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik
(Suprihatin, 2017). Prodi pendidikan Musik Gereja merupakan
satu prodi yang berada di Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK), dimana� mahasiswa harus mengambil beban SKS sebanyak 150 SKS, untuk menamatkan perkuliahannya. Seluruh mata kuliah yang ada di jurusan PMG ini didominasi oleh matakuliah Praktek, dimana diantaranya adalah matakuliah paduan suara, yang berbobot 4 SKS. Dalam perkuliahan paduan suara mahasiswa seharusnya belajar bukan dengan cara
menghafal tetapi harus terlibat aktif dalam perkuliahan,
supaya hasil belajar atau kompetensi
yang diharapkan ada perubahan kemampuan dan perilaku pada mahasiswa, yaitu perubahan sebagai hasil dari
belajar, seperti bertambahnya pengetahuan mahasiswa, perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta
keterampilan.
Model pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran paduan suara, dimana PAIKEM merupakan model pembelajaran yang
dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to
teaching) yang digunakan bersama
metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Krissandi et al., 2018). Dengan model PAIKEM bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara, Pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini, seperti Reigeluth
dan Merill yang telah meletakkan dasar-dasar instruksional yang mengoptimalkan
proses pembelajaran (Agustina & Christimoty,
2022).
Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan di Prodi Pendidikan Musik Gereja, metode
yang sering digunakan saat pembelajaran mata kuliah paduan
suara adalah metode konvensional dengan ceramah. Metode pembelajaran dengan ceramah cenderung monoton, dosenmenyampaikan materi secara ceramah dan mengharapkan mahasiswa mendengarkan, mencatat, dan paham terhadap materi yang disampaikan. Metode ini kurang
sesuai untuk mata kuliah praktik
seperti Paduan suara. Selain itu, penggunaan
metode ini melelahkan dosen dan menimbulkan kejenuhan bagi mahasiswa. Mahasiswa menjadi bosan,� mengantuk, pasif terhadap pembelajaran, asyik sendiri dan hanya mencatat saja,� maka dengan itu sudah
sepatutnya suatu kelas mata kuliah
membutuhkan model pembelajan
atau startegi pembelajaran yang mampu memberikan ruang bagi kedua belah
pihak pelaksana kegiatan pembelajaran dalam ruangan kelas
yang mampu meningkatkan minat mahasiswa dalam menerima pembelajaran paduan suara.
Penelitian ini bertujuan
untuk menemukan model yang tepat untuk diterapkan
sebagai metode atau strategi dalam proses pembelajaran.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini
digunakan metodologi dengan pendekatan kuantitatif dan kualtitatif/metode campuran (mix method). Menurut
Creswell (2015) penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Metode campuran berfokus pada pengumpulan, penganalisisan, dan pencampuran data kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian tunggal atau lanjutan.
Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa penggunaan metode campuran akan menghasilkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif dibandingkan jika menggunakan kualitatif atau kuantitatif saja dalam suatu
penelitian. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian, peneliti menggunakan strategi metode campuran eksplanatoris sekuensial (sequential explanatory). Sequential
explanatory designs adalah metode
penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif
(M. Sugiyono, 2015). Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis data primer. Menurut Indriantoro & Supomo (2014) data primer merupakan
sumber data penelitian yang
diperoleh langsung secara langsung dari sumber asli.
Dalam penelitian ini data primer yang dikumpulkan diperoleh melalui survei hasil kuesioner
yang disebar kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah paduan
suara di prodi PMG dan hasil wawancara peneliti terhadap dosen yang mengampu mata kuliah paduan
suara di prodi PMG.� Sumber data pada saat peneliti secara
kuantitatif ialah hasil kuesioner yang diperoleh dari mahasiswa. Sumber dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti sumber buku, sumber pribadi
dan artikel-artikel lainnya.
Dalam Prosedur Pengumpulan Data, menggunakan
data kuantitatif berperan untuk memperoleh data terukur yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Data kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan menggugurkan data kuantitatif
yang telah diperoleh (Sugiyono, 2014).
Penelitian ini dibagi
menjadi dua tahap. Pada tahap pertama penelitian
ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik survei melalui penyebaran kuesioner.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang umum digunakan untuk studi lapangan atau survei. Pengisisan
kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.
Jenis angket yang digunakan
penulis adalah angket tertutup dan terstruktur artinya daftar pertanyaan tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya telah disediakan dengan menggunakanskor. Pada tahap kedua, peneliti akan melakukan wawancara kepada dosen di prodi PMG. Wawancara adalah tanya jawab lisan
antara dua orang atau lebih secara langsung
dengan maksud tertentu (P. D. Sugiyono, 2014). Wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh hasil yang mendalam mengenai Proses pembelajaran dalam mata kuliah paduan
suara. Teknik wawancara
yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam (in depth interview). Menurut
(Moleong, 2018) wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
wawancara mendalam, pertanyaan- pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan
secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung
dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan- pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan.
Hasil dan Pembahasan
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap
mengerucut pada tujuan khusus. Menurut Arends� (2013)�
model� pembelajaran
mengacu�
pada� pendekatan� yang digunakan termasuk� di dalamnya� tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan� pengelolaan� kelas.� Joice� (2013)�
model� pembelajaran� adalah� suatu� pola� atau rencana� yang� sudah� direncanakan� sedemikian� rupa� dan� digunakan� untuk menyusun� kurikulum,� mengatur� materi� pelajaran,� dan� memberi� petunjuk kepada�� pengajar di�� kelasnya.�� Siregar (2019) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala� aspek� sebelum,� sedang� dan� sesudah� pembelajaran� yang� dilakukan dosen� serta� segala� fasilitas� yang� terkait� yang� digunakan� secara� langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar. Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan
secara aktif, karena peserta didik adalah pusat
dari kegiatan pembelajaran serta� pembentukan� kompetensi� dan� karakter.
Menurut Ngalimun (2016) model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
a.� Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b.� Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik akan
belajar (memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).
c.� Tingkah laku pembelajaran
yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Pembelajaran yang saat ini
dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh
pelosok tanah air adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan atau yang biasa disebut sebagai model pembelajaran PAIKEM. Menurut Tarmizi dalam Suyadi
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang untuk
membuat anak menjadi lebih aktif,
mengembangkan kreatifitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan optimal.� PAIKEM berasal dari konsep bahwa
pembelajaran harus berpusat pada anak (student
centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun). Aspek
menyenangkan dalam PAIKEM
sangat penting, agar anak tidak merasa takut
dan terbebani dalam kegiatan pembelajaran, agar anak dapat terus
bereksplorasi, berkreasi,
dan bereksperimen dalam pembelajaran, disamping itu PAIKEM adalah penerjemah dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yaitu (1)
learning to know, yaitu memepelajari
ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif
dalam pembelajaran, (2)
learning to do yaitu belajar
melakukan yang merupakan aspek pengamalan dan pelaksanaannya, (3) learning to be yaitu
belajar menjadi diri sendiri berupa
aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak dan (4) learning to
life yaitu belajar dalam kebersamaan yang merupakan aspek sosial anak, bagaimana
bersosialisasi, dan bagaimana
hidup dalam keberagaman yang ada disekeliling siswa. Penerapan pembelajarn Aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran harus dipraktikkan dengan benar. Menurut Ahmadi (2011) mengemukakn Secara garis besar penerapan PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1.� Mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan� penekanan
pada belajar melalui berbuat
2.� Dosen menggunakan berbagai alat musik
dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat mahasiswa dalam belajar
3.� Dosen mengatur kelas dengan membentuk
posisi kursi setengah lingkaran (seperti pementasan)
4.� Dosen menerapkan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif
5.� Dosen mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk menemukan sendiri� pemecahan� masalah dalam hal ini
paduan suara (hingga pada akhirnya dapat dinyanyikan berbentuk koor/paduan suara)
Untuk penerapan PAIKEM seorang dosen harus
merancang kegiatan sesuai dengan sintaks.
Sintaks pada PAIKEM pada dasarnya
harus direduksi dari� berbagai
model pembelajaran. Ahmadi & Amri (2011) mengemukakan peneliti mengacu pada sintaks dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan rasional yang melatar belakangi masalah dalam pembelajaran
paduan suara yaitu (1) mahasiswa tidak aktif dan kreatif hanya berfokus
pada tujuan materi yang dipelajari saat itu, (2) mahasiswa belum mampu berinovasi
dan membangun pengetahuan secara ilmiah, (3) mahasiswa mengalami kesulitan dalam menganalisis hasil penyelidikan, (4) mahasiswa dan lulusan masih belum
mencerminkan seorang calon guru musik. Selanjutnya dilandaskan pada perubahan dunia kerja saat ini yang menuntut
keahlian di bidang musik sebagai landasan
filosofi dan berlandaskan
pada beberapa teori psikologis seperti teori behaviorisme, kontruktivisme, Vygotsky, Bandura, Brunner serta landasan teoritis yang menjelaskan jurusan PMG� dan capaian pembelajaran� paduan suara, maka
diterapkan model PAIKEM untuk
menyelesaikan masalah-masalah
tersebut
Untuk memperoleh gambaran
tentang kualitas penerapan model pembelajaran
PAIKEM, dilakukan analisis karakteristik data, dilakukan perhitungan harga mean (M), Simpangan Baku (Sd), Median (Mi) dan Modus (Mo)
masing-masing deskriptor Kualitas
penerapan model pembelajaran
PAIKEM diperoleh hasil perhitungan rerata ideal (Mi) dan
simpang baku ideal (Si) seperti pada tabel berikut.�
Tabel 1
Deskripsi Data Harga Mean (M), Simpangan Baku (Sd), Median (Mi) dan Modus (Mo) Deskriptor penerapan model pembelajaran PAIKEM
Statistics |
||
total |
|
|
N |
Valid |
30 |
Missing |
0 |
|
Mean |
43.4000 |
|
Std. Error of
Mean |
1.02900 |
|
Median |
45.5000 |
|
Mode |
48.00 |
|
Std. Deviation |
5.63609 |
|
Variance |
31.766 |
|
Range |
19.00 |
|
Minimum |
30.00 |
|
Maximum |
49.00 |
|
Sum |
1302.00 |
Selanjutnya sajian persentase
hasil tiap deskriptor dideskripsikan dan diambil kesimpulan. Besarnya persentase menunjukkan pada kriteria informasi yang diungkapkan. Penentuan kriteria ditinjau dari kurva
normal berdasarkan rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Si) diadopsi dari (Tarigan et al., 2019) yang dirumuskan sebagai berikut.:
Mi (Rerata ideal) = � ( skor
maksimum + skor minimum
ideal)
Si (Standar deviasi ideal) = 1/6 ( skor maksimum
- skor minimum ideal)
X = Skor empiris
Merujuk rumus tersebut,
selanjutnya dipaparkan kriteria penilaian masing-masing deskriptor sebagai berikut:
Tabel 2.
Karakteristik Kriteria Penilaian Masing-Masing Deskriptor
No. |
Deskriptor |
Rumus rentang skor |
Rentang skor |
Kategori |
1. |
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PAIKEM |
X< M-1,8 S |
�X ≤ 32,25 |
Sangat rendah |
M-1,8SD≤X≤M-0,6SD |
32,25 < X
≤ 40,01 |
Rendah |
||
Mi-0,6SD≤X≤M+0,6SD |
40,01<X≤
46,78 |
Sedang |
||
Mi+0,6SD≤X≤M+
1,8SD |
46,78< X
≤ 53,54 |
Tinggi |
||
X> M+1,8 SD |
X >53,54 |
Sangat tinggi |
Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 3
Deskripsi��
Skor Penerapan Model Pembelajaran
PAIKEM
Descriptive Statistics |
||||||||
|
N |
Range |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
|
|
Statistic |
Statistic |
Statistic |
Statistic |
Statistic |
Std. Error |
Statistic |
Statistic |
item1 |
30 |
2.00 |
3.00 |
5.00 |
4.7000 |
.11890 |
.65126 |
.424 |
item2 |
30 |
3.00 |
2.00 |
5.00 |
4.4000 |
.15610 |
.85501 |
.731 |
item3 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.3667 |
.17606 |
.96431 |
.930 |
item4 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.0000 |
.20342 |
1.11417 |
1.241 |
item5 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.3667 |
.16248 |
.88992 |
.792 |
item6 |
30 |
2.00 |
3.00 |
5.00 |
4.4667 |
.14169 |
.77608 |
.602 |
item7 |
30 |
3.00 |
2.00 |
5.00 |
4.2667 |
.15111 |
.82768 |
.685 |
item8 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.0333 |
.19466 |
1.06620 |
1.137 |
item9 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.2333 |
.18988 |
1.04000 |
1.082 |
item10 |
30 |
4.00 |
1.00 |
5.00 |
4.5667 |
.16388 |
.89763 |
.806 |
Valid N
(listwise) |
30 |
|
|
|
|
|
|
|
Data� penelitian
untuk penerapan model pembelajaran PAIKEM diambil dari 30 responden dengan 10 butir instrumen penelitian yang diolah menggunakan SPPSS for
windows 17. Skor item minimal 1 dan maksimal 5 (empat alternatif jawaban). Deskripsi Data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: skor tertinggi=
49; skor terendah=30 ; skor rerata
(mean) = 43,40 nilai tengah
(median) =45.50; modus (mode) =48; dan simpangan baku (standard deviation)= 5,63, Penentuan
kategori kecenderungan penerapan model pembelajaran
PAIKEM menggunakan skor rerata ideal� sebagai perbandingan. Dengan menggunakan kategorisasi yang diadopsi dari Azwar (2015) disusun klasifikasi skor konformitas terhadap skor kecenderungan penerapan model pembelajaran
PAIKEM sebagaimana ditunjukan
pada tabel berikut:
Tabel 4
Klasifikasi Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM
No. |
Rentang
Skor |
Kategori |
Frekuensi |
1 |
�X ≤ 32,25 |
sangat rendah |
3 |
2 |
32,25 < X
≤ 40,01 |
Rendah |
2 |
3 |
40,01<X≤
46,78 |
Sedang |
10 |
4 |
46,78< X
≤ 53,54 |
Tinggi |
15 |
5 |
X >53,54 |
sangat tinggi |
0 |
Tabel 4 menunjukan kecenderungan
penerapan model pembelajaran
PAIKEM. Berdasarkan perhitungan
skor di atas maka rerata penerapan
model pembelajaran PAIKEM sebesar
15 orang berada pada interval 46,78< X ≤
53,54 yang berarti tingkat penerapan model pembelajaran
PAIKEM berada pada kategori
TINGGI. Selain itu dapat diketahui bahwa tidak terdapat
mahasiswa berkategori
sangat tinggi, 10 orang berkategori
sedang, 2 orang mahasiswadengan
kategori rendah, 3 orang berkategori sangat rendah. Selanjutnya persentase data tersebut dapat dilihat pada gambar 1. berikut:
Gambar 1. Klasifikasi
Penerapan Model Pembelajaran
PAIKEM
Hasil wawancara dengan dua orang Dosen dalam proses penerapan model pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM)
pada matakuliah paduan suara di prodi pendidikan musik gereja, mereka mengatakan bahwa dalam penerapan model PAIKEM yang
dilaksanakan di PMG diterapkan
dengan baik.
Sebagaimana hasil wawancara
dengan Ibu Testi Zebua yang mengungkapkan bahwa Pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi mahasiswa, dalam penerapan PAIKEM saya tetap� menggunakan
model pembelajaran ini selama satu semester dan dalam menciptkan suasana belajar saya melakukan kuis, bernyanyi bersama dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang mudah dimengerti. Dengan menggunakan model pembelajaran ini hasil belajar
mahasiswa meningkat hal ini terlihat
dengan hasil nilai tugas dan ujian akhir semester dan tengah semester, sehingga minat belajar dari
mahasiswa antusias dalam matakuliah paduan suara
Hal senada juga di ungkapkan oleh ibu Novita Pembelajaran PAIKEM menurut saya adalah model pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk
melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada pengembangan karakter seperti keterampilan, tanggungjawab, bersikap danberfikir. Dalamhal tersebut PAIKEM memiliki 4 prinsip utama yaitu
interaksi, komunikasi, refleksi, dan eksplorasi, dalam hal menggunakan
model saya tetap menggunakan� PAIKEM ini kepada semua mata
kuliah yang saya bawakan baik itu
vokal dan yang lain-lain. Khusus
untuk mata kuliah paduan suara
saya menggunakan model pembelajaran ini selama proses perkuliahan sepanjang satu semester. Dalam menciptakan suasana belajar mencoba memberikan penjelasan materi secara sederhana yang dapat dengan mudah
dimengerti, mencoba memberikan contoh-contoh konkrit, menyelang-nyeling dengan game, kuis dan suasana kelas yang tidak monoton dengan
cara belajar dari nyanyian ataupun
menonton dari media elektronik sehingga hasil� yang saya terima pada ujian tengah semester serta beberapa tugas yang telah diberikan kepada saya, dari 30 mahasiswa
hanya beberapa saja yang masih kurang dalam memperoleh
nilai baik. jadi dapat saya
simpulkan bahwa dengan model pembelajaran ini, pembelajaran paduan suara dapat
diterima dengan baik oleh mahasiswa, setelah melaksanakan penerapan PAIKEM ini minat mahasiswa dalam pembelajaran paduan suara cukup
baik hal ini dapat dilihat
dari nilai tugas yang meningkat, absensi kelas yang hampir bersih dari
alpa dan izin meskipun ada satu
atau dua orang yang tidak mengikuti perkuliahan karena alasan yang tidak dapat dihindari.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran
PAIKEM dalam matakuliah paduan suara pada program studi pendidikan musik gereja, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan capaian pembelajaran dan lulusan prodi pendidikan
musik gereja.
Dalam penelitian ini,
model PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) diimplementasikan dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran seperti diskusi kelompok, simulasi, penugasan, dan penggunaan media pembelajaran
yang inovatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini memberikan dampak positif pada motivasi belajar mahasiswa, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan sosial dan emosional.
Selain itu, model pembelajaran
PAIKEM juga terbukti efektif
dalam meningkatkan kinerja mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas dan ujian, serta memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan prestasi akademik dan kemampuan vokal pada matakuliah paduan suara. Oleh karena itu, penggunaan
model pembelajaran PAIKEM dalam
matakuliah paduan suara pada prodi pendidikan musik gereja dapat direkomendasikan
sebagai suatu strategi pembelajaran yang efektif dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di bidang musik gereja.
BIBLIOGRAFI
Agustina, K. T., & Christimoty,
D. N. (2022). PAIKEM Implementation in Teaching the Concept of Salvation for
Children Age 9-12: Implementasi PAIKEM dalam Pengajaran Konsep Keselamatan pada
Anak Usia 9-12 Tahun. GRAFTA: Journal of Christian Religion Education and
Biblical Studies, 2(1), 49�63.
Ahmadi, L. K., & Amri, S. (2011).
Paikem Gembrot, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Amelia, P. (2018). Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa.
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Arend, R. J. (2013). The business model:
Present and future�beyond a skeumorph. Strategic Organization, 11(4),
390�402.
Azwar, H., & Abrian, Y. (2015).
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Grand Inna Muara
Padang. Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).
Fadilah, F., & Mahyuny, S. R. (2018).
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Locus Of Control Mahasiswa Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Samudra. JIPI (Jurnal IPA & Pembelajaran
IPA), 2(2), 100�105.
Indriantoro, N. (2014). Supomo. 2014. Metodologi
Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Istianah, A., & Susanti, R. P. (2021).
Pendidikan pancasila sebagai upaya membentuk karakter pelajar pancasila. Jurnal
Gatranusantara, 19(2), 202�207.
John W. Creswell. (2015). Penelitian
Kualitatif dan Desain Riset (Memilih di antara lima pendekatan), Judul Asli:
Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches,
Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi. Pustaka Pelajar.
Joice, W. (2013). Model-Model Pengajaran
dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Krissandi, A. D. S., Widharyanto, B., &
Dewi, R. P. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD. Bekasi: Media
Maxima.
Moleong, L. J. (2018). Metode penelitian
kualitatif, cetakan ke-37. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ngalimun, N. (2016). Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Siswa dalam Menceritakan Kegemaran Melalui Teknik Percakapan. STILISTIKA:
Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(1).
Pramono, H. (2012). Pengaruh sistem
pembinaan, sarana prasarana dan pendidikan latihan terhadap kompetensi kinerja
guru pendidikan jasmani sekolah dasar di kota Semarang. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 29(1).
Pritandhari, M., & Ratnawuri, T.
(2015). Evaluasi penggunaan video tutorial sebagai media pembelajaran semester
iv program studi pendidikan ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro. PROMOSI:
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 3(2).
Saifulloh, A. M., & Darwis, M. (2020).
Manajemen pembelajaran dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar
di masa pandemi covid-19. Bidayatuna Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah
Ibtidaiyah, 3(2), 285�312.
Siregar, M. R. (2019). Pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe time token terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa di
SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal MathEducation
Nusantara, 2(1), 35�38.
Sugiyono. (2014). Memahami penelitian
kuantitatif.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian
pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono, M. (2015). penelitian &
pengembangan (Research and Development/R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, P. D. (2014). Populasi dan
sampel. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, 291,
292.
Suprihatin, S. (2017). Pendekatan
Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. POTENSIA:
Jurnal Kependidikan Islam, 3(1), 82�104.
Tarigan, M. R. M., Purnama, D. A., Munir,
M., & Azwar, E. (2019). Pengaruh model active debate terhadap hasil belajar
siswa pada materi ekosistem di kelas x madrasah aliyah swasta proyek univa
medan. Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Dan Biologi,
2(1), 139�145.
Tishana, A., Alvendri, D., Pratama, A. J.,
Jalinus, N., & Abdullah, R. (2023). Filsafat Konstruktivisme dalam
Mengembangkan Calon Pendidik pada Implementasi Merdeka Belajar di Sekolah
Kejuruan. Journal on Education, 5(2), 1855�1867.
Yasinta, Y., & Fernandes, R. (2020).
Dampak penggunaan jejaring sosial geschool terhadap minat belajar. Jurnal
Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(3), 168�174.
Copyright holder: Nama Author (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |