Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PERAN KOMUNIKASI DALAM SUKSESI PERUSAHAAN KELUARGA
Eliza Susanto, Nova Murdhiana
London School Public
Relations, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Bisnis
keluarga, mewakili 80% dari struktur bisnis global, namun tingkat keberhasilan
suksesi transgenerasinya rendah sehingga berimbas pada ancaman keberlangsungan
perusahaan keluarga. Pekerja non keluarga disinyalir dapat membantu
keberhasilan suksesi dalam perusahaan keluarga, namun masuknya mereka juga
dihadapkan pada tantangan komunikasi dengan keluarga, hingga membutuhkan proses
keselarasan komunikasi. Dalam prosesnya, suksesi juga dihadapkan pada tantangan
komunikasi lintas generasi antara generasi petahana dengan kandidat generasi
penerus.
Kata kunci: perusahaan keluarga,
komunikasi, organisasi, suksesi.
Abstract
Family businesses represent 80% of the global
business structure, but the success rate of transgenerational succession is
low, which threatens the survival of family businesses. Non-family workers
allegedly able to support the success of succession in family companies, but
their presence facing communication challenges with families. Thus, requiring a
process of harmonized communication. In the process, succession also facing
intergenerational communication challenges, between the incumbent generation
and the prospective next generation.
Keywords: family business, communication, organization,
succession.
Pendahuluan
Studi tentang bisnis keluarga di Indonesia menunjukkan
sekitar 78% perusahaan keluarga dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga yang
diwariskan turun temurun
Dalam mempertahankan keberlangsungan perusahaan keluarga,
dibutuhkan keterlibatan tenaga profesional non keluarga untuk mendukung tumbuh kembang bisnis yang meningkatkan ketahanan
perusahaan keluarga
Keberlangsungan
perusahaan keluarga,
dihadapkan pada tantangan suksesi dan dalam
prosesnya dibutuhkan tenaga
profesional non keluarga untuk mendukung
keberhasilannya. Komunikasi suksesi membutuhkan keselarasan komunikasi keluarga dengan komunikasi organisasi yang
menyasar seluruh pelaku regenerasi yakni, (1) manajemen
keluarga sebagai generasi petahana, (2) tenaga profesional non
keluarga dan (3) kandidat generasi penerus keluarga. Komunikasi
suksesi yang menyatukan dua tipe komunikasi dalam perusahaan keluarga menjadi
hal krusial dalam proses suksesi. Namun, pada prakteknya, tidak
ada strategi komunikasi yang �ideal�, karena setiap elemen unik, dinamis, dan menunjukkan
perubahan pola komunikasi sepanjang masa suksesi, akan tetapi, bila
keberhasilan suksesi dinilai dari kinerja bisnis dan kepuasan anggota keluarga
yang terlibat didalamnya, dapat dilihat melalui tiga tahapan komunikasi suksesi
(1) The intergenerational transmission of the family firm heritage, (2) The independent
acquisition of the family firm heritage dan (3) The interdependent
development of the family firm heritage
Unsur kebaruan dalam penelitian ini adalah, objek penelitian merupakan
perusahaan keluarga di Indonesia yang bergerak di bidang Industri Hasil Tembakau
(IHT), berkiprah selama lebih dari sembilan puluh tahun, hingga kini, saham kepemilikan
usahanya masih dikuasai penuh oleh keluarga sepanjang empat generasi. Suksesi
dalam misi keberlangsungan bisnisnya dilakukan secara mandiri selama tiga
generasi, namun memutuskan melibatkan tenaga profesional non keluarga dalam
perencanaan suksesinya untuk generasi penerus keempat.
Metode Penelitian
Kajian ini menggunakan metode kualitatif
sebagai upaya untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif, tentang apa
yang dilakukan orang-orang tertentu dalam kehidupan sehari-hari mereka,
kemudian mencari arti perilakunya. Mengidentifikasi hal yang relevan dengan
makna di dunia, seperti halnya jenis orang, jenis tindakan, jenis gagasan, dan
minat. Fokusnya pada perbedaan yang membuat perbedaan makna
PT XYZ
merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang Industri Hasil Tembakau
(IHT) sejak tahun 1932. Berkiprah selama lebih dari sembilan dekade, perusahaan
telah menunjukkan ketahanan bisnisnya yang dibuktikan melalui tingkat
agilitasnya yang tinggi
Tahapan
dalam kajian ini dimulai dari yang pertama yakni mengkaji
tipe komunikasi keluarga, merujuk pada teori pola komunikasi keluarga, yang
mengarahkan peneliti berfokus pada bagaimana perilaku individu terpengaruh
dengan lingkungan komunikasi tertentu dan, menjelaskan dampak pengaruh tersebut
terhadap fungsi keluarga, namun bukan
untuk berusaha menemukan perilaku yang cocok atau fungsional bagi semua
keluarga
Kajian ini menemukan
dua tantangan komunikasi di PT XYZ dalam menjalani proses suksesinya saat
hadirnya keterlibatan karyawan non keluarga. Pertama, tantangan keselarasan
komunikasi antara manajemen keluarga dengan non keluarga dalam perencanaan
regenerasi. Kedua, tantangan komunikasi lintas generasi antara generasi
petahana dengan kandidat generasi penerus keluarga saat proses regenerasi.
Identifikasi latar belakang tipe komunikasi dalam keluarga PT XYZ, yang diyakini memberikan pengaruh
terhadap perencanaan dan proses suksesi.
Hasil dan Pembahasan
Komunikasi keluarga PT
XYZ
Mengacu pada kajian
�Kalau di keluarga saya kebetulan, yang paling
banyak aktif memberikan suara adalah Bapak S, Bapak L, dan Ibu saya, yang
sedikit banyak mereka mensupport saya
untuk mencoba masuk ke program MT di perusahaan keluarga. Jadi ibu saya dan
paman saya, tiga orang tadi pengambilan keputusan itu. Jadi tiga orang itu
biasanya juga aktif memberikan pendapat dan keputusan. Ya, mereka generasi di
atas. Ya, kami diberikan kebebasan untuk, memberikan pendapat, namun sekali
lagi pendapat kami ini hanya sebagai additional
buat pendapat yang sudah ada, buat tambahanlah. Keputusan ya ketiga orang tadi.� (Kandidat generasi
penerus, komunikasi pribadi,
Januari 13, 2023)
����������� Tipe keluarga konsensual menghargai komunikasi terbuka dan menempatkan
nilai � nilai sebagai pedoman, sehingga tingkat konflik terbilang rendah,
kondisi demikian, mendorong pertumbuhan dan perubahan dalam keluarga
�Ya, nilai
keluarga menjadi benchmark. Tanpa
sadar karena dididik demikian, itu jadi benchmark
kami untuk bekerja dan berperilaku dalam kehidupan sehari hari ya. Tingkat
konfliknya sih sebenarnya ga terlalu tinggi ya. Mostly semua masalah, semua konflik, ataupun misalkan ada yang slek gitu ya, itu semua bisa
diselesaikan dengan ngobrol baik - baik sih sebenarnya. Mostly mereka
berpatisipasi, tapi kadangkala ada keluarga yang kurang semangat berpatisipasi.
Mereka punya hak untuk berpatisipasi, tapi kadangkala mereka memutuskan untuk
lebih ikut terhadap keputusan yang diputuskan oleh keluarga ya. Karena kan
memang keluarga kami, mungkin karena keluarga kami dari Jawa, dengan adat
kekeluargaannya, jadi lebih mengiyakan. Jadi karena memang , kalau dalam
keluarga masing - masing sudah saling tahu karakternya. Sebagai contoh,
misalnya dalam suatu pembahasan ada yang tidak setuju, maka biarpun kadang - kadang
orang ini ga ngomong, tapi dari gelagatnya itu kelihatan. itu akan dicari tahu
dulu, apakah alasannya cukup relevan, apa kurang relevan atau apakah alasan itu
sebenarnya hanya kekhawatiran semata dan, nanti ketika kekhawatiran atau
masalah yang menjadi penghalang itu sudah di clear kan , biasanya keputusan itu akan diambil tiga orang itu
sih.� (Kandidat generasi
penerus, komunikasi pribadi,
Januari 13, 2023)
Komunikasi Organisasi
PT XYZ
Sejak
awal generasi pertama hingga ketiga, proses regenerasi dilakukan tanpa adanya
keterlibatan karyawan non
keluarga. Hadirnya karyawan non
keluarga, membawa warna baru bagi PT XYZ dalam proses regenerasi. Dikemas dalam program management trainee (MT) yang menjadi proses regenerasi, seluruh rangkaian
program dijalankan dengan tata laksana profesional, dimana seluruh
kandidat generasi penerus terpilih harus melalui rangkaian tahapan hingga akhirnya menempati posisi strategis.
�Sebetulnya dulupun sama, waktu menyiapkan
bapak � bapak kita ini. MT juga sebenernya, cuma gak formal, gak ada yang ngurusin. Programnya kita
sampaikan, kita beberkan, dan keluarga setuju. Ya, karena dulu kan perusahaan
masih kecil, ya itu orang tuanya sendiri yang membimbing. Nah sekarang kan
sudah menjadi besar, kan sudah tidak bisa, harus organisasi.� (Manajemen non keluarga, komunikasi pribadi, Januari 12, 2023)
Program MT merupakan salah satu wujud langkah strategis gagasan karyawan
non keluarga yang ditempatkan sebagai direktur SDM di manajemen puncak PT XYZ. Terwujudnya
program MT tentu melalui proses keselarasan
komunikasi. Merujuk pada pemahaman perbedaan tipe komunikasi keluarga
�Karena kan begitu saya masuk, supaya saya
berhasil, saya harus mengenal dalam. Jadi saya interview semua yang sepuh -
sepuh, juga yang sudah tidak menjabat. Saya datangi ke rumahnya, saya sowan.
Semua saya datangi, sampai ke yang muda - muda, sampai yang profesional, ya
manajer - manajer itu saya tanyain semua. Lalu, lahirlah itu strategic intent yang
direjuvenasi. Ada visi misi values
segala macam itu,� (Manajemen
non keluarga, komunikasi pribadi, Januari 13, 2023)
Mengacu pada rumusan visi dan misi perusahaan yang telah disepakati
bersama, perencanaan dan proses implementasi program MT juga dilandasi visi dan
misi perusahaan yang mengandung pedoman nilai keluarga didalamnya. Ditemukan dalam
prosesnya, periode MT yang dijalani selama 12 hingga 24 bulan, kandidat generasi penerus diberi peran
memimpin dengan target khusus untuk melatih kemampuan memimpin, membina
jejaring dan merintis kolaborasi, dengan pendampingan pembina
atau mentor selama prosesnya. Manajemen
generasi keluarga petahana juga turut dilibatkan, yakni dalam bentuk tanggung
jawabnya sebagai pembina, dengan tujuan
untuk berbagi pengalaman selama menjabat yang memberikan dampak pada
perkembangan karakter dan kompetensi generasi penerus. Tentunya pembinaan ini dilandasi dengan pemahaman
visi dan misi perusahaan serta nilai � nilai warisan keluarga didalamnya.
Partisipasi manajemen generasi keluarga petahana sebagai pembina, sekaligus
menjadi pembuktian dari bentuk kendali concertive yang bergantung pada teknik
organisasi partisipatif
Mentornya harus bertanggungjawab, kan
mentornya juga beliau - beliau sendiri. Mereka terlibat. Penilaiannya ya sama
dengan penilaian profesional, leadership
competence plus teknikal competence
di bidang yang nantinya dia akan diarahkan. Ya tergantung dari mentornya juga,
kalo ga diajarin ya ga jadi apa - apa, tanggung jawabnya nanti waktu
presentasi, kan semua nih, itu termasuk �oh iki mentornya gombal,� Nah itu
makanya tanggung jawabnya renteng nih, ada dimana - mana,�
(Manajemen non keluarga, komunikasi pribadi, Januari 12, 2023).
Juga ditambahkan dalam keterangannya,
Iya,
tiap - tiap fungsi, selalu diulang - ulang (strategic intent). Jadi kami
diarahkan untuk dalam setiap presentasi dan dalam berperilaku. Ketika program
MT ini, kami diberikan semacam penyuluhan dan presentasi dan itu selalu
ditempel di setiap presentasi kami, entah di awal atau di akhir, diarahkan
demikian. Untuk nilai, visi misi perusahaan, kemudian goalnya, kemudian nilai
-nilai perusahaan dan mottonya perusahaan, itu semua harus diulang, harus
dibacakan, baru kita masuk ke inti dari presentasi kami,� (Kandidat generasi
penerus , komunikasi pribadi, Januari 13, 2023).
Lebih
lanjut dalam pembahasan berikutnya, yakni tantangan komunikasi lintas generasi antara generasi petahana dengan kandidat
generasi penerus. Dalam proses regenerasi, komunikasi lintas generasi menjadi
tantangan dalam keberhasilan suksesi, dimana komunikasi melibatkan diskusi ide,
menanggapi ide, serta proses pembelajaran lintas generasi
Tipologi komunikasi suksesi
Bila
tahapan proses MT PT XYZ yang dijalani dengan kendali concertive
dikaitkan dengan tahapan tipologi komunikasi Lei� & Zehrer, saat ini PT XYZ
digambarkan berada dalam tahap awal Co-evolutionary development,
diterangkan pada tabel 1 dan
gambar 1.
Table 1.
Tahapan komunikasi program MT di PT XYZ
No. |
Tahap MT |
Proses komunikasi |
Penjelasan |
1 |
Pra
MT (proses seleksi kandidat) |
The intergenerational transmission of the
family firm heritage |
Tahapan ini dimulai
dengan manajemen non keluarga menjelaskan secara terbuka dan rinci pada rapat
pimpinan kepada manajemen keluarga mengenai seluruh rangkaian tahap proses
program MT , yang kemudian diteruskan kepada keluarga besar. Saat menerima
informasi mengenai program MT dan rangkaian prosesnya. Mengingat keluarga PT
XYZ masuk dalam tipe keluarga konsensual, keluarga dalam posisi generasi yang
lebih tua memilih dan memutuskan beberapa kandidat, dengan penilaian
subjektif dari karakter dan perilakunya yang dinilai sesuai dengan nilai
keluarga yang selaras dengan visi mis perusahaan. Meskipun dalam proses
pemilihan, semua anggota keluarga terbuka dalam berpendapat. Tahap ini ditandai
dengan gaya komunikasi perlindungan otoriter (Authoritarian protection).
Warisan keluarga seperti nilai prinsip leluhur yang sudah diselaraskan dengan
visi misi perusahaan disampaikan secara eksplisit saat keluarga memaparkan
mengenai seluruh rangkaian program MT dan membuka kesempatan bagi seluruh
anggota keluarga untuk bergabung dalam perusahaan. Pada prosesnya, guna
mengurangi penilaian subjektivitas dari seleksi kandidat generasi penerus
yang dilakukan oleh keluarga, manajemen non keluarga dalam program MTnya
memilih untuk menggunakan pihak ketiga yang diyakini mampu memberikan
penilaian netral terhadap kandidat. Kendati demikian, dalam tahap Pra MT,
pihak ketiga melakukan serangkaian test tertulis untuk menguji kecocokan
kandidat generasi penerus, baik kompetensi dan karakternya dengan jabatan
yang nantinya diemban. Penilaian meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan,
bakat, kepribadian dan kepemimpinan kandidat, yang disesuaikan dengan
standardisasi kebutuhan dan nilai keluarga yang diterapkan perusahaan. Tahap ini diakhiri
dengan proses wawancara dengan BOD dan BOC PT XYZ untuk menyesuaikan hasil
tes dengan keputusan akhir, bila kandidat generasi penerus dinyatakan lolos
seleksi dan diperkenankan bergabung di perusahaan, diawali dengan masuk dalam
proses MT . |
2 |
Proses MT |
The independent
acquisition of the family firm heritage |
Tahap
ini terbagi dalam dua fase, fase pertama, dimana seluruh peserta MT
ditempatkan lintas fungsi dalam perusahaan, guna mendapatkan pengetahuan yang
lebih mendalam dari hulu ke hilir bisnis perusahaan. Fase ini sebagai proses
integrasi dan adaptasi budaya sosial yang dimiliki kandidat generasi penerus
dari pengalaman berkarier sebelumnya, karena rata � rata ditemui kandidat
generasi penerus pernah mengalami perjalanan karier di luar perusahaan. Setelah
fase pertama dilewati, kandidat generasi penerus sebagai peserta MT akan
memasuki fase 2, yakni praktek kerja lapangan. Partisipasi generasi petahana
keluarga yang menjabat juga dilibatkan dalam dua fase proses MT, yakni
diposisikan sebagai pembina (mentor) yang berkontribusi dalam tumbuh kembang
kandidat generasi penerus. Dengan kata lain, sifat partisipatif ini
menandakan berjalannya kendali concertive. Tahap ini ditandai
dengan gaya komunikasi orientasi ulang kemandirian (Reorientation
independent), dimana generasi petahana yang sekaligus menjadi pembina
dalam program MT memberikan kemandirian bagi generasi penerus, namun tetap
didalam pengawasan, hal ini untuk memastikan bila kemandirian generasi
penerus memang sudah siap atau terbentuk. Tahap
ini diakhiri dengan presentasi proyek akhir yang disguhkan oleh peserta MT
kepada BOD dan BOC yang berisikan rangkuman hasil yang ditemui di perusahaan
dan upaya pembenahan serta peningkatan lintas fungsi yang dapat memberikan
kontribusi bagi kemajuan dan keberlangsungan PT XYZ. |
3 |
Pasca MT (Setelah lulus MT) |
The interdependent
development of the family firm heritage |
Pasca
MT menjadi tahapan lanjutan yang dilakukan manajemen perusahaan di saat
kandidat generasi penerus sudah selesai menjalani program dan menempati
tingkat jabatan tertentu dalam manajemen perusahaan. Dalam
tahap ini, seluruh kandidat generasi penerus dinilai secara profesional, sama
dengan penilaian manajemen non keluarga. PT
XYZ saat ini masih menginjak di tahap awal tiplogi ini, ditandai dengan hasil
karya kandidat generasi penerus hasil dari kolaborasi dengan manajemen
petahana keluarga untuk. Salah satu karya hasil sumbangsihnya yakni,
perusahaan berhasil melakukan ekspor perdana untuk salah satu produk
unggulannya ke pasar Asia Tenggara. Tahapan
ini dapat disamakan dengan penyerahan tongkat estafet dalam gerakan lambat,
dengan perubahan perspektif, sinkronisasi kegiatan, penentuan jalur untuk
tujuan bersama |
Gambar 1
Tipologi komunikasi PT XYZ
�
Sumber:
�
�Secara keseluruhan, hasil penelitian menemukan bahwa melalui
program MT, beberapa tantangan yang dihadapi PT XYZ dalam proses
suksesinya dijalankan dengan upaya langkah solutif. Pertama, mewujudkan
keselarasan komunikasi keluarga dengan komunikasi organisasi dengan kendali
concertive. Penelitian
menemukan penggunaan kendali concertive menjadi pilihan aksi yang dilakukan tenaga profesional non keluarga dalam menciptakan
keselarasan hubungan dengan manajemen
keluarga. Kendali concertive dituangkan dalam rumusan visi misi perusahaan yang
selaras dengan nilai keluarga hingga berperan terhadap rumusan program
regenerasinya yakni program MT. Peran kendali
concertive menciptakan keselarasan, dibuktikan dengan rumusan perencanaan suksesi
didasari pedoman nilai keluarga dengan visi misi perusahaan diterapkan dalam
setiap tahapan proses MT, dimana hal inipun dirasakan oleh seluruh peserta MT,
meskipun penyampaiannya tidak selalu eksplisit.
Kedua, program MT yang dijalani PT XYZ, ditemukan dalam penelitian ini, berjalan
sesuai dengan tahap komunikasi yang ideal dan, memberikan perubahan model
komunikasi suksesi di NTI. Bila proses MT dikaitkan
dengan urutan konsep model komunikasi lintas generasi, ditemukan bahwa PT XYZ menjalani tahapan komunikasi yang dijalankan
sesuai arahnya, yakni ke arah yang positif, bahkan memasuki golongan komunikasi
suksesi yang ideal. Perubahan ke arah
positif menjadi kontribusi dari kendali concertive yang tercapai melalui
normalisasi ragam perilaku, sehingga membuat cara � cara tertentu berjalan
alami, sehingga anggota organisasi bersedia menerapkannya
Aspek terkuat yang
ditemui dalam penelitian ini adalah peran kendali concertive yang sukses
menjembatani komunikasi seluruh pelaku suksesi. Pertama, antara manajemen
keluarga dengan tenaga profesional non keluarga, yakni dalam hal keselarasan
identitas perusahaan yaitu visi misi perusahaan dengan kombinasi nilai keluarga.
Kedua, menangani tantangan komunikasi lintas generasi saat proses regenerasi
antara generasi petahana dengan kandidat generasi penerus keluarga.
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel tersebut adalah bahwa
sebagian besar bisnis keluarga di Indonesia dimiliki dan dikendalikan oleh
keluarga secara turun temurun, namun tingkat transgenerasinya rendah. Untuk
mendukung suksesi perusahaan keluarga, kehadiran tenaga ahli profesional sangat
penting. PT XYZ adalah salah satu perusahaan keluarga yang berhasil melakukan
proses regenerasi melalui kolaborasi antara manajemen keluarga dan non-keluarga
dengan menggunakan kendali concertive untuk menyelaraskan hubungan komunikasi
antara keduanya. Meskipun masih dalam tahap awal, PT XYZ berhasil mengatasi
tantangan komunikasi lintas generasi dan mengarah pada suksesi yang cukup baik.
Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menambah pemahaman tentang topik ini,
termasuk variabel tantangan komunikasi lainnya yang berpotensi mempengaruhi
proses regenerasi, khususnya dengan menggunakan metode kuantitatif, serta
membandingkan potensi tantangan komunikasi suksesi lainnya di bidang industri
yang berbeda.
BIBLIOGRAFI
Alderson, K. (2015). Conflict management and
resolution in family-owned businesses. Journal of Family Business
Management, 34(1), 1�5.
Bozer, G., Levin, L., & Santora, J. C.
(2017). Succession in family business: multi-source perspectives. Journal
of Small Business and Enterprise Development, 24(4), 753�774. https://doi.org/10.1108/JSBED-10-2016-0163
Denzin, K. N., & Lincoln, S. Y. (2018). The
SAGE Handbook of Qualitative Research (Fifth Edition).
Fuad, M., Sudarma, M., & Irianto, G.
(2019). Exploration of obstacles faced by successors in the intergenerational
transition process of family business. Jurnal aplikasi manajemen, 17(1),
20�29. https://doi.org/10.21776/ub.jam.2019.017.01.03
Gagn�, M., Marwick, C., Brun de Pontet, S.,
& Wrosch, C. (2021). Family Business Succession: What�s Motivation Got to
Do With It? Family Business Review, 34(2), 154�167. https://doi.org/10.1177/0894486519894759
Gozal, R. P. (2022). Tunjukan Agilitas,
Nojorono Kudus Raih Predikat Good pada Ajang IBTA 2022. Www.Kontan.Com. https://adv.kontan.co.id/news/tunjukan-agilitas-nojorono-kudus-raih-predikat-good-pada-ajang-ibta-2022
Grytsaieva, T., & Strandberg, J. (2016). Communication
in family businesses Relationships between family and non- family managers.
Handayani, S. N. (2022, February). Transformasi
Bisnis Nojorono Agar Tetap Eksis. https://swa.co.id/swa/trends/transformasi-bisnis-nojorono-agar-tetap-eksis
Hengki Wijaya, H. (2019). Analisis Data
Kualitatif, Sebuah Tinjauan Teori & Praktik (1st, cetakan ke-1st ed.).
Korner, F. A., & Fitzpatrick, A. M.
(2006). Family Communication Patterns Theory: A Social Cognitive Approach. In Engaging
Theories in Family Communication: Multiple Perspectives (pp. 4�7).
Laksitareni, P. (2015). Suksesi Dalam
Perusahaan Keluarga: Studi Kasus Tiga Perusahaan Keluarga Di Jawa Tengah.
Lei�, G., & Zehrer, A. (2018).
Intergenerational communication in family firm succession. Journal of
Family Business Management, 8(1), 75�90. https://doi.org/10.1108/JFBM-09-2017-0025
Littlejohn, W. S., & Foss, A. K. (2009). Communication
Theory Encyclopedia of (Littlejohn W. Stephen & Foss A. Karen, Eds.).
Littlejohn, W. S., Foss, A. K., & Oetzel,
G. J. (2017). Theories of Human Communication Eleventh Edition
(Eleventh Edition). Waveland Press, Inc.
Miles, B. M., & Huberman, Michael. A.
(1994). Qualitative Data Analysis.
Neffe, C., Wilderom, C. P. M., & Lattuch,
F. (2020). Leader behaviours of family and non-family executives in family
firms. Management Research Review, 43(7), 885�907. https://doi.org/10.1108/MRR-12-2018-0468
Price Waterhouse Coopers Indonesia. (2014).
Survey Bisnis Keluarga 2014. In November 2014 (Issue November). https://www.pwc.com/id/en/publications/assets/indonesia-report-family-business-survey-2014.pdf
Schlepphorst, S., & Moog, P. (2014). Left
in the dark: Family successors� requirement profiles in the family business
succession process. Journal of Family Business Strategy, 5(4),
358�371. https://doi.org/10.1016/j.jfbs.2014.08.004
Susanto, A. (2019). JCG Pyramid of
Leadership in Family Business. 64, 1010�1014. https://doi.org/10.2991/piceeba2-18.2019.94
Tempo.co. (2020, October). Nojorono, 88
Tahun Berkarya Lintas Generasi. https://nasional.tempo.co/read/1399263/nojorono-88-tahun-berkarya-lintas-generasi
Wahjono, S. I. (2022). Komunikasi di
Perusahaan Keluarga.
Wahjono, S. I., & Nirbito, J. G. (2014). Succession
Planning As An Economic Education To Improve Family Business Performance in East Java Province Of Indonesia Contribution/
Originality. Journal of Asian Scientific Research, 4(411),
649�663. http://www.aessweb.com/journals/5003
Walsh, M. (2014). Family Businesses: An
In-Depth Look at Communicative Strategies Used by Firms to Implement a Shared
Value System within the Work Environment. https://pilotscholars.up.edu/cst_studpubs/64/
Wills, D., & Englisch, P. (2018). The
values effect.
Zehrer, A., & Lei�, G. (2020).
Intergenerational communication barriers and pitfalls of business families in
transition�a qualitative action research approach. Corporate Communications,
25(3), 515�532. https://doi.org/10.1108/CCIJ-03-2020-0056
Copyright holder: Eliza Susanto, Nova
Murdhiana (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |