Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
PEMANFAATAN
BAKSO AYAM BERBAHAN BAKU JAMUR TIRAM TERHADAP PROTEIN DAN DAYA SIMPAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SEKOLAH DI KECAMATAN NANGGALO
KOTA PADANG
Zurni
Nurman, Heriawita
Politeknik Kesehatan Kemenkes, Padang, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Bakso ayam mempunyai nilai protein yang cukup tinggi. Jamur tiram merupakan jamur kayu yang cukup
populer dan banyak diminati oleh masyarakat karena tampilannya yang menarik,
cita rasanya lezat, kaya nitrisi dan rendah lemak sehingga sangat baik untuk
dikonsumsi. Pengolahan jamur tiram segar banyak
manfaatnya, antara lain mudah diaplikasikan dalam berbagai produk olahan, mudah
disimpan. Untuk melihat daya tahan simpan bakso ayam jamur
tiram dilakukan penyimpannya di refrigerator dan freezer. Penelitian
ini merupakan penelitian studi efikasi dengan 2 tahapan penelitian
yaitu tahap
Penelitian eksperimen laboratorium untuk menyiapkan produk formula makanan
jajanan bagi anak sekolah, tinggi serat berbasis bahan pangan lokal jamur,
dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dan penelitian
pra eksperimen untuk menguji seberapa jauh daya simpan bakso ayam yang telah
ditambahkan dengan jamur pada anak sekolah sebagai makanan jajanan untuk
menambah zat gizi serat bagi kebutuhan anak sekolah.
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa untuk protein
masih dalam standar persyaratan Bakso berdasarkan SNI-3818-2014. Daya simpan
selama 1 dan 2 minggu yang terbaik penyimpannya pada wadah plastik klip baik
yang disimpan di refrigerator maupun freezer.
Kata Kunci: bakso
ayam, bahan baku jamur tiram, daya simpan makanan jajanan.
Abstract
Seeing the shelf life of oyster mushroom
chicken meatballs, they are stored in the refrigerator and freezer. This
research is an efficacy study research with 2 stages of research, namely the
research stage of laboratory experiments to prepare snack food formula products
for school children, high fiber based on local mushroom foodstuffs, with a
Complete Randomized Design (RAL) research design and pre-experimental research
to test how far the shelf life of chicken meatballs that have been added with
mushrooms to school children as snack food to add fiber nutrients to the needs
of schoolchildren. The results of the study found that protein is still in the
standard requirements of meatballs based on SNI-3818-2014. Shelf life for 1 and 2 weeks is best stored in
plastic clip containers both stored in the refrigerator and freezer.
Keywords:
chicken meatballs, oyster mushroom raw materials, shelf life of hawker food.
Pendahuluan
Jajanan anak diberbagai sekolah
pada saat ini masih merupakan perhatian yang sangat penting dalam masyarakat,
karena jajanan tersebut banyak dikonsumsi oleh anak sekolah yang merupakan
generasi penerus bangsa dan memiliki banyak bahaya yang mengintai dari konsumsi
makanan jajanan. Beberapa makanan dan minuman yang biasa dijumpai dan layak
dicurigai adalah bakso, cireng, cendol, makanan ringan seperti kerupuk, gulali,
jelly, dan minuman warna warni.
Anak sekolah membutuhkan gizi yang baik untuk
menunjang kegiatan belajar di sekolah. Gizi yang baik sangat mempenaruhi daya
konsentrasi dan kecerdasan anak dalam menerima dan menyerap setiap ilmu yang didapat
di sekolah. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi
masyarakat. Hal ini menjadi penting karena anak sekolah sedang mengalami
pertumbuhan secara fisik dan mental yang sangat diperlakukan untuk menunjang
kehidupannya di masa sekarang (Ambarita EM dkk, 2014).
Salah satu jajanan yang
digemari anak sekolah adalah bakso. Bakso merupakan salah satu produk daging
yang sudah tidak asing lagi dan banyak digemari anak-anak. Bakso merupakan
salah satu cara pengolahan daging yang banyak dilakukan masyarakat.
Daging
yang digunakan tidak hanya daging sapi tetapi dapat pula dari daging ayam, atau
ternak lainnya. Daging mengandung protein, lemak, kolesterol, besi, kalsium,
fosfor dan vitamin B komplek. Protein dan lemak hewani mudah dicerna dan
mempunyai nilai biologi yang tinggi. Daging terdiri atas protein yang disebut
miosin. Bagian yang terlihat putih-putih diantara sel-sel daging disebut
elastin. Semakin banyak elastinnya, daging makin keras (Hulwani, Zetry, 2014). Kandugan
gizi pada bakso antara lain, energi 741,5 kkal, lemak 37,8 gr,protein 53,9
gram, karbohidrat 41,5 gr, serat 0,1 gr, iron 3,0 mg, vitamin C 0 mg. Dilihat
dari kandungan zat gizi bakso, maka kandungan seratnya sangat kecil (Nutri
Survey).
Jamur tiram merupakan jamur kayu yang cukup populer dan banyak diminati
oleh masyarakat karena tampilannya yang menarik, cita rasanya lezat, kaya
nitrisi dan rendah lemak sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Jamur tiram
dapat bermanfaat sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol darah,
meningkatkan daya tahan tubuh, mncegah teknan darah tinggi, meningkatkan kadar
gula darah, mencegah tumo atau kanker (Lisa M, Lutfi M, 2015).
Jamur tiram termasuk kedalam golongan jamur konsumsi yang hidup pada
kayu-kayu yang telah melapuk atau pada serbuk gergaji limbah jerami, limbah
kapas, kertas kardus, atau bahan organik lainnya. Jamur ini dinamakan jamur
tiram karena mempunyai flavour, tekstur dan bentuk yang mirip cangkang tiram
dengan warna permukaan tudung beragam, yaitu putih. Jamur tiram mempunyai
tekstur lembut, berwarna putih dengan cita rasa relatif netral sehingga mudah
untuk dipadukan dengan berbagai jenis masakan (Novita SR, 2014).
Asam amino esensial yang terdapat pada jamur tiram ada sembilan jenis
dari 20 asam amino yang dikenal yaitu lysin, methionin, tryptofan, theonin,
valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Asam amino ini menyerupai
derivat protein yang dihasilkan dari daging hewan. Asam lemak jamur tiram
mengandung 86 persen lemak tidak jenuh seperti asetat dan asam sitrat. Jamur
juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 dan B2. Selain itu jamur
tiram mengandung beberapa jenis mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg dan Cu
(Novita SR, 2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2017, produksi
jamur tiram di
Indonesia atau produksi nasional jamur terus mengalami penurunan dan mengalami
peningkatan pada atahun 2016, pada tahun 2013 sebesar 44.565 ton, tahun 2014
sebesar 37.410 ton, tahun 2015 sebanyak 33.485 ton dan pada tahun 2016 sebanyak
40.914 ton (BPS, 2017).
Data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat menurut Kabupaten Kota tahun
2017 menunjukkan wilayah produksi jamur tiram terbanyak yaitu Kabupaten Agam
dengan luas panen 419 ha dan jumlah produksi 12.658 kg, kemudian Tanah Datar
dengan luas panen 652 ha dan jumlah produksi 7.000 kg dan Kota Payakumbuh
dengan luas panen 339 ha jumlah produksi 6.230 kg (Hortikultura, 2017).
Salah satu bentuk
alternatif setengah jadi
dari jamur tiram yang dianjurkan adalah tepung jamur tiram, karena lebih tahan
disimpan dan mudah diaplikasikan dalam berbagai bentuk produk olahan pangan.
Pengolahan jamur tiram segar menjadi tepung memiliki banyak manfaatnya, antara
lain mudah diaplikasikan dalam berbagai produk olahan, mudah disimpan (Novita.
SR, 2014).
Penelitian sebelumnya
tentang mutu organoleptik bakso ayam jamur tiram. Perlakuan terbaik adalah
salah satu perlakuan dari beberapa perlakuan yang memiliki rata-rata tertinggi
terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna. Rata-rata penerimaan terhadap bakso
berdasarkan uji organoleptik adalah pada perlakuan D (3, 17). Perlakuan terbaik
dari 3 perlakuan adalah perlakuan D dengan penambahan tepung jamur tiram 15
gram ditambah bahan lain yaitu tepung tapioka 40 gram dan daging ayam 200 gram.
Penerimaan panelis berada pada tingkat suka. Setiap perlakuan memiliki
rata-rata yang berbeda, semakin tinggi penambahan tepung jamur tiram, tingkat
kesukaan panelis terhadap bakso ayam dengan suplementasi tepung jamur tiram
semakin meningkat.
Dari uraian di atas penulis ingin melihat ”Bagaimana Pemanfaatan
Bakso Ayam Berbahan Baku Jamur Tiram Terhadap Protein dan Daya Simpan Makanan
Jajanan Pada Anak Sekolah di Kecamatan Nanggalo Kota Padang”.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, “Bagaimana Pemanfaatan Bakso Ayam Berbahan Baku Jamur Tiram
Terhadap Protein dan Daya Simpan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah di Kecamatan
Nanggalo Kota Padang?”.
Untuk mengetahui Pemanfaatan Bakso Ayam Berbahan Baku Jamur Tiram
Terhadap Protein dan Daya Simpan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah di Kecamatan
Nanggalo Kota Padang.
Metode Penelitian
A. Jenis
dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian studi efikasi dengan 2 tahapan penelitian yaitu :
Tahap I : Penelitian eksperimen
laboratorium untuk menyiapkan produk formula makanan jajanan bagi anak sekolah, berbasis bahan pangan lokal
jamur tiram,
dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Tahap II : Penelitian eksperimen dilakukan
dengan :
1.
Menguji kandungan
protein pada bakso ayam jamur tiram
2.
Menguji
seberapa jauh daya simpan bakso ayam yang telah ditambahkan dengan jamur tiram sebagai makanan jajanan pada anak sekolah.
B. Waktu dan
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Oktober 2021. Pembuatan produk dilakukan di Laboratorium Pangan Jurusan
Gizi Politeknik Kesehatan Padang. Sedangkan uji kandungan protein dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi (Baristand)
Industri Padang di Jalan Raya Ulu Gadut No. 23 Pauh, Kota Padang.
C. Bahan dan
Alat
1.
Bahan
Bahan yang
digunakan untuk pembuatan bakso ayam jamur tiram adalah Jamur tiram yang didapatkan dengan dibeli langsung ke
tempat pembibitan jamur tiram. Jenis jamur tiram yang digunakan adalah jamur
tiram dengan kulit jamur berwarna putih bersih, bertekstur padat serta segar.
Jamur Tiram tersebut dijadikan tepung yang dibuat dari 1 kg gram jamur tiram
segar dan diperoleh 80 gram tepung jamur tiram. Bahan lainnya adalah daging
ayam 200 gram, 15 gram jamur tiram, 40 gram tepung tapioka, 1 butir telur, 1 siung
bawang putih, 2 siung bawang merah, ¼ sdt merica, garam secukupnya.
2.
Alat
a. Alat yang digunakan untuk membuat bakso ayam jamur tiram adalah pisau,
talenan, blender, waskom, sendok makan, saringan, timbangan digital, kukusan,
kompor.
b. Alat yang digunakan untuk uji daya simpan terdiri dari kulkas, wadah plastik, timbangan.
D. Cara
Pembuatan Bakso Ayam dengan Penambahan Jamur Tiram
1.
Tahapan
pembuatan tepung jamur tiram yaitu dengan cara 1 kg jamur tiram dicuci dengan
air bersih kemudian keringkan, suir-suir daging jamur tiram, keringkan jamur
tiram dengan oven, setelah kering blender sampai halus.
2.
Tahapan
pembuatan bakso ayam jamur tiram yaitu
a.
Bahan
yang digunakan di timbang semua
b.
Pertama
aduk semua bahan adonan daging ayam : daging ayam yang dihaluskan, garam, merica
bubuk, bawang putih, bawang merah hingga rata.
c.
Campurkan
adonan daging ayam dengan tepung tapioka, tepung jamur tiram dan putih telur.
d.
Genggam
adonan bakso lalu ditekan supaya adonan bisa keluar dari ibu jari dan telunjuk,
lalu diambil dengan sendok
e.
Direbus
dengan air yang sudah mendidih
f.
Rebus
hingga bakso mangapung, lalu tiriskan
E. Prosedur
Penelitian
Penelitian dimulai dengan menyiapkan
bahan-bahan untuk pembuatan bakso ayam jamur tiram. Persiapan yang dilakukan
adalah pembuatan tepung jamur tiram, kemudian dilanjutkan dengan membuat bakso
ayam jamur tiram.
Penelitian ini menguji kandungan protein
yang terdapat pada bakso ayam setelah diberi jamur tiram. Selain itu dalam
penelitian ini juga dilihat daya tahan simpan bakso jamur tiram dalam plastik klip,
kotak plastik dan plastik biasa di refrigerator dan freezer.
F.
Pengamatan
1. Uji Kadar Protein
a. Sampel sebanyak 1 gram dimasukkan dalam labu kjedahl.
b. Ditambahkan 7,5 g K2S2O4, 0,35 g HgO dan 15 ml H2SO4.
c. Kemudian semua bahan dalam labu kejedahl dipanaskan
dalam lemari asam sampai berhenti berasap.
d. Selanjutnya diteruskan dengan pemanasan tambahan
sampai mendidih dan cairan menjadi jernih ± 1 jam, lalu dibiarkan dingin.
e. Ditambahkan 100 ml aquadest, beberapa lempeng Zn,
beberapa ml larutan K2S 4% ke dalam labu kejedahl.
f. Ditambahkan perlahan-lahan 50 ml NaOH 50%. Dan labu
kjedahl segera dipasang ke alat destilasi.
g. Labu kejedahl perlahan-lahan dipanaskan sampai dua
lapis cairan tersebut tercampur. Kemudian pemanasan diteruskan sampai mendidih.
h. Distilat yang dihasilkan ditampung dalam erlenmeyer
yang telah berisi 50ml larutan standar HCL 0,1 N dengan 5 tetes indicator metal
merah. Dilakukan sampai distilat yang tertampung sebanyak 75 ml.
i. Titrasi distilat yang diperoleh dengan larutan NaOH
0,1 N sampai berwarna kuning. Larutan blanko dibuat dengan mengganti bahan
dengan aquadest, kemudian destruksi, distilsasi dan titrasi.
Kadar protein dapat dihitung dengan rumus:
Kadar nitrogen =
2.
Uji Daya Tahan Simpan
Daya tahan simpan di uji dengan cara menyimpan bakso ayam jamur tiram di
refrigerator dan freezer setelah dimasukkan dalam plastik klip, kotak plastik,
plastik biasa. Penyimpanan dilihat setelah terjadi perubahan warna, bau, rasa,
dan tekstur dari bakso ayam jamur tiram.
G.
Pengolahan dan Analisa Data
Hasil
uji yang diterima setelah dilakukan penyimpanan selama 2 minggu di Laboratorium
Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang. Data yang diperoleh dari hasil
uji di Baristand Padang ditabulasikan, dianalisa kemudian dideskripsikan sesuai
dengan hasil uji yang telah didapatkan.
H. Alur
Penelitian
Hasil dan
Pembahasan
A. Karakteristik Sampel
Berdasarkan karakteristik
yang ditetapkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging
ayam dan jamur tiram. Daging Ayam ini dibeli di pasar tradisional sedangkan
jamur tiram dari petani jamur tiram.
Pemeriksaan yang dilakukan
adalah kadar protein dan daya simpan Bakso Ayam Jamur Tiram Untuk melihat daya
simpan Bakso Ayam Jamur Tiram yang telah dikemas dalam wadah plastik klip,
kotak plastik dan plastik biasa, dilakukan penyimpanan selama 1 sampai 2 minggu
di refrigerator dan freezer. Setelah penyimpanan Bakso Ayam Jamur Tiram
tersebut dilakukan pengujian di Laboratorium terhadap bau, rasa, warna dan
salmonella.
B. Hasil Zat Gizi Bakso Ayam Jamur Tiram
Hasil uji zat gizi Bakso Ayam
Jamur Tiram sebelum penyimpanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2
Hasil Uji Kadar Karbohidrat, Protein,
Lemak, Air, Abu Bakso Ayam Jamur Tiram
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
1. |
Karbohidrat |
% |
8,51 |
SNI 01-2891-1992, 9 |
2. |
Protein |
% |
8,68 |
SNI 01-2891-1992, 7.1 |
3. |
Lemak |
% |
3,68 |
SNI 01-2891-1992, 8.2 |
4. |
Kadar Air |
% |
69,9 |
SNI 01-2891-1992, 5.1 |
5. |
Kadar Abu |
% |
1,34 |
SNI 01-2891-1992, 6.1 |
Berdasarkan tabel 2 diketahui
bahawa hasil uji zat gizi Bakso Ayam Jamur Tiram adalah karbohidrat 8,51 %,
protein 8,68 %, lemak 3,68 %, kadar air 69,9 % dan kadar abu 1,34 %.
C. Hasil Uji Daya Simpan
Daya simpan Bakso Ayam Jamur
Tiram dilakukan selama 2 minggu penyimpanan. Penyimpanan dilakukan pada dua
tempat yaitu refrigerator dan freezer. Wadah yang digunakan untuk penyimpanan
tersebut adalah plastik klip, kotak plastik dan plastik biasa. Setelah
dilakukan penyimpanan selama 1 dan 2 minggu pada tiga wadah berbeda dilakukan
pengujian dilaboratorium terhadap bau, rasa, warna dan salmonella. Berikut
hasil uji laboratorium daya simpan setelah penyimpanan 1 dan 2 minggu.
1. Penyimpanan
1 minggu
Tabel 3
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram setelah Penyimpanan 1 minggu dengan plastik
klip
No |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|||
1 |
Bau |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2 |
Rasa |
- |
Gurih |
Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3 |
Warna |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4 |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 2897:2008, Butir 4.5 |
Tabel 3 menggambarkan bahwa
setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso Ayam Jamur Tiram selama 1 minggu
pada plastik klip di refrigerator dan freezer, Bakso Ayam Jamur Tiram masih
dalam kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa, dan warna, sedangkan untuk
salmonella dalam keadaan negatif.
Tabel 4
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram setelah Penyimpanan 1 minggu dengan kotak
plastik
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|
||
1 |
Bau |
- |
Normal |
Tidak Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2 |
Rasa |
- |
Gurih |
Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3 |
Warna |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4 |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 2897:2008, Butir 4.5 |
Tabel 4 menggambarkan bahwa setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso
Ayam Jamur Tiram selama 1 minggu pada kotak plastik di refrigerator dan
freezer, didapatkan hasil bahwa Bakso Ayam Jamur Tiram difreezer masih dalam
kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa, dan warna, sedangkan untuk salmonella
dalam keadaan negatif, sedangkan direfrigerator untuk bau sudah tidak normal,
rasanya masih gurih, warnanya masih normal dan salmonellanya negatif.
Tabel 5
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram setelah Penyimpanan 1 minggu dengan plastik
biasa
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|
||
1 |
Bau |
- |
Normal |
Tidak Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2 |
Rasa |
- |
Gurih |
Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3 |
Warna |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4 |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 2897:2008, Butir 4.5 |
Tabel 5 menggambarkan bahwa setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso
Ayam Jamur Tiram selama 1 minggu pada plastik biasa di refrigerator dan
freezer, didapatkan hasil bahwa Bakso Ayam Jamur Tiram difreezer masih dalam
kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa, dan warna, sedangkan untuk
salmonella dalam keadaan negatif, sedangkan direfrigerator untuk bau sudah
tidak normal, rasanya masih gurih, warnanya masih normal dan salmonellanya
negatif.
2. Penyimpanan
2 minggu
Tabel 6
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram Setelah Penyimpanan 2 Minggu Dengan Plastik
Klip
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|
||
1 |
Bau |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2 |
Rasa |
- |
Gurih |
Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3 |
Warna |
- |
Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4 |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 01-2897-1992, Butir B.4 |
Tabel 6 menggambarkan bahwa setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso
Ayam Jamur Tiram selama 2 minggu pada plastik klip di refrigerator dan freezer,
Bakso Ayam Jamur Tiram masih dalam kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa,
dan warna, sedangkan untuk salmonella dalam keadaan negatif.
Tabel 7.
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram Setelah Penyimpanan 2 Minggu Dengan Kotak
Plastik
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|
||
1 |
Bau |
- |
Tidak Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2 |
Rasa |
- |
Tidak Gurih |
Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3 |
Warna |
- |
Tidak Normal |
Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4 |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 2897:2008, Butir 4.5 |
Tabel 7 menggambarkan bahwa setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso
Ayam Jamur Tiram selama 2 minggu pada plastik klip di freezer, Bakso Ayam Jamur
Tiram didapatkan hasil bau sudah tidak normal, rasa sudah tidak gurih, warna
sudah tidak normal dan salmonellanya negatif, sedangkan direfrigerator
didapatkan hasil masih dalam kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa, dan
warna, sedangkan untuk salmonella dalam keadaan negatif.
Tabel 8
Hasil Uji Bau, Rasa, Warna,
Salmonella Bakso Ayam Jamur Tiram Setelah Penyimpanan 2 Minggu Dengan Plastik
Biasa
No. |
Parameter Uji |
Satuan |
Hasil Analisa |
Metoda Analisa |
|
|
Freezer |
Refrigerator |
|
||
1. |
Bau |
- |
Normal |
Tidak Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
2. |
Rasa |
- |
Gurih |
Tidak Gurih |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
3. |
Warna |
- |
Normal |
Tidak Normal |
SNI 01-2891-1992, 1.2 |
4. |
Salmonella |
Per 25 gram |
Negatif |
Negatif |
SNI 2897:2008, Butir 4.5 |
Tabel 8 menggambarkan bahwa setelah dilakukan penyimpanan terhadap Bakso
Ayam Jamur Tiram selama 2 minggu pada plastik biasa di freezer, Bakso Ayam
Jamur Tiram masih dalam kondisi layak dinilai dari segi bau, rasa, dan warna,
sedangkan untuk salmonella dalam keadaan negatif. Untuk di refrigerator mengalami
perubahan dari segi bau sudah tidak normal, rasa sudah tidak gurih, warna sudah
tidak normal dan salmonella negatif.
Penelitian ini melihat nilai
gizi dan daya simpan dari Bakso Ayam Jamur Tiram. Nilai gizi yang dinilai
adalah protein, karena Bakso Ayam Jamur Tiram ini merupakan salah satu
alternatif makanan jajanan sehat yang diberikan pada anak sekolah dikecamatan
Nanggalo kota Padang. Untuk Daya simpan dilakukan dengan tujuan melihat lamanya
penyimpanan Bakso Ayam Jamur Tiram di refrigerator dan freezer. Namun, dalam
penelitian ini peneliti membatasi sampai 2 minggu penyimpanan, karena
pertimbangan zat gizi selama penyimpanan. Penyimpanan untuk melihat daya simpan
dilakukan pada tiga wadah yaitu plastik klip, kotak plastik dan plastik biasa.
Ketiga wadah penyimpanan ini biasanya sering digunakan untuk tempat menyimpan
bahan makanan di refrigerator dan freezer di rumah tangga-rumah tangga.
Pengujian protein dilakukan sebelum
dilakukan penyimpanan. Selain protein diuji juga nilai zat gizi yang lain yaitu
karbohidrat dan lemak, kemudian ditambah dengan pengujian kadar air dan kadar
abu. Penentuan kadar air bertujuan untuk menentukan kualitas dan ketahanan
pangan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi. Penentuan kadar abu untuk
menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis bahan yang
digunakan serta dijadikan parameter nilai gizi bahan makanan.
Pada pengujian kadar protein dengan
metoda analisa SNI 01-2891-1992 setelah penambahan jamur tiram didapatkan
hasilnya 8,68 %, karbohidrat 8,51%, lemak 3,68 %, kadar air 69,9% dan kadar abu
1,34%. Kalau dilihat hasil yang didapatkan dibandingkan dengan Standar Nasional
Indonesia (2014) persyaratan mutu Bakso berdasarkan SNI-3818-2014 kadar
protein, lemak kadar air dan kadar abu masih dalam batas yang ditentukan karena
di SNI tersebut disebutkan kadar protein 11,0%, lemak 10%, kadar air 70% dan
kadar abu 3%. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa Bakso Ayam Jamur Tiram
memenuhi standar kelayakan untuk dikonsumsi sebagai makanan khususnya makanan jajanan
untuk anak sekolah.
Daya simpan selama 1 minggu dalam
tiga wadah yang berbeda disimpan di freezer dengan metoda SNI 01-2891-1992
didapatkan hasil dari kadar baunya normal, rasanya masih gurih, warnanya normal
dan tidak mengandung salmonella. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penyimpanan
1 minggu di freezer Bakso Ayam Jamur Tiram masih layak untuk dikonsumsi.
Penyimpanan di refrigerator selama 1 minggu dalam wadah plastik klip
dengan metoda SNI 01-2891-1992 didapatkan hasil dari kadar baunya normal,
rasanya masih gurih, warnanya normal dan tidak mengandung salmonella, sedangkan
dengan wadah kotak plastik dan plastik biasa didapatkan hasil baunya sudah
tidak normal, rasanya masih gurih, warnanya masih normal dan tidak mengandung
salmonella. Jadi dapat disimpulkan bahwa wadah yang baik untuk penyimpanan 1
minggu Bakso Ayam Jamur Tiram di refrigerator adalah plastik klip, sedangkan
untuk wadah kotak plastik dan plastik biasa masih ada masalah dibaunya yaitu
tidak normal.
Daya simpan selama 2 minggu dalam wadah plastik klip disimpan di
refrigerator dan freezer dengan metoda SNI 01-2891-1992 didapatkan hasil dari
kadar baunya normal, rasanya masih gurih, warnanya normal dan tidak mengandung
salmonella. Jadi dapat disimpulkan dalam penyimpanan 2 minggu Bakso Ayam Jamur
Tiram dengan menggunakan plastik klip masih layak untuk dikonsumsi.
Daya simpan selama 2 minggu dalam kotak plastik yang disimpan di freezer
dengan metoda SNI 01-2891-1992 didapatkan hasil dari kadar baunya sudah tidak
normal, rasanya tidak gurih, warnanya tidak normal dan tidak mengandung
salmonella, sedangkan dengan plastik biasa didapatkan hasil baunya masih
normal, rasanya gurih, warnanya normal dan tidak mengandung salmonella. Jadi
dapat disimpulkan dalam penyimpanan 2 minggu Bakso Ayam Jamur Tiram dengan
menggunakan kotak plastik sudah ada perubahan pada bau, rasa dan warna
sedangkan wadah plastik biasa masih layak untuk dikonsumsi.
Daya simpan selama 2 minggu dalam kotak plastik yang disimpan di
refrigerator dengan metoda SNI 01-2891-1992 didapatkan hasil dari kadar baunya
normal, rasanya gurih, warnanya normal dan tidak mengandung salmonell,
sedangkan pada plastik biasa yang disimpan di refrigerator dengan metoda SNI
01-2891-1992 didapatkan hasil dari kadar baunya tidak normal, rasanya tidak
gurih, warnanya tidak normal dan tidak mengandung salmonella. Jadi dapat
disimpulkan dalam penyimpanan 2 minggu Bakso Ayam Jamur Tiram dengan
menggunakan kotak plastik masih layak dikonsumsi, sedangkan dengan plastik
biasa sudah ada perubahan terhadap bau, rasa dan warna.
Kesimpulan
Kandungan protein
bakso ayam setelah penambahan jamur tiram didapatkan sebesar 8,68%. Daya simpan Bakso Ayam
Jamur Tiram di refrigerator selama 1 dan 2 minggu dalam wadah plastik klip itu
lebih bertahan lama, karena didapatkan hasil dari bau, rasa, warna dan
salmonella Bakso tersebut masih layak dikonsumsi dibandingkan wadah kotak
plastik dan plastik biasa sampai 2 minggu. Daya simpan Bakso Ayam
Jamur Tiram di freezer selama 1 dan 2 minggu dalam ketiga wadah penyimpanan Bakso
lebih bagus dibandingkan dengan penyimpanan di refrigerator.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2010).
Resep Pembuatan Bakso; Jakarta.
Arbi,
Armen Syukri.
(2009). Materi Pokok Praktikum
Evaluasi Sensori. Tangerang Selatan. Universitas terbuka.
Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Astiti. (2012). Pembuatan Daging Bakso. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. (2008). SNI3926:2008 (SNI
Telur AyamRas).
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. (2010). Ayam Broiller. (SNI42582010). Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta
BPS, Survey Of Household around
the forest estate. (2017). Cahyana dan B. Mucrodji. 1999. Jamur Tiram,
Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta.
Clara M
Kushanto. (2006). Serat Makanan dan Peranan Bagi Kesehatan.
Hermalena, Leffy (2018). Mutu
Kimia Dan Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Tetelan Merah Tuna Yang
Difortifikasi Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Ostreatus). Universitas
Ekasakti.
Hortikultura. (2017). PT Provinsi Sumatera Barat Produksi Tanaman Holtikultura
Provinsi Sumatera Barat.
Hulwani, Zetry. (2014). Subsitusi Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Pada
Pembuatan Bakso Ayam Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Serat.
Lisa M, Lutfi M, Susilo B. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Mutu
Tepung Jamur Tiram Putih (Plaerotus
ostreatus).
Academia. (2014). Makanan dan Air
Dengan Pola Defekasi Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor.
Marbun, Oktaria Zefanya. (2018) Pengaruh Penambahan
Tepung Jamur Tiram Putih dan Ubi Jalar Oranye Terhadap Nilai Gizi Cookies dan Daya Terimanya. Univeritas
Sumatera Utara.
Novita SR. (2014). Pengaruh Proporsi Gluten Dan Jamur Tiram Putih
Terhadap Mutu Organoleptik Bakso Nabati.
Nurainy F, Sugiharto
R, Sari WD. (2015).
Pengaruh Perbandingan Tepung Tapioka
Dan Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Oestreatus) Terhadap Volume pengembangan, Kadar Protein Dan Organoleptik
Kerupuk.
Nurainy F, Sugiharto R, Sari WD. (2015). Pengaruh Perbandingan Tepung Tapioka Dan Tepung
Jamur Tiram Putih (Pleurotus Oestreatus)
Terhadap Volume Pengembangan, Kadar Protein Dan Organoleptik Kerupuk.
Puspamika, Desak Made Rari Niati & Sutiari NI Ketut. (2014).
Konsumsi Serat Pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar.
Rakhmawati, Rizka. (2012). Pengaruh Pemberian Konsorsium Mikroba
Biofertilizerterhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleorotus
Ostreatus).
Shita, Amandia Dewi Permana dan Sulistiyani.
(2010). Pengaruh Kalsium Terhadap Tumbuh
Kembang Gigi Geligi Anak. Universitas
Jember Stomatognatic (J.K.G.
Unej) Vol. 7 No. 3 2010.
Sihombing M. (2014). Kinetika Hidrolisis Pembentukan Gula Pereduksi Dengan Pengaruh Variasi
Konsentrasi Katalishcl dan Temperatur Hidrolisis.
Tjokrokusumo,
Donowati. (2015). Perbandingan
Serat makanan (dietary fiber) Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus) dan Ampas Sisa Perasan Minuman Jamur Tiram. Pusat Teknologi
Bioindustri – BPPT.
Winarno. (2002). Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Copyright holder: Zurni
Nurman, Heriawita (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |