Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 3, Maret 2023

 

PERANCANGAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INTERNET BUSINESS PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

 

Naila khoirun Nisa, Yati Rohayati, Ima Normalia Kusmayanti

Universitas Telkom Indonesia

Email: [email protected],[email protected] ,���� [email protected]

 

Abstrak

PT. XYZ merupakan perusahaan penyedia fasilitas media internet yang menyediakan sebuah layanan internet business untuk pelanggan dengan konsep business-to-business. Layanan internet business PT. XYZ menggunakan dedicated internet dengan kestabilan koneksi dan rasio bandwidth yang sama dalam waktu yang bersamaan. Pada tahun 2021, pendapatan tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melakukanidentifikasi terhadap kelemahan yang dimiliki oleh layanan internet business sehingga dapat dirumuskan rekomendasi peningkatan kualitas. Rekomendasi peningkatan kualitas layanan dilakukan berdasarkan True Customer Needs yang disesuaikan dengan karakteristik teknis perusahaan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Peningkatan kualitas layanan internet business didasarkan pada tujuh True Customer Needs yang telah diperoleh dari pelanggan layanan internet business, yang kemudian���� pada QFD iterasi pertama (House of Quality) menghasilkan tujuh karakteristik teknis yang dikembangkan pada tahap selanjutnya. Tahap pengembangan konsep menghasilkan tiga konsep yang terdiri dari konsep efisiensi, inovasi, dan kombinasi. QFD iterasi dua (Part Deployment) menghasilkan 11 critical part yang diprioritaskan dari 15 critical part.

 

Kata kunci : Peningkatan Kualitas, Internet Business, Quality Function Deployment, True Customer Needs, House of Quality

 

Abstract

PT. XYZ is an internet media facility provider that offers an internet business service to customers using a business-to-business concept. PT. XYZ provides dedicated internet with connection stability with the same bandwidth ratio. Revenue has never reached the established target by 2021. As a result, this research aims to identify the weakness of internet business services and formulate quality improvement recommendations. The Quality Function Deployment (QFD) method generates recommendations for improving service quality based on True Customer Needs and is adjusted to the company's technical characteristics. Improving the quality of internet business services is based on seven True Customer Needs obtained from internet business service customers, which are then translated into seven technical characteristics by QFD (House of Quality) in the first iteration. The concept development stage generates three concepts: efficiency, innovation, and combination. QFD iteration two (Part Deployment) obtains 11 critical parts from 15 critical parts.

 

Keywords: Quality Improvement, Internet Business, Quality Function Deployment, True Customer Needs, House of Quality

 

Pendahuluan

PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan penyedia fasilitas media internet menyediakan sebuah layanan internet business yang dapat memfasilitasi kebutuhan akan internet pada perusahaan dengan konsep B2B (Business-to-Business) (Grewal et al., 2015). Layanan bisnis internet PT. XYZ menyediakan koneksi internet global yang terhubung ke internet selama 24 jam menggunakan berbagai metode akses disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Internet business PT. XYZ menggunakan dedicated internet dengan koneksi stabil dan bandwidth ratio 1:1 antara upstream dan downstream-nya, yang memiliki kecepatan yang sama dalam pengiriman dan pengambilan data melalui internet dalam waktu yang bersamaan.

Berbagai jenis keunggulan layanan yang ditawarkan oleh PT. XYZ tidak menjamin bahwa pendapatan yang dihasilkan akan memenuhi target yang telah ditetapkan Dengan target pendapatan yang kerap kali meningkat, penjualan produk bisnis internet tidak juga mengalami peningkatan yang signifikan yang mengakibatkan grafik pendapatan tidak juga mengalami peningkatan berarti. Terdapat informasi pendapatan layanan internet business PT. XYZ pada Gambar 1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Data Pendapatan Internet Business PT. XYZ

 

Pendapatan yang diperoleh hanya tercapai pada bulan Januari 2021 dan pada bulan selanjutnya realisasi pendapatan tidak stabil dan tidak pernah mencapai target. Pendapatan yang diperoleh didapatkan dari penjualan produk internet business, namun penjualan produk tidak juga mengalami pertumbuhan. Menurut pihak manajemen PT. XYZ, besarnya angka pencabutan layanan dibandingkan pemasangan juga menjadi penyebab PT. XYZ banyak kehilangan pendapatan. Untuk mengetahui kemungkinan faktor-faktor penyebab tidak tercapainya realisasi pendapatan, dilakukan perolehan data keluhan melalui in-depth interview terhadap lima perusahaan yang terdiri dari dua perusahaan pengguna putus dan delapan perusahaan pengguna aktif�� layanan PT. XYZ. Berikut merupakan hasil wawancara terstruktur dengan pelanggan terhadap layanan internet business PT. XYZ.

Tabel 1

Evaluasi Penilaian Pelanggan

No

Keluhan

1

Jaringankoneksiinternet tidak stabil

2

������ Jaringan koneksi down melebihi 14 jam dari garansi SLG 99% yang dijanjikan

3

Utilisasibandwidth yang ditawarkan tidak

sesuaidenganjaringansecarareal time

4

Keterlambataninstalasiawalproduk

5

�������� Kecepatan waktu perbaikan tidak sesuai dengan yang telah dijanjikan

6

Staflayanantidakcepattanggapdalam

menanganipermasalahanpelanggan

7

Tarif tinggi dengan layanan yang sama jika

dibandingkandengankompetitor

8

Tidakadainformasi proaktif terkait gangguan massal

 

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa keluhan yang dipandang belum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan. Keluhan yang dipaparkan oleh pendengar berfokus pada kualitas produk dan layanan yang dirasakan oleh pelanggan. Selain itu, penggunaan media informasi yang kurang maksimal juga menjadi salah satu aspek yang perlu diperbaiki.

Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah metode yang dimanfaatkan dengan tujuan pengembangan desain kualitas untuk kepuasan pelanggan serta menerjemahkan permintaan pelanggan menjadi target-target desain dan penilaian jaminan kualitas agar dapat digunakan pada tahap produksi (Yazdani, Chatterjee, Zavadskas, & Zolfani, 2017). Metode QFD memiliki tujuan untuk melakukan identifikasi terhadap pelanggan, menentukan kebutuhan konsumen, dan memenuhi keinginan pelanggan (Karsak & Dursun, 2015). QFD dilakukan dalam tiga tahapan yaitu QFD iterasi satu, pengembangan konsep, dan QFD iterasi dua (Bossert, 2021).

QFD iterasi satu merupakan konsep dasar untuk menerjemahkan keinginan pelanggan atau voice of customer ke dalam karakteristik teknis. terdapat sebuah matriks yang dapat menafsirkan Voice of Customer (VoC) ke dalam spesifikasi teknis untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (John, Smith, Chotipanich, & Pitt, 2014). Matriks tersebut adalah House of Quality (HoQ) yang merupakan sebuah matriks berbentuk rumah dimana dapat menggambarkan atribut kebutuhan pelanggan, spesifikasi teknis yang memiliki relevansi dengan pemenuhan atribut kebutuhan pelanggan, dan hubungan antar keduanya. Pada Gambar 2 ditampilkan mengenai matriks House of Quality pada QFD iterasi satu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2


House of Quality

 

Pengembangan konsep didasarkan pada karakteristik teknis QFD Iterasi Satu yang kemudian diturunkan pada tahap QFD Iterasi Dua (Aferi, Rohayati, & Nafizah, 2018). Pada pengembangan konsep terdapat dua tahapan, yaitu Determine the Concept (penentuan konsep) dan Concept Selection (pemilihan konsep).

Pada QFD iterasi dua dilakukan perincian pada karakteristik teknis yang ada pada QFD iterasi dua sehingga dapat dilakukan proses selanjutnya. Pada QFD iterasi dua menggunakan matriks part deployment yang memiliki komponen matriks yang hampir serupa dengan matriks house of quality pada QFD iterasi satu. Pada Gambar 3 ditampilkan mengenai matriks Part Deployment pada QFD iterasi dua.

Gambar 3

Part Deployment

 

 

 

 

 

Metode Penelitian

Berisi gabungan antara rencana/laporan pelaksanaan penelitian atau PkM dan prosedur yang digunakan menjadi satu bagian naratif. Pelaksanaan yang sudah dilakukan harus menunjukan dengan referensi dan dengan teknik pelaksanaan yang sesuai. Penelitian ini menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD memiliki tujuan untuk melakukan identifikasi terhadap pelanggan, menentukan kebutuhan konsumen, dan memenuhi keinginan pelanggan (Muthu & Moorthy, n.d.). Keinginan serta kebutuhan konsumen tersebut yang nantinya diterjemahkan menjadi sebuah rancangan produk dengan persyaratan teknis dan karakteristik kualitas yang menyesuaikan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan perusahaan (Sharma & Khandait, 2016).

Pada Gambar 4 ditampilkan mengenai Model Konseptual yang akan dilakukan pada penelitian ini. Tahapan QFD diawali dengan memperoleh True Customer Needs dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan Integrasi Service Quality dan Kano (Ashadiar, Rohayati, & Wulandari, 2019).

Gambar 4


Model Konseptual

 

True Customer Needs merupakan kebutuhan pelanggan sebenarnya yang diperoleh dari Voice of Customer yang telah diterjemahkan. Data True Customer Needs diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu Perancangan Atribut Kebutuhan Internet Business PT. XYZ menggunakan Metode Service Quality dan Model Kano (Basfirinci & Mitra, 2015). Dalam pengolahan data menggunakan metode QFD, juga diperlukan kompetitor serupa yang digunakan sebagai tolak ukur untuk dilakukan perbandingan.

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Data True Customer Need

Data True Customer Needs diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu Integrasi Service Quality dan Model Kano kebutuhan atribut pelanggan internet business PT. XYZ. Pada Tabel 2 ditampilkan True Customer Needs yang telah diperoleh dari penelitian sebelumnya.

Tabel 2

True Customer Needs

No

Dimensi

Kode

True Customer Needs

1

 

 

NetworkQuality

NQ1

Kehandalankoneksi internet (tanpa terputus)

 

2

 

NQ2

Kecepatanpengunggahandan

pengunduhanlayananinternet sesuai harapan pelanggan

3

NQ3

Kestabilankoneksi internet selama jam sibuk

4

Customer Service & Technical

Support

CT2

Staflayanan responsif dalam menangani keluhan pelanggan

5

CT4

Kecepatanpenanganan

permasalahanteknislayanan

 

6

Perceived Value

 

PV2

LayananPT. XYZ memberikan manfaat lebih besar dibanding

biayayang dikeluarkan

 

7

InformationQuality

 

IQ2

PT. XYZ menyediakan informasi

yang up-to-date seputar layanan internet

Data True Customer Needs diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu Integrasi Service Quality dan Model Kano kebutuhan atribut pelanggan internet business PT. XYZ. Pada Tabel 2 ditampilkan True Customer Needs yang telah diperoleh dari penelitian sebelumnya.

B.    Penentuan Karakteristik Teknis

Pada tahap ini dilakukan penentuan karakteristik teknis yang dibutuhkan PT. XYZ untuk memenuhi true customer needs yang sudah diperoleh sebelumnya. Penentuan karakteristik teknis bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan layanan internet business. Karakteristik teknis diperoleh dengan cara brainstorming dengan pihak PT. XYZ dan benchmarking karakteristik teknis yang dimiliki oleh perusahaan kompetitor lain yaitu Biznet. Terdapat daftar karakteristik teknis untuk memenuhi true customer needs pada Tabel 3.

Tabel 3

Karakteristik Teknis

No

True Customer Needs

KarakteristikTeknis

1

 

Kehandalankoneksi internet (tanpa terputus)

Kriteriaperformansi kualitas jaringan

2

Komponenpenunjang kualitas jaringan

3

Kecepatanpengunggahan dan pengunduhan layanan internet sesuai harapan pelanggan

Kriteriaperformansi kualitas jaringan

4

Komponenpenunjang kualitas jaringan

5

 

Kestabilankoneksi internet selama jam sibuk

Kriteriaperformansikualitas

jaringan

6

Komponenpenunjangkualitas

jaringan

7

Staflayanan responsif dalam menangani keluhan pelanggan

Standarpelayananpelanggan

8

Kecepatan penanganan

permasalahanteknislayanan

Standarpelayananpelanggan

9

LayananPT. XYZ memberikan

manfaatlebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan

Standartariflayanan

10

Komponenfiturlayanan

11

PT. XYZ menyediakan informasi yang up-to-date seputar layanan

internet

Standarpemberianinformasi

12

Ketersediaanmedia informasi

 

Karakteristik teknis yang telah diperoleh selanjutnya akan dilakukan pengolahan untuk melakukan penentuan prioritas perbaikan pada layanan internet business PT.XYZ. Pengolahan data terhadap karakteristik teknis akan dilakukan pada matriks House of Quality (QFD iterasi satu).

C.    House of Quality

�������� Pada matriks house of Quality akan dilakukan pengolahan data karakteristik teknis yang merupakan tahap awal dari pengolahan Metode QFD (Kusumadewi & Rusdian, 2022). Pengolahan data pada matriks House of Quality dilakukan berdasarkan hasil diskusi bersama dengan pihak PT. XYZ dan juga mengandalkan hasil benchmarking bersama dengan perusahaan kompetitor dengan layanan serupa. Pengolahan data pada House of Quality dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5


House of Quality

 

Berdasarkan hasil pengolahan data pada matriks House of Quality yang telah ditampilkan pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa karakteristik teknis yang diprioritaskan adalah kriteria performansi kualitas jaringan dengan persentase kolom bobot sebesar 43,22% . Pengolahan data pada House of Quality juga didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam melakukan implementasi, sehingga dalam penentuan karakteristik teknis yang akan dilanjutkan pada tahap selanjutnya melibatkan pertimbangan dari pihak perusahaan. Keterangan pemenuhan target untuk setiap karakteristik teknis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Pemenuhan Target Karakteristik Teknis

 

No

Karakteristik Teknis

Keterangan

1

Kriteria performansi kualitas jaringan

Target belum terpenuhi

 

2

Komponen penunjang kualitas

jaringan

 

Target belum terpenuhi

4

Standar tarif

layanan

Target belum terpenuhi

5

Komponen fitur

layanan

Target belum terpenuhi

6

Standar pemberian informasi

Target sudah terpenuhi

7

Ketersediaan media informasi

Target belum terpenuhi

 

 

D.    Pengembangan Konsep (Concept Development)

Pengembangan konsep merupakan tahap dalam melakukan penentuan dan pemilihan konsep alternatif yang akan dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan layanan bisnis internet PT. XYZ (Lukitaningsih, 2013). Dalam pengembangan konsep metode yang digunakan adalah decision matrices, metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa tim pengembang dapat melakukan pemberian bobot berdasarkan pada kriteria yang telah diperoleh dari konsep sebelumnya. Penentuan konsep yang akan dikembangkan dilakukan melalui brainstorming dengan pihak perusahaan. Pada Tabel 5 ditampilkan konsep usulan yang telah ditentukan berdasarkan karakteristik teknis dengan target belum terpenuhi.

Tabel 5

Pengembangan Konsep

Karakteristik Teknis

PerancanganKonsep

KonsepA (Efisiensi)

KonsepB (Inovasi)

KonsepC (Kombinasi)

 

Kriteriaperformansikualitasjaringan

Melakukanevaluasiterhadapkinerjajaringan

setiaptriwulan

Melakukanevaluasiterhadapkinerjajaringansetiapsatu

minggusekali

 

Melakukanevaluasi

terhadapkinerja jaringan setiap satu bulan sekali

 

 

Komponenpenunjangkualitasjaringan

 

Melakukanpemeliharaan perangkat

jaringansetiapsatutahunsekali

Melakukanpemeliharaan

perangkatjaringansetiaptriwulan

Memberikanalatmonitor

jaringan

Melakukanpemeliharaan

perangkatjaringandua kali setiap tahun

Memberikanalat monitor jaringan

Standarpelayanan

Menyediakan customer

Menyediakan

customer care

Menyediakan

customer care

pelanggan

care berupa layanan telepon, e- mail

berupalayanan telepon, WhatsApp

Maksimal waktu respon

5 menit

Memberikan pelatihan kepada staf

layanan(Customer Service, Account Manager, Engineer on Site, Teknisi)

berupalayanan telepon, e-mail, WhatsApp

Maksimal waktu respon 15 menit

Melakukan evaluasi dan memberikan

pelatihankepada staf layanan (Customer Service, Account Manager, Engineer on Site, Teknisi)

 

 

Standartarif layanan

 

Evaluasi tarif

internal perusahaan

Menambah variasi

terhadaptarif layanan

Evaluasi tarif internal

perusahaan

Menambah variasi terhadap

tariflayanan

 

 

 

Komponenfitur layanan

Melakukan evaluasi terhadap jaminan service level agreement yang telah diberikan

Meningkatkan persentase

jaminanservice level agreement

Memberikan fitur layanan

tambahan

Melakukan evaluasi terhadap

jaminanservice level agreement yang telah diberikan

Memberikan fitur layanan tambahan

 

 

Ketersediaanmedia informasi

 

Menggunak an media informasi telepon, dan E-mail

Menggunakan media informasi WhatsApp, telepon, Instagram, E-

mail, Twitter, Facebook

Menggunakan media informasi WhatsApp, telepon, Instagram, E- mail, Twitter, Facebook

Setelah tahap perancangan konsep dilakukan selanjutnya yaitu dilakukan pemilihan konsep. Pemilihan konsep dilakukan melalui metode decision matrices dengan tujuan untuk menentukan konsep alternatif yang akan dipilih untuk dijadikan acuan dalam dilakukannya perbaikan (Kou, Ergu, & Shang, 2014). Terdapat dua langkah yang harus dilakukan pada tahap decision matrices yaitu concept screening dan concept scoring (Julayanont & Nasreddine, 2017). Concept screening dilakukan dengan cara pemberian nilai terhadap konsep yang telah ditentukan. Terdapat ketentuan dalam pemberian nilai konsep, konsep dengan nilai relatif baik diberikan tanda (+), relatif sama dengan diberikan tanda (0), dan relatif lebih buruk diberikan tanda (-). penilaian yang dilakukan dengan memberikan kategori pada setiap konsepnya. Nilai tersebut terdiri dari nilai relatif baik (+), sama dengan (0), atau relatif lebih buruk (-). Pada Tabel 6 dilakukan penilaian konsep dengan menggunakan matriks concept screening pada metode decision sebagai berikut.

 

Tabel 6

Concept Screening

 

KonsepA (Efisiensi)

KonsepB (Inovasi)

KonsepC (Kombinasi)

Selection Criteria

A

B

C

Efektivitas

+

+ +

Kemudahanrealisasi

+ +

+

Dampaksignifikan

0

++

+

Perkiraanbiaya

0

Total Nilai Positif (+)

2

3

4

Total Nilai Nol (0)

2

0

0

Total Nilai Negatif (-)

1

3

1

Total Nilai Keseluruhan

1

0

3

Peringkat

2

3

1

Lanjutkan?

Tidak

Tidak

Lanjutkan

 

Konsep pengembangan sudah terpilih pada konsep C, sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan nilai menggunakan matriks concept scoring.

E.    Penentuan Critical Part

Critical part merupakan turunan dari karakteristik teknis pada QFD iterasi satu. Penentuan critical part bertujuan untuk merealisasikan kebutuhan pelanggan dari karakteristik teknis dan juga merealisasikan hasil pengembangan konsep yang telah dihasilkan (Putri, Wulandari, & Bayu, 2016). Critical part ditentukan berdasarkan hasil brainstorming dengan pihak PT. XYZ untuk melakukan penyesuaian dengan kondisi perusahaan. Critical part juga ditentukan berdasarkan benchmarking dengan kompetitor. Berikut disajikan critical part untuk setiap karakteristik teknis. pada Tabel 7.

 

Tabel 7

Critical Part

No

KebutuhanTeknis

Critical Part

1

Kriteriaperformansi kualitas jaringan

Kualitaskinerjainternet

2

 

Komponenpenunjang kualitas jaringan

KetersediaanNMS (Network Management System)

3

Frekuensipemeliharaan perangkat jaringan dalam setahun

4

Standarpelayanan pelanggan

Salurankomunikasipelanggan

5

Waktu respon layanan

6

Kemampuanstaflayanan

7

Frekuensievaluasistaflayanan

8

 

Frekuensi pelatihan staf layanan

9

Standar tarif layanan

Jenis tarif layanan

10

Struktur tarif layanan

11

 

Komponen fitur layanan

Kecepatan waktu instalasi (Time to Install)

12

Kecepatan waktu perbaikan

jaringan (Time to Recovery)

13

Tingkat ketersediaan jaringan

14

Jenis fitur layanan

15

Ketersediaan media

informasi

Jenis media informasi

Hasil dari critical part yang diperoleh selanjutnya akan diolah pada matriks part deployment untuk dilakukan penentuan prioritas pada critical part.

F.     Pengolahan Data Part Deployment

Penentuan matriks hubungan critical part diperoleh dengan cara yang sama dengan pada saat penentuan matriks hubungan True Customer Needs dengan karakteristik teknis pada tahap QFD iterasi satu (Hermawan, Aman, & Aurachman, 2017). Namun, pada matriks ini nilai kekuatan hubungan membandingkan antara critical part dengan kebutuhan teknis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6

Part Deployment

 

Direction of Goodness

MTB

MTB

MTB

MTB

LTB

MTB

LTB

MTB

LTB

LTB

LTB

LTB

MTB

MTB

MTB

 

 

Column Weight Percentage

 

 

Kualitas kinerja internet

 

Ketersediaan NMS (Network Managemen System)

 

Frekuensi pemeliharaan perangkat jaringan

 

Saluran komunikasi pelanggan

 

Waktu respon layanan

 

Kemampuan staf layanan

 

Frekuensi evaluasi staf layanan

 

Frekuensi pelatihan staf layanan

 

Jenis tarif layanan

 

 

Struktur tarif layanan

 

Kecepatan waktu instalasi (Time to Install)

 

Kecepatan waktu perbaikan jaringan (Time to Recovery)

 

Tingkat ketersediaan jaringan

 

Jenis fitur layanan

 

Jenis media informasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

 

1

Kriteria performansi kualitas jaringan

9

3

3

 

 

 

 

 

 

 

 

1

 

 

43.22%

 

3.8898

1.2966

1.2966

0

0

0

0

0

0

0

0

0.4322

0

0

0

 

2

Komponen penunjang kualitas jaringan

9

9

9

 

 

 

 

 

1

 

 

3

3

 

 

12.07%

 

1.086

1.086

1.086

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.121

0.000

0.000

0.362

0.362

0.000

0.000

 

3

Standar pelayanan pelanggan

 

 

 

9

9

9

9

9

3

3

3

3

 

 

 

8.65%

 

0

0

0

0.78

0.78

0.78

0.78

0.78

0.260

0.260

0.260

0.260

0

0

0

 

4

Standar tarif layanan

 

 

 

 

 

 

 

 

9

9

 

 

 

 

3

2.35%

 

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.212

0.212

0.000

0.000

0.000

0.000

0.071

 

5

Komponen fitur layanan yang diberikan

1

3

1

1

1

 

 

 

 

 

9

9

9

9

3

16.91%

 

0.169

0.507

0.169

0.169

0.169

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

1.522

1.522

1.522

1.522

0.507

 

6

ketersediaan media informasi

 

 

 

3

 

1

 

 

3

3

 

 

 

 

9

8.19%

 

0.000

0.000

0.000

0.246

0.000

0.082

0.000

0.000

0.246

0.246

0.000

0.000

0.000

0.000

0.737

 

 

Probabilitas

4

3

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

3

4

 

Satuan

Kriteria

Buah

Kali

Jenis

Menit

Kriteria

Kali

Kali

Jenis

Komponen

Hari

Jam

%

Jenis

Jenis

Kondisi Eksisting (PT. XYZ)

3

N/A

1

2

30

3

2

1

2

2

14

14

99

7

2

Perbandingan Kompetitor (PT. ABC)

3

1

3

3

30

4

3

1

2

2

10

10

99

8

6

Perbandingan Penelitian Terdahulu

3

3

1

3

15

4

2

2

2

4

14

24

99

7

6

Target

3

3

3

15

4

3

1

2

4

10

10

99

7

8

7

Kolom Bobot (Column Weight)

5.145

2.890

2.552

1.193

0.948

0.860

0.779

0.779

0.837

0.717

1.781

2.576

1.884

1.522

1.315

Persentase Kolom Bobot (Column Weight Percentage)

20.0%

11.2%

9.9%

4.6%

3.7%

3.3%

3.0%

3.0%

3.2%

2.8%

6.9%

10.0%

7.3%

5.9%

5.1%

Ranking

1

2

4

9

10

11

13

14

12

15

6

3

5

7

8

 

Berdasarkan hasil pengolahan data melalui matriks Part Deployment pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa critical part yang diprioritaskan adalah kualitas kinerja internet dengan persentase 20%. Pengolahan data pada Part Deployment yang dihasilkan berdasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melakukan implementasi, sehingga critical part yang dijadikan prioritas memiliki hubungan dengan pertimbangan General Manager PT. XYZ. Berikut merupakan keterangan pemenuhan target untuk setiap critical part pada Tabel 8.

Tabel 8

Prioritas Pengembangan Critical Part

No

Critical Part

Keterangan

1

Kualitaskinerjainternet

Target belum terpenuhi

2

KetersediaanNMS (Network Management System)

Target belum terpenuhi

 

3

Frekuensipemeliharaan perangkat jaringan dalam setahun

 

Target belum terpenuhi

4

Salurankomunikasipelanggan

Target belum terpenuhi

5

Waktu respon layanan

Target belum terpenuhi

6

Kemampuanstaflayanan

Target belum terpenuhi

7

Frekuensievaluasi staf layanan dalam setahun

Target sudah terpenuhi

8

Frekuensipelatihan staf layanan dalam setahun

Target sudah terpenuhi

9

Jenistariflayanan

Target sudah terpenuhi

10

Strukturtariflayanan

Target belum terpenuhi

11

Kecepatanwaktu instalasi (Time to Install)

Target belum terpenuhi

12

Kecepatanwaktu perbaikan jaringan (Time to Recovery)

Target belum terpenuhi

13

Tingkat ketersediaan jaringan

Target sudah terpenuhi

14

Jenisfiturlayanan

Target belum terpenuhi

15

Jenismedia informasi

Target belum terpenuhi

 

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh adalah pada penelitian ini menghasilkan 6 prioritas karakteristik teknis dari 7 karakteristik teknis berdasarkan True Customer Needs pada pengolahan data di QFD iterasi pertama, kemudian dihasilkan 11 critical part yang diprioritaskan dari 14 keseluruhan critical part berdasarkan pada pengolahan data pada QFD iterasi kedua. Peningkatan kualitas layanan bisnis internet PT. XYZ dilakukan dengan cara merumuskan hasil rancangan yang akan diberikan kepada pihak PT. XYZ. Target dari setiap aspek yang ada pada PT. XYZ akan dipenuhi melalui hasil rancangan yang telah dirumuskan. Hasil dari rancangan yang telah dihasilkan nantinya dapat menjawab True Customer Needs dari pelanggan internet business PT. XYZ.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Aferi, Muhammad Furqan, Rohayati, Yati, & Nafizah, Ully Yunita. (2018). Perancangan Peningkatan Kualitas Layanan Website Indonesia Juara Menggunakan Metode Quality Function Deployment (qfd). EProceedings of Engineering, 5(2).

 

Ashadiar, Raden Farhan, Rohayati, Yati, & Wulandari, Sari. (2019). Perancangan Kebutuhan Pelanggan Terhadap Layanan Website Inagri Menggunakan Metode Kano Dan Integrasi Electronic Service Quality. EProceedings of Engineering, 6(2).

 

Basfirinci, Cigdem, & Mitra, Amitava. (2015). A cross cultural investigation of airlines service quality through integration of Servqual and the Kano model. Journal of Air Transport Management, 42, 239�248. https://doi.org/10.1016/j.jairtraman.2014.11.005

 

Bossert, James L. (2021). Quality function deployment: The practitioner�s approach. CRC Press.

 

Grewal, Rajdeep, Lilien, Gary L., Bharadwaj, Sundar, Jindal, Pranav, Kayande, Ujwal, Lusch, Robert F., Mantrala, Murali, Palmatier, Robert W., Rindfleisch, Aric, & Scheer, Lisa K. (2015). Business-to-business buying: Challenges and opportunities. Customer Needs and Solutions, 2, 193�208. https://doi.org/10.1007/s40547-015-0040-5

 

Hermawan, Muhammad, Aman, Husni, & Aurachman, Rio. (2017). Peningkatan Kualitas Website Perusahaan Dkantin Menggunakan Metode Quality Function Deployment. EProceedings of Engineering, 4(3).

 

John, Romeo, Smith, Andrew, Chotipanich, Sarich, & Pitt, Michael. (2014). Awareness and effectiveness of quality function deployment (QFD) in design and build projects in Nigeria. Journal of Facilities Management. https://doi.org/0.1108/JFM-07-2013-0039

 

Julayanont, Parunyou, & Nasreddine, Ziad S. (2017). Montreal Cognitive Assessment (MoCA): concept and clinical review. Cognitive Screening Instruments: A Practical Approach, 139�195. https://doi.org/10.1007/978-3-319-44775-9_7

 

Karsak, E. Ertugrul, & Dursun, Mehtap. (2015). An integrated fuzzy MCDM approach for supplier evaluation and selection. Computers & Industrial Engineering, 82, 82�93. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2012.09.020

 

Kou, Gang, Ergu, Daji, & Shang, Jennifer. (2014). Enhancing data consistency in decision matrix: Adapting Hadamard model to mitigate judgment contradiction. European Journal of Operational Research, 236(1), 261�271.

 

Kusumadewi, Rita, & Rusdian, Budi. (2022). Implementasi Matriks House-of-Quality Dalam Rangka Mengkreasi Nilai Konsumen. Entrepreneur: Jurnal Bisnis Manajemen Dan Kewirausahaan, 3(2), 551�564. https://doi.org/10.31949/entrepreneur.v3i2.2238

 

Lukitaningsih, Ambar. (2013). Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasinya. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 3(1), 21�35.

 

Muthu, V. R. Pramod S. R. Devadasan S., & Moorthy, V. P. Jagathyraj G. Dhakshina. (n.d.). Integrating TPM and QFD for improving quality in maintenance engineering.

 

Putri, Rika Rachmawati, Wulandari, Sari, & Bayu, Andika. (2016). Pengembangan Program Pelatihan Dan Sertifikasi Network Administration Professional Dengan Menggunakan Quality Function Deployment. EProceedings of Engineering, 3(2).

 

Sharma, Ashish K., & Khandait, Sunanda. (2016). Fuzzy Quality Function Deployment in Online Shopping Websites. International Journal of Hybrid Information Technology, 9(4), 305�318.

 

Yazdani, Morteza, Chatterjee, Prasenjit, Zavadskas, Edmundas Kazimieras, & Zolfani, Sarfaraz Hashemkhani. (2017). Integrated QFD-MCDM framework for green supplier selection. Journal of Cleaner Production, 142, 3728�3740. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.10.095

 

Copyright holder:

Naila khoirun Nisa, Yati Rohayati, Ima Normalia Kusmayanti (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: