Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 12, Desember 2022

 

EVALUASI MODEL BISNIS DENGAN KERANGKA SWOT (STUDI KASUS PADA USAHA SIGNATURE STORE)

 

Nikita Fortuna Rombe

Universitas Telkom, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Signature Store merupakan toko reseller sepatu dan pakaian berbasis website yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Terdapat kendala yang dihadapi oleh Signature Store yaitu pendapatan masih sangat fluktuatif dan cenderung menurun serta tantangan pada persaingan industri fashion yang sangat ketat. Untuk menghadapi kedua hal tersebut, sebuah perusahaan membutuhkan model bisnis yang kuat dan mampu menangani kebutuhan konsumen saat ini hingga masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada existing business model canvas Signature Store, sehingga terlihat kelemahan pada model bisnis yang menyebabkan pendapatan yang tidak meningkat secara signifikan serta menggali potensi bisnis berdasarkan peluang-peluang yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan single case study. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa segmen pelanggan perlu adanya perluasan, menambah variasi produk dan layanan, mengoptimalkan hubungan pelanggan, berkolaborasi dengan sesama pemilik brand fashion, menambah aktivitas kunci, serta menambah arus pendapatan. Kesimpulan penelitian ini yaitu penurunan pendapatan disebabkan oleh pengeluaran biaya stok produk yang sangat besar, tidak adanya sumber pendapatan lain, serta ketidakmampuan toko dalam memenuhi permintaan konsumen. Namun, terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan seperti memperluas segmen pelanggan, mengotomasi hubungan pelanggan, menambah sumber pendapatan baru, dan berkolaborasi dengan mitra baru.

 

Kata Kunci: business model canvas; analisis SWOT; industri fesyen.

 

Abstract

Signature Store is a website-based shoe and clothing reseller store from Bandung, West Java. There are obstacles faced by the Signature Store, namely the income is still very volatile and tends to decline as well as challenges in the very tight competition in the fashion industry. To deal with these two things, a company needs a strong business model and is able to handle the current and future needs of consumers. The purpose of this study is to evaluate the strengths, weaknesses, opportunities, and threats in the existing business model canvas Signature Store so that the weaknesses in the business model can be seen those cause revenues that do not increase significantly and explore business potential based on existing opportunities. The research method used is a qualitative method with a single case study. The results of the study show that the customer segment needs expansion, adding a variety of products and services, optimizing customer relationships, collaborating with fellow fashion brand owners, adding key activities, and increasing revenue streams. This study concludes that the decrease in income is caused by the expenditure of very large product stock costs, the absence of other sources of income, and the inability of the store to meet consumer demand. However, some opportunities can be exploited such as expanding customer segments, automating customer relationships, adding new revenue sources, and collaborating with new partners.

 

Keywords: business model canvas; SWOT analysis; fashion industry

 

Pendahuluan

Fesyen sudah melekat dalam penampilan dan gaya keseharian masyarakat. Fesyen di Indonesia melekat pada keseharian dan kultur masyarakat sehingga begitu berpengaruh pada perkembangan negara. Menurut Outlook Ekonomi Kreatif tahun 2020, industri fesyen berkontribusi pada PDB sebesar Rp200,20 triliun pada tahun 2020. Industri fesyen telah menjadi penyumbang PDB terbesar kedua setelah sektor kuliner yaitu 17,26 persen (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2021).

Pertumbuhan fesyen juga dapat dilihat dari pembelian produk fesyen di e-commerce yang cukup tinggi yaitu sebesar 17,3 persen, menduduki peringkat kedua produk yang paling banyak dibeli di e-commerce tahun 2021 (Center, 2021). Hal ini menandakan semakin banyak permintaan dari masyarakat akan produk fesyen. Para pelaku bisnis fesyen juga terus bertumbuh untuk memenuhi permintaan tersebut. Pertumbuhan pelaku bisnis fesyen membuat persaingan di industri semakin ketat.

Persaingan dapat di atasi oleh perusahaan dengan memiliki model bisnis yang kuat, mampu menangani kebutuhan konsumen saat ini dan masa mendatang. Hal yang perlu digaris bawahi adalah perusahaan sebaiknya memilih jenis model bisnis yang tepat dengan mengingat lingkungan ekonomi dan peluang pasar yang muncul, serta mampu mengatasi serangkaian faktor internal yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengejar perubahan yang diperlukan (Giesen, Riddleberger, Christner, & Bell, 2010).

Model bisnis dapat digambarkan dengan baik menggunakan sembilan blok bangunan dasar yang menampilkan logika mengenai cara perusahaan menghasilkan uang. Sembilan blok bangunan tersebut terkandung dalam business model canvas. Terdapat empat cakupan bidang utama bisnis pada sembilan blok tersebut yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelayakan finansial (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), analisis SWOT dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap blok bangunan dalam business model canvas.

Signature Store adalah salah satu toko asal Bandung yang bergerak di industri fesyen. Toko tersebut melakukan reselling produk sepatu dan beberapa pakaian dari berbagai brand ternama. Positioning brand dan ragam model produk yang ditawarkan Signature Store berfokus pada minimalism dan street-wear style. Dari awal terbentuknya di akhir tahun 2019 hingga saat ini Signature Store masih berjualan secara online lewat website Signature dan beberapa e-commerce ternama. Ada beberapa kompetitor Signature Store yang juga menjual ragam produk serupa. Para kompetitor yang berdiri tahun 2019 dan 2020, memiliki kemampuan penjualan rata-rata dalam sebulan sebanyak 120 pasang sepatu. Penjualan tersebut belum termasuk penjualan secara offline.

Persaingan di industri mempengaruhi volume penjualan Signature Store yang belum meningkat secara signifikan. Pada tahun 2020 dan 2021, masing-masing Signature Store hanya dapat menjual sebanyak 63 pcs dan 55 pcs produk. Menurut manajemen Signature Store, penjualan menurun disebabkan oleh pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 sehingga keperluan akan produk fesyen menurun, sumber daya manusia pada saat itu belum memadai, serta pembagian tugas dalam manajemen yang belum dilakukan dengan rapi. Selain itu, kompetitor yang mulai menjamur juga menjadi tantangan Signature Store. Volume penjualan yang fluktuatif mempengaruhi keuntungan bersih Signature Store pertahunnya. Keuntungan dari tahun 2020 ke 2021 menurun sebanyak Rp2.539.650. Para founder Signature Store telah melakukan upaya-upaya untuk memangkas biaya yang banyak agar meningkatkan penjualan seperti melakukan konsinyasi dan diferensiasi supplier. Meski begitu, penjualan tak kunjung meningkat sesuai dengan harapan.

Dari permasalahan yang dialami oleh Signature Store, maka diperlukannya evaluasi model bisnis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi apakah ada kekurangan dari model bisnis yang menyebabkan pendapatan tidak meningkat secara signifikan meskipun telah mencoba beberapa upaya. Di samping itu perlu menggali potensi yang ada pada model bisnis sehingga Signature Store dapat menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan pendapatan dan bertahan dalam persaingan. Sebuah perusahaan memerlukan evaluasi model bisnis minimal 6 bulan sekali untuk menyesuaikan perubahan lingkungan industri (Fernanda, Hasun, & Kamil, 2019).

Signature Store telah memiliki model bisnis. Adapun model bisnis yang saat ini sedang dilakukan oleh Signature Store tergambar pada Gambar 1.

 

Gambar 1

Business Model Canvas Existing Signature Store

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan eksploratif. Jika dilihat berdasarkan strategi, penelitian ini menggunakan single case study. Berdasarkan unit analisis, penelitian ini menggunakan organisasi yaitu Signature Store. Jika diamati berdasarkan latar penelitian dan waktu pelaksanaan, penelitian ini menggunakan latar penelitian non-contrived dan waktu pelaksanaan cross-sectional.

Jumlah narasumber pada penelitian ini yaitu sebanyak 6 orang yang merupakan manajemen Signature Store. Pemilihan narasumber berdasarkan purposive sampling dan kriteria good informant. Menurut Morse pada Flick (2009), informan yang baik harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan mengenai masalah atau objek yang mereka miliki untuk menjawab pertanyaan dalam wawancara. Kemudian mereka juga harus memiliki kemampuan untuk menggambarkan dan mengartikulasikan objek tersebut, memiliki kesediaan waktu untuk ditanya atau diamati, dan harus siap untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi-terstruktur dan dokumen. Kemudian teknik analisa data mengacu pada (Sekaran & Bougie, 2016) yang menggunakan tiga arus aktivitas yang bersamaan yaitu data reduction, data display, dan conclusing drawing or verification.

 

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Mengacu pada Osterwalder dan Pigneur (2010), evaluasi SWOT pada business model canvas akan menghasilkan dua hasil yaitu analisis lingkungan internal (strength and weakness) dan analisis lingkungan eksternal (opportunity and threat). Analisis lingkungan internal akan memberikan gambaran mengenai posisi bisnis saat ini. Sedangkan analisis lingkungan eksternal berguna untuk memberikan gambaran proyeksi masa depan bisnis Signature Store (Osterwalder dan Pigneur, 2010).

1.   Hasil Analisis Lingkungan Internal

Value proposition yang dimiliki Signature Store sudah selaras dengan kebutuhan target pelanggan. Signature Store menawarkan produk reseller yang sudah dikurasi sesuai dengan segmen pelanggan mereka yaitu pria dan wanita dengan usia 17-27 tahun yang memiliki selera fesyen minimalis dan street style. Namun, Signature Store saat ini belum memiliki network effect pada manfaat yang ditawarkan. Selain itu, produk dan layanan yang ditawarkan Signature Store tidak bersinergi karena saat ini mereka hanya menawarkan produk.

Signature Store mampu memperoleh pelanggan baru secara terus-menerus. Mereka mampu memperoleh pelangga baru karena aktif berkomunikasi dengan pelanggan lewat media sosial dan konten yang disajikan relevan dengan pelanggan. Namun, bisnis tersebut belum memiliki dan memperhitungkan data churn rate. Di samping itu, segmentasi mereka belum mampu membentuk kelompok-kelompok pelanggan dengan kebutuhan yang berbeda.

Saluran pemasaran yang digunakan oleh Signature Store sudah cukup efisien dan efektif karena menggunakan bantuan tools pemasaran dalam prosesnya serta mampu memenuhi target yang sudah ditetapkan. Signature Store memiliki jangkauan saluran yang luas dan mudah dilihat oleh pelanggan karena menggunakan media (Instagram, Tiktok, dan website) yang relevan dengan pelanggan. Di samping itu, saluran Signature Store cukup terintegrasi dengan baik karena ada website yang terhubung langsung dengan media sosial yang dimiliki.

Signature Store selalu merespon pelanggan dengan baik dan cepat serta terdapat layanan after sales yang diberikan pada pelanggan sehingga hubungan dengan pelanggan berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan dari pelanggan. Namun pelanggan Signature Store mudah beralih ke penjual lain karena ada beberapa toko yang memiliki produk yang sama dan memiliki variasi produk yang lebih beragam dibanding Signature Store. Dari segi merek, Signature Store belum dikenal secara luas, hanya dibeberapa daerah seperti Bandung dan Jabodetabek.

Sumber daya kunci Signature Store adalah sumber daya manusia, website, aset, dan merek dagang. Dari sumber daya kunci tersebut yang sulit ditiru oleh pesaing adalah sumber daya manusia dibidang teknologi dan website. Sayangnya, tidak semua sumber daya yang dimiliki Signature Store dapat diprediksi dengan pasti, seperti kebutuhan pengembangan website yang selalu berkembang.

Pelaksanaan aktivitas kunci Signature Store dilakukan oleh masing-masing divisi berdasarkan target dan OKR (Objective Key Result) yang telah ditetapkan. Aktivitas kunci pembangunan teknologi sulit untuk ditiru karena membutuhkan sumber daya manusia yang bisa mengembangkan dan ada biaya lebih yang harus dikeluarkan. Menurut kerangka kerja VRIO (valueable, rare, inimitability, organized) (Barney, 2002), dari ketiga aktivitas kunci Signature Store, aktivitas yang dapat diidentifikasi sebagai keunggulan kompetitif adalah pengembangan teknologi.

Saat ini Signature Store mendapatkan dukungan dari beberapa supplier dan ekspedisi. Supplier rutin memasok barang dan selalu memenuhi standar Signature Store sehingga mendukung aktivitas fulfillment. Kemudian pihak ekspedisi bisa mendukung aktivitas fulfillment dengan mengantarkan produk ke pelanggan dengan baik.

Karakteristik biaya yang ada pada Signature Store adalah biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel mencangkup, beban pemasaran, beban persediaan produk, dan beban administrasi dan umum. Kemudian biaya tetap mencangkup, beban penyimpanan, beban peralatan, dan beban domain serta hosting website. Sebagian besar biaya yang dikeluarkan dapat diprediksi oleh Signature Store. Di samping itu, Signature Store mendapatkan manfaat dari skala ekonomis yaitu pembelian produk dari supplier dengan kuantitas yang banyak akan mendapat potongan.

2.   Hasil Analisis Lingkungan Eksternal

Manfaat yang ditawarkan Signature Store memiliki banyak substitusi pada toko-toko lain. Hal ini dikarenakan Signature Store masih sebuah toko reseller dengan produk-produk yang juga dimiliki oleh reseller lainnya. Saat ini Signature Store hanya menawarkan produk reseller kepada pelanggan, belum ada tambahan layanan. Namun, terdapat kemungkinan untuk menambahkan layanan agar dapat meningkatkan pendapatan yaitu layanan dropship dan omni channel dashboard pada website untuk segmen B2B. Untuk target pelanggan yang sedang dilayani, akan ada penawaran lebih yaitu penambahan variasi produk, baik produk sepatu maupun produk baru seperti aksesoris fesyen, kaos kaki, dan pakaian yang melengkapi penjualan produk saat ini.

Beberapa pesaing Signature Store sudah memiliki merek nama yang dikenal secara luas dan lebih dulu berada dalam industri. Di samping itu, intensitas persaingan dalam industri sangat besar karena industri fesyen selalu berkembang untuk menyesuaikan demand konsumen yang akan terus berubah serta barrier to entry pada industri cenderung rendah. Hal ini tentu membuat kemungkinan pelanggan untuk meninggalkan Signature Store menjadi sangat besar. Namun, Signature Store memiliki peluang untuk menarik pelanggan di industri dengan terus aktif mengkomunikasikan manfaat lewat saluran pemasaran.

Saluran Signature Store relevan dengan target pelanggan karena pelanggan usia 17-27 tahun sangat dekat dengan penggunaan media sosial dan terbiasa berbelanja online. Namun, ada ancaman pada saluran yang digunakan Signature Store karena pesaing juga memiliki saluran dan pola pemasaran yang hampir sama. Dengan berjualan di website akan membantu Signature Store meningkatkan margin keuntungan karena tidak ada potongan biaya seperti yang ada pada e-commerce. Perkembangan teknologi membantu proses pemasaran dengan adanya tools atau software. Hal tersebut membantu Signature Store untuk meningkatkan efisiensi dari saluran pemasarannya.

Signature Store memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan karena belum ada feedback negatif. Dalam melayani pelanggan, ada peluang bagi Signature Store untuk melakukan personalisasi dengan fitur virtual assistant pada website.

Saat ini Signature Store hanya mengandalkan satu sumber pendapatan yaitu penjualan produk reseller. Oleh karena itu, banyak toko reseller lain dengan produk sejenis yang mengancam margin keuntungan Signature Store. Ada peluang menambah sumber pendapatan baru yaitu membership dan omni channel dashboard yang bersifat subscription.

Teknologi pada website menjadi sumber daya Signature Store yang dapat terdisrupsi. Hal ini dikarenakan teknologi terus berkembang dan industri akan terus mencari cara-cara baru dalam penggunaan teknologi. Kemudian sumber daya manusia dapat terancam menurun kualitasnya apabila tidak menyesuaikan perkembangan, baik dari segi bisnis, industri, hingga teknologi. Namun dalam penggunaan sumber daya, Signature Store sudah menggunakan sumber daya yang murah untuk mencapai tujuannya.

Signature Store dituntut untuk selalu update dengan perkembangan teknologi dan industri fesyen agar aktivitasnya tetap relevan. Namun, dalam melakukan aktivitas-aktivitas bisnis, Signature Store sudah berusaha mengimplementasikan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi. Di samping itu, ada penetapan SOP dibeberapa aktivitas.

Signature Store berpeluang untuk kehilangan mitra terutama supplier dan ekspedisi apabila komunikasi tidak berjalan dengan baik dan tidak memenuhi kesepakatan kerja sama. Supplier Signature Store juga memiliki kemungkinan untuk bekerja sama dengan pesaing karena saat ini supplier tidak hanya memasok ke toko Signature Store saja. Ini tentu membahayakan karena Signature Store terlalu bergantung pada supplier untuk memasok produk yang ditawarkan pada pelanggan. Meski demikian, ada peluang untuk bekerja sama dengan brand owner fesyen lainnya.

Biaya kebutuhan teknologi yang sulit untuk diprediksi. Di samping itu, kebutuhan teknologi berpotensi untuk bertumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan pendapatan karena Signature Store berencana menjadi multi-brand store. Untuk mengurangi biaya, Signature Store ingin berjualan hanya pada website pribadi, berkolaborasi dengan pemilik brand fesyen lokal, merekrut tim bagian teknologi yang dapat memperhitungan kebutuhan teknologi, dan melakukan planning serta forecasting biaya yang dibutuhkan bisnis.

B.  Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada masing-masing blok bangung business model canvas Signature Store, disusun rumusan strategi-strategi yang berguna untuk perbaikan model bisnis Signature Store.

1. Strategi S-O

a.    Signature Store memiliki fitur virtual assistant pada website yang dapat mempersonalisasi kebutuhan pelanggan saat berbelanja di website Signature Store. Dengan adanya fitur ini, akan meningkatkan harga produk sekaligus layanan Signature Store kedepannya.

b.    Kolaborasi dengan brand owner dapat melayani kebutuhan lain dari pelanggan dengan menyediakan variasi produk fesyen yang dimiliki oleh brand owner seperti aksesoris, penambahan apparel, varian sepatu, dan kaos kaki. Variasi produk dari brand owner dapat dijual pada website Signature Store.

c.    Jangkauan saluran yang luas dapat menarik segmen pasar baru yang memungkinkan untuk dilayani yaitu segmen pasar B2B. Segmen B2B yaitu para pemilik brand yang sejalan dengan tema Signature Store yaitu minimalist dan streetwear. Layanan yang dapat diberikan untuk segmen B2B adalah dropship produk dan omni channel dashboard. Dengan menambah segmen dan layanan yang ditawarkan maka terdapat peluang juga untuk menambah sumber pendapatan baru.

d.   Hubungan yang baik dengan pelanggan dapat ditingkatkan dengan mengotomasi layanan customer service seperti chatbot dan otomasi message lewat media sosial.

e.    Layanan baru seperti membership untuk pelanggan dapat meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan serta memungkinkan mendapatkan sumber pendapatan baru yang berkesinambungan.

2. Strategi W-O

a.    Bekerja sama dengan brand owner dapat mendatangkan network effect pada manfaat yang ditawarkan. Semakin banyak brand owner yang menjual produk pada website Signature Store, maka pelanggan akan semakin banyak yang membeli produk di website karena produk yang bervariasi.

b.    Memaksimalkan penggunaan teknologi pada setiap aktivitas bisnis akan membantu menghimpun data yang dibutuhkan termasuk data churn rate.

c.    Menambah sumber pendapatan dari dropship, membership, omni channel dashboard, dan kolaborasi dengan brand owner akan mengurangi ketergantungan bisnis pada supplier serta meminimalisir pengeluaran biaya modal yang banyak untuk stok produk.

d.   Peluang menambah orang bagian teknologi dapat memenuhi kekurangan sumber daya manusia bagian teknologi serta memungkinkan untuk menggarap berbagai layanan digital yang direncanakan Signature Store.

3. Strategi S-T

a.     Kerja sama dan hubungan yang baik dengan mitra dapat dimanfaatkan untuk membuat kesepakatan kerja sama agar meminimalisir mitra bekerja sama dengan pesaing Signature Store. Ini akan membantu mengurangi ancaman produk substitusi.

b.     Sumber daya manusia yang memadai dapat dimanfaatkan untuk melakukan inovasi dalam menjalankan sumber pendapatan baru.

c.     Hubungan dengan pelanggan dapat ditingkatkan dengan penambahan after sales seperti diskon yang lebih baik jika berbelanja pada website Signature Store. Ini akan menarik pelanggan dan mengurangi ancaman pelanggan meninggalkan bisnis Signature Store.

d.    Mengkurasi produk-produk sesuai dengan gaya street style dan minimalist ditambah penggunaan saluran pemasaran yang dimaksimalkan dapat memunculkan unique selling point dari Signature Store.

e.     Sumber daya manusia yang memadai harus dipertahankan dengan mengadakan pelatihan untuk sumber daya manusia agar tidak menurun kualitasnya.

4. Strategi W-T

a.    Melakukan penambahan orang atau outsourcing dalam bidang teknologi akan meningkatkan aktivitas pembangunan teknologi dengan lebih baik dan mengisi kekurangan SDM dibidang teknologi.

b.    Penambahan variasi produk yang dikurasi dengan baik akan meminimalisir pelanggan yang beralih dari bisnis.

Berdasarkan hasil evaluasi SWOT pada 9 blok bangunan existing business model canvas Signature Store, didapatkan beberapa strategi yang dapat diimplementasikan pada usulan rancangan model bisnis baru Signature Store. Usulan rancangan model bisnis baru Signature Store terlihat pada Gambar 2.

 

Gambar 2

Usulan Modifikasi Business Model Canvas Signature Store

 

Berdasarkan hasil evaluasi lingkungan internal yang menggambarkan keadaan bisnis saat ini, ditemukan beberapa penyebab penurunan pendapatan selama setahun terakhir yang disebabkan oleh beberapa elemen model bisnis saat ini. Kemudian dari hasil evaluasi lingkungan eksternal yang dapat menggambarkan proyeksi masa depan bisnis, ditemukan beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan pendapatan Signature Store, serta potensi untuk mereduksi ancaman yang dapat mempengaruhi bisnis.

Pada model bisnis Signature Store ditemukan kelemahan yaitu Signature Store tidak melakukan pendataan yang baik, seperti data repeat order dan data churn rate. Sebuah bisnis sebaiknya mengukur tingkat churn karena memiliki pengaruh yang signifikan pada keberlangsungan hidup bisnis dan profitabilitas. Churn rate merupakan metrik yang dapat mengukur tingkat pelanggan yang meninggalkan sebuah bisnis. Jika dalam jangka panjang terjadi peningkatan penghentian pelanggan menggunakan sebuah bisnis, maka terdapat masalah pada produk bisnis tersebut, baik dari titik harga yang salah hingga pengalaman pelanggan yang negatif. Perubahan pada tingkat churn bisa mempengaruhi keuntungan ataupun kerugian dalam sebuah bisnis (Cloudhost, 2021). Maka dari itu, ada penambahan aktivitas pada business model canvas Signature Store yaitu menghimpun seluruh data yang dibutuhkan oleh bisnis untuk menjadi acuan dalam penyusunan strategi dan pengambilan keputusan manajemen.

Selanjutnya ditemukan pengeluaran stok produk yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan bisnis Signature Store masih berupa reseller yang memiliki banyak pesaing yang sudah sustain sehingga menyebabkan Signature Store harus mengejar kesediaan produk yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengusulkan untuk menambahkan sumber pendapatan lain dari dropship, omni channel dashboard, dan membership. Kemudian bekerja sama dengan brand owner fesyen minimalis dan streetwear yang dapat menjual produknya di website Signature Store, sehingga produk lebih bervariatif namun biaya stok produk dapat diminimalisir dan mengurangi ketergantungan pada supplier. Di samping itu, produk yang ditawarkan Signature Store dianggap masih kurang bervariatif oleh pelanggan. Maka dari itu, ada penambahan pada elemen revenue stream, customer segment, value proposition, dan key partnership. Terdapat pengurangan juga pada key partnership yaitu salah satu supplier produk shirt dan t-shirt.

Di samping kelemahan, ada kekuatan pada model bisnis Signature Store yang dipertahankan yaitu segmen pelanggan saat ini yaitu pria dan wanita generasi Z dengan rentang usia 17-27 tahun. Segmen tersebut dipertahankan karena berdasarkan dokumen yang ditemukan, yaitu Instagram Insight, pelanggan yang dijangkau mayoritas usia 18-24 tahun sebanyak 62,7% dan usia 25-34 tahun sebanyak 27,4%. Kemudian produk sepatu dan pakaian yang dijual Signature Store tetap dipertahankan dan menambah variasi merek dan produk yang didapatkan dari mitra brand owner. Signature Store memiliki aktivitas marketing yang cukup baik yang terbukti dengan reach Instagram mencapai 3.000 hingga 13.800 reach pada beberapa konten serta memiliki website pribadi yang jarang dimiliki oleh pesaing.

Pada model bisnis Signature Store ditemukan juga peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan Signature Store. Bisnis ini memiliki hubungan baik dengan pelanggan karena sampai saat ini belum ada komplain. Hal ini dapat ditingkatkan dengan menyediakan otomasi layanan pada customer relationship seperti adanya fitur virtual assistant dan chatbot. Fitur virtual assistant pada website membantu pekerjaan pelanggan yaitu mencari referensi produk fesyen yang sesuai preferensinya. Sistem AI akan merekomendasikan produk dari website sesuai dengan data user yang sudah didaftarkan sebelumnya. Virtual assistant masuk dalam kategori hubungan pelanggan yaitu layanan otomatis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Fitur ini juga akan mempersonalisasi kebutuhan pelanggan saat berbelanja di website Signature Store. Di samping itu, fitur ini dapat meningkatkan harga dari manfaat yang ditawarkan Signature Store.

Kemudian Signature Store dapat membuat layanan membership untuk para pelanggan yang telah melakukan repeat order beberapa kali. Membership akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Layanan ini akan menggantikan email update yang sebelumnya ada pada customer relationship Signature Store. Adanya layanan membership akan menambah aliran pendapatan baru yaitu freemium. Freemium akan memberikan akses kepada user pada fitur atau layanan dasar tanpa biaya dan dapat mengakses layanan yang lebih fungsional jika melanjutkan biaya berlangganan (Hardvard Business Review, 2014). Biaya berlangganan merupakan salah satu aliran pendapatan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Maka dari itu, ada penambahan serta pengurangan pada elemen customer relationship.

Ada ancaman pada bisnis Signature Store, salah satunya sumber daya manusia yang dapat menurun kualitasnya. Kualitas sumber daya manusia dapat mempengaruhi daya saing perusahaan (Rusminingsih, 2010). Untuk mengatasi ancaman tersebut, dapat diberlakukannya pelatihan sumber daya manusia terutama di bidang marketing dan teknologi. Menurut tim manajemen Signature Store, kedua bidang tersebut memiliki perkembangan yang sangat pesat sehingga butuh sumber daya manusia yang adaptif.

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal dari model bisnis Signature Store, terdapat penambahan serta pengurangan pada beberapa elemen existing business model canvas. Penambahan seperti bekerja sama dengan full stack developer untuk menggarap layanan omni channel dashboard dan pelatihan sumber daya manusia akan mempengaruhi struktur biaya. Namun hal tersebut dapat di atasi dengan adanya aliran pendapatan baru untuk meningkatkan pendapatan serta kolaborasi dengan mitra untuk mengurangi biaya persediaan produk dan penyimpanan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi SWOT pada 9 blok bangunan existing business model canvas Signature Store, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Dari hasil evaluasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) pada model bisnis Signature Store, di dapati kelemahan yang mempengaruhi penurunan pendapatan Signature Store yaitu pengeluaran biaya persediaan cukup besar, bisa mencapai Rp5.000.000-Rp9.000.000 per bulan tergantung keadaan pasar. Kemudian Signature Store memiliki pelanggan yang mudah beralih ke pesaing karena produk yang ditawarkan Signature Store kurang bervariasi dan ada kompetitor sejenis yang lebih dikenal secara luas. Di samping itu, Signature Store belum menerapkan penyimpanan data bisnis dengan baik seperti data churn rate dan repeat order. Kemudian pelanggan yang convert dari aktivitas marketing belum banyak. Namun terdapat kekuatan yang bisa dipertahankan oleh Signature Store sehingga pendapatan bisa selalu ada, seperti: (1) memanfaatkan skala ekonomis dari pengambilan produk supplier dan penggunaan website untuk aktivitas penjualan; (2) aktivitas marketing yang baik karena dapat mencapai 3.000 hingga 13.800 reach dalam beberapa konten Instagram; dan (3) Signature Store memiliki website pribadi yang jarang dimiliki oleh pesaing. 2) Dari hasil evaluasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) pada model bisnis Signature Store, di dapati beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan serta membantu mereduksi ancaman yang dapat mempengaruhi bisnis. Adapun peluang tersebut yaitu: (1) menyediakan otomasi layanan untuk pelanggan seperti fitur virtual assistant dan chatbot pada website Signature Store; (2) membuka aliran pendapatan baru seperti freemium dari layanan membership untuk segmen B2C serta subscription dari layanan dropship dan omni channel dashboard untuk segmen B2B; (3) membuat pelatihan untuk sumber daya manusia di bidang IT dan marketing untuk meminimalisir kualitas sumber daya manusia menurun yang dapat mempengaruhi daya saing perusahaan. 3) Pada usulan modifikasi model bisnis Signature Store ada elemen yang diciptakan, dieliminasi, ditingkatkan, dan direduksi. Adapun elemen yang diciptakan yaitu: (1) value proposition, produk yang bervariatif dan penambahan layanan dropship serta omni channel dashboard pada website; (2) customer segment, segmen B2B pemilik brand fesyen; (3) customer relationship, layanan membership; (4) key partnership, pemilik brand fesyen minimalis dan streetwear serta full stack developer outsource; (5) key activities, pelatihan SDM dan menghimpun data bisnis; (6) key resources, kontrak kerja sama dengan mitra; (7) cost structure, biaya pelatihan SDM dan biaya kontrak full stack developer; dan (8) revenue stream, freemium dari layanan membership dan subscription fee dari dropship serta omni channel dashboard. Kemudian elemen yang dieliminasi yaitu: (1) customer relationship, email update; (2) key partnership, supplier pakaian; dan (3) cost structure, beban penyimpanan. Elemen yang ditingkatkan yaitu: (1) customer relationship, layanan after sales seperti pengembalian dan ongkos kirim gratis jika terjadi masalah pada produk serta fitur virtual assistant dan chatbot pada website; (2) channels, penggunaan website untuk semua penjualan dan interaksi media sosial yang ditingkatkan; dan (3) key activities, aktivitas marketing dan fulfilment dilakukan sebaik mungkin dengan standarisasi. Kemudian elemen yang direduksi yaitu cost structure, beban persediaan produk.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Center, Kata Data Insight. (2021). Produk yang paling banyak dibeli di E-commerce.

 

Cloudhost, ID. (2021). Churn Rate: Manfaat/Kelebihan dan Kekurangannya.

 

Fernanda, Fajar Rizky, Hasun, Farda, & Kamil, Anton Abdulbasah. (2019). Evaluasi Model Bisnis Pada Perusahaan Holmesick. ltd dengan Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas. E-Proceeding of Engineering, 6(2), 6324�6331.

 

Flick, Uwe. (2009). An Introduction To Qualitative Research Fourth Edition. In SAGE Publications (4th ed.). SAGE Publications.

 

Giesen, Edward, Riddleberger, Eric, Christner, Richard, & Bell, Ragna. (2010). When and how to innovate your business model. Strategy and Leadership, 38(4), 17�26. https://doi.org/10.1108/10878571011059700/FULL/PDF.

 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021. Outlook Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif 2021, 90.

 

Osterwalder, Alexander, & Pigneur, Yves. (2010). Business Model Generation (Tim Clark, Ed.). Canada: John Wiley & Sons Ltd.

 

Review, Harvard Business. (2014). Making �Freemium� Work.

 

Rusminingsih, Diah. (2010). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Cakra Guna Cipta Malang. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 6(22�40).

 

Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research methods for business: A skill building approach. John Wiley & Sons.

 

Copyright holder:

Nikita Fortuna Rombe (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: