Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 3, Maret 2023
MEMBANGUN DAYA SAING PARA PELAKU UMKM DI KABUPATEN BOGOR
Hasan Haikal Tholib, Slamet Ahmadi,
Ahmad Marzuki
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta, Indonesia
Email
: [email protected]
Abstrak
Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategi dalam perekonomian
nasional, hal ini terbukti antara lain: (1) UMKM merupakan pemain utama kegiatan
ekonomi Indonesia, (2) memberi kontribusi yang cukup bedsar terhadap Produk Domestik Bruto
(PDP) Indonesia, (3) memberi kontribusi terhadap peningkatan ekspor non
migas, dan (4) memberi kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
Di samping memiliki peran penting dalam perekonomian, UMKM juga terbukti
Tangguh saat terjadi krisis ekonomi 1998, karena hanya sector UMKM yang
bertahan dari kolapnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru
tumbang oleh krisis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
dengan menggunakan metode angket kuesioner dengan jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 50 orang, menggunakan metodelogi analisis deskriptif,
uji asumsi klasik, uji jalur path serta hipotesis dengan alat bantu SPSS versi
23. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketujuh hipotesis yang diajukan diterima, sebagai berikut: 1.
Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap daya saing, 2. Insentif berpengaruh
signifikan terhadap daya saing, 3. Etos kerja berpengaruh terhadap daya saing,
4. Kompetensi berpengaruh terhadap etos kerja, 5. Insentif berpengaruh terhadap
etos kerja, 6. Kompetensi melalui etos kerja berpengaruh signifikan terhadap
daya saing, 7. Insentif melalui etos kerja berpengaruh positif terhadap daya
saing. Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang dapat disarankan dalam rangka meningkatkan daya saing,
berupa pelatihan secara kontinyu, mudahnya pelaku umkm dalam mendapatkan
insentif serta guna mendonkrak daya saing umkm.
Kata kunci : Kompetensi, Insentif, Etos kerja dan Daya saing.
Abstract
Goals of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) have
an important and strategic role in the national economy, this is proven, among
others: (1) UMKMs are the main players in Indonesia's economic activities, (2)
make a fairly large contribution to Gross Domestic Product (GDP) Indonesia, (3)
contributes to the increase in non-oil and gas exports, and (4) provides the
largest contribution to employment. In addition to having an important role in
the economy, UMKMs were also proven to be resilient during the 1998 economic
crisis, because only the UMKM sector survived the economic collapse, while the
larger sectors were actually uprooted by the crisis. This research is a
quantitative research, using a questionnaire method with a sample size of 50
people, using descriptive analysis methodology, classical assumption test, path
test and hypothesis using SPSS version 23. The results of the study revealed
that the seven proposed hypotheses were accepted, as follows: 1. Competence has
a significant effect on competitiveness, 2. Incentives have a significant
effect on competitiveness, 3. Work ethic has an effect on competitiveness, 4.
Competence has an effect on work ethic, 5. Incentives have an effect on work
ethic, 6. Competence through work ethic has a significant effect on
competitiveness, 7. Incentives through work ethic have a positive effect on
competitiveness. From the results of this study, there are several things that
can be suggested in order to increase competitiveness, in the form of
continuous training, making it easier for UMKM actors to get incentives and to
boost UMKM competitiveness.
Keywords : Competence, Incentives, Work ethic and
Competitiveness
Pendahuluan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategi dalam perekonomian nasional, hal ini terbukti
antara lain: (1) UMKM merupakan
pemain utama kegiatan ekonomi Indonesia, (2) memberi kontribusi yang cukup bedsar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDP) Indonesia, (3) memberi
kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas, dan (4) memberi kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja (Kadeni, 2020). Di samping memiliki peran penting dalam perekonomian,
UMKM juga terbukti Tangguh saat
terjadi krisis ekonomi 1998, karena hanya sector UMKM yang bertahan dari kolapnya ekonomi,
sementara sektor yang lebih besar justru
tumbang oleh krisis (Sunarjanto et al., 2016). Secara kuantitas perkembangan jumlah unit usaha di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun (Azman et al., 2021). Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 62.928.077 unit
usaha dan tahun 2018 meningkat menjadi 64.199.606 unit
usaha (Adtria et al., 2021).
Organisasi Melihat besarnya peranan UMKM terhadap pembangunan perekonomian nasional, pemerintah membuat kebijakan penting dalam upaya menumbuhkan
dan mengembangkan UMKM agar menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri, yaitu dengan diterbitkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Khair et al., 2022).
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor
93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4866); Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor
40, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5404); diimplementasikan oleh pemerintah
daerah Provinsi Jawa Barat dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2019 tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Tujuannya adalah: (i) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha untuk menumbuhkan
koperasi dan UMKM. (ii) Meningkatkan
produktivitas dan pangsa pasar
koperasi dan UMKM. (iii) Meningkatkan
akses terhadap sumberdaya produktif. (iv) Meningkatkan peran serta koperasi dan UMKM sebagai pelaku ekonomi yang tangguh, profesional dan mandiri sebagai basis pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar
yang berkeadilan, berbasis
pada sumberdaya manusia
yang produktif,mandiri, maju,
memiliki keunggulan bersaing dan berwawasan lingkungan (Siregar et al., 2018).
Pemberdayaan UMKM sebagaimana
dimaksud dalam Perda Kabupaten Bogor No.1 tahun 2019 dilakukan dalam bentuk (1) pendidikan dan pelatihan, (2) pembinaan manajemen usaha, (3) peningkatan akses pasar, (4) pengutan permodalan, dan (5) penguatan organisasi. Sebagai implementasi Perda Kota Bogor Nomor 1 tahun 2019 (Sofyan, 2021). Pemerintah Kota Bogor melalui dinas terkait
secara rutin telah melakukan pembinaan, pelatihan/bimbingan teknis dan pendampingan terhadap UMKM baik dari segi
manajemen usaha maupun teknik produksi
melalui dinas terkait (Rusmana et al., 2021).
Upaya lain yang dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan membentuk
Forum UMKM, yang sekaligus digunakan
sebagai tempat untuk memberikan konsultasi bisnis secara gratis bagi pelaku UMKM (Asmara & Rahayu, 2013). Dari segi permodalan, Forum Umkm bekerjasama dengan BUMN yaitu PT BKI (Biro Klasifikasi
Indonesia) dalam hal pembiayaan permodalan dengan bunga yang sangat rendah, Lalu dalam segi pemasaraan produk Umkm, Forum Umkm bekerjasama dengan Super Market dan juga Mall Mall
yang berada di Kabupaten
Bogor untuk memberikan ruang pameran untuk
mempromosikan produk produk unggulan dari kabupaten Bogor Pertumbuhan laju ekonomi pada suatu wilayah menunjukkan proses perubahan kondisi perekonomian yang positif.
Dalam
kaitan antara keunggulan bersaing dengan kinerja, Sari (2019) menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah jantung daya saing perusahaan.
Hasil penelitian Chadamoyo
dan Dumbu (2012) menyatakan bahwa keunggulan bersaing mempengaruhi daya saingUKM di Zimbabwe. Menurut Sismanto (2006:134) semakin tinggi keunggulan bersaing, maka semakin tinggi daya saingperusahaan. Untuk menciptakan produk yang unggul, wirausahawan harus memperhatikan masalah kemampuan kewirausahaan yang dimiliki, sebab kemampuan dan pengetahuaan yang dimiliki kewirausahawan mempengaruhi inovasi dan pada akhirnya berpengaruh pada keunggulan bersaing dan kinerja. Hasil penelitiaan (Tampi, 2015) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dan positioning
berpengaruh terhadap daya saing perusahaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini pada dilaksanakan di Direktorat Polisi Satwa Korsabhara Baharkam Polri. Menetapkan jumlah sampel
yang digunakan peneliti adalah dengan metode
sensus berdasarkan ketentuan yang dikemukakan sugiyono (2010: 81), �bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut�.
Sampel Penelitian
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pelaku
UMKM di Kabupaten Bogor. Data populasi
UMKM di Kabupaten Bogor Sebanyak
2000 pelaku usaha sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang ada dalam populasi tersebut. Dalam penelitian Adi (2021) mengungkapkan
bahwa besarnya sampel tidak boleh
kurang dari 5% dari populasi yang ada. Dalam penelitian
ini menggunakan sampel sebanyak 150 pelaku usaha.
Desain Penelitian
Metode Pengumpulan
Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakankuesioner/angket. Kuesioner atau angket adalah
teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau penjelasan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2018).
Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan penjelasan variabel penelitian ini dan menyarankan arah penelitian, penting untuk terlebih
dahulu mendefinisikan konsep dan tindakan dari masing-masing variabel Kompetensi SDM, variabel Insentif, variabel etos kerja sdm,
dan variabel Daya saing yang
tercantum dalam tabel berikut.
Metode
Analisis dan Pengujian Hipotesis
Variabel instrumentasi adalah validasi data angket. Alat survei diuji dengan
menggunakan uji validitas-reliabilitas
untuk memastikan bahwa kuesioner yang disiapkan dapat dipahami oleh responden dan ukurannya konsisten (Ghozali, 2017b).
Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan metode analisis data menggunakan rumus statistik melalui aplikasi statistik �SPSS 20�.
Penelitian ini menggunakan metode analisis analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linier berganda didahului dengan uji analisis persyaratan yang disebut uji validitas alat, yang memeriksa seberapa baik alat
itu mengukur konsep tertentu yang coba diukurnya (Sekaran, 2011).
Uji-realibilitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap pernyataan
dan skor keseluruhan menggunakan rumus korelasi product-moment.
Selanjutnya adalah Uji Reliabilitas Instrumen dimana pengujian validasi dapat memperlihatkan sejauh mana suatu instrumen dapat menghasilkan hasil yang konsisten/konstan, bahkan ketika frekuensi
pengukuran sering dilakukan. Menurut Arikunto (2019),
reliabel menunjukkan dalam satu hal
bahwa perangkat dengan alpha Cronbach sangat reliable.
Pengujian hipotesis dimulai dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik dimana
Uji asumsi klasik adalah uji untuk mengukur indikasi ada tidaknya penyimpangan
data melalui hasil distribusi, korelasi, variance indikator-indikator dari variabel. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
Pengertian
uji normalitas adalah digunakan untuk memeriksa apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang baik akan berhasil didistribusikan.
Tujuan uji normalitas adalah untuk melihat
apakah variabel terikat, variabel bebas, atau keduanya
berdistribusi normal dalam
model regresi (Sanjaya, 2016).
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik
Kolmogorov-Smirnov (KS). Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah apabila hasil sampel
Kolmogorov-Smirnov berada di atas
tingkat kepercayaan 0,05, maka menunjukkan pola distribusi normal dan model regresi merespon asumsi normalitas.
Uji
multikolinearitas penelitian
ini bertujuan untuk memeriksa apakah model regresi menemukan korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2008).
Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antara variabel independen. Jika ada korelasi, bisa disebut terdapat masalah multikolinearitas.
Ghozali (2008) melakukan pengukuran multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
TOL (Tolerance) dan VIF (Variable Inflation Factor). Nilai ambang
batas yang biasa digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Uji
autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
model regresi linier menunjukkan
adanya hubungan (korelasi) antara confounding
error periode tertentu dengan confounding error periode sebelumnya (Ghozali, 2017a).
Menurut Ghozali �(2014)
uji heteroskedastisitas dalam
penelitian memiliki tujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi bagaimana nilai variabel dependen berubah ketika nilai variabel independen meningkat atau menurun. Analisis
ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel
bebas antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X1, X2 dan X3), metode ini digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh antara beberapa variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
Pemaparan dari Noor Wahid (2017),
koefisien pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan model/bagan dalam memperhitungkan
variasi-variabel terikat.
Nilai pada koefisien determinasi
berkisar antara nol (�0�) sampai dengan satu (�1�). Nilai �r2�
yang kecil berarti memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk menjelaskan variasi variabel bebas. Nilai yang mendekati 1 berarti bahwa variabel bebas menyediakan hampir semua informasi
yang diperlukan untuk memprediksi perubahan variabel
terikat.
Teknik Pengujian Hipotesis
Penulis menguji hipotesis menggunakan uji-t dan uji-F.
Menurut Sugiyono (2012), uji t menentukan kontribusi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan menguji koefisien regresi masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian/realisasi dampak antara variabel
bebas pada variabel terikat.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Karakteristik responden
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 35 orang dan wanita sebanyak 15 orang.
Hasil uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Kompetensi SDM dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar
dari pada nilai rtabel yang ada
untuk n = 50 yaitu 0.285.
Uji validitas terhadap
5 item pernyataan pada variabel
Insentif dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar
dari pada nilai rtabel yang ada
untuk n = 50 yaitu 0.285.
Uji validitas terhadap
5 item pernyataan pada variabel
Etos kerja sdm dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar
dari pada nilai rtabel yang ada
untuk n = 50 yaitu 0.285.
Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Daya saingPersonil dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar
dari pada nilai rtabel yang ada
untuk n = 50 yaitu 0.285.
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas untuk setiap variabel X dan Y adalah dengan nilai
rtabel 0.6, dan hasil uji reabilitas nilai Cronbach�s Alpha pada variabel
Kompetensi SDM (X1) sebesar
0.898, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel Insentif (X2) sebesar 0.954, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel �Etos kerja sdm (Z) sebesar 0.990, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel Daya
saingPersonil (Y) sebesar 0.940,
sehingga dapat disimpulkan
bahwa ralpha
pada setiap variabel positif dan nilai cronbach�s alpha pada variabel lebih besar >
0.6. Dengan demikian instrumen penelitian mengenai masing-masing variabel Kompetensi SDM, Insentif, Etos kerja sdm, dan Daya saingPegawai adalah reliabel.
Uji
Normalitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200 yang lebih besar dari > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian memiliki distribusi data normal
Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai variance
inflation factor (VIF) tiap-tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation
Factor (VIF) melebihi 10. Jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 menunjukkan korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.
Uji Heterokedastisitas
Dari hasil uji
heteroskedastisitas diatas terlihat titik-titik menyebar secara diatas dan
dibawah titik origin dan tidak membentuk pola tertentu maka dengan ini dapat dinyatakan bahwa
model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Regresi Linear Jalur
Path
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat
diidentifikasi bahwa persamaan regresi jalur pertama sebagai berikut:
Nilai konstanta 3,401
menunjukkan bahwa apabila variabel kompetensi dan insentif sama dengan nol maka
variabel Daya saing akan naik sebesar 3,401 Pada bagian tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai kompetensi bersifat
positif mempunyai arti jika variabel tersebut meningkat maka daya saing umkm
akan semakin meningkat. Pada bagian
tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai insentif, bersifat positif
mempunyai arti jika variabel insentif tersebut meningkat maka daya saing akan
semakin meningkat.
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat
diidentifikasi bahwa persamaan regresi jalur kedua sebagai berikut:
Nilai konstanta 2,875 menunjukkan bahwa apabila variabel kompetensi, insentif dan etos kerja sama
dengan nol maka variabel daya
saing akan naik sebesar 2,875, Diketahui nilai koefisien variabel kompetensi bersifat positif mempunyai arti jika kompetensi� meningkat maka etos kerja akan
semakin meningkat, Diketahui nilai koefisien variabel insentif bersifat positif mepunyai arti jika insentif meningkat
maka etos kerja akan semakin
meningkat, Diketahui nilai koefisien variabel etos kerja
bersifat positif mepunyai arti jika etos kerja meningkat
maka daya saing akan semakin
meningkat, Diketahui nilai koefisien kompetensi melalui etos kerja bersifat
positif terhadap daya saing, yang artinya etos kerja
mampu mengintervening variabel kompetensi, Diketahui nilai koefisien insentif melalui etos kerja
bersifat positif terhadap daya saing,
yang artinya etos kerja mampu mengintervening
variabel insentif
Uji F
Berdasarkan output diatas maka
diperoleh nilai Fhitung sebesar 42.294,dengan nilai persamaan fhitung>ftabel (42.294>2.557) dengan ini menyatakan bahwa kompetensi dan insentif secara simultan berpengaruh melalui etos kerja
terhadap daya saing
Pengujian Hipotesis
Pengaruh kompetensi terhadap daya saing
Dari hasil
perhitungan diperoleh t hitung X1 sebesar 2,161 lebih besar dari nilai t tabel
= 1,667, dan nilai signifikansi X1 sebesar 0,000 kurang dari 5%. Karena hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya
saing, kita dapat menyimpulkan bahwa Ho ditolak dan hipotesis yang menunjukkan
adanya H1) diterima.
Pengaruh insentif terhadap daya saing
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung X2 sebesar 6,161, lebih besar dari
nilai t tabel = 1,667, dan nilai signifikansi X2 sebesar 0,000 yang lebih kecil dari (5%). Hal ini menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap daya saing,
sehingga dapat Ho ditolak dan menerima hipotesis bahwa insentif berpengaruh terhadap daya saing
(H2) diterima.
Pengaruh Etos kerja terhadap daya saing
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,924 lebih besar dari nilai
t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk adalah 0.000 lebih kecil dari, 5%. Hal ini menunjukkan bahwa etos kerja
berpengaruh signifikan terhadap daya saing,
jadi Ho ditolak hipotesis H3 diterima bahwa etos kerja
berpngaruh terhadap ocb (H3).
Pengaruh kompetensi Terhadap etos kerja
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai t hitung
X1* Z 2,759 lebih besar dari nilai t tabel
= 1,662, dan nilai signifikansi
adalah 008, lebih kecil dari . adalah 5%. Hal ini menunjukkan bahwa komtensi berpengaruh signifikan terhadap etos kerja.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan hipotesis (H4) diterima bahwa kompetensi berpengaruh terhadap etos kerja
Pengaruh insentif Terhadap etos kerja
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X2*Z sebesar 3,779 lebih besar dari
nilai t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk X2*Z adalah 0.000 lebih kecil dari,
5%. Hal ini menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap etos kera
Ho ditolak hipotesis H5 diterima bahwa insentif berpengaruh terhadap etos kerja
(H5).
Pengaruh kompetensi melalui etos kerja terhadap
daya saing���
Pengaruh langsung kompetensi terhadap daya saing sebesar
0.263, sedangkan pengaruh tidak langsung remunerasi melalui etos kera terhadap
daya saing adalah 0,263 X 0,483 = 0,746, maka
dampak total yang diberikan
kompetensi terhadap daya adalah pengaruh
langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu : 0,263+ 0,746 = 1,09.
Hasil perhitungan
maka nilai pengaruh langsung X1 terhadap Y adalah 0,63 dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,09 yang berarti bahwa pengaruh
tidak langsung lebih besar daripada
pengaruh langsung . Hal ini dapat
disimpulkan Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh etos kerja memidiasi
kompetensi terhadap daya saing (H7) diterima.
Pengaruh insentif melalui etos kerja terhadap
daya saing
Pengaruh langsung insentif terhadap daya saing sebesar
0.483, sedangkan pengaruh tidak langsung insentif melalui etos kerja terhadap
daya saing adalah 0,483 X 0,227 = 0,, maka total pengaruh yang diberikan motivasi terhadap kepuasan kerja adalah pengaruh
langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu : 0,344+ 0,622 =
0,771. hasil perhitungan maka nilai pengaruh
langsung X2 terhadap Y adalah 0,771 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,771 yang berarti bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar daripada
pengaruh langsung .
Pengaruh kompetensi dan insentif
melalui etos kerja terhadap daya saing
Dari
hasil uji F maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 42.294,dengan nilai persamaan fhitung>ftabel (42.294>2.557) dengan ini menyatakan bahwa kompetensi dan insentif secara simultan
berpengaruh melalui etos kerja terhadap
daya saing
Pembahasan
Implikasi Manajerial
Hasil penelitian maka terbukti hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh antara variabel intervening dengan kompetensi dan instentif terhadap daya saing, oleh karena hal tersebut maka ada beberapa implikasi manajerial dalam penelitian ini:
1. Memiliki sumber daya manusia yang kompeten adalah keharusan bagi Organisasi. Mengelola sumber daya manusia berdasarkan kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan. Sebagian besar organisasi memakai kompetensi sebagai dasar dalam memilih orang dan mengelola kinerja. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk di antaranya kemampuan seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati, terdapat varibel dengan nilai paling rendah diatara yang lainya ,mengenai �saya selalu bekerja dengan mengedepankan etika dank ode etik�, untuk menyikapi hal tersebut perlu diadakanya sebuah pelatihan atau bisa juga diikutkan dalam sebuah seminar perihal bagaimana cara berperilaku yang baik dalam melakuakan sebuah bisnis. Bisnis yang baik mampu memberikan pengaruh yang luas bagi para rekan kerja yang lain ataupun institusi dibawahya karena dengan bisnis yang baik maka roda perekonomian bisa berjalan sesuai dengan harapan para pelaku umkm yang berimbas pada meningkatkaya daya saing umkm
2. Insentif merupakan suatu pemberian imbal jasa diluar
gaji atau upah pegawai yang sesuai dengan kinerja
pegawai selama ini, insentif digunakan
sebagai salah satu cara untuk memberikan
motivasi dan dorongan pada pegawai untuk bekerja
lebih giat agar menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Insentif
ini bersifat tidak tetap misalnya
dalam pemberian berupa bonus. Pemberian insentif di harapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan para pegawai serta keluarga
mereka, istilah sistem insentif pada umunya di gunakan untuk mengkaitkan rencanarencana pembayaran upah yang di lakukan secara langsung maupun tidak langsung
dengan berpatokan pada standar kinerja pegawai.Insentif dapat berupa imbalan atau balas jasa
kepada pegawai yang telah memberikan prestasi melebihi standar yang telah di tentukan sebelumnya Dalam hal ini
kuesinoer dengan bunyi � pemberian penghargaan dilakukan dengan obyektif sesuai dengan penilaian
kinerja pelaku usaha� mungkin bagi pemerintah dan forum umkm dalam memberikan
insentif mampu dengan baik atau
secara tepat sasaran karena hal tersebut bisa
membuat gairah para pelaku umkm, hal
ini bisa terjadi karena banyaknya umkm yang dibina serta persaingan
ketat diantara umkm tersebut.
3. Etos dipahami sebagai norma atau cara seseorang mempersepsi, menyikapi, memandang dan meyakini sesuatu. Sedangkan kerja adalah kata yang umum digunakan dalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, kerja merupakan aktivitas seseorang yang mengandung tiga aspek: (1) motivasi yang melandasi, (2) niat, sengaja dan terencana, (3) punya tujuan. (Asy�arie, 2016: 83) Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakter. Setiap orang memiliki internal being yang merupakan siapa dia. Kemudian internal being menetapkan respon atau reaksi terhadap tutnutan eksternal. Respon internal being terhadap tuntutan eksternal dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang. (Siregar, 2016: 54).terdapat pertanyaan dengan nilai paling rendah berbunyi �Saya selalu melakukan pekerjaan dengan penuh kejujuran� Forum umkm dalam membina para pelaku usaha perlu memberikan dorongan yang membuat para pelaku umkm dalam menjalankan usahanya tersebut dengan prinsip giat, jujur serta amanah agar bisnis bisa berjalan baik serta mampu bersaing di pasar.
4. Daya saing adalah �kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi, utamanya disektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus menerus akan mampu meningkatkan kinerja�. Ada satu pertanyaa yang memiliki nilai rendah �seberapa persenkah tingkat pendidikan para pelaku umkm� hal ini harus segera dikoreksi karena untuk membuat daya saing yang hebat perlu diberikannya atau dibutuhkan pendidikan, karena sdm yang memiliki pendidikan yang tinggi maka mereka bisa berwawasan luas serta visioner hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa bisnis bisa berjalan baik karena akan menaikkan daya saing nya
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan bahwa bisa diambil kesimpulan
yaitu :
(i) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap daya saing.
(ii) Terdapat pengaruh yang
positif antara insentif terhadap daya saing. (iii) Terdapat pengaruh yang positif antara etos kerja terhadap
daya saing. (iv) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap etos kerja. (v) Terdapat Pengaruh yang positif antara insentif terhadap etos kerja. (vi) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap daya saing yang diintervening oleh etos kerja. (vii) Terdapat pengaruh yang positif antara insentif terhadap daya saing
yang diintervening oleh etos
kerja.
BIBLIOGRAFI
Adi, N. N. S., Oka, D. N., & Wati, N. M. S.
(2021). Dampak positif dan negatif pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 43�48.
Adtria,
K. V., Kamid, K., & Rarasati, N. (2021). Analisis Sensitivitas Dalam
Optimalisasi Jumlah Produksi Makaroni Iko Menggunakan Linear Programming. Imajiner:
Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 3(2), 174�182.
Arikunto,
S. (2019). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Asmara,
A. Y., & Rahayu, S. (2013). Meningkatkan daya saing industri kecil menengah
melalui inovasi dan pemanfaatan jaringan sosial: pembelajaran dari klaster
industri software di India. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 3(1).
Azman,
M., Andrianus, H. F., & Rustandi, I. D. (2021). Model Pemberdayaan Umkm
Dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
Trap. Inspire Journal: Economics and Development Analysis, 1(1),
47�60.
Dumbu,
E., & Chadamoyo, P. (2012). Managerial deficiencies in the Small and Medium
Enterprises (SMEs) in the craft industry: An empirical evidence of SMEs at
Great Zimbabwe in Chief Mugabe�s area. European Journal of Business and
Management, 4(10), 79�85.
Ghozali.
(2008). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least
Square.
Ghozali,
I. (2017a). Model persamaan struktural konsep dan aplikasi dengan program AMOS
24. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali,
I. (2017b). Pendekatan Scientific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 4(1).
https://doi.org/10.33650/pjp.v4i1.5
Ghozali,
I., & Ratmono, D. (2014). Analisis Multivariate dan Ekonometrika Teori,
Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10 (Edisi 2). Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Kadeni,
N. S. (2020). Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat. Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
Pembelajarannya, 8(2), 191�200.
Khair,
O. I., Widiatmoko, C., & Simarmata, R. P. (2022). Analisis UU Cipta Kerja
dan Kemudahan Berusaha Bagi UMKM. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
7(2), 897�912. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i2.6206
Noor
Wahid, K. (2017). Pelayanan Kesehatan Di Rsud Tamiang Layang Kabupaten
Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah (Sebuah Studi Penelitian
Deskriptif�Kualitatif Di Rsud Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah).
Rusmana,
R., Suhendra, I., Anwar, C. J., Utami, M. M., Machfuzhoh, A., Darmawan, D.,
Faradisa, V. D., & Khoirudin, A. (2021). Pembinaan Pendampingan Ekonomi
di Wilayah Pasca Bencana Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
Sanjaya,
H. (2016). Ghozali, I.(2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program
IBM SPSS 23 (VIII). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sari,
V. N., & Ali, H. (2019). Perumusan Strategi Bagi Universitas Putra
Indonesia Yptk Padang Untuk Meraih Keunggulan Bersaing. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sistem Informasi, 1(1), 7�16.
Sekaran,
U. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat. Hal.
Siregar,
G., Sibuea, M. B., & Novita, D. (2018). Model Pengembangan Komoditas Dan
Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm). Kumpulan
Penelitian Dan Pengabdian Dosen, 1(1).
Sofyan,
A. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
(Pilkades) di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Tahun 2019. Dinamika:
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 8(1), 1�14.
Sugiyono.
(2012). Metode Penelitian Kuantitatif. 46�57.
Sugiyono,
S. (2018). Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat:
Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono,
S., & Agani, N. (2016). Model peta digital rawan sambaran petir dengan
menggunakan metode SAW (simple additive weighting): studi kasus Propinsi
Lampung. Telematika Mkom, 4(1), 90�96.
Sunarjanto,
N. A., Roida, H. Y., & Widyaningdyah, A. U. (2016). Prediksi Kegagalan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Sebuah Perspektif Keuangan.
Tampi,
N. H. R. (2015). Analisis Strategi Diferensiasi Produk, Diferensiasi Layanan
Dan Diferensiasi Citra Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Pemasaran
(Studi Pada PT. Telkomsel Grapari Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(4).
Copyright
holder: Hasan Haikal Tholib, Slamet Ahmadi, Ahmad Marzuki
(2023) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |