Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 11, November 2022

 

PROFIL PENDERITA KANKER SERVIKS BERDASARKAN STADIUM DI RSUP PROF. DR. I.G.N.G NGOERAH DENPASAR BALI PERIODE 1 JANUARI 2022 � 1 JANUARI 2023

 

I Nyoman Bayu Mahendra, I Nyoman Gede Budiana, I Gde Sastra Winata, Kade Yudi Saspriyana

Faculty of Medicine, Udayana University/Prof Dr I GNG Ngoerah Hospital, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kanker serviks merupakan jenis kanker paling umum yang terjadi pada wanita di Indonesia, dengan proporsi sekitar 16% dari seluruh jenis kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil dan pola distribusi kanker serviks pada wanita di RSUP Prof. I.G.N.G Ngoerah Denpasar selama periode 1 Januari 2022 � 1 Januari 2023. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif retrospektif dengan menggunakan semua data rekam medis pasien kanker serviks di RSUP Prof I.G.N.G Ngoerah pada periode 1 Januari 2022 � 1 Januari 2023. Untuk memilih sampel, digunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi yang sesuai, dan data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Total kasus baru kanker serviks selama periode 1 Januari 2022 � 1 Januari 2023 adalah 302. Mayoritas penderita kanker serviks memiliki rentang usia 50-60 tahun, yakni sebanyak 103 (34,1%). Bedasarkan data tersebut, sebagian besar subjek penelitian adalah tidak pernah melahirkan, yakni sebanyak 135 (44,7%). Untuk stadium yang paling dominan mengenai pasien wanita kanker serviks adalah stadium IIIB sejumlah 158 orang (52.3%). Sebagian besar pasien kanker serviks di RSUP Prof Ngoerah Desnpasar memiliki rentang usia 50-60 tahun dengan stadium IIIB.

 

Kata Kunci: Kanker serviks, paritas, stadium, usia.

 

Abstract

Cervical cancer is the most common type of cancer that occurs in women in Indonesia, with a proportion of around 16% of all types of cancer. The purpose of this study was to identify the profile and distribution pattern of cervical cancer in women at Prof. I.G.N.G Ngoerah Denpasar during the period January 2021 - December 2022. This study used an observational descriptive design using all medical record data of cervical cancer patients at Prof I.G.N.G Ngoerah Hospital in the period January 2021 - December 2022. To select samples, a purposive sampling method was used with appropriate inclusion criteria, and the data was then presented in the form tables and graphs. The total new cases of cervical cancer during the period January 2021 - December 2022 were 303. The majority of cervical cancer patients had an age range of 50-60 years, namely 103 (34.1%). Based on these data, most of the research subjects had never given birth, namely 135 (44.7%). For the most dominant stage of cervical cancer female patients was stage IIIB with a total of 158 people (52.3%). Most cervical cancer patients at Prof Ngoerah Desnpasar Hospital have an age range of 50-60 years with stage IIIB.

�����������
Keywords: Cervical cancer, parity, stage, age.

 

Pendahuluan

Kanker serviks terjadi akibat perubahan sel squamocolumnar junction pada leher rahim menjadi sel abnormal dan kemudian tumbuh tidak terkendali. Kanker serviks menempati peringkat teratas di negara berkembang dan peringkat ke-10 di negara maju atau peringkat ke-5 secara global (Kemenkes, 2017). Kanker serviks diketahui banyak ditemui pada penduduk negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh akses screening negara berkembang yang sulit dan vaksin HPV yang relatif mahal serta tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat di negara tersebut (Johnson et al., 2019). Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling sering ditemukan pada wanita di Indonesia, dengan proporsi sebesar 16% dari seluruh jenis kanker. Selama tiga puluh tahun terakhir, setiap jamnya terdapat seorang wanita Indonesia yang meninggal dunia karena kanker serviks. Tingginya angka kematian ini disebabkan oleh penanganan yang terlambat, karena lebih dari 70% kasus ditemukan pada tahap lanjut (Prabasari & Budiana, 2017).

Kasus perjalanan penyakit kanker serviks menunjukkan bahwa pada usia di atas 35 tahun memiliki angka yang cukup tinggi, mencapai 60,6%. Usia di atas 35 tahun memiliki risiko kanker serviks yang meningkat sebesar 4,23 kali lipat dibandingkan dengan usia 35 tahun ke bawah. Rerata usia penderita kanker leher rahim berkisar antara 30 hingga 70 tahun. Risiko terkena kanker serviks meningkat dua kali lipat setelah usia 35 hingga 60 tahun (Kashyap et al., 2019; Zhang et al., 2020). Infeksi virus HPV memiliki peranan penting dalam progresi penyakit kanker serviks. Subtipe virus HPV dengan resiko tinggi memiliki kemampuan untuk mengkode protein onkogenik yang dapat melakukan inaktivasi RB dan p53 (Kumar et al., 2018; Okunade, 2020; Scarth et al., 2021).

Peningkatan risiko pada usia lanjut disebabkan oleh waktu paparan terhadap karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, seringkali terkait dengan masalah kesehatan seperti gangguan kehamilan, kelelahan kronis, dan tuntutan karir. Kondisi-kondisi seperti kegemukan, kanker, depresi, dan penyakit serius lainnya mulai muncul pada usia ini. Wanita yang melakukan hubungan seksual pada usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Karena sel kolumnar serviks lebih sensitif terhadap metaplasia selama usia dewasa, maka pada wanita yang melakukan hubungan seksual sebelum usia 18 tahun memiliki risiko lima kali lipat untuk terkena kanker serviks. Usia saat pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual merupakan faktor risiko yang kuat dalam terjadinya kanker serviks (Kashyap et al., 2019; Zhang et al., 2020). Paritas atau jumlah kehamilan juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya kanker serviks. Wanita yang memiliki paritas lebih dari tiga memiliki risiko 5,5 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas tiga atau kurang. Wanita dengan paritas tinggi memiliki hubungan dengan terjadinya eversi pada epitel kolumnar serviks selama kehamilan yang dapat menyebabkan dinamika baru pada epitel metaplasia imatur sehingga meningkatkan risiko transformasi pada sel dan memudahkan untuk terinfeksi HPV (Tekalegn et al., 2022). Setelah pasien terdiagnosis kanker serviks, perlu dilakukan penentuan stadium tumor. Stadium tumor membantu memprediksi prognosis pasien. Jika deteksi awal dapat dilakukan, maka progresi kanker dapat dicegah sebelum menjadi lebih parah. Sehingga, deskripsi prevalensi penyakit kanker serviks merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif retrospektif yang menggunakan desain cross-sectional dan bertujuan untuk mengetahui profil kanker serviks di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar selama periode 1 Januari 2022 � 1 Januari 2023. Sampel penelitian terdiri dari seluruh data rekam medis pasien wanita yang menderita kanker serviks di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar selama periode yang sama. Sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi, dan data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang terkumpul kemudian diolah dalam bentuk naratif deskriptif dan pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Hasil pengumpulan data pada penelitian ini dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 27.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini melibatkan 302 pasien kanker serviks yang berobat ke RSUP Prof. Ngoerah Denpasar. Distribusi data tidak normal sehingga data numerik akan dijabarkan dalam bentuk median + jangkauan interkuartil. Median usia pasien kanker servis di RSUP Prof. Ngoerah Denpasar adalah 50 + 14 tahun. Dari subyek dapat diamati bahwa median jumlah paritas pasien adalah 1,5 + 3. Sebagian besar stadium tumor yang dideteksi pada pasien kanker serviks RSUP Prof. Ngoerah Denpasar adalah stadium IIIB, yakni sebanyak 158 pasien. Stadium awal kanker serviks yang meliputi stadium IA1, IA2 dan IB1 adalah hanya sekitar 4 pasien. Sekitar 171 pasien ditemukan memiliki ukuran tumor kurang dari 4 cm.

Data deskriptif pada penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik usia penderita kanker serviks paling banyak pada grup usia 50-59 tahun, yakni sekitar 103 orang (34,1 %). Sebagian besar subyek penelitian tidak pernah melahirkan, yakni sebanyak 135 orang (44,7%). Pada pasien yang sudah dilakukan staging terkait kanker serviks, stadium yang paling banyak adalah stadium IIIB, yakni sebanyak 158 pasien (52,3%) dengan 171 pasien (56,6%) memiliki ukuran tumor < 4cm.

 

 

 

 

Tabel 1

Profil pasien kanker serviks RSUP Prof. Ngoerah Denpasar

Variabel

Median + Jangkauan interkuartil; Jumlah (%)

Usia

50 + 14

20-29

8 (2,6%)

30-39

41 (13,6%)

40-49

94 (31,1%)

50-59

103 (34,1%)

60-69

38 (12,6%)

70-79

18 (6%)

Jumlah Paritas

1,5 + 3

0

135 (44,7%)

1

16 (5,3%)

2

73 (24,2%)

3

53 (17,5%)

4

20 (6,6%)

> 5

5 (1,7%)

FIGO Staging

 

IA1

0 (0%)

IA2

0 (0%)

IB1

4 (1,3%)

IB2

20 (6,6%)

IB3

12 (4%)

IIA1

2 (0,7%)

IIA2

12 (4%)

IIB

72 (23,8%)

IIIA

1 (0,3%)

IIIB

158 (52,3%)

IIIC1

7 (2,3%)

IIIC2

3 (1%)

IVA

7 (2,3%)

IVB

4 (1,3%)

Ukuran tumor

 

< 4 cm

171 (56,6%)

> 4 cm

131 (43,4%)

 

Pembahasan

Kanker serviks merupakan masalah yang besar di Indonesia. Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, kanker serviks merupakan keganasan terbanyak kedua pada perempuan, yakni sebesar 36 ribu kasus (Globocan, 2020). Penelitian ini menunjukkan median usia pasien kanker serviks adalah 50 tahun. Hal ini berbeda dengan penelitian oleh Phaiphichit et al., 2022 yang menunjukkan usia rerata pada pasien kanker serviks di Laos, yakni 42 tahun (Phaiphichit et al., 2022). Federico et al., menyebutkan rerata usia pasien kanker serviks ketika terdiagnosis adalah 46,1 tahun (Federico et al., 2010). Ferrante et al., mengamati bahwa setiap satu tahun keterlambatan diagnosis kanker serviks akan mengakibatkan 3% kemungkinan diagnosis stadium akhir kanker serviks (Ferrante et al., 2000). Jumlah pasien kanker serviks yang terdiagnosis lebih dari usia 65 tahun membuktikan bahwa screening yang dilakukan masih suboptimal (Federico et al., 2010). Penelitian kami menunjukkan terdapat 23 dari total 303 pasien yang terdiagnosis pada usia lebih dari 65 tahun. Hal ini juga menjelaskan alasan sebagian besar stadium kanker serviks yang ditemukan pada studi ini adalah stadium lanjut. Salah satu penyebab yang dapat menjelaskan screening yang suboptimal adalah program screening kanker serviks di Indonesia yang sempat terhenti dalam waktu cukup lama akibat pandemik COVID-19.

 

Gambar 1

Studi Meta-Analysis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan studi meta-analysis dari berbagai studi case control, yakni studi oleh Tekalegn et al., 2022 menunjukkan paritas tinggi memiliki korelasi positif dengan kejadian kanker serviks. Paritas tinggi meningkatkan odds ratio kejadian kanker serviks sebesar 2,65 kali (Tekalegn et al., 2022). Hal yang dapat menjelaskan hubungan antara tingkat paritas dan kejadian kanker serviks adalah ketika wanita terinfeksi HPV dan memiliki paritas tinggi, virus HPV dapat dengan mudah berintegrasi dengan sel serviks yang mengalami trauma akibat janin yang lahir (Liao et al., 2012).

Selain itu, terdapat teori yang menggambarkan kejadian migrasi endoserviks ketika sedang hamil (Tekalegn et al., n.d.). Akan tetapi, median paritas pada penelitian kami adalah hanya sebesar 1,5 dan sekitar 135 pasien (44,7%) tidak memiliki anak. Tekalign et al., 2022 menyebutkan bahwa presentasi stadium akhir pasien kanker serviks disebabkan oleh keterlambatan diagnosis serta terbukti memiliki hubungan dengan tingkat edukasi dan tempat tinggal pedesaan. Hal ini dapat dijelaskan dari awareness mengenai kanker serviks dan kemudaan akses pada pasien dengan tingkat edukasi yang lebih tinggi dan tinggal di kota (Tekalign & Teshome, 2022).

Temuan serupa juga ditemukan pada studi oleh Dunyo et al., 2018 yang mempelajari kasus stadium akhir kanker serviks, yakni tingkat edukasi yang rendah dapat menyebabkan penurunan kesadaran untuk mengikuti screening kanker serviks yang kemudian mengakibatkan penyakit kanker serviks menjadi terlambat dilakukan diagnosis (Dunyo et al., 2018). Sebagian besar pasien kanker serviks yang terlibat dalam penelitian ini adalah penduduk Provinsi Bali. Penelitian oleh Pratiwi dan Malik, 2022 menunjukkan bahwa selain kabupaten Badung, Tabanan dan Gianyar di Bali memiliki tingkat Pendidikan yang relatif rendah pada masyarakat dengan sosioekonomi yang buruk (Pratiwi & Malik, 2022).

Penelitian kami menunjukkan Sebagian besar stadium kanker serviks di RSUP Prof. adalah stadium IIIB, tetapi ukuran tumor yang didapatkan sebagian besar adalah berukuran < 4 cm. Temuan dari penelitian kami dapat dijelaskan dari penelitian oleh Salvo et al., 2020 yang mengukur konkordansi ukuran tumor secara klinis dengan temuan histopatologi. Dari penelitian Salvo et al., 2020 menunjukkan konkordansi tersebut menurun seiring dengan peningkatan stadium dari IB1, IB2, IIA dan IIB secara berturut adalah 85,4%, 77,4%, 35,3% dan 20,5%.(Salvo et al., 2020)

 

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasien RSUP Prof Ngoerah Denpasar terdiagnosa kanker serviks pada usia 50-59 tahun dengan stadium paling sering adalah stadium IIIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

International Agency for Research on Cancer. (2020). GLOBOCAN Indonesia.

 

Dunyo, P., Effah, K., & Udofia, E. A. (2018). Factors associated with late presentation of cervical cancer cases at a district hospital: A retrospective study. BMC Public Health, 18(1), 1156. https://doi.org/10.1186/s12889-018-6065-6

 

Federico, C., Alleyn, J., Dola, C., Tafti, S., Galandak, J., Jacob, C., Bhuiyan, A., & Cheng, J. (Pui). (2010). Relationship Among Age, Race, Medical Funding, and Cervical Cancer Survival. Journal of the National Medical Association, 102(3), 199�205. https://doi.org/10.1016/S0027-9684(15)30526-5

 

Ferrante JM, Gonzalez EC, Roetzheim RG, Pal N, Woodard L. (2000). Clinical and demographic predictors of late-stage cervical cancer. Arch Fam Med;9(5):439-445. doi:10.1001/archfami.9.5.439

 

Pratiwi, E.H., Malik, N. (2022). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Bali Tahun 2011-2020. Jurnal Ilmu Ekonomi Indonesia.

 

Johnson CA, James D, Marzan A, Armaos M. (2019). Cervical Cancer: An Overview of Pathophysiology and Management. Semin Oncol Nurs;35(2):166-174. doi:10.1016/j.soncn.2019.02.003

 

Kashyap, N., Krishnan, N., Kaur, S., & Ghai, S. (2019). Risk Factors of Cervical Cancer: A Case-Control Study. Asia-Pacific Journal of Oncology Nursing, 6(3), 308�314. https://doi.org/10.4103/apjon.apjon_73_18

 

Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Perkins, J. A. (Eds.). (2018). Robbins basic pathology (Tenth edition). Elsevier.

 

Liao, S.-F., Lee, W.-C., Chen, H.-C., Chuang, L.-C., Pan, M.-H., & Chen, C.-J. (2012). Baseline human papillomavirus infection, high vaginal parity, and their interaction on cervical cancer risks after a follow-up of more than 10 years. Cancer Causes & Control, 23(5), 703�708. https://doi.org/10.1007/s10552-012-9939-4

 

Okunade, K. S. (2020). Human papillomavirus and cervical cancer. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 40(5), 602�608. https://doi.org/10.1080/01443615.2019.1634030

Kemenkes. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Serviks.

 

Phaiphichit, J., Paboriboune, P., Kunnavong, S., & Chanthavilay, P. (2022). Factors associated with cervical cancer screening among women aged 25�60 years in Lao People�s Democratic Republic. PLOS ONE, 17(4), e0266592. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0266592

 

Prabasari, C. I. W., & Budiana, I. N. G. (2017). Profil Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali Periode Juli 2012 � Juni 2013. 6(8).

 

Salvo, G., Odetto, D., Saez Perrotta, M. C., Noll, F., Perrotta, M., Pareja, R., Wernicke, A., & Ramirez, P. T. (2020). Measurement of tumor size in early cervical cancer: An ever-evolving paradigm. International Journal of Gynecologic Cancer, 30(8), 1215�1223. https://doi.org/10.1136/ijgc-2020-001436

 

Scarth, J. A., Patterson, M. R., Morgan, E. L., & Macdonald, A. (2021). The human papillomavirus oncoproteins: A review of the host pathways targeted on the road to transformation. Journal of General Virology, 102(3). https://doi.org/10.1099/jgv.0.001540

 

Tekalegn, Y., Sahiledengle, B., Woldeyohannes, D., Atlaw, D., Degno, S., Desta, F., Bekele, K., Aseffa, T., Gezahegn, H., & Kene, C. (2022). High parity is associated with increased risk of cervical cancer: Systematic review and meta-analysis of case�control studies.

 

Tekalign, T., & Teshome, M. (2022). Prevalence and determinants of late-stage presentation among cervical cancer patients, a systematic review and meta-analysis. PLOS ONE, 17(4), e0267571. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0267571

 

Zhang, S., Xu, H., Zhang, L., Qiao, Y., Department of Cancer Epidemiology, Affiliated Cancer Hospital of Zhengzhou University/Henan Cancer Hospital, Henan Engineering Research Center of Cancer Prevention and Control, Henan International Joint Laboratory of Cancer Prevention, Zhengzhou 450008, China, & Department of Epidemiology, National Cancer Center, Chinese Academy of Medical Sciences, School of Population Medicine and Public Health, Peking Union Medical College, Beijing 100021, China. (2020). Cervical cancer: Epidemiology, risk factors and screening. Chinese Journal of Cancer Research, 32(6), 720�728. https://doi.org/10.21147/j.issn.1000-9604.2020.06.05

 

Copyright holder:

I Nyoman Bayu mahendra, I Nyoman Gede Budiana, I Gde Sastra Winata, Kade Yudi Saspriyana (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: