Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
3, Maret 2023
Himarda Sri Santi Mbungo, Ernawati
Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara, Jakarta
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Personal hygiene adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk mencapai kesejahteraan fisik dan psikis dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatannya. Pada saat menstruasi diperlukan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan personal hygiene yang baik agar terhindar dari berbagai gangguan yang dapat timbul pada organ reproduksi seperti keputihan, Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), iritasi kulit kelamin, kanker serviks dan sebagainya.Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap personal hygiene saat menstruasi khususnya mengenai keputihan. Sampel penelitian ini berjumlah 84 responden di SMAN 1 Merauke. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik cross sectional, dengan teknik consecutive non-random sampling dan penelitian ini dilakukan secara online melalui gform dari bulan Desember 2020 sampai Mei 2021. Metode pengumpulan data dengan mengisi kuesioner kemudian hasilnya akan di proses.Dari total 84 responden, terdapat 50 siswa yang memiliki personal hygiene yang buruk saat menstruasi (59,5%), 62 siswa mengalami keputihan (73,8%). Dari 84 responden, 43 (51,2%) siswa memiliki pengetahuan rendah dan 51 (60,7%) siswa memiliki sikap rendah. Secara statistik tidak ada hubungan pengetahuan dengan personal hygiene saat menstruasi (p value = 0,631) PR = 0,915 yang berperan sebagai faktor protektif . Dan juga terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan personal hygiene saat menstruasi (p value = 0,040) dengan PR = 1,467 yang berarti siswa yang memiliki sikap buruk memiliki risiko 2,34 kali lebih tinggi untuk memiliki personal hygiene yang buruk. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan personal hygiene saat menstruasi, namun ada hubungan antara sikap dengan personal hygiene saat menstruasi.
Kata kunci: personal hygiene, keputihan, kesehatan reproduksi
Abstract
Personal hygiene is an action taken by a person to
achieve physical and psychological well-being by maintaining cleanliness and
his health. During menstruation, knowledge of reproductive health and good
personal hygiene is needed in order to avoid various disorders that can arise
in the reproductive organs such as vaginal discharge, Reproductive Tract
Infection (ISR), genital skin irritation, cervical cancer and so on. To determine the relationship
between knowledge and attitudes towards personal hygiene during menstruation,
especially regarding vaginal discharge. The sample of this study amounted to 84
respondents at SMAN 1 Merauke. The research design used was observational
analytic cross sectional, with consecutive non-random sampling technique and
this research was conducted online through a gform
from December 2020 to May 2021. The method of data collection was by filling
out a questionnaire and then the results will be processed. From a total of 84
respondents, there were 50 students who had poor personal hygiene during menstruation
(59.5%), 62 students
who experienced vaginal discharge (73.8%). Of the 84 respondents, 43 (51.2%)
students had low knowledge and 51 (60.7%) students had low attitudes.Statistically there is no relationship
between knowledge and personal hygiene during menstruation (value 0.631) PR =
0.915 which acts as a protective factor. And there is also a significant
relationship between attitude and personal hygiene during menstruation (p value
= 0.040) with PR = 1.467 which means that students who have poor attitudes have
a 2.34 times higher risk of having poor personal hygiene.There is no relationship between knowledge and personal hygiene during
menstruation, but there is a relationship between attitude and personal hygiene
during menstruation.
Keywords: personal
hygiene, vaginal discharge, reproductive health
Pendahuluan
Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya sehat secara jasmani, rohani, sosial, ekonomi atau bebas dari kecacatan namun dalam segala hal yang berkaitan dengan reproduksi beserta fungsi dan prosesnya (Nurulicha, 2019). Personal hygiene adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk mencapai kesejahteraan fisik dan psikis dengan menjaga kebersihan dan kesehatannya (Yusiana & Saputri, 2016). Menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dari dinding rahim secara periodik setiap bulan sebagai tanda kematangan organ reproduksi, hal ini menjadi tanda bahwa remaja putri sudah dalam masa pubertas (Nisa, Dharminto, Winarni, & Dharmawan, 2020). Saat menstruasi, pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan personal hygiene yang baik sangat diperlukan supaya terhindar dari berbagai gangguan yang dapat timbul pada alat reproduksi seperti Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), keputihan, iritasi kulit genital, kanker rahim dan sebagainya (Nisa et al., 2020).
Usia remaja menduduki posisi tertinggi di dunia untuk angka kejadian ISR yaitu sebesar 35-42% dan pada usia dewasa muda sebesar 27-33% (Nisa et al., 2020). Di Asia Selatan, remaja putri �terkena efek negatif dari infeksi alat reproduksi saat menstruasi sebanyak 97,5% (Astuti, Utami, ST, & Keb, 2017). Angka insiden penyakit infeksi di Indonesia yang terjadi pada 35-42% teenager berusia 10-18 tahun serta young adults (18-22 tahun) sebesar 27- 33% (Astuti et al., 2017). Pada penelitian Ariyani (2009) mengenai biopsikososial hygiene pada siswi SMP di ibukota Jakarta saat menstruasi, yang memiliki perilaku baik dalam perawatan hygiene saat menstruasi sekitar 17,4%. Sedangkan 82,6% mempunyai perilaku yang kurang dalam memelihara hygiene saat menstruasi (Pythagoras, 2017). Di Merauke, tepatnya di SMAN 1 Merauke dari pengisian kuisioner 35 responden didapatkan 82.9% masih mengalami keputihan, 68,6% masih mengalami gatal-gatal, dan 34,3% masih menggunakan pembalut sampai berbau tidak sedap.
Masalah yang paling sering timbul dari personal hygiene yang buruk pada remaja putri adalah keputihan, dimana jika tidak ditangani dengan cepat akan sangat fatal. Tidak hanya dapat mengakibatkan kehamilan di luar rahim dan kemandulan, keputihan juga dapat menjadi gejala awal keganasan pada rahim dengan prevalance sampai 100 per 100.000 orang pertahun yang dapat berujung dengan kematian. Karena hal inilah, kanker serviks disebut sebagai pembunuh nomor satu bagi Wanita (Astuti et al., 2017). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan� judul,� �� Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi Terhadap Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi di SMA NEGERI 1 MERAUKE�.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Merauke pada bulan Desember �2020 � Mei 2021. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian studi cross sectional
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi terhadap personal hygiene saat menstruasi pada siswi.
Populasi target dari penelitian ini adalah semua siswi
berusia 15-19
tahun. Populasi terjangkaunya adalah semua siswi berusia 15-19 tahun di
Merauke, Papua. Sampel penelitian ini adalah siswi
yang sudah mengalami menstruasi berusia 15-19 tahun di SMAN 1 Merauke dan
memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive non-random sampling. Berdasarkan
perhitungan besar sampel, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 84 orang sesuai kriteria inklusi. Analisis data meliputi analisis bivariate dengan uji chi-square untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi terhadap personal
hygiene saat menstruasi
pada siswi di SMAN 1 Merauke.
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Merauke pada bulan Desember �2020 � Mei 2021. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian studi cross sectional
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi terhadap personal hygiene saat menstruasi pada siswi.
Populasi target dari penelitian ini adalah semua siswi
berusia 15-19
tahun. Populasi terjangkaunya adalah semua siswi berusia 15-19 tahun di
Merauke, Papua. Sampel penelitian ini adalah siswi
yang sudah mengalami menstruasi berusia 15-19 tahun di SMAN 1 Merauke dan
memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive non-random sampling. Berdasarkan
perhitungan besar sampel, sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 84 orang sesuai kriteria inklusi. Analisis data meliputi analisis bivariate dengan uji chi-square untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan reproduksi terhadap personal
hygiene saat menstruasi
pada siswi di SMAN 1 Merauke.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Responden penelitian adalah
siswi berusia 15-19 tahun di SMAN 1 Merauke. Dari (tabel 1), didapatkan jumlah
responden lebih banyak berusia 15 tahun dengan jumlah
60 orang (71,4%). Sebanyak 43
orang (51,2%) memiliki pengetahuan kurang, 51 orang (60,7%) memiliki sikap yang
kurang, dan 50 orang (59,5%) memiliki personal
hygiene yang buruk, serta 33 orang (39,3%) mengalami keputihan.
Tabel 1
Responden Karakteristik
Jumlah (n=84) |
Persentase (%) |
|
Usia |
|
|
15 |
60 |
71,4 |
16 |
19 |
22,6 |
17 |
5 |
6,0 |
Pengetahuan |
|
|
Kurang |
43 |
51,2 |
Baik |
41 |
48,8 |
Sikap |
|
|
Kurang |
51 |
60,7 |
Baik |
33 |
39,3 |
Personal Hygiene |
|
|
Kurang |
50 |
59,5 |
Baik |
34 |
40,5 |
Keputihan |
|
|
Ya |
33 |
39,3 |
Tidak |
51 |
60,7 |
Hubungan Pengetahuan dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi
Berdasarkan (tabel 2), responden dengan �pengetahuan yang kurang memiliki personal hygiene �yang kurang
sebanyak 24 orang dengan p-value 0,631, maka
tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan personal
hygiene pada siswi di SMAN 1 Merauke. Hasil penelitian ini didapatkan prevalence
ratio (PR) = 0,915 yang menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang bertindak sebagai factor proteksi terhadap personal hygiene saat menstruasi.
Tabel 2
Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan dengan Personal Hygiene
|
Kurang |
Baik |
|
|
0,915������������������������ 0,638-1,314������ 0,631 |
Pengetahuan� ������������������ Kurang |
24 |
19 |
Baik |
25 |
16 |
Personal Hygiene������������������������������������������������������ PR���������� 95%
CI�������������������������������������������������������������������������������� P value
Keterangan: PR : Prevalence Ratio; CI: Confident
Internal
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Firdaus (2018) di SMP Banyuwangi yang menyatakan bahwa responden
sudah memiliki pemahaman yang baik terkait kebersihan diri saat menstruasi sebanyak 68%. Hal ini dipengaruhi oleh umur,
semakin bertambah umur seseorang maka pola pikir dan tingkat pemahamannya akan
menjadi lebih baik pula. Selain itu, media massa juga bertindak sebagai faktor
yang ikut mempengaruhi hal ini, dimana terdapat 29 responden (58%)� sudah membuka atau memperoleh informasi dari
media massa terkait personal hygiene
organ reproduksi (Firdaus & Astutik, 2018).
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Pemiliana dkk (2019) di SMA Etislandia Medan Tahun 2018 dengan hasil
uji chi-square diperoleh nilai p=0,033 yang berarti terdapat hubungan
pengetahuan dengan personal hygiene saat
menstruasi. Kurangnya pengetahuan responden mengenai personal hygiene dikarenakan kurangnya membaca buku dan tidak
memperoleh informasi yang baik tentang kebersihan diri maupun pengarahan dari tenaga kesehatan (Pemiliana, 2019).
Hubungan Sikap dengan Personal Hygiene
Berdasarkan (tabel 3), responden dengan �sikap yang kurang mempunyai personal hygiene �yang kurang
sebanyak 34 orang dengan p-value 0,040, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan
personal hygiene pada siswi
di SMAN 1 Merauke. Hasil
penelitian ini didapatkan prevalence
ratio (PR) = 1,467 yang menunjukkan bahwa responden dengan sikap yang kurang mempunyai risiko 1,467 kali lebih besar mempunyai personal hygiene saat
menstruasi yang kurang.
Tabel 3
Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Personal Hygiene
|
Kurang |
Baik |
|
|
1,467������������������������ 0,963-2,235������ 0,040 |
Sikapa� ���� ���Kurang |
34 |
17 |
Baik |
15 |
18 |
Personal
Hygiene������������������������������������������������������ PR���������� 95%
CI�������������������������������������������������������������������������������� P value
Keterangan: PR : Prevalence Ratio; CI: Confident
Internal
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri (2016)� bahwa remaja� putri dengan sikap terhadap� personal� hygiene yang baik �maka� perilakunya saat menstruasi akan menjadi baik pula. Hal ini dibuktikan dengan uji chi square �didapatkan p value =0,000 < 0,05 (Putri & Setianingsih, 2016). Sikap yang kurang dalam personal hygiene saat menstruasi dipengaruhi oleh dorongan yang diberikan dan responden masih tidak peduli sehingga untuk mendiskusikan hal-hal terkait� menstruasi dengan keluarga, teman ataupun orang lain masih kurang (Novianti, Erawan, & Yasnani, 2016).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Angin (2019) dengan hasil uji chi square� nilai� p� =� 0.048� >� α� (0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara sikap dengan personal hygiene saat menstruasi,� karena selain pengetahuan yang baik maupun buruk, faktor yang dapat mempengaruhi sikap yaitu umur,� pendidikan� dan� status� sosial yang��� kemudian menimbulkan�� sikap� yang tidak tepat (Angin, 2019).
Hubungan
Pengetahuan dengan Keputihan
Berdasarkan (tabel 4), 14 responden dengan �pengetahuan yang kurang dan mengalami keputihan dengan p-value 0,030, yang berarti terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan keputihan pada siswi di SMAN 1 Merauke. Hasil penelitian
ini didapatkan prevalence ratio (PR) = 0,58 yang berarti
pengetahuan yang kurang bertindak sebagai faktor proteksi terhadap keputihan.
Tabel 4
Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan dengan Keputihan
Keputihan������������������������������������������������������������������ PR������������� 95% CI�������������������������������������������������������������������������������� P value
|
Ya |
Tidak |
|
|
0,58�������������������������� 0,349-0,965������ 0,030 |
Pengetahuan� ������������������ Kurang |
14 |
29 |
Baik |
23 |
18 |
Keterangan: PR : Prevalence Ratio; CI: Confident
Internal
Hal ini sejalan dengan penelitian
Pamaruntuan dkk (2015) di SMAN 4 Manado dengan hasil uji chi square nilai p = 0.000
dengan PR 2.38 (1.602 � 3.701) (Pamaruntuan & Ratag, 2015).
Hal ini disebabkan karena rata-rata siswi tidak memahami cara membersihkan alat
kelamin yang tepat. Mereka tidak memahami dampak dari sabun pembersih vagina,
akibatnya sebagian besar dari mereka menganggap membersihkan alat kelamin yang
tepat adalah dengan memakai sabun pembersih vagina (Ayuningtyas & Suryaatmaja, 2011).
Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Pety (2017) di SMKF X KEDIRI dengan uji statistik spearman rho didapatkan nilai p > 0,05 yang artinya pengetahuan
tidak memiliki korelasi dengan kejadian keputihan. Responden yang memiliki
pemahaman baik mengenai keputihan dapat terkena keputihan yang disebabkan
karena perilaku yang kurang tepat dalam memelihara kebersihan organ
genitalianya (Sari, 2017).
Hubungan Sikap dengan Keputihan
Berdasarkan (tabel 5), responden dengan �sikap yang kurang dan mengalami keputihan sebanyak 29
orang dengan p-value
0,003, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan keputihan pada siswi di SMAN 1 Merauke. Hasil penelitian
ini didapatkan prevalence ratio (PR) = 2,34 yang berarti
responden dengan sikap yang kurang mempunyai risiko 2,34 kali mengalami
keputihan daripada responden dengan sikap yang baik.
Tabel 5
Analisis Bivariat Hubungan
Sikap dengan Keputihan
Keputihan��������������������������������������������������������������������������� PR���������������������������������������������������������������������������������������������� 95% CI���������������������������������������������������������������������������������������������� P value
|
Ya |
Tidak |
|
|
2,34����������������������� 1,226-4,488������������������������������ 0,003 |
Sikap��������������������� Kurang |
29 |
22 |
Baik |
8 |
25 |
Keterangan: PR : Prevalence Ratio; CI: Confident
Internal
Hal ini sejalan dengan penelitian Gampu (2018)
di SMAN 3 Tahuna Barat Kabupaten Kepulauan
Sangihe �dengan hasil uji chi
square �didapatkan p value 0,031 < 0,05 yang berarti
terdapat hubungan antara� sikap dengan
keputihan. Hal
ini disebabkan karena
masih terdapat remaja yang tidak menyikapi dengan tepat seberapa perlunya untuk mencegah terjadinya fluor albus Faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap adalah
pengalaman personal, kultur, orang tua, guru, teman sebaya, dan media massa (Gampu,
Onibala, & Kundre, 2018).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Muhammad (2019) dengan uji Chi Square didapatkan nilai p value 0,174 > 0,05
artinya tidak terdapat hubungan sikap dengan keputihan. Dalam hal ini bukan
hanya pengetahuan yang baik ataupun buruk,
tetapi sikap dapat juga dipengaruhi
oleh faktor umur, pendidikan, informasi dan status sosial yang akhirnya menimbulkan sikap yang tidak tepat. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan
sikap dan pemahaman yang baik yang kemudian akan menimbulkan perilaku yang positif dan berlaku sebaliknya (Muhamad,
Hadi, & Yani, 2019).
Pada penelitian ini terdapat bias pengukuran dikarenakan pengambilan data hanya melalui pengisian formulir online sehingga informan� kurang� teliti� dalam menjawab pernyataan yang ada sehingga terjadi tidak konsisten terhadap jawaban� kuesioner. Dalam penelitian ini juga terdapat recall bias dimana responden tidak dapat mengingat dengan jelas sikap dan perilaku mengenai personal hygiene saat menstruasi dalam kesehariannya. Serta terdapat bias instrumen dimana terdapat pertanyaan pada variabel yang tidak valid maupun reliabel sehingga menurunkan kualitas pengukuran.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan personal hygiene saat
menstruasi
pada siswi di SMAN 1 MERAUKE dengan p-value 0,631, tetapi
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan personal hygiene dengan p value 0,040. Pada
penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
keputihan dengan p value 0,030 dan
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan keputihan dengan p value �0,003. Untuk siswi sebaiknya lebih terbuka lagi kepada orang
tua, guru, lingkungan sekitar mengenai menstruasi agar mendapat pengalaman dan
informasi yang baik dan benar dalam menyikapi personal hygiene siswi. Untuk orang tua dan guru sebaiknya tidak
menganggap bahwa hal-hal mengenai kesehatan reproduksi merupakan hal yang
�tabu� dan memberikan informasi dasar kepada siswi dalam hal ini terkait
menstruasi dan juga bisa memfasilitasi dengan sarana dan prasarana seperti booklet dan pamflet. Sehingga mereka mempunyai pengetahuan dan sikap yang sesuai
dalam menyikapi personal hygiene �saat menstruasi.
BIBLIOGRAFI
Angin, Susi Amenta Perangin. (2019).
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Pada Saat
Menstruasi Di SMP Negeri 6 Desa Sijarango 1 Tahun 2019. Journal of Midwifery
Senior, 2(1), 28�35.
Astuti, Ratna Devi, Utami, Istri, ST, S.,
& Keb, M. (2017). Hubungan pengetahuan tentang personal hygiene dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri kelas XI di SMA
Negeri 1 Pajangan Bantul. Universitas� Aisyiyah Yogyakarta.
Ayuningtyas, Donatila Novrinta, &
Suryaatmaja, Lewie. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga
kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4
Semarang. Faculty of Medicine.
Firdaus, Halimah, & Astutik, Erni.
(2018). Gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku personal hygiene organ
genitalia eksterna siswi SMP di Kabupaten Banyuwangi tahun 2017. Journal of
Public Health Research and Community Health Development, 2(1), 52�59.
Gampu, Hendrika Tri Hutami, Onibala,
Franly, & Kundre, Rina. (2018). Hubungan Sikap dan Perilaku Remaja Putri
dengan Pencegahan Keputihan di SMA N 3 Tahuna Barat Kabupaten Kepulauan
Sangihe. JURNAL KEPERAWATAN, 6(1).
Muhamad, Zuriati, Hadi, Anto J., &
Yani, Ahmad. (2019). Pengetahuan dan sikap remaja putri dengan pencegahan
keputihan di mts negeri telaga biru kabupaten Gorontalo. Promotif: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(1), 9�19.
Nisa, Anna Himmatin, Dharminto, Dharminto,
Winarni, Sri, & Dharmawan, Yudhy. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Praktik Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri Pondok
Pesantren Al Asror Kota Semarang Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 8(1), 145�151. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i1.26025
Novianti, Novianti, Erawan, Putu Eka, &
Yasnani, Yasnani. (2016). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan dengan
Personal Hygiene Menstruasi pada Rmaja Putri di SMP Negeri Satap Bukit Asri
Kabupaten Buton Tahun 2016. Haluoleo University.
Nurulicha, Siti Pangarsi Dyah Kusuma
Wardani. (2019). Perbedaan Pengetahuan, Sikap, Sumber Informasi Dan Faktor
Lainnya Pada Personal Hygiene Saat Menstruasi. Jurnal Kesehatan Dan
Kebidanan (Journal Of Health And Midwifery), 8(1), 1�13.
Pamaruntuan, Anggreany T. C., & Ratag,
Budi T. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Keputihan Dan Higiene
Perorangan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi Sekolah Menengah Atas
Negeri 4 Manado. KESMAS, 4(1).
Pemiliana, Putri Diah. (2019). Perilaku
Remaja Putri Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Di Sma Etidlandia Medan Tahun
2018. Gaster, 17(1), 62�76.
Putri, Nicky Antika, & Setianingsih,
Ajeng. (2016). Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku personal
hygiene mentruasi. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(1), 15�23.
Pythagoras, Katarina Canggih. (2017).
Personal hygiene remaja putri ketika menstruasi. Jurnal Promkes, 5(1),
12�24.
Sari, Pety Merita. (2017). Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kejadian Fluor Albus Remaja Putri Smkf X
Kediri. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains Dan Kesehatan, 3(1), 1�4.
Yusiana, Maria Anita, & Saputri, Maria
Silviantita Titis. (2016). Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri Pada Saat
Menstruasi. Jurnal STIKES RS Baptis Kediri, 9(1).
Copyright holder: Himarda Sri Santi Mbungo, Ernawati (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |