Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 4, April 2023

 

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK MENGGUNAKAN ASSESSMENT AS LEARNING TERHADAP PRESTASI MEMBUAT KEMEJA

 

Emy Budiastuti, Asri Andriarini Nurlita, Dian Retnasari, Anisa Sintia

Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penerapan model assessment kurang banyak mendapatkan perhatian. Proses assessment dilakukan tanpa melibatkan mahasiswa sehingga mahasiswa kurang tertarik terhadap proses pembelajaran dengan model ini dan hanya mahasiswa yang aktif saja yang mau mengerjakan tugas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi praktik dengan dierapkannya model assessment as learning terhadap prestasi membuat busana pria atau kemeja. Penelitian ini menerapkan model assessment as learning yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam pembuatan busana pria. Teknik analisis data menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan bantuan software Smart PLS. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif terhadap Prestasi. Hal ini sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai T-statistics sebesar 68.495 ≥ 1.64, maka pengaruhnya positif dan nilai p-value sebesar 0.000 ≤ 0.1 yang berarti signifikan, serta arah positif dari nilai original sample (O) sebesar 0.961. Dengan demikian berarti motivasi praktik dengan diterapkannya model assesment as learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi membuat busana pria.

 

Kata Kunci: assessment as learning; motivasi praktik; prestasi; busana pria

 

Abstract

The application of the assessment model has received little attention. The assessment process is carried out without involving students so that students are less interested in the learning process with this model and only active students want to do assignments. The purpose of this study was to determine the effect of practical motivation by implementing the assessment as learning model on achievement in making menswear or shirts. This study applies the assessment as learning model, namely to improve the learning process in making menswear. The data analysis technique uses the Partial Least Square (PLS) method with the help of Smart PLS software. The results of the study show that there is a positive influence on achievement. This is in accordance with the results of the hypothesis test which shows that the T-statistics value is 68,495 ≥ 1.64, so the effect is positive and the p-value is 0,000 ≤ 0.1 which means it is significant, and the positive direction of the original sample value (O) is 0,961. Thus, it means that motivation to practice with the application of the assessment as learning model has a positive and significant effect on achievement in making menswear.

 

Keywords: assessment as learning; practice motivation; performance; menswear.

 

Pendahuluan

Bidang pendidikan terutama dalam proses pembelajaran saat ini banyak terjadi permasalahan, salah satunya banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas, tidak membosankan, dan membuat mahasiswa menjadi aktif (Ahdar & Natsir, 2021). Pemahaman dan penggunaan model assessment oleh pendidik masih tergolong rendah (Anisah, 2021). Mahasiswa kurang tertarik dalam mengerjakan tugas, dan pada proses pembelajaran hanya mahasiswa yang aktif saja yang mau mengerjakan tugas.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan ketercapaian pembelajaran (Kurniawan, Wiharna, & Permana, 2017). Motivasi memiliki peranan penting dalam upaya seseorang untuk mencapai tujuan, baik pada bidang pendidikan maupun tujuan lainnya (Rumhadi, 2017). Motivasi belajar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa (Emda, 2018). Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tingi akan rajin mengerjakan tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, lebih suka bekerja secara mandiri dan tidak bosan dalam mengerjakan tugas (Bakar, 2014). Selain itu peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi akan memiliki karakteristik inisiatif, tekun, aktif dalam kegiatan pembelajaran, tidak mudah puas, disiplin, selalu berusaha belajar dengan hasil yang terbaik dan bertanggung jawab (Filgona, Sakiyo, Gwany, & Okoronka, 2020).

Motivasi didefinisikan sebagai proses dimana kegiatan yang diarahan pada tujuan dimulai dan dipertahankan, serta terdapat tiga teori dalam motivasi belajar, yaitu teori atribusi, teori sosial-kognitif, dan teori orientasi tujuan (Cook & Artino Jr, 2016). Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang serta menjelaskan mengenai proses dalam menentukan penyebab dan mitif tetang perilaku seseorang (Septiawan, Masrunik, & Rizal, 2020). Teori sosial-kognitif mengutamakan efikasi diri sebagai faktor pendukung utama tindakan termotivasi serta mengidentifikasi isyarat yang mempengaruhi masa depan dan mendukung pembelajaran mandiri (Prihatin, Romas, & Widiantoro, 2019). Teori orientasi tujuan yaitu melakukan tindakan yang lebih baik dari yang lain untuk menghindari kegagalan (Wahyuningtyas, 2013).

Assessment dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran agar lebih efektif, sehingga proses pembelajaran lebih berkualitas. Assesment adalah proses pengumpulan, penafsiran dan penggunaan bukti untuk membuat keputusan tentang prestasi siswa dalam pendidikan (Harlen, 2007). Assesment menjadi suatu kegiatan mengungkapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik (Teresia, 2021).

Model assessment dibagi menjadi tiga macam meliputi assessment of learning, assessment for learning dan assessment as learning (Umam, 2020). Assessment of learning adalah untuk menentukan tingkat pencapaian hasil pembelajaran peserta didik. Assessment for learning adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh pendidik. Assessment as learning adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran. Model assessment as learning memiliki fungsi yang hampir sama dengan assessment for learning yaitu dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, namun terdapat perbedaan antara kedua model tersebut, pada model assessment as learning melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan penilaian. Sehingga mahasiswa diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Sedangkan assessment for learning diberikan oleh tenaga pendidik untuk memberikan informasi dan melakukan interpretasi dari bukti hasil belajar yang ada (Sumintono, 2016).

Kebanyakan dari tenaga pendidik menggunakan model assessment of learning dibandingkan assessment for learning dan assessment as learning (Volante, 2010). Penilaian pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment as learning karena pada model ini mahasiswa juga dapat terlibat sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh pencapaian pembelajaran yang maksimal. Model pembelajaran assessment as learning dirancang untuk membantu siswa dalam menjadi pembelajar yang mandiri dengan cara melibatkan siswa dalam assessment diri dan assessment teman secara berkelanjutan untuk mendapat hasil timbal balik dalam perbaikan pembelajaran (Arend & Kilcher, 2010). Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi praktik pada proses pembelajaran dengan menggunakan model assessment as learning terhadap prestasi dalam membuat kemeja.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan Software Smart PLS. Tujuan dengan melakukan metode PLS adalah untuk mengestimasi dan menganalisis variabel terikat dari variabelvariabel bebas (Supriyadi, 2017). Model yang dihasilkan oleh metode Partial Least Square (PLS) yaitu mengoptimalkan hubungan antara dua kelompok variabel (Bilfarsah, 2005).

Model yang digunakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas data dengan cara menilai empat parameter, yaitu convergent validity, discriminant validity, composite reliability, dan cronbach�s alpha (Latan & Ghozali, 2017). Convergent validity merupakan model indikator reflektif yang dapat dilihat melalui korelasi nilai indikator dengan konstruknya. Discriminant validity adalah perbandingan akar kuadrat nilai Average Variance Extracted (AVE) pada masing-masing konstruk dengan korelasi variabel laten atau konstruk lainnya. Composite reliability merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur reliabilitas data dengan syarat reliabel apabila memiliki nilai > 0.60. Cronbach�s alpha merupakan parameter yang digunakan untuk memperkuat pernyataan reliabel berdasarkan hasil perhitungan composite reliability.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan software Smart PLS. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditentukan model sesuai dengan hipotesis seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar1

Path Model

 

Pada masing � masing elemen indikator tersebut menunjukkan bahwa dari A1-E2 merupakan butir indikator pada variabel motivasi praktik. Diterapkannya Model assesment as learning dan Y1.1-Y5 merupakan butir pada variabel Prestasi Membuat Busana Pria. Kemudian arah garis yang menghubungkan tiap variabel tersebut menunjukkan indikasi arah hubungan antar variabel, dimana motivasi praktik dengan diterapkannya model assesment as learning akan berpengaruh terhadap prestasi membuat busana pria. Dari hasil pengolahan data menggunakan Smart PLS didapatkan output outer model berikut ini:

 

Gambar 2

Hasil Output Outer Model

 

Angka � angka yang muncul pada tiap indikator di atas menunjukkan hasil output outer model untuk selanjutnya dapat dianalisis sesuai dengan angka pedoman pada masing � masing parameter uji.� Kemudian angka pada anak panah menunjukkan nilai direct effects, dan angka pada lingkaran yang ada pada variabel menunjukkan nilai R square.

1.   Analisis Uji Pengukuran (Evaluasi Outer Model)

Outer model adalah model yang digunakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas data dengan cara menilai empat parameter, yaitu convergent validity, discriminant validity, composite reliability, dan cronbach�s alpha (Latan & Ghozali, 2017).

a.    Convergent validity

Convergent validity merupakan model indikator reflektif yang dapat dilihat melalui korelasi nilai indikator dengan konstruknya (Latan & Ghozali, 2017). Parameter Convergent validity dapat dilihat dari outer loadings dan Average Variance Extracted (AVE). Outer loadings merupakan nilai loading factor dimana menunjukkan besar korelasi antara indikator dengan variabel laten. Rule of tumbs� nilai outer loadings 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin,1997).

Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat diketahui nilai outer loadings variabel Motivasi Praktik memiliki 16 butir indikator yaitu A1-E2 dimana A1 memiliki nilai outer loading 0,769, A2 sebesar 0,779, A3 sebesar 0,829, A4 sebesar 0,854, B1 dengan nilai 0,728, lalu B2 sebesar 0,82, B3 sebesar 0,650, C1 sebesar 0,777, C2 sebesar 0,805, C3sebesar 0,854, C4 sebesar 0,778, D1 sebesar 0,660, D2 sebesar 0,747, D3 sebesar 0,684, E1 sebesar 0,794, dan yang terakhir E2 dengan nilai 0,619. Dengan demikian, semua indikator memiliki nilai outer loadings > 0,6 sehingga semua butir indikator dikatakan valid.

Sedangkan variabel Prestasi memiliki 15 butir indikator mulai dari Y1.1-Y5, dimana Y1.1 memiliki nilai outer loading 0,860, Y1.2 sebesar 0,894, Y1.3 sebesar 0,893, Y1.4 sebesar 0,631, Y1.5 dengan nilai 0,631, lalu Y2.1 sebesar 0,704, Y2.2 sebesar 0,819, Y2.3 sebesar 0,824, Y2.4 sebesar 0,728, Y2.5 sebesar 0,757, Y3 sebesar 0,771, Y4.1 sebesar 0,767, Y4.2 sebesar 0,835, Y4.3 sebesar 0,815, dan yang terakhir Y5 dengan nilai 0,728. Dengan demikian, semua indikator memiliki nilai outer loadings > 0,6 sehingga semua butir indikator dikatakan valid.

Selain nilai outer loadings, convergent validity dapat dilihat dari nilai Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE adalah besarnya varian yang dapat dimiliki oleh konstruk laten.  Rule of tumbs nilai AVE > 0.5 untuk menunjukkan ukuran convergent validity yang baik.Berdasarkan hasil output outer model pada gambar 2, dapat diperoleh nilai AVE sebagai berikut.

 

Tabel 1

Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Variabel

Nilai AVE

Keterangan

Motivasi Praktik

Prestasi

0.582

0.610

Valid

Valid

���������������� Sumber : Data primer yang diolah (2022)

 

Pada tabel di atas, diperoleh nilai AVE pada variabel Motivasi Praktik sebesar 0,582. Hal tersebut memenuhi Rule of Tumbs dimana 0,582 > 0,5, sehingga dapa dikatakan valid. Kemudian pada variabel Prestasi, nilai AVE sebesar 0,610 > 0,5 sehingga dapat dikatakan valid.

b.   Discriminant Validity

Discriminant validity adalah perbandingan akar kuadrat nilai Average Variance Extracted (AVE) pada masing-masing konstruk dengan korelasi variabel laten atau konstruk lainnya (Latan & Ghozali, 2017). Hasil pengukuran discriminant validity dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 2

Nilai Discriminant Validity

Variabel

Motivasi Praktik

Prestasi

Motivasi Praktik

Prestasi

0.763

0.961

0.781

��������������������� Sumber : Data primer yang diolah (2022)

 

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh konstruk memiliki nilai korelasi tertinggi pada konstruknya sendiri dibandingkan dengan konstruk lain, sehingga nilai > 0.7 dalam satu konstruk dinyatakan memenuhi syarat discriminant validity. Melihat nilai dari convergent validity dan discriminant validity yang memenuhi rule of tumbs, maka outer model seluruh konstruk dinyatakan memiliki validitas yang baik.

c.    Composite Reliability dan Cronbach�s Alpha

Composite reliability merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur reliabilitas data dengan syarat reliabel apabila memiliki nilai > 0.60. Sedangkan Cronbach�s Alpha merupakan parameter yang digunakan untuk memperkuat pernyataan reliabel berdasarkan hasil perhitungan composite reliability (Latan & Ghozali, 2017).

Hasil pengukuran composite reliability dan Cronbach's Alpha dapat dilihat pada tabel berikut ini.

 

Tabel 3

Nilai Composite Reliability Dan Cronbach�s Alpha

Variabel

Composite Reliability

Cronbach�s Alpha

Keterangan

Motivasi Praktik

Prestasi

0.957

0.959

0.951

0.953

Reliabel

Reliabel

����������� Sumber : Data primer yang diolah (2022)

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel Motivasi Praktik memiliki nilai Cronbach�s Alpha sebesar 0.951 dimana nilai tersebut lebih dari 0,6 yang berarti reliabel, kemudian variabel Prestasi sebesar 0.953>0,6 dapat dikatakan reliabel. Pada Composite Reliability, variabel Motivasi Praktik memiliki nilai sebesar 0.957 dimana nilai tersebut lebih dari 0,6 yang dapat diartikan bahwa variabel tersebut reliabel, kemudian pada variabel Prestasi sebesar 0.959>0,6 juga dapat dikatakan reliabel.

Pada gambar 2 di atas, terdapat angka dalam anak panah yang disebut dengan direct effects, dimana apabila nilai tersebut semakin mendekati +1 maka hubungan kedua konstruk semakin kuat, begitu juga sebaliknya apabila nilai mendekati -1. Jadi, pengaruh variabel Motivasi Praktik (X) terhadap variabel Prestasi (Y) sebesar 0,961 yang artinya jika X1 meningkat maka Y juga dapat meningkat sebesar 96,1% sehingga pengaruh ini bersifat positif. Artinya prestasi membuat kemeja dipengaruhi oleh motivasi praktik, hal ini sesuai dengan penelitian (Supriyanto, 2014). Kompetensi membuat kemeja juga menjadi prasyarat untuk kompetensi yang lain, oleh karena itu dalam pembelajaran perlu ditumbuhkan motivasi peserta didik, baik dalam hal teori maupun praktek (Emda, 2015).

Pembelajaran praktik membuat kemeja, peserta didik dituntut untuk menguasai kompetensi mulai dari menganalisis desan, membuat pola dasar, mengembangkan pola sesuai desain, menata pola pada bahan, memotong bahan, menjahit sesuai dengan teknik jahit yang benar, sampai pada tahap finishing. Serangkaian kompetensi ini membutuhkan berpikir kritis dan kreatif, maka apabila peserta didik motivasinya rendah akan menyembabkan kurang maksimalnya hasil kinerja praktik dan secara tidak langsung berimbas pada prestasi belajarnya (Arif, Zaenuri, & Cahyono, 2020). Urgensi dari motivasi praktik menjadi sangat penting disini, banyak pembelajaran menjadi tidak efektif jika faktor penentu keberhasilannya tidak dioptimalkan.

2.   Analisis Uji Hipotesis (Evaluasi Inner Model)

Inner model merupakan model struktural yang digunakan untuk memprediksi hubungan sebab-akibat (kausalitas) antar variabel yang tidak dapat diukur secara langsung atau yang sering disebut dengan variabel laten.  Dari hasil pengolahan data, didapatkan hasil nilai koefisien determinasi (R2) yang berfungsi untuk mengetahui besarnya pengaruh nilai variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Setiap penelitian dianjurkan menggunakan nilai R2 karena nilai R2 dapat berubah apabila menambahkan satu variabel ke dalam model (Latan & Ghozali, 2017). Nilai R2 dapat dilihat pada kolom original sample berikut ini.

 

Tabel 4

Nilai R square

Variabel

R Square

Prestasi (Y)

0.923

�������������������������������������� Sumber : Data primer yang diolah (2022)

 

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai R2 untuk variabel prestasi adalah 0.923. Nilai tersebut menjelaskan bahwa variabel motivasi praktik dengan diterapkannya model assesment as learning dipengaruhi oleh variabel Prestasi Membuat Busana Pria sebesar 92,3%.

Selain itu, dalam pengujian hipotesis penelitian dapat diukur melalui tiga parameter utama pada inner model dengan penggunaan teknik bootstrapping, terdiri dari nilai original sample yang berfungsi untuk mengetahui arah konstruk, T-Statistics yang berfungsi untuk mengukur signifikansi hipotesis, dan P-Value yang berfungsi untuk mengukur signifikansi hipotesis dengan level signifikansi yang berbeda (Latan & Ghozali, 2017). Pengukuran inner model dapat dilihat dari tabel path coefficients sebagai berikut.

 

Tabel 5

Nilai Path Coefficients

Variabel

Original Sample (O)

T-Statistics (│O/STDEV│)

P Values

Motivasi Praktik (X) -> Prestasi (Y)

0.961

68.495

0.000

������� Sumber : Data primer yang diolah (2022)

 

Tabel path coefficients di atas merupakan parameter yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap terdukung atau tidaknya sebuah hipotesis. Rule of tumbs yang dapat dinilai terdukungnya hipotesis, yaitu (1) hubungan antar konstruk pada nilai original sample (O) memiliki arah yang sejalan dengan hipotesis; (2) nilai T-statistics ≥ 1.64 (two-tiled) atau ≥ 1.96 (one-tiled) dan nila p-value ≤ 0.1 atau 10% �(Latan & Ghozali, 2017). Berdasarkan nilai parameter yang telah disajikan pada tabel, maka hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut.

Hipotesis: Motivasi praktik dengan diterapkannya model assesment as learning berpengaruh positif terhadap prestasi membuat busana pria.

Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi praktik memiliki pengaruh positif terhadap prestasi. Hal ini sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai T-statistics sebesar 68.495 ≥ 1.64, maka pengaruhnya positif dan nilai p-value sebesar 0.000 ≤ 0.1 yang berarti signifikan, serta arah positif dari nilai original sample (O) sebesar 0.961. Dengan demikian, dapat terlihat bahwa nilai-nilai tersebut telah memenuhi rule of tumbs terdukungnya hipotesis sehingga hipotesis diterima yang berarti: motivasi praktik dengan diterapkannya model assesment as learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi membuat busana pria.

 

Kesimpulan

Studi Partial Least Square (PLS) ini berupaya dalam mengidentifikasi adanya pengaruh motivasi praktik dengan diterapkannya model assessment as learning terhadap prestasi membuat kemeja memberikan dampak positif pada motivasi mahasiswa dalam prestasi pembuatan kemeja. Meskipun ada pengaruh motivasi praktik dalam prestasi pembuatan kemeja hal ini dimungkinkan bisa karena kualitas pembuatan kemeja berbeda baik dari sumber daya manusia maupun dari kualitas mutu dan kelengkapan fasilitas yang ada. Ada kalanya penilaian bisa dipercayakan kepada mahasiswa, sebagai bentuk dalam melatih tanggung jawab sehingga mahasiswa bisa ikut berperan aktif dalam penilaian dan termotivasi dalam prestasi pembuatan kemeja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ahdar, Ahdar, & Natsir, Emmy. (2021). Problematika Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring pada Masa Pandemic Covid-19 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare. AL MA�ARIEF: Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, 3(2), 101�110.

 

Anisah, Giati. (2021). Kerangka konsep assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning serta penerapannya pada pembelajaran. Al-Aufa: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 3(2).

 

Arends, Dick, & Kilcher, Ann. (2010). Teaching for student learning: Becoming an accomplished teacher. Routledge.

 

Arif, Dimas Sofri Fikri, Zaenuri, Zaenuri, & Cahyono, Adi Nur. (2020). Analisis kemampuan berpikir kritis matematis pada model problem based learning (PBL) berbantu media pembelajaran interaktif dan google classroom. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 3(1), 323�328.

 

Bakar, Ramli. (2014). The effect of learning motivation on student? s productive competencies in vocational high school, West Sumatra. International Journal of Asian Social Science, 4(6), 722�732.

 

Bilfarsah, Ahmad. (2010). Efektifitas metode aditif spline kuadrat terkecil parsial dalam pendugaan model regresi. Makara Journal of Science.

 

Cook, David A., & Artino Jr, Anthony R. (2016). Motivation to learn: an overview of contemporary theories. Medical Education, 50(10), 997�1014.

 

Emda, Amna. (2015). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Lantanida Journal, 5(2), 173�182.

 

Emda, Amna. (2018). Kedudukan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 172�182.

 

Filgona, Jacob, Sakiyo, John, Gwany, D. M., & Okoronka, A. U. (2020). Motivation in learning. Asian Journal of Education and Social Studies, 10(4), 16�37.

 

Harlen, Wynne. (2007). Assessment of learning. Sage.

 

Kurniawan, Budi, Wiharna, Ono, & Permana, Tatang. (2017). Studi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif. Journal of Mechanical Engineering Education, 4(2).

 

Latan, Hengky, & Ghozali, Imam. (2017). Partial Least Squares: Konsep, Metode dan Aplikasi menggunakan Program WarpPLS 5.0 (Third Edit). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

 

Prihatin, Ana, Romas, Muslimah Zahro, & Widiantoro, F. X. Wahyu. (2019). Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Universitas X Yogyakarta. Jurnal Psikologi, 14(1), 7�11.

 

Rumhadi, Tri. (2017). Urgensi Motivasi dalam Proses Pembelajaran. Inovasi-Jurnal Diklat Keagamaan, 11(1), 33�41.

 

Septiawan, Bambang, Masrunik, Endah, & Rizal, M. (2020). Motivasi Kerja dan Generasi Z (Teori dan Penerapan). Zai Bda Digital Publishing.

 

Setyosari, Punaji. (2017). Menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jinotep (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran): Kajian Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 1(1), 20�30.

 

Sumintono, Bambang. (2016). Aplikasi Pemodelan Rasch pada asesmen pendidikan: Implementasi penilaian formatif (assessment for learning).

 

Supriyadi, Eko. (2017). Perbandingan Metode Partial Least Square (Pls) Dan Principal Component Regression (Pcr) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Pada Model Regresi Linear Berganda. Unnes Journal of Mathematics, 6(2), 117�128.

 

Supriyanto, Teguh. (2014). Pengaruh motivasi dan modul praktik terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMK Ma�arif 9 Kebumen. PTO-FKIP.

 

Teresia, Wahyuni. (2021). Asesmen Nasional 2021. Guepedia.

 

Umam, Khotibul. (2020). Urgensi Evaluasi Pembelajaran PAI menggunakan Asssment of Learning, Assesment for Learning, Assesment as Learning. Rechsten Student of Jurnal, 1(1).

 

Volante, Louis. (2010). Assessment of, for, and as learning within schools: Implications for transforming classroom practice. Action in Teacher Education, 31(4), 66�75.

 

Wahyuningtyas, Ika Vitasari. (2013). Hubungan orientasi tujuan dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa. Educational Psychology Journal, 2(1).

 

Watling, Christopher J., & Ginsburg, Shiphra. (2019). Assessment, feedback and the alchemy of learning. Medical Education, 53(1), 76�85.

Copyright holder:

Emy Budiastuti, Asri Andriarini Nurlita, Dian Retnasari, Anisa Sintia (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: