Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSET TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR FOOD AND BEVERAGES DI BEI PERIODE TAHUN 2017 SAMPAI 2021

 

Febry Yeni Anwar, Sugeng Riyadi

Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pendekatan deskriptif. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 � 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga diperoleh sampel 15 perusahaan dengan data observasi sebanyak 75 data. Penelitian ini dianalisis menggunakan program Eviews 9.0. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial hanya Return On Assets (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, namun secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

 

Kata Kunci: Debt to equity ratio, Earning per share (EPS), Return on asset (ROA).

 

Abstract

This study aims to test and analyze Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) and Return On Assets (ROA) against stock prices. This study used quantitative methods descriptive approach. The type of data used is secondary data in the form of financial statements of food and beverages subsector companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2017 � 2021. The population in this study was 30 food and beverages subsector companies with a sampling method using purposive sampling, so that a sample of 15 companies with 75 observational data was obtained. The study was analyzed using the Eviews 9.0 program. The results of this study show that partially only Return On Assets (ROA) has a significant effect on stock prices, but simultaneously all independent variables have a significant effect on stock prices.

 

Keywords: Kata Kunci: Debt to equity ratio, Earning per share (EPS), Return on asset (ROA).

 

Pendahuluan

Perusahaan pada subsektor makanan dan minuman (food and beverages) merupakan subsektor yang menarik untuk diteliti. Perkembangan yang sangat cepat dan banyaknya masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif terhadap makanan dan minuman menjadikan industri ini terus berkembang dari tahun ke tahun, sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dalam sektor industri. Selain itu prospek yang ditawarkan oleh industri ini sangat menguntungkan baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang walaupun berada di situasi krisis global sekalipun. Fenomena terkait hal ini adalah dengan adanya pandemi covid 19 masuk ke Indonesia tanggal 2 Maret 2020, perusahaan pada subsektor makanan dan minuman (food and beverages) mampu bertahan dengan sangat baik yang dapat dibuktikan dari pergerakan harga saham yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah pergerakan harga saham dari sebelum dan setelah covid 19 masuk ke Indonesia.

 

Tabel. 1

Pergerakan Harga Saham Perusahaan Subsektor Food and Beverages Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2017 � 2021

Sumber: (Bursa Efek Indonesia, 2023)

 

Tabel 1 merupakan data sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa harga saham tidak dipengaruhi oleh pandemic covid 19. Terbukti dari beberapa perusahaan diatas, harga saham setelah covid 19 justru lebih tinggi dibandingkan dengan harga saham pada tahun sebelum covid 19 yang terlihat pada perusahaan dengan kode ADES, CEKA, HOKI, MYOR, ROTI, dan SKLT. Sementara perusahaan lainnya tidak mengalami penurunan harga saham yang drastis. Hal ini membuktikan bahwa investor tetap menjadikan perusahaan pada subsektor makanan dan minuman (food and beverage) sebagai tempat berinvestasi. Hal ini tentunya tidak luput dari nilai perusahaan yang menjadi informasi penting dalam memperlihatkan kinerja perusahaan yang akan mempengaruhi penilaian para investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan merupakan pandangan yang diberikan oleh investor terhadap tingkat keberhasilan dari sebuah perusahaan yang sering dihubungkan dengan harga saham sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari para pemegang saham. Harga saham merupakan sumber informasi yang penting bagi para pemegang saham, semakin tinggi harga saham yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran dan kesejahteraan para pemegang sahamnya. Perusahaan dengan harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan menjadi tinggi dan meningkatkan kepercayaan dari pangsa pasar terhadap kinerja perusahaan (Wijaya, Tania, & Cahyadi, 2021).

Kinerja perusahaan, salah satunya kinerja keuangan yang dapat dinilai dengan beberapa alat analisis, salah satunya dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Menurut (Kasmir, 2019), rasio keuangan ialah kegiatan membandingkan angka pada laporan keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilaksanakan antara suatu segmen dan bagian laporan keuangan, atau antara bagian penyusun segmen pelaporan keuangan. Angka yang dibandingkan dapat berupa angka tunggal atau multi periode. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA).

Menurut Kasmir (2014) dalam (Sagala, Pane, Yolanda, Yanti, & Panggabean, 2020) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan penjamin (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Syamsudin, 2011) dalam (Sagala, Pane, Yolanda, Yanti, & Panggabean, 2020). Rasio selanjutnya adalah Earning Per Share (EPS) yang berfungsi sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Earning Per Share (EPS) yang meningkat akan menghasilkan harga saham yang tinggi (Almumani, 2014). Sedangkan Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset (Hery, 2017).

Sudah dijelaskan bahwa nilai perusahaan yang menjadi informasi penting dalam memperlihatkan kinerja perusahaan akan mempengaruhi penilaian para investor terhadap perusahaan. Namun hasil penelitian terdahulu yang berbeda-beda menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ferdila & Mustika, 2022), (Sopyan & Perkasa, 2019), (Sari, Esparesya, & Septiano, 2022) menemukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh (Anwar, 2021), (Dika & Pasaribu, 2021) serta (Vidiyastutik , Rahayu, Priantono, & Dhany, 2021) menemukan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham, namun Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan penelitian (Widyanto & Permana, 2018) Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham. Dari penelitian (Utami & Darmawan, 2018) Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian (Suryana & Widodo, 2021) yang membuktikan tidak ada pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham.

Dari uraian yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, maka peneliti bermaksud ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017 � 2021 yang ditinjau dari segi analisis rasio Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan makanan dan minuman. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian dengan judul �Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Perusahaan Makanan Dan Minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI periode 2017 - 2021�.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah antara lain: (1) Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2017 - 2021? (2) Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2017 - 2021? (3) Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2017 - 2021?

 

Kajian Literatur�������

Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

Menurut (Ghozali, 2007) selain beroperasi untuk kepentingan pihak internal, perusahaan juga harus memberikan manfaat bagi stakeholder, karena kesejahteraan perusahaan tidak terlepas dari dukungan stakeholder. Stakeholder merupakan pemangku kepentingan terhadap eksistensi dan aktivitas perusahaan, tidak hanya berasal dari dalam perusahaan, namun juga terdapat diluar perusahaan (Puspitasari, 2017).

 

 

Teori Pesinyalan (Signalling Theory)

Menurut Sharpe (1997) dan Ivana (2005) di dalam penelitian (Norazmi, 2014) pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dimasa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.

Teori Waktu Pasar (Market Timing Theory)

Market timing theory bermula dari istilah equity market timing dengan arti melakukan penjualan saham pada saat perusahaan atau nilai perusahaan tinggi dan melakukan pembelian pada saat harga saham perusahaan rendah, maka dari hasil penelitian tersebut, mereka mengungkapkan bahwa kebijakan struktur modal juga mempunyai teknik yang sama, maksudnya menerbitkan saham untuk dijual ke publik pada saat harga tinggi dan membelinya kembali pada saat nilai perusahaan rendah (Baker & Wurgler, 2002) dalam (Reschiwati, Anwar, & Syahdina, 2021).

Nilai Perusahaan

Menurut (Effendi, 2016) nilai perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham. Jika harga saham tinggi, maka nilai perusahaan juga tinggi dan sebaliknya. Nilai perusahaan bisa diperhatikan melalui kinerja perusahaan itu sendiri. Jika kinerja perusahaan tidak maksimal, maka nilai perusahaan akan rendah. Oleh sebab itu, manajer keuangan harus menentukan tujuan perusahaan dan tepat dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan nilai perusahaan.

Harga Saham

Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun (Sartono, 2008) dalam (Reschiwati, Anwar, & Syahdina, 2021). Faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham menurut (Fahmi, 2012) adalah kondisi perekonomian mikro dan makro, keputusan untuk ekspansi seperti membuka kantor cabang di dalam maupun diluar negeri, perubahan direksi secara tiba-tiba, pihak komisaris atau direksi terlibat tindak pidana, turunnya kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, risiko sistematis yang melibatkan perusahaan, psikologi pasar yang mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

Debt To Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2014) dalam (Sagala, Pane, Yolanda, Yanti, & Panggabean, 2020) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan penjamin (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Syamsudin, 2011) dalam (Sagala, Pane, Yolanda, Yanti, & Panggabean, 2020).

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) berfungsi sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Earning Per Share (EPS) yang meningkat akan menghasilkan harga saham yang tinggi (Almumani, 2014). Semakin tinggi nilai Earning Per Share maka investor menganggap prospek perusahaan sangat baik untuk kedepannya sehingga mempengaruhi tingkat permintaan terhadap saham perusahaan tersebut (Khairani, 2016). Penelitian (Nautiyal & Kavidayal, 2018) untuk mengukur Earning Per Share dapat diketahui dengan cara membagi net Income dengan number of shares out standing.

Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset (Hery, 2017). Rasio ini dihutang dengan membagi laba bersih terhadap total asset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba besih terhadap total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah raba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rumah dana yang tertanam dalam total aset.

 

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2021 dengan periode laporan keuangan berakhir pada 31 Desember. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Harga Saham yang digunakan adalah harga saham saat penutupan (closing price) periode tahun 2017-2021. Penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu menggunakan program Eviews 9.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 yang berjumlah 30 perusahaan (Sugiyono, 2014).

Sampel dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled data) (Sugiyono, 2014). Data time series dalam penelitian ini adalah data runtun waktu berdasarkan observasi 5 (lima) tahun pengamatan, sedangkan perilaku unit cross-sectional yang diamati adalah sampel dari perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) berdasarkan metode purposive sampling.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan instrumen yang dipilih untuk diteliti sehingga didapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai instrumen tersebut dan disimpulkan (Sugiyono, 2016). Variabel penelitian ini terdiri atas:

1.    Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Debt To Equity Ratio (X1), Earning Per Share (X2) dan Return On Assets (X3) (Indriantoro, 2014).

2.    Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham (Y).(Indriantoro, 2014).

Rencana Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan regresi data panel, yaitu data yang terdapat didalamnya cross section dan time series (Basuki, 2016). Data panel digunakan dalam penelitian ini agar dapat mengetahui sejauhmana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau mengetahui sejauhmana pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel (kombinasi data time series dan cross section) dengan menggunakan bantuan program aplikasi Eviews 9.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tertinggi (maximum) dan nilai terendah (minimum) (Ghozali, 2011). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Harga Saham. Sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA).

Analisis Regresi Data Panel

Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis panel data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan software Eviews 9. Dengan mengakomodasi dalam model informasi baik yang terkait variabel-variabel cross section maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono, 2005).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas serta uji auto korelasi. Namun tidak semua uji asumsi klasik dilakukan di setiap model regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) (Basuki, 2017).

1.    Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk menguji nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi dengan kesimpulan berdistribusi normal atau tidak normal. Normalitas menggunakan uji Jarque-Berra (uji JB). Uji Jarque-Berra yaitu uji normalitas sesuai koefisien keruncingan (kurtosis) dan koefisien kemiringan (skewness).

2.    Uji Multikolinearitas

Guna dilakukan uji multikolinearitas untuk menguji hasil model regresi berkorelasi antar variabel bebas atau tidak. Jika tidak terjadi korelasi antar variabel independen, maka model regresi dinyatakan baik (Ghozali, 2013). Sebaliknya, apabila variabel independen saling berkorelasi, maka tidak orthogonal.

3.    Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas mencari ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila terjadi maka kesimpulannya homokedastisitas. Sebaliknya untuk varians berbeda maka dinamakan dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik jika tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2013) pendeteksian heteroskedastisitas dengan melakukan Glejser Test (Uji Glejser) yaitu meregresikan nilai mutlak.

4.    Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi mencari ada tidaknya korelasi antar faktor penganggu. Uji autokorelasi dianalisis menggunakan Durbin Watson Test dan hanya untuk data time series. Oleh karena itu, tidak dilakukan uji autokorelasi dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis

Peneliti menggunakan pengujian hipotesis parsial (Uji t) dan simultan (Uji F). Berikut pengertian dari masing-masing pengujian hipotesis: Pengujian secara parsial (Uji t), Uji Simultan (Uji F), Koefisien Determinasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian mulai dari tahun 2017 sampai tahun 2021 dengan jumlah 30 perusahaan. Fokus penelitian ini adalah memahami dan menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, Kriteria untuk menentukan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.    Kekonsistenan dalam menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia untuk periode penelitian 2017-2021

2.    Kekonsistenan dalam menghasilkan laba selama periode tersebut, serta mempunyai laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang dibutuhkan.

 

Tabel 3

Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Seleksi

Jumlah

Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021

30

Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman (Food and Beverages) yang menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia untuk periode penelitian 2017-2021, namun dinyatakan rugi dalam laporan keuangannya

 

(5)

Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman (Food and Beverages) yang menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia untuk periode penelitian 2017-2021, namun data tidak lengkap

 

(10)

Total Data Observasi (15x5)

75

Sumber: Data Diolah Peneliti

 

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2017 sampai tahun 2021. Jadi dari hasil tersebut didapatkan data observasi sebanyak 75 data. Berikut daftar perusahaan subsektor makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini:

 

Tabel 4

Sampel Penelitian

No.

Kode

Nama Perusahaan

Tanggal Tercatat

1

ADES

Akasha Wira International Tbk

13 Juni 1994

2

BUDI

Budi Starch dan Sweetener Tbk

8 Mei 1995

3

CAMP

Campina Ice Cream Industry Tbk

19 Desember 2017

4

CEKA

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

9 Juli 1996

5

CLEO

Sariguna Primatirta Tbk

05 Mei 2017

6

DLTA

Delta Djakarta Tbk

12 Februari 1984

7

HOKI

Buyung Poetra Sembada Tbk

22 Juni 2017

8

ICBP

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

7 Oktober 2010

9

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk

14 Juli 1994

10

MYOR

Mayora Indah Tbk

4 Juli 1990

11

ROTI

Nippon Indosari Corpindo Tbk

28 Juni 2010

12

SKBM

Sekar Bumi Tbk

5 Januari 1993

13

SKLT

Sekar Laut Tbk

8 September 1993

14

TBLA

Tunas Baru Lampung Tbk

14 Februari 2000

15

ULTJ

Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

2 Juli 1990

Sumber: (Invesnesia, 2020), (Data Diolah Penulis)

 

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tertinggi (maximum) dan nilai terendah (minimum) (Ghozali, 2011). Analisis statistik deskriptif dari masing-masing variabel yang terdiri dari harga saham sebagai variabel dependen, serta Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA) sebagai variabel independen. Tabel di bawah ini menunjukan� hasil dari statistik deskriptif data penelitian.�

 

Tabel 5

Analisis Statistik Deskriptif

 

Harga_Saham

DER

EPS

ROA

 Mean

 2345.267

 0.739503

 179.3408

 0.080354

 Median

 1300.000

 0.555747

 78.73599

 0.068049

 Maximum

 11150.00

 2.506169

 1275.973

 0.222874

 Minimum

 94.00000

 0.121670

 1.022037

 0.000526

 Std. Dev.

 2763.356

 0.570625

 240.6528

 0.052394

 Observations

 75

 75

 75

 75

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

Berikut hasil analisis deskriptif yang telah diperoleh dan dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

1.    Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa sampel penelitian adalah sejumlah 75 data observasi yang terdiri dari 15 perusahaan makanan dan minuman selama 5 tahun dari 2017 sampai 2021 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

2.    Variabel dependen Harga Saham (Y) memiliki nilai rata-rata sebesar 2.345,26, nilai titik tengah (median) sebesar 1300.000 yang diambil dari nilai tengah anggota data. Nilai minimum dari harga saham sebesar 94,00 yaitu Budi Starch dan Sweetener Tbk tahun 2017 dan nilai maksimum sebesar �11150,00 yaitu Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tahun 2019 serta nilai standar deviasi sebesar� 2763,356 yaitu nilai kuadrat dari varians data.

3.    Variabel independen Debt To Equity Ratio (DER) (X1) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.739503, nilai titik tengah (median) sebesar  0.555747 yang diambil dari nilai tengah anggota data. Nilai minimum dari variabel ini sebesar  0.121670 yaitu Campina Ice Cream Industry Tbk tahun 2021 dan nilai maksimum sebesar � 2.506169 yaitu Tunas Baru Lampung Tbk tahun 2017 serta nilai standar deviasi sebesar�  0.570625 yaitu nilai kuadrat dari varians data.

4.    Variabel independen Earning Per Share (EPS) (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar  179.3408, nilai titik tengah (median) sebesar  78.73599 yang diambil dari nilai tengah anggota data. Nilai minimum dari variabel ini sebesar  1.022037 yaitu Sekar Bumi Tbk tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar � 1275.973 yaitu Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2021 serta nilai standar deviasi sebesar�  240.6528 yaitu nilai kuadrat dari varians data.

5.    Variabel independen Return On Assets (ROA) (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar   0.080354, nilai titik tengah (median) sebesar 0.068049 yang diambil dari nilai tengah anggota data. Nilai minimum dari variabel ini sebesar  0.000526 yaitu Sekar Bumi Tbk tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar � 0.222874 yaitu Delta Djakarta Tbk tahun 2019 serta nilai standar deviasi sebesar 0.052394 yaitu nilai kuadrat dari varians data.

Analisis Regresi Data Panel

Uji regresi data panel terdapat tiga macam model regresi yang dapat digunakan, maka penelitian ini akan menguji model mana yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini ada 3 (tiga) pengujian untuk menentukan model mana yang paling tepat untuk digunakan, yaitu uji Chow, uji Hausman dan Uji Lagrange Multiplier (LM).

1.    Uji Chow

Uji Chow yang akan dilakukan terlebih dahulu ini digunakan untuk menentukan antara common effect atau fixed effect model yang paling tepat. Berikut� hasil pengujian dari uji Chow, yaitu:

 

Tabel 6

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

 

Equation: FE

 

 

 

 

Test cross-section fixed effects

 

Effects Test

Statistic  

d.f. 

Prob. 

 

Cross-section F

71.266387

(14,57)

0.0000

 

Cross-section Chi-square

218.849120

14

0.0000

 

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

Berdasarkan dari hasil uji Chow diatas, diketahui bahwa nilai cross-section F dan cross-section chi-square pada uji Chow sebesar 0,0000 dan 0,0000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Maka model yang terpilih adalah Fixed Effect Model (FEM). Terpilihnya Fixed Effect Model (FEM) dari uji chow, maka akan dilanjutkan dengan uji Hausman.

2.    Uji Hausman

Uji hausman dilakukan setelah uji Chow memilih model Fixed Effect Model (FEM). Uji Hausman dilakukan untuk menentukan fixed effect atau random effect model yang paling tepat. Berikut hasil pengujian dari uji Hausman, yaitu:

 

Tabel 7

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RE

 

 

 

Test cross-section random effects

 

Test Summary

Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob. 

Cross-section random

28.949200

3

0.0000

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

Berdasarkan dari hasil uji Hausman diatas, diketahui bahwa nilai cross-section random pada uji Hausman sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka yang terpilih yaitu model Fixed Effect Model (FEM).

3.    Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier digunakan untuk menetukan model yang tepat antara Random Effect Model (REM) atau Common Effect Model (CEM). Dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan uji Lagrange Multiplier, karena pada uji Chow dan uji Hausman sudah didapatkan model yang sama yaitu Fixed Effect Model (FEM).

Uji Asumsi Klasik

1.    Uji Multikolonieritas

 

Tabel 8

Hasil Uji Multikolonieritas

 

Harga_Saham

DER

EPS

ROA

Harga_Saham

 1.000000

-0.092373

 0.771542

 0.343792

DER

-0.092373

 1.000000

-0.010881

-0.471133

EPS

 0.771542

-0.010881

 1.000000

 0.292814

ROA

 0.343792

-0.471133

 0.292814

 1.000000

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

Berdasarkan tabel 8 yang merupakan hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan metode korelasi parsial antar variabel independen, tidak terdapat korelasi antar variabel independen di atas 0.80. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen karena nilai uji yang dihasilkan kecil dari 0.80.

2.    Uji Heterokedastisitas

Tabel 9

Hasil Uji Heterokedastisitas

Panel Period Heteroskedasticity LR Test

Null hypothesis: Residuals are homoskedastic

Specification: HARGA_SAHAM C DER EPS ROA

 

Value

df

Probability

 

Likelihood ratio

 1.881902

 15

 1.0000

 

LR test summary:

 

 

 

Value

df

 

 

Restricted LogL

-664.8053

 71

 

 

Unrestricted LogL

-663.8644

 71

 

 

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diatas diperoleh hasil prob. pada setiap varibel � variabelnya memiliki nilai heterokedastisitas diatas 0,5, yaitu sebesar 1,0000, artinya variabel terbebas dari adanya heterokedastisitas.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian model regresi data panel yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi data panel yang tepat digunakan dalam penelitian adalah Fixed Effect Model (FEM). Hasil analisis regresi data panel Fixed Effect Model (FEM) adalah sebagai berikut:

 

Tabel 10

Hasil Uji Pemilihan Model Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: HARGA_SAHAM

 

Method: Panel Least Squares

 

Date: 02/06/23�� Time: 21:54

 

Sample: 2017 2021

 

 

Periods included: 5

 

 

Cross-sections included: 15

 

Total panel (balanced) observations: 75

 

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.  

C

1621.763

338.0286

4.797709

0.0000

DER

-68.25469

313.0636

-0.218022

0.8282

EPS

-0.692491

0.592723

-1.168322

0.2475

ROA

11177.73

2304.966

4.849411

0.0000

 

Effects Specification

 

 

Cross-section fixed (dummy variables)

 

R-squared

0.978989

    Mean dependent var

2345.267

Adjusted R-squared

0.972722

    S.D. dependent var

2763.356

S.E. of regression

456.3941

    Akaike info criterion

15.29015

Sum squared resid

11872847

    Schwarz criterion

15.84635

Log likelihood

-555.3808

    Hannan-Quinn criter.

15.51224

F-statistic

156.2264

    Durbin-Watson stat

1.785796

Prob(F-statistic)

0.000000

 

 

 

Sumber : Hasil Output Menggunakan Eviews 9 (2023)

 

�� Berdasarkan tabel 10 yang merupakan hasil regresi data panel dengan menggunakan software Eviews, maka persamaan regresi data panel yang terbentuk dari Fixed Effect Model (FEM) adalah sebagai berikut:

Harga Saham = 1622 � 68.25 DER � -0.69 EPS + 11178 ROA + εit

Dari persamaan regresi diatas mempunyai arti sebagai berikut:

1.    Koefisien regresi DER (X1) memiliki nilai koefisien sebesar 68,25 yang bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel DER (X1) turun sebesar 1 satuan, maka variabel Harga Saham akan turun juga sebesar 68,25.

2.    Koefisien regresi EPS (X2) memiliki nilai koefisien sebesar 0,69 yang bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel EPS (X2) turun sebesar 1 satuan, maka variabel Harga Saham akan turun juga sebesar 0,69.

3.    Koefisien regresi ROA (X3) memiliki nilai koefisien sebesar 11.178 yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel ROA (X3) naik sebesar 1 satuan, maka variabel Harga Saham akan naik juga sebesar 11.178

Uji Parsial (Uji Statistik t)

Berdasarkan hasil Fixed Effect Model (FEM) pada tabel dapat dijelaskan mengenai pengujian hipotesis dari masing-masing variable bebas yaitu:

1.    Debt To Equity Ratio (DER)

Hipotesis Debt To Equity Ratio (DER) yang diajukan sebagai berikut:

a.       H0: DER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

b.      H1: DER berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Berdasarkan hasil Fixed Effect Model nilai t-Statistic sebesar -0,218022, sedangkan nilai prob. dari DER adalah 0,8282 yang artinya lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Berdasarkan hipotesis maka H0 diterima, yang artinya variabel DER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

2.    Earning Per Share (EPS)

Hipotesis EPS yang diajukan sebagai berikut:

a.       H0: EPS tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) �yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

b.      H1: EPS berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Berdasarkan hasil Fixed Effect Model nilai t-Statistic sebesar ����������-1,168322 dan nilai prob. sebesar 0,2475 yang artinya lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel EPS tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Berdasarkan hipotesis maka H0 diterima, yang artinya variabel EPS tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

3.    Return On Assets (ROA)

Hipotesis ROA yang diajukan sebagai berikut:

a.       H0: ROA tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

b.      H1: ROA berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Berdasarkan hasil Fixed Effect Model nilai t-Statistic sebesar 4,849411, sedangkan nilai probabilitas ROA adalah 0.0000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh terhadap Harga Saham. Berdasarkan hipotesis maka H1 diterima, yang artinya variabel ROA berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Uji Simultan (Uji Statistik F)

Hipotesis Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA) yang diajukan sebagai berikut:

1.    H0: DER, EPS dan ROA secara simultan tidak berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

2.    H1: DER, EPS dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Berdasarkan hasil pada Fixed Effect Model (FEM) menunjukkan nilai prob. F yaitu 0,000000, artinya lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa semua variable independen berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021. Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka H1 diterima yang artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman (food and beverages) yang terdaftar di BEI tahun 2017-2021.

Uji Koefisien Determinasi

Nilai koefisien R-squared sebesar 0.978989 atau 97,89%, nilai ini mengartikan bahwa variabel DER, EPS dan ROA mampu menjelaskan Harga Saham sebesar 97,89%, sedangkan sisanya 2,11% dapat dijelaskan oleh variabel selain yang digunakan dalam penelitian ini.

Nilai koefisien Adj R-squared sebesar 0.972722 atau 97,27%, nilai ini mengartikan bahwa variabel DER, EPS dan ROA mampu menjelaskan Harga Saham sebesar 97,27%, sedangkan sisanya 2,73% dapat dijelaskan oleh variabel selain yang digunakan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Mengacu pada hasil analisis regresi yag telah dilakukan mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman (food and beverages) periode 2017 - 2021, maka dapat dilakukan pembahasan lebih lanjut dari hasil analisis tersebut.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,8282. Penelitian ini menemukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan timbulnya beban bunga yang semakin besar. Ini juga mengakibatkan berkurangnya modal perusahaan untuk menutupi beban � beban tersebut. Akan tetapi hal tersebut terkadang tidak dikhawatirkan oleh perusahaan karena apabila manfaat hutang masih lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri maka perusahaan akan terus menggunakan hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferdila dan Mustika (2022), Anwar (2021), Sopyan dan Perkasa (2019), Sari et al. (2022), Dika dan Pasaribu (2020), serta Vidiyastutik et al. (2021) yang menemukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,2475. Dapat dikatakan bahwa seorang investor dalam melakukan investasi memperhatikan nilai Earning Per Share (EPS) yang dimiliki oleh perusahaan. Karena rasio ini hanya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan keuntungan bersih untuk tiap lembar saham perusahaan. Investor menilai bahwa menurunnya nilai Earning Per Share (EPS) akan mempengaruhi pembagian laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemilik modal. Oleh sebab itu, para investor lebih mempercayai modal yang akan ditanamkannya kepada perusahaan � perusahaan yang memiliki nilai Earning Per Share (EPS) nya tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suryana & Widodo, 2021) yang menemukan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.

 

 

Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Penelitian ini menemukan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham. Dapat dikatakan bahwa seorang investor dalam melakukan investasi memperhatikan Return On Asset (ROA) yang dimiliki oleh perusahaan. Karena rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan asset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba yang diperoleh. Semakin tinggi nilai Return On Asset (ROA) yang dimiliki, maka semakin baik pula perusahaan dalam mengelola asset untuk menjadikan suatu laba atau keuntungan. Laba yang diperoleh menjadi dorongan bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Investor melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya secara efektif dan efisien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh�(Anwar, 2021), (Dika & Pasaribu, 2021), serta (Vidiyastutik , Rahayu, Priantono, & Dhany, 2021) yang menemukan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham.

 

Kesimpulan

Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis dan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa� Efek Indonesia periode 2017-2021, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Artinya, perusahaan yang memiliki nilai Debt To Equity Ratio (DER) rendah tidak akan memiliki pengaruh terhadap peningkatan Harga Saham. (2) Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Artinya, perusahaan yang memiliki nilai Earning Per Share (EPS) yang rendah tidak akan memiliki pengaruh terhadap peningkatan� Harga Saham. (3) Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Artinya, perusahaan yang memiliki nilai Return On Assets (ROA) yang tinggi akan memiliki pengaruh terhadap peningkatan Harga Saham.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Almumani, M. A. (2014). Determinants of Equity Share Prices of the Listed Banks in Amman Stock Exchange: Quantitative Approach. International Journal of Business and Social Science, Vol. 5 No. 1.

 

Anwar, A. M. (2021). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity, dan Return On Assets Terhadap Harga Saham (Studi kasus pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2017-2019. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(2), 146�157.

 

Augusty , F. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Basuki, A. T. (2016). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Basuki, A. T. (2017). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Bursa Efek Indonesia. (2023, Januari 30). Retrieved from Laporan Keuangan dan Tahunan: https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan

 

Dika, M. F., & Pasaribu, H. (2021). Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmiah Ecobuss, 9(1), 49�55. Retrieved from https://doi.org/10.51747/ecobuss.v9i1.746

 

Effendi, M. A. (2016). The Power Of Good Corporate Governance Edisi Kedua. Jakarta: Salemba.

 

Fahmi, I. (2012). Pengantar Pasar Modal Edisi Pertama. Bandung: Alfabeta.

 

Ferdila, & Mustika, I. (2022). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning per Share Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Teknologi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Finansial Indonesia, 5(2), 17�28. ht. Retrieved from https://doi.org/10.31629/jiafi.v5i2.4288

 

Ghozali, I. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas.

 

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegor.

 

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Hery. (2017). Auditing dan Asuransi. Jakarta: Grasindo.

 

Indriantoro, N. d. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen Edisi Pertama Cetakan Ke Dua Belas. Yogyakarta: BPFE.

 

Invesnesia. (2020). Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Terbaru. Retrieved Januari 30, 2023, from Invesnesia: https://www.invesnesia.com/perusahaan-makanan-dan-minuman-di-bei

 

Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Khairani, I. (2016). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2011-2013. Jurnal Manajemen Keuangan, 5 (1).

 

Nautiyal, N., & Kavidayal, P. C. (2018). Analysis of Institutional Factors Affecting Share Prices: The Case of National Stock Exchange. Analysis of Institutional Factors Affecting Share Prices: The Case of National Stock Exchange. 19 (3), 707-721.

 

Norazmi, H. (2014). Signalling Theory. Retrieved Maret 2023, from https://www.academia.edu/3884969/A_Teori_Pesinyalan_Signalling_Theory_Signall

 

Puspitasari, A. D. (2017). Analisis Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure, Intellectual Capital Disclosure, Dan Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Lampung.

 

Reschiwati, Anwar, F. Y., & Syahdina, A. (2021, Maret). Determinants of Bank Health Level in Indonesia : How does its implications for stock prices? International Journal of Humanities and Social Science Invention (IJHSSI), 10(3), 49-60.

 

Sagala, I. A., Pane, C. J., Yolanda, E., Yanti, N. F., & Panggabean, M. S. (2020, Oktober). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Return on Equity pada Perusahaan Consumer Goods Industry. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 856-861.

 

Sari, L., Esparesya, W., & Septiano, R. (2022). Sari, L., Esparesya, W., & Septiano, R. Pengaruh Earning Per Share dan Return on Equity Serta Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(5), 479�490.

 

Sopyan, & Perkasa, D. H. (2019). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Taun 2012-2016. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 1(2), 97.

 

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Suryana, L. Y., & Widodo, A. (2021). Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada PT Bukit Asam Tbk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIMAWA),, 1(2), 90�96. Retrieved from https://doi.org/10.32493/jmw.v1i2.12324

 

Utami, M. R., & Darmawan, A. (2018). Pengaruh Der, Roa, Roe, Eps Dan Mva Terhadap Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia. Journal of Applied Managerial Accounting, 2(2), 206�218. Retrieved from https://doi.org/10.30871/jama.v2i2.910

 

Vidiyastutik , D. E., Rahayu, A., Priantono, S., & Dhany, U. R. (2021). Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2017-2019. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 9(1), 49�55.

 

Wibisono, D. (2005). Metode Penlitian Dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

 

Widyanto, E. A., & Permana, D. V. (2018). Eko Adi Widyanto, Diyah Permana, V. U. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Indeks LQ45 DI Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017. Jurnal Akuntansi Multi Dimensi, 2(2). 142�148.

 

Wijaya, H., Tania, D. R., & Cahyadi, H. (2021, Juli). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan. Jurnal Bina Akuntansi, 8, 109 - 121.

Copyright holder:

Febry Yeni Anwar, Sugeng Riyadi (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: