Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 2, Februari 2023

 

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM MATAKULIAH PADUAN SUARA UNTUK CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN LULUSAN PRODI PENDIDIKAN MUSIK GEREJA

 

Eben Haezarni Telaumbanua

IAKN Tarutung, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Model pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran paduan suara, dimana PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.Pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun). Aspek menyenangkan dalam PAIKEM sangat penting, agar anak tidak merasa takut dan terbebani dalam kegiatan pembelajaran, agar anak dapat terus bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dalam pembelajaran. Penerapan Model PAIKEM dalam matakuliah Paduan Suara di prodi Pendidikan Musik Gereja (PMG) berhasil diterapkan dengan hasil belajar mahasiswa meningkat hal ini terlihat dengan hasil nilai tugas dan ujian akhir semester dan tengah semester, sehingga minat belajar dari mahasiswa antusias dalam matakuliah paduan suara.

 

Kata kunci: Penerapan, PAIKEM, Paduan Suara.

 

Abstract

The PAIKEM learning model is one of the models that can be applied in choir learning activities, where PAIKEM is a learning model that can be defined as a teaching approach (approach to teaching) used with certain methods and various teaching media accompanied by structuring the environment in such a way that the learning process becomes active, innovative, creative, effective, and fun. Learning must be student-centered and learning is fun. The fun aspect in PAIKEM is very important, so that children do not feel afraid and burdened in learning activities, so that children can continue to explore, create, and experiment in learning. The application of the PAIKEM Model in the Choir course in the Church Music Education (PMG) study program was successfully applied with the results of student learning outcomes increasing this can be seen by the results of assignment scores and final semester and midterm exams, so that interest in learning from students is enthusiastic in choir courses.

 

Keywords: Applicability, PAIKEM, Choir.

 

Pendahuluan

Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan supaya mahasiswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Saifulloh & Darwis, 2020). Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para mahasiswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial budaya (Istianah & Susanti, 2021). Proses pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara mahasiswa, dosen, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai kompetensi pembelajaran (Tishana et al., 2023). Kompetensi akan tercapai dengan maksimal ketika semua komponen terpenuhi sesuai dengan fungsinya masing-masing (Pramono, 2012).

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal dari dalam diri mahasiswa, maupun faktor eksternal yang berasal dari luar mahasiswa (Fadilah & Mahyuny, 2018). Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap objek atau suatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian dan keaktifan berbuat (Yasinta & Fernandes, 2020). Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar mahasiswa, bila proses pembelajaran tidak menyenangkan dan terkesan sangat monoton, maka mahasiswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya (Tishana et al., 2023). Mahasiswa yang tidak berminat terhadap suatu mata kuliah tidak mempunyai perhatian terhadap apa yang diajarkan oleh dosen, mahasiswa menjadi acuh, tidak mendengarkan penjelasan dosen, bahkan akan mencari kesibukan sendiri. Salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah terletak pada dosen (Amelia, 2018). Metode mengajar yang digunakan oleh dosen mempengaruhi belajar mahasiswa. Cara menyajikan bahan pelajaran yang menarik akan membuat mahasiswa tertarik untuk belajar, sedangkan metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula (Pritandhari & Ratnawuri, 2015).

Proses pendidikan dan pembelajaran dalam satuan pendidikan secara formal dituntut harus menyelenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik (Suprihatin, 2017). Prodi pendidikan Musik Gereja merupakan satu prodi yang berada di Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK), dimana� mahasiswa harus mengambil beban SKS sebanyak 150 SKS, untuk menamatkan perkuliahannya. Seluruh mata kuliah yang ada di jurusan PMG ini didominasi oleh matakuliah Praktek, dimana diantaranya adalah matakuliah paduan suara, yang berbobot 4 SKS. Dalam perkuliahan paduan suara mahasiswa seharusnya belajar bukan dengan cara menghafal tetapi harus terlibat aktif dalam perkuliahan, supaya hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan ada perubahan kemampuan dan perilaku pada mahasiswa, yaitu perubahan sebagai hasil dari belajar, seperti bertambahnya pengetahuan mahasiswa, perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta keterampilan.

 

Model pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran paduan suara, dimana PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Krissandi et al., 2018). Dengan model PAIKEM bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara, Pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini, seperti Reigeluth dan Merill yang telah meletakkan dasar-dasar instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran (Agustina & Christimoty, 2022).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Prodi Pendidikan Musik Gereja, metode yang sering digunakan saat pembelajaran mata kuliah paduan suara adalah metode konvensional dengan ceramah. Metode pembelajaran dengan ceramah cenderung monoton, dosenmenyampaikan materi secara ceramah dan mengharapkan mahasiswa mendengarkan, mencatat, dan paham terhadap materi yang disampaikan. Metode ini kurang sesuai untuk mata kuliah praktik seperti Paduan suara. Selain itu, penggunaan metode ini melelahkan dosen dan menimbulkan kejenuhan bagi mahasiswa. Mahasiswa menjadi bosan,� mengantuk, pasif terhadap pembelajaran, asyik sendiri dan hanya mencatat saja,� maka dengan itu sudah sepatutnya suatu kelas mata kuliah membutuhkan model pembelajan atau startegi pembelajaran yang mampu memberikan ruang bagi kedua belah pihak pelaksana kegiatan pembelajaran dalam ruangan kelas yang mampu meningkatkan minat mahasiswa dalam menerima pembelajaran paduan suara.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses pembelajaran.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kuantitatif dan kualtitatif/metode campuran (mix method). Menurut Creswell (2015) penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Metode campuran berfokus pada pengumpulan, penganalisisan, dan pencampuran data kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian tunggal atau lanjutan. Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa penggunaan metode campuran akan menghasilkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif dibandingkan jika menggunakan kualitatif atau kuantitatif saja dalam suatu penelitian. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian, peneliti menggunakan strategi metode campuran eksplanatoris sekuensial (sequential explanatory). Sequential explanatory designs adalah metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif (M. Sugiyono, 2015). Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis data primer. Menurut Indriantoro & Supomo (2014) data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung secara langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data primer yang dikumpulkan diperoleh melalui survei hasil kuesioner yang disebar kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah paduan suara di prodi PMG dan hasil wawancara peneliti terhadap dosen yang mengampu mata kuliah paduan suara di prodi PMG.� Sumber data pada saat peneliti secara kuantitatif ialah hasil kuesioner yang diperoleh dari mahasiswa. Sumber dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti sumber buku, sumber pribadi dan artikel-artikel lainnya. Dalam Prosedur Pengumpulan Data, menggunakan data kuantitatif berperan untuk memperoleh data terukur yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Data kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan menggugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh (Sugiyono, 2014).

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik survei melalui penyebaran kuesioner.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014). Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang umum digunakan untuk studi lapangan atau survei. Pengisisan kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.

Jenis angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup dan terstruktur artinya daftar pertanyaan tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dengan menggunakanskor. Pada tahap kedua, peneliti akan melakukan wawancara kepada dosen di prodi PMG. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung dengan maksud tertentu (P. D. Sugiyono, 2014). Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang mendalam mengenai Proses pembelajaran dalam mata kuliah paduan suara. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam (in depth interview). Menurut (Moleong, 2018) wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara mendalam, pertanyaan- pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan- pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan.

 

Hasil dan Pembahasan

Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus. Menurut Arends� (2013)� model� pembelajaran mengacu� pada� pendekatan� yang digunakan termasuk� di dalamnya� tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan� pengelolaan� kelas.� Joice� (2013)� model� pembelajaran� adalah� suatu� pola� atau rencana� yang� sudah� direncanakan� sedemikian� rupa� dan� digunakan� untuk menyusun� kurikulum,� mengatur� materi� pelajaran,� dan� memberi� petunjuk kepada�� pengajar di�� kelasnya.�� Siregar (2019) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala� aspek� sebelum,� sedang� dan� sesudah� pembelajaran� yang� dilakukan dosen� serta� segala� fasilitas� yang� terkait� yang� digunakan� secara� langsung atau tidak langsung dalam proses belajar. Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta� pembentukan� kompetensi� dan� karakter.

Menurut Ngalimun (2016) model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain:

a.� Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b.� Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik akan belajar (memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin dicapai).

c.� Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan atau yang biasa disebut sebagai model pembelajaran PAIKEM. Menurut Tarmizi dalam Suyadi PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang untuk membuat anak menjadi lebih aktif, mengembangkan kreatifitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan optimal.� PAIKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun). Aspek menyenangkan dalam PAIKEM sangat penting, agar anak tidak merasa takut dan terbebani dalam kegiatan pembelajaran, agar anak dapat terus bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dalam pembelajaran, disamping itu PAIKEM adalah penerjemah dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yaitu (1) learning to know, yaitu memepelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran, (2) learning to do yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengamalan dan pelaksanaannya, (3) learning to be yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak dan (4) learning to life yaitu belajar dalam kebersamaan yang merupakan aspek sosial anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup dalam keberagaman yang ada disekeliling siswa. Penerapan pembelajarn Aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran harus dipraktikkan dengan benar. Menurut Ahmadi (2011) mengemukakn Secara garis besar penerapan PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

1.� Mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan� penekanan pada belajar melalui berbuat

2.� Dosen menggunakan berbagai alat musik dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat mahasiswa dalam belajar

3.� Dosen mengatur kelas dengan membentuk posisi kursi setengah lingkaran (seperti pementasan)

4.� Dosen menerapkan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif

5.� Dosen mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk menemukan sendiri� pemecahan� masalah dalam hal ini paduan suara (hingga pada akhirnya dapat dinyanyikan berbentuk koor/paduan suara)

Untuk penerapan PAIKEM seorang dosen harus merancang kegiatan sesuai dengan sintaks. Sintaks pada PAIKEM pada dasarnya harus direduksi dari� berbagai model pembelajaran. Ahmadi & Amri (2011) mengemukakan peneliti mengacu pada sintaks dalam setting pembelajaran langsung dan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan rasional yang melatar belakangi masalah dalam pembelajaran paduan suara yaitu (1) mahasiswa tidak aktif dan kreatif hanya berfokus pada tujuan materi yang dipelajari saat itu, (2) mahasiswa belum mampu berinovasi dan membangun pengetahuan secara ilmiah, (3) mahasiswa mengalami kesulitan dalam menganalisis hasil penyelidikan, (4) mahasiswa dan lulusan masih belum mencerminkan seorang calon guru musik. Selanjutnya dilandaskan pada perubahan dunia kerja saat ini yang menuntut keahlian di bidang musik sebagai landasan filosofi dan berlandaskan pada beberapa teori psikologis seperti teori behaviorisme, kontruktivisme, Vygotsky, Bandura, Brunner serta landasan teoritis yang menjelaskan jurusan PMG� dan capaian pembelajaran� paduan suara, maka diterapkan model PAIKEM untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut

Untuk memperoleh gambaran tentang kualitas penerapan model pembelajaran PAIKEM, dilakukan analisis karakteristik data, dilakukan perhitungan harga mean (M), Simpangan Baku (Sd), Median (Mi) dan Modus (Mo) masing-masing deskriptor Kualitas penerapan model pembelajaran PAIKEM diperoleh hasil perhitungan rerata ideal (Mi) dan simpang baku ideal (Si) seperti pada tabel berikut.�

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1

Deskripsi Data Harga Mean (M), Simpangan Baku (Sd), Median (Mi) dan Modus (Mo) Deskriptor penerapan model pembelajaran PAIKEM

Statistics

total

 

 

N

Valid

30

Missing

0

Mean

43.4000

Std. Error of Mean

1.02900

Median

45.5000

Mode

48.00

Std. Deviation

5.63609

Variance

31.766

Range

19.00

Minimum

30.00

Maximum

49.00

Sum

1302.00

 

Selanjutnya sajian persentase hasil tiap deskriptor dideskripsikan dan diambil kesimpulan. Besarnya persentase menunjukkan pada kriteria informasi yang diungkapkan. Penentuan kriteria ditinjau dari kurva normal berdasarkan rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Si) diadopsi dari (Tarigan et al., 2019) yang dirumuskan sebagai berikut.:

Mi (Rerata ideal) = � ( skor maksimum + skor minimum ideal)

Si (Standar deviasi ideal) = 1/6 ( skor maksimum - skor minimum ideal)

X = Skor empiris

Merujuk rumus tersebut, selanjutnya dipaparkan kriteria penilaian masing-masing deskriptor sebagai berikut:

 

Tabel 2.

Karakteristik Kriteria Penilaian Masing-Masing Deskriptor

No.

Deskriptor

Rumus rentang skor

Rentang skor

Kategori

1.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM

X< M-1,8 S

�X ≤ 32,25

Sangat rendah

M-1,8SD≤X≤M-0,6SD

32,25 < X ≤ 40,01

Rendah

Mi-0,6SD≤X≤M+0,6SD

40,01<X≤ 46,78

Sedang

Mi+0,6SD≤X≤M+ 1,8SD

46,78< X ≤ 53,54

Tinggi

X> M+1,8 SD

X >53,54

Sangat tinggi

 

Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut:

 

Tabel 3

Deskripsi�� Skor Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM

Descriptive Statistics

 

N

Range

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Variance

 

Statistic

Statistic

Statistic

Statistic

Statistic

Std. Error

Statistic

Statistic

item1

30

2.00

3.00

5.00

4.7000

.11890

.65126

.424

item2

30

3.00

2.00

5.00

4.4000

.15610

.85501

.731

item3

30

4.00

1.00

5.00

4.3667

.17606

.96431

.930

item4

30

4.00

1.00

5.00

4.0000

.20342

1.11417

1.241

item5

30

4.00

1.00

5.00

4.3667

.16248

.88992

.792

item6

30

2.00

3.00

5.00

4.4667

.14169

.77608

.602

item7

30

3.00

2.00

5.00

4.2667

.15111

.82768

.685

item8

30

4.00

1.00

5.00

4.0333

.19466

1.06620

1.137

item9

30

4.00

1.00

5.00

4.2333

.18988

1.04000

1.082

item10

30

4.00

1.00

5.00

4.5667

.16388

.89763

.806

Valid N (listwise)

30

 

 

 

 

 

 

 

 

Data� penelitian untuk penerapan model pembelajaran PAIKEM diambil dari 30 responden dengan 10 butir instrumen penelitian yang diolah menggunakan SPPSS for windows 17. Skor item minimal 1 dan maksimal 5 (empat alternatif jawaban). Deskripsi Data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: skor tertinggi= 49; skor terendah=30 ; skor rerata (mean) = 43,40 nilai tengah (median) =45.50; modus (mode) =48; dan simpangan baku (standard deviation)= 5,63, Penentuan kategori kecenderungan penerapan model pembelajaran PAIKEM menggunakan skor rerata ideal� sebagai perbandingan. Dengan menggunakan kategorisasi yang diadopsi dari Azwar (2015) disusun klasifikasi skor konformitas terhadap skor kecenderungan penerapan model pembelajaran PAIKEM sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut:

 

 

Tabel 4

Klasifikasi Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM

No.

Rentang Skor

Kategori

Frekuensi

1

�X ≤ 32,25

sangat rendah

3

2

32,25 < X ≤ 40,01

Rendah

2

3

40,01<X≤ 46,78

Sedang

10

4

46,78< X ≤ 53,54

Tinggi

15

5

X >53,54

sangat tinggi

0

 

Tabel 4 menunjukan kecenderungan penerapan model pembelajaran PAIKEM. Berdasarkan perhitungan skor di atas maka rerata penerapan model pembelajaran PAIKEM sebesar 15 orang berada pada interval 46,78< X ≤ 53,54 yang berarti tingkat penerapan model pembelajaran PAIKEM berada pada kategori TINGGI. Selain itu dapat diketahui bahwa tidak terdapat mahasiswa berkategori sangat tinggi, 10 orang berkategori sedang, 2 orang mahasiswadengan kategori rendah, 3 orang berkategori sangat rendah. Selanjutnya persentase data tersebut dapat dilihat pada gambar 1. berikut:

 

Gambar 1. Klasifikasi Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM

 

Hasil wawancara dengan dua orang Dosen dalam proses penerapan model pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM) pada matakuliah paduan suara di prodi pendidikan musik gereja, mereka mengatakan bahwa dalam penerapan model PAIKEM yang dilaksanakan di PMG diterapkan dengan baik.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Testi Zebua yang mengungkapkan bahwa Pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi mahasiswa, dalam penerapan PAIKEM saya tetap� menggunakan model pembelajaran ini selama satu semester dan dalam menciptkan suasana belajar saya melakukan kuis, bernyanyi bersama dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang mudah dimengerti. Dengan menggunakan model pembelajaran ini hasil belajar mahasiswa meningkat hal ini terlihat dengan hasil nilai tugas dan ujian akhir semester dan tengah semester, sehingga minat belajar dari mahasiswa antusias dalam matakuliah paduan suara

Hal senada juga di ungkapkan oleh ibu Novita Pembelajaran PAIKEM menurut saya adalah model pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada pengembangan karakter seperti keterampilan, tanggungjawab, bersikap danberfikir. Dalamhal tersebut PAIKEM memiliki 4 prinsip utama yaitu interaksi, komunikasi, refleksi, dan eksplorasi, dalam hal menggunakan model saya tetap menggunakan� PAIKEM ini kepada semua mata kuliah yang saya bawakan baik itu vokal dan yang lain-lain. Khusus untuk mata kuliah paduan suara saya menggunakan model pembelajaran ini selama proses perkuliahan sepanjang satu semester. Dalam menciptakan suasana belajar mencoba memberikan penjelasan materi secara sederhana yang dapat dengan mudah dimengerti, mencoba memberikan contoh-contoh konkrit, menyelang-nyeling dengan game, kuis dan suasana kelas yang tidak monoton dengan cara belajar dari nyanyian ataupun menonton dari media elektronik sehingga hasil� yang saya terima pada ujian tengah semester serta beberapa tugas yang telah diberikan kepada saya, dari 30 mahasiswa hanya beberapa saja yang masih kurang dalam memperoleh nilai baik. jadi dapat saya simpulkan bahwa dengan model pembelajaran ini, pembelajaran paduan suara dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa, setelah melaksanakan penerapan PAIKEM ini minat mahasiswa dalam pembelajaran paduan suara cukup baik hal ini dapat dilihat dari nilai tugas yang meningkat, absensi kelas yang hampir bersih dari alpa dan izin meskipun ada satu atau dua orang yang tidak mengikuti perkuliahan karena alasan yang tidak dapat dihindari.

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam matakuliah paduan suara pada program studi pendidikan musik gereja, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan capaian pembelajaran dan lulusan prodi pendidikan musik gereja.

Dalam penelitian ini, model PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) diimplementasikan dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran seperti diskusi kelompok, simulasi, penugasan, dan penggunaan media pembelajaran yang inovatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini memberikan dampak positif pada motivasi belajar mahasiswa, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan sosial dan emosional.

Selain itu, model pembelajaran PAIKEM juga terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas dan ujian, serta memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan prestasi akademik dan kemampuan vokal pada matakuliah paduan suara. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran PAIKEM dalam matakuliah paduan suara pada prodi pendidikan musik gereja dapat direkomendasikan sebagai suatu strategi pembelajaran yang efektif dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di bidang musik gereja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustina, K. T., & Christimoty, D. N. (2022). PAIKEM Implementation in Teaching the Concept of Salvation for Children Age 9-12: Implementasi PAIKEM dalam Pengajaran Konsep Keselamatan pada Anak Usia 9-12 Tahun. GRAFTA: Journal of Christian Religion Education and Biblical Studies, 2(1), 49�63.

 

Ahmadi, L. K., & Amri, S. (2011). Paikem Gembrot, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.

 

Amelia, P. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

 

Arend, R. J. (2013). The business model: Present and future�beyond a skeumorph. Strategic Organization, 11(4), 390�402.

 

Azwar, H., & Abrian, Y. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Grand Inna Muara Padang. Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).

 

Fadilah, F., & Mahyuny, S. R. (2018). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Locus Of Control Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Samudra. JIPI (Jurnal IPA & Pembelajaran IPA), 2(2), 100�105.

 

Indriantoro, N. (2014). Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

 

Istianah, A., & Susanti, R. P. (2021). Pendidikan pancasila sebagai upaya membentuk karakter pelajar pancasila. Jurnal Gatranusantara, 19(2), 202�207.

 

John W. Creswell. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset (Memilih di antara lima pendekatan), Judul Asli: Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches, Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi. Pustaka Pelajar.

 

Joice, W. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

 

Krissandi, A. D. S., Widharyanto, B., & Dewi, R. P. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD. Bekasi: Media Maxima.

 

Moleong, L. J. (2018). Metode penelitian kualitatif, cetakan ke-37. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

 

Ngalimun, N. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dalam Menceritakan Kegemaran Melalui Teknik Percakapan. STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(1).

 

Pramono, H. (2012). Pengaruh sistem pembinaan, sarana prasarana dan pendidikan latihan terhadap kompetensi kinerja guru pendidikan jasmani sekolah dasar di kota Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan, 29(1).

 

Pritandhari, M., & Ratnawuri, T. (2015). Evaluasi penggunaan video tutorial sebagai media pembelajaran semester iv program studi pendidikan ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro. PROMOSI: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 3(2).

 

Saifulloh, A. M., & Darwis, M. (2020). Manajemen pembelajaran dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar di masa pandemi covid-19. Bidayatuna Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah, 3(2), 285�312.

 

Siregar, M. R. (2019). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe time token terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa di SMK Negeri 2 Binjai Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal MathEducation Nusantara, 2(1), 35�38.

 

Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kuantitatif.

 

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.

 

Sugiyono, M. (2015). penelitian & pengembangan (Research and Development/R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

 

Sugiyono, P. D. (2014). Populasi dan sampel. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, 291, 292.

 

Suprihatin, S. (2017). Pendekatan Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 3(1), 82�104.

 

Tarigan, M. R. M., Purnama, D. A., Munir, M., & Azwar, E. (2019). Pengaruh model active debate terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas x madrasah aliyah swasta proyek univa medan. Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Dan Biologi, 2(1), 139�145.

 

Tishana, A., Alvendri, D., Pratama, A. J., Jalinus, N., & Abdullah, R. (2023). Filsafat Konstruktivisme dalam Mengembangkan Calon Pendidik pada Implementasi Merdeka Belajar di Sekolah Kejuruan. Journal on Education, 5(2), 1855�1867.

 

Yasinta, Y., & Fernandes, R. (2020). Dampak penggunaan jejaring sosial geschool terhadap minat belajar. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(3), 168�174.

 

Copyright holder:

Nama Author (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: