Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember
2022
EVALUASI MODEL BISNIS DENGAN KERANGKA SWOT (STUDI
KASUS PADA USAHA SIGNATURE STORE)
Nikita Fortuna
Rombe
Universitas Telkom, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Signature
Store merupakan toko reseller sepatu dan pakaian berbasis website yang berasal
dari Bandung, Jawa Barat. Terdapat kendala yang dihadapi oleh Signature Store
yaitu pendapatan masih sangat fluktuatif dan cenderung menurun serta tantangan
pada persaingan industri fashion yang sangat ketat. Untuk menghadapi kedua hal
tersebut, sebuah perusahaan membutuhkan model bisnis yang kuat dan mampu
menangani kebutuhan konsumen saat ini hingga masa mendatang. Tujuan penelitian
ini adalah mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada
existing business model canvas Signature Store, sehingga terlihat kelemahan
pada model bisnis yang menyebabkan pendapatan yang tidak meningkat secara
signifikan serta menggali potensi bisnis berdasarkan peluang-peluang yang ada.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan single case
study. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa segmen pelanggan perlu adanya
perluasan, menambah variasi produk dan layanan, mengoptimalkan hubungan
pelanggan, berkolaborasi dengan sesama pemilik brand fashion, menambah
aktivitas kunci, serta menambah arus pendapatan. Kesimpulan penelitian ini yaitu
penurunan pendapatan disebabkan oleh pengeluaran biaya stok produk yang sangat
besar, tidak adanya sumber pendapatan lain, serta ketidakmampuan toko dalam
memenuhi permintaan konsumen. Namun, terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan
seperti memperluas segmen pelanggan, mengotomasi hubungan pelanggan, menambah
sumber pendapatan baru, dan berkolaborasi dengan mitra baru.
Kata Kunci: business model canvas; analisis
SWOT; industri fesyen.
Abstract
Signature Store is a website-based shoe and clothing
reseller store from Bandung, West Java. There are obstacles faced by the
Signature Store, namely the income is still very volatile and tends to decline
as well as challenges in the very tight competition in the fashion industry. To
deal with these two things, a company needs a strong business model and is able
to handle the current and future needs of consumers. The purpose of this study
is to evaluate the strengths, weaknesses, opportunities, and threats in the
existing business model canvas Signature Store so that the weaknesses in the
business model can be seen those cause revenues that do not increase
significantly and explore business potential based on existing opportunities.
The research method used is a qualitative method with a single case study. The
results of the study show that the customer segment needs expansion, adding a
variety of products and services, optimizing customer relationships,
collaborating with fellow fashion brand owners, adding key activities, and
increasing revenue streams. This study concludes that the decrease in income is
caused by the expenditure of very large product stock costs, the absence of
other sources of income, and the inability of the store to meet consumer demand.
However, some opportunities can be exploited such as expanding customer
segments, automating customer relationships, adding new revenue sources, and
collaborating with new partners.
Keywords: business model canvas; SWOT
analysis; fashion industry
Pendahuluan
Fesyen sudah melekat dalam penampilan
dan gaya keseharian masyarakat. Fesyen di Indonesia melekat pada keseharian dan
kultur masyarakat sehingga begitu berpengaruh pada perkembangan negara. Menurut
Outlook Ekonomi Kreatif tahun 2020, industri fesyen berkontribusi pada PDB
sebesar Rp200,20 triliun pada tahun 2020. Industri fesyen telah menjadi
penyumbang PDB terbesar kedua setelah sektor kuliner yaitu 17,26 persen (Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2021).
Pertumbuhan fesyen juga dapat dilihat
dari pembelian produk fesyen di e-commerce yang cukup tinggi yaitu
sebesar 17,3 persen, menduduki peringkat kedua produk yang paling banyak dibeli
di e-commerce tahun 2021 (Center,
2021). Hal ini menandakan semakin banyak permintaan dari masyarakat akan produk fesyen. Para pelaku bisnis
fesyen juga terus bertumbuh untuk memenuhi permintaan
tersebut.
Pertumbuhan pelaku bisnis fesyen membuat persaingan di industri semakin ketat.
Persaingan dapat di atasi oleh
perusahaan dengan memiliki model bisnis yang kuat, mampu menangani kebutuhan
konsumen saat ini dan masa mendatang. Hal yang perlu digaris bawahi adalah
perusahaan sebaiknya memilih jenis model bisnis yang tepat dengan mengingat
lingkungan ekonomi dan peluang pasar yang muncul, serta mampu mengatasi
serangkaian faktor internal yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mengejar perubahan yang diperlukan (Giesen,
Riddleberger, Christner, & Bell, 2010).
Model bisnis dapat digambarkan dengan
baik menggunakan sembilan blok bangunan dasar yang menampilkan logika mengenai
cara perusahaan menghasilkan uang. Sembilan blok bangunan tersebut terkandung
dalam business model canvas. Terdapat empat cakupan bidang utama bisnis
pada sembilan blok tersebut yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan
kelayakan finansial (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Menurut Osterwalder dan
Pigneur (2010), analisis SWOT dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap blok
bangunan dalam business model canvas.
Signature Store adalah salah satu toko
asal Bandung yang bergerak di industri fesyen. Toko tersebut melakukan reselling
produk sepatu dan beberapa pakaian dari berbagai brand ternama. Positioning
brand dan ragam model produk yang ditawarkan Signature Store berfokus pada minimalism dan street-wear style.
Dari awal terbentuknya di akhir tahun 2019 hingga saat ini Signature Store
masih berjualan secara online lewat website Signature dan
beberapa e-commerce ternama. Ada beberapa kompetitor Signature Store
yang juga menjual ragam produk serupa. Para kompetitor yang berdiri tahun 2019
dan 2020, memiliki kemampuan penjualan rata-rata dalam sebulan sebanyak 120
pasang sepatu. Penjualan tersebut belum termasuk penjualan secara offline.
Persaingan di industri mempengaruhi
volume penjualan Signature Store yang belum meningkat secara signifikan. Pada
tahun 2020 dan 2021, masing-masing Signature Store hanya dapat menjual sebanyak
63 pcs dan 55 pcs produk. Menurut manajemen Signature Store, penjualan menurun
disebabkan oleh pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 sehingga
keperluan akan produk fesyen menurun, sumber daya manusia pada saat itu belum
memadai, serta pembagian tugas dalam manajemen yang belum dilakukan dengan
rapi. Selain itu, kompetitor yang mulai menjamur juga menjadi tantangan
Signature Store. Volume penjualan yang fluktuatif mempengaruhi keuntungan
bersih Signature Store pertahunnya. Keuntungan dari tahun 2020 ke 2021 menurun
sebanyak Rp2.539.650. Para founder Signature Store telah melakukan
upaya-upaya untuk memangkas biaya yang banyak agar meningkatkan penjualan
seperti melakukan konsinyasi dan diferensiasi supplier. Meski begitu,
penjualan tak kunjung meningkat sesuai dengan harapan.
Dari permasalahan yang dialami oleh
Signature Store, maka diperlukannya evaluasi model bisnis secara menyeluruh
untuk mengidentifikasi apakah ada kekurangan dari model bisnis yang menyebabkan
pendapatan tidak meningkat secara signifikan meskipun telah mencoba beberapa
upaya. Di samping itu perlu menggali potensi yang ada pada model
bisnis sehingga Signature Store dapat menarik lebih banyak pelanggan,
meningkatkan pendapatan dan bertahan dalam persaingan. Sebuah perusahaan
memerlukan evaluasi model bisnis minimal 6 bulan sekali untuk menyesuaikan
perubahan lingkungan industri (Fernanda,
Hasun, & Kamil, 2019).
Signature Store telah memiliki model
bisnis. Adapun model bisnis yang saat ini sedang dilakukan oleh Signature Store
tergambar pada Gambar 1.
Gambar 1
Business
Model Canvas Existing Signature Store
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan tujuan eksploratif. Jika dilihat berdasarkan strategi,
penelitian ini menggunakan single case study. Berdasarkan unit analisis,
penelitian ini menggunakan organisasi yaitu Signature Store. Jika diamati
berdasarkan latar penelitian dan waktu pelaksanaan, penelitian ini menggunakan
latar penelitian non-contrived dan waktu pelaksanaan cross-sectional.
Jumlah narasumber pada
penelitian ini yaitu sebanyak 6 orang yang merupakan manajemen Signature Store.
Pemilihan narasumber berdasarkan purposive sampling dan kriteria good
informant. Menurut Morse pada Flick
(2009), informan
yang baik harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan mengenai
masalah atau objek yang mereka miliki untuk menjawab pertanyaan dalam
wawancara. Kemudian mereka juga harus memiliki kemampuan untuk menggambarkan
dan mengartikulasikan objek tersebut, memiliki kesediaan waktu untuk ditanya
atau diamati, dan harus siap untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara semi-terstruktur dan dokumen. Kemudian teknik analisa
data mengacu pada (Sekaran
& Bougie, 2016) yang menggunakan tiga arus aktivitas yang bersamaan yaitu
data reduction, data display, dan conclusing drawing or verification.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Mengacu pada Osterwalder dan Pigneur (2010),
evaluasi SWOT pada business model canvas akan menghasilkan dua hasil
yaitu analisis lingkungan internal (strength and weakness) dan analisis
lingkungan eksternal (opportunity and threat). Analisis lingkungan
internal akan memberikan gambaran mengenai posisi bisnis saat ini. Sedangkan
analisis lingkungan eksternal berguna untuk memberikan gambaran proyeksi masa
depan bisnis Signature Store (Osterwalder dan Pigneur, 2010).
1. Hasil Analisis Lingkungan Internal
Value
proposition yang
dimiliki Signature Store sudah selaras dengan kebutuhan target pelanggan.
Signature Store menawarkan produk reseller yang sudah dikurasi sesuai
dengan segmen pelanggan mereka yaitu pria dan wanita dengan usia 17-27 tahun
yang memiliki selera fesyen minimalis dan street style. Namun, Signature
Store saat ini belum memiliki network effect pada manfaat yang
ditawarkan. Selain itu, produk dan layanan yang ditawarkan Signature Store
tidak bersinergi karena saat ini mereka hanya menawarkan produk.
Signature
Store mampu memperoleh pelanggan baru secara terus-menerus. Mereka mampu
memperoleh pelangga baru karena aktif berkomunikasi dengan pelanggan lewat
media sosial dan konten yang disajikan relevan dengan pelanggan. Namun, bisnis
tersebut belum memiliki dan memperhitungkan data churn rate. Di samping
itu, segmentasi mereka belum mampu membentuk kelompok-kelompok pelanggan dengan
kebutuhan yang berbeda.
Saluran
pemasaran yang digunakan oleh Signature Store sudah cukup efisien dan efektif
karena menggunakan bantuan tools pemasaran dalam prosesnya serta mampu memenuhi
target yang sudah ditetapkan. Signature Store memiliki jangkauan saluran yang
luas dan mudah dilihat oleh pelanggan karena menggunakan media (Instagram,
Tiktok, dan website) yang relevan dengan pelanggan. Di samping itu, saluran
Signature Store cukup terintegrasi dengan baik karena ada website yang
terhubung langsung dengan media sosial yang dimiliki.
Signature
Store selalu merespon pelanggan dengan baik dan cepat serta terdapat layanan after
sales yang diberikan pada pelanggan sehingga hubungan dengan pelanggan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan harapan dari pelanggan. Namun pelanggan Signature
Store mudah beralih ke penjual lain karena ada beberapa toko yang memiliki
produk yang sama dan memiliki variasi produk yang lebih beragam dibanding
Signature Store. Dari segi merek, Signature Store belum dikenal secara luas,
hanya dibeberapa daerah seperti Bandung dan Jabodetabek.
Sumber
daya kunci Signature Store adalah sumber daya manusia, website, aset, dan merek
dagang. Dari sumber daya kunci tersebut yang sulit ditiru oleh pesaing adalah
sumber daya manusia dibidang teknologi dan website. Sayangnya, tidak semua
sumber daya yang dimiliki Signature Store dapat diprediksi dengan pasti, seperti
kebutuhan pengembangan website yang selalu berkembang.
Pelaksanaan
aktivitas kunci Signature Store dilakukan oleh masing-masing divisi berdasarkan
target dan OKR (Objective Key Result) yang telah ditetapkan. Aktivitas kunci
pembangunan teknologi sulit untuk ditiru karena membutuhkan sumber daya manusia
yang bisa mengembangkan dan ada biaya lebih yang harus dikeluarkan. Menurut
kerangka kerja VRIO (valueable, rare, inimitability, organized) (Barney, 2002),
dari ketiga aktivitas kunci Signature Store, aktivitas yang dapat
diidentifikasi sebagai keunggulan kompetitif adalah pengembangan teknologi.
Saat
ini Signature Store mendapatkan dukungan dari beberapa supplier dan ekspedisi. Supplier
rutin memasok barang dan selalu memenuhi standar Signature Store sehingga
mendukung aktivitas fulfillment. Kemudian pihak ekspedisi bisa mendukung
aktivitas fulfillment dengan mengantarkan produk ke pelanggan dengan baik.
Karakteristik
biaya yang ada pada Signature Store adalah biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel mencangkup, beban pemasaran, beban persediaan produk, dan beban
administrasi dan umum. Kemudian biaya tetap mencangkup, beban penyimpanan,
beban peralatan, dan beban domain serta hosting website. Sebagian besar biaya
yang dikeluarkan dapat diprediksi oleh Signature Store. Di samping itu,
Signature Store mendapatkan manfaat dari skala ekonomis yaitu pembelian produk
dari supplier dengan kuantitas yang banyak akan mendapat potongan.
2. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal
Manfaat
yang ditawarkan Signature Store memiliki banyak substitusi pada toko-toko lain.
Hal ini dikarenakan Signature Store masih sebuah toko reseller dengan produk-produk
yang juga dimiliki oleh reseller lainnya. Saat ini Signature Store hanya
menawarkan produk reseller kepada pelanggan, belum ada tambahan layanan. Namun,
terdapat kemungkinan untuk menambahkan layanan agar dapat meningkatkan
pendapatan yaitu layanan dropship dan omni channel dashboard pada website untuk
segmen B2B. Untuk target pelanggan yang sedang dilayani, akan ada penawaran
lebih yaitu penambahan variasi produk, baik produk sepatu maupun produk baru
seperti aksesoris fesyen, kaos kaki, dan pakaian yang melengkapi penjualan
produk saat ini.
Beberapa
pesaing Signature Store sudah memiliki merek nama yang dikenal secara luas dan
lebih dulu berada dalam industri. Di samping itu, intensitas persaingan dalam
industri sangat besar karena industri fesyen selalu berkembang untuk
menyesuaikan demand konsumen yang akan terus berubah serta barrier to entry pada
industri cenderung rendah. Hal ini tentu membuat kemungkinan pelanggan untuk
meninggalkan Signature Store menjadi sangat besar. Namun, Signature Store
memiliki peluang untuk menarik pelanggan di industri dengan terus aktif
mengkomunikasikan manfaat lewat saluran pemasaran.
Saluran
Signature Store relevan dengan target pelanggan karena pelanggan usia 17-27
tahun sangat dekat dengan penggunaan media sosial dan terbiasa berbelanja online.
Namun, ada ancaman pada saluran yang digunakan Signature Store karena pesaing
juga memiliki saluran dan pola pemasaran yang hampir sama. Dengan berjualan di website
akan membantu Signature Store meningkatkan margin keuntungan karena tidak ada
potongan biaya seperti yang ada pada e-commerce. Perkembangan teknologi
membantu proses pemasaran dengan adanya tools atau software. Hal tersebut
membantu Signature Store untuk meningkatkan efisiensi dari saluran
pemasarannya.
Signature
Store memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan karena belum ada feedback negatif.
Dalam melayani pelanggan, ada peluang bagi Signature Store untuk melakukan
personalisasi dengan fitur virtual assistant pada website.
Saat
ini Signature Store hanya mengandalkan satu sumber pendapatan yaitu penjualan
produk reseller. Oleh karena itu, banyak toko reseller lain dengan produk
sejenis yang mengancam margin keuntungan Signature Store. Ada peluang menambah
sumber pendapatan baru yaitu membership dan omni channel dashboard yang
bersifat subscription.
Teknologi
pada website menjadi sumber daya Signature Store yang dapat terdisrupsi. Hal
ini dikarenakan teknologi terus berkembang dan industri akan terus mencari
cara-cara baru dalam penggunaan teknologi. Kemudian sumber daya manusia dapat
terancam menurun kualitasnya apabila tidak menyesuaikan perkembangan, baik dari
segi bisnis, industri, hingga teknologi. Namun dalam penggunaan sumber daya,
Signature Store sudah menggunakan sumber daya yang murah untuk mencapai
tujuannya.
Signature
Store dituntut untuk selalu update dengan perkembangan teknologi dan industri
fesyen agar aktivitasnya tetap relevan. Namun, dalam melakukan
aktivitas-aktivitas bisnis, Signature Store sudah berusaha mengimplementasikan
penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi. Di samping itu, ada
penetapan SOP dibeberapa aktivitas.
Signature
Store berpeluang untuk kehilangan mitra terutama supplier dan ekspedisi apabila
komunikasi tidak berjalan dengan baik dan tidak memenuhi kesepakatan kerja
sama. Supplier Signature Store juga memiliki kemungkinan untuk bekerja sama
dengan pesaing karena saat ini supplier tidak hanya memasok ke toko Signature
Store saja. Ini tentu membahayakan karena Signature Store terlalu bergantung
pada supplier untuk memasok produk yang ditawarkan pada pelanggan. Meski
demikian, ada peluang untuk bekerja sama dengan brand owner fesyen lainnya.
Biaya
kebutuhan teknologi yang sulit untuk diprediksi. Di samping itu, kebutuhan
teknologi berpotensi untuk bertumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan
pendapatan karena Signature Store berencana menjadi multi-brand store. Untuk
mengurangi biaya, Signature Store ingin berjualan hanya pada website pribadi,
berkolaborasi dengan pemilik brand fesyen lokal, merekrut tim bagian teknologi
yang dapat memperhitungan kebutuhan teknologi, dan melakukan planning serta
forecasting biaya yang dibutuhkan bisnis.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman pada masing-masing blok bangung business model canvas Signature
Store, disusun rumusan strategi-strategi yang berguna untuk perbaikan model
bisnis Signature Store.
1. Strategi S-O
a. Signature Store memiliki fitur virtual
assistant pada website yang dapat mempersonalisasi kebutuhan
pelanggan saat berbelanja di website Signature Store. Dengan adanya
fitur ini, akan meningkatkan harga produk sekaligus layanan Signature Store
kedepannya.
b. Kolaborasi dengan brand owner dapat
melayani kebutuhan lain dari pelanggan dengan menyediakan variasi produk fesyen
yang dimiliki oleh brand owner seperti aksesoris, penambahan apparel,
varian sepatu, dan kaos kaki. Variasi produk dari brand owner dapat
dijual pada website Signature Store.
c. Jangkauan saluran yang luas dapat menarik
segmen pasar baru yang memungkinkan untuk dilayani yaitu segmen pasar B2B.
Segmen B2B yaitu para pemilik brand yang sejalan dengan tema Signature
Store yaitu minimalist dan streetwear. Layanan yang dapat
diberikan untuk segmen B2B adalah dropship produk dan omni channel
dashboard. Dengan menambah segmen dan layanan yang ditawarkan maka terdapat
peluang juga untuk menambah sumber pendapatan baru.
d. Hubungan yang baik dengan pelanggan dapat
ditingkatkan dengan mengotomasi layanan customer service seperti chatbot
dan otomasi message lewat media sosial.
e. Layanan baru seperti membership untuk
pelanggan dapat meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan serta memungkinkan
mendapatkan sumber pendapatan baru yang berkesinambungan.
2. Strategi W-O
a. Bekerja sama dengan brand owner dapat
mendatangkan network effect pada manfaat yang ditawarkan. Semakin banyak
brand owner yang menjual produk pada website Signature Store,
maka pelanggan akan semakin banyak yang membeli produk di website karena
produk yang bervariasi.
b. Memaksimalkan penggunaan teknologi pada
setiap aktivitas bisnis akan membantu menghimpun data yang dibutuhkan termasuk
data churn rate.
c. Menambah sumber pendapatan dari dropship,
membership, omni channel dashboard, dan kolaborasi dengan brand
owner akan mengurangi ketergantungan bisnis pada supplier serta
meminimalisir pengeluaran biaya modal yang banyak untuk stok produk.
d. Peluang menambah orang bagian teknologi
dapat memenuhi kekurangan sumber daya manusia bagian teknologi serta
memungkinkan untuk menggarap berbagai layanan digital yang direncanakan
Signature Store.
3. Strategi S-T
a. Kerja sama dan hubungan yang baik dengan
mitra dapat dimanfaatkan untuk membuat kesepakatan kerja sama agar
meminimalisir mitra bekerja sama dengan pesaing Signature Store. Ini akan
membantu mengurangi ancaman produk substitusi.
b. Sumber daya manusia yang memadai dapat
dimanfaatkan untuk melakukan inovasi dalam menjalankan sumber pendapatan baru.
c. Hubungan dengan pelanggan dapat
ditingkatkan dengan penambahan after sales seperti diskon yang lebih
baik jika berbelanja pada website Signature Store. Ini akan menarik
pelanggan dan mengurangi ancaman pelanggan meninggalkan bisnis Signature Store.
d. Mengkurasi produk-produk sesuai dengan
gaya street style dan minimalist ditambah penggunaan saluran
pemasaran yang dimaksimalkan dapat memunculkan unique selling point dari
Signature Store.
e. Sumber daya manusia yang memadai harus
dipertahankan dengan mengadakan pelatihan untuk sumber daya manusia agar tidak
menurun kualitasnya.
4. Strategi W-T
a. Melakukan penambahan orang atau outsourcing
dalam bidang teknologi akan meningkatkan aktivitas pembangunan teknologi
dengan lebih baik dan mengisi kekurangan SDM dibidang teknologi.
b. Penambahan variasi produk yang dikurasi
dengan baik akan meminimalisir pelanggan yang beralih dari bisnis.
Berdasarkan hasil evaluasi SWOT pada 9
blok bangunan existing business model canvas Signature Store, didapatkan
beberapa strategi yang dapat diimplementasikan pada usulan rancangan model
bisnis baru Signature Store. Usulan rancangan model bisnis baru Signature Store
terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2
Usulan Modifikasi Business Model Canvas Signature Store
Berdasarkan
hasil evaluasi lingkungan internal yang menggambarkan keadaan bisnis saat ini,
ditemukan beberapa penyebab penurunan pendapatan selama setahun terakhir yang
disebabkan oleh beberapa elemen model bisnis saat ini. Kemudian dari hasil
evaluasi lingkungan eksternal yang dapat menggambarkan proyeksi masa depan
bisnis, ditemukan beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan pendapatan Signature Store, serta potensi untuk mereduksi ancaman
yang dapat mempengaruhi bisnis.
Pada model bisnis Signature Store ditemukan
kelemahan yaitu Signature Store tidak melakukan pendataan yang baik, seperti
data repeat order dan data churn rate. Sebuah bisnis sebaiknya
mengukur tingkat churn karena memiliki pengaruh yang signifikan pada keberlangsungan
hidup bisnis dan profitabilitas. Churn rate merupakan metrik yang dapat
mengukur tingkat pelanggan yang meninggalkan sebuah bisnis. Jika dalam jangka
panjang terjadi peningkatan penghentian pelanggan menggunakan sebuah bisnis,
maka terdapat masalah pada produk bisnis tersebut, baik dari titik harga yang
salah hingga pengalaman pelanggan yang negatif. Perubahan pada tingkat churn
bisa mempengaruhi keuntungan ataupun kerugian dalam sebuah bisnis (Cloudhost, 2021). Maka dari itu,
ada penambahan aktivitas pada business model canvas Signature Store
yaitu menghimpun seluruh data yang dibutuhkan oleh bisnis untuk menjadi acuan
dalam penyusunan strategi dan pengambilan keputusan manajemen.
Selanjutnya ditemukan pengeluaran stok produk yang
cukup tinggi. Hal ini dikarenakan bisnis Signature Store masih berupa reseller
yang memiliki banyak pesaing yang sudah sustain sehingga menyebabkan
Signature Store harus mengejar kesediaan produk yang sama. Untuk mengatasi hal
tersebut, peneliti mengusulkan untuk menambahkan sumber pendapatan lain dari dropship,
omni channel dashboard, dan membership. Kemudian bekerja sama dengan
brand owner fesyen minimalis dan streetwear yang dapat menjual
produknya di website Signature Store, sehingga produk lebih bervariatif
namun biaya stok produk dapat diminimalisir dan mengurangi ketergantungan pada supplier.
Di samping itu, produk yang ditawarkan Signature Store dianggap masih kurang
bervariatif oleh pelanggan. Maka dari itu, ada penambahan pada elemen revenue
stream, customer segment, value proposition, dan key partnership.
Terdapat pengurangan juga pada key partnership yaitu salah satu supplier
produk shirt dan t-shirt.
Di samping kelemahan, ada kekuatan pada model bisnis
Signature Store yang dipertahankan yaitu segmen pelanggan saat ini yaitu pria
dan wanita generasi Z dengan rentang usia 17-27 tahun. Segmen tersebut
dipertahankan karena berdasarkan dokumen yang ditemukan, yaitu Instagram
Insight, pelanggan yang dijangkau mayoritas usia 18-24 tahun sebanyak 62,7% dan
usia 25-34 tahun sebanyak 27,4%. Kemudian produk sepatu dan pakaian yang dijual
Signature Store tetap dipertahankan dan menambah variasi merek dan produk yang
didapatkan dari mitra brand owner. Signature Store memiliki aktivitas marketing
yang cukup baik yang terbukti dengan reach Instagram mencapai 3.000
hingga 13.800 reach pada beberapa konten serta memiliki website pribadi
yang jarang dimiliki oleh pesaing.
Pada model bisnis Signature Store ditemukan juga
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan Signature Store.
Bisnis ini memiliki hubungan baik dengan pelanggan karena sampai saat ini belum
ada komplain. Hal ini dapat ditingkatkan dengan menyediakan otomasi layanan
pada customer relationship seperti adanya fitur virtual assistant dan
chatbot. Fitur virtual assistant pada website membantu
pekerjaan pelanggan yaitu mencari referensi produk fesyen yang sesuai
preferensinya. Sistem AI akan merekomendasikan produk dari website sesuai
dengan data user yang sudah didaftarkan sebelumnya. Virtual assistant
masuk dalam kategori hubungan pelanggan yaitu layanan otomatis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Fitur ini juga
akan mempersonalisasi kebutuhan pelanggan saat berbelanja di website Signature
Store. Di samping itu, fitur ini dapat meningkatkan harga dari manfaat yang
ditawarkan Signature Store.
Kemudian Signature Store dapat membuat layanan membership
untuk para pelanggan yang telah melakukan repeat order beberapa
kali. Membership akan meningkatkan loyalitas pelanggan. Layanan ini akan
menggantikan email update yang sebelumnya ada pada customer
relationship Signature Store. Adanya layanan membership akan
menambah aliran pendapatan baru yaitu freemium. Freemium akan
memberikan akses kepada user pada fitur atau layanan dasar tanpa biaya
dan dapat mengakses layanan yang lebih fungsional jika melanjutkan biaya
berlangganan (Hardvard Business Review, 2014). Biaya
berlangganan merupakan salah satu aliran pendapatan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Maka dari itu,
ada penambahan serta pengurangan pada elemen customer relationship.
Ada ancaman pada bisnis Signature Store, salah
satunya sumber daya manusia yang dapat menurun kualitasnya. Kualitas sumber
daya manusia dapat mempengaruhi daya saing perusahaan (Rusminingsih, 2010). Untuk
mengatasi ancaman tersebut, dapat diberlakukannya pelatihan sumber daya manusia
terutama di bidang marketing dan teknologi. Menurut tim manajemen
Signature Store, kedua bidang tersebut memiliki perkembangan yang sangat pesat
sehingga butuh sumber daya manusia yang adaptif.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan
eksternal dari model bisnis Signature Store, terdapat penambahan serta
pengurangan pada beberapa elemen existing business model canvas. Penambahan
seperti bekerja sama dengan full stack developer untuk menggarap layanan
omni channel dashboard dan pelatihan sumber daya manusia akan
mempengaruhi struktur biaya. Namun hal tersebut dapat di atasi dengan adanya
aliran pendapatan baru untuk meningkatkan pendapatan serta kolaborasi dengan
mitra untuk mengurangi biaya persediaan produk dan penyimpanan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi SWOT pada 9 blok bangunan existing business
model canvas Signature Store, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut: 1) Dari hasil evaluasi lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan) pada model bisnis Signature Store, di dapati kelemahan yang
mempengaruhi penurunan pendapatan Signature Store yaitu pengeluaran biaya persediaan
cukup besar, bisa mencapai Rp5.000.000-Rp9.000.000 per bulan tergantung keadaan
pasar. Kemudian Signature Store memiliki pelanggan yang mudah beralih ke
pesaing karena produk yang ditawarkan Signature Store kurang bervariasi dan ada
kompetitor sejenis yang lebih dikenal secara luas. Di samping itu, Signature
Store belum menerapkan penyimpanan data bisnis dengan baik seperti data churn
rate dan repeat order. Kemudian pelanggan yang convert dari
aktivitas marketing belum banyak. Namun terdapat kekuatan yang bisa
dipertahankan oleh Signature Store sehingga pendapatan bisa selalu ada,
seperti: (1) memanfaatkan skala ekonomis dari pengambilan produk supplier dan
penggunaan website untuk aktivitas penjualan; (2) aktivitas marketing
yang baik karena dapat mencapai 3.000 hingga 13.800 reach dalam
beberapa konten Instagram; dan (3) Signature Store memiliki website pribadi
yang jarang dimiliki oleh pesaing. 2) Dari hasil evaluasi lingkungan eksternal
(peluang dan ancaman) pada model bisnis Signature Store, di dapati beberapa
peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan serta membantu
mereduksi ancaman yang dapat mempengaruhi bisnis. Adapun peluang tersebut
yaitu: (1) menyediakan otomasi layanan untuk pelanggan seperti fitur virtual
assistant dan chatbot pada website Signature Store; (2)
membuka aliran pendapatan baru seperti freemium dari layanan membership
untuk segmen B2C serta subscription dari layanan dropship dan
omni channel dashboard untuk segmen B2B; (3) membuat pelatihan untuk
sumber daya manusia di bidang IT dan marketing untuk meminimalisir
kualitas sumber daya manusia menurun yang dapat mempengaruhi daya saing
perusahaan. 3) Pada usulan modifikasi model bisnis Signature Store ada elemen
yang diciptakan, dieliminasi, ditingkatkan, dan direduksi. Adapun elemen yang
diciptakan yaitu: (1) value proposition, produk yang bervariatif dan
penambahan layanan dropship serta omni channel dashboard pada website;
(2) customer segment, segmen B2B pemilik brand fesyen; (3) customer
relationship, layanan membership; (4) key partnership, pemilik
brand fesyen minimalis dan streetwear serta full stack developer outsource;
(5) key activities, pelatihan SDM dan menghimpun data bisnis; (6) key
resources, kontrak kerja sama dengan mitra; (7) cost structure, biaya
pelatihan SDM dan biaya kontrak full stack developer; dan (8) revenue
stream, freemium dari layanan membership dan subscription fee dari
dropship serta omni channel dashboard. Kemudian elemen yang
dieliminasi yaitu: (1) customer relationship, email update; (2) key
partnership, supplier pakaian; dan (3) cost structure, beban
penyimpanan. Elemen yang ditingkatkan yaitu: (1) customer relationship, layanan
after sales seperti pengembalian dan ongkos kirim gratis jika terjadi
masalah pada produk serta fitur virtual assistant dan chatbot pada
website; (2) channels, penggunaan website untuk semua
penjualan dan interaksi media sosial yang ditingkatkan; dan (3) key
activities, aktivitas marketing dan fulfilment dilakukan
sebaik mungkin dengan standarisasi. Kemudian elemen yang direduksi yaitu cost
structure, beban persediaan produk.
BIBLIOGRAFI
Center, Kata Data Insight. (2021). Produk yang paling
banyak dibeli di E-commerce.
Cloudhost, ID. (2021). Churn Rate: Manfaat/Kelebihan
dan Kekurangannya.
Fernanda, Fajar Rizky, Hasun, Farda, & Kamil,
Anton Abdulbasah. (2019). Evaluasi Model Bisnis Pada Perusahaan Holmesick. ltd
dengan Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas. E-Proceeding of
Engineering, 6(2), 6324�6331.
Flick, Uwe. (2009). An Introduction To Qualitative
Research Fourth Edition. In SAGE Publications (4th ed.). SAGE
Publications.
Giesen, Edward, Riddleberger, Eric, Christner,
Richard, & Bell, Ragna. (2010). When and how to innovate your business
model. Strategy and Leadership, 38(4), 17�26.
https://doi.org/10.1108/10878571011059700/FULL/PDF.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021).
Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021. Outlook Pariwisata Dan Ekonomi
Kreatif 2021, 90.
Osterwalder, Alexander, & Pigneur, Yves. (2010). Business
Model Generation (Tim Clark, Ed.). Canada: John Wiley & Sons Ltd.
Review, Harvard Business. (2014). Making �Freemium�
Work.
Rusminingsih, Diah. (2010). Pengaruh Pengembangan
Sumber Daya Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Cakra Guna
Cipta Malang. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 6(22�40).
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research
methods for business: A skill building approach. John Wiley & Sons.
Copyright holder: Nikita Fortuna Rombe (2023) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |