Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
4, April 2023
mHEALTH REKAMAN MEDIS SEBAGAI
SOLUSI MENCEGAH PENYAKIT TIDAK MENULAR: KONTRIBUSI PADA OTONOMI KHUSUS PROVINSI
PAPUA BARAT
Febrianto
Magister Hukum Pascasarjana
Universitas Kristen Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
mHealth (mobile health) adalah aplikasi yang dirancang untuk berjalan pada Sistem Operasi (SO) di perangkat mobile phone. Secara spesifik mHealth sesungguhnya adalah aplikasi yang dirancang untuk berjalan pada perangkat mobile phone dengan SO Android, yang dikhususkan untuk mengelola informasi kesehatan. Semetara itu, mHealth yang dimaksud disini adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu mencegah dan mengendalikan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya, bagi mereka yang dalam era Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat kurang terlayani. Pengembangan aplikasi mHealth dimaksudkan untuk merekam berbagai indikator yang menentukan resiko PTM seseorang. Indikator tersebut terekam setiap kali seseorang melakukan pemeriksaan di berbagai klinik/apotek/Rumah Sakit. Data rekaman medis tersebut akan tersimpan pada tempat penyimpanan berbasis awan (Firebase Realtime Database) yang sewaktu-waktu dapat diakses dari mana saja dan kapan saja hanya oleh orang tersebut atau tenaga medis terlatih (dokter, tenaga medis lainnya) sebagai pembuat keputusan yang telah mendapatkan izin oleh pemilik rekaman medis. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Design Science Research Methodology (DSRM). Hasil akhir dari penelitian ini berupa aplikasi MMR (Mobile Medical Record) berbasis smartphone, yang dapat digunakan untuk membantu mencegah sedini mungkin gejala PTM seseorang hingga tidak sampai menyebabkan persoalan komplikasi PTM yang lebih serius seperti gagal ginjal, diabetes melitus, gagal jantung, stroke hingga mencapai kematian.
Kata Kunci: mHealth; Penyakit Tidak Menular (PTM); Provinsi Papua Barat
Abstract
mHealth (mobile health) is an
application designed to run on the Operating System (SO) on a mobile phone
device. Specifically, mHealth is actually an application designed to run on
mobile phone devices with Android OS, which is specialized in managing health
information. Meanwhile, mHealth referred to here is an application developed to
help prevent and control various Non-Communicable Diseases (NCDs) in
particular, for those who in the era of Special Autonomy of West Papua Province
are underserved.
The development of the mHealth
application is intended to record various indicators that determine a person's
NCD risk. This indicator is recorded every time someone conducts an examination
at various clinics/pharmacies/hospitals. The medical record data will be stored
in a cloud-based repository (Firebase Realtime Database) that can be accessed
from anywhere and anytime at any time only by that person or trained medical
personnel (doctors, other medical personnel) as decision makers who have
obtained permission by the owner of the medical record.�
The methodology used in this study
uses Design Science Research Methodology (DSRM). The final result of this study
is in the form of a smartphone-based MMR (Mobile Medical Record) application,
which can be used to help prevent as early as possible the symptoms of a
person's NCD so as not to cause more serious NCD complications such as kidney
failure, diabetes mellitus, heart failure, stroke to death.
Keywords: mHealth; Non-communicable
diseases (NCDs); West Papua Province.
Pendahuluan
mHealth (mobile health) adalah aplikasi yang dirancang untuk berjalan pada Sistem Operasi (SO) di perangkat mobile phone Pengembangan Sistem
Informasi Geografis Untuk Pendonor Darah Tetap di Bandar Lampung dengan Algoritma Dijkstra berbasis
Android (Ahdan & Setiawansyah, 2020). SO yang secara luas dikenal
adalah iOS buatan Apple dan
Android yang menjadi milik
Google. Ada juga berbagai SO lainya
di dunia ini namun secara umum kedua
SO tersebut yang paling banyak
digunakan pada berbagai perangkat mobile phone di dunia saat
ini (Samsudin et al., 2019). Oleh karena itu mHealth sesungguhnya adalah aplikasi yang dirancang untuk berjalan pada perangkat mobile
phone yang dikhususkan untuk
mengelola informasi kesehatan.�
Secara spesifik, mHealth pada skripsi ini adalah
dikembangkan untuk berjalan pada SO android. Hal ini
disebabkan karena faktanya SO android merupakan SO
yang paling banyak digunakan
oleh berbagai perangkat
mobile phone saat ini di
dunia (Utomo, 2020). Hal ini karena SO tersebut memiliki lisensi bebas (freedom), artinya siapapun boleh memanfaatkan SO tersebut sepanjang menyebutkan secara eksplisit pemilik SO tersebut, yaitu Google (Aini & Wauran, 2021).
Semetara itu, mHealth yang dimaksud disini adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu mencegah dan mengendalikan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya di Provinsi Papua Barat.
Papua Barat sendiri merupakan salah satu dari banyak provinsi
di Indonesia yang memiliki status istimewa
dan diberikan status Otonomi
Khusus. Status Otonomi Khusus Papua Barat diberikan oleh
Negara Republik Indonesia melalui
UU Nomor 21 Tahun 2001 (Ayunda, 2021). Status Otonomi Khusus Papua Barat berlangsung selama 20 Tahun (2001 � 2021).
Salah satu program prioritas
sejak ditetapkan Otonomi Khusus adalah peningkatan pelayanan Kesehatan (Fatoni et al., 2015). Faktanya, berbagai indikator kesehatan terhadap resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di Provinsi Papua Barat masih sangat
rendah.
Sedangkan untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan adalah salah satu pilar utama untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan indeks pembangunan manusia Provinsi Papua Barat (Musriyati, 2022). Oleh karena itu mHealth dianggap berpotensi menjadi pendekatan baru dalam konteks ini.
Pemicunya adalah adanya perkembangan pengguna smartphone yang sangat signifikan
serta infrastruktur telekomunikasi yang sangat mendukung,
khususnya di Provinsi Papua
Barat (Kustiyanti, 2023).
Pengembangan aplikasi mHealth dimaksudkan untuk merekam berbagai indikator yang menentukan resiko PTM seseorang. Indikator tersebut terekam setiap kali seseorang melakukan pemeriksaan di berbagai klinik/apotek/Rumah
Sakit. Data rekaman medis tersebut akan tersimpan pada tempat penyimpanan berbasis awan (Firebase Realtime
Database) yang sewaktu-waktu dapat
diakses dari mana saja dan kapan saja hanya oleh orang tersebut atau tenaga
medis terlatih (dokter, tenaga medis lainnya) sebagai pembuat keputusan yang telah mendapatkan izin oleh pemilik rekaman medis.�
Dengan adanya aplikasi
mHealth diharapkan dapat membantu mencegah sedini mungkin gejala PTM seseorang hingga tidak sampai
menyebabkan persoalan komplikasi PTM yang lebih serius seperti gagal ginjal, diabetes melitus, gagal jantung, stroke hingga mencapai kematian.
Berdasarkan latar belakang
yang dijabarkan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana merancang aplikasi mHealth yang user friendly sehingga
dapat dengan mudah digunakan oleh penggunanya? (2) Bagaimana mengimplementasikan rancangan aplikasi mHealth sehingga dapat berjalan pada sistem operasi Android dan dapat diakses kapan
saja dan dimana saja?
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan sebuah aplikasi mHealth (mobile health) rekaman
medis yang dapat digunakan oleh dokter dalam membuat keputusan
sedini mungkin terkait dengan gejala penyakit tidak menular seseorang
sebelum terjadinya komplikasi. Adapun manfaat dari pengembangan aplikasi mHealth
(mobile health) adalah untuk
memudahkan pasien menyimpan rekaman medisnya menggunakan perangkat smartphone. Rekaman medis pasien akan
tersimpan pada tempat penyimpanan berbasis awan (cloud storage) sehingga dapat diakses dari
mana saja dan kapan saja. Hal ini bertujuan
agar saat diperlukan, dokter dapat dengan
mudah dan cepat membuat keputusan terkait penanganan PTM seseorang agar tidak sampai terjadi komplikasi.
Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Design Science
Research Methodology (DSRM). Pendekatan ini menggunakan konsep yang diperkenalkan oleh Peffers (2007), dengan judul �A Design Science Research Methodology for
Information Systems Research�.
Gambar 1 Konsep Design Science
Research Methodology (DSRM)
Penelitian ini dikerjakan selama � 4 bulan yaitu dari
bulan Februari hingga Mei 2020, yang bertempat
di kota Manokwari Papua
Barat. Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan penulis dalam mengembangkan
aplikasi Mobile Medical Record (MMR) dan alokasi waktu yang dibutuhkan, sebagaimana yang tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1
Alokasi Waktu Penelitian
No |
Nama Kegiatan |
Waktu Penelitian |
||||||||||||||
Februari |
Maret |
April |
Mei |
|||||||||||||
II |
III |
IV |
I |
II |
III |
IV |
I |
II |
III |
IV |
I |
II |
III |
IV |
||
1 |
Studi�Pustaka |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Desain UI/UX Aplikasi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Pembuatan�Aplikasi |
|||||||||||||||
Versi�1.0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Versi�1.1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Pengujian�Aplikasi |
|||||||||||||||
Versi�1.0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Versi�1.1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Penulisan�Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penjabaran metodologi yang digunakan berdasarkan aktivitas penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Identifikasi Masalah dan
Motivasi
Pada
tahap ini dilakukan identifikasi semua masalah-masalah menyangkut Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya di Provinsi Papua
Barat, serta mendefinisikan
masalah, yang akan digunakan untuk membuat sebuah program efektif yang dapat memberikan solusi secara menyeluruh.
2. Penentuan Tujuan dari Penelitian
Setelah proses identifikasi masalah diperoleh dengan menghasilkan output berupa beberapa masalah yang mendorong dilakukannya penelitian. Fokus dari penelitian
ini adalah merancang dan mengembangkan aplikasi kesehatan, yang akan digunakan oleh tenaga medis untuk
menekan dan mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) seseorang sejak dini sebelum
terjadinya komplikasi.
3. Perancangan dan Pengembangan Solusi
Perancangan perangkat lunak ini dilakukan
dengan membuat desain mockup dan prototype sebagai
model sistemnya. Dari hasil
desain mockup dan prototype maka
dibuatlah perangkat lunak berupa Mobile Medical
Record (MMR).
4. Pembuatan Simulasi/Demonstrasi
Berdasarkan rancangan solusi yang dibuat, demonstrasi dibangun dengan tujuan untuk
menunjukkan bentuk nyata perangkat lunak Mobile Medical Record (MMR) pada mobile phone.
5. Pengujian
Pengujian terhadap perangkat lunak Mobile Medical
Record (MMR) dilakukan dengan
melakukan debugging terhadap
aplikasi menggunakan metode black box. Pengujian ini dilakukan untuk
mencari bug atau kerusakan dalam perangkat lunak sehingga perangkat lunak tersebut layak diberikan kepada pengguna.
6. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan data dan hasil pengujian yang diperoleh. Kesimpulan dijadikan laporan sebagai hasil penelitian ilmiah. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi dalam mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya di daerah Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat.
Dari keterangan aktivitas di atas dapat dijadikan
kerangka peneliti sebagai tahap proses dalam melakukan penelitian yang dilaksanakan dalam mengembangkan perangkat lunak Mobile Medical
Record (MMR).
Tabel 2
Tahap-tahap Penelitian
DSRM
No |
Tahap |
Deskripsi |
Hasil |
1 |
Identifikasi�Masalah dan Motivasi |
Mengidentifikasi�dan mendefinisikan semua spesifikasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya di daerah Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat. |
Definisi�Masalah |
2 |
Penentuan�Tujuan dari Penelitian |
Mencari�solusi dari permasalahan
yang di diperoleh seperti : 1.
Status
otonomi khusus di Provinsi Papua Barat telah berlangsung selama hampir 20 Tahun. Namun indeks kesehatan di Provinsi Papua
Barat masih sangat rendah
(urutan 33 dari 34 Provinsi). 2.
Kesehatan
yang rendah berdampak
pada indeks pembangunan sumber daya manusia
Papua Barat. 3.
PTM merupakan penyakit yang menjadi penyumbang kematian terbesar di Indonesia maupun di dunia. Bahkan menurut WHO (World Health Organization) hampir 71% kematian diakibatkan oleh PTM (Penyakit Tidak Menular). 4.
Disisi�lain adanya�perkembangan pengguna smartphone�yang sangat signifikan�serta infrastruktur telekomunikasi yang sangat mendukung, khususnya di Provinsi Papua Barat. Karena berbagai masalah inilah maka penelitian ini dibuat untuk
menghasilkan solusi Mobile Medical Record�(MMR)�dalam bidang kesehatan di Provinsi dengan status otonomi khusus ini. Khususnya
bagi mereka yang kurang terlayani pada erah Otonomi Khusus Papua Barat. |
Solusi |
3 |
Perancangan�dan Pengembangan Solusi |
Pada tahap ini perancangan mockup
dan prototype�sebagai model sistem MMR dibuat. Pengembangan perangkat lunak Mobile Medical Record�(MMR)�harus sesuai dengan yang diformulasikan pada
tahapan desain dan analisis. |
Desain mock up dan prototype sistem�MMR |
4 |
Pembuatan�Simulasi/Demonstrasi |
Berdasarkan�rancangan solusi yang dibuat, demonstrasi dibangun dengan tujuan untuk menunjukkan bentuk nyata perangkat lunak Mobile Medical Record (MMR) pada mobile
phone. Demonstrasi ini
juga dibuat untuk melihat kesesuaian rancangan dengan harapan yang ingin dicapai dalam memecahkan masalah. |
Bentuk�nyata perangkat lunak MMR |
5 |
Pengujian |
Pengujian�ini dilakukan bersama ahli kesehatan (dokter dan tenaga medis lainnya). Hal ini bertujuan agar memperoleh feedback
dari pengguna akhir perangkat lunak ini. Sebab
pada akhirnya, para ahli kesehatan inilah yang akan menggunakan perangkat lunak MMR ini dalam proses mengambil keputusan terkait indikator Penyakit Tidak Menular (PTM) seseorang. |
Feedback |
6 |
Kesimpulan |
Penelitian�yang sudah dilakukan dapat dipresentasikan bukan hanya pada teknologinya saja tetapi juga pada kepentingan individu maupun organisasi pengguna. |
Laporan�hasil penelitian ilmiah |
Hasil dan Pembahasan
A. Analisa Kebutuhan Sistem
Analisa kebutuhan sistem merupakan
tahap awal yang perlu dilakukan dalam memulai pengembangan sistem Mobile
Medical Record (MMR). Secara umum terdapat dua kebutuhan yang dibutuhkan dalam
pengembangan aplikasi MMR, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non
fungsional (Rochmah & Sa�diyah, 2017). Kedua kebutuhan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dari sistem Mobile Medical Record
(MMR) adalah: (a) Sistem dapat melakukan fungsi register/login pada akun pasien dan dokter. (b) Sistem dapat melakukan
fungsi CRUD data rekaman medis pasien. (c) Sistem dapat melakukan
fungsi pemulihan kata sandi pada akun pasien dan dokter dengan menggunakan metode kuesioner. (d) Sistem dapat membuat
fungsi catatan medis terkait PTM pasien. (e) Sistem dapat menampilkan fungsi perbandingan beberapa indikator PTM seseorang tiap rekaman medis menggunakan
grafik line. (f) Sistem dapat melakukan fungsi kalkulasi otomatis terkait dengan beberapa indikator yang berhubungan dengan data rekaman medis pasien.
2. Kebutuhan Non
Fungsional
Kebutuhan non fungsional dari sistem Mobile Medical Record
(MMR) adalah: (a) Keamanan akses pengguna baik pada akun pasien maupun dokter.
(b) Keamanan data rekaman medis pasien. (c) UI (User
Interfaces) yang terkesan ramah
dan bersahabat. (d) UX (User Experience) yang jelas sehingga mudah untuk digunakan.
B. Desain Sistem
Desain sistem adalah tahapan
yang dilakukan setelah analisis kebutuhan sistem. Desain sistem dapat didefinisikan sebagai perencanaan, penggambaran, dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi (Trianto
& Yulianeu, 2018).
Berikut merupakan
beberapa desain sistem menggunakan konsep UML (Unified Modelling Language):
1. Use Case
Diagram
Use Case menggambarkan apa saja yang dapat dibuat oleh sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari sisi
aktor. Gambar 1 menggambarkan
Use Case pada sistem Mobile Medical Record (MMR).
Gambar 1 Use Case Diagram Sistem MMR
Gambar 1 menggambarkan sistem MMR yang memiliki dua aktor, yaitu: pasien dan dokter. Baik pasien
maupun dokter memiliki akses yang berbeda dalam menjalankan
fungsi aplikasi MMR. Tabel 1 menjelaskan berbagai fungsi yang dapat dan tidak dapat diakses oleh kedua aktor tersebut,
pada aplikasi MMR.
C. Class Diagram
Class
Diagram merupakan diagram yang menggambarkan
interaksi antara satu atau lebih
kelas, serta paket-paket yang ada dalam suatu system (Aditya
et al., 2021). Class Diagram juga menjelaskan proses database. Gambar 2 menggambarkan
class diagram pada sistem Mobile Medical Record
(MMR), yang memiliki tujuh kelas utama. Ketujuh
kelas tersebut yaitu kelas: user, pasien, dokter, catatan dokter, temukan data pasien, rekaman kuantitatif PTM dan rekaman kualitatif PTM.
Gambar 2 Class Diagram MMR
Berikut merupakan penjelasan
relasi dari class diagram
Mobile Medical Record (MMR) pada Gambar 2: (1) Pasien
dapat membuat lebih dari satu
rekaman medis, baik rekaman medis
berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. (2) Dokter dapat membuat
lebih dari satu catatan medis
menyangkut Penyakit Tidak Menular (PTM) pasien. (3) Catatan medis terkait PTM pasien bisa berasal
dari dokter yang berbeda. (4) Dokter dapat melihat semua
rekaman medis pasien yang terdaftar di aplikasi MMR, jika mengetahui nomor telepon dan kode data pasien.
D. Activity Diagram
Activity
Diagram adalah diagram yang dipergunakan
untuk menggambarkan
workflow (alur kerja) dari suatu system (Sari
et al., 2019). Poin
utama dari Activity diagram
adalah, bahwa diagram ini berfokus pada aktivitas sistem bukanya aktivitas yang dilakukan actor (Aryani,
2020).
1. Activity
Registrasi Akun Pasien
Gambar 3 menggambarkan aktivitas yang dilakukan pasien ketika melakukan registrasi pada aplikasi Mobile
Medical Record (MMR.
Gambar 3 Activity Diagram Registrasi Akun Pasien
E. Sequence Diagram
Sequence
Diagram merupakan diagram yang menggambarkan
interaksi antara objek satu dengan
objek lainnya yang diatur dalam urutan
waktu (Fajarianto
et al., 2017).� Berikut merupakan sequence diagram dari aplikasi Mobile Medical Record (MMR), yang diatur dalam urutan
waktu.
1. Sequence Diagram Registrasi Pasien
Gambar 4 merupakan sequence diagram, yang menggambarkan
interaksi yang terjadi ketika pasien melakukan
registrasi pada aplikasi
MMR.
Gambar 4 Sequence Diagram Registrasi Pasien
2. Sequence
Diagram Registrasi Dokter
Gambar 5 merupakan sequence diagram, yang menggambarkan
interaksi yang terjadi ketika dokter melakukan
registrasi pada aplikasi
MMR
Gambar 5 Sequence Diagram Registrasi Dokter
F. Desain User Interfaces
Proses desain user interface aplikasi
Mobile Medical Record (MMR), menggunakan aplikasi desain yang bernama Adobe XD (Experience Design). Software ini dipilih karena
kemudahan yang diberikan dalam mendesain UI/UX aplikasi berbasis mobile.
1. Desain
Tampilan Layout Registrasi Pasien dan Dokter
Proses registrasi pasien maupun dokter dilakukan
dengan mengisi form pendaftaran yang terdapat pada aplikasi MMR. Jika terdapat form
yang kosong maka akan muncul notif
�form tidak boleh kosong�. Jika nomor telepon yang digunakan pada saat registrasi telah terdaftar pada database aplikasi MMR, maka akan muncul notif
�Nomor telepon telah terdaftar�. Jika tidak terjadi kesalahan
dalam mengisi form registrasi maka data pasien atau dokter
akan tersimpan dalam database aplikasi MMR berbasis cloud storage.
Gambar 6 Desain Tampilan Layout Registrasi
Pasien
2. Desain
Tampilan Layout Login Pasien dan Dokter
Pada desain tampilan login pasien dan dokter terdapat dua form input. Form input pertama
yaitu nomor telepon dan kedua adalah password. Jika nomor telepon yang dimasukkan salah, maka akan muncul
notif �nomor telepon belum terdaftar�.
Jika nomor telepon benar tetapi password salah, maka akan muncul
notif �password salah�. Jika nomor
telepon dan password benar,
maka screen aplikasi MMR akan dialihkan ke halaman utama
pasien atau dokter.
Gambar 7 Desain Tampilan Layout Login Pasien dan Dokter
G. Demonstrasi�
Setelah proses desain dan pengembangan
sistem selesai, maka selanjutnya dilakukan demonstrasi, untuk menunjukkan bentuk nyata dari
aplikasi Mobile Medical Record (MMR) pada mobile
phone.
1. Demonstrasi
Registrasi Akun Pasien
Registrasi akun pasien pada aplikasi MMR, dibagi menjadi empat tahap
yang berbeda, namun keempat tahap tersebut
saling berhubungan. Berikut merupakan penjelasannya: (a) Tahap pertama Gambar 8 berisi informasi yang menyangkut identitas pasien. (b) Tahap kedua, merupakan
tahap dimana pasien diminta untuk pembuatan akun yang nantinya akan digunakan untuk masuk ke
dalam sistem MMR. Pada tahap ini juga pasien diminta untuk membuat kode
data pasien, yang nantinya dijadikan kunci untuk membuka data rekaman medis pasien
terkait indikator PTM oleh dokter. (c) Tahap ketiga, merupakan tahap dimana pasien
diminta untuk membuat kuesioner pemulihan kata sandi. (d) Tahap keempat, merupakan status registrasi.
Gambar 8 Demonstrasi Pengisian Informasi Pribadi Pasien
2. Demonstrasi
Login Pasien
Setelah proses registrasi selesai,
pasien akan diarahkan ke form login pasien. Pada form login, pasien akan diminta untuk
mengisi nomor telepon dan kata sandi yang sebelumnya telah dibuat pada saat registrasi tahap dua, bisa dilihat pada Gambar 4.4.2.
Jika nomor telepon dan kata
sandi yang dimasukkan
salah, maka, pasien tidak dapat masuk
pada sistem Mobile Medical Record (MMR).
Gambar 9 Demonstrasi Login Pasien
3. Demonstrasi Registrasi Akun
Dokter
Registrasi akun dokter pada aplikasi MMR, dibagi menjadi empat tahap
yang berbeda, namun keempat tahap tersebut
saling berhubungan layaknya registrasi akun baru pada akun pasien. Berikut
merupakan penjelasannya:
(a) Tahap pertama Gambar
4.4.7, berisi informasi
yang menyangkut identitas dokter. (b) Tahap kedua, merupakan tahap dimana dokter
diminta untuk membuat akun yang nantinya akan digunakan
untuk masuk ke dalam sistem
MMR. (c) Tahap ketiga, merupakan tahap dimana dokter diminta
untuk membuat kuesioner pemulihan kata sandi. (d) Tahap keempat, merupakan status registrasi.
Pada aplikasi Mobile Medical Record (MMR), semua
orang dapat melakukan registrasi untuk memiliki akun dokter.
Akan tetapi tidak semua orang yang melakukan registrasi pada akun dokter dapat membuka
rekaman medis yang menyangkut PTN pasien. Hanya
orang/tenaga medis/dokter tertentu yang mengetahui kode data pasien lah yang dapat membuka rekaman
medis pasien termasuk pasien itu sendiri.
Gambar 10 Demonstrasi Pengisian Informasi Pribadi Dokter
4. Demonstrasi Login Dokter
Setelah proses registrasi selesai,
dokter akan diarahkan ke form login dokter. Pada form login, dokter akan diminta untuk
mengisi nomor telepon dan kata sandi yang sebelumnya telah dibuat pada saat registrasi tahap dua, bisa dilihat pada Gambar 11 Jika nomor telepon dan kata sandi yang dimasukkan salah, maka dokter tidak
dapat masuk pada sistem Mobile Medical Record
(MMR).
Gambar 11 Demonstrasi Login Dokter
H. Evaluasi
Setelah dilakukan evaluasi sistem oleh tenaga medis dan pihak-pihak terkait, apakah sistem sudah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum, serta
mengamati dan mengukur seberapa baik solusi
ini untuk menyelesaikan masalah yang ada. Serta memberikan penilaian mengenai masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada aplikasi Mobile Medical Record (MMR) nantinya.
Pada tahap ini dihasilkan
output berupa program dengan
konsep yang baru, dimana konsep baru
ini merupakan hasil revisi dari
konsep sebelumnya. Revisi ini berhubungan
dengan elemen apa saja yang perlu
diperbaiki, ditambahkan dan
dihilangkan pada aplikasi
Mobile Medical Record (MMR). Berikut merupakan tampilan dari aplikasi Mobile Medical
Record (MMR), sebelum dan setelah
dievaluasi:
1. Halaman Utama Pasien
Konsep awal halaman utama pasien hanya
memiliki beberapa fungsi yaitu: (tampilan kode data pasien, berat badan pasien, menu rekaman berupa isian, menu rekaman berupa pertanyaan dan menu catatan dokter). Setelah dievaluasi terjadi penambahan beberapa fungsi yaitu: (lingkaran perut, status IMT (Indeks Massa Tubuh), prediksi resiko kardiovaskular, pengendali faktor resiko hipertensi)
dan perbaikan pada UI (User Interfaces) aplikasi Mobile Medical Record (MMR).
Gambar 12 Sebelum
(a) dan Setelah Dievaluasi
(b)
2. Halaman Utama Dokter
Halaman utama dokter dengan
konsep yang lama hanya menampilkan beberapa data pribadi pasien. Setelah dievaluasi terjadi penambahan data seperti: foto profil
pasien, lingkaran perut dan jenis kelamin.
Gambar 13 Sebelum
(a) dan Setelah Dievaluasi
(b)
Selanjutnya, konsep awal rekaman indikator PTM pasien berupa data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk grafik
line dan bar. Baik grafik
line maupun bar pada konsep
yang lama memiliki bug, dimana
ketika rekaman bertambah maka label grafik, akan menutupi
tampilan grafik. Label grafik (R1, R2�) pada konsep yang
lama, hanya di set hingga
R100, itu artinya batas maksimum rekaman yang dapat ditampilkan pada grafik line dan bar hanyalah 100 rekaman saja. Rekaman
yang melebihi batas maksimum
tidak dapat ditampilkan pada grafik.
I. Pengujian
Aplikasi
Pengujian terhadap
perangkat lunak Mobile
Medical Record (MMR) dilakukan menggunakan
metode black box testing. Pengujian
ini berguna untuk membuktikan semua fungsi-fungsi pada aplikasi berjalan dengan baik. Metode
ini dipilih karena dapat mencari
kesalahan pada fungsi aplikasi, user interface aplikasi
dan kesalahan struktur data
aplikasi. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian dari aplikasi Mobile Medical Record (MMR):
Tabel 3
Hasil Pengujian
Kelas�Uji |
Daftar Pengujian |
Skenario�Uji |
Hasil yang Diperoleh |
|
1 |
Installation |
Pengujian�Install |
Pengujan�install
pada mobile phone |
Aplikasi�dapat diinstall pada mobile
phone |
Pengujian�install
pada tablet |
Aplikasi�dapat diinstall pada tablet |
|||
Pengujian�Uninstall |
Pengujian�uninstall
pada mobile phone |
Aplikasi�dapat diuninstall pada mobile
phone |
||
Pengujian�uninstall
pada tablet |
Aplikasi�dapat diuninstall pada tablet |
|||
2 |
Service |
Pengujian�pada saat online |
Pengujian�penggunaan aplikasi pada saat sistem online |
Aplikasi�dapat digunakan pada saat sistem sedang
online |
Pengujian�pada saat offline |
Pengujian�penggunaan aplikasi pada saat sistem offline |
Aplikasi�dapat digunakan pada saat sistem sedang
offline |
||
3 |
Interfaces Pasien |
Menu Awal Pasien |
Tombol��pasien� di klik |
Menampilkan�layout
form login pasien |
Tombol��masuk� di klik |
Menampilkan�layout
halaman utama pasien |
|||
Tombol��buat akun baru�
di klik |
Menampilkan�layout
form pembuatan akun
baru pasien |
|||
Tombol��lupa kata sandi� di klik |
Menampilkan�layout� form lupa kata sandi |
|||
Halaman Utama Pasien |
Tombol��rekaman berupa isian� di klik |
Menampilkan�layout
form input indikator PTM pasien |
||
Tombol��rekaman berupa pertanyaan� di klik |
Menampilkan�layout
form pertanyaan indikator
PTM pasien |
|||
Tombol��resiko kardiovaskular� di klik |
Menampilkan�layout
prediksi resiko kardiovaskular menggunakan
carta dari WHO |
|||
Tombol��pengendali faktor resiko hipertensi� di klik |
Menampilkan�layout
referensi menyangkut pengendali hipertensi |
|||
Navigation Bar�Pasien |
Tombol��home�
di klik |
Menampilkan�layout
halam utama pasien |
||
Tombol��profil� di klik |
Menampilkan�layout
halaman profil pasien |
|||
Tombol��logout�
di klik |
Keluar�dari akun pasien
|
|||
Interfaces Dokter |
Menu Awal Dokter |
Tombol��dokter� di klik |
Menampilkan�layout
form login dokter |
|
Tombol��masuk� di klik |
Menampilkan�layout
form pencarian data pasien |
|||
Tombol��buat akun baru�
di klik |
Menampilkan�layout
form pembuatan akun
baru dokter |
|||
Tombol��lupa kata sandi� di klik |
Menampilkan�layout
form lupa kata sandi |
|||
Halaman Utama Dokter |
Tombol��temukan data pasien� di klik |
Menampilkan�layout
halaman utama dokter |
||
Tombol��buat catatan dokter� di klik |
Membuat�catatan medis oleh dokter |
|||
Navigation Bar� |
Tombol��home�
di klik |
Menampilkan�layout
halam utama dokter |
||
Tombol��profil� di klik |
Menampilkan�layout
halaman profil dokter |
|||
Tombol��log
out� di klik |
Keluar�dari akun dokter |
|||
4 |
Compatibility |
Pengujian�ukuran layar pada mobile
phone |
Pengujian�pada ukuran layar 720 x 1280 (ukuran umum layar
mobile phone) |
Tampilan�terlihat baik pada layar mobile phone dengan
ukuran 720 x 1280 |
Pengujian�ukuran layar pada tablet |
Pengujian�pada ukuran layar 1280 x 720 (ukuran umum layar
tablet) |
Tampilan�terlihat baik pada layar tablet dengan ukuran 1280 x 720 |
||
5 |
Performance Network |
Pengujian�pada jaringan data seluler 2G |
Pengujian�pada jaringan data seluler 2G dengan kecepatan 0.10 Mbps |
Aplikasi�dapat diakses dengan baik pada jaringan data seluler 2G |
Pengujian�pada jaringan data seluler 3G |
Pengujian�pada jaringan data seluler 3G dengan kecepatan 3.23 Mbps |
Aplikasi�dapat diakses degan baik pada jaringan data seluler 3G |
||
Pengujian�pada jaringan data seluler 4G |
Pengujian�pada jaringan data seluler 4G dengan kecepatan 5.98 Mbps |
Aplikasi�dapat diakses degan baik pada jaringan data seluler 4G |
||
Pengujian�pada jaringan WiFi |
Pengujian�pada jaringan WiFi dengan kecepatan 20.0 Mbps |
Aplikasi�dapat diakses degan baik pada jaringan WiFi dengan kecepatan 20.0 Mbps |
||
Performance Engine |
Low Speed |
Pengujian�pada mesin dengan kecepatan CPU:1 dan RAM:1024MB |
Aplikasi�dapat bekerja� dengan
baik pada kecepatan CPU:1
dan RAM:1024MB |
|
Medium Speed |
Pengujian�pada mesin dengan kecepatan CPU:2 dan RAM:2048MB |
Aplikasi�dapat bekerja dengan baik pada kecepatan CPU:2 dan RAM:2048MB |
||
High Speed |
Pengujian�pada mesin dengan kecepatan CPU:4 dan RAM:2048MB |
Aplikasi�dapat bekerja dengan baik pada kecepatan CPU:4 dan RAM:2048MB |
||
Top Speed |
Pengujian�pada mesin dengan kecepatan CPU:4 dan RAM:4096MB |
Aplikasi�dapat bekerja dengan baik pada kecepatan CPU:4 dan RAM:4096MB |
||
6 |
Security |
Keamanan�akun pasien |
Pengujian�dengan menggunakan nomor telepon dan kata sandi yang tidak sah |
Aplikasi�menampilkan notif kesalahan |
Keamanan�akun dokter |
Pengujian�dengan menggunakan nomor telepon dan kata sandi yang tidak sah |
Aplikasi�menampilkan notif kesalahan |
Setelah melakukan
pengujian aplikasi Mobile
Medical Record (MMR), berdasarkan Tabel
3 dapat dilihat bahwa sistem dapat
menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan dan semua button berfungsi dengan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: (a) Telah berhasil dikembangkan aplikasi mHealth (mobile health), yang dapat
berjalan pada perangkat
mobile phone dengan Sistem Operasi (SO) Android. Aplikasi
yang dikembangkan, dikhususkan
untuk mengolah informasi kesehatan. (b) Aplikasi yang dikembangkan, dimaksudkan untuk merekam indikator yang menentukan resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seseorang. Indikator tersebut akan tersimpan pada tempat penyimpanan berbasis awan (Firebase Realtime
Database), yang sewaktu-waktu dapat
diakses dari mana saja dan kapan saja hanya oleh orang tersebut atau tenaga
medis terlatih (dokter, tenaga medis lainnya) sebagai pembuat keputusan yang telah mendapatkan izin oleh pemilik rekaman medis. (c) Hasil pengujian menunjukkan sistem dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan dan semua button berfungsi dengan baik, sehingga
perangkat lunak tersebut layak diberikan kepada pengguna akhir
BIBLIOGRAFI
Aditya, R., Pranatawijaya, V. H., & Putra, P. B.
A. A. (2021). Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode
Prototype. Journal of Information Technology and Computer Science, 1(1),
47�57.
Ahdan, S., & Setiawansyah, S. (2020). Pengembangan
Sistem Informasi Geografis Untuk Pendonor Darah Tetap di Bandar Lampung dengan
Algoritma Dijkstra berbasis Android. Jurnal Sains Dan Informatika: Research
of Science and Informatic, 6(2), 67�77.
Aini, F. N., & Wauran, I. (2021). Pemenuhan
Prinsip Fair Use Dalam Cover Lagu Berdasar Hukum Hak Cipta Indonesia. Jurnal
Ilmiah Kebijakan Hukum, 15(1), 111�132.
Aryani, N. (2020). Rancang Bangun Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Barang Bangunan Pada Toko Bangunan Cahaya Mutiara
Balonggandu Karawang. RUBSI (Repository Universitas Bina Sarana Informatika).
Ayunda, R. (2021). Dampak Rill Implementasi Status
Otonomi Khusus Di Provinsi Papua, Indonesia: Kajian Hukum Perspektif Good
Governance. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 7(1), 387�402.
Fajarianto, O., Iqbal, M., & Cahya, J. T. (2017).
Sistem penunjang keputusan seleksi penerimaan karyawan dengan metode weighted
product. Jurnal Sisfotek Global, 7(1).
Fatoni, Z., Astuti, Y., Seftiani, S., Situmorang, A.,
Widayatun, N. F. N., & Purwaningsih, S. S. (2015). Implementasi kebijakan
kesehatan reproduksi di Indonesia: sebelum dan sesudah reformasi. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 10(1), 65�74.
Kustiyanti, S. A. (2023). Smart Hospital: Konsep,
Implementasi, dan Tantangan. Transformasi Rumah Sakit Indonesia Menuju Era
Masyarakat 5.0, 161.
Musriyati, T. (2022). Pengaruh Pendapatan Domestik
Regional Bruto (Pdrb), Pengeluaran Pemerintah Dan Pengangguran Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Di Provinsi Lampung Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Tahun
2012-2018). UIN RADEN INTAN LAMPUNG.
Peffers, K., Tuunanen, T., Rothenberger, M. A., &
Chatterjee, S. (2007). A design science research methodology for information
systems research. Journal of Management Information Systems, 24(3),
45�77.
Rochmah, S. K., & Sa�diyah, R. (2017). Strategi
Pembelajaran PAI Pada Peserta Didik Tuna Grahita Sekolah Dasar Kelas Awal di
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Pembina Tingkat I Cilandak Lebak-Bulus Jakarta
Selatan. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 35�54.
Samsudin, S., Irawan, M. D., & Harahap, A. H.
(2019). Mobile app education gangguan pencernaan manusia berbasis multimedia
menggunakan Adobe Animate CC. (JurTI) Jurnal Teknologi Informasi, 3(2),
141�148.
Sari, N. N. K., Putra, P. B. A. A., & Christian,
E. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Mobile Learning Tenses Bahasa Inggris. Jurnal
Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan Dan Aplikasi Bidang Teknik Informatika,
13(2), 37�46.
Trianto, E. A., & Yulianeu, A. (2018). Perancangan
sistem informasi pembayaran abodemen di uptd pasar rajadesa. Jurnal
Manajemen Dan Teknik Informatika (JUMANTAKA), 1(1).
Utomo, M. W. S. (2020). Penilaian Keberhasilan
Aplikasi Kimia Farma Mobile dengan Model Delone & Mclean Studi Kasus: PT.
Kimia Farma, Tbk. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
������������������������������������������������
Copyright holder: Febrianto (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |