Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8,
No.03, Maret
2023
PERANCANGAN
PROGRAM PENGESTIMASI PROBABILITAS KEGAGALAN PERALATAN PENUKAR PANAS AKIBAT
KOROSI SERAGAM BERBASIS DEEP NEURAL NETWORK
Jaka Fajar Fatriansyah, Donanta Dhaneswara, Muthia Hanifa, Fernanda Hartoyo, Agrin Febrian Pradana, Muhammad Anis, Andrian Fauzi
Department of Metallurgical and
Materials Engineering, Faculty of Engineering, Universitas
Indonesia, Indonesia
Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretariat Kabinet RI, Jl.
Veteran No.18, Gambir, Jakarta Pusat,
10110, Indonesia
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
�� Meningkatnya standar keamanan dan ketatnya persaingan antar perusahaan meningkatkan kebutuhan bagi suatu perusahan untuk mengendalikan kegagalan pada peralatan. Inspeksi secara teratur dilakukan sebagai bagian dari rangkaian pemeliharaan dan manajemen integritas peralatan. Dalam merencanakan dan melakukan inspeksi, diperlukan strategi yang tepat agar inspeksi yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Risk-based inspection merupakan teknik pengambilan keputusan dalam perencanaan pemeliharaan yang berdasar pada risiko. Pada saat ini, penggunaan metode-metode kecerdasan buatan untuk kegiatan penilaian risiko, pemodelan konsekuensi, dan perencanaan pemeliharaan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu program yang memanfaatkan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan untuk melakukan penilaian salah satu komponen risiko yaitu probabilitas kegagalan (Probability of Failure, PoF) pada bagian cangkang dalam peralatan penukar panas menggunakan deep learning. Model ini dapat membantu operator yang bekerja di bidang minyak dan gas untuk menentukan tingkatan risiko sehingga inspeksi dapat dilakukan dengan lebih efisien dan terarah. Penelitian ini menghasilkan sebuah program dan disain program pembelajaran mesin berbasis deep learning yang digunakan untuk memprediksi risiko kegagalan akibat korosi seragam pada peralatan sisi dalam cangkang peralatan penukar panas cangkang dan buluh (shell-and-tube heat exchanger) berdasarkan standar API 581 dengan akurasi sebesar 89% yang didapatkan dengan parameter-parameter diantaranya learning rate sebesar 0.001, epoch sebesar 150, random state sebesar 60, tiga hidden layer, dan test size sebesar 0.2.
Kata kunci:
Inspeksi, Inspeksi Berbasis Risiko, pembelajaran mendalam, penukar panas,
korosi seragam
Abstract
Increasing regulations and safety standards along with competition among
companies increase the need for a company to control and predict failure on equipments. Planned inspections are carried out as a part
of equipments� maintenance and integrity management.
Appropriate strategies are needed in planning and performing inspections so
that the inspections are performed in an efficient manner according to the equipments� needs. Risk-based inspection is a
decision-making technique in maintenance planning which is based on the risk of
each equipment. In recent years, incorporation of artificial intelligence
methods for risk assessment, consequence modelling, and maintenance planning
has been carried out. This research aims to develop a program which utilizes
machine learning and artificial intelligence to perform assessment on one of
the components of risk, namely the Probability of Failure (PoF),
of a shell-and-tube heat exchanger�s inner shell component by using deep
learning methods. This model may help operators working in oil and gas field to
determine risk levels so that inspections can be done efficiently. This
research produced a deep learning-based machine learning program and program
design used to predict the risk of failure caused by uniform corrosion on the
inner shell component in shell-and-tube heat exchangers based on API RBI 581
standards, yielding accuracy of 89% which is obtained using the following
parameters; a learning rate of 0.001, an epoch of 150, random state of 60,
three hidden layers, and a test size of 0.2.
Keywords: Inspection, Risk-Based Inspection, deep
learning, heat exchanger, uniform corrosion
Pendahuluan
Peralatan Penukar
panas adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan energi termal melalui suatu permukaan perpindahan panas dari satu fluida
ke fluida kedua dengan temperatur yang lebih rendah
Kegagalan
yang umum dijumpai pada dalam industri minyak dan gas korosi. Korosi merupakan
suatu kegagalan yang dijumpai akibat pengikisan pada dinding peralatan penukar
panas hingga dapat menyebabkan kebocoran. Meningkatnya standar keamanan dan
ketatnya persaingan antar perusahaan meningkatkan kebutuhan bagi suatu
perusahan untuk mengendalikan kegagalan pada peralatan
Salah
satu cara untuk menanggulangi kegagalan adalah dengan melakukan inspeksi pada
peralatan. Inspeksi yang dilakukan membutuhkan biaya dan sumber daya yang tidak
sedikit, sehingga bersamaan dengan meningkatnya kepentingan inspeksi, muncul
juga kebutuhan untuk melakukan manajemen inspeksi. Sebagai
salah satu bentuk manajemen inspeksi, dilakukan Risk-based
Inspection (RBI). Risk Based Inspection (RBI) merupakan
metode yang digunakan untuk melakukan inspeksi berbasis risiko yang dilakukan berdasarkan
prioritas risiko sehingga mempermudah dalam melakukan inspeksi yang optimal sehingga perhitungan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien (Bertolini et,al., 2009)
tanpa mempengaruhi lingkungan
Namun
pada saat ini program yang digunakan untuk melakukan estimasi risiko memiliki
harga yang cukup mahal, waktu yang lama dan dilakukan dengan cara kualitatif. Untuk mengatasi
masalah ini dilakukan proses pemeriksaan dengan menggunakan algoritma
pembelajaran mesin.� Deep learning adalah
salah satu bagian dari pembelajaran mesin yang menyerupai kemampuan dari otak
manusia dengan mempelajari tingkat tinggi dalam data menggunakan ilmu
arsitektur dalam pembangunan modelnya menjadi beberapa layer
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan risk
assessment dengan model penilaian risiko kegagalan bejana tekan minyak dan
gas akibat korosi seragam dengan menggunakan deep learning untuk melakukan proses peningkatan level risiko, mempersingkat waktu,
meningkatkan akurasi, efisiensi pengolahan data, dan lebih murah dibandingkan
dengan penilaian risiko cara konvensional.
Metode Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama mengembangkan
rancang bangun aplikasi pengolah data untuk melakukan penilaian risiko yang
berpedoman pada RBI berbasis pendekatan deep learning, untuk
memfasilitasi transfer pengetahuan dan menggunakan kembali data penilaian RBI
yang telah lalu
Gambar 1. Alur
Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Data Desain dan Kondisi
Operasional Peralatan Penukar Panas
Pada penelitian ini data yang digunakan
mengenai peralatan penukar panas cangkang-buluh kelas R dalam standar TEMA (Tubular
Exhanger Manufacturers Association) yang terbuat dari baja karbon dan umum
digunakan dalam industri minyak dan gas dengan melakukan pembuatan data melalui
pemanfaatan function RAND dan IF pada Micrososft Excel hingga
mendapatkan data 446 nilai risiko yang akan di input pada program deep
learning. Data yang didapatkan adalah data desain dan kondisi operasional
peralatan penukar panas.
Pengaruh Parameter Pada
Kinerja Model Deep Learning
Dataset yang telah diinputkan dapat
dibagi menjadi dua yaitu training dataset dan testing dataset. Pada
percobaan ini dilakukan percobaan beberapa variasi untuk menemukan parameter
optimum yang dapat menghasilkan nilai akurasi model yang paling maksimal.
Parameter test size yang digunakan sebagai presentase testing dataset
yang menentukan jumlah data yang digunakan untuk melakukan pengujian pada
model. Test size yang kecil dapat
menghasilkan akurasi yang besar, namun nilai tersebut tidak valid karena
berasal dari pembelajaran yang banyak dan ukuran testing data yang tidak
mencerminkan variasi yang terdapat di keseluruhan dataset. Pada Gambar 2. menunjukkan pengaruh variasi
parameter test size terhadap kinerja model yang dihasilkan.
Gambar 2. Grafik Pengaruh Test Size Terhadap
Akurasi Model Deep Learning
Gambar 2 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil percobaan, didapati bahwa akurasi yang lebih tinggi dihasilkan
dengan test size sebesar 0.15 hingga 0.25 (15% � 25%) dari keseluruhan dataset. dengan nilai
akurasi sebesar 88% untuk klasifikasi kategori probabilitas. Selain test size pada tahap pre-processing terdapat
parameter lain yang mempengaruhi kinerja
model yaitu random state yang digunakan untuk mengatasi masalah pada training yang memilih
data secara random, sehingga
dapat menghindari kesalahan dimana training tidak menghasilkan akurasi yang berubah-ubah. Mengubah random state dapat
mengubah akurasi, sehingga akurasi yang fluktuatif namun tidak terlalu jauh
dalam satu rentang random state tertentu
dapat menggambarkan kinerja model. Dari Tabel 1. dapat terlihat bahwa parameter optimum adalah saat random state menggunakan
nilai 60 dengan akurasi sebesar 89% dalam menentukan kategori of failure.
Data ini didapatkan nilai random state berbeda
dalam rentang 60-65 memberikan nilai akurasi yang berbeda-beda.
Tabel 1
Pengaruh
Parameter Random State Pada Akurasi
Model Deep
Learning
Random State |
Akurasi (%) |
60 |
89 |
61 |
77 |
62 |
81 |
63 |
80 |
64 |
79 |
65 |
77 |
Pada
penelitian tahapan selanjutnya
adalah melakukan training
pada model.� Epoch merupakan jumlah berapa kali seluruh dataset
dimasukkan ke dalam model. Bobot yang diinisialisasi di awal akan mengalami
perubahan ketika siklus simulasi dataset berikutnya (epoch berikutnya)
dimulai.�
Gambar 3. Pengaruh Jumlah
Epoch Pada Akurasi Deep
Learning
Sepanjang percobaan epoch, akurasinya
bersifat fluktuatif dan tidak pernah
benar-benar turun secara signifikan. Hal ini dapat berarti
keseluruhan nilai yang dicobakan masih berada dalam rentang
optimal epoch. Selain penentuan
parameter epoch, pada penelitian ini juga dilakukan penentuan parameter learning
rate. Learning rate merupakan parameter
yang memiliki pengaruh signifikan dalam proses trainng. Apabila learning rate
terlalu besar maka langkah pembelajaran
(step size) akan semakin besar dan algoritma
menjadi tidak stabil, namun apabila
learning rate terlalu kecil,
progres pembelajaran akan semakin lambat
untuk mencapai titik optimalnya. Oleh karena itu,
nilai learning rate harus
dipilih dengan tepat. Dapat terlihat pada Gambar 4. adanya pengaruh variasi learning rate terhadap
akurasi model deep learning dalam menentukan kategori PoF.
Gambar 4. Pengaruh Parameter Learning
Rate Terhadap Akurasi Deep
Learning
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan bahwa akurasi yang tertinggi dihasilkan oleh learning rate
sebesar 10-3 dengan nilai 88 persen dan akurasi
terendah dihasilkan oleh learning rate sebesar
10-6 dengan nilai 16 persen.
Sehingga ditunjukkan bahwa learning rate yang optimal adalah
antara 10-2 dan
10-3. Hal ini serupa dengan
hasil penelitian Rathore et al. (2018) yang menemukan nilai akurasi pada learning rate 10-1, 10-2, dan 10-3 berkisar diantara 83-91%.
Layer merupakan jumlah lapisan yang menjadi penyusun pada deep neural
network yang terdiri dari
layer input yang menerima input dari luar, hidden layer merupakan lapisan tersembunyi dan tidak dapat diamati
secara langsung, dan layer output yang berisi
keluaran dari deep
neural network. Sedangkan dense merupakan jumlah node dalam layer
yang digunakan untuk dapat mengetahui lebar dari model berdasarkan jumlah perceptron
dalam satu layer
model sehingga dapat mengetahui kemampuannya untuk melakukan prediksi
Gambar 5. Pengaruh Jumlah
Layer Pada Akurasi Deep
Learning
Hasil Evaluasi Kinerja Deep Learning
Evaluasi model dilakukan dengan menggunakan confusion
matrix. Confusion matrix menyajikan matriks dengan gambaran mengenai tingkat kesalahan serta kualitas hasil prediksi dari program deep
learning
Gambar 6. Confusion Matrix Kategori
Probability Of Failure
Sedangkan perhitungan parameter terkait
yang didapatkan dari classification
report dari confusion matrix yang dapat dilihat dari pada
Tabel 2. Dari classification report didapatkan data hasil berupa precision, recall, F-1 score dan juga accuracy
yang didukung oleh support
yang dianalisis berdasarkan
rata-rata weight dan nilai
rata-rata makro dengan akurasi
tertinggi sebesar 89% untuk klasifikasi kategori probability of failure.
Classification Report Untuk
Klasifikasi Kategori
Probability Of Failure
|
Precision |
Recallz |
F1-score |
Support |
0 |
1,00 |
1,00 |
1,00 |
14 |
1 |
0,97 |
0,90 |
0,94 |
41 |
2 |
0,67 |
0,67 |
0,67 |
6 |
3 |
0,62 |
0,91 |
0,74 |
11 |
4 |
0,94 |
0,83 |
0,88 |
18 |
Accuracy |
|
|
0,89 |
90 |
Macro avg |
0,84 |
0,85 |
0,85 |
90 |
Weighted avg |
0,91 |
0,93 |
0,89 |
90 |
Analisis Pengaruh Parameter terhadap
Kinerja Program
Parameter test size yang baik
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah persentase test size yang
rendah. Hal ini terjadi karena pada saat dataset yang digunakan untuk testing
semakin besar maka dataset yang digunakan untuk training akan
semakin sedikit sehingga akan menurunkan kinerja algoritma model deep
learning karena program yang digunakan untuk belajar mengenali output yang
diinginkan tidak cukup untuk mendukung kinerja program menjadi tidak
optimal dan menyebabkan underfitting, begitu juga sebaliknya saat testing
dataset semakin kecil maka data yang digunakan untuk training dataset
akan semakin besar dan dapat menyebabkan adanya overfitting atau bahkan
tidak mengalami perubahan akurasi
Parameter random state yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan pada proses training
dataset
Jumlah epoch mempengaruhi
akurasi yang dihasilkan oleh model. Dari percobaan yang telah dilakukan,
terlihat bahwa peningkatan akurasi diiringi dengan peningkatan jumlah epoch
dan cenderung fluktuatif untuk menunjukkan pengaruh epoch pada
akurasi model dan memiliki titik optimum yang dapat meningkatkan akurasi.
Peningkatan akurasi akan diiringi dengan peningkatan jumlah epoch dikarenakan
jumlah epoch yang kecil menyebabkan iterasi menjadi terbatas, sehingga
parameter yang digunakan belum maksimal dalam melakukan peningkatan kinerja
pada model sehingga akurasinya menjadi
Untuk parameter learning rate, adanya
peningkatan nilai learning rate akan menyebabkan nilai loss yang
besar pada saat proses running dalam melakukan training sehingga dapat
terlihat bahwa semakin besar nilai learning akan mengalami penurunan
akurasi karena adanya loss yang semakin besar. Sedangkan untuk nilai learning
rate yang semakin kecil menunjukkan adanya penurunan akurasi yang disebabkan
karena adanya perlambatan konvergensi pada nilai loss yang terjadi
selama proses running sehingga memperlambat prosesnya, karena jika learning
rate semakin kecil maka waktu yang dibutuhkan untuk training model akan
semakin lama
Pembuatan model deep learning dengan
variasi jumlah hidden layer yang ditentukan untuk dapat
mengetahui pengaruh parameter jumlah layer untuk dapat mengoptimasi
kinerja model deep learning. Jumlah layer yang digunakan pada penelitian
ini adalah 1 hidden layer, 2 hidden layer, 3 hidden layer dengan
adanya variasi pada dense yang digunakan. Parameter jumlah layer dan
dense dapat mempengaruhi fluktuasi eror pada kinerja model. Hidden
layer merupakan layer dapat mempengaruhi akurasi yang dihasilkan,
dimana semakin besar jumlah hidden layer maka akurasi yang didapatkan
akan semakin besar. Peningkatan jumlah layer yang diiringi peningkatan jumlah
akurasi terjadi karena pada jumlah layer yang lebih banyak akan mampu untuk
mendukung kinerja model yang lebih baik karena memiliki kompleksitas model yang
baik untuk dapat mengatasi masalah yang ada sehingga menghasilkan efisiensi
model yang baik
Analisis Kinerja Program Deep Learning dalam
Melakukan Prediksi Risiko Pada Bejana
Tekan
Kinerja
model deep learning dapat diketahui dengan
evaluasi model yang sebelumnya sudah dilakukan training dengan
menggunakan metrics evaluation berupa confusion matrix untuk
dapat mengetahui hasil prediksi dari model yang telah dibuat dalam bentuk accuracy,
precision, dan recall
Akurasi =�������������������� (1)
Dari hasil perhitungan
akurasi yang dilakukan untuk beberapa percobaan parameter pada model deep
learning dihasilkan akurasi optimum untuk melakukan prediksi kelas
probabilitas kegagalan adalah sebesar 89%.�
Nilai akurasi yang didapatkan menyatakan bahwa pada prediksi kategori
probabilitas dapat dikatakan bahwa dari 446 dataset terdapat 396 data yang
dapat diprediksi dengan benar.
Nilai akurasi yang dihasilkan juga memiliki kelemahan
yang disebabkan karena tidak meratanya distribusi data untuk setiap kelas yang
ada. Hal ini dapat menyebabkan bias yang besar pada kelas dengan data yang
lebih banyak meskipun akurasi yang dihasilkan tetap besar
Presisi membantu kekurangan hasil akurasi dengan
menggambarkan prediksi positif dengan hasil prediksi positif yang akurat untuk
setiap kelasnya dengan menggunakan Persamaan
2. berikut ini:
Presisi = ��������������������������������� (2)
Presisi ditentukan untuk setiap kelas PoF, nilai
parameter presisi dapat ditentukan dengan memprediksi setiap kelas PoF yang
benar dari seluruh prediksi pada kelas tersebut untuk mendapatkan presisi
setiap kelas. Recall digunakan untuk dapat mengatasi kelemahan dalam
perhitungan presisi yang tidak selalu menghasilkan prediksi yang baik dengan
menentukan data dengan kelas positif, dimana recall dapat dihitung
dengan menggunakan rasio sampel positif yang diklasifikasikan dengan benar pada
suatu kelas dengan jumlah total sampel positif pada suatu kelas dengan
menggunakan Persamaan 3. berikut
:
Recall = ���������������������������������� (3)
Recall ditentukan untuk setiap kelas
PoF dan CoF
karena penelitian ini dibatasi untuk kelas CoF hanya
untuk 1 kelas hanya untuk 1 kelas
sehingga nilai presisi bernilai 1,00 maka nilai parameter presisi dapat ditentukan
dengan memprediksi setiap kelas PoF yang benar pada suatu
kelas dengan jumlah total sampel positif pada suatu kelas
untuk mendapatkan recall
setiap kelas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka telah dibuat
program prediksi nilai PoF untuk memprediksi risiko kegagalan pada sisi dalam
cangkang peralatan penukar panas akibat korosi uniform menggunakan metode
pembelajaran mesin berbasis deep learning, yang diharap bisa mempermudah
pengguna dalam memprediksi risiko pada sisi dalam cangkang peralatan penukar
panas yang berpedoman pada RBI. Dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan
untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat pada bagian awal studi literatur
ini. Kesimpulan yang telah didapatkan adalah sebagai berikut: 1) Telah diperoleh sebuah disain
program pembelajaran mesin berbasis deep learning yang digunakan untuk
memprediksi risiko pada peralatan penukar panas cangkang dan buluh
(shell-and-tube heat exchanger) berdasarkan standar API 581. 2) Telah diperoleh program pembelajaran
mesin berbasis deep learning untuk memprediksi risiko pada peralatan
penukar panas cangkang dan buluh dengan akurasi sebesar 89% menggunakan
parameter-parameter diantaranya learning rate sebesar 0.001, epoch
sebesar 150, random state sebesar 60, tiga hidden layer, dan test
size sebesar 0.2.
BIBLIOGRAFI
Arunika, A., Fatriansyah, J.
F., & Ramadheena, V. A. (2022). Detection of Asphalt Pavement Segregation Using
Machine Learning Linear and Quadratic Discriminant Analyses. Evergreen, 9(1),
213-218.
Bhatia, K., Khan,
F., Patel, H., & Abbassi, R. (2019). Dynamic risk-based inspection
methodology. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 62,
103974.
Chollet, F.
(2018). Deep Learning with Python, Second Edition. Shelter Island, NY:
Manning Publications.
Danshi, W., Zhang,
M., Li, J., Li, Z., Li, J., Song, C., & Chen, X. (2017). Intelligent
constellation diagram analyzer using convolutional neural network-based deep
learning. Optics Express, XXV(15), 17150.
Faes, W.,
Lecompte, S., Ahmed, Z. Y., Van Bael, J., Salenbien, R., Verbeken, K., &
De Paepe, M. (2019). Corrosion and corrosion prevention in heat exchangers. Corrosion
Reviews, 37(2), 131-155.
Fatriansyah, J.
F., & Orihara, H. (2015). Electric-field-induced flow-aligning state in a
nematic liquid crystal. Physical Review E, 91(4), 042508.
Fatriansyah, J.
F., Sasaki, Y., & Orihara, H. (2014). Nonequilibrium steady-state response
of a nematic liquid crystal under simple shear flow and electric fields. Physical
Review E - Statistical, Nonlinear, and Soft Matter Physics, 90(3), 032504.
Fatriansyah, J.
F., Surip, S. N., & Hartoyo, F. (2022). Mechanical Property Prediction of
Poly(Lactic Acid) Blends Using Deep Neural Network. Evergreen, 141-144.
Han, L. W. (2019).
Manipulating machine learning results with random state. (Toward Data
Science) Retrieved Desember 15, 2021, from
https://towardsdatascience.com/manipulating-machine-learning-results-with-random-state-2a6f49b31081
Iskand, F. N.,
& Welly, I. S. (2016). Implementasi Pengenalan
Citra Wajah Dengan Algoritma Eigen face Pada Metode Principal Component
Analysis ( PCA ).
Novakovic, J. D.,
Veljovic, A., Ilic, S. S., Z. P., & Tomovic, M. (2017). Evaluation of
Classification Models in Machine Learning. Theory and Applications of
Mathematics & Computer Science, VII(1), 39-46.
Rachman, A., &
Ratnayake, C. C. (2019). Machine learning approach for risk-based inspection
screening assessment. Reliability Engineering and System Safety, CLXXXV,
518-532.
Ratnayake, R. C.,
& Markeset, T. (2011). Strategy, Technical Integrity Management: Measuring
HSE Awareness Using AHP in Selecting a Maintenance. Journal of Quality in
Maintenance Engineering(16), 44-63.
Rere, L. M.
(2017). Strategi Metaheuristik Ssingle Solution Optimasi Deep Learning.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
SciPay.org.
(2020). numpy.random.RandomState. (Scipay.org ) Retrieved Desember 12,
2021, from
https://numpy.org/doc/1.16/reference/generated/numpy.random.RandomState.html
Tharwat, A.
(2018). Classification Assessment Methods. Applied Computing and
Informatics, 17(1), 168-192.
Thohari, A. N.,
& Hertantyo, G. B. (2018). Implementasi Convolutional Neural Network untuk
Klasifikasi Pembalap MotoGP Berbasis GPU. Conference on Electrical
Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 50-55.
Tran, T. T.,
Taesam, L., & Jong-Suk, K. (2020). Increasing Neurons or Deepening Layers
in Forecasting Maximum Temperature Time Series? Atmosphere, XI(10),
1072. doi:10.3390/atmos11101072
Zohuri, B. (2017).
Compact Heat Exchanges: Selection, Application, Design and Evaluation.
Switxerland: Springer International Publishing.
Copyright holder: Jaka Fajar Fatriansyah, Donanta Dhaneswara,a, Muthia Hanifa, Fernanda Hartoyo, Agrin Febrian Pradana, Muhammad Anis, Andrian Fauzi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |