Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 3, Maret 2023

 

MEMBANGUN DAYA SAING PARA PELAKU UMKM DI KABUPATEN BOGOR

 

Hasan Haikal Tholib, Slamet Ahmadi, Ahmad Marzuki

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta, Indonesia

Email : [email protected]

 

Abstrak

Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategi dalam perekonomian nasional, hal ini terbukti antara lain: (1) UMKM merupakan pemain utama kegiatan ekonomi Indonesia, (2) memberi kontribusi yang cukup bedsar terhadap Produk Domestik Bruto (PDP) Indonesia, (3) memberi kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas, dan (4) memberi kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja. Di samping memiliki peran penting dalam perekonomian, UMKM juga terbukti Tangguh saat terjadi krisis ekonomi 1998, karena hanya sector UMKM yang bertahan dari kolapnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode angket kuesioner dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 50 orang, menggunakan metodelogi analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji jalur path serta hipotesis dengan alat bantu SPSS versi 23. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketujuh hipotesis yang diajukan diterima, sebagai berikut: 1. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap daya saing, 2. Insentif berpengaruh signifikan terhadap daya saing, 3. Etos kerja berpengaruh terhadap daya saing, 4. Kompetensi berpengaruh terhadap etos kerja, 5. Insentif berpengaruh terhadap etos kerja, 6. Kompetensi melalui etos kerja berpengaruh signifikan terhadap daya saing, 7. Insentif melalui etos kerja berpengaruh positif terhadap daya saing. Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang dapat disarankan dalam rangka meningkatkan daya saing, berupa pelatihan secara kontinyu, mudahnya pelaku umkm dalam mendapatkan insentif serta guna mendonkrak daya saing umkm.

 

Kata kunci : Kompetensi, Insentif, Etos kerja dan Daya saing.

 

Abstract

Goals of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) have an important and strategic role in the national economy, this is proven, among others: (1) UMKMs are the main players in Indonesia's economic activities, (2) make a fairly large contribution to Gross Domestic Product (GDP) Indonesia, (3) contributes to the increase in non-oil and gas exports, and (4) provides the largest contribution to employment. In addition to having an important role in the economy, UMKMs were also proven to be resilient during the 1998 economic crisis, because only the UMKM sector survived the economic collapse, while the larger sectors were actually uprooted by the crisis. This research is a quantitative research, using a questionnaire method with a sample size of 50 people, using descriptive analysis methodology, classical assumption test, path test and hypothesis using SPSS version 23. The results of the study revealed that the seven proposed hypotheses were accepted, as follows: 1. Competence has a significant effect on competitiveness, 2. Incentives have a significant effect on competitiveness, 3. Work ethic has an effect on competitiveness, 4. Competence has an effect on work ethic, 5. Incentives have an effect on work ethic, 6. Competence through work ethic has a significant effect on competitiveness, 7. Incentives through work ethic have a positive effect on competitiveness. From the results of this study, there are several things that can be suggested in order to increase competitiveness, in the form of continuous training, making it easier for UMKM actors to get incentives and to boost UMKM competitiveness.

 

Keywords : Competence, Incentives, Work ethic and Competitiveness

 

Pendahuluan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dan strategi dalam perekonomian nasional, hal ini terbukti antara lain: (1) UMKM merupakan pemain utama kegiatan ekonomi Indonesia, (2) memberi kontribusi yang cukup bedsar terhadap Produk Domestik Bruto (PDP) Indonesia, (3) memberi kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas, dan (4) memberi kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja (Kadeni, 2020). Di samping memiliki peran penting dalam perekonomian, UMKM juga terbukti Tangguh saat terjadi krisis ekonomi 1998, karena hanya sector UMKM yang bertahan dari kolapnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis (Sunarjanto et al., 2016). Secara kuantitas perkembangan jumlah unit usaha di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun (Azman et al., 2021). Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 62.928.077 unit usaha dan tahun 2018 meningkat menjadi 64.199.606 unit usaha (Adtria et al., 2021).

Organisasi Melihat besarnya peranan UMKM terhadap pembangunan perekonomian nasional, pemerintah membuat kebijakan penting dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan UMKM agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri, yaitu dengan diterbitkan UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Khair et al., 2022).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); diimplementasikan oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2019 tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Tujuannya adalah: (i) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha untuk menumbuhkan koperasi dan UMKM. (ii) Meningkatkan produktivitas dan pangsa pasar koperasi dan UMKM. (iii) Meningkatkan akses terhadap sumberdaya produktif. (iv) Meningkatkan peran serta koperasi dan UMKM sebagai pelaku ekonomi yang tangguh, profesional dan mandiri sebagai basis pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis pada sumberdaya manusia yang produktif,mandiri, maju, memiliki keunggulan bersaing dan berwawasan lingkungan (Siregar et al., 2018).

Pemberdayaan UMKM sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten Bogor No.1 tahun 2019 dilakukan dalam bentuk (1) pendidikan dan pelatihan, (2) pembinaan manajemen usaha, (3) peningkatan akses pasar, (4) pengutan permodalan, dan (5) penguatan organisasi. Sebagai implementasi Perda Kota Bogor Nomor 1 tahun 2019 (Sofyan, 2021). Pemerintah Kota Bogor melalui dinas terkait secara rutin telah melakukan pembinaan, pelatihan/bimbingan teknis dan pendampingan terhadap UMKM baik dari segi manajemen usaha maupun teknik produksi melalui dinas terkait (Rusmana et al., 2021).

Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor dalam meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan membentuk Forum UMKM, yang sekaligus digunakan sebagai tempat untuk memberikan konsultasi bisnis secara gratis bagi pelaku UMKM (Asmara & Rahayu, 2013). Dari segi permodalan, Forum Umkm bekerjasama dengan BUMN yaitu PT BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) dalam hal pembiayaan permodalan dengan bunga yang sangat rendah, Lalu dalam segi pemasaraan produk Umkm, Forum Umkm bekerjasama dengan Super Market dan juga Mall Mall yang berada di Kabupaten Bogor untuk memberikan ruang pameran untuk mempromosikan produk produk unggulan dari kabupaten Bogor Pertumbuhan laju ekonomi pada suatu wilayah menunjukkan proses perubahan kondisi perekonomian yang positif.

Dalam kaitan antara keunggulan bersaing dengan kinerja, Sari (2019) menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah jantung daya saing perusahaan. Hasil penelitian Chadamoyo dan Dumbu (2012) menyatakan bahwa keunggulan bersaing mempengaruhi daya saingUKM di Zimbabwe. Menurut Sismanto (2006:134) semakin tinggi keunggulan bersaing, maka semakin tinggi daya saingperusahaan. Untuk menciptakan produk yang unggul, wirausahawan harus memperhatikan masalah kemampuan kewirausahaan yang dimiliki, sebab kemampuan dan pengetahuaan yang dimiliki kewirausahawan mempengaruhi inovasi dan pada akhirnya berpengaruh pada keunggulan bersaing dan kinerja. Hasil penelitiaan (Tampi, 2015) menyatakan bahwa keunggulan bersaing dan positioning berpengaruh terhadap daya saing perusahaan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini pada dilaksanakan di Direktorat Polisi Satwa Korsabhara Baharkam Polri. Menetapkan jumlah sampel yang digunakan peneliti adalah dengan metode sensus berdasarkan ketentuan yang dikemukakan sugiyono (2010: 81), �bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut�.

Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pelaku UMKM di Kabupaten Bogor. Data populasi UMKM di Kabupaten Bogor Sebanyak 2000 pelaku usaha sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang ada dalam populasi tersebut. Dalam penelitian Adi (2021) mengungkapkan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 5% dari populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 pelaku usaha.

Desain Penelitian

 

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakankuesioner/angket. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau penjelasan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2018).

Operasionalisasi Variabel

Untuk memudahkan penjelasan variabel penelitian ini dan menyarankan arah penelitian, penting untuk terlebih dahulu mendefinisikan konsep dan tindakan dari masing-masing variabel Kompetensi SDM, variabel Insentif, variabel etos kerja sdm, dan variabel Daya saing yang tercantum dalam tabel berikut.

 

Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Variabel instrumentasi adalah validasi data angket. Alat survei diuji dengan menggunakan uji validitas-reliabilitas untuk memastikan bahwa kuesioner yang disiapkan dapat dipahami oleh responden dan ukurannya konsisten (Ghozali, 2017b). Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan metode analisis data menggunakan rumus statistik melalui aplikasi statistik �SPSS 20�.

Penelitian ini menggunakan metode analisis analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linier berganda didahului dengan uji analisis persyaratan yang disebut uji validitas alat, yang memeriksa seberapa baik alat itu mengukur konsep tertentu yang coba diukurnya (Sekaran, 2011). Uji-realibilitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap pernyataan dan skor keseluruhan menggunakan rumus korelasi product-moment.

Selanjutnya adalah Uji Reliabilitas Instrumen dimana pengujian validasi dapat memperlihatkan sejauh mana suatu instrumen dapat menghasilkan hasil yang konsisten/konstan, bahkan ketika frekuensi pengukuran sering dilakukan. Menurut Arikunto (2019), reliabel menunjukkan dalam satu hal bahwa perangkat dengan alpha Cronbach sangat reliable.

Pengujian hipotesis dimulai dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik dimana Uji asumsi klasik adalah uji untuk mengukur indikasi ada tidaknya penyimpangan data melalui hasil distribusi, korelasi, variance indikator-indikator dari variabel. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Pengertian uji normalitas adalah digunakan untuk memeriksa apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang baik akan berhasil didistribusikan. Tujuan uji normalitas adalah untuk melihat apakah variabel terikat, variabel bebas, atau keduanya berdistribusi normal dalam model regresi (Sanjaya, 2016). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah apabila hasil sampel Kolmogorov-Smirnov berada di atas tingkat kepercayaan 0,05, maka menunjukkan pola distribusi normal dan model regresi merespon asumsi normalitas.

Uji multikolinearitas penelitian ini bertujuan untuk memeriksa apakah model regresi menemukan korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2008). Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antara variabel independen. Jika ada korelasi, bisa disebut terdapat masalah multikolinearitas.

Ghozali (2008) melakukan pengukuran multikolinearitas dapat dilihat dari nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variable Inflation Factor). Nilai ambang batas yang biasa digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier menunjukkan adanya hubungan (korelasi) antara confounding error periode tertentu dengan confounding error periode sebelumnya (Ghozali, 2017a). Menurut Ghozali �(2014) uji heteroskedastisitas dalam penelitian memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi bagaimana nilai variabel dependen berubah ketika nilai variabel independen meningkat atau menurun. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X1, X2 dan X3), metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara beberapa variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Pemaparan dari Noor Wahid (2017), koefisien pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan model/bagan dalam memperhitungkan variasi-variabel terikat. Nilai pada koefisien determinasi berkisar antara nol (�0�) sampai dengan satu (�1�). Nilai �r2� yang kecil berarti memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk menjelaskan variasi variabel bebas. Nilai yang mendekati 1 berarti bahwa variabel bebas menyediakan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi perubahan variabel terikat.

Teknik Pengujian Hipotesis

Penulis menguji hipotesis menggunakan uji-t dan uji-F. Menurut Sugiyono (2012), uji t menentukan kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menguji koefisien regresi masing-masing variabel bebas untuk mengetahui apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian/realisasi dampak antara variabel bebas pada variabel terikat.

 

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Karakteristik responden

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin Laki-laki sebanyak 35 orang dan wanita sebanyak 15 orang.

 

 

Hasil uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Kompetensi SDM dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 yaitu 0.285. Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Insentif dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 yaitu 0.285. Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Etos kerja sdm dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 yaitu 0.285.

Uji validitas terhadap 5 item pernyataan pada variabel Daya saingPersonil dinyatakan valid karena karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada untuk n = 50 yaitu 0.285.

Uji reliabilitas

Uji reliabilitas untuk setiap variabel X dan Y adalah dengan nilai rtabel 0.6, dan hasil uji reabilitas nilai Cronbach�s Alpha pada variabel Kompetensi SDM (X1) sebesar 0.898, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel Insentif (X2) sebesar 0.954, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel �Etos kerja sdm (Z) sebesar 0.990, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel Daya saingPersonil (Y) sebesar 0.940, sehingga dapat disimpulkan bahwa ralpha pada setiap variabel positif dan nilai cronbach�s alpha pada variabel lebih besar > 0.6. Dengan demikian instrumen penelitian mengenai masing-masing variabel Kompetensi SDM, Insentif, Etos kerja sdm, dan Daya saingPegawai adalah reliabel.

Uji Normalitas

 

 

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.200 yang lebih besar dari > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian memiliki distribusi data normal

 

 

Uji multikolinearitas

 

 

Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) tiap-tiap variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) melebihi 10. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 menunjukkan korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.


Uji Heterokedastisitas

 

Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas terlihat titik-titik menyebar secara diatas dan dibawah titik origin dan tidak membentuk pola tertentu maka dengan ini dapat dinyatakan bahwa model regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

Regresi Linear Jalur Path

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat diidentifikasi bahwa persamaan regresi jalur pertama sebagai berikut:

 

 

Nilai konstanta 3,401 menunjukkan bahwa apabila variabel kompetensi dan insentif sama dengan nol maka variabel Daya saing akan naik sebesar 3,401 Pada bagian tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai kompetensi bersifat positif mempunyai arti jika variabel tersebut meningkat maka daya saing umkm akan semakin meningkat. Pada bagian tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai insentif, bersifat positif mempunyai arti jika variabel insentif tersebut meningkat maka daya saing akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat diidentifikasi bahwa persamaan regresi jalur kedua sebagai berikut:

 

 

Nilai konstanta 2,875 menunjukkan bahwa apabila variabel kompetensi, insentif dan etos kerja sama dengan nol maka variabel daya saing akan naik sebesar 2,875, Diketahui nilai koefisien variabel kompetensi bersifat positif mempunyai arti jika kompetensi� meningkat maka etos kerja akan semakin meningkat, Diketahui nilai koefisien variabel insentif bersifat positif mepunyai arti jika insentif meningkat maka etos kerja akan semakin meningkat, Diketahui nilai koefisien variabel etos kerja bersifat positif mepunyai arti jika etos kerja meningkat maka daya saing akan semakin meningkat, Diketahui nilai koefisien kompetensi melalui etos kerja bersifat positif terhadap daya saing, yang artinya etos kerja mampu mengintervening variabel kompetensi, Diketahui nilai koefisien insentif melalui etos kerja bersifat positif terhadap daya saing, yang artinya etos kerja mampu mengintervening variabel insentif

 

Uji F

 

 

Berdasarkan output diatas maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 42.294,dengan nilai persamaan fhitung>ftabel (42.294>2.557) dengan ini menyatakan bahwa kompetensi dan insentif secara simultan berpengaruh melalui etos kerja terhadap daya saing

 

Pengujian Hipotesis

Pengaruh kompetensi terhadap daya saing

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung X1 sebesar 2,161 lebih besar dari nilai t tabel = 1,667, dan nilai signifikansi X1 sebesar 0,000 kurang dari 5%. Karena hal ini menunjukkan bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya saing, kita dapat menyimpulkan bahwa Ho ditolak dan hipotesis yang menunjukkan adanya H1) diterima.

Pengaruh insentif terhadap daya saing

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung X2 sebesar 6,161, lebih besar dari nilai t tabel = 1,667, dan nilai signifikansi X2 sebesar 0,000 yang lebih kecil dari (5%). Hal ini menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap daya saing, sehingga dapat Ho ditolak dan menerima hipotesis bahwa insentif berpengaruh terhadap daya saing (H2) diterima.

Pengaruh Etos kerja terhadap daya saing

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,924 lebih besar dari nilai t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk adalah 0.000 lebih kecil dari, 5%. Hal ini menunjukkan bahwa etos kerja berpengaruh signifikan terhadap daya saing, jadi Ho ditolak hipotesis H3 diterima bahwa etos kerja berpngaruh terhadap ocb (H3).

Pengaruh kompetensi Terhadap etos kerja

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai t hitung X1* Z 2,759 lebih besar dari nilai t tabel = 1,662, dan nilai signifikansi adalah 008, lebih kecil dari . adalah 5%. Hal ini menunjukkan bahwa komtensi berpengaruh signifikan terhadap etos kerja. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan hipotesis (H4) diterima bahwa kompetensi berpengaruh terhadap etos kerja

Pengaruh insentif Terhadap etos kerja

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X2*Z sebesar 3,779 lebih besar dari nilai t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk X2*Z adalah 0.000 lebih kecil dari, 5%. Hal ini menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap etos kera Ho ditolak hipotesis H5 diterima bahwa insentif berpengaruh terhadap etos kerja (H5).

Pengaruh kompetensi melalui etos kerja terhadap daya saing���

Pengaruh langsung kompetensi terhadap daya saing sebesar 0.263, sedangkan pengaruh tidak langsung remunerasi melalui etos kera terhadap daya saing adalah 0,263 X 0,483 = 0,746, maka dampak total yang diberikan kompetensi terhadap daya adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu : 0,263+ 0,746 = 1,09.

Hasil perhitungan maka nilai pengaruh langsung X1 terhadap Y adalah 0,63 dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,09 yang berarti bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh langsung . Hal ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh etos kerja memidiasi kompetensi terhadap daya saing (H7) diterima.

Pengaruh insentif melalui etos kerja terhadap daya saing

Pengaruh langsung insentif terhadap daya saing sebesar 0.483, sedangkan pengaruh tidak langsung insentif melalui etos kerja terhadap daya saing adalah 0,483 X 0,227 = 0,, maka total pengaruh yang diberikan motivasi terhadap kepuasan kerja adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu : 0,344+ 0,622 = 0,771. hasil perhitungan maka nilai pengaruh langsung X2 terhadap Y adalah 0,771 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,771 yang berarti bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh langsung .

Pengaruh kompetensi dan insentif melalui etos kerja terhadap daya saing

Dari hasil uji F maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 42.294,dengan nilai persamaan fhitung>ftabel (42.294>2.557) dengan ini menyatakan bahwa kompetensi dan insentif secara simultan berpengaruh melalui etos kerja terhadap daya saing

 

Pembahasan

Implikasi Manajerial

Hasil penelitian maka terbukti hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh antara variabel intervening dengan kompetensi dan instentif terhadap daya saing, oleh karena hal tersebut maka ada beberapa implikasi manajerial dalam penelitian ini:

1.     Memiliki sumber daya manusia yang kompeten adalah keharusan bagi Organisasi. Mengelola sumber daya manusia berdasarkan kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan. Sebagian besar organisasi memakai kompetensi sebagai dasar dalam memilih orang dan mengelola kinerja. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk di antaranya kemampuan seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati, terdapat varibel dengan nilai paling rendah diatara yang lainya ,mengenai �saya selalu bekerja dengan mengedepankan etika dank ode etik�, untuk menyikapi hal tersebut perlu diadakanya sebuah pelatihan atau bisa juga diikutkan dalam sebuah seminar perihal bagaimana cara berperilaku yang baik dalam melakuakan sebuah bisnis. Bisnis yang baik mampu memberikan pengaruh yang luas bagi para rekan kerja yang lain ataupun institusi dibawahya karena dengan bisnis yang baik maka roda perekonomian bisa berjalan sesuai dengan harapan para pelaku umkm yang berimbas pada meningkatkaya daya saing umkm

2.     Insentif merupakan suatu pemberian imbal jasa diluar gaji atau upah pegawai yang sesuai dengan kinerja pegawai selama ini, insentif digunakan sebagai salah satu cara untuk memberikan motivasi dan dorongan pada pegawai untuk bekerja lebih giat agar menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Insentif ini bersifat tidak tetap misalnya dalam pemberian berupa bonus. Pemberian insentif di harapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan para pegawai serta keluarga mereka, istilah sistem insentif pada umunya di gunakan untuk mengkaitkan rencanarencana pembayaran upah yang di lakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan berpatokan pada standar kinerja pegawai.Insentif dapat berupa imbalan atau balas jasa kepada pegawai yang telah memberikan prestasi melebihi standar yang telah di tentukan sebelumnya Dalam hal ini kuesinoer dengan bunyi � pemberian penghargaan dilakukan dengan obyektif sesuai dengan penilaian kinerja pelaku usaha� mungkin bagi pemerintah dan forum umkm dalam memberikan insentif mampu dengan baik atau secara tepat sasaran karena hal tersebut bisa membuat gairah para pelaku umkm, hal ini bisa terjadi karena banyaknya umkm yang dibina serta persaingan ketat diantara umkm tersebut.

3.     Etos dipahami sebagai norma atau cara seseorang mempersepsi, menyikapi, memandang dan meyakini sesuatu. Sedangkan kerja adalah kata yang umum digunakan dalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, kerja merupakan aktivitas seseorang yang mengandung tiga aspek: (1) motivasi yang melandasi, (2) niat, sengaja dan terencana, (3) punya tujuan. (Asy�arie, 2016: 83) Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakter. Setiap orang memiliki internal being yang merupakan siapa dia. Kemudian internal being menetapkan respon atau reaksi terhadap tutnutan eksternal. Respon internal being terhadap tuntutan eksternal dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang. (Siregar, 2016: 54).terdapat pertanyaan dengan nilai paling rendah berbunyi �Saya selalu melakukan pekerjaan dengan penuh kejujuran� Forum umkm dalam membina para pelaku usaha perlu memberikan dorongan yang membuat para pelaku umkm dalam menjalankan usahanya tersebut dengan prinsip giat, jujur serta amanah agar bisnis bisa berjalan baik serta mampu bersaing di pasar.

4.     Daya saing adalah �kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi, utamanya disektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus menerus akan mampu meningkatkan kinerja�. Ada satu pertanyaa yang memiliki nilai rendah �seberapa persenkah tingkat pendidikan para pelaku umkm� hal ini harus segera dikoreksi karena untuk membuat daya saing yang hebat perlu diberikannya atau dibutuhkan pendidikan, karena sdm yang memiliki pendidikan yang tinggi maka mereka bisa berwawasan luas serta visioner hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa bisnis bisa berjalan baik karena akan menaikkan daya saing nya

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan bahwa bisa diambil kesimpulan yaitu : (i) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap daya saing. (ii) Terdapat pengaruh yang positif antara insentif terhadap daya saing. (iii) Terdapat pengaruh yang positif antara etos kerja terhadap daya saing. (iv) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap etos kerja. (v) Terdapat Pengaruh yang positif antara insentif terhadap etos kerja. (vi) Terdapat pengaruh yang positif antara kompetensi terhadap daya saing yang diintervening oleh etos kerja. (vii) Terdapat pengaruh yang positif antara insentif terhadap daya saing yang diintervening oleh etos kerja.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adi, N. N. S., Oka, D. N., & Wati, N. M. S. (2021). Dampak positif dan negatif pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 43�48.

 

Adtria, K. V., Kamid, K., & Rarasati, N. (2021). Analisis Sensitivitas Dalam Optimalisasi Jumlah Produksi Makaroni Iko Menggunakan Linear Programming. Imajiner: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 3(2), 174�182.

 

Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

 

Asmara, A. Y., & Rahayu, S. (2013). Meningkatkan daya saing industri kecil menengah melalui inovasi dan pemanfaatan jaringan sosial: pembelajaran dari klaster industri software di India. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 3(1).

 

Azman, M., Andrianus, H. F., & Rustandi, I. D. (2021). Model Pemberdayaan Umkm Dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income Trap. Inspire Journal: Economics and Development Analysis, 1(1), 47�60.

 

Dumbu, E., & Chadamoyo, P. (2012). Managerial deficiencies in the Small and Medium Enterprises (SMEs) in the craft industry: An empirical evidence of SMEs at Great Zimbabwe in Chief Mugabe�s area. European Journal of Business and Management, 4(10), 79�85.

 

Ghozali. (2008). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square.

 

Ghozali, I. (2017a). Model persamaan struktural konsep dan aplikasi dengan program AMOS 24. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Ghozali, I. (2017b). Pendekatan Scientific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 4(1). https://doi.org/10.33650/pjp.v4i1.5

 

Ghozali, I., & Ratmono, D. (2014). Analisis Multivariate dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 10 (Edisi 2). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Kadeni, N. S. (2020). Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya, 8(2), 191�200.

 

Khair, O. I., Widiatmoko, C., & Simarmata, R. P. (2022). Analisis UU Cipta Kerja dan Kemudahan Berusaha Bagi UMKM. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(2), 897�912. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i2.6206

 

Noor Wahid, K. (2017). Pelayanan Kesehatan Di Rsud Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah (Sebuah Studi Penelitian Deskriptif�Kualitatif Di Rsud Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah).

 

Rusmana, R., Suhendra, I., Anwar, C. J., Utami, M. M., Machfuzhoh, A., Darmawan, D., Faradisa, V. D., & Khoirudin, A. (2021). Pembinaan Pendampingan Ekonomi di Wilayah Pasca Bencana Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

 

Sanjaya, H. (2016). Ghozali, I.(2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23 (VIII). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Sari, V. N., & Ali, H. (2019). Perumusan Strategi Bagi Universitas Putra Indonesia Yptk Padang Untuk Meraih Keunggulan Bersaing. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 1(1), 7�16.

 

Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.

 

Siregar, G., Sibuea, M. B., & Novita, D. (2018). Model Pengembangan Komoditas Dan Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm). Kumpulan Penelitian Dan Pengabdian Dosen, 1(1).

 

Sofyan, A. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Tahun 2019. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 8(1), 1�14.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. 46�57.

 

Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: CV. Alfabeta.

 

Sugiyono, S., & Agani, N. (2016). Model peta digital rawan sambaran petir dengan menggunakan metode SAW (simple additive weighting): studi kasus Propinsi Lampung. Telematika Mkom, 4(1), 90�96.

 

Sunarjanto, N. A., Roida, H. Y., & Widyaningdyah, A. U. (2016). Prediksi Kegagalan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Sebuah Perspektif Keuangan.

 

Tampi, N. H. R. (2015). Analisis Strategi Diferensiasi Produk, Diferensiasi Layanan Dan Diferensiasi Citra Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Pemasaran (Studi Pada PT. Telkomsel Grapari Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(4).

 

Copyright holder:

Hasan Haikal Tholib, Slamet Ahmadi, Ahmad Marzuki (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: