Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 4, April 2023

 

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA

 

M. Asholahudin, Uyu Wahyudin, Nurhaedah Gailea

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Universitas Pendidikan Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan kosakata dengan membaca pemahaman. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan Teknik korelasional. Ujicoba penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 s.d 23 Mei tahun 2022 dengan jumlah responden sebanyak 542 responden. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa instrumen tes penguasaan kosakata sebanyak 32 soal termasuk valid dan sebanyak 8 soal termasuk tidak valid. Ujicoba tes membaca pemahaman bahasa Inggris hasilnya sebanyak 32 soal valid dan 8 soal juga tidak valid. Hasil Uji korelasi Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca yang melibatkan sebanyak 230 responden menunjukan bahwa kooefisien korelasi antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca 0,193 pada taraf signifikansi α 5%. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca, karena α < 0,05 (0,003 < 0,05).

 

Kata kunci: Penguasaan Kosakata, Kemampuan Membaca

 

Abstract

This study aims to determine the relationship between vocabulary mastery and reading comprehension. This research method uses quantitative methods with correlational techniques. This research trial was carried out from 17 to 23 May 2022 with 542 respondents. The test results showed that the vocabulary mastery test instrument of 32 questions was valid and 8 questions were invalid. The English reading comprehension test resulted in 32 valid questions and 8 questions were also invalid. The results of the correlation test of Vocabulary Mastery with Reading Ability involving as many as 230 respondents showed that the correlation coefficient between Vocabulary Mastery and Reading Ability was 0.193 at the level of significance α 5%. This shows that there is a relationship between Vocabulary Mastery and Reading Ability, because α < 0.05 (0.003 < 0.05).

Keywords: Vocabulary Mastery, Reading Ability

 

Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat melahirkan sistem baru dalam bidang kehidupan manusia, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Pembaharuan kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik agar dapat bersaing di dunia global merupakan hal yang harus diutamakan dalam inovasi di bidang pendidikan. Selain itu juga, kekuatan khas yang menjadi ciri suatu daerah harus dikembangkan untuk menjadikan peserta didik cinta terhadap daerah dan bangsa sendiri.

Tahapan melaksanakan inovasi dalam dunia pendidikan dibutuhkan pola pikir dan rancangan yang tepat agar misi pendidikan nasional tercapai dengan tepat. Langkah yang tepat dan terarah perlu dilaksanakan agar misi pendidikan nasional yang tertuang dalam undang undang pendidikan sistem nasional tercapai secara maksimal diantaranya menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas dan terampil untuk bekal dalam kehidupan dan sukses dalam lingkungan dimana peserta didik berada.

Salah satu proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas adalah pembelajaran bahasa Inggris. Bahasa Inggris dibelajarkan di sekolah mempunyai tujuan agar peserta didik dapat meningkatkan empat keterampilan berbahasa, diantaranya menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Menurut (Brown & Abeywickrama, 2004) bahasa didefinisikan sebagai alat komunikasi lisan ataupun tertulis dengan orang lain. Tahapan pembelajaran bahasa yang dimulai dari tahapan mendengarkan adalah faktor penentu utama agar peserta didik dapat sukses dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Inggris dimulai dalam dunia pendidikan sejak Indonesia berhasil dalam mewujudkan kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. Tujuan mata pelajaran bahasa Inggris diadakan agar peserta didik dapat berdaya saing dalam dunia internasional. Peserta didik dikatakan berhasil dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah dengan mempunyai indikator yang terarah yaitu peserta didik mampu menguasai kompetensi bahasa diantaranya adalah menyimak, membaca, berbicara dan menulis secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Inggris di level Sekolah Menengah Pertama (SMP) terfokus pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam belajar bahasa Inggris.

Keberhasilan kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris tidak terlepas dari faktor-faktor pengetahuan lainnya yaitu kemampuan penguasaan kosakata. Dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP), peserta didik dituntut untuk menguasai kosa-kata (vocabulary) sekitar 1000 (seribu) kosakata yang terdapat dalam kurikulum. Diharapkan dengan penguasaan kosakata yang tinggi (advanced in vocabularies) para peserta didik akan mampu (Diknas, 2005 : 15) memahami, mengungkapkan, membaca nyaring dan menulis berupa teks deskriptif, prosedur, recount, dan naratif.

Hasil penelitian (Matje, 2019) tentang hubungan pemahaman kosakata dengan keterampilan membaca menyimpulkan bahwa ada korelasi yang positif dan sebesar 35.1% dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian yang lain oleh (Prasetiyo, Susanti, & Suwinarni, 2021) menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata berbanding lurus dengan kemampuan membaca bahasa Inggris. Penelitian yang dilakukan oleh (Sari, Syahrul, & Rasyid, 2018) terdapat korelasi antara penguasaan kosakata dengan keterampilan membaca.

Penelitian yang dilakukan oleh (Mawaresna & Anwar, 2020) menyimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan penguasaan kosakata dengan kemampuan membaca. Penelitian yang sama terkait dengan kosakata juga dilakukan oleh (Ayu & Viora, 2018) menyatakan bahwa kosakata memberikan kontribusi yang besar terhadap kemampuan membaca. Penelitian yang sama terkait kosakata dengan keterampilan bahasa juga dilakukan oleh (Salfiyani, Darmiany, & Musaddat, 2021) dengan hasil yang sangat signifikan kosakata dengan keterampilan bahasa. Penelitian oleh (Munajah, 2017) juga menyimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan penguasaan kosakata dengan kemampuan membaca. Juga dilakukan oleh (Muhyidin, 2018) menyatakan bahwa ada korelasi yang positif terkait kosakata dengan membaca pemahaman.

Menurut (Laily, 2014) tujuan membaca adalah untuk mencari dan mendapatkan informasi, mencakup isi bacaan, pemahaman makna bacaan. Selain itu juga tujuan membaca adalah untuk memperoleh fakta-fakta yang terperinci, untuk mendapatkan ide-ide utama, untuk mengetahui urutan-urutan atau susunan, organisasi cerita, untuk menyimpulkan, mengelompokkan dan mengklasifikasikan, untuk menilai dan mengevaluasi serta untuk membandingkan.

Menurut (Priyatni, 2014) ada tiga tingkatan kemampuan membaca yaitu : Literal, Kritis dan critical evaluasi. Juga pendapat yang sama dikemukakan oleh (Priyatni, 2014) bahwa tingkatan kemampuan membaca ada tiga macam, yaitu : kemampuan membaca literal, kemampuan membaca kritis, dan kemampuan membaca kreatif. Menurut (Taufik, 2019) jenis kemampuan membaca pemahaman ada 4 (empat) yaitu pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.

Menurut (Muhatin, 2022) definisi kosakata adalah perbendaharaan kata atau banyaknya kata yang dimiliki suatu bahasa. Kemampuan untuk mengingat kosakata merupakan suatu hal yang diperlukan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan membaca. Menurut pendapat yang lain mengenai kosakata dijabarkan oleh (Seashore, 1948) vocabulary is the total number of words in a language. It is also a collection of words a person knows and uses in speaking and writing.

Menurut (Febrisma, 2013) kosakata merupakan komponen bahasa yang memuat informasi tentang makna dan pemakaian dalam bahasa. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memiliki kosakata yang baik diantaranya adalah dengan cara pengalaman dan bacaan. Pengertian kosakata juga dituliskan oleh (Talan, n.d.) menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki seorang pembaca atau penulis atas suatu bahasa.

Dalam praktik pengajaran bahasa Inggris, mengajarkan kosakata berarti memberi pelajaran tentang penguasaan kosakata beserta maknanya. Penguasaan kosakata tidak hanya dalam pengertian mampu memahami arti berbagai macam kata, melainkan juga mampu menggunakan berbagai macam kata dalam kalimat. Pengajaran kosakata haruslah diberikan semaksimal mungkin oleh guru kepada siswanya. Menurut (Irwansyah & Ikhwati, 2016) penguasaan kosakata dapat dibedakan berdasarkan dua sudut, yaitu sudut kuantitatif dan sudut kualitatif. Tinjauan dari sudut kuantitatif berarti setiap anak didik harus mampu menguasai sebanyak-banyaknya jumlah kosa kata, jumlah kosakata dikaitkan dengan jumlah konsep dan jumlah kosakata yang dikuasai pada gilirannya memungkinkan siswa membentuk kontruksi-kontruksi baru dalam usaha membentuk konsep-konsep baru. Penguasaan kosakata itu hendaknya aktif, artinya setiap saat dapat terlontar keluar untuk menyampaikan konsep yang ingin dikomunikasikan. Penguasaan kosakata secara kualitatif menyangkut makna dasar dan makna tambahan sebuah kata atau makna denotasi dan konotasi.

 

Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang luas tentang Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan Teknik analisis korelasional. Analisis korelasional adalah analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan atau pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian, yaitu dengan membaca pemahaman sebagai variabel bebas dan penguasaan kosakata sebegai variable terikat.

Data primer yang dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh respomden, dan data sekunder diperoleh dari artikel dan buku. Dan teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan �ujicoba intrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Setelah itu disebar instrumen penelitian disertasi yang dianggap valid. Penelitian ini menghubungkan antar variabel yaitu kosakata dan membaca pemahaman.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil

1.     Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman di kirim melalui google form ke seluruh kepala sekolah disebar pada tanggal 17 s.d 23 Mei 2022, dan data yang masuk sebanyak 542 responden di data tabulasi penelitian disertasi. Uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman sebanyak 40 soal. Tujuan uji coba instrumen ini untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari soal � soal yang telah dibuat.

Adapun hasil pengujian instrumen tes kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan Software ANATES yang dikembangkan oleh (Maulidah, Sukarno, & Syefrinando, 2022). Dari 40 (empat puluh soal) yang diuji coba, soal � soal yang valid adalah sebanyak 32 (tiga puluh dua) Soal, yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, dan 40. Sedangkan soal yang tidak valid adalah sebanyak 8 (delapan) Soal, yaitu nomor : 7, 8, 11, 16, 21, 27, 38, dan 39.

Reliabilitas soal kemampuan membaca pemahaman adalah sebesar 0.86. Berdasarkan tabel 2 di atas, maka klasifikasinya adalah sangat tinggi. Daya pembeda soal kemampuan membaca pemahaman bervariasi yaitu sangat baik, baik, cukup, jelek dan sangat jelek. Soal yang berkategori sangat baik adalah sebanyak 3 (tiga) soal yaitu nomor : 4, 23, dan 26. Soal yang berkategori baik sebanyak 28 (dua puluh delapan) soal yaitu nomor : 1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 12, 13,14, 15, 17, 18, 19, 20, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, dan 40. Soal yang berkategori cukup adalah sebanyak 5 (lima) yaitu nomor : 7, 16, 22, 27, dan 39. Soal yang berkategori jelek adalah sebanyak 1 (satu) soal yaitu nomor 38. Soal yang berkategori sangat jelek adalah sebanyak 3 (tiga) yaitu nomor : 8,11, dan 21. Indeks kesukaran butir soal kemampuan membaca pemahaman bervariasi yaitu mudah, sedang dan sukar. Soal yang berkategori mudah adalah sebanyak 1 (satu) soal yaitu nomor 2. Soal yang berkategori sedang adalah sebanyak 36 (tiga puluh enam) soal yaitu nomor : 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, dan 40. Soal yang berketegori sukar sebanyak 3 (tiga) yaitu nomor : 8,11, dan 38.

 

2.     Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Kosakata

Uji coba instrumen tes penguasaan kosakata di kirim melalui google form ke seluruh kepala sekolah sekota Cilegon, dan data yang masuk sebanyak 542 responden di data tabulasi penelitian disertasi. Uji coba instrumen kemampuan tes penguasaan kosakata sebanyak 40 soal. Tujuan uji coba instrumen ini untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari soal � soal yang telah dibuat.

Adapun hasil pengujian instrumen tes penguasaan kosakata dengan menggunakan Software ANATES yang dikembangkan oleh (Maulidah et al., 2022). Dari 40 (empat puluh soal) yang diuji coba, soal � soal yang valid adalah sebanyak 32 (tiga puluh dua) Soal, yaitu nomor : 1, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 35, 36, 37, 38, dan 39. Sedangkan soal yang tidak valid adalah sebanyak 8 (delapan) Soal, yaitu nomor : 2, 5, 9, 13, 32, 33, 34, dan 40.

Reliabilitas soal penguasaan kosakata adalah sebesar 0.92. Berdasarkan tabel 2 di atas, maka klasifikasinya adalah sangat tinggi. Daya pembeda soal kemampuan membaca pemahaman bervariasi yaitu sangat baik, baik, cukup, jelek dan sangat jelek. Soal yang berkategori sangat baik adalah sebanyak 9 (sembilan) soal yaitu nomor : 17, 26, 27, 29, 31, 32, 35, 36, dan 37.. Soal yang berkategori baik sebanyak 23 (dua puluh tiga) soal yaitu nomor : 1,3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 30, dan 38. Soal yang berkategori cukup adalah sebanyak 7 (tujuh) yaitu nomor : 2, 5, 9, 13, 34, 39, dan 40. Soal yang berkategori sangat jelek adalah sebanyak 1 (satu) yaitu nomor : 33.

Indeks kesukaran butir soal penguasaan kosakata bervariasi yaitu sangat mudah, mudah, sedang dan sangat sukar. Soal yang berkategori sangat mudah adalah sebanyak 1 (satu) soal yaitu nomor 23. Soal yang berkategori mudah adalah sebanyak 2 (dua) yaitu 4 dan 24. Soal yang berkategori sedang adalah sebanyak 35 (tiga puluh lima) soal yaitu nomor : 1, 2, 3, 5,6,7,8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Soal yang berketegori sangat sukar sebanyak 1 (satu) yaitu nomor : 33.

Setelah mengolah data ujicoba intrumen untuk menentukan yang valid dan realibitas, maka selanjutnya peneliti melakukan penelitian yang sesungguhnya dengan responden sebanyak 230 responden.

Hasil Uji Korelasi antara penguasaan kosa kata dengan kemampuan membaca adalah sebagai berikut :

a)     Uji Homogenitas Variabel Penguasaan Kosa Kata (X1) Terhadap Kemampuan membaca Pemahaman

 

Tabel. 1

Hasil Uji Homogenitas

ANOVA

Y

 

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Penguasaan Kosa Kata

9220,247

29

317,940

2,106

0,002

Kemampuan Membaca

30197,074

200

150,985

 

 

Total

39417,322

229

 

 

 

����������� ����������� �

Berdasarkan output SPSS tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi varibel Kemampuan Membaca pemahaman (Y) terhadap variabel Penguasaan Kosa Kata (X1) = 0,002 atau < 0,05 artinya data varibel Kemampuan Membaca pemahaman (Y) berdasarkan variabel Penguasaan Kosa Kata (X1) mempuyai varian yang berbeda atau tidak homogen.

Tabel. 2

 

Hasil Uji Correlations

Correlations

 

Penguasaan Kosa Kata

Kemampuan Membaca

Penguasaan Kosa Kata

Pearson Correlation

1

,807**

Sig. (2-tailed)

 

0,003

N

230

230

Kemampuan Membaca

Pearson Correlation

,807**

1

Sig. (2-tailed)

0,003

 

N

230

230

 

Hasil Uji korelasi Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca menunjukan bahwa kooefisien korelasi antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca 0,807 pada taraf signifikansi α 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa hubungan antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca mempunyai hubungan yang kuat. Koefisien korelasi tersebut (+) artinya terdapat Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca. Tabel 2 menunjukan bahwa sig.(1-tailed) atau signifikansi satu sisi menunjukan angka sebesar 0,003. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca, karena α < 0,05 (0,003 < 0,05).

 

Pembahasan

Mempunyai kemampuan membaca yang tinggi, sebaliknya yang penguasaan kosa katanya rendah, memiliki kemampuan membaca yang rendah pula. Hal semacam ini dapat terjadi karena kosa kata adalah inti dari suatu bacaan. Sebenarnya, apa yang dibaca seseorang adalah kosa kata yang direpresentasikan oleh kata, frase, kalimat dan paragraf menjadi suatu bacaan atau wacana. Jadi, bila seseorang membaca maka memiliki pengetahuan dan penguasaan tentang kosa kata menjadi sangat penting. Tanpa pengetahuan dan penguasaan kosa kata yang luas, seseorang tidak akan mendapatkan makna bacaan yang luas pula. Dalam hal ini, kurangnya pengetahuan tentang kosa kata tertentu akan memunculkan kesenjangan dalam menginterpretasikan makna bacaan. Padahal, penguasaan makna bacaan merupakan inti dari pembelajaran membaca dan Orang hanya dapat memahami arti atau makna suatu bacaan melalui penguasaan kosa kata. Jadi hubungan positif yang dihasilkan oleh penelitian ini, memberikan kontribusi perlunya guru bahasa memberikan perhatian secara khusus terhadap penguasaan kosa kata siswa.

Selain itu dapat dikatakan bahwa hubungan positif yang didapat antara penguasaan kosa kata dengan kemampuan membaca memberikan alternatif lain untuk meningkatkan kemampuan membaca pada khususnya dan prestasi belajar bahasa pada umumnya. Salah satu alternatif adalah pemberian pembelajaran kosa kata sedini mungkin dan secara bertahap, baik melalui situasi yang tidak formal seperti di dalam keluarga maupun melalui situasi formal seperti di sekolah. Pemberian pembelajaran sedini mungkin ini menjadi sangat penting guna menghasilkan manusia Indonesia yang cakap berbahasa. Banyak cara lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa yaitu dengan cara mendengarkan radio, kaset, nonton televisi, permainan teka teki dan sebagainya. Melalui cara ini tingkat penguasaan kosa kata dan pengorganisasian pengertian mengenai apa yang didengar dan ditonton lewat radio, kaset dan televisi maupun dalam permainan; dapat ditingkatkan, sehingga dengan sendirinya, kemampuan membaca siswa juga akan turut meningkat.

Melihat pentingnya penguasaan kosa kata terhadap kemampuan membaca siswa maka guru bahasa Inggris harus lebih memberikan perhatian kepada penguasaan kosa kata siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini, siswa perlu dilatih cara atau strategi peningkatan kosa kata melalui berbagai cara pelatihan dan tugas kerja baik secara individu maupun kelompok.

 

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang melibatkan sebanyak 230 responden, maka disimpulkan bahwa ada signifikan antara Penguasaan Kosa Kata dengan Kemampuan Membaca, karena α < 0,05 (0,003 < 0,05). Peneliti menyarankan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi kemampuan membaca pemahamannya, maka seorang guru diharapkan untuk mengajarkan kosakata dalam setiap proses belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ayu, Citra, & Viora, Dwi. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Pendidikan Matematika (Iiib) Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Pada Mata Kuliah Bahasa Inggris Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(3), 1127�1143.

 

Brown, H. Douglas, & Abeywickrama, Priyanvada. (2004). Language Assessment. Principles And Classroom Practices. White Plains, Ny: Pearson Education.

 

Febrisma, Nurliya. (2013). Upaya Meningkatkan Kosakata Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tunagrahita Ringan (Ptk Kelas Dv Di Slb Kartini Batam). E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), 1, 2�120.

 

Irwansyah, Nur, & Ikhwati, Azhari. (2016). Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Peserta Didik Sma Di Depok. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran, 10(1).

 

Laily, Idah Faridah. (2014). Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Memahami Soal Cerita Matematika Sekolah Dasar. Eduma: Mathematics Education Learning And Teaching, 3(1).

 

Matje, Irman. (2019). Hubungan Pemahaman Kosakata Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas Ix Smp Negeri 1 Siotapina. Jec (Jurnal Edukasi Cendekia), 3(1), 10�17.

 

Maulidah, Hidayatul, Sukarno, Sukarnoa, & Syefrinando, Boby. (2022). Analisis Kualitas Instrumen Tes Fisika Kelas X Di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Batanghari Menggunakan Software Anates. Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

 

Mawaresna, Anis, & Anwar, Muh. (2020). Hubungan Antara Penguasaan Kosakata (Wortschatz) Dengan Kemampuan Membaca Memahami (Leseverstehen) Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi. Interference Journal Of Language, Literature, And Linguistics, 1(2), 153�158.

 

Muhatin, Erna Dwi. (2022). Hubungan Antara Penguasaan Kosakata Dengan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas Iv Sdn Sukowinangun 1 Magetan Tahun Ajaran 2021/2022. Iain Ponorogo.

 

Muhyidin, Asep. (2018). Reading Interest And Mastery Of Foreign Absorbing Vocabulary (Minat Baca Dan Penguasaan Kosakata Serapan Asing). Indonesian Language Education And Literature, 3(2), 143�156.

 

Munajah, Robiatul. (2017). Hubungan Penguasaan Kosakata Dan Berpikir Kritis Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman (Penelitian Kuantitatif Asosiatif Di Kelas Iv Sd Negeri Banjarsari 5 Serang Kecamatan Cipocok Kota Serang). Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1).

 

Prasetiyo, Petrus Eko Randi, Susanti, Ani, & Suwinarni, Suwinarni. (2021). Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Game: Car Race. Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fkip Uad, 1(1).

 

Priyatni, Endah Tri. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Kritis Berbasis Intervensi Responsif. Litera, 13(1).

 

Salfiyani, Mira Naniy, Darmiany, Darmiany, & Musaddat, Syaiful. (2021). Hubungan Penguasaan Kosakata Dengan Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas V Sdn Gugus 1 Kecamatan Praya Tengah. Pendagogia: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(3), 158�165.

 

Sari, Yuliana, Syahrul, R., & Rasyid, Yulianti. (2018). Hubungan Antara Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(3), 446�453.

 

Seashore, Robert H. (1948). The Importance Of Vocabulary In Learning Language Skills. Elementary English, 25(3), 137�160.

 

Talan, Aloysia Febriana Kurnia. (N.D.). Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Taufik, Taufik. (2019). Strategi Ambt Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Interpretatif Siswa Kelas Iv Sd Negeri 3 Namlea Kabupaten Buru. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 5(2), 53�62.

������

Copyright holder:

M. Asholahudin, Uyu Wahyudin, Nurhaedah Gailea (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: