Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 3, Maret
2023
IDENTIFIKASI PUBLIC RELATION DAN HUMAS
HOTEL SELYCA MULIA SAMARINDA DI MASA PANDEMI
Saraswati Sarangan, Kezia Arum Sary
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi public relation dan humas
Hotel Selyca Mulia Samarinda di Masa
Pandemi. Fokus penelitian terdiri dari: Segmentasi,
targetting (menentukan target), dan positioning (memposisikan produk). Key informan antara lain yaitu Public Relation Hotel Selyca
Mulia Samarinda. Teknik analisis data yang digunakan adalah komponen analisis data model interaktif yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan
Saldana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, identifikasi Public Relation dan Humas
Hotel Selyca Mulia Samarinda di Masa
Pandemi, dari Segmentasi
pengunjung hotel kebanyakan
berasal dari kota Samarinda, sedangkan pengunjung yang berasal dari kota
lain karena berkepentingan urusan
pemerintahan, dan pengunjung dari luar Kalimantan
maupun dari luar negeri, serta
domestic bagi wisatawan. Pengunjung Hotel Selyca ber usia 20 tahun ke atas yang memiliki
KTP. Status pengunjung hotel
Selyca rata-rata dari
pemerintahan, pada kegiatan event,
seminar, meeting, pelatihan
IT, family weekend, dan lain-lain. Targetting di kota
Samarinda karena sebagai pusat pemerintahan, jadi yang utama hanya sebagai
pusat goverment. Hotel Selyca menggunakan analisis SWAT dan menentukan sasaran
target marketing seperti meeting dan family weekend. Target khusus hotel
Selyca ada disetiap tahun membuat
budget plan untuk tahun berikutnya. Kerjasama yang mencari vendor-vendor,
misalnya seperi EO, Decoration, MC, fotograpi, dan lainnya. Positioning hotel Selyca Mulia selalu mencari keuntungan melebihi target. Apabila
memperoleh keuntungan dibawah target, maka akan di adakan evaluasi. Hotel
Selyca terus mengusahakan pendapatan
over dari budget. Hotel Selyca Mulia melakukan kerja sama dengan platform yang besar seperti traveloka,
tiket.com, kerja sama yang saling menguntungkan. Promosi dilakukan melalui
Insta story, story WhatsApp, dan WhatsApp Blast akan dilihat oleh pengungjung
yang pernah menginap di Hotel Selyca.
Kata kunci: Identifikasi, Public Relation, Humas.
Abstract
Saraswati Sarangan, the purpose
of this study is to analyze and identify the public relations and public
relations of the Hotel Selyca Mulia Samarinda in the Pandemic Period. The
research focus consists of: Segmentation, targeting (setting targets), and
positioning (positioning the product). Key informants include Public Relations
Hotel Selyca Mulia Samarinda. The data analysis technique used is the
interactive model data analysis component proposed by Miles, Huberman and
Saldana. The results showed that, identification of Public Relations and Public
Relations of Hotel Selyca Mulia Samarinda in the Pandemic Period, from
segmentation hotel visitors mostly came from the city of Samarinda, while
visitors who came from other cities because of the interest in government affairs,
and visitors from outside Kalimantan and from abroad, and domestic for
tourists. Hotel Selyca visitors aged 20 years and over who have an ID card. The
average status of Selyca hotel visitors is from the government, in events,
seminars, meetings, IT training, family weekends, and others. Targetting in the
city of Samarinda because it is the center of government, so the main thing is
only as a government center. Hotel Selyca uses SWAT analysis and determines
target marketing targets such as meetings and family weekends. A special target
for the Selyca hotel is every year to make a budget plan for the following
year. Cooperation looking for vendors, such as EO, Decoration, MC, photography,
and others. The positioning of the Selyca Mulia hotel is always looking for
profit exceeding the target. If the profit is below the target, an evaluation will
be carried out. Hotel Selyca continues to seek revenue over budget. Hotel
Selyca Mulia cooperates with big platforms such as traveloka, tiket.com, a
mutually beneficial partnership. Promotions are carried out through Insta
stories, WhatsApp stories, and WhatsApp Blast which will be seen by visitors
who have stayed at Hotel Selyca.
Pendahuluan
Pengembangan perekonomian di
Indonesia terjadi dengan sangat pesat, salah satunya adalah perkembangan sektor
usaha perhotelan yang merupakan sektor usaha yang termasuk dalam kategori
sektor jasa (Adinugraha
et al., 2018). Di mana sektor jasa ini menjadi sektor
usaha yang semakin berkembang karena globalisasi dan persaingan yang ketat (Devi
& Rusma, 2020).
Persaingan antar perusahaan khususnya
di bidang jasa perhotelan membuat tiap perusahaan harus memiliki kegiatan
promosi dengan berbagai ide yang kreatif dan inovatif terutama setelah pandemi Covid-19
tahun 2020 (Riza
et al., 2022). Sehingga setiap perusahaan dituntut
untuk lebih teliti dalam membentuk strategi komunikasi pemasaran yang baik (Maudi
& Putri, 2017). Setelah masa pandemi, setiap hotel
memiliki harapan besar untuk produk layanan yang ditawarkan kepada konsumen
sehingga konsumen dapat menerimanya (Purnomo
et al., 2021).
Hotel merupakan suatu institusi atau
perusahaan yang bersifat komersial (Jaya
& Dipokusumo, 2021). Oleh karena itu harus berkembang
dan juga bertahan dalam menghadapi berbagai kondisi dan situasi yang terjadi
serta mampu memahami tuntutan konsumen yang terkadang berubah dan berbeda-beda khususnya
saat pandemi covid 19 (Marzuki
et al., 2021). Hotel adalah bentuk bisnis
perusahaan yang terlibat dalam layanan untuk pelanggan hotel, baik secara fisik,
psikologis dan keselamatan selama pelanggan menggunakan fasilitas atau monogenean
pelayanan dihotel (Damanik,
2018). Dalam memperkenalkan suatu merek perlu dilakukan promosi agar
merek dapat dikenal khalayak, dan penting untuk mempertahankan citra yang baik dipandangan
khayak agar dapat bertahan di tengah persaingan (Jannatin,
2018).
Pada tingkat persaingan tinggi, merek
hanya membedakan antara produk yang satu dengan produk yang lain atau merek yang
hanya berupa nama. Sedangkan dalam tingkat persaingan yang semakin meningkat, merek
berkontribusi terhadap terciptanya dan terpeliharanya daya saing suatu produk (Darmawan
& Arifin, 2021). Merek akan diasosiasikan dengan citra
khusus yang mampu memberikan penilaian tertentu dibenak pelanggannya. Untuk itu
perlu memikirkan strategi yang tepat untuk membuat citra merek akan dipandang
baik (Pratiwi,
2016).
Pada umumnya strategi komunikasi
pemasaran adalah cara usaha untuk menginformasikan, mengingatkan, membujuk,
kepada publik mengenai produk atau jasa apa yang akan di perjualkan dan dapat
beredar dipasaran agar dapat dikenal (Endri
& Prasetyo, 2021). Citra merek adalah persepsi dan
keyakinan yang dibuat oleh konsumen, seperti yang ditunjukkan oleh asosiasi yang
terjadi dalam memori konsumen (Tamaka,
2013).
Citra merek yang diterapkan disini bukan
hanya untuk memenangkan target pasar saja tapi juga untuk memberikan pelayanan
sebaik mungkin untuk membuat tamu hotel merasa berkesan. Citra merek adalah hal
yang penting bagi suatu perusahaan karena akan mempengaruhi perusahaan tersebut
sebagai faktor yang dapat menghambat atau mendorong jalannya perusahaan dalam jangka
panjang (Nurdiana,
2018).
Kompetisi bisnis hotel bersaing untuk
mendapatkan pelanggan tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk
seperti fasilitas dan layanan, tetapi telah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan
citra khusus kepada pelanggannya (Silvia,
2020). Pemasaran dan keberadaan strategi pemasaran
juga menjadi kombinasi yang sangat penting, terutama di dunia bisnis. Di sebuah
perusahaan, tentu saja ada banyak strategi untuk memastikan bahwa perusahaan terus
berkembang dan berkembang di masa depan.
Beberapa hotel besar yang ada di Kota
Samarinda merupakan cabang dari hotel-hotel yang ada di kota baesar dan
tersebar di seluruh Indonesia yang dimana hotel tersebut berada dibawah naungan
sebuah grup atau perusahaan atau yang biasa disebut dengan hotel Chain seperti hotel Mercure, Ibis, dan
Aston. Hotel besar seperti ini pasti sudah cukup di kenal masyarakat luas khususnya
kota Samarinda sehingga hotel besar tersebut hanya perlu mempromosikan kembali.
Berbeda halnya dengan hotel lokal di kota Samarinda yang tidak mempunyai cabang
dikota lain, yang belum tentu para turis atau wisatawan mengetahui keberadaan hotel
tersebut.
Sehingga membutuhkan strategi lebih
luas dan mendalam serta metode promosi yang unik dan menarik agar lebih dikenal
masyarakat luas, khususnya turis dan wisatawan yang berkunjung ke Kota
Samarinda. Salah satu hotel lokal yang ada di Kota Samarinda ialah Hotel Selyca
Mulia. Hotel Selyca Mulia berada di tengah kota, yaitu hotel dengan konsep bisnis
hotel yang terletak di Jalan Bhayangkara Nomor 58, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
Timur, yang dibangun di atas lahan seluas 11.355 m2, dengan luas bangunan mencapai 11.127,6
m2. Terdiri dari 10 lantai dengan total kamar 139 kamar (Sumber: Laporan
Tahunan Hotel Selyca Mulia; 2021). Hotel Selyca Mulia memiliki posisi yang strategis karena merupakan
hotel yang memiliki akses ke sebuah pusat perbelanjaan yang ada di Kota
Samarinda. Hotel Selyca Mulia berada di satu bangunan dengan Mall Plaza Mulia.
Pada masa pandemi, semua sektor
merasakan dampak yang sangat kentara, mulai dari pendapatan yang berkurang
akibat diberlakukannnya lock down dan
pembatasan aktifitas diluar rumah, membuat berbagai sektor usaha mengalami penurunan
pendapatan, hingga mengurangi jumlah karyawan, begitu pula yang terjadi dengan Hotel Selyca Mulia. Kondisi Hotel Selyca Mulia menunggak
pajak daerah, karena pihak hotel beralasan lantaran sedang
diterpa kesulitan ekonomi sejak adanya pandemi Covid-19 di berbagai daerah,
termasuk di Kota Samarinda. Pengaruh ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang disebutkan, menjadi salah satu penyebab cash
flow manajemen hotel yang belum stabil.
Pengunjung Hotel Selyca Mulia
Samarinda pada tahun 2020 ke tahun 2021 yang hanya menyewa kamar, mengalami penurunan sebesar 45,50 %
ke 41,29 %. Akupansi (Occupancy) adalah
kamar yang terisi. Istilah
dalam perhotelan untuk mengukur seberapa banyak kamar terisi dalam kurun waktu
tertentu. Pada tahun 2021, available adalah jumlah kamar yang tersedia.
Anggapannya dari jumlah kamar yang dimiliki Hotel Selyca Mulia sebanyak 139 kamar itu dikalikan 31
hari dalam 1 bulan di Januari tidak full dengan jumlah 4.309. Perhitungannya
dengan menggunakan sistem program, karena diperjalannnya ada ditemukan kamar
yang rusak, ada kamar yang dipakai pribadi, dan lainnya, itu hanya akumulasi.
Karena disetiap hari berbeda-beda pendapatan jumlah sewa kamar.
Pemasukan Hotel Selyca Mulia bukan
hanya dari penyewaan kamar hotel, tetapi pemasukan hotel banyak dari venue dan lainnya di Masa
Pandemi, seperti dari penyewaan ballroom yang digunakan untuk suatu acara, event, kuliner, perkawinan,
dan acara lainnya, sehingga gedung Hotel Selyca Mulia sangat terpengaruh akibat dari pandemi Covid-19, padahal pemasukan terbesar dari Hotel Selyca Mulia yaitu
dari sumber
tersebut. Maka dari itu, Public
Relation dan Humas Hotel
Selyca Mulia memerlukan strategi komunikasi pemasaran, dalam meningkatkan citra merek
terhadap konsumen pasca mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19. Strategi komunikasi pemasaran menjadi
faktor terpenting untuk meningkatkan citra perusahaan agar konsumen memiliki
prioritas tetap memilih Hotel Selyca sebagai pilihan akomodasi tempat yang
dibutuhkan dalam melaksanakan suatu acara.
Berdasarkan permasalahan yang telah
diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan metode
ilmiah melalui skripsi yang berjudul �Identifikasi Public Relation dan
Humas Hotel Selyca Mulia
Samarinda di Masa Pandemi�.
KERANGKA DASAR TEORI
Penelitian Terdahulu
Penulis menyajikan 3 penelitian terdahulu yang memiliki persamaan dan perbedaan yang sama dengan
penulis lakukan, sebagai berikut:
1. Komang
Wistari, 2021. Peran Public Relation Dalam Meningkatkan Hunian Hotel Kawasan Nusa Dua di Masa Pandemi.
2. Maria
Rosalia Delvina Wela, 2021. Analisis Pemanfaatan Cyber Public Relation Aveta Hotel Malioboro
dalam Upaya Mempertahankan
Citra Selama Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2021.
3. Intan
Nuur Rahima. 2020. Strategi Public Relations El Hotel Royale Yogyakarta
Malioboro Dalam Membangun Citra Aman Saat Menghadapi Covid-19.
Strategi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Komunikasi Pemasaran Terpadu atau Integrated Marketing Communications (IMC) merupakan
sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai
saluran komunikasi untuk mengirimkan pesan secara jelas, konsisten dan menarik kepada
perusahaan dan produknya (Kotler
& Keller, 2013).
Schultz (dalam Tjiptono, 2015:25) mengatakan
bahwa IMC adalah proses mengembangkan dan menerapkan berbagai bentuk program
komunikasi yang menarik persuasif dengan pelanggan dan prospek dari waktu ke
waktu. Tujuan dari IMC adalah untuk mempengaruhi atau secara langsung
mempengaruhi perilaku orang-orang.
Pengertian Strategi Komunikasi
Pemasaran
Strategi komunikasi sangat penting bagi
manajemen dan perencanaan komunikasi untuk mencapai satu tujuan (Astuti,
2014). Perencanaan strategi komunikasi adalah
desain yang dibuat untuk meningkatkan kinerja manusia dalam skala yang lebih besar
mengikuti ide-ide baru (Cangara,
2013).
Pakar perencanaan komunikasi menurut
Middleton (dalam Cangara, 2013:61), definisi strategi komunikasi adalah kombinasi
terbaik dari semua alat komunikasi mulai dari orang yang menyampaikan pesan,
pesan, saluran (media), dan penerima untuk mencapai tujuan komunikasi sebaik mungkin.
Untuk menyampaikan informasi, mendapatkan wawasan, dan memahami pasar yang ditawarkan
atas suatu produk atau jasa, maka dapat digunakan strategi komunikasi pemasaran
dalam berkomunikasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita
simpulkan bahwa definisi komunikasi pemasaran ialah suatu kegiatan komunikasi yang
bertujuan untuk mengirimkan informasi kepada khalayak dengan menggunakan
berbagai media dan berbagai saluran yang dapat digunakan melalui tiga langkah perubahan
dengan harapan, yaitu: perubahan pengetahuan, sikap dan perubahan tindakan yang
diambil dan diinginkan.
Menurut Berkowitz (dalam Morissan,
2010:57), strategi komunikasi pemasaran adalah citra tujuan pemasaran dan langkah-langkah
untuk mencapai tujuan ini. Sebelum sebuah perusahaan menghasilkan sekumpulan
promosi, ada beberapa tahap strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan
perusahaan. Penjelasan yang lebih rinci tentang proses strategi komunikasi
pemasaran adalah sebagai berikut:
1.
Segmentasi
2.
Targetting
(menentukan target)
3.
Positioning
(memposisikan produk)
Fungsi Komunikasi Pemasaran
Menurut Prisgunanto (2014: 10), fungsi
komunikasi pemasaran yaitu:
1.
Konsumen dapat ditunjukkan atau diperkenalkan
proses suatu produk dapat digunakan oleh khalayak.
2.
Konsumen dapat mengetahui siapa yang memproduksi
produk dan apa yang menjadi nilai dari perusahaan dan merek.
3. Konsumen
dapat menerima hadiah untuk pengalaman penggunaan.
Langkah-Langkah Pengembangan
Komunikasi Pemasaran yang Efektif
Langkah-langkah untuk mengembangkan
komunikasi pemasaran yang efektif adalah sebagai berikut (Hermawan,
2012):
1.
Mengidentifikasi khalayak yang dituju
2.
Menentukan tujuan komunikasi tersebut
3.
Merancang pesan
4.
Pilih saluran komunikasi
5.
Tentukan total anggaran promosi
6.
Membuat keputusan atas bauran campuran
7.
Mengukur hasil promosi
8.
Mengelola dan koordinasikan proses komunikasi
pemasaran terintegrasi.
Model Komunikasi Pemasaran
Model komunikasi pemasaran yang umumnya
dikembangkan secara umum tidak jauh dari proses komunikasi dalam ilmu komunikasi.
Menurut Sutisna (2012:27), model komunikasi pemasaran mencakup pengirim atau
juga disebut sumber. Pesan komunikasi pertama kali berasal dari sumbernya. Pihak
yang mengirim pesan tentu saja perusahaan. Proses berikut adalah perusahaan
yang menentukan bagaimana pesan disiapkan sehingga dapat dipahami dan bereaksi secara
baik oleh penerima, juga menentukan jenis komunikasi yang digunakan.
Pesan tersebut bisa menggunakan iklan,
penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat atau pemasaran langsung.
Proses pemotongan ini juga disebut proses tujuan komunikasi terjemahan dalam
bentuk pesan yang akan dikirim ke penerima. Proses berikut adalah mengirim
pesan melalui media. Jika pesan dalam bentuk iklan, pesan tersebut dapat
dikirim sebagai dukungan cetak atau elektronik. Selanjutnya, tanggapan yang diharapkan
ialah tanggapan baik. Respon positif identik dengan keserasian antara harapan komunikator
dan tanggapan komunikannya. Proses ini akan diikuti oleh tindakan konsumen
sebagai penerima pesan jika pesan tersebut diterima secara positif maka akan
berpengaruh positif terhadap sikap perilaku konsumen.
Proses terakhir yaitu umpan balik
pada pesan yang dikirim. Perusahaan melakukan perbaikan jika pesan dikirim sesuai
dengan harapan, yang berarti mendapatkan respons konsumsi positif, Pesan iklan berhasil
atau efektif jika tingkat penjualan produk setelah proses pengiriman pesan mengalami
peningkatan. Berbanding terbalik jika pesan yang dikirim kurang efektif,
setelah upaya pesan disampaikan, penjualan tidak meningkat atau tidak lebih
rendah. hal ini menjadi peringatan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan
penyampaian pesan yang akan disampaikan kedepannya.
Jenis-jenis
Model Komunikasi Pemasaran
Ada lima model komunikasi dalam pemasaran,
yaitu: iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan tatap muka/penjualan perseorangan,
dan penjualan langsung (Sembiring
& Ananda, 2019).
Citra Merek
Citra merek adalah tanggapan atau
hasil dari menerima informasi, melihat dan memahami atau pengalaman terhadap suatu
produk. Citra merek adalah respons dari konsumen terhadap merek berdasarkan
merek baik dan buruk yang diingat konsumen (Kotler
& Keller, 2013). Citra merek adalah keyakinan yang terbentuk
dibenak konsumen dalam produk yang dirasakannya.
Citra merek adalah persepsi dan keyakinan
yang dibuat oleh konsumen (Kotler
& Keller, 2013). Citra merek yang berpengaruh dapat memberikan
keuntungan besar bagi perusahaan, salah satunya dapat menimbulkan keunggulan kompetitif.
Citra merek ialah anggapan konsumen terhadap suatu produk yang terbentuk dari hal-hal
yang diperoleh melalui pengalaman menggunakannya.
Definisi Konsepsional
Identifikasi public
relation dan humas Hotel
Selyca Mulia Samarinda di Masa Pandemi adalah tingkat
penyesuaian yang dilakukan seseorang melalui proses interaksi antara pihak Hotel Selyca Mulia dengan masyarakat dalam menciptakan
opini publik, menanamkan pengertian, memberikan persepsi, menumbuhkan motivasi
dan menciptakan partisipasi publik terhadap lingkungannya di masa
pandemi.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.
Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian dari Identifikasi
Public Relation dan Humas
Hotel Selyca Mulia Samarinda di Masa Pandemi yaitu menggunakan analisis Segmentasi, targetting dan positioning, agar Selyca
Mulia dapat dengan mudah menentukan pasar mana yang akan dituju.
1. Segmentasi
2. Targetting (menentukan target)
3.
Positioning
(memposisikan produk)
Sumber dan Jenis Data
Sumber data dapat diperoleh dari Kapolresta,
Kasat Binmas, Kanit Bhabinkamtibmas, dan Anggota Bhabinkamtibmas Samarinda sebagai
pemberi informasi dimana peneliti dapat mengamati, menanyakan atau membaca perihal hal-hal yang mengenai dengan
variabel yang diteliti. Sumber data tersedia dua tipe yaitu:
1. Sumber
data primer
Sumber data primer, yaitu pencarian
sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli orang sebagai berikut: Key
Informan (informasi kunci) nya adalah Director of Public Relation Hotel Selyca Mulia di Kota Samarinda. Peneliti menentukan kriteria key informan
dengan alasan bahwa, Manager merupakan pimpinan di Hotel Selyca Mulia di Kota
Samarinda yang mengetahui strategi komunikasi pemasaran di Kota Samarinda dalam
meningkatkan Brand image. Penentuan
key informan dilakukan dengan
menggunakan teknik purpusive samping.
Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang
ditentukan sebagai informan tersebut, akan di wawancarai oleh penulis karena dianggap
paling mengetahui tentang apa yang diharapkan.
2. Sumber Data
Sekunder
Hal yang
menunjang dalam
penelitian ini telah diambil dari data dalam bentuk dokumen yang ada di Hotel
Selyca Mulia di Kota Samarinda.
Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan penelitian lapangan, menggunakan berbagai cara, yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi atau penelitian dokumen.
Teknik Analisis Data
Karena penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, maka penulis menggunakan
analisis dan deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk menganalisa data kualitatif terdiri dari 4 komponen, antara
lain sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan, penarikan atau verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Hotel Selyca Mulia
Selyca Mulia
Samarinda adalah hotel
dengan konsep bisnis hotel yang terletak di jalan Bhayangkara Nomor 58,
Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
Timur, yang dibangun diatas lahan seluas 11.355 m2, dengan luas bangunan
mencapai 11.127,6 m2. Terdiri dari 10 lantai dengan total kamar 139 kamar.
Hotel Selyca Mulia Samarinda dibangun
diatas bangunan Plaza Mulia yang merupakan salah satu mall di kota Samarinda,
yang berlokasi sangat strategis di jalan Bhayangkara dan dekat dengan Hotel
Mesra International, Stadion Segiri, Balaikota Samarinda dan Kantor-kantor
instansi Pemprov. Kalimantan Timur. Plaza Mulia ini dibangun tahun 2007 dan
mulai beroperasi pada tahun 2009.
Pembangunan Hotel Selyca Mulia Samarinda
telah di mulai sejak bulan September 2011, dibawah naungan manajemen PT. Selyca
Mulia. Target penyelesaian proyek hotel Selyca Mulia direncanakan selesai pada
akhir September 2012, namun dikarenakan kendala krisis listrik di kota
Samarinda, maka proyek penyelesaian hotel Selyca Mulai baru selesai pada
pertengahan tahun 2014, dan Hotel Selyca Mulia Samarinda resmi mulai beroperasi
pada tanggal 29 April 2015. PT. Selyca Mulia adalah perusahaan yang berbadan
hukum yang bergerak dibidang Property. Dalam kegiatan usaha nya PT. Selyca
Mulia menjalankan kegiatan operasional Mall dan hotel. Yaitu, Plaza Mulia dan
Hotel Selyca Mulia Samarinda.
Pembahasan
Identifikasi Public Relation dan Humas Hotel Selyca Mulia Samarinda di Masa
Pandemi
Segmentasi
Segmentasi adalah proses pendistribusian pasar ke
dalam beberapa kelompok yang memiliki kebutuhan yang sama namun berbeda dan
tindakan pemasaran direspon dengan cara yang sama. Jumlah pengunjung Hotel
Selyca Mulia, rata-rata berasal dari Kota Samarinda. Kota Samarinda sebagai Ibu
Kota Provinsi Kalimantan Timur, sehingga kota Samarinda menjadi pusat
pemerintahan. Kota-kota lain di sekitar kota Samarinda, seperti Bontang,
Sanggata, Tenggarong, Balikpapan, Mahulu, Kutai Barat, Paser, Penajam Paser
Utara (PPU), pergi ke Samarinda karena urusan masalah pemerintahan, sehingga
pengunjung yang berasal dari daerah tersebut, merupakan pengunjung yang
menggunakan Hotel Selyca berkepentingan bagi acara instansinya, seperti
meeting, event, seminar dan lainnya. Pengunjung yang berasal dari kota lain
dari luar Kalimantan Timur, maupun dari luar negeri, karena ada program-program
agenda untuk ke kota Samarinda sebagai pusat pemerintahan,
dan sebagai domestic bagi wisatawan.
Pengunjung Hotel Selyca Mulia, di
wajibkan pengunjung yang berusia 20 tahun ke atas yang mempunyai ID Card atau
KTP. Gender yang mendominasi pengunjung Hotel Selyca Mulia yaitu rata-rata sama
laki-laki dan perempuan yang sebagai pengunjung. Kelas pengunjung Hotel Selyca
Mulia, pihak Hotel Selyca Mulia membagi 1 segmentasi
pasar atau pembagian pasar, dari Corporate social responsibility
(CSR) perusahaan, instansi pemerintahan/ government, maupun travel agent yang secara offline
dan yang secara online.
Saat ini rame aplikasi di Gadget,
seperti Traveloka, Tiket.com, pegi-pegi, dan lainnya. Status pengunjung di
Hotel Selyca Mulia, rata-rata kebanyakan sekitar 50-60 % dari pemerintahan, dari
kegiatan yang dilakukan seperti event, seminar, meeting, rata-rata dari Government.
Pelatihan IT, dan lain-lain, seperti family yang membawakan keluarganya pada
waktu weekend.
Layanan atau fasilitas yang menjadi
perbedaan antara Hotel Selyca Mulia dengan hotel lain yaitu dari perbedaan
kamar yang agak luas, ada 4 type, yaitu: Deluxe Room, Deluxe Suite Room, Royal
Suite Room, President Suite Room. Untuk harga Deluxe sama dengan harganya di
Hotel Bintang 4, tetapi luasnya kamar Hotel Selyca Mulia lebih besar sekitar 32
Meter, sedangkan di hotel lain sekitar 28 meter. Kamar di Hotel Selyca Mulia
itu, fasilitasnya sudah dapat semua. Dari
bathup, standing shower, karpet, dan parkit belantai kayu. Lokasi Hotel
Selyca Mulia lebih strategis, akses ke mana-mana lebih dekat.
Pengunjung tetap dari Selyca Mulia
rata-rata, dari pihak government itu
sudah menjadi pelanggan tetap di Hotel Selyca Mulia. Karena dari pemerintahan
itu, mereka ada program mingguan, bulanan, dan tahunan secara rutin, dari
anggaran mereka. Apabila pihak pemerintahan akan mengadakan bermacam-macam
kegiatan seperti seminar atau event.
Hotel Selyca Mulia akan membatasi
pengunjung apabila pengguna Hotel Selyca Mulia penuh, maka pihak Hotel Selyca
Mulia tidak bisa mengusahakan pengunjung tetap melakukan kegiatannya di Hotel
Selyca Mulia. Karena menyesuaikan dengan kemampuan Hotel Selyca Mulia. Sehingga
pihak Hotel Selyca Mulia hanya memberi saran kapan waktu yang bisa digunakan
ruangan Hotel Selyca Mulia.
Layanan atau promo secara berkala yang
ditawarkan kepada pengunjung pasti, karena media sosial itu salah satu alat
untuk melakukan promo sekarang, masyarakat pasti mempunyai media sosial
Instagram, dan WhatsApp. Sebelumnya alat promosi Hotel Selyca Mulia terbatas,
hanya melalui radio, koran, pamflet, flyer, brosur dan lainnya. Dengan
menggunakan media sosial, karena lebih murah anti no cost. Apabila menggunakan radio, pihak Hotel Selyca Mulia sekali
list membayar yang harganya lumayan bayar sampai 2 jutaan. Sehingga saat ini,
pihak Hotel Selyca Mulia, mencari followernya tinggal melakukan promosi disitu.
Semua hotel, biasanya dalam 1 tahun itu
ada kalender add promo, atau planing
kegiatan di setiap bulan. Setiap room harus ada yang ditawarkan. Misalnya
dibulan september deal itu, dengan harga Rp. 698.000, itu sudah kamar deluxe,
dan ada promo makanan misalnya seperti: Nasi Kebuli, Ayam Bakar, Ayam Madu,
terus minumannya Blue Ocean, dan lainnya setiap bulan, lalu bulan berikutnya
ada lagi yang di tawarkan sampai ke bulan desember, dan nanti di tahun berikutnya
ada lagi nama promo yang berbeda-beda.
Promo Hotel Selyca Mulia memakai sosial
media, yang selalu update. Setiap bulannya pormo berbeda-beda. Semua ada planning nya. Misalnya di bulan oktober
nanti, ada nama programnya apa, promonya apa, pasti berbeda. Misalnya di bulan
agustus, promonya menggunakan nama Spesial 17 Agustus, festival merah putih,
promo merah putih atau lainnya.
Pengunjung yang datang memilih Hotel
Selyca Mulia, lebih banyak dari pada biasanya masing-masing banyak yang dengan
promo kamar. Karena Samarinda ini banyak memiliki kuliner, Hotel Selyca Mulia
juga memiliki usaha food nya. Ada
promo untuk makanan, walaupun setiap tamu berbeda-beda. Promo itu hanya sekedar
untuk menampilkan informasi, bahwa Hotel Selyca Mulia memiliki produk tersebut.
Tinggal dari animo masyarakatnya saja lagi, kadang familyar dan kadang ada yang
tidak.
Targetting (menentukan target)
Pihak hotel dalam menentukan target
pengunjung mensegmentasi� kan� itu sudah
rumus yah, rata-rata emang sudah baku. Dimana-mana hotel itu akan membuat Segmentasi, apalagi di daerah. Dilihat
segmen terbesar itu apa. di Samarinda ini, pihak Hotel Selyca Mulia sudah
mengtahui segmen terbesarnya apa, karena di Samarinda ini pusat pemerintah,
walaupun Samarinda tidak punya potensi besar atau pabrik seperti di Jakarta,
paling utama besarnya hanya sebagai pusat goverment, maka dari itu ke
goverment, dan dilihat dengan analisis SWAT sasaran target marketing Hotel
Selyca ini seperti meeting, dan family trend nya setiap weekend banyak masyarakat yang
mendatangi keluarga di Samarinda, karena banyak keluarga sehingga datang ke
Samarinda. Apalagi saat ini punya kelebihan sudah ada jalan tol menuju ke
Samarinda, dan memiliki bandara sendiri.
Target khusus Hotel Selyca Mulia setiap
tahun, ada membuat budget plan untuk tahun berikutnya. Budget plan mengacu pada
tahun sebelumnya. Misalnya di bulan januari di tahun 2021, occupancy nya tidak terlalu ramai atau dibulan puasa dibulan maret occupancy nya lagi low. Occupancy adalah metriks
yang digunakan untuk mengukur tingkat hunian kamar dari sebuah hotel. kamar
ditargetkan sekian. Nanti di bulan maret tidak mungkin target Hotel Selyca
Mulia tinggi, tidak mungkin nanti di bulan maret itu disamakan, mungkin ada
yang berbuka puasa dirumah atau di Hotel Selyca Mulia.
Hotel Selyca Mulia sudah ada membuat
budgetnya berkaca pada histori yang sebelumnya. Di dalam satu tahun, sudah
dibudgetkan dapatnya berapa miliar, itu nanti akan diterjemahkan di setiap
bulan-bulannya sesuai evaluasi profit. Pihak Hotel Selyca Mulia akan membahas
apakah budget dan harga terlalu tinggi atau rendah, itu akan direvisi lagi atau
evaluasi melakukan perubahan dibudget tersebut.
Penjualan pribadi (personal selling) adalah komunikasi dengan satu atau lebih pelanggan
potensial untuk disajikan, berduskusi dan juga mendapatkan prospek kegiatan penjualan
pribadi seperti presentasi penjualan, pertemuan penjualan dan formulir lainnya.
Pihak hotel ada menjalin kerjasama
dengan pihak lain untuk menyalurkan informasi dan aktif dalam melakukan promo.
Dipasaran itu banyak ada yang melaksanakan event-event, sehingga pihak Hotel
Selyca Mulia ikut mensuport, atau ikut andil. Misalnya weeding expo, Hotel Selyca Mulia biasa ada di undang. Terus table top, table top adalah kumpulan dari pelaku usaha, baik usaha hotel,
ataupun travel ataupun agen, yang dikumpulkan dalam satu tempat, dan menawarkan
jualannya. Mereka nanti mengundang buyer
dan saller, kalau pihak Hotel Selyca
Mulia yang saller, maka Hotel Selyca Mulia yang mengundang buyer.
Acara di Samarinda terakhir di adakan di
Hotel Swissbell, karena pandemi kemaren berhenti, ada juga yang melakukan
Mahakam Travel Mart, dan ada juga acara yang di adakan dari luar kota
Samarinda, dan ada juga undangan di luar Samarinda seperti Kota Surabaya, yang
serupa dengan acara table top, untuk mempromosikan.
Itu bukan program setiap tahun, tetapi
ada asosiasinya, travel-travel atau hotel seperti Persatuan Hotel Restoran
Indonesia (PHRI), itu mereka ada programnya, biasanya masing-masing industri,
baik pariwisata, hotel, dan ataupun rekreasi yang ikut ambil bagian disitu
karena ada undangan. Jika ada kerjasama cari vendor-vendor, misalnya seperi Event
Organizer (EO), decoration, Master of Ceremony (MC), fotograpi, dan
lainnya. Pihak Hotel Selyca terbuka untuk melakukan kerjasama, semua ada yang
berhubungan dengan saling menguntungkan. Misalnya ada EO akan mengadakan acara
konser, yang minta suport, mereka mengajukan proposal, kerja sama untuk
kebutuhan kamar untuk artisnya, Hotel Selyca Mulia akan mensuport hal tersebut.
Positioning (memposisikan produk)
Hotel Selyca Mulia selalu mencari laba yang
sebesar-besarnya. Kadang budget yang sudah dibikin tercapai, Hotel Selyca Mulia tetap
minta lagi. Hotel Selyca Mulia mengupayakan bisa dapat lebih dari
budget. Apabila Hotel Selyca Mulia memperoleh laba dibawah badget, maka
akan di adakan evaluasi karena Hotel Selyca Mulia terus mengusahakan pendapatan over dari budget. Jika prediksi Hotel Selyca Mulia agak tinggi hampir melebihi budget,
biasanya Hotel Selyca Mulia buat setinggi mungkin budget itu.
Misalnya Hotel Selyca Mulia membuat
target di 2023, maka dilihat pada history tahun 2022 sebelumnya. Faktor utama dalam menarik pengunjung,
seperti jumlah follower di instagram dan lainnya, Hotel Selyca Mulia tidak
membeli jumlah follower Insatgram Hotel Selyca Mulia. Karena Hotel Selyca Mulia hanya
sedapat mungkin, tidak menggunakan biaya hanya premium. Hotel Selyca Mulia bekerja
sama dengan platform besar, seperti traveloka dan tiket.com. Jadi ketika orang
melakukan browsing, maka mereka akan melihat iklan Hotel Selyca, begitu juga
traveloka. Akan ada iklan Selyca Samarinda, promonya dengan harga sekian.
Dengan seperti itu akan saling
menguntungkan. Penawaran langsung itu pasti dilakukan
oleh sales Hotel Selyca Mulia, karena itu memang tugasnya dalam
menawarkan langsung. Hotel Selyca Mulia ada program sales Blitz, sales call, dan sales visit. Setiap hari nanti sales
eksekutif, sales person, akan melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan,
baik perusahaan lama dan perusahaan yang baru, sales memaintance relation juga
diberikan promosi.
Sales Blitz berperan menjadi strategi promosi personal selling, sales call adalah aktivitas seorang salesman
mengunjungi ke outlet-outlet bisnis ritel, dan sales visit merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh para sales di Hotel Selyca
Mulia. Di Insta
story, story WhatsApp, akan dilihat oleh pelanggan yang pernah menginap di Hotel Selyca Mulia, nomor
handponenya di save yang mereka tinggalkan.
Di media sosial WhatsApp, Hotel Selyca Mulia
menggunakan WhatsApp blast, mengadakan promo. Misalnya di bulan september ini
dengan harga 648 ribu, maka akan diberikan promo harga spesial dengan harga 620
ribu, Hotel Selyca Mulia blasting booking sekarang dengan
penawaran terbatas di Deluxe Room dengan fasilitas kamarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan terhadap masalah
penelitian identifikasi Public Relation
dan Humas Hotel Selyca Mulia Samarinda di Masa Pandemi, diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu
Segmentasi pengunjung Hotel Selyca kebanyakan berasal dari kota Samarinda, pengunjung
yang berasal dari kota lain
karena ada program-program
agenda urusan pemerintahan di Kota Samarinda, dan pengunjung dari luar Kalimantan maupun dari luar negeri, serta domestic bagi wisatawan. Pengunjung Hotel Selyca ber usia 20 tahun ke atas yang memiliki KTP. Pengunjung Hotel Selyca sama rata-rata dari
perempuan dan laki-laki. Pembagian pasar hotel dimulai dari CSR, government, dan travel agent, Status pengunjung hotel Selyca rata-rata dari pemerintahan, pada
kegiatan event, seminar,
meeting, pelatihan IT, family weekend, dan lain-lain. Perbedaan hotel Selyca dengan hotel lainnya yaitu dari luas kamar dan harganya. Perilaku pengunjung tetap di Hotel Selyca Mulia adalah dari pihak government itu sudah menjadi pelanggan tetap. Selain itu, Kota Samarinda
sebagai pusat pemerintahan, jadi yang utama hanya sebagai pusat goverment. Hotel Selyca menggunakan
analisis SWAT dan menentukan sasaran target marketing seperti meeting dan family weekend. Target khusus hotel Selyca ada disetiap
tahun membuat budget plan untuk tahun
berikutnya. Budget plan mengacu pada
tahun sebelumnya. Hotel
Selyca Mulia menjalin kerjasama
dengan pihak lain untuk menyalurkan informasi dan promosi.
Kerjasama yang mencari vendor-vendor, misalnya seperi Event Organizer (EO), Decoration, Master of Ceremony (MC),
fotograpi, dan lainnya, Hotel Selyca Mulia terbuka untuk melakukan kerjasama,
semua mengikuti karena berhubungan dengan saling menguntungkan. Ada pihak yang
melakukan event-event, maka hotel Selyca ikut mensuport, ikut andil. Serta Hotel Selyca Mulia selalu
mencari keuntungan melebihi target. Apabila memperoleh keuntungan dibawah
target, maka akan di adakan evaluasi. Hotel Selyca terus mengusahakan pendapatan over dari
budget. Hotel Selyca
Mulia melakukan kerja sama dengan platform yang besar seperti traveloka,
tiket.com, kerja sama yang saling menguntungkan. Program sales dan marketing
dari sales blitz, sales call,
sales visit, melakukan setiap hari. Sales eksekutif dan sales person
melakukan kunjungan ke perusahaan lama dan perusahaan baru, me maintance relation dengan memberikan
promosi. Promosi dilakukan melalui Insta story, story WhatsApp, dan WhatsApp
Blast akan dilihat oleh pelanggan yang pernah menginap di Hotel Selyca Mulia, karena
nomor handpone pengujung ada di tinggal di hotel Selyca.
Adinugraha, H. H., Sartika, M., & Kadarningsih, A.
(2018). Desa wisata halal: konsep dan implementasinya di Indonesia. Human
Falah, 5(1), 28�48. https://doi.org/10.30829/hf.v0i0.1336
Astuti, P. (2014). Komunikasi Sebagai Sarana
Akulturasi Antara Kaum Urban Dengan Masyarakat Lokal di Pasar Segiri Samarinda.
EJournal Lmu Komunikasi, 2(1), 305�320.
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan strategi
komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damanik, B. (2018). Analisis Customer Relationship
Management (CRM) Dalam Peningkatan Pelanggan Hotel. Jurnal Mahajana
Informasi, 3(2), 1�10.
Darmawan, D., & Arifin, S. (2021). Studi Empiris
tentang Kontribusi Harga, Varian Produk, dan Kemasan terhadap Pembentukan Minat
Beli Produk Sabun Mandi Batang (Studi Kasus terhadap Pekerja Rantau di Kota
Surabaya). Bisman (Bisnis Dan Manajemen): The Journal of Business and
Management, 4(2), 99�116.
Devi, C., & Rusma, M. (2020). Sosialisasi Digital
Marketing pada Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ). Jurnal Pengabdian
Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar, 2(1), 63�73.
Endri, E. P., & Prasetyo, K. (2021). Strategi
Komunikasi Pemasaran Produk Kopi Kawa Daun Tanah Datar dalam Membangun Brand
Awareness. Jurnal Audiens, 2(1), 134�142.
Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Jannatin, N. M. (2018). Strategi komunikasi
pemasaran Prima Radio Surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Jaya, U. P., & Dipokusumo, F. H. (2021). Pengaruh
Kegiatan Eksternal Public Relations Terhadap Peningkatan Citra Perusahaan Pada
Hotel Alila Jakarta. Jurnal Pariwisata Indonesia, 16(2), 56�70.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Manajemen
Pemasaran, Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga.
Marzuki, I., Bachtiar, E., Zuhriyatun, F., Purba, A.
M. V., Kurniasih, H., Purba, D. H., Chamidah, D., Jamaludin, J., Purba, B.,
& Puspita, R. (2021). COVID-19: Seribu Satu Wajah. Yayasan Kita
Menulis.
Maudi, A. A., & Putri, B. P. S. (2017). Strategi
Komunikasi Pemasaran Brand Sixpax Clothing Bandung. EProceedings of
Management, 4(3).
Nurdiana, N. (2018). Pengaruh bunga, citra-merek dan
kualitas layanan kredit usaha rakyat BRI terhadap keputusan nasabah di
Surabaya. Journal of Business and Banking, 8(1).
Pratiwi, K. R. (2016). Pengaruh Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Motor Honda Vario 125 ESP di Dealer Honda Panji Perkasa
Perdana Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 4(3).
https://doi.org/10.26740/jptn.v4n3.p%25p
Purnomo, H., Sardanto, R., & Muslih, B. (2021).
Signifikansi harga, fasilitas dan layanan terhadap kepuasan konsumen jasa
hotel. Jurnal Ekobis: Ekonomi Bisnis & Manajemen, 11(1), 67�78.
Riza, F., Diayudha, L., Tannia, T., & Wijaya, A.
(2022). Meningkatkan Curiosity Untuk Menghasilkan Inovasi di Dalam Pekerjaan. IKRA-ITH
ABDIMAS, 5(1), 23�30.
Sembiring, B. K. F., & Ananda, S. (2019). The
Effect Of Viral Marketing And Customer Trust On Online Shop Purchase Decisions
Based On Application In Faculty Of Economic And Business Universitas Sumatera
Utara. Multi-Disciplinary International Conference University of Asahan,
1.
Silvia, T. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran Hotel
Jati Jakarta dalam Membangun Ekuitas Merek. ADVIS (Journal of Advertising),
1(1).
Tamaka, I. (2013). Citra Merek, Ekuitas Merek, dan
Kualitas Produk Pengaruhnya terhadap Sikap Konsumen pada Produk Daihatsu di PT.
Astra Internasional Daihatsu Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).
https://doi.org/10.35794/emba.1.4.2013.2911
Copyright holder: Saraswati Sarangan, Kezia Arum
Sary (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |