Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
4, April 2023
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN INDONESIA DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Muhammad Nugraha, Mulyadi, Dwi Prastowo
Darminto, Syahril Djaddang
Universitas Pancasila, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini untuk menganalisis efisiensi,
penyebab tidak efisien, dan potential improvement yang dapat
dilakukan dan determinasi efisiennya di
jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan metode DEA production
approach dan profit approach. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif,
untuk analisis efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA) yang diukur
menggunakan program DEAP dan uji beda dan regresi panel yang diukur menggunakan
program Eviews dan untuk penyebab tidak efisien menggunakan analisis slack.
Hasil penelitian menunjukkan hipotesis 1,
metode DEA dengan production approach diterima dan hipotesis 2, metode
DEA dengan profit approach diterima. Penyebab tidak efisien kantor Bank
BSI antara lain sebagian besar sumber daya yang digunakan masih belum dapat
menghasilkan laba bersih yang maksimal, boros dalam penggunaan barang dan jasa,
biaya tenaga kerja, biaya depresiasi, biaya pendidikan dan pelatihan, biaya
pemeliharaan dan perbaikan dan biaya sewa. Potential improvement yang
dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan eksekusi pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga dan penyaluran pembiayaan dan strategi switching transaction ke
digital.
Kata Kunci: efisiensi; data
envelopment analysis; bank syariah
Abstract
This research is to analyze efficiency, causes
of inefficiency, and
potential improvements that can be made and
the determination of efficiency in Bank BSI Region V Jakarta 2 Branch Offices
using the DEA production approach and profit approach methods. The research method uses quantitative methods,
for efficiency analysis with Data Envelopment Analysis (DEA) which is measured
using the DEAP program and difference test and panel regression which is
measured using the Eviews program and for causes of inefficiency using slack
analysis. The results of the study show that hypothesis
1, the DEA method with a production approach is accepted and hypothesis 2, the
DEA method with a profit approach is accepted. The causes of the inefficiency
of the BSI Bank office include, among others, most of the resources used are
still unable to generate maximum net profit, wasteful in the use of goods and
services, labor costs, depreciation costs, education and training costs,
maintenance and repair costs and rental costs. Potential improvements that can
be made are by increasing the execution of growth in Third Party Funds and
channeling financing and switching transaction strategies to digital.
Keywords:
efficiency; data envelopment analysis; islamic bank
Pendahuluan
Kinerja perbankan umumnya diukur
dengan menggunakan metode teknik CAMEL (Capital,
Asset Quality, Management, Earnings, dan Liquidity), sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai tingkat efisiensi di jaringan
Kantor Cabang bank dengan menggunakan pendekatan berbeda secara sekaligus
dengan variabel input ouput yang berbeda.
Kajian teoritik antara lain JMV (Mulyadi
2019) dalam penelitian dengan judul Data Envelopment Analysis For Profitability And Marketing in The 10
Largest Bank in Indonesia, dengan variabel input Asset, Labor Cost, Earnings Operating Income dan variabel output Earning Operating Income, Market Value,
Return Earning per Share. Pendekatan DEA yang dilakukan dengan pendekatan
laba dan produksi dengan hasil penelitian yaitu untuk pengukuran efisiensi
berdasarkan pendekatan laba, hanya 7 Bank dengan nilai efisiensi 100%, sedangkan pengukuran efisiensi berdasarkan kinerja marketing, hanya 5 Bank dengan nilai
efisiensi 100%. 2. (Saputra 2018), dalam penelitian dengan
judul Analisis Kinerja Kantor Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Meulaboh
Melalui Pendekatan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA). Variabel input yang digunakan jumlah pegawai,
jumlah simpanan, jumlah biaya dan jumlah nasabah sedangkan variabel ouput yang
digunakan jumlah kredit yang diberikan dan jumlah pendapatan. Hasil penelitian
memberikan informasi yaitu tahun 2014 ketiga kantor unit efficient (nilai efisiensi relatif=1), sedangkan tahun 2015 dua
kantor unit memperoleh efficient (nilai
efisiensi relatif=1) dan hanya satu kantor unit yang in efficient (nilai efisiensi relatif<1).
Kantor Cabang dilakukan penilaian
kinerja agar dapat memberikan informasi yang jelas terhadap kinerja
dimasing-masing unit. Skor efisiensi antara jaringan Kantor Cabang Bank untuk
dapat menilai kinerja setiap jaringan Kantor Cabang. Dengan pengukuran
menggunakan pendekatan DEA, terjadi fluktuasi tingkat nilai efisiensi dari
beberapa bulan, sehingga mendorong dilakukan penelitian lebih lanjut.
Faktor-faktor atau variabel input
dan ouput yang mempengaruhi tingkat efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank BSI
yang akan diukur dalam permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana skor dan
ranking efisiensi jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan pengukuran DEA production approach dan profit
approach, bagaimana penyebab tidak efisien jaringan Kantor Cabang di Bank
BSI Region V Jakarta 2 hasil pengukuran dengan metode DEA production approach dan profit
approach, bagaimana potential
improvement agar jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2
mencapai tingkat efisien dan pengaruh skor efisiensi jaringan Kantor Cabang
terhadap masing-masing variabel input dan ouput dengan menggunakan metode DEA production approach dan profit approach.
Dalam penelitian ini tujuan yang
diharapkan akan dicapai adalah dapat mengetahui hasil analisis skor dan ranking
efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta 2 dengan metode DEA production approach dan profit approach, mengetahui hasil analisis
yang menyebabkan tidak efisien jaringan Kantor Cabang Bank BSI Region V Jakarta
2dengan metode DEA production approach dan
profit approach, untuk mengetahui
hasil analisispotential improvement agar
jaringan Kantor Cabang di Bank BSI Region V Jakarta 2 mencapai tingkat efisien
serta untuk mengetahui hasil analisis pengaruh skor efisiensi jaringan Kantor
Cabang terhadap masing-masing variabel input dan ouput dengan menggunakan
metode DEA production approach dan profit
approach.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dan wawasan untuk akademis atau peneliti selajutnya mengenai
penelitian tingkat efisiensi jaringan Kantor Cabang Bank menggunakan DEAdengan
variabel input dan outputdari penelitian-penelitian terdahulu. Sedangkan untuk
Bank BSI dan industri perbankan syariah penelitian ini dapat menjadi informasi
tentang kinerja efisiensi setiap jaringan Kantor Cabang Bank dan informasi improvement untuk memperbaiki kinerja efisiensi
Kantor Cabang Bank.
Tabel 1
Hasil
Perhitungan Efisiensi Sampel Kantor Cabang
BSI
Periode Bulan Agustus s.d. Desember Tahun 2021
No. |
Nama Cabang |
Skor Efisiensi |
||||
Agt |
Sept |
Okt |
Nov |
Des |
||
1 |
KC Bekasi 1 |
0.934 |
0.931 |
0.934 |
0.938 |
0.936 |
2 |
KC Bekasi 2 |
0.926 |
0.923 |
0.919 |
0.919 |
0.923 |
3 |
KC Bekasi Cikarang |
0.989 |
0.974 |
0.971 |
0.993 |
0.973 |
4 |
KC Bekasi Pondok
Gede |
0.966 |
0.966 |
0.969 |
0.973 |
0.963 |
5 |
KC Bekasi Square |
0.934 |
0.942 |
0.942 |
0.943 |
0.945 |
6 |
KC Jakarta Abdul Muis |
0.949 |
0.937 |
0.936 |
0.937 |
0.952 |
7 |
KC Jakarta Jatinegara |
1.000 |
0.959 |
0.960 |
0.960 |
1.000 |
8 |
KC Jakarta Pondok Kelapa |
0.952 |
0.941 |
0.943 |
0.943 |
0.955 |
9 |
KC Jakarta Rawamangun |
0.941 |
0.932 |
0.934 |
0.935 |
0.939 |
10 |
KC Jakarta Sudirman |
0.969 |
0.964 |
0.965 |
0.973 |
0.970 |
11 |
KC Jakarta Thamrin |
0.919 |
0.916 |
0.916 |
0.921 |
0.925 |
������� Sumber data: Laporan Keuangan PT
Bank Syariah Indonesia, Tbk
A. Kajian
Literatur Dan Pengembangan Hipotesis
1. Teori Keagenan
Menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu prinsipal dan agen. Selanjutnya Jansen dan (Wirahadi Ahmad and Septriani 2008) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak
antara manajer (agent) dengan investor (prinsipal).
2. Akuntansi Perbankan
Perbankan syariah menerapkan sistem bagi hasil. Menurut
(Nugroho 2018). Akuntansi perbankan secara umum adalah
suatu seni mencatat, mengklasifikasikan, dan
mengikhtisarkan menurut cara atau aturan
tertentu dan dinyatakan dalam nilai mata
uang, transaksi-transaksi yang bersifat
financial dan menginterpretasikan� hasilnya.Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Suatu laporan keuangan
akan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.
3. Teori Efisiensi
(Permana and Adityawarman 2015) menyatakan efisiensi perbankan mengandung dua dimensi yaitu tersedianya
berbagai macam instrumen finansial bagi pemilik aktiva
yang menguntungkan, memberikan
portofolio yang paling optimal untuk
kepentingan return, risk, dan likuiditas.
(Hadad et al. 2003) menjelaskan mengenai teori efisiensi dimana efisiensi adalah pengukuran dari salah satu bentuk kinerja yang mendasari seluruh kinerja dari perusahaan
atau badan usaha.
4. Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA adalah sebuah teknik pemrograman
matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan.
Menurut (Havrylchyk 2006), DEA dapat digunakan dalam menghitung keseluruhan biaya (cost), efisiensi
teknik (technical
efficiency), efisiensi alokatif
(allocative efficiency), pure technical efficiency,
dan efisiensi skala (scale efficiency). Technical Efficiency
(TE) mengacu pada kemampuan
untuk menghasilkan output maksimum pada tingkat level tertentu dari input, atau kemampuan untuk menggunakan minimum input untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
5. Variabel Input dan Variabel
Output
a) Komponen Bank Expense
Bank
expense adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
pelaporan dalam bentuk arus keluar
atau penurunan aset atau kenaikan
liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut distribusi kepada pemegang saham. Pada penelitian ini pos beban yang digunakan sebagai variabel input adalah terdiri dari Biaya FTP (margin), Biaya Tenaga Kerja, Biaya Jasa Outsourcing, Biaya
Pendidikan dan Pelatihan, Biaya
Public Relation, Biaya Depresiasi,
Biaya Sewa, Biaya Barang dan Jasa, Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Biaya Operasional Lainnya, Biaya Fee Pengelolaan dan Biaya Lainnya (Kusumawati
2017).
b) Jumlah Pegawai
Tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Pegawai adalah tenaga kerja Bank dengan status Karyawan tetap dan Karyawan tidak tetap dengan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang tercatat dalam administrasi Bank dengan menerima upah sebagai imbalan
atas pekerjaan yang dilaksanakan dan memiliki Nomor Induk Karyawan
(NIP) Bank disetiap jaringan
kantor Bank (Kusumawati
2016).
c) Jumlah Mesin ATM
ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) adalah mesin ATM yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi perbankan yang pengoperasiannya merupakan tanggung jawab Branch Office dan monitoringnya
dilakukan oleh Kantor Pusat Bank Syariah Indonesia secara sentral (Putra
2020).
d) Aset
Aset Bank adalah aset produktif yaitu penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan pada Bank Indonesia dan pemerintah,
tagihan atas surat berharga syariah yang dibeli dengan janji
dijual kembali (reverse
repurchase agreement), tagihan akseptasi,
tagihan derivatif, penyertaan, penempatan pada Bank
lain, transaksi rekening administratif, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu dan aset non produktif yaitu aset Bank selain aset produktif
yang memiliki potensikerugian,
antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti
terbengkalai (abandoned property), serta rekening antar kantor dan rekening tunda (suspense account)
(Sari,
Siregar, and Harahap 2020).
e) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitas. Ekuitas merupakan total dari akun-akun yaitu: modal dasar, modal yang belum disetor, saham yang dibeli kembali, agio, disagio,
dana setoran modal, tambahan
modal disetor lainnya, keuntungan dan kerugian penghasilan komprehensif lain, cadangan umum, cadangan khusus, laba/rugi
tahun lalu, laba/rugi tahun
berjalan, dan dividen yang dibayarkan (Khoiriyah
2020).
f) Dana Pihak Ketiga
Dana
Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Suhartatik
and Kusumaningtias 2013).
g) Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa
transaksi bagi hasil, transaksi sewa-menyewa termasuk termasuk sewa menyewa
jasa, transaksi jual beli, dan transaksi pinjam meminjam berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/ atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,
margin, atau bagi hasil (Pratama
2021) .
h) Fee Based Income
Menurut S. Langgeng Ratnasari (2012), Fee
Based Income adalah pendapatan
yang diperoleh dari transaksi yang diberikan perbankan dalam jasa-jasa bank lainnya. Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif
kecil, namun memberikan suatu kepastian dikarenakan risiko terhadap jasa bank ini lebih
kecil dibandingkan dengan kredit.
i) Laba Bersih
Menurut (Cerniati
and Hasan 2020) laba bersih� adalah� keuntungan� dari� usaha� perusahaan� yang� sedang� berjalan� setelah� bunga� dan� pajak.� Sedangkan� menurut (Kasmir
2002),� laba� bersih� adalah laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang menjadi pengeluaran perusahaan dalam� periode tertentu, termasuk pajak.
j) Penelitian Terdahulu
JMV
(Naufal and
Firdaus 2017) , Pendekatan
DEA yang dilakukan dengan pendekatan laba dan produksi dengan hasil penelitian yaitu untuk pengukuran
efisiensi berdasarkan pendekatan laba, hanya 7 Bank dengan nilai efisiensi 100%, sedangkan pengukuran efisiensi berdasarkan kinerja marketing, hanya 5 Bank dengan nilai efisiensi
100%.
Menurut (Saputra
2018), Variabel input
yang digunakan jumlah Karyawan, jumlah simpanan, jumlah biaya dan jumlah nasabah sedangkan variabel ouput yang digunakan jumlah kredit yang diberikan dan jumlah pendapatan. Hasil penelitian memberikan informasi yaitu tahun 2014 ketiga kantor unit efficient (nilai efisiensi relatif=1), sedangkan tahun 2015 dua kantor unit memperoleh efficient
(nilai efisiensi relatif=1) dan hanya satu kantor unit yang in
efficient (nilai efisiensi relatif <1).
Menurut (Permana
and Adityawarman 2015), pengukuran efisiensi menggunakan DEA dengan pendekatan laba dan produksi. Variabel input yang digunakan yaitu biaya tenaga
kerja, asset tetap, dan biaya dana Dana Pihak Ketiga (DPK) dan variabel input yaitu pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan bank. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan uji pengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi yaitu dengan variabel independen meliputi uji Pengaruh yaitu bank size, profitabilitas, kapitalisasi,
loan quality dan bank expenses. Hasil analisis penelitian yaitu ukuran bank, profitabilitas, kapitalisasi, loan quality dan bank expenses berpengaruh terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah.
Menurut (Maryono,
Machfud, and Baga 2018), pengukuran dilakukan dengan pendekatan DEA. Variabel input
yang digunakan yaitu biaya sewa gedung
(amortisasi), biaya tenaga kerja, biaya
operasional lainnya (listrik dan telepon), sedangkan variabel output yang digunakan Dana Pihak Ketiga (giro, tabungan
dan deposito), dan pendapatan
FBI. Hasil penelitian yaitu
rata-rata tingkat efisiensi
Kantor Kas Bank XYZ di DKI Jakarta tahun 2013�2015, dimana rata-rata skor total efisiensi pada tahun 2013 adalah 69,29% dan meningkat menjadi 76,08% pada tahun 2015
dan mengalami penurunan menjadi 68,13%.
Metode Penelitian
Jenis penelitian dan data
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitaif berupa sumber
data sekunder dengan data panel yaitu gabungan antara data cross section
sebanyak 81 jaringan kantor bank dan data time series periode bulanan
dari bulan Agustus 2021 sampai dengan tahun Desember 2021.
Penelitian ini menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu sebuah pengelolaan data berupa
input dan output, hal ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi relatif
pada suatu bank, dimana proses pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP
VERSION 2.1 selain itu peneliti juga menggunakan Microsoft Excel sebagai
perangkat pendukung.
1. Variabel Input dan Output
Tabel
2
Variabel Input Dan Output Dengan
Production Approach
Variabel Input |
Variabel Output |
1
Biaya
FTP (margin) 2
Biaya
Tenaga Kerja 3
Biaya
Jasa Outsourcing 4
Biaya
Pendidikan dan Pelatihan 5
Biaya
Depresiasi 6
Biaya
Sewa 7
Biaya
Barang dan Jasa 8
Biaya
Pemeliharaan dan ��Perbaikan 9
Jumlah
Pegawai 10
Jumlah
Mesin ATM 11
Aset 12
Ekuitas |
1
Pembiayaan 2
Dana
Pihak Ketiga 3
Fee
Based Income |
Tabel
3
Variabel Input dan Output dengan
Profit Approach
Variabel Input |
Variabel Output |
1
Biaya
FTP (margin) 2
Biaya
Tenaga Kerja 3
Biaya
Jasa Outsourcing 4
Biaya
Pendidikan dan Pelatihan 5
Biaya
Depresiasi 6
Biaya
Sewa 7
Biaya
Barang dan Jasa 8
Biaya
Pemeliharaan dan Perbaikan 9
Jumlah
Pegawai 10
Jumlah
Mesin ATM 11
Aset 12
Ekuitas 13
Dana
Pihak Ketiga 14
Pembiayaan |
1
Laba
Bersih |
2. Analisis Regresi Data
Panel
Common
Effect Model adalah teknik estimasi model regresi data panel
paling sederhana dengan mengabaikan perbedaan dimensi individu maupun waktu. Fixed Effect Model merupakan teknik estimasi model regresi yang mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari intersep yang berbeda. Random
Effects Model merupakan teknik
yang mengasumsikan intercept suatu
unit individu adalah pengambilan acak dari populasi yang lebih besar dengan
nilai rata-rata konstan.
3. Penentuan Model Estimasi
Uji Chow digunakan untuk memilih model yang paling tepat dalam estimasi
data panel antara constant coefficient model dan
fixed effects model. Uji Hausman digunakan untuk memilih model yang paling tepat dalam estimasi
data panel antara fixed effects model dan random
effects model. Uji Lagrange Multiplier digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara
model random effect dan common effect.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji
normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi
yang digunakan. Uji goodness of fit digunakan untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual. Uji t-test berguna untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Efisiensi
Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2
Berdasarkan perhitungan efisiensi dengan production
approach, 54 (lima puluh empat)
jaringan kantor cabang Bank BSI selama periode Agustus sampai dengan Desember
2021 menunjukkan skor efisiensi, tetapi pada periode tersebut hanya terdapat 1 (satu) jaringan kantor cabang Bank BSI yang menunjukkan skor tidak efisien, tetapi berdasarkan perhitungan efisiensi dengan profit approach, hanya 23
(dua puluh) jaringan kantor cabang Bank BSI selama periode Agustus sampai dengan Desember 2021 menunjukkan skor efisiensi, tetapi pada periode tersebut juga terdapat 35 (tiga puluh lima) jaringan kantor cabang Bank BSI yang menunjukkan skor tidak efisien.
Tabel 4
Jaringan Kantor Cabang
Bank BSI Tidak Efisien Dengan Production
Approach Periode Bulan Agustus s.d. Desember Tahun 2021
No. |
Cabang |
Vrste |
|||||
Agt |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
Rata2 |
||
1 |
KCP
Bekasi Kemang Pratama |
0.999 |
0.998 |
0.999 |
0.999 |
0.999 |
0.999 |
Tabel 5
Jaringan Kantor Cabang Bank BSI Tidak Efisien Dengan
Profit Approach
Periode Bulan Agustus s.d. Desember
Tahun 2021
No. |
Cabang |
Vrste |
|||||
Agt |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
Rata2 |
||
1 |
KC Jakarta Thamrin |
0.919 |
0.916 |
0.916 |
0.921 |
0.925 |
0.919 |
2 |
KC Bekasi 2 |
0.926 |
0.923 |
0.919 |
0.919 |
0.923 |
0.922 |
3 |
KC Bekasi 1 |
0.934 |
0.931 |
0.934 |
0.938 |
0.936 |
0.935 |
4 |
KC Jakarta Rawamangun |
0.941 |
0.932 |
0.934 |
0.935 |
0.939 |
0.936 |
5 |
KC Bekasi Square |
0.934 |
0.942 |
0.942 |
0.943 |
0.945 |
0.941 |
6 |
KC Jakarta Abdul Muis |
0.949 |
0.937 |
0.936 |
0.937 |
0.952 |
0.942 |
7 |
KC Jakarta Pondok Kelapa |
0.952 |
0.941 |
0.943 |
0.943 |
0.955 |
0.947 |
8 |
KC Bekasi Pondok Gede |
0.966 |
0.966 |
0.969 |
0.973 |
0.963 |
0.967 |
9 |
KC Jakarta Sudirman |
0.969 |
0.964 |
0.965 |
0.973 |
0.970 |
0.968 |
10 |
KCP Bekasi Tambun 1 |
0.970 |
0.967 |
0.968 |
0.970 |
0.969 |
0.969 |
11 |
KCP Jakarta Klender |
0.977 |
0.972 |
0.973 |
0.973 |
0.976 |
0.974 |
12 |
KCP Metro Boulevard |
0.974 |
0.973 |
0.975 |
0.980 |
0.976 |
0.976 |
13 |
KC Jakarta Jatinegara |
1.000 |
0.959 |
0.960 |
0.960 |
1.000 |
0.976 |
14 |
KCP Bekasi Harapan Indah 1 |
0.976 |
0.972 |
0.973 |
0.981 |
0.977 |
0.976 |
15 |
KC Bekasi Cikarang |
0.989 |
0.974 |
0.971 |
0.993 |
0.973 |
0.980 |
16 |
KCP Jakarta Cikini 1 |
1.000 |
0.970 |
0.971 |
0.970 |
1.000 |
0.982 |
17 |
KCP Jakarta Cililitan |
1.000 |
0.972 |
0.975 |
0.974 |
1.000 |
0.984 |
18 |
KCP Jakarta Pangkalan Jati 1 |
1.000 |
0.975 |
0.975 |
0.977 |
1.000 |
0.985 |
19 |
KCP Jakarta Cakung |
0.993 |
0.985 |
0.984 |
0.982 |
0.986 |
0.986 |
20 |
KCP Bekasi Jatiasih |
0.983 |
0.980 |
0.987 |
0.991 |
0.989 |
0.986 |
21 |
KCP Bekasi Jatiwaringin |
1.000 |
0.987 |
0.982 |
0.978 |
0.986 |
0.987 |
22 |
KCP Jakarta Pasar Rebo |
1.000 |
0.979 |
0.980 |
0.983 |
1.000 |
0.988 |
23 |
KCP Bekasi Jatibening |
0.991 |
0.986 |
0.987 |
0.990 |
0.990 |
0.989 |
24 |
KCP Bekasi Kemang Pratama |
1.000 |
0.983 |
0.983 |
0.981 |
1.000 |
0.989 |
25 |
KCP Bekasi Pondok Gede |
0.987 |
0.990 |
0.988 |
0.989 |
1.000 |
0.991 |
26 |
KCP Bekasi Tambun 2 |
0.987 |
0.988 |
0.988 |
0.991 |
1.000 |
0.991 |
27 |
KCP Bks. Kalimalang Plaza |
1.000 |
0.980 |
0.984 |
0.994 |
1.000 |
0.992 |
28 |
KCP Jakarta Cipinang Jaya |
1.000 |
0.987 |
0.989 |
0.988 |
1.000 |
0.993 |
29 |
KCP Jakarta Lubang Buaya |
0.985 |
0.994 |
0.992 |
0.996 |
1.000 |
0.993 |
30 |
KCP Jakarta Buaran |
0.986 |
0.994 |
0.995 |
0.995 |
1.000 |
0.994 |
31 |
KCP Jakarta Kalimalang |
0.991 |
0.984 |
1.000 |
1.000 |
1.000 |
0.995 |
32 |
KCP Bekasi Harapan Indah 2 |
1.000 |
1.000 |
0.994 |
0.992 |
1.000 |
0.997 |
33 |
KCP Jakarta Benhil 1 |
1.000 |
0.996 |
0.997 |
0.994 |
1.000 |
0.997 |
34 |
KCP Jakarta Pasar Baru |
1.000 |
0.992 |
0.997 |
1.000 |
1.000 |
0.998 |
35 |
KCP Jakarta Pondok Bambu |
1.000 |
0.999 |
1.000 |
0.996 |
1.000 |
0.999 |
2. Uji Beda Efisiensi
Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2
Tabel 6
Uji Beda Efisiensi
Production Approach Kantor Cabang Bank BSI
Periode Agustus-Desember
Tahun 2021
ANOVA |
||||||
|
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
Efisiensi Production Approach |
Between Groups |
.000 |
54 |
.000 |
18.389 |
.000 |
Within Groups |
.000 |
220 |
.000 |
|
|
|
Total |
.000 |
274 |
|
|
|
Terdapat perbedaan efisiensi production
approach yang signifikan antar
jaringan Kantor Cabang BSI yang ditunjukkan
dengan nilai Sig. <
0,05. Hal ini berarti Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode DEA dengan production
approach diterima.
Tabel 7
Uji Beda Efisiensi Profit
Approach Kantor Cabang Bank BSI
Periode Agustus-Desember
Tahun 2021
ANOVA |
||||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
Efisiensi
Profit Approach |
Between
Groups |
.126 |
54 |
.002 |
61.064 |
.000 |
Within Groups |
.008 |
220 |
.000 |
|
|
|
Total |
.135 |
274 |
|
|
|
Terdapat
perbedaan efisiensi profit approach yang signifikan antar jaringan Kantor
Cabang BSI yang ditunjukkan dengan nilai Sig. < 0,05. Hal ini berarti
hipotesis 2 penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat
efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode DEA dengan profit approach
diterima.
3. Penyebab Tidak Efisien Kantor Cabang Bank BSI di Region V Jakarta 2
Penyebab tidak efisien jaringan kantor Bank BSI Region V Jakarta 2 menggunakan
production approach dengan skor
prosentase di atas 10%, yaitu.
1. Sebagian besar sumber
daya yang digunakan masih belum dapat
menghasilkan laba bersih yang maksimal
2. Penempatan mesin ATM khususnya
dengan penempatan di inbranch (dalam kantor) belum menghasilkan
pendapatan fee based income dari transaksi nasabah di mesin ATM dengan maksimal.
3.Boros dalam penggunaan barang dan jasa, sehingga biaya barang dan jasa meningkat signifikan
4.Tingginya biaya depresiasi akibat fasilitas jaringan kantor menggunakan aset yang diperoleh dari pemilikan sendiri.
5.Tidak efisien dalam pengelolaan aset, sehingga tidak dapat menghasilkan
laba yang maksimal.
6.Proporsi yang rendah dari cost of fund dari struktur Dana Pihak Ketiga, sehingga menjadikan biaya FTP (margin) semakin tinggi.
7.Dana Pihak Ketiga(DPK) yang dimiliki masih tidak maksimal/tidak cukup untuk
dapat disalurkan kepada pembiayaan maupun instrumen lainnya sehingga sumber daya yang dimilik Bank menjadi tidak efisien.
8.Tingginya penggunaan biaya pendidikan danpelatihan karena pasca merger Bank BSI yang dilakukan,
Bank melakukan berbagai pelatihan dan pelatihan untuk peningkatan dan penyeteraan kompetensi pegawai.
9.Tingginya biaya tenaga kerja akibat
belum dapat memaksimalkan potensi pengembangan setiap pegawai yang dimiliki untuk bekerja sesuai
target ataupun melebihi
target.
10. Tingginya biaya pemeliharaan danperbaikan karena pasca merger Bank BSI yang
dilakukan, Bank perlu melakukan perubahan tampilan sesuai corporate
identity Bank BSI sehingga dilakukan
pada tahap 1 yaitu lay out
dan rebranding Banking Hall diseluruh outlet/jaringan kantor.
11. Tingginya biaya sewa karena perbedaan
cara melakukan negosiasi harga sewa untuk fasilitas
jaringan kantor menggunakan sewa.
12. Tidak efisien dalam pengelolaan ekuitas untuk menghasilkan
laba.
13. Penyaluran pembiayaan belum maksimal, sehingga rasio Loan to DepositRatio (LDR) masih rendah.� Pemanfaatan dana pihak ketiga dilakukan melalui FASBIS atau instrumen lainnya selain pembiayaan.
4. Potential Improvement Kantor Cabang Bank
BSI di Region V Jakarta 2
Hasil
analisis efisiensi
production approach menunjukkan bahwa
kantor cabang KCP Bekasi Kemang Pratama memerlukan perbaikan untuk peningkatan efisiensi. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah mengurangi input X1 sebesar 0.5 %, input X3 sebesar
0.2 %, input X4 sebesar���� 0.2 %, input X7 sebesar 1.0 %, input
X8 sebesar 0.2 %, input X10 sebesar
2.0 %, dan input X11 sebesar 0.8 %.� Sedangkan KCP Cikarang Boulevard dapat meningkatkan efisiensi dengan cara mmenurunkan
mengurangi input X1 sebesar
0.5 %, input X3 sebesar 0.1 %, input X4 sebesar 0.4 %, input X5 sebesar
1.5 %, input X6 sebesar 1.2 %, input X9 sebesar 0.1 %, input X10 sebesar
1.0 %, dan input X11 sebesar 0.2 %.
Untuk meningkatkan efisiensi profit approach setiap kantor cabang memiliki
kombinasi yang berbeda beda input mana saja yang perlu mereka kurangi.
Misalkan KC Bekasi 1 dapat meningkatkan efisisiensinya jika dapat mengurangi
input X10 yang menyebabkan ketidak
efisienan tertinggi sebesar 9.7%. Namun untuk KC Bekasi 2 dapat meningkatkan efisisiensinya jika dapat mengurangi
input X5 yang menyebabkan ketidak
efisienan tertinggi sebesar 12.8%. Hal ini berlaku secara umum untuk faktor-faktor
lainnya.
Berdasarkan 13 (tiga belas) penyebab tidak efisiennya jaringan kantor Bank BSI di
Region V Jakarta 2, jaringan kantor
Bank BSI yang tidak efisien
dapat melakukan langkah-langkah perbaikan meliputi.
1) Meningkatkan eksekusi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga berbasis dana murah (CASA) dan mengurangi porsi dana deposito dengan special rate.
2) Meningkatkan eksekusi pertumbuhan penyaluran pembiayaan sehingga proporsi Loan to Deposit Ratio menjadi
lebih tinggi, sehingga bank dapat memaksimalkan pertumbuhan fee based income dari instrumen yang menghasilkan laba bersih lebih
baik.
3) Secara Bank wide mempunyai
strategi switching transaction ke digital/echannel� untuk mengurangi transaksi di counter
Banking Hall melalui Teller dan Customer Service sehingga dapat mesin ATM yang dimiliki oleh Bank
dapat menghasilkan fee
based income yang lebih baik
dan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja
di Teller dan Customer yang dapat dialihkan
menjadi tenaga marketing sehingga biaya tenaga kerja menjadi
lebih efisien.
4) Secara Bank wide mempunyai
kebijakan untuk fasilitas jaringan kantor menggunakan sewa atau pembelian
dengan aset, termasuk negosiasi dan kebutuhan jangka waktu sewa sehingga
biaya menjadi lebih efisien.
5. Hasil Analisis Regresi Jaringan Kantor Bank BSI
di Region V Jakarta 2
a) Hipotesis 1 dan 2
Hipotesis 1 dan 2 yaitu terdapat perbedaan skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya FTP lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
b) Hipotesis 3 dan 4
Hipotesis 1 dan 2 yaitu biaya FTP (Margin) berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya FTP lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
c) Hipotesis 5 dan 6
Hipotesis 5 dan 6 yaitu biaya tenaga kerja
berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya tenaga kerja
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya tenaga kerja terhadap
skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
d) Hipotesis 7 dan 8
Hipotesis 7 dan 8 yaitu biaya jasa outsourcing berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jasa outsourcing lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel jasa outsourcing terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
e) Hipotesis 9 dan 10
Hipotesis 9 dan 10 yaitu biaya pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pendidikan dan pelatihan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel pendidikan dan pelatihan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
f) Hipotesis 11 dan 12
Hipotesis 11 dan 12 yaitu
biaya depresiasiberpengaruh
terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan
metode DEA dengan
production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya depresiasi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel depresiasi terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
g) Hipotesis 13 dan 14
Hipotesis 13 dan 14 yaitu
biaya sewa berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya sewa lebih
besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel sewa terhadap
skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
h) Hipotesis 15 dan 16
Hipotesis 15 dan 16 yaitu
biaya barang dan jasa berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya barang dan jasa lebih kecil
dari 0,05 maka Ho ditolakdan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya barang dan jasa terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
i) Hipotesis 17 dan 18
Hipotesis 17 dan 18 yaitu
biaya pemeliharaan dan perbaikan berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pemeliharaan dan perbaikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
j) Hipotesis 19 dan 20
Hipotesis 19 dan 20 yaitu
jumlah karyawan berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jumlah karyawan
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya jumlah karyawan terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
k) Hipotesis 21 dan 22
Hipotesis 21 dan 22 yaitu
jumlah mesin ATMberpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya jumlah mesin
ATM lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh antara variabel biaya jumlah mesin ATM terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
l) Hipotesis 23 dan 24
Hipotesis 23 dan 24 yaitu
aset berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya aset lebih
besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel aset terhadap
skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
m) �Hipotesis 25 dan 26
Hipotesis 25 dan 26 yaitu
ekuitas berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya ekuitas lebih
besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel ekuitas terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
n) Hipotesis 27 dan 28
Hipotesis 27 dan 28 yaitu
dana pihak ketiga berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya dana pihak ketiga lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara variabel dana pihak ketigaterhadap skor efisiensi dengan production
approach maupun profit approach.
o) Hipotesis 29 dan 30
Hipotesis 29 dan 30 yaitu
pembiayaan berpengaruh terhadap skor efisiensi
jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya pembiayaan lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel pembiayaan terhadap skor efisiensi
dengan production approach maupun
profit approach.
p) Hipotesis 31 dan 32
Hipotesis 31 dan 32 yaitu
fee based income berpengaruh
terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank masing-masing menggunakan
metode DEA dengan
production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya fee
based income lebih besar
dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara variabel fee based incometerhadap
skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
q) Hipotesis 33 dan 34
Hipotesis 33 dan 34 yaitu
laba bersih berpengaruh terhadap skor efisiensi jaringan kantor Bank
masing-masing menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig. t hitung variabel biaya laba bersih
lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara variabel laba bersihterhadap
skor efisiensi dengan production approach maupun
profit approach.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis menggunakan alat analisis DEAP
VERSION 2.1, dengan menggunakan��
asumsi Variable Return To Scale (VRS)
dan berorientasi inputpadaKantor Cabang Bank BSI periode Agustus sampai dengan
Desember 2021 dapat disimpulkan bahwaSkor efisiensi hipotesis 1 dan 2
menyatakan perbedaan tingkat efisiensi jaringan kantor Bank menggunakan metode
DEA dengan production approach dan profit approachditerima.Penyebab
terjadinya tidak efisiensi dikarenaakaan sebagian besar sumberdaya belum dapat
menghasilkan laba bersih dan boros pada biaya lainnya. Dana pihak ketiga,
penyaluran biayaan dan strategi switching membantu meningkatkan Potential improvement.
Hasil uji
fixed effect menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel Biaya Tenaga Kerja,
Biaya Barang dan Jasa, Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, Jumlah Pegawai, Jumlah
Mesin ATM, Ekuitas dan Fee Based Incometerhadap tingkat efisiensi.Dan
tidakterdapat pengaruh variabel Biaya FTP (margin), Biaya Jasa Outsourcing,
Biaya Pendidikan dan Pelatihan, Biaya Depresiasi, Biaya Sewa, Biaya
Pemeliharaan dan Perbaikan, Jumlah Pegawai, Jumlah Mesin ATM, Aset, Ekuitas,
Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, Fee Based Income dan Laba Bersih terhadap
tingkat efisiensi dengan production
approach dan profit
approach.
�
Cerniati, Cerniati, and Waode Adriani
Hasan. 2020. �Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi Dan Laba Bersih Dalam
Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang.� ENTRIES 2 (2): 204�22.
Hadad, Muliaman D, Wimboh Santoso, Dhaniel
Ilyas, and Eugenia Mardanugraha. 2003. �Analisis Efisiensi Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA).� Bank
Indonesia.
Havrylchyk, Olena. 2006. �Efficiency of the
Polish Banking Industry: Foreign versus Domestic Banks.� Journal of Banking
& Finance 30 (7): 1975�96.
Kasmir, S E. 2002. �MM, 2002, Dasar-Dasar
Perbankan, Jakarta PT.� Rajagrafindo Persada.
Khoiriyah, Ulfatul. 2020. �Manajemen
Ekuitas: Ekuitas Pemegang Saham Dalam Perseroan.� MANAJEMEN EKUITAS: EKUITAS
PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN, 1�16.
Kusumawati, Erna. 2016. �Training
Management Effectiveness.� In 6th International Conference on Educational,
Management, Administration and Leadership, 59�62. Atlantis Press.
https://doi.org/10.2991/icemal-16.2016.14.
���. 2017. �Iklim Etika, Ethical Behavior
Planned Dan Kinerja Berkelanjutan.� JITK (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi Komputer) 2 (2): 156�64.
Maryono, Tri, Machfud Machfud, and Lukman M
Baga. 2018. �Efisiensi Kantor Cabang Bank (Studi Kasus: Kantor Kas Bank XYZ Di
DKI Jakarta).� Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (JABM) 4 (2): 240.
Mulyadi, J. 2019. �Data Envelopment
Analysis for Profitability and Marketing in the 10 Largest Banks in Indonesia.�
The Indonesian Accounting Review 9 (2): 195.
Naufal, Fadhil Muhammad, and Achmad Firdaus.
2017. �Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Wilayah
Jabodetabek Dengan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA).� Equilibrium:
Jurnal Ekonomi Syariah 5 (2): 196�220.
Nugroho, Adi Sulistyo. 2018. Akuntansi
Bank. Bhuana Ilmu Populer.
Permana, Fafa Yushifa, and Adityawarman
Adityawarman. 2015. �Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Perbankan Syariah Di Indonesia.� Diponegoro Journal of Accounting 4 (3):
372�85.
Pratama, Gama. 2021. �BAB 12 KONSEP DASAR
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH.� TEORI DAN PRAKTIK MANAJEMEN BANK SYARIAH INDONESIA
212.
Putra, Aji Binawan. 2020. �Analisis
Pemanfaatan Teknologi Informasi Perbankan Dan Pendampingan Pada Nasabah KUR Di
BRI Syariah KCP Blitar.� IAIN Ponorogo.
Saputra, Arie. 2018. �Analisis Kinerja
Kantor Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Meulaboh Melalui Pendekatan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA).� Jurnal Optimalisasi 2 (2).
Sari, Irna Meutia, Saparuddin Siregar, and
Isnaini Harahap. 2020. �Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Dalam Perbankan.�
In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS),
1:499�503.
Suhartatik, Nur, and Rohmawati
Kusumaningtias. 2013. �Determinan Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah
Di Indonesia (2008-2012).� Jurnal Ilmu Manajemen 1 (4): 1176�85.
Wirahadi Ahmad, Afridian, and Yossi
Septriani. 2008. �Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis Dan Cara Menguranginya.� Jurnal
Akuntansi & Manajemen 3 (2): 47�55.
Copyright holder: Muhammad Nugraha, Mulyadi, Dwi Prastowo Darminto, Syahril Djaddang (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |