�
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
5, Mei 2023
PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS SEMBILAN NILAI TERHADAP KINERJA GURU: STUDI
DI SEKOLAH MENENGAH KATOLIK YAYASAN JOSEPH
YEEMYE DI SULAWESI UTARA
Maritje Maria Makalew
STP Don Bosco
Tomohon
Email: [email protected]
Abstrak
Artikel ini bermaksud untuk menentukan pengaruh
terhadap kinerja guru di sekolah menengah katolik dari variabel determinan
budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis nilai. Penelitian ini
menggunaan metode kuantitatif, dengan teknik analisa data regresi linier berganda.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang didistribusi kepada 93 guru
sekolah menengah katolik Yayasan Joseph Yeemye sebagai sampel melalui survey.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya sekolah berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kinerja guru sekolah menengah katolik; pendidikan karakter
berbasis nilai berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja guru sekolah
menengah katolik; dan budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis nilai
secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja guru
sekolah menengah katolik.
Kata kunci: Budaya Sekolah; Pendidikan Karakter; Kinerja Guru.
Abstract
This article aims to
determine the effect on catholic high school teachers� performance from such
determinant variables as school culture and value-based character education.
This study is a quantitative research using multiple linear regression as data
analysis technique. The data collection technique was carried out through
questionnaires by survey distributed to 93 teachers in catholic high schools of
Joseph Yeemye Foundation as the samples. The results show that school culture
has a significant positive effect on catholic high school teachers�
performance; value-based character education has a significant positive effect
on catholic high school teacher performance; school culture and value-based
character education simultaneously have a significant positive effect on
catholic high school teachers� performance.
Keywords: School Culture; Character Education;
Teacher Performance.
Pendahuluan
Kinerja guru di sekolah memainkan peran
penting dalam pencapaian tujuan sekolah, bahkan tujuan pendidikan nasional.
Isu-isu terkait kinerja guru telah mengundang perhatian banyak pihak dan
seharusnya mendapatkan perhatian utama. Sebab figur dan peran guru menjadi
fokus utama ketika kita membicarakan masalah-masalah pendidikan. Guru selalu
terkait dengan dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan (Hendrawijaya,
2020).
Kinerja dirumuskan sebagai hasil capaian
yang diperoleh dari aktivitas dan fungsi pekerjaan tertentu selama periode
waktu tertentu (Russel & John,
1993). Dalam konteks kinerja guru, hal ini
menunjuk pada kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
semua aktifitas pembelajaran (Kusumawati, 2023a). Beberapa masalah yang kerapkali terjadi
menyangkut kinerja guru telah disinggung dalam hasil penelitian Kardata (2018), sedangan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru cukup banyak dibahas di antaranya dalam riset jurnal (Butar, Bross,
& Kanto, 2020);(Hendrawijaya, 2020);(Rasto &
Maulani, 2019).
Penelitian-penelitian terdahulu tentang
kinerja guru cukup banyak dipublikasikan. Beberapa di antaranya menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif Sauri (2022); Komar (2020); Zubair (2017), sedangkan
penelitian lainnya cukup banyak menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
teknik analisa jalur ataupun korelasi-regresi. Dalam penelusuran terbatas penulis, untuk
penelitian kuantitatif, pengaruh terhadap kinerja guru di sekolah baik secara
parsial maupun simultan, telah diulas dari sisi variabel determinannya, seperti
misalnya budaya sekolah Danasasmita (2018); Fitriyono (2018); Pratiwi (2021); Purwanto (2020); Rahmawati (2021); Rusmani (2019) motivasi dan
kepemimpinan disiplin kerja, kompensasi, kepuasan Saragi dan lain sebagainya.
Namun, pendidikan karakter atau pendidikan nilai relatif kurang dikaji hubungan
dan pengaruhnya terhadap kinerja guru. Melalui penelitian ini penulis mencoba
mengisi kesenjangan ini.
Lokus penelitian yang diambil untuk
kinerja guru di sekolah sangatlah beragam, mulai dari institusi pendidikan
dasar sampai pendidikan menengah, baik sekolah/madrasah negeri maupun swasta.
Penelitian terkait kinerja guru dengan lokus penelitian sekolah-sekolah Katolik
sudah ada beberapa Kakiay (2018); Lion (2021); Mentang (2022); Putro (2022); Waku (2019) tetapi rupanya
masih sedikit dan terbatas, apalagi penelitian dengan lingkup yang agak luas
yang terdiri dari beberapa unit persekolahan seperti dalam penelitian ini.�
Penelitan ini bermaksud untuk menentukan pengaruh terhadap kinerja guru di sekolah menengah katolik dari faktor determinan budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis sembilan nilai. Ada tiga rumusan masalah yang berkaitan dengan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, yakni: (1) Apakah terdapat pengaruh signifikan budaya sekolah terhadap kinerja guru di sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye? (2) Apakah terdapat pengaruh signifikan pendidikan karakter berbasis sembilan nilai terhadap kinerja guru di sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye? (3) Apakah terdapat pengaruh signifikan dan positif antara budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis sembilan nilai secara simultan terhadap kinerja guru di sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye?�
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah
menengah katolik Yayasan Joseph Yeemye di Sulawesi Utara, yang terdiri dari
empat unit persekolahan di dua kota berbeda, yakni SMP Pax Christi dan SMA Rex
Mundi di Kota Manado, dan SMP Stella Maris dan SMK Familia di Kota Tomohon.
Populasinya adalah para guru yang bekerja di empat unit persekolahan ini.
Melalui survei kuesioner disebar dan diisi oleh 93 guru responden sebagai
sampel dalam penelitian ini.
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian
ini berbentuk skala Lickert dan telah lulus uji validitas dan reliabilitas
instrumen penelitian (Sugiyono, 2013). Data hasil penelitian diolah dengan
teknik analisa regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS Statistik versi
25. Hasil analisa data kemudian diinterpretasi untuk membuktikan hipotesis
penelitian ini. Berangkat dari tiga hipotesis dalam penelitian ini, diagram
model penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1 Diagram Model
Penelitian
Hasil dan Pembahasan
A.
Temuan
Hasil dan Analisa
Penelitian ini menggunakan teknik analisa
data regresi linier. Persamaan matematis untuk model penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Y = a + B1.X1 + B2.X2 + e
Sebagai Keterangan:
Y = Variabel terikat Kinerja Guru
a = Konstanta (Constant)
B= Koefisien Regresi variabel bebas
X1 = Variabel Budaya Sekolah
X1 = Variabel Pendidikan Karakter Berbasis
Nilai
e = Standar Error (Disturbance error)
Dari hasil analisa pada nilai Tabel
Koefisien (Lih. Tabel 1), persamaan regresi linear untuk model penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y =
-4.054 + 0.096 X1 + 0.926 X2 + e
Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai
konstanta adalah sebesar -4.054; nilai koefisien regresi variabel Budaya
Sekolah sebesar 0.096; dan nilai koefisien regresi variabel pendidikkan
karakter berbasis Sembilan nilai adalah sebesar 0.926. Dari analisa data didapatkan hasil uji-t
dalam tabel berikut.
Tabel 1
Hasil
Uji-T Coefficients
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||||
1 |
(Constant) |
-4.053 |
6.213 |
|
-0.652 |
0.516 |
|
Budaya
Sekolah |
0.096 |
0.043 |
0.126 |
2.211 |
0.030 |
|
|
Pendidikan
Karakter berbasis Nilai |
0.926 |
0.065 |
0.815 |
14.330 |
0.000 |
|
|
a.
Dependent Variabel: Kinerja Guru |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SPSS Statistics 25.0
Dikatakan terdapat pengaruh signifikan secara
parsial variabel bebas Budaya Sekolah (X1) ataupun Pendidikan Karakter berbasis
Nilai (X2) terhadap variabel terikat Kinerja Guru (Y) jika pada Tabel
Koefisien: (1) Nilai Sig. < 0.05. (2) Nilai T-hitung > nilai T-tabel.
Terlihat pada Tabel 1 di atas bahwa nilai
Sig. variabel X1 Budaya Sekolah (sebesar 0.03) < 0.05, sedangkan nilai
T-hitung variabel X1 Budaya Sekolah (sebesar 2.211) > nilai T-Tabel
(1.98667). Ini artinya, Ho (null
hypothesis) ditolak dan H1 (alternative
hypothesis) diterima. Karena nilai T-hitungnya adalah positif, maka dengan
ini bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif Budaya
Sekolah secara parsial terhadap Kinerja Guru.
Lanjut, terlihat juga pada Tabel 1 di atas
bahwa nilai Sig. variabel X2 Pendidikan Karakter berbasis Nilai (sebesar 0.00)
< 0.05, sedangkan nilai T-hitung variabel X2 Pendidikan Karakter berbasis
Nilai (sebesar 14.330) > nilai T-Tabel (1.98667). Ini artinya Ho (null hypothesis) ditolak dan H2 (alternative hypothesis) diterima. Karena
nilai T-hitungnya adalah positif, maka dengan ini bisa disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan dan positif Pendidikan Karakter berbasis Nilai
secara parsial terhadap Kinerja Guru. Dari analisa data didapatkan hasil uji-F
dalam tabel berikut.
Tabel 2
Hasil
Uji-F ANOVAa
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
5866.939 |
2 |
2933.470 |
164.644 |
.000b |
Residual |
1603.534 |
90 |
17.817 |
|
|
|
Total |
7470.473 |
92 |
|
|
|
|
a.
Dependent Variabel: Kinerja Guru |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Pendidikan Karakter berbasis Nilai, Budaya Sekolah |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SPSS Statistics 25.0
Dikatakan terdapat pengaruh
secara simultan variabel-variabel bebas Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter Berbasis
Nilai (X1 dan X2) terhadap variabel terikat Kinerja Guru (Y) jika pada Tabel
ANOVA: (1) Nilai Sig. < 0.05. (2) Nilai F-hitung itu > nilai F-tabel.
Terlihat pada Tabel ANOVA di
atas bahwa nilai Sig. (sebesar 0.00) < 0.05, sedangkan nilai F-hitung (sebesar
164.644) > nilai F-tabel (sebesar 3.10). Artinya, Ho (null hypothesis) ditolak dan H3 (alternative hypothesis) diterima. Karena diperoleh nilai
F-hitungnya adalah positif, maka dengan ini bisa disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dan positif antara Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter
berbasis Nilai secara simultan terhadap Kinerja Guru. Dari analisa data didapatkan nilai
koefisien determinasi dalam tabel berikut.
Tabel 3
Hasil Uji
Koefisien Determinasi Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.886a |
0.785 |
0.781 |
4.221 |
a.
Predictors: (Constant), Pendidikan Karakter berbasis Nilai, Budaya Sekolah |
||||
b.
Dependent Variabel: Kinerja Guru |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SPSS Statistics 25.0
Besarnya pengaruh Budaya Sekolah dan Pendidikan
Karakter Berbasis Nilai sebagai predictor
variables terhadap Kinerja Guru sebagai dependent
variable merujuk pada nilai R Square dalam Tabel Model Summary di atas. Terlihat
pada tabel 3 tersebut diperoleh nilainya sebesar 0.785 sebagai nilai koefisien
determinasi. Dikonversi dalam bentuk persentase (%), artinya Kinerja Guru dipengaruhi
secara simultan oleh Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai sebesar
78.5%.
A. Pengaruh
Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Katolik Yayasan Joseph
Yeemye
Hasil pengujian hipotesis (H1)
menunjukkan bahwa budaya sekolah berpengaruh signifikan dan positif terhadap
kinerja guru sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye. Budaya sekolah
dipahami sebagai �sets of norms, values,
and beliefs, ritual and ceremonies, symbols and stories that make up the
�persona�of the school (seperangkat norma, nilai, keyakinan, ritual dan
perayaan, simbol dan sejarah yang membentuk "kepribadian" sekolah) (Peterson &
Deal, 2009). Budaya sekolah yang kondusif
memungkinkan para guru akan merasa nyaman saat bekerja dan bahkan termotivasi
untuk bekerja lebih baik dan ini akan sangat mendorong peningkatan kinerja
guru. Peningkatan kinerja guru pada gilirannya akan membuat para peserta didik
mencapai prestasi akademik yang tinggi (Hendrawijaya,
2020).
Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian terdahulu dengan teknik analisa data korelasi dan
regresi linier bahwa terdapat�
kontribusi� yang� signifikan budaya sekolah terhadap kinerja
guru sebesar 54%, bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif
dari budaya sekolah terhadap kinerja guru, hal mana 41.6 % kinerja guru itu
dipengaruhi oleh budaya sekolah (Fitriyono, 2018).
Penelitian kuantitatif lain
dengan teknik analisa jalur (path analysis) menghasilkan temuan bahwa terdapat
pengaruh signifikan terhadap kinerja guru dari variabel determinan budaya
sekolah dan kompetensi pedagogik (Danasasmita, 2018). Namun sedikit berbeda dengan itu, Rusmani (Rusmani et al.,
2019) menemukan hasil
bahwa budaya sekolah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kerja guru
melalui motivasi kerja guru.
Pengaruh positif budaya sekolah
terhadap kinerja guru juga disimpulkan lewat riset kualitatif dengan mengambil
sumber-sumber dari teori-teori dan hasil riset pada jurnal-jurnal terdahulu (Komar, 2020). Menurut mereka, semakin baik budaya
sekolah yang dianut, maka kinerja guru semakin baik pula. Budaya sekolah bisa dikaji
melalui survey dengan mengukur derajat perilaku budaya yang dihidupi dalam
suatu sekolah. Survey untuk menentukan kondisi suatu budaya sekolah, lazim
dikenal sebagai Triage Survey, mencakup tiga dimensi yakni Professional
Collaboration, Affiliative and Collegial Relationship, and Self-Determination.
Implikasi dari temuan
penelitian ini adalah bahwa semakin baik atau semakin meningkat budaya sekolah,
maka semakin baik kinerja guru. Persamaan yang dihasilkan dari model penelitian
regresi ini menunjukan bahwa jika variabel budaya sekolah naik atau meningkat
satu satuan, maka akan terjadi peningkatan kinerja guru sebesar 0.096. Artinya,
budaya sekolah adalah faktor determinan yang memberi pengaruh pada kinerja
guru. Budaya sekolah harus dirawat dan ditingkatkan agar kinerja guru dapat
berjalan dengan baik dan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
B. Pengaruh
Pendidikan Karakter Berbasis Sembilan Nilai terhadap Kinerja Guru Sekolah
Menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye
Hasil pengujian hipotesis (H2)
menunjukkan pendidikan karakter berbasis sembilan nilai berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kinerja guru sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph
Yeemye. Pendidikan karakter didefinisi sebagai praktik-praktik dalam pendidikan
yang menyuburkan pengembangan karakter peserta didik. Sedangkan karakter
dirumuskan sebagai seperangkat karakteristik psikologis yang memotivasi dan
memampukan sesorang untuk berfungsi sebagai agen moral yang kompeten, itulah,
untuk melakukan "hal baik" di dunia ini (Berkowitz &
Bier, 2005).
Para guru yang bekerja di
unit-unit persekolahan Yayasan Joseph Yeemye familiar dengan proses pendidikan
karakter sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Sebagai kekhasan,
dikenal proses pendidikan karakter dengan sembilan nilai sebagai dasar dan
fokus penerapan. Kesembilan nilai yang menjadi dasar bagi implementasi
pendidikan karakter yang khas di persekolahan Yayasan Joseph Yeemye yaitu:
nilai ketanggapan, kreativitas, tanggung jawab, integritas, keadilan,
keramahtamahan, kasih sayang, rasa hormat, dan disiplin. Kesembilan nilai ini diimplementasi di
sekolah untuk membentuk bukan saja karakter peserta didik tapi juga karakter
seluruh guru, staf kependidikan dan pimpinan sekolah sebagai internal
stakeholders dalam institusi sekolah. Barangkali kondisi inilah yang menjadi
alasan adanya pengaruh positif dan signifikan pendidikan karakter terhadap
kinerja guru sekolah menengah Yayasan Joseph Yeemye di Sulawesi Utara.
Penelitian terdahulu yang
secara khusus membahas pengaruh pendidikan karakter terhadap kinerja guru
memang jarang didengar. Namun, karena implementasi pendidikan karakter umumnya
terjadi dalam pembelajaran di ruang kelas, maka manajemen kelas sebagai
pembentuk karakter peserta didik harus dilaksanakan sebagai bagian dari kinerja
guru (Rosanti, 2021).
Implikasi dari temuan
penelitian ini adalah bahwa kinerja guru berbanding lurus dengan pendidikan
karakter di sekolah. Implementasi pendidikan karakter secara baik oleh guru di
sekolah mengindikasikan adanya kinerja guru yang baik (Kusumawati, 2017). Semakin pendidikan karakter diterapkan
oleh guru di sekolah maka kinerjanya semakin positif. Persamaan yang dihasilkan
dari model penelitian regresi ini menunjukan bahwa jika pendidikan karakter
berbasis nilai meningkat atau naik satu satuan, maka akan terjadi peningkatan
kinerja guru sebesar 0.926. Artinya, pendidikan karakter berbasis nilai adalah
faktor determinan yang memberi pengaruh positif pada kinerja guru. Pendidikan
karakter harus tetap diimplementasi oleh guru di sekolah, secara khusus dalam
pembelajaran di kelas sebagai bagian dari pelaksanaan kinerja guru di sekolah.
3. Pengaruh
Budaya Sekolah dan Pendidikan Karakter Berbasis Sembilan Nilai terhadap Kinerja
Guru Sekolah Menengah Katolik Yayasan Joseph Yeemye
Hasil pengujian hipotesis (H3)
menunjukkan bahwa budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis sembilan
nilai berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja guru sekolah menengah
Katolik Yayasan Joseph Yeemye. Bahwa ada pengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja guru secara simultan dari budaya sekolah dan variabel
determinan lainnya, sejalan dengan temuan penelitian lain seperti misalnya,
pengaruh dari budaya sekolah dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru Pratiwi (Pratiwi &
Negara, 2021); Rosaliawati (2020) atau dari budaya sekolah dan kompetensi
guru terhadap kinerja guru (Rahmawati et al.,
2021).
Ada juga hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan dengan
dimediasi oleh budaya sekolah dan keterlibatan kerja (Purwanto, 2020). Motivasi kerja bisa juga memediasi
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja guru (Kusumawati, 2023b). Motivasi kerja sebagai faktor determinan
yang penting, dapat meningkatkan kinerja mengajar guru juga kinerja mengajar dosen (Anam, 2018);(Komar, 2020);(Saragi, 2017).
Dari model penelitian ini
ditemukan bahwa variabel kinerja guru itu dipengaruhi bukan saja oleh budaya
sekolah dan variabel-variabel lainnya yang sudah diteliti dalam penelitian
terdahulu, tapi juga oleh variabel pendidikan karakter yang diimplementasi oleh
guru di sekolah. Melalui model penelitian ini, diketahui bahwa 78.5% variasi
kinerja guru di sekolah menengah katolikk Yayasan Joseph Yeemye bisa dijelaskan
dari pengaruh variabel budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis sembilan
nilai. Sisanya, sebesar 21.5% variasi kinerja guru dijelaskan dari variabel determinan
lain di luar model penelitian ini.
Dalam proses perhitungan lebih
jauh terkait kontribusi pengaruh tiap variabel bebas dalam model penelitian
ini, diketahui bahwa dari 78.5% itu sumbangan efektif terbanyak datang dari
variabel pendidikan karakter berbasis nilai sebesar 71.69% dan sisanya 6.85%
merupakan sumbangan efektif dari variabel budaya sekolah. Dengan kata lain,
secara keseluruhan (dalam 100%) kontribusi atau sumbangan relatif dari variabel
pendidikan karakter berbasis nilai (X1) mencapai 91.28% sedangkan dari variabel
budaya sekolah (X2) sebesar 8.72%.�
Kesimpulan
Berangkat dari analisa dan pembahasan
hasil penelitian, dapat ditarik tiga kesimpulan sebagai berikut. Pertama, terdapat pengaruh signifikan dan positif budaya sekolah terhadap kinerja
guru di sekolah menengah katolik Yayasan Joseph Yeemye. Positif pengaruhnya
dalam arti bahwa semakin tinggi budaya sekolah dijalankan maka kinerja guru
akan semakin meningkat pula; signifikan pengaruhnya dalam arti bahwa budaya
sekolah menjadi salah satu faktor penting dari sekian banyak faktor determinan
yang menentukan peningkatan kinerja guru.
Kedua, terdapat pengaruh signifikan dan positif
pendidikan karakter berbasis sembilan nilai terhadap kinerja guru di sekolah
menengah katolik Yayasan Joseph Yeemye. Positif pengaruhnya dalam arti bahwa
semakin tinggi pendidikan karakter diimplementasi oleh para guru di sekolah
maka semakin meningkat pula kinerja guru di sekolah; signifikan pengaruhnya
dalam arti bahwa pendidikan karakter menjadi salah satu faktor penting dari
sekian banyak faktor determinan yang menentukan peningkatan kinerja guru.
Ketiga, terdapat pengaruh signifikan dan positif
antara budaya sekolah dan pendidikan karakter berbasis sembilan nilai secara
simultan terhadap kinerja guru di sekolah menengah Katolik Yayasan Joseph
Yeemye. Positif pengaruhnya dalam arti bahwa semakin tinggi budaya sekolah dan
pendidikan karakter berbasis nilai itu diterapkan di sekolah menengah Katolik
Yayasan Joseph Yeemye maka semakin meningkat pula kinerja guru. Signifikan
pengaruhnya dalam arti bahwa variabel budaya sekolah dan pendidikan karakter
memiliki korelasi dan pengaruh yang kuat terhadap variabel kinerja guru.
Tingkat pengaruh yang kuat diindikasikan dengan besaran prosentase 78.5%.
Sisanya 21,5% merupakan faktor-faktor determinan lainnya di luar model
penelitian ini yang memberi pengaruh bagi peningkatan kinerja guru.
Anam, Chairul. (2018). Pengaruh Motivasi,
Kompetensi, Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Guru di Sekolah Menengah Kejuruan. Dirasat: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan
Islam, 4(1), 40�56.
Berkowitz, Marvin W., & Bier, Melinda C. (2005).
What works in character education: A research-driven guide for educators. Washington,
DC: Character Education Partnership.
https://doi.org/10.1016/j.ijer.2011.07.003.
Butar, Nelly Yulianti Butar, Bross, Noverdi, &
Kanto, Dwi Sunu. (2020). What drives teaching performance at school? The
determinants of school teacher performance. Journal of Economics and
Business, 3(4).
Danasasmita, Windi Matsuko. (2018). Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ekonomi,
Bisnis & Entrepreneurship (e-Journal), 12(1).
Fitriyono, Irfan. (2018). Pengaruh Budaya Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Smp Negeri Se-Kecamatan Gondokusuman. Hanata Widya,
7(5), 51�60.
Hendrawijaya, Arief Tukiman. (2020). Human resource
management in improving students� academic achievement mediated by teacher�s
performance. https://doi.org/10.21511/ppm.18(1).2020.21
Kakiay, Agustina N. (2018). Pengaruh kepemimpinan
spiritual dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Jurnal Psikologi, 10(2).
Kardata, Rahmat, Mahrita, M., & Aslamiah, A.
(2018). The Relationship Between Transformational Leadership And Work
Motivation With The Teacher�s Performance Of Public Elementary School In South
Banjarmasin District, Indonesia. European Journal of Education Studies.
https://doi.org/10.5281/zenodo.1494237
Komar, Abdul. (2020). Peningkatan Kinerja Guru
Berbasis Budaya Sekolah dan Motivasi Kerja Guru. At-Ta�lim: Jurnal
Pendidikan, 6(2), 109�117. https://doi.org/10.36835/ATTALIM.V6I2.362
Kusumawati, Erna. (2017). Entrepreneurial Leadership
Dan Keberlanjutan Mutu Sekolah Sebagai Output. Konferensi Nasional Ilmu
Sosial Dan Teknologi, 1(1).
Kusumawati, Erna. (2023a). Efektivitas Kerja Guru. JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(3), 1487�1492.
Kusumawati, Erna. (2023b). Kepemimpinan Digital dalam
Pendidikan: Sebuah Analisis Bibliometrik. Journal of Education and Teaching
(JET), 4(2), 252�260.
Lion, Mateus Frederikus Solo. (2021). Implementasi
Trilogi Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah Bagi
Kinerja Tenaga Pendidik SMA Katolik di Kabupaten Bantul. Media Manajemen
Pendidikan, 4(2), 279�289. https://doi.org/10.30738/mmp.v4i2.9998
Mentang, Paulus Joseph, & Mua, Marianus Muharli.
(2022). Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Iklim Kerja dengan Kinerja Guru SMP
Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Manado di Sulawesi Utara. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(4), 4452�4462.
Peterson, Kent D., & Deal, Terrence E. (2009). The
shaping school culture fieldbook. John Wiley & Sons.
Pratiwi, Ni Luh Ayu Manik, & Negara, I. Gusti
Agung Oka. (2021). Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah
terhadap Kinerja Guru di SD. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan,
5(1), 84�90. https://doi.org/10.23887/JPPP.V5I1.32884
Purwanto, Agus. (2020). Studi eksplorasi dampak Work
from Home (WFH) terhadap kinerja guru selama pandemi COVID-19. EduPsyCouns:
Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 92�100.
Putro, Davit Anggoro. (2022). Pengaruh Motivasi
Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama (Smp) Katolik Di
Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan Iii Kediri. STKIP Widya Yuwana.
Rahmawati, Rahmawati, Siraj, Arifuddin, & Achruh,
Andi. (2021). Hubungan Antara Kompetensi Guru Dan Budaya Sekolah Dengan Kinerja
Guru. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5(1), 10�23.
Rasto, Rasto, & Maulani, Siti Yulianti. (2019).
Satisfaction and Motivation as Determinants of Teacher Performance. JPBM
(Jurnal Pendidikan Bisnis Dan Manajemen), 5(1), 11�21.
https://doi.org/10.17977/um003v5i12019p011
Rosaliawati, Bella Nadya, Mustiningsih, Mustiningsih,
& Arifin, Imron. (2020). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
Kinerja Guru. JAMP: Jurnal Administrasi Dan Manajemen Pendidikan, 3(1),
61�71.
Rosanti, Atik. (2021). Manajemen Kelas Sebagai
Pembentuk Karakter Peserta Didik Di SMK Al Ihya Selajambe Kabupaten Kuningan. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(4), 1596�1605.
Rusmani, Rusmani, Indrawati, Mei, & Hidayat,
Hidayat. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Guru Melalui Motivasi Kerja Di Smkn 2 Bojonegoro. E-Jurnal Mitra Pendidikan,
3(5), 708�722.
Russel, Benardin, & John, H. (1993). Human
Resources Management. New York: McGraw-Hill.
Saragi, Ahmad Syafii. (2017). Pengaruh Budaya
Sekolah, Kepuasan Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sma Negeri Di
Kota Binjai. UNIMED.
Sauri, Supyan, & Hanafiah, Hanafiah. (2022).
Manajemen Penilaian Kinerja Guru (PKG) untuk Meningkatkan Kompetensi Guru
Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK), 4(3), 2099�2104.
Sugiyono, Dr. (2013). Metode penelitian pendidikan
pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Waku, Yasinta. (2019). Upaya Meningkatkan Kinerja Guru
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas Dengan Melaksanakan Supervisi Akademik
Di Sekolah Dasar Katolik Waepana, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada Ta 2018/2019. JURNAL
IMEDTECH (Instructional Media, Design and Technology), 2(2), 22�31.
https://doi.org/10.38048/imedtech.v2i2.178
Zubair, Ahmad, Sasongko, Rambat Nur, & Aliman,
Aliman. (2017). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Manajer Pendidikan:
Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 11(4).
������������������������������������������������
Copyright holder: Maritje Maria Makalew (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |