Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
PENGARUH EDUKASI ANEMIA DAN GIZI
PADA PENGETAHUAN, NORMA SUBYEKTIF, SIKAP, PERCEIVED
BEHAVIOR CONTROL DAN NIAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL ANEMIA DI LAYANAN PRIMER PADA MASA PANDEMI COVID-19
Maria Agnes Kun Mawardani,
Kuswandewi
Mutyara, Siska Wiramihardja
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pada ibu hamil, anemia akan
mempertinggi risiko keguguran, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah,
lahir sebelum waktunya, risiko perdarahan sebelum dan atau pada saat persalinan
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya. Menurut Kemenkes RI, 2021,
Provinsi Banten termasuk bagian 6 Provinsi penyumbang 50% kasus kematian ibu.
Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari edukasi edukasi anemia
dan gizi terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di layanan primer pada
masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan disain kuasi eksperimen
dengan dengan rancangan the nonequivalent
control group design.� Sampel
sebanyak 40 orang ibu hamil anemia trimester 2 di Layanan Primer di Kota
Tangerang Provinsi Banten. Terdiri dari 20 orang ibu hamil pada kelompok
eksperimen dan 20 orang pada kelompok kontrol. Data dikumpulkan setelah 4
minggu untuk intervensi pendidikan anemia dan gizi� dan data dianalisis menggunakan uji T test,
uji Uji Wilcoxon, Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menyimpulkan ada perbedaan
yang signifkan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada tingkat pengetahuan
(P Value= 0.000), Norma Subyektif (P Value= 0.000), sikap (P Value= 0.005),
pengetahuan umum (P Value= 0.000), kadar hemoglobin (P Value= 0.000). Dan hasil
penelitian� menunjukkan hasil hasil yang
tidak signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah pada Perceived Behavioral Control (P Value=
1.000) dan niat (P Value= 0.602). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
ada pengaruh edukasi anemia� dan gizi
terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di layanan primer pada masa
covid 19.
Kata Kunci: Anemia, Edukasi, Ibu Hamil, Gizi,
Kadar Hb.
Abstract
In pregnant women, anemia will
increase the risk of miscarriage, giving birth to babies with low birth weight,
born prematurely, the risk of bleeding before and or during delivery which can cause the death of
the mother and baby. According to the Indonesian Ministry of Health, in 2021,
Banten Province is part of the 6 provinces that contribute 50% of maternal
mortality cases. The purpose of this study was to analyze the effect of anemia
and nutrition education on hemoglobin levels in anemic pregnant women in
primary care during the COVID-19 pandemic. This study uses a quasi-experimental
design with the nonequivalent control group design. A sample of 40 pregnant
women with anemia in the second trimester in Primary Services in Tangerang
City, Banten Province. Consisting of 20 pregnant women in the experimental
group and 20 people in the control group. Data were collected after 4 weeks for
anemia and nutrition education intervention and data were analyzed using T
test, Wilcoxon test, Mann Whitney test. The results of the study concluded that
there was a significant difference between the experimental and control groups
at the level of knowledge (P Value = 0.000), Subjective Norm (P Value = 0.000),
attitude (P Value = 0.005), general knowledge (P Value = 0.000), hemoglobin
level (P Value= 0.000). And the results showed that the results were not
significant between the experimental and control groups on Perceived Behavioral
Control (P Value = 1,000) and intention (P Value = 0.602). The conclusion of
this study is that there is an effect of anemia and nutrition education on
hemoglobin levels in anemic pregnant women in primary care during the covid 19
period.
Keywords: Anemia, Education Pregnant Women,
Hb Levels, Nutrition.
Pendahuluan
Anemia pada kehamilan adalah kejadian umum yang banyak
ditemukan di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (Seu et al.,
2019). Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah global
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas manusia.� Pada ibu hamil anemia akan mempertinggi
risiko keguguran, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, lahir
sebelum waktunya, risiko perdarahan sebelum dan atau pada saat persalinan yang
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya (Arisman,
2014).
Prevalensi anemia diperkirakan 9% di negara-negara maju
sedangkan di negara berkembang prevelensinya pada wanita hamil sebesar 42%.
Pada wanita yang tidak hamil usia 15 � 49 tahun prevalensi anemia sebesar 30%,
WHO menargetkan penurunan prevelensi anemia pada WUS sebesar 50% pada tahun
2025 (Suhariyati
et al., 2020).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020 angka
kematian ibu adalah 88,1 orang per 100.000 kelahiran hidup. Menurut Kemenkes
RI, 2021, Provinsi Banten termasuk bagian 6 Provinsi penyumbang 50% kasus
kematian ibu, selain Banten, lima provinsi penyumbang 50 % kematian ibu
tersebut yaitu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara dan Aceh (Kemenkes,
2014a).
Menurut Suryani L,�
Dinkes Kota Serang (2023), dihentikannya kegiatan posyandu di masa pandemi membuat
sulinya pemantauan perkembangan ibu hamil, dan situasi pandemi covid-19 ini
banyak pasien yang memilih untuk melahirkan di paraji atau dukun beranak, sebab
mereka menilai jika melahirkan di rumah sakit atau puskesmas khawatir tertular
covid-19, padahal sudah dilakukan persiapan protokol kesehatan dan menyiapkan
tenaga medis khusus untuk menangani ibu hamil dan ibu melahirkan. Menurut Putri (2021), masa pandemi membuat perubahan yang masif di semua lini,
serta mendorong, semua aktifitas dan interaksi beralih ke digital. Masa pandemi
mempercepat transformasi digital yang berakibat masyarakat didunia, termasuk di
Indonesia baik rakyat biasa maupun unit usaha harus bermigrasi dari aktivitas
fisik ke digital.
Menurut Datareportal (2022), diperinci bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun
2022 sudah mencapai 204.7 juta orang. Tingkat penetrasi internet di Indonesia
mencapai 73.7 % dari total populasi pada awal tahun 2022. Menurut Datareportal
jumlah ponsel yang terkoneksi di Indonesia mencapai 370.1 juta koneksi seluler
pada awal tahun 2022 di Indonesia. Jumlah ini lebih banyak dari total jumlah
populasi di Indonesia per Januari 2022 sebesar 277.7 juta. Dari populasi di
Indonesia tahun 2022 sebanyak 49.7 % adalah wanita dan 50.3% adalah laki-laki
dan median age dari populasi di Indonesia terbanyak adalah pada usia 30 (Kemenkes,
2014a). tahun, dimana pada usia 25-35 tahun, jumlah populasi nya
14.9%.
Pada tahun 2020, dimana risiko ibu hamil dengan anemia
menunjukkan bahwa angka BBLR adalah sebesar 11,37% tidak jauh berbeda dengan
angka BBLR pada tahun 2019. Persentase anak lahir hidup terakhir yang
dilahirkan dengan BB kurang dari 2,5 kg di daerah pedesaan lebuh besar (13,24%)
daripada di perkotaan (9,85%) berdasarkan data 2 tahun terakhir (Wahyuni et
al., 2021).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 88 Tahun
2014 bahwa untuk melindungi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil dari
kekurangan gizi dan mencegah terjadinya anemia defisiensi Fe maka mereka perlu
menkonsumsi tablet tambah darah secara rutin.3 Walaupun pemberian suplementasi Tablet tambah darah ini
sudah berlangsung cukup lama sejak tahun 1970, tetapi pada ibu hamil, angka
prevalensi anemia masih tetap terjadi peningkatan dan semakin tinggi
prevalensinya sehingga berkontribusi terhadap komplikasi obstetrik (Kemenkes,
2014b).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2019,
presentase ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah di Provinsi Banten
tahun 2019 tercatat 88,8% dari total jumlah sebanyak 264.191 wanita hamil. Dari
Angka Kematian Ibu di Provinsi Banten dilaporkan 88,1% kasus per 100.000
kelahiran hidup (Banten,
2019). Situasi membuktikan perubahan perilaku kesehatan sesuai
dengan determinan perilaku pada Theory Blum dan Theory Of Planned Behavior,
tetapi menurut WHO (1980), bahwa pendidikan kesehatan tidak mampu mencapai anjurannya
apabila berfokus pada upaya-upaya perubahan perilaku saja, tetapi harus
mencakup upaya perubahan lingkungan fisik, social, budaya politik, ekonomi dan
lainnya sebagai penunjang perilaku tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan Sukmawati (2018), di Puskesmas Haurpanggung pada Bulan Juli sampai September
2018, terhadap 37 orang ibu hamil, menunjukkan bahwa ada pengaruh edukasi
tentang pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil. Diharapkan tenaga
kesehatan secara intensif dapat memberikan edukasi kepada ibu hamil dalam upaya
pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil. Edukasi gizi yang dimaksud
disini adalah tindakan dan usaha untuk mengubah pikiran serta sikap manusia
sesuai dengan tujuan edukasi tersebut (Endrawati,
2015). Pengetahuan tentang nutrisi yang tepat dan diet seimbang
selama kehamilan dianggap penting untuk kesejahteraan ibu dan janin (Suryani
& Nadia, 2022). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarmi, et al (2020), dengan metode kuasi eksperimen rancangan one group
pretest-protest design pada 60 orang ibu hamil trimester III diwilayah
Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Tulang Bawang Tengah pada bulan Juli sampai
dengan bulan Agustus 2019 menunjukkan bahwa eksperimen berupa edukasi dan
pendampingan tentang gizi seimbang dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
hamil tentang gizi seimbang di Trimester III diwilayah Kabupaten Tulang Bawah
Barat dan Tulang Bawang Tengah provinsi Lampung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeihooni A K, et al (2021), dengan metode kuasi eksperimental disain pada 150 ibu hamil
tahun 2021 di Shiraz Iran menunjukkan pengaruh positif program intervensi
edukasi gizi berbasis model TPB terhadap peningkatan perilaku pencegahan anemia
defisiensi besi pada hamil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad A, et al (2022), dengan metode studi kontrol kluster acak,� penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
2020 hingga Maret 2021 di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, selama
pandemi covid 19, menunjukkan bahwa program pendidikan terstruktur bagi ibu
selama kehamilan dapat meningkatkan penerapan praktek gizi dan kesehatan untuk
mencegah anemia dan KEK selama kehamilan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengetahui bagaimana pengaruh edukasi anemia dan gizi pada pengetahuan,
norma subyektif, sikap, perceived
behavior control dan niat terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia
di layanan primer pada masa pandemi covid-19.
Metode Penelitian
1. Desain
Penelitian
Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan Kuasi Eksperimental Design. peneliti menggunakan desain kuasi eksperimental karena
dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel dari luar yang tidak dapat
dikontrol peneliti.
Berdasarkan desain penelitian pada tabel diatas, penelitian ini dilakukan pada
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan Edukasi Anemia dan
kelompok kontrol yang diberikan Edukasi Umum. Tujuan utama studi ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Edukasi Anemia dan Gizi Pada Pengetahuan, Norma
Subyektif, Sikap, Perceived Behavior
Control dan Niat Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia di Layanan
Primer Pada Masa Pandemi Covid-19.
Penelitian
ini dilaksanakan di Klinik Pratama Multi Medika Kota Tangerang Provinsi Banten,
pada bulan Februari s/d April Tahun 2022. Populasi dari target penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil, dengan usia kehamilan 13 minggu sampai dengan 32
minggu yang melakukan Antenatal care di Poli KIA Klinik Pratama Multi Medika
Kota Tangerang Provinsi Banten. Jumlah sampel yang diambil adalah seluruh ibu
hamil dengan usia kehamilan 13 minggu sampai dengan 32 minggu yang melakukan
antenatal care di poli KIA Klinik Pratama Multi Medika Kota Tangerang Provinsi
Banten. Penggunaan sampel menggunakan teknik total sampling.
2.
Unit Analisis
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian yaitu, statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Pada penelitian ini dilakukan pada sampel, maka analisanya
menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial.11 Statistik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data sampel, termasuk dalam
statistik deskriptif antara lain adalah penyajian melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan
persentase dan Sedangkan statistik inferensial yaitu dengan menggunakan uji
normalitas dengan teknik analisis Shaphiro-Wilk, uji homogenitas dan untuk uji
hipotesis pada penelitian ini digunakan uji T independen, uji Mann Whitney, uji
T berpasangan, uji Wilcoxon.12�
Dalam penelitian ini dilakukan dua penyajian analisa data ialah uji
prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis yaitu dengan uji
normalitas dan homogenitas antara subyek kelompok eksperimental dengan subyek
kelompok kontrol dan seterusnya dilakukan dilakukan uji hipotesis antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil
dan
Pembahasan
Sistem pengolahan data yang digunakan dalam
proses pengolahan hasil penelitian ini adalah menggunakan software IBM SPSS Statistics versi 25 for Windows dengan
analisis statistik comparasi karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi
anemia dan gizi terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia pada kelompok
eksperimen dan kontrol.
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh
41 partisipan ibu hamil anemia yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu
21 orang kelompok eksperimen dan 20 orang kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen, satu partisipan tidak dapat diikuti sampai akhir penelitian oleh
peneliti karena tidak dapat dikontak, dan alamat yang diberikan salah.
Karakteristik partisipan terbanyak adalah ibu hamil dengan rentang usia 24-29
tahun sebesar 30 % pada kelompok eksperimen dan 22,5 % pada kelompok kontrol.
Dan pada paritas dikatakan terbanyak pada kelompok eksperimen adalah dua anak
sebesar 22.5% dan pada kelompok kontrol adalah satu anak sebesar 25%. Untuk
pendidikan partisipan terbanyak adalah SMA/ SMK sebesar 35% pada kelompok
eksperimen dan 27.5% pada kelompok kontrol. Dibidang pekerjaan terbanyak adalah
sebagai ibu rumah tangga (IRT), dimana kelompok eksperimen sebesar 32.5%, dan
kelompok kontrol 27.5%.
Partisipan pada penelitian ini masih memiliki
risiko tinggi dalam kehamilannya karena terdapat total 52.5% ibu hamil anemia
pada rentang usia 24-29 tahun dan total 42.5% ibu hamil anemia pada usia
≥ 30 tahun. Menurut Kemenkes RI, 2018 rincian anemia pada ibu hamil
berdasarkan kelompok umur adalah 33.7% pada kelompok umur 25-34 tahun dan 33.6%
pada kelompok umur25-44 tahun.4 Data ibu hamil anemia pada umur
≥ 30 tahun sesuai dengan prevalensi anemia bahwa di negara berkembang
prevalensinya pada waktu hamil sebesar 42%, sedangkan ibu hamil anemia pada
umur 24-29 tahun ditemukan lebih tinggi yaitu sebesar 52.5%.
Oleh karena partisipan terbanyak adalah
berpendidikan SMA serta pada usia 24-29 tahun maka metode pemberian edukasi
haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi pandemi covid-19 saat ini. Menurut
Datareportal, 2022, tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 73.7 % dari
total populasi pada awal tahun 2022, hal ini menunjukkan bahwa teknologi
seluler dapat menjadi alat yang penting untuk mengubah perilaku partisipan.
Pada penelitian ini, upaya pemberian edukasi
anemia dan gizi pada ibu hamil anemia dilakukan 1 bulan 1 kali dan diberikan
konseling individu tatap muka pada ibu hamil, edukasi anemia dan gizi, edukasi
umum dan diberikan leaflet tentang edukasi anemia dan gizi. dan khusus untuk
kelompok eksperimen di folow up dengan WA/ SMS setiap minggu untuk memberikan
pesan-pesan penting untuk ibu hamil anemia.
Tingkat Pengetahuan
Hasil uji perbandingan
berpasangan kelompok tingkat pengetahuan menunjukkan terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan yang signifikan antara kelompok eksperimen pre test dan post test. Dan terdapat perbedaan pengetahuan yang
signifikan antara kelompok kontrol pre test dan kelompok kontrol post test.
Hasil uji perbandingan independen tingkat
pengetahuan menunjukkan tingkat pengetahuan tidak terdapat perbedaan
pengetahuan yang signifikan antara kelompok eksperimen pre test dan kelompok
kontrol pre test dan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan
antara kelompok eksperimen post test dan kelompok kontrol post test (P value=
0.000). Hasil ini sesuai dengan penelitian Adawiyani R, 2013
13 yang menyimpulkan bahwa pemberian edukasi anemia dan gizi dengan booklet anemia berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu hamil pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Upaya edukasi anemia dan gizi melalui
konseling tatap muka dan media online whatsapp/SMS sangat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO, 2016
dalam pelayanan antenatal care bahwa yang terpenting adalah memberikan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan gizi yang baik.14
Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan dari
ibu hamil anemia dalam kelompok eksperimen berbeda, secara signifikan di
kelompok kontrol setelah 4 minggu mendapatkan intervensi edukasi. Terjadi
peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan dari kelompok eksperimen,
sebanyak 30.4% sebelum diberikan edukasi, hal ini menunjukkan efektivitas
penerapan metode penyampaian edukasi kepada partisipan yang terbanyak di
usia� 24-29 tahun sebesar 52.5 %, yang
mana hal ini mendukung metode edukasi dengan metode konseling tatap� muka dan melalui WA/SMS reminder adalah metode yang sangat tepat dengan budaya dan situasi
pandemi covid-19 saat ini yaitu edukasi dengan menggunakan teknologi seluler.
Pengetahuan Umum
Hasil uji perbandingan berpasangan kelompok
pengetahuan umum menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan umum yang
signifikan antara kelompok ekperimen pre test dan post test (P value = 0.000)
dan terdapat perbedaan pengetahuan umum yang signifikan antara kelompok kontrol
pre test dan post test.
Hasil uji perbandingan independen kelompok
pengetahuan umum memperlihatkan tidak terdapat perbedaan pengetahuan umum yang
signifikan antara kelompok ekperimen pre test dan kelompok kontrol pre test dan
terdapat peningkatan pengetahuan umum sebanyak 28.38%, yang sangat signifikan
antara kelompok ekperimen post test dan kelompok kontrol post test (P value =
0.000). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Darabi F, et al, 2017, 15
bahwa intervensi pendidikan kesehatan berbasis teori memiliki peran yang
efektif untuk meningkatkan pemikiran positif terhadap perilaku kesehatan dan juga sejalan
dengan penelitan Kaleem R, et al, 2020, 16 bahwa secara keseluruhan penyuluhan dan
konseling gizi menunjukkan pengaruh positif terhadap status gizi ibu hamil
sehingga konseling gizi harus menjadi bagian penting dari perawatan antenatal
untuk semua ibu hamil, dan
dalam penelitian Jeihooni A K , et al, 2021,9 ditemukan bahwa intervensi edukasi berbasis Theory of Planned Behavior dapat
meningkatkan perilaku gizi ibu hamil dan sesuai dengan teori Blum bahwa
perilaku harus didukung oleh pendidikan yang akan meningkatkan pengetahuan ibu
hamil akan anemia dan gizi yang baik.
Menurut Darmawati et al, 2020, 17
penyuluhan kesehatan efektif untuk meningkatkan pengetahuan (P value = 0.000)
dalam pencegahan anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini mayoritas
adalah SMA/SMK (62.5%) Menurut Wijayanti, et al, 2016, dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan maka kemampuan untuk menerima informasi akan semakin
mudah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi kesehatan
selama ANC sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan
gizi secara signifikan (P value= 0.000) sehingga edukasi anemia gizi selama
kehamilan dapat membantu mencegah anemia pada ibu hamil. Tetapi tidak sesuai
dengan hasil penelitian dari Sholeye et al,49 dimana ditemukan bahwa anemia
pada ibu hamil dikaitkan dengan ketahanan pangan rumah tangga (P value= 0.044)
dan tingkat kerawanan pangan (P value= 0.001) dan tidak dengan status
pendidikan.
Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
pengetahuan umum yang bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen
dengan P Value = 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa metode edukasi dengan metode
konseling dan melalui media online WA/ SMS dapat memberi peningkatan
pengetahuan pada ibu hamil. Dalam peneltitian ini intervensi berupa WA/SMS reminder dalam pemberian informasi
tentang anemia dan gizi pada ibu hamil pada kelompok ekperimen langsung sampai
pada sasaran walaupun ibu hamil tidak berkunjung ke fasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan. Informasi yang diterima setiap minggu dalam sebulan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan gizi pada ibu hamil sehingga
terjadi perubahan sikap dan meningkatkan tindakan untuk makan-makanan yang
mengandung zat besi dan mengonsumsi tablet tambah darah yang diberikan oleh
petugas medis. Selama masa kehamilan pada masa pandemi covid 19 ini ibu hamil
merupakan kelompok yang rentan. Ibu hamil harus bisa menjaga daya tahan tubuh
dalam masa pandemi ini dengan cara memenuhi asupan nutrisi yang tepat sesuai
dengan umur kehamilannya. Diperlukan adanya panduan gizi seimbang ibu hamil
pada masa pandemi covid 19 ini, agar dapat melindungi tubuh dari penularan
virus corona, sehingga dalam situasi pandemi covid 19 saat ini, komunikasi
dengan media online menjadi sarana komunikasi yang sangat tepat dan bermanfaat
karena mendukung pelaksanaan protokol kesehatan untuk pencegahan covid 19 dan
cara meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan gizi seimbang. Menurut hasil
penelitian Lewis et al, 2010, ditemukan bahwa intervensi dari hasil pesan teks
melalui ponsel dianggap berpotensi kuat untuk mendorong tindakan sasaran dalam
melakukan pencegahan penyakit. Pesan teks adalah sebagai alat yang dapat yang
dapat digunakan untuk mengelola metode perubahan perilaku dan dapat
memfasilitasi kolaborasi yang lebih aktif antara pasien dengan tenaga medis.18 Dan merupakan alat yang berpotensi kuat untuk
mendukung perubahan perilaku sebab tersedia secara murah, luas dan instan,
sehingga dapat mengurangi beban global pada perawatan kesehatan dengan
memberikan pencegahan penyakit dan dukungan manajemen yang lebih aktif.
Norma Subyektif
Hasil uji perbandingan berpasangan kelompok
norma subyektif menunjukkan perbedaan norma subyektif yang signifikan antara
kelompok eksperimen pre test dan eksperimen post test dan tidak terdapat
perbedaan norma subyektif yang signifikan antara kelompok kontrol pre test dan
kontrol post test.
Hasil uji Perbandingan Independen Kelompok
Norma Subyektif Menunjukkan tidak terdapat perbedaan norma subyektif yang
signifikan antara kelompok eksperimen pre test dan kontrol pre test dan
terdapat perbedaan norma subyektif yang signifikan antara kelompok eksperimen
post test dan kontrol post test. Menurut Adzen, 2005, norma subyektf adalah
presepsi individu tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu perilaku. Norma subyektif mengacu pada tekanan sosial yang efektif untuk
mengadopsi perilaku yang dipertimbangkan. Ketika tekanan sosial dan dukungan
dari anggota keluarga terutama pasangan, dokter, bidan, dan teman-teman untuk
melakukan perilaku kesehatan oleh seorang individu tinggi, maka partisipan juga
akan megadopsi perilaku itu juga akan tinggi.
Dalam penelitian ini, keluarga keluarga, teman
dan tenaga medis dianggap sebagai norma subyektif. Nilai rata-rata norma
subyektif pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan setelah intervensi
edukasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Darabi F, �et
al, 2017, 15 Mahmoodabad S S M et
al, 2017, 19 yang
menyimpulkan bahwa dengan penerapan teori ini dapat meningkatkan norma
subyektif yang positif dan norma subyektif adalah predictor paling penting.
Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Pawlak R, et al, 2008,20 Tabatabaei et al, 2010, 21 dan
Siswono A et al, 2020.22 Hal
ini disebabkan oleh perbedaan kondisi budaya dari sebuah kelompok untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga peran kondisi budaya dalam
menyampaikan informasi kesehatan sangat penting dipahami terlebih dahulu. Pada
penelitian Siswono A et al, 2020, ditemukan Norma Subyektif berpengaruh tidak
signifikan terhadap perilaku lingkungan, dorongan sosial guru, orang tua, teman
tidak mempengaruhi siswa SMA-SMAK Bogor untuk berperilaku lingkungan.22 Dan
juga mereka pasti menggunakan norma subyektif lain selain norma-norma individu
dalam kelompok intervensi kami. Dalam penelitian ini terdapat norma subyektif P
value = 0.000 menyiratkan bahwa tenaga medis, suami, orang tua, kerabat dan
teman memiliki harapan yang tinggi untuk mempunyai perilaku yang sehat sehingga
tidak menderita anemia pada saat kehamilan.
Sikap
Hasil uji perbandingan berpasangan kelompok
sikap menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara
kelompok eksperimen pre test dan post test. Dan tidak terdapat perbedaan sikap
yang signifikan antara kelompok kontrol pre test dan post test.
Hasil uji perbandingan independen kelompok
sikap menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara
kelompok eksperimen post test dan kelompok kontrol post test. Hasil menunjukkan
sikap yang lebih positif pada kelompok eksperimen, ini memungkinkan efektivitas
metode edukasi anemia untuk partisipan. Temuan ini sesuai dengan penelitian
dari Darabi, et al 2017,15 Jeihooni A K, et al, 2021, 23 �yang
membuktikan bahwa sikap merupakan faktor penting yang mendorong dan memotivasi
orang untuk mengadopsi perilaku preventif terhadap masalah Kesehatan. Oleh sebab itu merencanakan suatu intervensi
perlu membentuk perubahan mendasar dalam sikap masyarakat dengan metode efektif
yang memotivasi perilaku sehat. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian
Tabatabaei et al, 2010, 21 yang tidak menemukan perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok penelitian sebelum dan sesudah intervensi edukasi.
Perceived
Behavior Control
Hasil uji perbandingan berpasangan kelompok
perceive behavior control mengambarkan tidak terdapat perbedaan Perceived Behavior Control yang
signifikan antara kelompok eksperimen pre test dan post test. Dan tidak
terdapat perbedaan Perceived Behavior
Control yang signifikan antara kelompok kontrol pre test dan post test.
Hasil hasil uji perbandingan independen
kelompok perceive behavior control
memperlihatkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada Perceived Behavior
Control juga antara kelompok eksperimen pre test dan kelompok kontrol pre
test.� Dan hasil ini sesuai dengan temuan
penelitian dari Taghipour A et al, 2019,24
Tabatabaei et al, 2010 21 bahwa
Theory Planned Behavior tidak
menunjukkan efek yang signifikan dalam intervensi pendidikan. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Taghipour A et al, 2019,24 �bahwa tidak ditemukan perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok penelitian sebelum dan sesudah intervensi
pendidikan. Kemungkinan sebagian besar individu berada pada tahap
prakontemplasi dan kontemplasi, sehingga ibu hamil kemungkinan tidak berada
disuatu waktu yang tepat untuk mewujudkan perilaku dalam bentuk tindakan atau
perilaku yang meningkatkan kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
Siswono A et al, 2020,22 bahwa
Perceived Behavior Control
berpengaruh tidak signifikan terhadap pembentukan perilaku lingkungan. Hasil
ini menunjukkan faktor eksternal dan internal dalam diri siswa SMK-SMAK Bogor
termasuk didalamnya fasilitas yang ada di sekolah atau rumah bukan merupakan
faktor penting dalam membentuk perilaku lingkungan siswa SMK-SMAK Bogor. �Situasi
masa pandemi covid-19 pada penelitian ini, dimana cukup banyak pelayanan
kesehatan yang menutup layanan atau jam operasionalnya oleh karena tenaga
kesehatannya banyak terpapar covid-19, kemudian juga terjadi penurunan
pelayanan pemeriksaan kehamilan rutin bagi ibu hamil pada masa pandemi.
�
Menurut Ajzen, 2015, bahwa Perceived
Behavior Control mempunyai implikasi motivational pada intensi bila
partisipan percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya atau peluang untuk
melakukan perilaku tertentu, maka tidak mungkin menunjukkan intensi perilaku
yang kuat meskipun mempunyai attitude forward behavior yang positif dan percaya
bahwa orang-orang yang penting baginya akan menyetujui untuk melakukan perilaku
tersebut.
Niat
Hasil uji
perbandingan berpasangan kelompok niat memperlihatkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara niat
pada kelompok ekperimen pre test dan post test dan juga pada kelompok kontrol
pre test dan post test.
Hasil uji
perbandingan independen kelompok niat menggambarkan tidak terdapat perbedaan niat yang signifikan antara
kelompok ekperimen pre test dan kelompok kontrol pre test dan juga tidak
terdapat perbedaan niat yang signifikan antara kelompok ekperimen post test ada
kelompok kontrol post test.
Temuan ini sejalan dengan penelitian Taghipour
A, et al (2019),
Tabatabaei et al (2010)
2010, bahwa kemungkinan ini disebabkan oleh karena ukuran sampel yang
kecil dan situasi kondisi masa penelitian yang kurang tepat oleh karena
keterbatasan akses ekonomi dan personal individu, seperti kurangnya sumber
daya, keuangan dan akses yang tidak memadai di pusat pelayanan kesehatan pada
masa pandemi covid-19 ini. Oleh karena berdasarkan teori Lawrence Green, 1980
bahwa perilaku dipengaruhi juga oleh Enabling Faktor dimana ketersediaan
fasilitas di pelayanan kesehatan terjadi penurunan oleh karena situasi pandemi
Covid 19 yang menyebabkan berkurangnya jadwal pemeriksaan ANC pada semua ibu
hamil di seluruh pelayanan kesehatan. Dan juga Reinforcing Factors dimana diterbitkan peraturan-peraturan
pencegahan virus covid 19 dari pemerintah setempat untuk bagian kesehatan ibu
dan anak guna melindungi ibu hamil dari penularan virus covid 19. Hingga hal
ini dikhawatirkan terkait dengan pengurangan perilaku gizi yang sehat ibu hamil
dalam masa pandemi covid 19 ini.
Berdasarkan hasil uji perbandingan berpasangan
kelompok hemoglobin terdapat perbedaan hemoglobin yang signifikan antara
kelompok eksperimen pre test dan post test (P value= 0.000) yang dilakukan
dengan uji Wilcoxon. Dan terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang signifikan
antara kelompok kontrol pre test dan post test.
Berdasarkan hasil uji perbandingan independen
kelompok hemoglobin, tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang signifikan
antara kelompok eksperimen pre test dan kontrol pre test. Dan terdapat
perbedaan kadar hemoglobin yang signifikan antara kelompok eksperimen post test
dan kelompok kontrol post test (P value= 0.000) hasil ini sesuai dengan penelitian
Sunuwar DR, et al (2019), ��yang menunjukkan bahwa edukasi gizi dan diet
dengan makanan kaya zat besi selama kehamilan dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dan penambahan berat badan ibu pada akhirnya, ada peningkatan yang
signifikan dalam konsentrasi hemoglobin kelompok intervensi dibandingkan dengan
kelompok kontrol pada ibu hamil. Sehingga pemberian edukasi anemia dan gizi
pada masa pandemi covid-19 sangat efektif dilakukan dengan menggunakan
teknologi seluler via WA/SMS.
Hasil serupa dilaporkan juga oleh penelitian
Sulastijah S, et al, 26 �bahwa kadar hemoglobin ibu hamil lebih tinggi
pada kelompok yang mendapat yang mendapat pendidikan gizi melalui kelas ibu
hamil dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sejalan
dengan hasil penelitian Adawiyani R (2014), ditunjukkan bahwa pemberian booklet anemia berpengaruh terhadap
kenaikan kadar hemoglobin jumlah tablet tambah darah yang diminum ibu hamil
dalam satu bulan pada kelompok uji (diberi booklet
anemia) dibandingkan dengan kelompok kontrol (tidak diberi booklet anemia) sehingga terdapat perbedaan bermakna (P value =
0.000) kenaikan hemoglobin ibu hamil pada kelompok uji (diberi booklet anemia).
Dalam hasil penelitian ini, hasil pengukuran
menunjukkan bahwa rata-rata kadar hemoglobin sebelum intervensi sebesar 10.44
gr/dl dan sesudah intervensi sebesar 13.4 gr/dl. Terlihat bahwa sesudah
intervensi terdapat kenaikan kadar hemoglobin dengan perbedaan rata-rata
sebesar 2.96 gr/dl. Hasil uji stastistik menggunakan uji Wilcoxon dan
menunjukkan nilai signifikan P value= 0.000 berarti edukasi anemia dan gizi
dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil anemia secara signifikan.
�� Penelitian
ini memiliki keterbatasan. yaitu hanya kadar hemoglobin yang diukur, oleh
karena itu kami tidak dapat menilai defisiensi anemia, seperti anemia
defisiensi besi, nutrisi, genetik, dan infeksi dalam penelitian ini. Jadi
kemungkinan terjadi bias karena kurangnya sarana penelitian.
Terlepas dari keterbatasan yang ada, penelitian
ini mendapat manfaat dari beberapa kekuatan yaitu, edukasi berkelanjutan
melalui pesan teks, melalui WA/ SMS yang secara intens mempunyai potensi kuat
untuk membantu perubahan perilaku kearah yang positif untuk pencegahan anemia
dan perbaikan gizi ibu hamil, disamping itu juga harus didukung oleh perbaikan
dibidang sosial, politik, budaya, ekonomi, guna mencapai status kesehatan yang
optimal pada ibu hamil.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa
terdapat pengaruh edukasi anemia dan gizi pada pengetahuan, norma subyektif,
sikap, perceived behavior control dan
niat, melalui konseling secara langsung serta penyampaian edukasi� anemia dan gizi serta konseling melalui media
sosial secara intens sehingga terdapat peningkatan kadar hemoglobin yang
signifikan pada ibu hamil anemia dilayanan primer dimasa pandemi covid 19.
BIBLIOGRAFI
Adawiyani, R. (2014). Pengaruh
pemberian booklet anemia terhadap pengetahuan, kepatuhan minum tablet tambah
darah dan kadar hemoglobin ibu hamil. Calyptra, 2(2), 1�20.
Ahmad, A., Wagustina, S., Dwiriani, C. M., Estuti, W., Salfiyadi, T.,
Arnisam, A., & Fitrianingsih, E. (2022). The Efficacy of Nutrition
Education on Anemia and Upper Arm Circumference among Pregnant Women in Aceh
Besar District of Indonesia during the Covid-19 Pandemic. Jurnal Gizi Dan
Pangan, 17(1), 27�36.
Arisman, M. B. (2014). Buku ajar ilmu gizi dalam daur kehidupan edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Banten, D. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2016. Banten:
Dinkes Prov Banten.
Endrawati, E. (2015). Penerapan Komunikasi Kesehatan Untuk Pencegahan
Penyakit LeptospirosisPada Masyarakat Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan,
Sleman, Yogyakarta. Jurnal Komunikasi, 7(1), 1�25.
Kemenkes, R. I. (2014a). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Kemenkes, R. I. (2014b). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur
dan Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes RI.
Khani Jeihooni, A., Rakhshani, T., Harsini, P. A., & Layeghiasl, M.
(2021). Effect of educational program based on theory of planned behavior on
promoting nutritional behaviors preventing Anemia in a sample of Iranian
pregnant women. BMC Public Health, 21, 1�9.
Nopita, E., Suryani, L., & Siringoringo, H. E. (2023). Analisis
Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA, 6(1),
201�212.
Organization, W. H. (1980). WHO Expert Committee on Diabetes Mellitus
[meeting held in Geneva from 25 September to 1 October 1979]: second report.
World Health Organization.
Putri, S. E. (2021). Analisis Perubahan Trend Pasar Pasca Pandemi. Manajemen
Bisnis Di Era Pandemi Covid-19, 41.
Seu, M., Mose, J. C., Panigoro, R., & Sahiratmadja, E. (2019). Anemia prevalence
after iron supplementation among pregnant women in midwifes practice of primary
health care facilities in Eastern Indonesia. Anemia, 2019.
Simon, K. (2022). Digital 2022: Indonesia�DataReportal�Global Digital
Insights. Datareportal.
Sudarmi, S., Bertalina, B., & Aprina, A. (2020). Efektifitas penerapan
interprofessional education-collaborative practice (IPE�CP) tentang gizi
seimbang terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. AcTion: Aceh Nutrition
Journal, 5(1), 71�79.
Suhariyati, S., Rahmawati, A., & Realita, F. (2020). Hubungan antara
Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Mahasiswi Prodi Sarjana Kebidanan
Unissula Semarang. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 9(2),
195�203.
Sukmawati, S., Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2018). Pemberdayaan Masyarakat
dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas
Haurpanggung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(9), 804�807.
Sunuwar, D. R., Sangroula, R. K., Shakya, N. S., Yadav, R., Chaudhary, N.
K., & Pradhan, P. M. S. (2019). Effect of nutrition education on hemoglobin
level in pregnant women: A quasi-experimental study. PloS One, 14(3),
e0213982.
Suryani, S., & Nadia, N. (2022). Peran Media Video Animasi Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil. Nursing Care and Health Technology
Journal (NCHAT), 2(1), 37�47.
Tabatabaei, A., Taghdisi, M. H., Nakheei, N., & Balali, F. (2010).
Effect of educational intervention based on the theory of planned behaviour on
the physical activities of Kerman health Center�s staff (2008). Journal of
Babol University of Medical Sciences, 12(2), 62�69.
Taghipour, A., Shahroudi, M. V., Tabesh, H., Safari-Moradabadi, A., &
Anbarani, M. A. (2019). The effect of educational intervention based on the
theory of planned behavior and stages of change construct on women�s physical
activity. Journal of Education and Health Promotion, 8.
Wahyuni, S., Ananti, Y., & Issabella, C. M. (2021). Hubungan Anemia
Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR): Systematic Literatur
Review. Journal of Health (JoH), 8(2), 94�104.
https://doi.org/10.30590/joh.v8n2.p94-104.2021
Copyright holder: Maria Agnes Kun Mawardani, Kuswandewi Mutyara, Siska
Wiramihardja (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |