Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 4, April 2023

 

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

 

Muhammad Nugraha, Mulyadi, Dwi Prastowo Darminto, Syahril Djaddang

Universitas Pancasila, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini untuk menganalisis efisiensi, penyebab tidak efisien, dan potential improvement yang dapat dilakukan dan determinasi efisiennya di jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan metode DEA production approach dan profit approach. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif, untuk analisis efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA) yang diukur menggunakan program DEAP dan uji beda dan regresi panel yang diukur menggunakan program Eviews dan untuk penyebab tidak efisien menggunakan analisis slack. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis 1, metode DEA dengan production approach diterima dan hipotesis 2, metode DEA dengan profit approach diterima. Penyebab tidak efisien kantor Bank BSI antara lain sebagian besar sumber daya yang digunakan masih belum dapat menghasilkan laba bersih yang maksimal, boros dalam penggunaan barang dan jasa, biaya tenaga kerja, biaya depresiasi, biaya pendidikan dan pelatihan, biaya pemeliharaan dan perbaikan dan biaya sewa. Potential improvement yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan eksekusi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan penyaluran pembiayaan dan strategi switching transaction ke digital.

 

Kata Kunci: efisiensi; data envelopment analysis; bank syariah

 

Abstract

This research is to analyze efficiency, causes of inefficiency, and potential improvements that can be made and the determination of efficiency in Bank BSI Region V Jakarta 2 Branch Offices using the DEA production approach and profit approach methods. The research method uses quantitative methods, for efficiency analysis with Data Envelopment Analysis (DEA) which is measured using the DEAP program and difference test and panel regression which is measured using the Eviews program and for causes of inefficiency using slack analysis. The results of the study show that hypothesis 1, the DEA method with a production approach is accepted and hypothesis 2, the DEA method with a profit approach is accepted. The causes of the inefficiency of the BSI Bank office include, among others, most of the resources used are still unable to generate maximum net profit, wasteful in the use of goods and services, labor costs, depreciation costs, education and training costs, maintenance and repair costs and rental costs. Potential improvements that can be made are by increasing the execution of growth in Third Party Funds and channeling financing and switching transaction strategies to digital.

 

Keywords: efficiency; data envelopment analysis; islamic bank

 

Pendahuluan

Kinerja perbankan umumnya diukur dengan menggunakan metode teknik CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, dan Liquidity), sehingga perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai tingkat efisiensi di jaringan Kantor Cabang bank dengan menggunakan pendekatan berbeda secara sekaligus dengan variabel input ouput yang berbeda.

Kajian teoritik antara lain JMV (Mulyadi 2019) dalam penelitian dengan judul Data Envelopment Analysis For Profitability And Marketing in The 10 Largest Bank in Indonesia, dengan variabel input Asset, Labor Cost, Earnings Operating Income dan variabel output Earning Operating Income, Market Value, Return Earning per Share. Pendekatan DEA yang dilakukan dengan pendekatan laba dan produksi dengan hasil penelitian yaitu untuk pengukuran efisiensi berdasarkan pendekatan laba, hanya 7 Bank dengan nilai efisiensi 100%, sedangkan pengukuran efisiensi berdasarkan kinerja marketing, hanya 5 Bank dengan nilai efisiensi 100%. 2. (Saputra 2018), dalam penelitian dengan judul Analisis Kinerja Kantor Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Meulaboh Melalui Pendekatan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel input yang digunakan jumlah pegawai, jumlah simpanan, jumlah biaya dan jumlah nasabah sedangkan variabel ouput yang digunakan jumlah kredit yang diberikan dan jumlah pendapatan. Hasil penelitian memberikan informasi yaitu tahun 2014 ketiga kantor unit efficient (nilai efisiensi relatif=1), sedangkan tahun 2015 dua kantor unit memperoleh efficient (nilai efisiensi relatif=1) dan hanya satu kantor unit yang in efficient (nilai efisiensi relatif<1).

Kantor Cabang dilakukan penilaian kinerja agar dapat memberikan informasi yang jelas terhadap kinerja dimasing-masing unit. Skor efisiensi antara jaringan Kantor Cabang Bank untuk dapat menilai kinerja setiap jaringan Kantor Cabang. Dengan pengukuran menggunakan pendekatan DEA, terjadi fluktuasi tingkat nilai efisiensi dari beberapa bulan, sehingga mendorong dilakukan penelitian lebih lanjut.

Faktor-faktor atau variabel input dan ouput yang mempengaruhi tingkat efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank BSI yang akan diukur dalam permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana skor dan ranking efisiensi jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan pengukuran DEA production approach dan profit approach, bagaimana penyebab tidak efisien jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 hasil pengukuran dengan metode DEA production approach dan profit approach, bagaimana potential improvement agar jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 mencapai tingkat efisien dan pengaruh skor efisiensi jaringan Kantor Cabang terhadap masing-masing variabel input dan ouput dengan menggunakan metode DEA production approach dan profit approach.

Dalam penelitian ini tujuan yang diharapkan akan dicapai adalah dapat mengetahui hasil analisis skor dan ranking efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan metode DEA production approach dan profit approach, mengetahui hasil analisis yang menyebabkan tidak efisien jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta 2dengan metode DEA production approach dan profit approach, untuk mengetahui hasil analisispotential improvement agar jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 mencapai tingkat efisien serta untuk mengetahui hasil analisis pengaruh skor efisiensi jaringan Kantor Cabang terhadap masing-masing variabel input dan ouput dengan menggunakan metode DEA production approach dan profit approach.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan wawasan untuk akademis atau peneliti selajutnya mengenai penelitian tingkat efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank menggunakan DEAdengan variabel input dan outputdari penelitian-penelitian terdahulu. Sedangkan untuk Bank BSI dan industri perbankan syariah penelitian ini dapat menjadi informasi tentang kinerja efisiensi setiap jaringan Kantor Cabang Bank dan informasi improvement untuk memperbaiki kinerja efisiensi Kantor Cabang Bank.

 

Tabel 1

Hasil Perhitungan Efisiensi Sampel Kantor Cabang

BSI Periode Bulan Agustus s.d. Desember Tahun 2021

No.

Nama Cabang

Skor Efisiensi

Agt

Sept

Okt

Nov

Des

1

KC Bekasi 1

0.934

0.931

0.934

0.938

0.936

2

KC Bekasi 2

0.926

0.923

0.919

0.919

0.923

3

KC Bekasi Cikarang

0.989

0.974

0.971

0.993

0.973

4

KC Bekasi Pondok Gede

0.966

0.966

0.969

0.973

0.963

5

KC Bekasi Square

0.934

0.942

0.942

0.943

0.945

6

KC Jakarta Abdul Muis

0.949

0.937

0.936

0.937

0.952

7

KC Jakarta Jatinegara

1.000

0.959

0.960

0.960

1.000

8

KC Jakarta Pondok Kelapa

0.952

0.941

0.943

0.943

0.955

9

KC Jakarta Rawamangun

0.941

0.932

0.934

0.935

0.939

10

KC Jakarta Sudirman

0.969

0.964

0.965

0.973

0.970

11

KC Jakarta Thamrin

0.919

0.916

0.916

0.921

0.925

������� Sumber data: Laporan Keuangan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk

 

A. Kajian Literatur Dan Pengembangan Hipotesis

1.   Teori Keagenan

Menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu prinsipal dan agen. Selanjutnya Jansen dan (Wirahadi Ahmad and Septriani 2008) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (prinsipal).

2.   Akuntansi Perbankan

Perbankan syariah menerapkan sistem bagi hasil. Menurut (Nugroho 2018). Akuntansi perbankan secara umum adalah suatu seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan menurut cara atau aturan tertentu dan dinyatakan dalam nilai mata uang, transaksi-transaksi yang bersifat financial dan menginterpretasikanhasilnya.Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.

3.   Teori Efisiensi

(Permana and Adityawarman 2015) menyatakan efisiensi perbankan mengandung dua dimensi yaitu tersedianya berbagai macam instrumen finansial bagi pemilik aktiva yang menguntungkan, memberikan portofolio yang paling optimal untuk kepentingan return, risk, dan likuiditas.

(Hadad et al. 2003) menjelaskan mengenai teori efisiensi dimana efisiensi adalah pengukuran dari salah satu bentuk kinerja yang mendasari seluruh kinerja dari perusahaan atau badan usaha.

4.   Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA adalah sebuah teknik pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan.

Menurut (Havrylchyk 2006), DEA dapat digunakan dalam menghitung keseluruhan biaya (cost), efisiensi teknik (technical efficiency), efisiensi alokatif (allocative efficiency), pure technical efficiency, dan efisiensi skala (scale efficiency). Technical Efficiency (TE) mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan output maksimum pada tingkat level tertentu dari input, atau kemampuan untuk menggunakan minimum input untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

5.   Variabel Input dan Variabel Output

a)  Komponen Bank Expense

Bank expense adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut distribusi kepada pemegang saham. Pada penelitian ini pos beban yang digunakan sebagai variabel input adalah terdiri dari Biaya FTP (margin), Biaya Tenaga Kerja, Biaya Jasa Outsourcing, Biaya Pendidikan dan Pelatihan, Biaya Public Relation, Biaya Depresiasi, Biaya Sewa, Biaya Barang dan Jasa, Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Biaya Operasional Lainnya, Biaya Fee Pengelolaan dan Biaya Lainnya (Kusumawati 2017).

b)  Jumlah Pegawai

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pegawai adalah tenaga kerja Bank dengan status Karyawan tetap dan Karyawan tidak tetap dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang tercatat dalam administrasi Bank dengan menerima upah sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilaksanakan dan memiliki Nomor Induk Karyawan (NIP) Bank disetiap jaringan kantor Bank (Kusumawati 2016).

c)  Jumlah Mesin ATM

ATM (Anjungan Tunai Mandiri) adalah mesin ATM yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi perbankan yang pengoperasiannya merupakan tanggung jawab Branch Office dan monitoringnya dilakukan oleh Kantor Pusat Bank Syariah Indonesia secara sentral (Putra 2020).

d)  Aset

Aset Bank adalah aset produktif yaitu penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan pada Bank Indonesia dan pemerintah, tagihan atas surat berharga syariah yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan akseptasi, tagihan derivatif, penyertaan, penempatan pada Bank lain, transaksi rekening administratif, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu dan aset non produktif yaitu aset Bank selain aset produktif yang memiliki potensikerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), serta rekening antar kantor dan rekening tunda (suspense account) (Sari, Siregar, and Harahap 2020).

e)  Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas. Ekuitas merupakan total dari akun-akun yaitu: modal dasar, modal yang belum disetor, saham yang dibeli kembali, agio, disagio, dana setoran modal, tambahan modal disetor lainnya, keuntungan dan kerugian penghasilan komprehensif lain, cadangan umum, cadangan khusus, laba/rugi tahun lalu, laba/rugi tahun berjalan, dan dividen yang dibayarkan (Khoiriyah 2020).

f)   Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Suhartatik and Kusumaningtias 2013).

g)  Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil, transaksi sewa-menyewa termasuk termasuk sewa menyewa jasa, transaksi jual beli, dan transaksi pinjam meminjam berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/ atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, margin, atau bagi hasil (Pratama 2021) .

h)  Fee Based Income

Menurut S. Langgeng Ratnasari (2012), Fee Based Income adalah pendapatan yang diperoleh dari transaksi yang diberikan perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya. Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun memberikan suatu kepastian dikarenakan risiko terhadap jasa bank ini lebih kecil dibandingkan dengan kredit.

i)   Laba Bersih

Menurut (Cerniati and Hasan 2020) laba bersihadalahkeuntungandariusahaperusahaanyangsedangberjalansetelahbungadanpajak.Sedangkanmenurut (Kasmir 2002),lababersihadalah laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang menjadi pengeluaran perusahaan dalamperiode tertentu, termasuk pajak.

j)   Penelitian Terdahulu

JMV (Naufal and Firdaus 2017) , Pendekatan DEA yang dilakukan dengan pendekatan laba dan produksi dengan hasil penelitian yaitu untuk pengukuran efisiensi berdasarkan pendekatan laba, hanya 7 Bank dengan nilai efisiensi 100%, sedangkan pengukuran efisiensi berdasarkan kinerja marketing, hanya 5 Bank dengan nilai efisiensi 100%.

Menurut (Saputra 2018), Variabel input yang digunakan jumlah Karyawan, jumlah simpanan, jumlah biaya dan jumlah nasabah sedangkan variabel ouput yang digunakan jumlah kredit yang diberikan dan jumlah pendapatan. Hasil penelitian memberikan informasi yaitu tahun 2014 ketiga kantor unit efficient (nilai efisiensi relatif=1), sedangkan tahun 2015 dua kantor unit memperoleh efficient (nilai efisiensi relatif=1) dan hanya satu kantor unit yang in efficient (nilai efisiensi relatif <1).

Menurut (Permana and Adityawarman 2015), pengukuran efisiensi menggunakan DEA dengan pendekatan laba dan produksi. Variabel input yang digunakan yaitu biaya tenaga kerja, asset tetap, dan biaya dana Dana Pihak Ketiga (DPK) dan variabel input yaitu pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan bank. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan uji pengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi yaitu dengan variabel independen meliputi uji Pengaruh yaitu bank size, profitabilitas, kapitalisasi, loan quality dan bank expenses. Hasil analisis penelitian yaitu ukuran bank, profitabilitas, kapitalisasi, loan quality dan bank expenses berpengaruh terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah.

Menurut (Maryono, Machfud, and Baga 2018), pengukuran dilakukan dengan pendekatan DEA. Variabel input yang digunakan yaitu biaya sewa gedung (amortisasi), biaya tenaga kerja, biaya operasional lainnya (listrik dan telepon), sedangkan variabel output yang digunakan Dana Pihak Ketiga (giro, tabungan dan deposito), dan pendapatan FBI. Hasil penelitian yaitu rata-rata tingkat efisiensi Kantor Kas Bank XYZ di DKI Jakarta tahun 2013�2015, dimana rata-rata skor total efisiensi pada tahun 2013 adalah 69,29% dan meningkat menjadi 76,08% pada tahun 2015 dan mengalami penurunan menjadi 68,13%.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian dan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitaif berupa sumber data sekunder dengan data panel yaitu gabungan antara data cross section sebanyak 81 jaringan kantor bank dan data time series periode bulanan dari bulan Agustus 2021 sampai dengan tahun Desember 2021.

Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu sebuah pengelolaan data berupa input dan output, hal ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi relatif pada suatu bank, dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP VERSION 2.1 selain itu peneliti juga menggunakan Microsoft Excel sebagai perangkat pendukung.

1.   Variabel Input dan Output

Tabel 2

Variabel Input Dan Output Dengan Production Approach

Variabel Input

Variabel Output

1                Biaya FTP (margin)

2                Biaya Tenaga Kerja

3                Biaya Jasa Outsourcing

4                Biaya Pendidikan dan Pelatihan

5                Biaya Depresiasi

6                Biaya Sewa

7                Biaya Barang dan Jasa

8               Biaya Pemeliharaan dan ��Perbaikan

9                Jumlah Pegawai

10             Jumlah Mesin ATM

11             Aset

12             Ekuitas

1                Pembiayaan

2                Dana Pihak Ketiga

3                Fee Based Income

 

Tabel 3

Variabel Input dan Output dengan Profit Approach

Variabel Input

Variabel Output

1                Biaya FTP (margin)

2                Biaya Tenaga Kerja

3                Biaya Jasa Outsourcing

4                Biaya Pendidikan dan Pelatihan

5                Biaya Depresiasi

6                Biaya Sewa

7                Biaya Barang dan Jasa

8               Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

9                Jumlah Pegawai

10             Jumlah Mesin ATM

11             Aset

12             Ekuitas

13             Dana Pihak Ketiga

14             Pembiayaan

1                Laba Bersih

 

 

 

 

2.   Analisis Regresi Data Panel

Common Effect Model adalah teknik estimasi model regresi data panel paling sederhana dengan mengabaikan perbedaan dimensi individu maupun waktu. Fixed Effect Model merupakan teknik estimasi model regresi yang mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari intersep yang berbeda. Random Effects Model merupakan teknik yang mengasumsikan intercept suatu unit individu adalah pengambilan acak dari populasi yang lebih besar dengan nilai rata-rata konstan.

3.   Penentuan Model Estimasi

Uji Chow digunakan untuk memilih model yang paling tepat dalam estimasi data panel antara constant coefficient model dan fixed effects model. Uji Hausman digunakan untuk memilih model yang paling tepat dalam estimasi data panel antara fixed effects model dan random effects model. Uji Lagrange Multiplier digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara model random effect dan common effect.

4.   Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi yang digunakan. Uji goodness of fit digunakan untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Uji t-test berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan

1.   Analisis Efisiensi Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2

Berdasarkan perhitungan efisiensi dengan production approach, 54 (lima puluh empat) jaringan kantor cabang Bank BSI selama periode Agustus sampai dengan Desember 2021 menunjukkan skor efisiensi, tetapi pada periode tersebut hanya terdapat 1 (satu) jaringan kantor cabang Bank BSI yang menunjukkan skor tidak efisien, tetapi berdasarkan perhitungan efisiensi dengan profit approach, hanya 23 (dua puluh) jaringan kantor cabang Bank BSI selama periode Agustus sampai dengan Desember 2021 menunjukkan skor efisiensi, tetapi pada periode tersebut juga terdapat 35 (tiga puluh lima) jaringan kantor cabang Bank BSI yang menunjukkan skor tidak efisien.

Tabel 4

Jaringan Kantor Cabang Bank BSI Tidak Efisien Dengan Production

Approach Periode Bulan Agustus s.d. Desember Tahun 2021

No.

Cabang

Vrste

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Rata2

1

KCP Bekasi Kemang Pratama

0.999

0.998

0.999

0.999

0.999

0.999

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 5

Jaringan Kantor Cabang Bank BSI Tidak Efisien Dengan Profit Approach

Periode Bulan Agustus s.d. Desember Tahun 2021

No.

Cabang

Vrste

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

Rata2

1

KC Jakarta Thamrin

0.919

0.916

0.916

0.921

0.925

0.919

2

KC Bekasi 2

0.926

0.923

0.919

0.919

0.923

0.922

3

KC Bekasi 1

0.934

0.931

0.934

0.938

0.936

0.935

4

KC Jakarta Rawamangun

0.941

0.932

0.934

0.935

0.939

0.936

5

KC Bekasi Square

0.934

0.942

0.942

0.943

0.945

0.941

6

KC Jakarta Abdul Muis

0.949

0.937

0.936

0.937

0.952

0.942

7

KC Jakarta Pondok Kelapa

0.952

0.941

0.943

0.943

0.955

0.947

8

KC Bekasi Pondok Gede

0.966

0.966

0.969

0.973

0.963

0.967

9

KC Jakarta Sudirman

0.969

0.964

0.965

0.973

0.970

0.968

10

KCP Bekasi Tambun 1

0.970

0.967

0.968

0.970

0.969

0.969

11

KCP Jakarta Klender

0.977

0.972

0.973

0.973

0.976

0.974

12

KCP Metro Boulevard

0.974

0.973

0.975

0.980

0.976

0.976

13

KC Jakarta Jatinegara

1.000

0.959

0.960

0.960

1.000

0.976

14

KCP Bekasi Harapan Indah 1

0.976

0.972

0.973

0.981

0.977

0.976

15

KC Bekasi Cikarang

0.989

0.974

0.971

0.993

0.973

0.980

16

KCP Jakarta Cikini 1

1.000

0.970

0.971

0.970

1.000

0.982

17

KCP Jakarta Cililitan

1.000

0.972

0.975

0.974

1.000

0.984

18

KCP Jakarta Pangkalan Jati 1

1.000

0.975

0.975

0.977

1.000

0.985

19

KCP Jakarta Cakung

0.993

0.985

0.984

0.982

0.986

0.986

20

KCP Bekasi Jatiasih

0.983

0.980

0.987

0.991

0.989

0.986

21

KCP Bekasi Jatiwaringin

1.000

0.987

0.982

0.978

0.986

0.987

22

KCP Jakarta Pasar Rebo

1.000

0.979

0.980

0.983

1.000

0.988

23

KCP Bekasi Jatibening

0.991

0.986

0.987

0.990

0.990

0.989

24

KCP Bekasi Kemang Pratama

1.000

0.983

0.983

0.981

1.000

0.989

25

KCP Bekasi Pondok Gede

0.987

0.990

0.988

0.989

1.000

0.991

26

KCP Bekasi Tambun 2

0.987

0.988

0.988

0.991

1.000

0.991

27

KCP Bks. Kalimalang Plaza

1.000

0.980

0.984

0.994

1.000

0.992

28

KCP Jakarta Cipinang Jaya

1.000

0.987

0.989

0.988

1.000

0.993

29

KCP Jakarta Lubang Buaya

0.985

0.994

0.992

0.996

1.000

0.993

30

KCP Jakarta Buaran

0.986

0.994

0.995

0.995

1.000

0.994

31

KCP Jakarta Kalimalang

0.991

0.984

1.000

1.000

1.000

0.995

32

KCP Bekasi Harapan Indah 2

1.000

1.000

0.994

0.992

1.000

0.997

33

KCP Jakarta Benhil 1

1.000

0.996

0.997

0.994

1.000

0.997

34

KCP Jakarta Pasar Baru

1.000

0.992

0.997

1.000

1.000

0.998

35

KCP Jakarta Pondok Bambu

1.000

0.999

1.000

0.996

1.000

0.999

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.   Uji Beda Efisiensi Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2

 

Tabel 6

Uji Beda Efisiensi Production Approach Kantor Cabang Bank BSI

Periode Agustus-Desember Tahun 2021

ANOVA

 

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

Efisiensi Production Approach

Between Groups

.000

54

.000

18.389

.000

Within Groups

.000

220

.000

 

 

Total

.000

274

 

 

 

 

Terdapat perbedaan efisiensi production approach yang signifikan antar jaringan Kantor Cabang BSI yang ditunjukkan dengan nilai Sig. < 0,05. Hal ini berarti Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode DEA dengan production approach diterima.

 

Tabel 7

Uji Beda Efisiensi Profit Approach Kantor Cabang Bank BSI

Periode Agustus-Desember Tahun 2021

ANOVA

 

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Efisiensi Profit Approach

Between Groups

.126

54

.002

61.064

.000

Within Groups

.008

220

.000

 

 

Total

.135

274

 

 

 

 

Terdapat perbedaan efisiensi profit approach yang signifikan antar jaringan Kantor Cabang BSI yang ditunjukkan dengan nilai Sig. < 0,05. Hal ini berarti hipotesis 2 penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode DEA dengan profit approach diterima.

3.   Penyebab Tidak Efisien Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2

Penyebab tidak efisien jaringan kantor Bank BSI Region V Jakarta 2 menggunakan production approach dengan skor prosentase di atas 10%, yaitu.

1. Sebagian besar sumber daya yang digunakan masih belum dapat menghasilkan laba bersih yang maksimal

2. Penempatan mesin ATM khususnya dengan penempatan di inbranch (dalam kantor) belum menghasilkan pendapatan fee based income dari transaksi nasabah di mesin ATM dengan maksimal.

3.Boros dalam penggunaan barang dan jasa, sehingga biaya barang dan jasa meningkat signifikan

4.Tingginya biaya depresiasi akibat fasilitas jaringan kantor menggunakan aset yang diperoleh dari pemilikan sendiri.

5.Tidak efisien dalam pengelolaan aset, sehingga tidak dapat menghasilkan laba yang maksimal.

6.Proporsi yang rendah dari cost of fund dari struktur Dana Pihak Ketiga, sehingga menjadikan biaya FTP (margin) semakin tinggi.

7.Dana Pihak Ketiga(DPK) yang dimiliki masih tidak maksimal/tidak cukup untuk dapat disalurkan kepada pembiayaan maupun instrumen lainnya sehingga sumber daya yang dimilik Bank menjadi tidak efisien.

8.Tingginya penggunaan biaya pendidikan danpelatihan karena pasca merger Bank BSI yang dilakukan, Bank melakukan berbagai pelatihan dan pelatihan untuk peningkatan dan penyeteraan kompetensi pegawai.

9.Tingginya biaya tenaga kerja akibat belum dapat memaksimalkan potensi pengembangan setiap pegawai yang dimiliki untuk bekerja sesuai target ataupun melebihi target.

10.  Tingginya biaya pemeliharaan danperbaikan karena pasca merger Bank BSI yang dilakukan, Bank perlu melakukan perubahan tampilan sesuai corporate identity Bank BSI sehingga dilakukan pada tahap 1 yaitu lay out dan rebranding Banking Hall diseluruh outlet/jaringan kantor.

11.  Tingginya biaya sewa karena perbedaan cara melakukan negosiasi harga sewa untuk fasilitas jaringan kantor menggunakan sewa.

12.  Tidak efisien dalam pengelolaan ekuitas untuk menghasilkan laba.

13.  Penyaluran pembiayaan belum maksimal, sehingga rasio Loan to DepositRatio (LDR) masih rendah.Pemanfaatan dana pihak ketiga dilakukan melalui FASBIS atau instrumen lainnya selain pembiayaan.

4.   Potential Improvement Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2

Hasil analisis efisiensi production approach menunjukkan bahwa kantor cabang KCP Bekasi Kemang Pratama memerlukan perbaikan untuk peningkatan efisiensi. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah mengurangi input X1 sebesar 0.5 %, input X3 sebesar 0.2 %, input X4 sebesar���� 0.2 %, input X7 sebesar 1.0 %, input X8 sebesar 0.2 %, input X10 sebesar 2.0 %, dan input X11 sebesar 0.8 %.Sedangkan KCP Cikarang Boulevard dapat meningkatkan efisiensi dengan cara mmenurunkan mengurangi input X1 sebesar 0.5 %, input X3 sebesar 0.1 %, input X4 sebesar 0.4 %, input X5 sebesar 1.5 %, input X6 sebesar 1.2 %, input X9 sebesar 0.1 %, input X10 sebesar 1.0 %, dan input X11 sebesar 0.2 %.

Untuk meningkatkan efisiensi profit approach setiap kantor cabang memiliki kombinasi yang berbeda beda input mana saja yang perlu mereka kurangi. Misalkan KC Bekasi 1 dapat meningkatkan efisisiensinya jika dapat mengurangi input X10 yang menyebabkan ketidak efisienan tertinggi sebesar 9.7%. Namun untuk KC Bekasi 2 dapat meningkatkan efisisiensinya jika dapat mengurangi input X5 yang menyebabkan ketidak efisienan tertinggi sebesar 12.8%. Hal ini berlaku secara umum untuk faktor-faktor lainnya.

Berdasarkan 13 (tiga belas) penyebab tidak efisiennya jaringan kantor Bank BSI di Region V Jakarta 2, jaringan kantor Bank BSI yang tidak efisien dapat melakukan langkah-langkah perbaikan meliputi.

1)  Meningkatkan eksekusi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga berbasis dana murah (CASA) dan mengurangi porsi dana deposito dengan special rate.

2)  Meningkatkan eksekusi pertumbuhan penyaluran pembiayaan sehingga proporsi Loan to Deposit Ratio menjadi lebih tinggi, sehingga bank dapat memaksimalkan pertumbuhan fee based income dari instrumen yang menghasilkan laba bersih lebih baik.

3)  Secara Bank wide mempunyai strategi switching transaction ke digital/echanneluntuk mengurangi transaksi di counter Banking Hall melalui Teller dan Customer Service sehingga dapat mesin ATM yang dimiliki oleh Bank dapat menghasilkan fee based income yang lebih baik dan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja di Teller dan Customer yang dapat dialihkan menjadi tenaga marketing sehingga biaya tenaga kerja menjadi lebih efisien.

4)  Secara Bank wide mempunyai kebijakan untuk fasilitas jaringan kantor menggunakan sewa atau pembelian dengan aset, termasuk negosiasi dan kebutuhan jangka waktu sewa sehingga biaya menjadi lebih efisien.

5.   Hasil Analisis Regresi Jaringan Kantor Bank BSI di Region V Jakarta 2

a)  Hipotesis 1 dan 2

Hipotesis 1 dan 2 yaitu terdapat perbedaan skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya FTP lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

b)  Hipotesis 3 dan 4

Hipotesis 1 dan 2 yaitu biaya FTP (Margin) berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya FTP lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

c)  Hipotesis 5 dan 6

Hipotesis 5 dan 6 yaitu biaya tenaga kerja berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya tenaga kerja lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya tenaga kerja terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

d)  Hipotesis 7 dan 8

Hipotesis 7 dan 8 yaitu biaya jasa outsourcing berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jasa outsourcing lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel jasa outsourcing terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

e)  Hipotesis 9 dan 10

Hipotesis 9 dan 10 yaitu biaya pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pendidikan dan pelatihan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel pendidikan dan pelatihan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

f)   Hipotesis 11 dan 12

Hipotesis 11 dan 12 yaitu biaya depresiasiberpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya depresiasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel depresiasi terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

g)  Hipotesis 13 dan 14

Hipotesis 13 dan 14 yaitu biaya sewa berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya sewa lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel sewa terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

h)  Hipotesis 15 dan 16

Hipotesis 15 dan 16 yaitu biaya barang dan jasa berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya barang dan jasa lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolakdan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya barang dan jasa terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

i)   Hipotesis 17 dan 18

Hipotesis 17 dan 18 yaitu biaya pemeliharaan dan perbaikan berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pemeliharaan dan perbaikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

j)   Hipotesis 19 dan 20

Hipotesis 19 dan 20 yaitu jumlah karyawan berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jumlah karyawan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya jumlah karyawan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

k)  Hipotesis 21 dan 22

Hipotesis 21 dan 22 yaitu jumlah mesin ATMberpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jumlah mesin ATM lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya jumlah mesin ATM terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

l)   Hipotesis 23 dan 24

Hipotesis 23 dan 24 yaitu aset berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya aset lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel aset terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

m)  Hipotesis 25 dan 26

Hipotesis 25 dan 26 yaitu ekuitas berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya ekuitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel ekuitas terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

n)  Hipotesis 27 dan 28

Hipotesis 27 dan 28 yaitu dana pihak ketiga berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya dana pihak ketiga lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel dana pihak ketigaterhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

o)  Hipotesis 29 dan 30

Hipotesis 29 dan 30 yaitu pembiayaan berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pembiayaan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel pembiayaan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

 

p)  Hipotesis 31 dan 32

Hipotesis 31 dan 32 yaitu fee based income berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya fee based income lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel fee based incometerhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

q)  Hipotesis 33 dan 34

Hipotesis 33 dan 34 yaitu laba bersih berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya laba bersih lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel laba bersihterhadap skor efisiensi dengan production approach maupun profit approach.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis menggunakan alat analisis DEAP VERSION 2.1, dengan menggunakan�� asumsi Variable Return To Scale (VRS) dan berorientasi inputpadaKantor Cabang Bank BSI periode Agustus sampai dengan Desember 2021 dapat disimpulkan bahwaSkor efisiensi hipotesis 1 dan 2 menyatakan perbedaan tingkat efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode DEA dengan production approach dan profit approachditerima.Penyebab terjadinya tidak efisiensi dikarenaakaan sebagian besar sumberdaya belum dapat menghasilkan laba bersih dan boros pada biaya lainnya. Dana pihak ketiga, penyaluran biayaan dan strategi switching membantu meningkatkan Potential improvement.

Hasil uji fixed effect menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel Biaya Tenaga Kerja, Biaya Barang dan Jasa, Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Jumlah Pegawai, Jumlah Mesin ATM, Ekuitas dan Fee Based Incometerhadap tingkat efisiensi.Dan tidakterdapat pengaruh variabel Biaya FTP (margin), Biaya Jasa Outsourcing, Biaya Pendidikan dan Pelatihan, Biaya Depresiasi, Biaya Sewa, Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Jumlah Pegawai, Jumlah Mesin ATM, Aset, Ekuitas, Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, Fee Based Income dan Laba Bersih terhadap tingkat efisiensi dengan production approach dan profit approach.

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Cerniati, Cerniati, and Waode Adriani Hasan. 2020. �Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang.� ENTRIES 2 (2): 204�22.

 

Hadad, Muliaman D, Wimboh Santoso, Dhaniel Ilyas, and Eugenia Mardanugraha. 2003. �Analisis Efisiensi Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).� Bank Indonesia.

 

Havrylchyk, Olena. 2006. �Efficiency of the Polish Banking Industry: Foreign versus Domestic Banks.� Journal of Banking & Finance 30 (7): 1975�96.

 

Kasmir, S E. 2002. �MM, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta PT.� Rajagrafindo Persada.

 

Khoiriyah, Ulfatul. 2020. �Manajemen Ekuitas: Ekuitas Pemegang Saham Dalam Perseroan.� MANAJEMEN EKUITAS: EKUITAS PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN, 1�16.

 

Kusumawati, Erna. 2016. �Training Management Effectiveness.� In 6th International Conference on Educational, Management, Administration and Leadership, 59�62. Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/icemal-16.2016.14.

 

���. 2017. �Iklim Etika, Ethical Behavior Planned Dan Kinerja Berkelanjutan.� JITK (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Komputer) 2 (2): 156�64.

 

Maryono, Tri, Machfud Machfud, and Lukman M Baga. 2018. �Efisiensi Kantor Cabang Bank (Studi Kasus: Kantor Kas Bank XYZ Di DKI Jakarta).� Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (JABM) 4 (2): 240.

 

Mulyadi, J. 2019. �Data Envelopment Analysis for Profitability and Marketing in the 10 Largest Banks in Indonesia.� The Indonesian Accounting Review 9 (2): 195.

 

Naufal, Fadhil Muhammad, and Achmad Firdaus. 2017. �Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Wilayah Jabodetabek Dengan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA).� Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah 5 (2): 196�220.

 

Nugroho, Adi Sulistyo. 2018. Akuntansi Bank. Bhuana Ilmu Populer.

Permana, Fafa Yushifa, and Adityawarman Adityawarman. 2015. �Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia.� Diponegoro Journal of Accounting 4 (3): 372�85.

 

Pratama, Gama. 2021. �BAB 12 KONSEP DASAR PEMBIAYAAN BANK SYARIAH.� TEORI DAN PRAKTIK MANAJEMEN BANK SYARIAH INDONESIA 212.

Putra, Aji Binawan. 2020. �Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Perbankan Dan Pendampingan Pada Nasabah KUR Di BRI Syariah KCP Blitar.� IAIN Ponorogo.

 

Saputra, Arie. 2018. �Analisis Kinerja Kantor Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Meulaboh Melalui Pendekatan Metode Data Envelopment Analysis (DEA).� Jurnal Optimalisasi 2 (2).

 

Sari, Irna Meutia, Saparuddin Siregar, and Isnaini Harahap. 2020. �Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Dalam Perbankan.� In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1:499�503.

 

Suhartatik, Nur, and Rohmawati Kusumaningtias. 2013. �Determinan Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah Di Indonesia (2008-2012).� Jurnal Ilmu Manajemen 1 (4): 1176�85.

 

Wirahadi Ahmad, Afridian, and Yossi Septriani. 2008. �Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis Dan Cara Menguranginya.� Jurnal Akuntansi & Manajemen 3 (2): 47�55.

 

Copyright holder:

Muhammad Nugraha, Mulyadi, Dwi Prastowo Darminto, Syahril Djaddang (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: