Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
8, No. 3, Maret 2023
GAMBARAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN
PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT X DI JAKARTA SELAMA PANDEMI COVID-19
Osi Ramadia, Puput Oktamianti
Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Selama pandemi COVID-19 terjadi
perubahan perilaku masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu semakin menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, aman, cepat, dan dapat diandalkan. Pandemi COVID-19 juga menyebabkan
penurunan jumlah kunjungan pasien yang akan mengganggu keuangan rumah sakit karena akan
mengurangi jumlah pemasukan rumah sakit, sedangkan biaya operasional rumah sakit cenderung
meningkat dikarenakan terdapat pelaksanaan prosedur baru untuk
mencegah penularan
COVID-19. Salah satu cara untuk
dapat bersaing dan bertahan dengan menggunakan strategi pemasaran
yang sesuai dengan keadaan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran strategi pemasaran berupa bauran pemasaran RS X yang dikaitkan dengan unsur pemasaran yaitu produk, harga,
lokasi dan promosi selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara
kepada narasumber terkait. Strategi pemasaran RS X dengan menggunakan bauran pemasaran sudah menyesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19. Bauran produk yang dilakukan RS X yaitu membedakan gedung pelayanan, melakukan screening pasien,
menambah layanan pemeriksaan penunjang screening
COVID-19 dan membuat paket
layanan khusus untuk pasien COVID-19. Bauran harga yang dilakukan RS X yaitu menetapkan harga sesuai dengan aturan
pemerintah dan memberikan harga lebih terjangkau
dibandingkan dengan rumah sakit sekitar
serta memberikan kemudahan cara pembayaran. Selanjutnya bauran promosi RS X lakukan adalah melakukan promosi melalui media digital dan memanfaatkan
media digital untuk melakukan
visitasi denagan rekanan rumah sakit.
Sedangkan lokasi RS X yang berada di jalan besar utama dan strategis sehingga mudah untuk ditemukan
serta melakukan pelayanan telemedicine dilakukan
untuk memastikan produk layanan tersampaikan kepada konsumen.
Kata kunci: bauran pemasaran, strategi, rumah sakit, covid-19
Abstract
During
COVID-19 pandemic, there�s a shifting in people's health seeking behavior, such
as increasing demand of high-quality, safe, fast, and reliable health services.
The pandemic has also caused a decrease in the number of patient visits which
will disrupt hospital finances because it will reduce hospital revenue, while
hospital operating costs tend to increase due to the implementation of new
procedures to prevent transmission of COVID-19. One of the solutions to be able
to compete and survive is by using a marketing strategy that�s appropriate to
the hospital's circumstances. This study aims to get an overview of the
marketing strategy with a marketing mix method of X Hospital that consist of
four marketing elements: product, price, location, and promotion during the
COVID-19 pandemic. This study uses a qualitative descriptive method with
interview techniques to related informants. X Hospital�s marketing strategy by
using a marketing mix method has adapted to the conditions of COVID-19
pandemic. Product element strategy is separating treatment buildings,
conducting patient screening, adding examination procedures, and creating
service packages for COVID-19 patients. Price element strategy is set prices
according to government regulations and provide more affordable prices compared
to surrounding hospitals as well as provide easy payment methods. Furthermore,
promotion element strategy is to carry out promotions through digital media and
utilize it to conduct visits with hospital partners. Whereas the location of X
Hospital, which is on the main road and strategic, makes it easy to find and
provides telemedicine to ensure products are delivered to consumers.
Keywords: marketing mix, strategy, hospital,
covid-19
Pendahuluan
Rumah Sakit, menurut Undang Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dideifnisikan
sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat
inap dan gawat darurat. Dalam menjalankan pelayanannya rumah sakit dituntut memberikan pelayanan yang paripurna yang terdiri atas pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit terus
meningkatkan mutu pelayanannya sehingga dapat tercapai kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Selama pandemi COVID-19 terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan. Saat pandemi COVID-19, masyarakat semakin menuntut akan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, aman, cepat,
dan dapat diandalkan dalam menyediakan pelayanan kesehatan. Oleh karena hal ini,
rumah sakit diharuskan untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Rumah sakit diharuskan untuk dapat mengelola
keperluan rumah sakit guna menghadapi
pandemi COVID-19 mulai dari obat-obatan, alat pelindung diri, peralatan diagnostik yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.
Perilaku masyarakat sebagai konsumen akan pelayanan
kesehatan mengalami perubahan selama masa pandemi COVID-19. Pada penelitian
yang dilakukan Ekawati
& Andriani (2022) disebutkan
bahwa menurut PERSI, pada bulan Mei 2020 terjadi penurunan kunjungan pasien di rawat jalan dan rawat inap mencapai 40-60%. Hal ini akan sangat mengganggu keuangan rumah sakit karena
akan mengurangi jumlah pemasukan rumah sakti sedangkan
biaya operasional rumah sakit cenderung
meningkat dikarenakan terdapat pelaksanaan prosedur baru untuk
mencegah penularan COVID-19
di rumah sakit.
Dengan mempertimbangkan
hal di atas, rumah sakit dituntut
untuk dapat berbenah diri agar tetap dapat bersaing
selama pandemi COVID-19. Manajemen rumah sakit harus menyesuaikan
perilaku dari seluruh tenaga kesehatan dan non-kesehatan di dalam rumah sakit
terhadap perubahan standar pelayanan yang berlaku selama pandemi COVID-19. Selain itu manajemen rumah
sakit juga harus mempertimbangkan strategi bisnis baru agar tetap dapat bersaing dan bertahan di tengah pandemi COVID-19. Salah satu cara untuk dapat
bersaing dan bertahan adalah dengan cara
menarik minat konsumen, dalam hal ini pasien,
untuk menggunakan jasa pelayanan rumah sakit dengan
menggunakan strategi pemasaran
yang sesuai dengan keadaan rumah sakit
terutama lingkungan atau kondisi pasar di sekitar rumah sakit.
Strategi pemasaran pada rumah sakit diharapkan dapat membantu manajemen rumah sakit untuk mengetahui
harapan konsumen dari pelayanan yang akan diberikan. Menurut Kotler, sebuah organisai dengna strategi pemasaran yang baik akan selalu berusaha
membuat pelanggannya puas sehingga meningkatkan
loyalitas pelanggan tersebut yang pada akhirnya kaan meningkatkan kinerja organisasi tersebut.
Strategi pemasaran didefinisikan sebagai langkah-langkah strategis yang tersistematis untuk memenuhi permintaan pasar berdasarkan kemampuan dan kondisis perusahaan. Salah satu strategi pemasaran di masa modern sekarang
adalah dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu serangkaian alat taktis dalam pemasaran,
yang terdiri atas unsur produk, harga,
tempat dan promosi, yang dapat dikombinasikan untuk emndapatkan respon yang diharapkan dari target pasar.
Rumah Sakit
X di Jakarta merupakan rumah
sakit swasta tipe C non rujukan COVID-19 yang
juga menghadapi masalah
yang sama bahwa telah terjadi penurunan
kunjungan pelayanan rumah sakit selama
masa pandemi COVID-19 hingga
mencapai 50%. Salah satu penyebab penurunan kunjungan ini yaitu
banyak masyarakat yang menolak berobat ke rumah sakit
karena khawatir akan terinfeksi COVID-19. Hal ini mengharuskan manajemen RS X untuk berbenah diri dan menentukan strategis bisnis baru untuk
dapat menarik minat konsumen melalui kegiatan pemasaran.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran strategi pemasaran
berupa bauran pemasaran RS X yang dikaitkan dengan unsur pemasaran
yaitu produk, harga, lokasi dan promosi selama masa pandemi COVID-19.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan gambaran strategi bauran pemasaran rumah sakit selama pandemi
COVID-19 pada RS X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur kepada narasumber yang bertanggung jawab kepada strategi pemasaran yang rumah sakit lakukan dengan
menggunakan panduan wawancara dan alat perekam serta dilanjutkan
dengan studi literatur.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan di RS X, diketahui bahwa terdapat
perubahan yang terjadi pada sistem rumah sakit karena pandemi COVID-19.
Perubahan yang dilakukan oleh RS X mulai dari pengaturan ruangan, bahan, peralatan dan metode pelayanan agar rumah sakit tetap
memberikana pelayanan yang aman dan membantu mencegah penularan COVID-19 di wilayah rumah sakit. Agar RS
X ini dapat bersaing dengan rumah sakit di wilayah Jakarta maka rumah sakit
memerlukan strategi pemasaran untuk
dapat memikat� masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit tetap
mengggunakan layanan rumah sakit. Dengan strategi
pemasaran yang tepat, harapannya masyarakat akan tetap mempercayai layanan
kesehatan di RS X bahwa rumah
sakit telah mentaati peraturan terbaru terkait pencegahan infeksi COVID-19.
1.
Product (Produk)
Kotler (2011) mendefinisikan produk sebagai suatu hal yang diperkenalkan
kepada konsumen yang bertujuan untuk menciptakan sebuah perhatian sehingga
konsumen berkeinginan untuk mencari, membeli, menggunakan, dan mengkonsumsi
berdasarkan kebutuhan konsumen tersebut sehingga merasa terpuaskan.
Produk pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit menurut Undang-Undang
no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit disebutkan yaitu pelayanan rawat inap,
pelayanan rawat jalan, dan pelayanan gawat darurat. pelayanan yang diberikan
rumah sakit dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan juga pada akhirnya
meningkatkan loyalitas pasien. Menurut Ulfah dkk produk layanan rumah sakit
yang diberikan di RS Bina Sehat Jember, seperti pelayanan dokter umum,
fasilitas penunjang medis, pelayanan dokter spesialis, mempengaruhi keputusan
pasien untuk menggunakan jasa rawat jalan di RS Bina Sehat.
Selain itu, menurut Kosnan (2019), kualitas pelayanan rawat inap RSUD
Kabupaten Merauke mempengaruhi kepuasan pasien secera bersamaan. Oleh karena
itu, sebuah rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
sehingga kepuasan pasien meningkat. Jika kepuasan pasien meningkat makan akan
tercipta loyalitas pasien terhadap rumah sakit sehingga akan terjalin
kepercayaan seterusnya kepada rumah sakit jika pasien membutuhkan pelayanan
kesehatan.
RS X memiliki pelayanan rawat jalan, perawatan rawat inap, dan pemeriksaan penunjang. Pelayanan rawat jalan yang ditawarkan oleh RS X yaitu poli rawat jalan yang mencakup banyak spesialiasi dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 54 orang dengan layanan poli unggulan yaitu poli obstetri dan ginekologi, poli anak, poli urologi, poli orthopedi, dan lain-lain. Pelayanan rawat inap RS X memiliki beraneka ragam kelas, yaitu VIP, kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Sedangkan pemeriksaan penunjang ditawarkan oleh RS X yaitu pemeriksaan laboratorium dan radiologi 24 jam, USG 2D, USG 4D dan lain-lain. Selain itu RS X memberikan beberapa paket pelayanan yaitu operasi caesar dengan metode ERACS, paket MCU, paket operasi katarak dan lain-lain.
Saat terjadi pandemi COVID-19, RS X melakukan banyak perubahan dan dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kondisi baru yang belum pernah dialami oleh rumah sakit. RS X membedakan gedung pelayanan rawat inap untuk pasien COVID-19 dan pasien non-COVID-19. RS X membuat alur screening secara terpisah untuk pasien-pasien yang memiliki gejala ISPA. RS X membedakan ruang IGD untuk pasien-pasien COVID-19. RS X juga menambahkan pelayanan khusus swab untuk pemeriksaan COVID-19 dengan sebuah ruangan tersendiri dan terpisah dengan laboratorium lain.
Selain penambahan dan perubahan tata ruang dan tata letak pelayanan khusus COVID-19, RS X melakukan adaptasi lainnya terkait paket-paket pelayanan yang diharapkan dapat menarik masyarakat sekitar rumah sakit. RS X membuat paket layanan pemeriksaan COVID-19, paket medical check up pasca COVID-19 dan paket isoman untuk pasien COVID-19. Dalam paket layanan pemeriksaan COVID-19 dan medical check up pasca COVID-19 terdiri atas pemeriksaan laboratorium, radiologi dan konsultasi dengan dokter umum terkait COVID-19. Sedangkan dalam paket isoman untuk pasien COVID-19 RS X menyediakan layanan telemedicine harian selama 7 hari isoman disertakan dengan obat-obatan yang dibutuhkan pasien selama pasien berada di rumah.
2.
Price
(Harga)
Menurut Kotler (2011) tarif atau harga dijelaskan sebagai total biaya
yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan sebuah produk. Harga yang
dibuat oleh produsen dalam hal ini rumah sakit, harus mempertimbangkan dari
situasi persaingan ekonomi yang ada serta menyeimbangkan antara biaya yang
dihabiskan dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
Saat pandemi COVID-19, terjadi sebuah perubahan dalam segala lini bisnis
termasuk rumah sakit. Terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien dirasakan oleh
hampir seluruh rumah sakit. Selain itu peningkatan biaya operasional rumah
sakit juga meningkat karena rumah sakit diharuskan menyiapkan sarana dan
prasarana khusus dalam menangani pasien COVID-19.
Dengan tingginya biaya operasional dan menurunnya jumlah kunjungan
pasien selama pandemi COVID-19, sebuah rumah sakit diharuskan untuk dapat
mencari solusi keuangan agar terus dapat memberikan pelayanan yang bermutu
dengan harga yang terjangkau dan dapat memberikan kepuasan kepada pasien.
Karena menurut Arianto (2017), keinginan pasien untuk kembali berobat atau
loyalitas pasien kepada rumah sakit dipengaruhi secara positif oleh kualitas
pelayanan, harga dan kepuasan pasien terhadap pelyanannya itu sendiri.
Harga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan pasien untuk
melakukan kunjungan kembali oleh karena itu penting bagi rumah sakit untuk
mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi sebuah pembiayaan pelayanan
di rumah sakit. Sebagai contoh, Sari (2014) menyebutkan bahwa untuk pembiayaan
perawatan pasien rawat inap Diabetes Mellitus dengan menggunakan penjaminan
BPJS dimana pasien tidak dikenakan iur biaya dipengaruhi oleh biaya obat, biaya
pemeriksaan, dan biaya visite pasien.
Tarif atau harga yang RS X tetapkan sudah disesuaikan dengan aturan
pemerintah dan lebih terjangkau dibandingkan dengan rumah sakit di wilayah
sekitarnya. RS X juga sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan
asuransi-asuransi swasta lainnya yang menerima pelayanan COVID-19 dalam jaminan
asuransinya. Kemudahan cara pembayaran yang disediakan RS X juga menjadi nilai
tambah dalam pelaksanaan pelayanan yang bermutu guna menarik minat konsumen
terhadap pelayanan rumah sakit. RS X juga melakukan pengendalian biaya dengan
menekan biaya operasional pelayanan yang dimana selama masa pandemi COVID-19
pengeluaran biaya operasional menjadi lebih meningkat. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan kebutuhan pencegahan infeksi COVID-19 seperti penambahan alat medis
utnuk mencegah transmisi virus dan penambahan Alat Pelindung Diri (APD).
3.
Promotion (Promosi)
Kotler (2011) menjabarkan promosi sebagai sebuah kegiatan untuk
mengajak, memberi pengetahuan, mempengaruhi konsumen dan mengingatkan dengan
tujuan agar konsumen tersebut memakai dan menggunakan produk yang dimiliki
sebuah perusahaan. Dalam sebuah rumah sakit, promosi dilakukan dengan
menjelaskan secara jujur tentang pelayanan dan kondisi rumah sakit.
Rumah sakit sebagai institusi kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatanjuga sebagai organisasi yang melakukan proses bisnis. Proses bisnis
yang dilakukan rumah sakit tetap diatur oleh berbagai macam aturan-aturan yang
berlaku. Aturan-aturan yang mengatur proses bisnis rumah sakit yaitu Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1787 Tahun 2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan
Kesehatan, Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI), dan Aturan Etika Promosi Rumah
Sakit dari Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1787 Tahun 2010 tentang Iklan
dan Publikasi Pelayanan Kesehatan, rumah sakit dalam menyelenggarakan iklan dan
atau publikasi harus memenuhi syarat yaitu, memuat informasi dengan data dan
atau fakta yang akurat, bebrbasis bukti, informatif, edukatif, dan bertanggung
jawab. Sedangkan aturan promosi rumah sakit lebih rinci diatur oleh Pedoman
Etika Promosi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh PERSI. Menurut pedoman ini promosi
rumah sakit adalah salah satu bentuk dan pemasaran rumah sakit (Hospital
Marketing), dengan cara penyebarluasan informasi tentang jasa pelayanan
rumah sakit serta kondisi rumah sakit itu sendiri secara jujur, mendidik,
informatif dan dapat membuat seseorang memahami tentang pelayanan kesehatan
yang akan didapatkannya. Promosi
harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku. Promosi tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat
negara, agama, tata susila, adat, budaya, suku, dan golongan. Promosi harus
dijiwai oleb asas persaingan yang sehat.
Bentuk promosi yang dapat dilakukan rumah sakit dibagi menjadi 2 yaitu
promosi di dalam rumah sakit dan di luar rumah sakit. Promosi di dalma rumah
sakit dapat menggunakan brosur, leaflet, majalah dinding, televisi home
video dan lain-lain. Sedangkan promosi di luar rumah sakit dapat berupa
promosi melalui media cetak, radio, website, media sosial lainnya, dan
lain-lain.
Promosi yang dilakukan rumah sakit diharakpan dapat meningkatkan
keinginan pasien untuk datang lagi ke rumah sakit untuk mencari pelayanan
kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasar pada
tahun 2014 menyebutkan bahwa elemen promosi pada bauran pemasaran mempengaruhi
loyalitas pasien di poliklinik paru Rumah Sakit Paru Batu. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilkuakan oleh Rinaldi (2018) yang menyebutkan bahwa
promosi memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap loyalitas pasien
pada unit pelayanan rawat jalan RS Kartini.
Selama masa pandemi COVID-19, RS X banyak melakukan kegiatan promosinya
menggunakan digital marketing. Menurut Kotler (2011) digital
marketing adalah sebuah bentuk strategi promosi guna mencapai pasar melalui
media digital secara online. Media digital yang digunakan RS X
diantaranya website, media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok dan
WhatsApp.
Promosi yang dilakukan RS X sudah dilakukan dengan baik untuk dapat
menarik perhatian konsumen potensial untuk menggunakan jasa pelayanan rumah
sakit. RS X sebelum pandemi sering melakukan promosi dengan melakukan kunjungan
atau pertemuan tatap muka ke perusahaan-perusahaan, asuransi, dan klinik. Namun
setelah pandemi hal ini berubah dan rumah sakit berusaha untuk berkomitmen
mengruangi transmisi COVID-19 sehingga rumah sakit mengurangi jadwal-jadwal
visitasi dan merubahnya menjadi kegiatan online lain seperti health
talk untuk mempromosikan pelayanan-pelayanan yang ada di RS X dibarengi
dengan promosi kesehatan.
4.
Place
(Tempat)
Menurut Kotler (2011), tempat dijelaskan sebagai lokasi tempat
menyelenggarakan produk. Tempat juga diartikan sebagai seluruh kegiatan
perusahaan yang mengupayakan agar produk yang dipasarkan tersampaikan atau
tersedia bagi konsumen.
Tempat menjadi salah satu faktor penting yang dilihat pasien atau
pelanggan selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Tempat diharapakan dapat
meningkatkan nilai kepuasan pasien pada sebuah pelayan di rumah sakit sehingga
kemudian, pasien akan memiliki loyalitas kepada rumah sakit tersebut� dan datang kembali ke rumah sakit untuk
mencari pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Saragih dkk pada tahun 2017 bahwa lokasi rumah sakit yang berada di jalan
besar, mudah di akses dan mudah dicari karena tempat yang strategis berhubungan
signifikan terhadap kepuasan pasien di unit rawat jalan RS Sari Mutiara Medan.
RS X berlokasi di pinggir jalan besar dan banyak dilalui oleh kendaraan
umum. Tanda nama rumah sakit di bagian depan gedung cukup terlihat jadi mudah
untuk ditemukan bagi konsumen yang membutuhkan pelayanan kesehatan. RS X juga
berlokasi di daerah padat penduduk sehingga akan mudah dicapai oleh masyarakat
di sekitar rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Saat ini RS X
juga dapat dicari melalui aplikasi google maps ataupun aplikasi waze.
Selain itu,
untuk menjamin agar produk layanan tersampaikan kepada konsumen, RS X membuat layanan telemedicine untuk
dapat memberikan pelayanan kepada konsumen yang membutuhkan. Pada
masa pandemi COVID-19 telemedicine ini banyak digunakan
oleh para penderita COVID-19 yang membutuhkan
telekonsultasi dengan dokter tanpa harus
membutuhkan bertemu langsung dengan dokter.
Kesimpulan
Strategi pemasaran RS X dengan menggunakan bauran pemasaran sudah menyesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19. Bauran produk yang dilakukan RS X yaitu membedakan gedung pelayanan, melakukan screening
pasien, menambah
layanan pemeriksaan penunjang screening COVID-19 dan membuat
paket layanan khusus untuk pasien
COVID-19. Bauran harga yang
dilakukan RS X yaitu menetapkan harga sesuai dengan aturan
pemerintah dan memberikan harga lebih terjangkau
dibandingkan dengan rumah sakit sekitar
serta memberikan kemudahan cara pembayaran. Selanjutnya bauran promosi RS X lakukan adalah melakukan promosi melalui media digital dan memanfaatkan
media digital untuk melakukan
visitasi denagan rekanan rumah sakit.
Sedangkan lokasi RS X yang berada di jalan besar utama dan strategis sehingga mudah untuk ditemukan
serta melakukan pelayanan telemedicine dilakukan
untuk memastikan produk layanan tersampaikan kepada konsumen.
BIBLIOGRAFI
Ambarwati, W.
(2021). Pembiayaan Pasien
COVID-19 dan Dampak Keuangan
terhadap Rumah Sakit yang Melayani Pasien COVID-19 di Indonesia Analisis
Periode Maret
2020-Desember 2020 COVID-19. Jurnal
Ekonomi Kesehatan Indonesia, 6(1), 23�37.
Arianto, N. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pasien (Studi Kasus pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Premier Bintaro). Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 13(1), 1�9. Retrieved 15 December 2022 from https://doi.org/10.33830/jom.v13i1.13.2017
Dwi Laksana, E., Dian E, A., Pilatusalim, M., & Ismurdijahmitra, M. (2022). Analisa Penyusunan Strategi Marketing Mix Sebagai Alternatif Promosi Rumah Sakit Di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri. Jurnal Syntax Fusion, 2(08), 690�701. Retrieved 24 December 2022 from https://doi.org/10.54543/fusion.v2i08.212
Ekawati, S. S., & Andriani, H. (2022). Strategi Bauran Pemasaran Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit YADIKA Pondok Bambu Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Medika Hutama, 3(2), 2073�2083. Retrieved 19 December 2022 from https://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/415
Indonesia. (2009). Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Irmawati. (2014). Manajemen Pemasaran Di Rumah Sakit (Vol. 1). Retrieved 21 December 2022 from https://play.google.com/books/reader?id=8x2dBgAAQBAJ&pg=GBS.PR1&hl=id
Kosnan, W. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi (JEBA), 21(4). Retrieved 20 December 2022 from https://doi.org/10.32424/jeba.v21i4.1538
Kotler, P., & Armstrong, G. (2011). Principles of Marketing.
Kusuma, F., & Sulistiadi, W. (2022). Strategi Bauran Pemasaran Pelayanan Kesehatan RSGM XYZ Di Era Pandemi COVID-19. Jurnal Medika Hutama, 3(2), 2025�2031. Retrieved 19 December 2022 from http://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/405
MENKES RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1787/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Iklan Dan Publikasi Pelayanan Kesehatan. Retrieved 22 December 2022 from https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn673-2010.pdf
PERSI. (2006). PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT. Retrieved 22 December 2022 from https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Etika%20promosi%20RS.pdf
Radfan, N., Djumahir, & Hariyanti, T. (2015). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien di Poliklinik Paru Rumah Sakit Paru Batu. Jurnal Aplikasi Manajemen, 13(2), 220�228. Retrieved 21 December 2022 from https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/763
Rinaldi, E. A. (2018). Analisis Hubungan Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Di Unit Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Kartini Tahun 2018. 2018, 8(2), 1�11. Retrieved 19 December 2022 from http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/296
Saragih, M., Pardede, J. A., & Sijabat, F. (2017). Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien. Idea Nursing Journal, VIII(2). Retrieved 19 December 2022 from https://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/8829/0
Sari, P. R. (2014). Perbandingan Biaya Riil Dengan Tarif Paket INA-CBGs dan Analisis Faktor yang Mempengaruhi Biaya Riil Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap Jamkesmas di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 4(1). Retrieved 20 December 2022 from https://doi.org/10.33830/jom.v13i1.13.2017
Ulfah, M., Rachmi, A. T., & Yuniarinto, A. (2013). Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Rawat Jalan di Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Jurnal Aplikasi Manajemen, 11(3), 384�391. Retrieved 19 December 2022 from https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/121
Copyright holder: Osi Ramadia, Puput Oktamianti (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |