Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 4, April 2023

 

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS

 

Immanuel Bungsumorop Debataraja, Nico Prayudha Susatya

Manajemen Teknologi, Sekolah Interdisplin Manajemen dan Teknologi, Indonesia

E-mail: [email protected]

 

Abstrak

Dalam pasar saham, (IPO) telah menjadi cara yang populer bagi perusahaan untuk meningkatkan modal dan memperluas bisnis mereka. Salah satu IPO yang menarik perhatian adalah BUKA. Rasio Profitabilitas adalah indikator profitabilitas perusahaan dalam perusahaan keuntungan dari bisnis mereka. Perhitungan rasio ini menggunakan data dari total modal, total aset dan total pendapatan. Jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Margin laba bersih, tingkat pengembalian aset dan tingkat pengembalian ekuitas. fungsi mengukur pengembalian laba bersih atas penjualan, aset dan investasi yang dikeluarkan perusahaan. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yakni, pada laporan keuangan BUKA dianalisis pernyataan empiris yang disajikan dalam angka dan nominal. Hasil perhitungan rasio profitabilitas BUKA pada tahun 2021 sebelum IPO dan 2022 sesudah IPO menunjukkan kenaikan signifikan baik dari Margin laba bersih (NPM) dari sebelumnya -79.57 menjadi 23.21%. Begitu pula tingkat pengembalian investasi dan tingkat pengembalian aset yang otomatis berubah menjadi positif. Hal ini kami nilai karena ada ekspansi lini bisnis BUKA ke arah investasi, tercatat Rp.4,962,647,820 atau setara dengan kenaikan 8708% YoY BUKA menginvestasikan dana nya pada 2022.

 

Kata kunci: Kinerja Keuangan, IPO, BUKA, NPM, ROE, ROI.

 

Abstract

In the stock market, IPOs have become a popular way for companies to raise capital and expand their business. One IPO that attracted attention was BUKA. The Profitability Ratio is an indicator of the profitability of a company within a company profiting from their business. The calculation of this ratio uses data from total capital, total assets and total income. The types of profitability ratios used in this study are Net profit margin, asset rate of return and equity rate of return. The function measures the return on net profit on sales, assets and investments issued by the company. This research method uses quantitative methods, namely, in BUKA's financial statements, empirical statements are analyzed which are presented in numbers and nominal. The calculation of BUKA's profitability ratio in 2021 before the IPO and 2022 after the IPO showed a significant increase in both the net profit margin (NPM) from the previous -79.57 to 23.21%. Similarly, the rate of return on investment and the rate of return on assets automatically turn positive. We value this because there is an expansion of BUKA's business line towards investment, recorded at IDR 4,962,647,820 or equivalent to an increase of 8708% YoY BUKA invests its funds in 2022.

 

Keywords: Financial Performance, IPO, BUKA, NPM, ROE, ROI.

 

Pendahuluan

Bursa Efek Indonesia adalah badan hukum yang menaungi pelaksanaan dan peraturan dalam aktivitas perdagangan efek dan saham. Bursa efek didirikan untuk menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau instrumen perdagangan efek (Renti, 2017). Tersedianya sistem dan/atau fasilitas yang baik memungkinkan anggota bursa untuk melakukan penawaran jual beli efek secara teratur, wajar dan efisien (Ibrahim, 2013).

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan gabungan dari dua bursa yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (Alifiani et al., 2020). BEI adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas penjualan dan pembelian efek. Perusahaan yang ingin go public (listing) melakukan apa yang disebut Initial Public Offering (IPO) (Setya & Fianto, 2020). IPO ini mempertemukan perusahaan yang membutuhkan pembiayaan dengan investor yang memiliki dana untuk berinvestasi. Perseroan tercatat di bursa efek dengan tujuan memperoleh dana yang akan digunakan untuk pengelolaan dan pengembangan perseroan, sehingga diharapkan terjadi peningkatan hasil perseroan (Hutomo, 2019).

Sehubungan dengan IPO tersebut, perseroan menyampaikan prospektus yang berisi informasi keuangan dan non keuangan perseroan. Selama IPO, calon investor mengevaluasi hasil perusahaan. Jika investor menganggap hasil perusahaan dan proses penjaminan penjamin baik, mereka juga akan bereaksi positif terhadap saham yang ditawarkan (Muhamad et al., 2022).

Perusahaan harus mematuhi kewajiban pengungkapan kinerja keuangan perusahaan mereka sebelum dan sesudah publikasi dalam bentuk laporan keuangan. Investor mengharapkan perusahaan publik untuk meningkatkan hasil mereka seperti yang diharapkan (Risal et al., 2020). Karena bisa saja terjadi hasil perusahaan yang sudah tercatat di bursa saham memburuk atau tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini mungkin disebabkan antara lain karena target laba yang ditetapkan sebelum listing terlalu tinggi, sehingga target laba yang ditetapkan tidak tercapai. Juga diyakini bahwa keadaan lingkungan bisnis yang terkait dengan kondisi ekonomi dan kondisi industri atau sektor tertentu dari perusahaan yang membuat daftar publik mempengaruhi hasil perusahaan (Nugroho & Firmansyah, 2017).

Penilaian kinerja hasil Perusahaan umumnya dapat ditemukan dalam laporan keuangan Perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi penting yang merupakan hasil dari proses akuntansi perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat pengukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Umumnya, rasio atau indeks informasi keuangan digunakan sebagai alat bantu untuk membaca laporan keuangan, seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas (Nuvitasari & Martiana, 2019).

Dalam beberapa tahun terakhir, penawaran umum perdana (IPO) telah menjadi cara yang populer bagi perusahaan untuk meningkatkan modal dan memperluas bisnis mereka. Salah satu IPO yang menarik perhatian adalah BUKA, sebuah perusahaan teknologi dengan fokus yang kuat pada kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Sejak IPO pada awal 2021, BUKA telah menunjukkan kinerja yang menjanjikan (Prędkiewicz et al., 2021). Menurut data dan analisis pasar, IPO BUKA disambut dengan permintaan yang tinggi, sehingga menghasilkan debut yang sukses di bursa. Setelah debutnya, saham BUKA terus berkinerja baik di pasar sekunder, melebihi ekspektasi dan mengungguli perusahaan sejenisnya. Dalam waktu singkat sejak IPO, BUKA telah menunjukkan posisi pasar yang mengesankan dan ketertarikan investor terhadap arah strategisnya.

Keberhasilan IPO BUKA dapat dikaitkan dengan model bisnisnya yang inovatif, tim kepemimpinan yang kuat, dan fokus khusus pada AI dan pembelajaran mesin. Selain itu, keberhasilan BUKA juga dapat dikaitkan dengan meningkatnya permintaan untuk perusahaan berbasis AI serta selera investor terhadap IPO teknologi yang menunjukkan potensi pertumbuhan tinggi dan profitabilitas di masa depan. Secara keseluruhan, IPO BUKA telah menunjukkan kinerja yang menjanjikan dalam waktu singkat sejak debutnya. Namun, investor harus mendekati peluang investasi ini dengan hati-hati dan melakukan penelitian terperinci untuk membuat keputusan yang tepat. Selain itu, sangat penting untuk memantau perkembangan perusahaan dan memperhitungkan perubahan tren pasar atau faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja jangka panjang BUKA secara langsung (Wibowo, 2022).

Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelum dan sesudah IPO sangat penting bagi perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan reguler yang sepenuhnya terbuka untuk public (Wijayanti, 2011). Kriteria untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan banyak dan beragam sesuai dengan perspektif keberhasilan dilihat dan arah yang dituju perusahaan. Dengan mengetahui hasil evaluasi kinerja perusahaan maka keputusan investasi dapat diambil dengan lebih baik. Kita juga bisa melihat dampak dari IPO kepada perusahaan dalam bentuk rasio keuangan yang kemungkinan berubah, sebelum dan sesudah IPO. Ekspansi lini bisnis bahkan perubahan model bisnis juga sering terjadi pada perusahaan yang telah melakukan IPO. Hal seperti ini juga bisa dilihat dari laporan keuangan sebelum dan sesudah IPO.

 

Tinjauan Pustaka

1.      Penawaran Umum Perdana/Initial Public Offering (IPO)

Penawaran Umum Perdana (IPO) adalah peristiwa penting bagi setiap perusahaan yang ingin go public. IPO memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan modal melalui penjualan saham kepada investor publik. Kinerja IPO sering dianalisis untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan masuk ke pasar publik. (masukkan sitasi) Metrik umum yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan IPO adalah pengembalian awal saham, yang dihitung sebagai selisih antara harga penawaran dan harga penutupan pada hari pertama perdagangan. Pengembalian awal ini sering dipandang sebagai indikator permintaan untuk saham perusahaan; pengembalian awal positif yang besar menunjukkan bahwa ada permintaan yang signifikan, sementara pengembalian negatif dapat mengindikasikan permintaan yang lebih rendah atau penawaran saham yang lebih rendah. IPO memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan modal melalui penjualan saham kepada investor publik.

Namun, penting untuk dicatat bahwa imbal hasil awal belum tentu merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja jangka panjang. Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa perusahaan dengan pengembalian awal yang lebih rendah sering kali berkinerja lebih baik dalam jangka panjang. Namun, penting untuk dicatat bahwa pengembalian awal tidak selalu merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja jangka panjang. Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa perusahaan dengan pengembalian awal yang lebih rendah sering kali berkinerja lebih baik dalam jangka panjang dibandingkan dengan perusahaan dengan pengembalian awal yang lebih tinggi karena beberapa faktor

2.      Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas (sekuritas), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara Wakil Perantara Efek (WPE) (Willim, 2019). Tujuan pasar modal adalah untuk membiayai investasi jangka panjang oleh perusahaan, pemerintah dan individu (Wiwoho, 2014). Pasar modal adalah pasar dimana sekuritas yang berjangka waktu lebih dari satu tahun diperjualbelikan, seperti saham dan obligasi (Halimatusyadiyah, 2020).

IPO adalah penawaran perdana saham yang ditawarkan secara individual kepada publik. Istilah penawaran umum atau IPO adalah istilah untuk kegiatan pasar atau penawaran umum saham atau obligasi. Syarat umum publikasi meliputi (1) audit dari pihak eksternal yang dimana dalam kasus ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP yang ditunjuk harus meneliti laporan keuangan tahunan dari perusahaan tersebut. (2) Perusahaan harus memiliki persyaratan tata kelola perusahaan yang lengkap (surat keputusan pemerintah, NPWP dan dokumen / akta pendirian perusahaan. (3) Perusahaan harus menunjuk underwriter / penjamin emisi. (4) Kinerja perusahaan secara keseluruhan harus memiliki riwayat keuangan perusahaan yang baik dari Perspektif Keuangan (5) Penerbitan Saham harus memiliki tujuan yang jelas Proses IPO dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tahap persiapan, pengajuan pemberitahuan pendaftaran, tahap penawaran saham dan tahap pendaftaran di Bursa Efek Indonesia.

3.      Rasio Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah suatu kegiatan yang dilihat dengan menilai selengkap mungkin semua kegiatan yang berlangsung dalam suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kinerja perusahaan berasal dari pertumbuhan perusahaan yang disebut perspektif masa depan. Kinerja perusahaan dapat dievaluasi menggunakan berbagai metrik. Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu figur utama yang dapat dijadikan dasar evaluasi. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi suatu organisasi atau perusahaan. Rasio keuangan adalah hasil pengolahan data laporan keuangan dengan cara membandingkan suatu angka dengan angka lainnya (Shofwatun et al., 2021). Hubungan tersebut dapat dianalisis dengan dua cara, yaitu melalui metode cross-sectional dan analisis time series (Arota et al., 2019). Beberapa jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas, dan rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.

Menurut Brigham (2017) rasio keuangan dikelompokkan menjadi :

 

Tabel 1

Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Pengungkitan / Solvabilitas

3. Rasio Aktivitas

4. Rasio Profitabilitas

Rasio Lancar

Total Hutang Terhadap Ekuitas

Perputaran Piutang

Margin laba bersih

Rasio Cepat

Total Hutang Terhadap Aset

Rata-rata Penagihan Piutang

Pengembalian investasi (ROI)

Rasio Cakupan

Perputaran Persediaan

Pengembalian ekuitas.(ROE)

Perputaran Total Aset

 

Rasio likuiditas adalah matriks yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dan kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas terdiri atas rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset lancarnya. Rasio ini diperoleh dengan membagi aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Sedangkan rasio cepat adalah Rasio Cepat atau Quick Ratio adalah jenis metrik keuangan yang berguna untuk menilai posisi likuiditas perusahaan, firma, proyek, unit laba, atau pusat investasi. Apa yang membuat rasio ini berbeda dari rasio likuiditas lainnya adalah rasio ini hanya memperhitungkan kas atau setara ketika menghitung dan menafsirkannya. Perhitungan rasio ini tidak memperhitungkan aspek-aspek lain yang mungkin tidak dapat segera dikonversikan menjadi uang tunai. Misalnya, saham atau persediaan tidak termasuk dalam perhitungan cepat karena butuh waktu lama untuk dijual dan berubah menjadi uang tunai.

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar suatu perusahaan dibiayai oleh utang (Putri, 2020). Yaitu, seberapa besar utang yang dimiliki perusahaan dalam kaitannya dengan asetnya. Rasio utang terhadap ekuitas, atau DER, adalah rasio solvabilitas atau rasio keuangan yang membandingkan jumlah utang terhadap ekuitas. Jumlah ekuitas dan utang ini digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan yang harus proporsional. Rasio utang terhadap aset atau DAR atau Debt to Asset Ratio adalah salah satu jenis rasio dalam laporan keuangan, rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aset yang dibiayai oleh utang. Rasio ini sangat penting untuk melihat solvabilitas suatu perusahaan atau kemampuan membayar seluruh kewajiban jangka panjangnya. Rasio cakupan adalah adalah metrik yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya pembiayaan, atau biaya bunga, atas pinjaman berbunga dari pihak eksternal. Margin bunga bersih dihitung sebagai laba operasi atau EBITDA dibagi dengan biaya pembiayaan atau biaya bunga. Interest Coverage Ratio atau rasio cakupan dinyatakan dalam satuan atau persentase (%).

Rasio profitabilitas adalah metrik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas tertentu (Hidayah et al., 2022). Metrik profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah margin laba bersih atau net profit margin, rasio pengembalian investasi atau return on investment dan rasio pengembalian ekuitas atau return on equity. Margin laba bersih adalah salah satu metrik profitabilitas yang menilai persentase laba bersih setelah pajak perusahaan. Pengukuran rasio ini bertujuan untuk melihat seberapa efisien perusahaan beroperasi. Rasio pengembalian investasi atau Return on Investment (ROI) adalah jenis metrik profitabilitas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari semua dana yang diinvestasikan dalam aset yang digunakan untuk mengoperasikan perusahaan. Rasio pengembalian ekuitas atau ROE, atau laba atas ekuitas, adalah salah satu faktor terpenting dalam menentukan sejauh mana perusahaan dapat mengendalikan modal investornya. Semakin tinggi perhitungan ROE, maka reputasi perusahaan juga semakin meningkat di mata pelaku pasar modal. Ini karena perusahaan memiliki kemampuan yang terbukti untuk memanfaatkan dukungan modal secara maksimal.(masukkan referensi).

Rasio aktivitas adalah metrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan aset (Kusuma & Estiningsih, 2023). Atau dengan kata lain: Rasio aktivitas mengukur efisiensi (efektivitas) penggunaan sumber daya perusahaan.

 

Metodologi Penelitian

Sumber Data

Pengambilan data dilakukan melalui laporan keuangan BUKA 2021 dan BUKA 2022 yang dapat diakses dan diunduh melalui menu perusahaan tercatat lalu ke menu laporan keuangan dan tahunan lalu cari BUKA di panel company code, dengan filter :

1.      Jenis laporan = laporan keuangan

2.      Jenis efek = saham

3.      Tahun = 2021

4.      Periode = tahunan

Cara yang sama diulang untuk mendapatkan laporan keuangan tahunan 2022 BUKA.

Perhitungan Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah indikator profitabilitas perusahaan dalam perusahaan keuntungan dari bisnis mereka. Perhitungan rasio ini menggunakan data dari total modal, total aset dan total pendapatan. Jenis rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Margin laba bersih, tingkat pengembalian aset dan tingkat pengembalian ekuitas. fungsi mengukur pengembalian laba bersih atas penjualan. Pada dasarnya semakin tinggi nilai rasio, maka performa perusahaan semakin baik. Berikut rumus dari rasio profitabilitas :

1.      Margin Laba Bersih

������ Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) = x 100 %

2.      Pengembalian Aset (Investasi)

������ Pengembalian Investasi (ROI) ��� = x 100 %

3.      Pengembalian Ekuitas

������ Pengembalian Ekuitas (ROE)����� = x 100 %

 

Metode Analisis Data

Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yakni, pada laporan keuangan BUKA dianalisis pernyataan empiris yang disajikan dalam angka dan nominal atau disebut juga penelitian yang menggunakan data numerik (Purwoko, 2021). Data numerik menurut Purwoko merupakan gejala atau realitas yang tentu dapat diklasifikasikan, relative tetap konkrit, dapat diamati, terukur dan hubungan gejala bersifat akibat (Purwoko, 2015).

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas

1.    Margin Laba Bersih 2021 (dalam satuan ribuan)

������ Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) = x 100 %

����������������������������������������������������������� =��������� x 100 %�������������������������

����������������������������������������������������������� =��������� -79.57%

2.    Margin Laba Bersih 2022 (dalam satuan ribuan)

������ Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) =��������� x 100 %

����������������������������������������������������������� =��������� x 100 %

����������������������������������������������������������� = �������� 23.21%

 

3.    Tingkat Pengembalian Investasi 2021 (dalam satuan ribuan)

������ Pengembalian Investasi (ROI) ��� =��������� x 100 %

����������������������������������������������������������� = �������� x 100 %

����������������������������������������������������������� =��������� -24,21 %

 

4.    Tingkat Pengembalian Investasi 2022 (dalam satuan ribuan)

������ Pengembalian Investasi (ROI) ��� =��������� x 100 %

����������������������������������������������������������� = �������� x 100 %

����������������������������������������������������������� =��������� 85,91 %

5.    TIngkat Pengembalian Ekuitas 2021 (dalam satuan ribuan)

������ Pengembalian Ekuitas (ROE)����� =��������� x 100 %��������

����������������������������������������������������������� =��������� x 100 %��

����������������������������������������������������������� = �������� -7,1 %

6.    Tingkat Pengembalian Ekuitas 2022 (dalam satuan ribuan)

������ Pengembalian Ekuitas (ROE)����� =��������� x 100 %��������

����������������������������������������������������������� =��������� x 100 %���

����������������������������������������������������������� = �������� 7,49 %

 

Tabel 2

Rasio Nilai tahun 2021 & 2022

Rasio

Nilai pada 2021

Nilai pada 2022

Margin Laba Bersih (NPM)

-79.57%

23.21%

Tingkat Pengembalian Aset (Investasi) (ROI)

-24,21 %

85,91%

Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)

-7,1 %

7,49 %

 

Pembahasan

1.        Perbedaan Rasio Profitabilitas (NPM) Sebelum dan Sesudah IPO

 

Tabel 2

Komponen

Komponen (Dalam Satuan Ribuan)

2022

2021

Perubahan (%)

Pendapatan Usaha

3,618,366,163

1,869,122,325

94%

Pendapatan Lain-lain

4,361,395,554

10,367,723

41967%

Pendapatan Keuangan

541,043,541

226,611,979

139%

Beban tiket, penjualan, dan promosi

-1,027,865,077

-1,639,532,736

-37%

Bahan baku dan barang habis pakai

-2,559,910,005

-441,425,078

480%

Beban manfaat karyawan

10,943,380

-15,388,924

-171%

Beban penyusutan dan amortisasi

-67,254,302

-135,405,991

-50%

Beban lainnya

-2,576,083,127

-1,357,024,059

90%

Beban bunga dan keuangan

-7,078,053

-18,305,426

-61%

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

2,270,208,948

-1,500,980,187

-251%

Pendapatan (beban) pajak

-292,615,433

-174,763,548

67%

Jumlah laba (rugi)

1,977,593,515

-1,675,743,735

-218%

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

8,308,711

360,492

2205%

Jumlah laba rugi komprehensif

1,985,902,226

-1,675,383,243

-219%

 

Rasio Net Profit Margin mencerminkan seberapa besar persentase laba bersih yang didapatkan dari penjualan, selain itu juga menunjukkan strategi perusahaan dalam menetapkan harga penjualan dan mengendalikan beban usaha, semakin tinggi NPM menggambarkan kinerja perusahaan yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih dari aktivitas penjualan yang dapat membuat investor berminat sehingga dapat menaikkan harga saham. Pada BUKA, nilai rasio NPM sebelum IPO dihitung berada di angka -79,59%, yang artinya dari total pendapatan BUKA tahun 2021 yaitu Rp.2,106,102,027, perusahaan mengalami laba/rugi bersih sebesar Rp.-1,675,743,735. Berbanding terbalik setelah IPO, performa rasio NPM BUKA 2022 adalah 23,21%, yang artinya dari total pendapatan BUKA tahun 2022 yaitu Rp.8,520,805,258, perusahaan mengalami laba/rugi bersih sebesar Rp.1,977,593,515. Hal ini setidaknya dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama pendapatan BUKA tahun 2022 melonjak naik dibandingkan 2021, tecatat pendapatan usaha/e-commerce melonjak 94% dan pendapatan lain-lain yang juga melonjak sangat drastis sebesar 41967% secara YoY. Jika dibedah lagi, BUKA mendapatkan 21.9 triliun dari penawaran saham perdana/IPO, perusahaan melakukan ekspansi bisnis pada kegiatan investasi, tercatat pada laporan keuangan, BUKA menggelontorkan Rp.4,962,647,820 untuk kegiatan investasi, jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya Rp.56,339,887 atau meningkat sebesar 8708%. Kedua, jika dilihat total beban pada tahun 2022, BUKA mencatatkan kenaikan beban sebesar 73% YoY yang artinya beban total usaha BUKA 2021 sebesar Rp.-3,607,082,214 naik menjadi Rp.-6,227,247,184, namun jika dilihat secara persentase total beban terhadap pendapatan jauh membaik yaitu awalnya pada tahun 2021 di angka -171% menjadi -73% pada tahun 2022. Hal ini mengindikasikan bahwa alokasi dana IPO BUKA dialokasikan ke usaha investasi terbukti berhasil membalikkan laba/rugi perusahaan secara YoY.

2.        Perbedaan Rasio Profitabilitas (ROA) Sebelum dan Sesudah IPO

ROA digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki (Chasanah, 2018). Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, semakin tinggi rasio ini mencerminkan perusahaan dapat mengelola asetnya dengan efektif untuk menghasilkan laba bersih yang besar. Nilai rata �rata dari rasio ROA mengalami penurunan sesudah melakukan IPO dari 6,3430 menjadi 5,3413, hal ini menunjukkan perusahaan yang melakukan IPO tidak berpengaruh pada tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba bersih, hal ini dikarenakan dengan melakukan IPO perusahaan memanfaatkan dana yang diperoleh untuk meningkatkan jumlah asset perusahaan sedangkan perusahaan belum dapat meningkatkan labanya dengan signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Hasil analisis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Khatami, dkk (2021) dan Munisi (2017).

Berdasarkan laporan keuangan PT Bukalapak.com, Tbk, terdapat perubahan yang signifikan pada Tingkat Pengembalian Aset (ROI) antara tahun 2021 dan 2022. Pada tahun 2021, ROI mengalami penurunan yang signifikan dan bahkan mencapai angka minus (-24,21%) yang menunjukkan kerugian pada investasi perusahaan. Namun, pada tahun 2022, ROI meningkat secara signifikan menjadi 85,91%, yang menunjukkan adanya perbaikan kinerja keuangan perusahaan. Penurunan ROI pada tahun 2021 mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan pendapatan atau kerugian pada investasi. Namun, perusahaan mampu memperbaiki kinerjanya pada tahun 2022 dengan meningkatkan pendapatan dan mengoptimalkan investasi. Peningkatan ROI pada tahun 2022 menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil mencapai hasil yang lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang telah dilakukan. Hal ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan telah melakukan strategi yang tepat dalam mengelola investasi dan memaksimalkan penghasilan dari aset yang dimilikinya. Dalam jangka panjang, perusahaan perlu terus memperhatikan ROI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti pengelolaan aset, strategi investasi, dan pengendalian biaya, untuk mempertahankan kinerja keuangan yang baik dan berkelanjutan (Luthfi & Wisudanto, 2021).

3.        Perbedaan Rasio Profitabilitas (ROE) Sebelum dan Sesudah IPO

Return on Equity atau ROE merupakan rasio yang mengukur seberapa efisien perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan uang yang berasal dari pemegang saham. Rasio ini menghitung berapa banyak uang yang akan dapat perusahaan hasilkan berdasarkan uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham, sehingga pada umumnya semakin tinggi rasio ini semakin baik karena mengindikasikan perusahaan tersebut menggunakan dana pemegang saham dengan efektif. Nilai rata � rata dari rasio ROE mengalami penurunan sesudah melakukan IPO dari 16,3286 menjadi 9,0485 hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan yang sesudah melakukan IPO memiliki perbedaan yang signifikan pada tingkat profitabilitas perusahaan jika dilihat dari nilai ROE, dimana dalam hal ini terjadi penurunan nilai ROE yang dikarenakan adanya peningkatan jumlah ekuitas, hal ini merupakan keadaan yang wajar terjadi pada perusahaan pasca melakukan IPO dimana jumlah ekuitas meningkat secara signifikan dan tidak diiringi dengan peningkatan dari laba perusahaan atau adanya pningkatan laba namun tidak sesignifikan seperti peningkatan ekuitas. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Khatami, dkk (2021), Cahyani, dkk (2017), Juliana & Sumani (2019).

Berdasarkan laporan keuangan PT Bukalapak.com, Tbk, terdapat perubahan yang signifikan pada Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) antara tahun 2021 dan 2022. Pada tahun 2021, ROE mengalami penurunan yang signifikan dan bahkan mencapai angka negatif (-7,1%) yang menunjukkan kerugian pada investasi perusahaan. Namun, pada tahun 2022, ROE kembali meningkat menjadi 7,49%, yang menunjukkan adanya perbaikan kinerja keuangan perusahaan.

Penurunan ROE pada tahun 2021 disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan pendapatan, meningkatnya biaya operasional, atau kerugian pada investasi. Namun, perusahaan mampu memperbaiki kinerjanya pada tahun 2022 dengan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan modal yang dimiliki.

Peningkatan ROE pada tahun 2022 menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil mencapai hasil yang lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang dimilikinya. Hal ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan telah melakukan strategi yang tepat dalam mengelola modal dan memaksimalkan penghasilan dari penggunaan modal yang dimilikinya.

Dalam jangka panjang, perusahaan perlu memperhatikan ROE dan faktor-faktor yang mempengaruhi ROE, seperti pengelolaan modal, pengendalian biaya, dan efisiensi operasional, untuk mempertahankan kinerja keuangan yang baik dan berkelanjutan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis atas laporan keuangan PT Bukalapak.com, Tbk, pada tahun 2021, perusahaan mengalami rasio Margin Laba Bersih (NPM), Tingkat Pengembalian Aset (ROI), dan Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) yang kurang baik, namun perusahaan mampu memperbaiki kinerjanya pada tahun 2022. Pada tahun 2022, NPM, ROI, dan ROE perusahaan kembali meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengatasi masalah yang dihadapi di tahun sebelumnya dan berhasil meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Meskipun IPO merupakan langkah strategis bagi perusahaan untuk meningkatkan akses ke pasar modal dan mendapatkan akses ke sumber pendanaan yang lebih besar, langkah ini juga memiliki risiko dan tantangan yang tidak dapat diabaikan. Namun, dengan perbaikan kinerja keuangan pada tahun 2022, dapat diindikasikan bahwa perusahaan telah berhasil mengelola risiko dan tantangan yang dihadapi setelah melakukan IPO. Dalam jangka panjang, perusahaan perlu terus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan, seperti strategi pricing, pengelolaan aset, pengelolaan modal, pengendalian biaya, dan efisiensi operasional, untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan yang baik dan berkelanjutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa langkah PT Bukalapak.com, Tbk untuk melakukan IPO pada tahun 2021 sudah tepat, dan perusahaan perlu terus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan untuk mempertahankan kinerja keuangan yang baik dan berkelanjutan di masa depan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alifiani, R. A., Sutopo, S., & Noviandari, I. (2020). Pengaruh profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). EkoBis: Jurnal Ekonomi & Bisnis, 1(1), 1�7.

 

Arota, P. S., Morasa, J., Wokas, H. R. N., Morasa, J., Arota, P. S., Morasa, J., & Wokas, H. R. N. (2019). Analisis Rasio Arus Kas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2014-2018. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3979�3987.

 

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2017). Fundamentals of Financial Management , Concise 9th Edition. 9781285065137.

 

Chasanah, A. N. (2018). Pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei tahun 2015-2017. Jurnal Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 39�47. https://doi.org/10.33633/jpeb.v3i1.2287

 

Halimatusyadiyah, N. (2020). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pengumuman Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia (Studi Kasus Pada Saham Lq45). Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(6), 38�50.

 

Hidayah, N., Baihaqi, M. A., Rahmawati, N., & Citradewi, A. (2022). Analisis Profitabilitas Terhadap Kinerja Keuangan PT Adaro Energy. Tbk Sebelum dan Sesudah Pandemi. Jurnal Akuntansi Dan Audit Syariah (JAAiS), 3(2), 151�161.

 

Hutomo, C. I. (2019). Layanan urun dana melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi (Equity crowdfunding). Perspektif: Kajian Masalah Hukum Dan Pembangunan, 24(2), 65�74.

 

Ibrahim, I. M. (2013). Mekanisme dan Akad Pada Transaksi Saham di Pasar Modal Syariah. Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 3(2), 8.

 

Juliana, S. R., & Sumani, S. (2019). Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan initial public offering (IPO). Jurnal Akuntansi, 13(2), 105�122.

Khatami, B. A., Masri, I., & Suprayitno, B. (2021). Pengaruh Net Profit Margin, Current Ratio, Dan Capital Intensity Ratio Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2017-2019). JIAP: Jurnal Ilmiah Akuntansi Pancasila, 1(1), 63�76.

 

Kusuma, A. M., & Estiningsih, W. (2023). Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Aktifitas Sebagai Alat Penilaian Serta Implementasinya Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Aneka Tambang tbk. JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION, 4(1), 272�281.

 

Luthfi, N. F., & Wisudanto, W. (2021). Penggunaan Holding Period Return Pada Portofolio Saham dan Optimalisasinya Ditinjau Dari Studi Literatur. Jurnal Ipteks Terapan, 15(4), 479�484.

 

Muhamad, R., Waongan, A., & Roeroe, S. (2022). Akibat Hukum Terhadap Perusahaan Penjual Efek Yang Gagal Bayar Ganti Rugi Kepada Investor. LEX PRIVATUM, 10(3).

 

Munisi, G. H. (2017). Determinants of capital structure: evidence from Sub-Saharan Africa. International Journal of Managerial and Financial Accounting, 9(2), 182�199.

 

Nugroho, S. A., & Firmansyah, A. (2017). Pengaruh financial distress, real earnings management dan corporate governance terhadap tax aggressiveness. Journal of Applied Business Administration, 1(2), 163�182.

 

Nuvitasari, A., & Martiana, N. (2019). Implementasi SAK EMKM sebagai dasar penyusunan laporan keuangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). International Journal of Social Science and Business, 3(3), 341�347.

 

Prędkiewicz, K., Prędkiewicz, P., & Pauka, M. (2021). Technology Level and Financial Constraints of Public Listed Companies. Contemporary Trends and Challenges in Finance: Proceedings from the 6th Wroclaw International Conference in Finance, 201�213.

 

Purwoko, B. (2015). Influence of service quality and customer satisfaction and loyalty trust foreign tourists visit the attractions in East Java Indonesia. European Journal of Business and Management. ISSN, 1905�2222.

 

Purwoko, B. (2021). Analysis Of The Effect Of Inflation On Exports Of Non-Oil And Gas Commodities Through The Port Of Tanjung Perak Surabaya. Eduvest-Journal of Universal Studies, 1(7), 577�584.

 

Putri, B. G. (2020). Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan. INSPIRASI: JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL, 17(1), 214�226.

 

Renti, A. M. (2017). Perdagangan Berjangka Komoditi dan Kajian Hukum Kontrak Derivatif Forex dan Indeks Saham Asing dalam Industri Perdagangan Berjangka di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 42(1), 122�139.

 

Risal, T., Lubis, N., & Argatha, V. (2020). Implementasi Green Accounting Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Accumulated Journal (Accounting and Management Research Edition), 2(1), 73�85.

 

Setya, V. A., & Fianto, B. A. (2020). Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non-Keuangan Terhadap Underpricing Saham Pada Perusahaan Jasa Saat Initial Public Offering (Ipo) Di Bursa Efek Indonesia (Bei): Studi Kasus Pada Saham Syariah Dan Non Syariah Periode 2012-2017. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 7(5), 886�900.

 

Shofwatun, H., Kosasih, K., & Megawati, L. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Likuiditas Danrasio Profitabilitas Pada Pt Pos Indonesia (Persero). KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 13(1), 59�74.

 

Whitiana, G. D., Vitriana, & Cahyani, A. (2017). Level of Activity Daily Living in Post Stroke Patients. Althea Medical Journal, 4(2), 261�266. https://doi.org/10.15850/amj.v4n2.1068

 

Wibowo, A. (2022). Model Bisnis Ramah Lingkungan (Green Business). Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik, 1�120.

 

Wijayanti, A. (2011). Perencanaan kampanye PT. Garuda Indonesia, Tbk Periode 2006-2010 (Studi Kasus: Kampanye IPO). UAJY.

 

Willim, A. P. (2019). Analisis Komparatif Tingkat Pengembalian Value Stocks dan Growth Stocks di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 1(1), 13�22.

 

Wiwoho, J. (2014). Peran lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank dalam memberikan Distribusi keadilan bagi masyarakat. Masalah-Masalah Hukum, 43(1), 87�97.

 

Copyright holder:

Armida Sari Lubis, Yulfan Arif Nurohman (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: