Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 4, April 2023

 

MANAJEMEN PENGENDALIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA SAAT INSTALASI LIFT MENGGUNAKAN TEKNIK JSA DAN HIRADC DI GEDUNG XYZ JAKARTA SELATAN

 

Ekayogiharso, Syafirin Abdullah, Soehatman Ramli

Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sahid Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Lift merupakan alat transportasi vertikal untuk manusia atau barang yang bergerak antar lantai dari sebuah bangunan. Pengecekan lift secara rutin untuk memastikan kelayakan dan keselamatan saat lift digunakan karena banyak kejadian kecelakaan saat lift beroperasi. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi dan melakukan pengendalian risiko yang dapat terjadi saat instalasi lift menggunakan teknik JSA dan HIRADC. Metode yang digunakan yaitu survey lapangan serta menganalisis dengan metode kualitatif matrik, peringkat risiko rendah hingga paling tinggi dengan standart AS/NZS 4360, pengamatan dilakukan hingga instalasi selesai dan layak dioperasikan. Hasil prosentase wawancara 30 pekerja lift untuk penerapan sistem manajemen keselamatan kerja dengan tingkat risiko kecil (70%), sedang (7%), berat (5%), sangat tinggi (18%). Saat proses instalasi lift dengan risiko kecil (32%), sedang (16%), berat (29%), sangat tinggi (23%). Pengendalian risiko dengan HIRADC dan JSA tingkat risiko kecil yakni (57%), sedang (9%), berat (15%), sangat tinggi (19%). Risk & Opprortunity-Register sebelum diakukan pengendalian bahaya tingkat risiko sangat tinggi 0,74%, tingkat risiko berat 62,96%, tingkat risiko sedang 35,56%, tingkat risiko kecil 0,74%. Presentase setelah dilakukan pengendalian adalah tingkat risiko sangat tinggi 0%, tingkat risiko berat 0%, tingkat risiko sedang 33,33%, tingkat risiko kecil 66,67%.

 

Kata Kunci: Hazard Identification Risk Assesement and Determining Control (HIRADC), Instalasi Lift, Job Safety Analysis (JSA), Manajemen Keselamatan Kerja, Pengendalian Risiko.

 

Pendahuluan

Lift/elevator merupakan transportasi vertikal kendaraan yang efisien untuk orang atau barang, bergerak antar lantai dari sebuah bangunan (Wijiyanto, 2015). Instalasi lift/elevator sebagai sarana transportasi di dalam gedung sangat penting, karena dapat membantu pengunjung dan orang pemilik gedung untuk melakukan aktivitas setiap hari (Tanjung & Nasution, 2005). Pada saat Instalasi dan sebelum pengoperasian lift harus dilakukan pengecekan secara rutin dan berkala untuk memastikan kelayakan dan keselamatan saat lift digunakan karena banyak kejadian kecelakaan lift saat beroperasi (Pertiwi, 2022).

Kegiatan Konstruksi ini merupakan unsur penting dalam pembangunan (Irfan, 2017). Namun, kegiatan konstruksi juga memiliki risiko yang sangat tinggi di berbagai macam aspek (Jawat & Suwitanujaya, 2018). Aspek yang memiliki risiko tertinggi yaitu pada aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Sholikin & Herawati, 2020). Menurut ref ILO, sektor bidang konstruksi merupakan salah satu sektor yang sangat berisiko terhadap kecelakaan kerja dengan presentasi 31,9% (Ramdan & Rahman, 2017). Di Indonesia, masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga masih dipandang sebelah mata� (Adityanto et al., 2013).

Beberapa kasus kecelakaan lift di antaranya adalah tali pengikat lift lepas dan putus, seperti yang terjadi di kantor DPR DIY, �sekitar pukul 09.45 WIB Selasa, 15 September 2020 (Palupi, 2020), peristiwa tali sling lift putus di RSI Unisma pada tanggal 8 September 2020 (Aminuddin, 2020), pada tanggal 17 Maret 2017 sebuah lift jatuh dari lantai 7 ke lantai dasar pusat perbelanjaan Blok M square karena over capacity lift tersebut memiliki kapasitas 1.600 kilogram dengan batas toleransi mencapai 2.000 kilogram, lift tersebut juga hanya diperuntukkan mengangkut 24 orang, namun saat kecelakaan terjadi penumpang lift mencapai 31 orang, Jakarta Selatan� (Qadar, 2017).

Dilihat dari beberapa data mengenai banyaknya kecelakaan lift pada beberapa bangunan tersebut karena kurang diperhatikannya K3, maka perlu diadakannya Evaluasi Risiko dalam aspek K3 menggunakan teknik JSA dan HIRADC sebagai alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan terutama pada proyek konstruksi dalam instalasi lift. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi Risiko dalam aspek K3 pada proyek konstruksi saat menginstalasi lift agar bisa meminimalisasi kecelakaan lift di Gedung XYZ.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara survey di lapangan kemudian analisis data menggunakan metode kualitatif matrik yang dikembangkan menjadi peringkat risiko (Sugiyono, 2019). Peringkat risiko yang menggambarkan tingkat kemungkinan dan keparahan suatu kejadian yang dinyatakan dalam bentuk rentang dari risiko paling rendah sampai risiko paling tinggi berdasarkan standart AS/NZS 4360 dan mengamati proses instalasi lift di Gedung XYZ sampai dengan selesai dan layak dioperasikan. Pengamatan instalasi lift dilakukan pada Gedung XYZ Jakarta Selatan, data yang dibutuhkan berupa data sekunder dan data primer. Data primer penelitian yaitu, pengamatan proses instalasi lift dan checklist hasil instalasi lift, lalu untuk data sekunder yang dibutuhkan berupa data Job Safety analysis (JSA) dan spesifikasi lift. Data tersebut diambil karena dinilai sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu evaluasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses instalasi lift, kemudian dilakukan tindakan pengendalian dari risiko tersebut. Penelitian ini menggunakan variabel berupa tingkat risiko, sehingga dilakukan penyebaran kuisioner kepada pekerja instalasi lift dan dilakukan penilaian berdasarkan checklist tingkat risiko kecil hingga risiko sangat berat.

Teknik pengumpulan data primer dengan mengamati proses instalasi lift dilanjutkan dengan checklist hasil instalasi lift melalui form kuisioner yang telah dibuat dan disiapkan oleh peneliti.

Pengambilan data kuisioner dibantu tim HSE dari perusahaan yang diteliti, sebelumnya tim tersebut telah diarahkan dan diberi pengertian terkait pengisian kuisioner ataupun proses pengambilan dokumentasi. Pengisian kuisioner dilakukan oleh 30 responden dari tenaga instalasi lift sehingga nantinya akan diperoleh prosentase tingkat risiko manajemen keselamatan kerja saat proses instalasi lift kemudian cara pengendalian risiko menggunakan HIRADC dan JSA, pengumpulan data berikutnya adalah data sekunder dari perusahaan berupa form job safety analysis (JSA) dan spesifikasi lift.

Data primer dan data sekunder yang telah didapat dari lokasi penelitian kemudian diolah menggunakan menggunakan Risk management AS/NZS 4360:2004 terdiri dari tahapan identifikasi risiko menggunakan (Job Safety Analiysis), Analisis resiko dengan menggunakan metode impact matrix adalah metode dalam penilaian risiko dimana risiko di formulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan terjadi (probability) dan dampak (Consequences). Evaluasi resiko dan pengendalian resiko Hierarki Control. Setelah data di olah tahapan selanjutnya adalah Menganalisis hasil pengolahan data yaitu mengidentifikasi risiko dari aktifitas instalasi lift, melakukan penilaian risiko terjadinya kecelakaan dari bahaya bahaya yang terjadi dan konsekuensi pada saat instalasi lift, kemudian dilakukan pengendalian risiko yaitu eliminasi, substitusi, administrasi, rekayasa engineering dan menggunakan alat pelindung diri (APD).

 

Hasil dan Pembahasan

Perlu dilakukan dari hal yang paling mendasar untuk menjalankan sistem dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dapat kita sadari bahwa di dalam lingkungan kerja sering sekali diabaikan masalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Konsekuensi yang harus kita bayar akan sangat besar dan berdampak pada pekerja, apabila system manajemen K3 yang seharusnya dilaksanakan justru tidak dapat berjalan dengan baik (Giyono, 2020). Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menjalankan system manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja di tempat kerja, yaitu identifikasi kemungkinan potensi bahaya yang terjadi dan perlu dipikirkan terkait dengan cara mengatasi potensi bahaya tersebut. Pembuatan analisis merupakan langkah pertama dalam mengidentifikasi potensi bahaya yaitu menggunakan JSA dan HIRADC yang telah didapat. Dalam menyusun analisis bahaya menggunakan metode JSA dan HIRADC pada proyek XYZ penulis dibantu oleh pihak-pihak pekerja di bidang instalasi lift K3, Teknisi, Engginering, Project Manager. Data JSA tersebut diperoleh dari wawancara pihak-pihak tertentu yang terlibat saat instalasi lift. Berikut ini dapat dilihat terkait hasil yang telah didapatkan dari proses wawancara, dapat dilihat pada

Tabel 1

Job Safety Analysis (JSA)

Job Safety Analysis Form

Pekerjaan Perbaikan pemasangan Mesin Lift

Urutan langkah dasar

Potensi bahaya

Saran tindakan

Koordinasi team

Miss komunikasi

Pembagian job harus jelas

Persiapan alat kerja

Alat tidak sesuai

Perksa alat sebelum bekerja

 

Adanya sisi tajam

Protect dan gunakan sarung tangan

Akses kerja

Tersandung

Perhatikan area lokasi kerja

 

Terjatuh

Hati-hati saat melangkah

Penerangan

Tersandung

Gunakan penerangan yang cukup (tambah alat penerangan)

Matikan power utama (JH)

Kesetrum

Lotto

Pemasangan chain block untuk penggantung mesin

Kejatuhan

Chain block harus tersertivikasi

 

 

Koordinasi dan komunikasi dalam pemasangan

Melepas konekan mesin (arus listrik)

Tergores, salah connect

Tandai kabel connect an yang dilepas agar saat pemasangan tidak salah

Penurunan MH. (motor hoist)

Kejatuhan, terjepit

Komunikasi, fokus saat penurunan motor hoist

Pemindahan motor hoist ke hand pallet

Kejatuhan mesin

Pastikan kondisi aman, arus juga aman

Pemindahan motor hoist dan hand pallet ke area loading dok

Mesin terjatuh

Gunakan alat kerja dan alat bantu yang sesuai

 

tertimpa

Koordinasi dan komunikasi dalam pemindahan alat

Menurunkan MH dari area loading dok ke area parkir mobil

kejatuhan mesin

Fokus, hati-hati saat menurunkan motor hoist

 

Terjepit

Saling komunikasi

SR

Licin dan berdebu

Bersihkan area kerja, gunakan peralatan yang sesuai

 

 

Pastikan area kerja bersih dan rapi

 

Data pendukung pembuatan HIRADC berupa identifikasi bahaya yang akan ditampilkan pada tabel 2. Berikut merupakan hasil identification risk level.

 

Tabel 2


Hasil Kuisioner Identification Risk

 


Dari data kuesioner 30 orang pekerja di bidang Lift dapat diketahui persentase tingkat risiko manajemen keselamatan kerja menggunakan HIRADC dan JSA. Dari data manajemen keselamatan kerja 30 orang menyatakan bahwa perusahaan telah memiliki sistem manajemen keselamatan kerja yaitu: penetapan kebijakan K3 perusahaan, perencanaan K3 perusahaan, dilaksanakanya perencanaan K3 perusahaan, dilaksanakanya pemantauan dan evaluasi kinerja K3, dilaksanakanya peninjauan dan peningkatan kinerja sistem manajemen K3, perusahaan memiliki jaminan kecelakaan kerja untuk perlindungan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja.

Persentase tingkat risiko manjemen keselamatan kerja dari tabel 3. tingkat risiko sangat tinggi (17,78%), tingkat risiko berat (5%), tingkat risiko sedang (7,22%), tingkat risiko kecil (70%). Data tingkat risiko saat proses instalasi lift 30 orang menyatakan terdapat risiko terjatuh dari ketinggian, tersengat listrik, kebakaran, luka lecet, tergores, tersandung material, terbentur, terjepit, dll, 29 orang menyatakan terdapat risiko kejatuhan struktur perancah, 29 orang menyatakan terdapat risiko mata mengalami kebutaan, 25 orang menyatakan terdapat risiko anggota badan terpotong, 26 orang menyatakan terdapat risiko sling baja putus, 29 orang menyatakan adanya risiko sangkar dan mesin lift overload saat mengangkat beban material dan pekerja, 27 orang menyatakan terdapat risiko keracunan bahan kimia.

Persentase tingkat risiko saat proses instalasi lift dari tabel 4. tingkat risiko sangat tinggi (23,19%), tingkat risiko berat (28,47%), tingkat risiko sedang (16,39%), tingkat risiko kecil (31,94%). Data tingkat risiko pengendalian risiko dengan JSA dan HIRADC 30 orang menyatakan dilakukan training keselamatan dan kesehatan kerja sebelum bekerja, dilakukan training cara bekerja di ketinggian, pekerja memakai APD saat bekerja (helmet, rompi, masker, sarung tangan, safety shoes, full body harness), pekerja membuat ijin kerja sebelum bekerja, bahan kimia telah di beri rambu dan informasi MSDS, dll, 29 orang menyatakan terdapat barikade untuk mencegah terjadi bahaya jatuh di tempat kerja, 29 orang menyatakan pekerja tidak bekerja di dua ketinggian yang berbeda, 29 orang menyatakan pekerja telah mengikuti training manual handling.

Persentase tingkat risiko pengendalian risiko dengan JSA dan HIRADC tabel 5. tingkat risiko sangat tinggi (18, 61%), tingkat risko berat (15,56%), tingkat risiko sedeang (8,89%) tingkat risiko kecil (56,94%).

 

Table 3

Persentase Tingkat Risiko Manajemen Keselamatan Kerja

 

 

 

 

 

Tabel 4


Persentase tingkat risiko saat proses instalasi lift

 

Tabel 5


Persentase pengendalian risiko dengan JSA dan HIRADC

 

Gambar 1


Diagram Persentase tingkat risiko Manajemen Keselamatan kerja (a), tingkat risiko saat proses instalasi lift (b), persentase pengendalian risiko dengan JSA dan HIRADC

(a)

 

(c)

 

(b)

 
 


������������������������������������������������������������������������������ �������������������������������������������������������

 

Tabel 7. merupakan data sekunder dari perusahaan PT. XYZ berupa identifikasi bahaya dan pengendalian risiko yang telah dikumpulkan dan di evaluasi setiap tahun di mulai dari list aktifitas dan riview history dari tahun 2017 sampai 2021 yang sering di sebutnya Hazard Identification, Risk & Opportunity - Register


 

Tabel 7

Hazard Identification, Risk & Opportunity � Register

Urutan langkah kerja

Hazard

Possible

Risk / Accident

Servity

Likelih ood

Risk Level

Risk category

Hazard control

Servity

Likeli hood

Risk Level

Evaluation

Plum line shaft (bekerja pada depan pintu lift)

Tepian pintu shaft lift

terbuka

Jatuh������������ dari ketinggian

4

2

8

Severe

Gunakan Full Body Harness dan titik angkur pada posisi yang aman

3

1

3

Moderate

 

 

 

Pastikan pagar pengaman atau barikade terpasang pada tepian

yang terbuka

 

Besi di landing door

Luka lecet, tergores, tertusuk

2

2

4

Moderate

Perhatikan akses landing door yang akan di lewatiaman dari penghalang

2

1

2

Minor

 

 

 

Gunakan Sarung tangan

anti gores selalu

 

Pintu landing door tertutup

baricade

Terbentur baricade

3

1

3

Moderate

Perhatikan akses landing door yang akan di lewati aman dari penghalang

2

1

2

Minor


Analisis risiko diperlukan dalam menentukan jumlah dari tingkat risiko yang ditimbulkan (Safi�i et al., 2020). Berikut cara dalam menentukan serta menghitung nilai akibat bahaya yang timbul berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan Sumber: Appendix E1 AS/NZS 4360 (1999) Rumus perhitungan:

RS = L x S

Keterangan:

RS��������������� = Risk (Risiko)

L����������������� = Likelihood (kemungkinan) S�� = Severity (Keparahan)

M���������������� = Risiko Rendah (Minor)

Penjelasan kode untuk mengkategorikan tingkat risiko menggunakan impact matrix dapat dilihat pada Tabel 8.

 

Tabel 8

Tabel Impact Matrix

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Skala tingkat risiko:

Critical�������������������� = Risiko Ekstrim

Sever����������������������� = Risiko Tinggi

Moderate���������������� = Risiko

Tujuan dilakukan penilaian resiko adalah untuk menilai besarnya penurunan risiko yang terjadi (Sajjad et al., 2020). Penilaian risiko dapat dilihat dari kemungkinan kejadian dan tingkat keparahan (Ihsan et al., 2020). Nilai keparahan ditentukan berdasarkan kemungkinan dan keparahan menggunakan standar yang telah ditetapkan yakni, AS/NZS 4360:1999, kemudian untuk menentukan kriteria risiko perlu adanya evaluasi terlebih dahulu.

 

Tabel 9

Jumlah Tingkat Risiko Pekerjaan Sebelum Pengendalian

No.

Item Pekerjaan

Kategori Risiko

Jumlah Risiko

Critical

Sever

Moderate

Minor

1

Plum line shaft (bekerja pada depan pintu

lift)

0

1

2

0

3

2

Bekerja pada perancah

0

2

1

0

3

3

Pit set

0

0

1

0

1

4

Moving car up/down during installation

1

1

0

0

2

5

Working on top of the car

0

2

0

0

2

6

Standby of car

0

1

0

0

1

7

Use of False Car for Installation

0

2

0

0

2

8

Mengebor lubang

0

1

2

0

3

9

Penggunaan peralatan tangan yang berat untuk menginstal angkur bolt

0

0

1

0

1

10

Pengangkatan Guide Rail braket

0

0

1

0

1

11

Pekerjaan panas untuk instalasi

0

1

1

0

2

12

Pemasangan Winch

0

2

1

0

3

13

Menggeser Guide Rail ke dalam Pit

0

4

0

0

4

14

Pengangkatan dan pemasangan guide rails

0

3

0

0

3

15

Penataan guide rails

0

1

0

0

1

16

Pemakaian peralatan kerja tangan

0

1

1

1

3

17

Penggeseran peralatan landing

0

0

1

0

1

18

Memperbaiki Sill Support/Landing

Frame/Landing Header/Landing Door

0

2

1

0

3

19

Pekerjaan

panas/pengelasan/memotong/mengebor

0

1

3

0

4

20

Plumbing�� jalur�� tengah� dari� template

tertinggi

0

1

0

0

1

21

Anchore Tested Before Used

0

1

0

0

1

22

Menggeser���� mesin���� dan���� kontroler

menggunakan derek

0

2

0

0

2

 

23

Pengangkatan�� mesin��� ke���� posisinya menggunakan�� peralatan� pengangkatan

(Chain block/Wire Sling/ Web Sling)

 

0

 

3

 

0

 

0

 

3

24

Pemasangan��� katrol��� dan��� kecepatan

Governor

0

1

2

0

3

25

Setting panel controller didalam ruang

mesin

0

1

2

0

3

26

Pemasangan�� plat�� hitch�� (untuk� 2:1),

trunking dan conduit

0

0

1

0

1

27

Penggeseran peralatan Pit menuju lantai terbawah

0

1

1

0

2

28

Mengakses pit

0

2

0

0

2

 

29

Pemasangan�� rantai�� kompensasi� dan

minyak penyangga menggunakan peralatan pengangkatan

 

0

 

3

 

0

 

0

 

3

30

Pemasangan STOP PIT. Menggunakan

Panggung Board Desk

0

1

2

0

3

31

Pengeboran dan penggunaan peralatan

listrik tangan lainnya

0

2

2

0

4

32

Pergeseran sling sangkar ke lift lobby

memasuki shaft

0

0

1

0

1

33

Posisi sling sangkar dan penyetelan

0

5

2

0

7

34

Pekerjaan Roping

0

3

0

0

3

35

Moving And Droop Fillar Weight

0

0

2

0

2

36

Pemasangan Fillar Weight

0

1

3

0

4

37

Pemasangan��� Trunking�� dan��� Wiring

termasuk travelling cable

0

2

2

0

4

 

38

Membersihkan Guide Rail, Guide Rail Brackets, Counter Weights (Frame) dan Sangkar Lift

 

0

 

1

 

1

 

0

 

2

39

Membersihkan Pit Lift

0

1

0

0

1

40

Pemeriksaan Pit

0

3

0

0

3

41

Pengecekan atas sangkar

0

2

0

0

2

42

Pemeriksaan ruang motor dalam lift

0

1

0

0

1

43

Tes Slow Speed

0

1

0

0

1

44

Mengakses atas sangkar

0

2

1

0

3

45

Pemeriksaan dan penyetelan sangkar lift, frame, sangkar, shoe atau roller

0

3

0

0

3

46

Penyetelan pintu sangkar dan pintu landing

0

3

1

0

4

47

Pemasangan peralatan di dalam perangkat

0

1

3

0

4

 

48

Pemasangan safety switches, safety gear switches, trap door switch dan over run switches

 

0

 

3

 

1

 

0

 

4

49

Mengakses Lift PIT

0

1

0

0

1

50

Bekerja di Lift pit

0

1

0

0

1

51

Penyetelan Safety Gear

0

1

0

0

1

 

52

Installation of pit safety switches, governor and oil buffer switches and pit stop

switches

 

0

 

2

 

1

 

0

 

3

53

Installation of car operating panel (call

buttons, indicators, attendant box)

0

0

1

0

1

54

Installation of landing indicating panel,

landing operating panel (LIP, LOP)

0

1

0

0

1

55

High Speed Test/Testing lift car at high

speed / Normal Travel

0

3

0

0

3

56

Tes Beban Lift

0

0

3

0

3

57

Test Lift (kebakaran, kegagalan)

0

1

0

0

1

 

Total

1

85

48

1

135

 

Pada tabel 9. Jumlah tingkat risiko ini terdiri dari 57 item pekerjaan yang berasal dari data sekunder hazards Identification, Risk & Opportunity-Register perusahaan yang sedang melaksanakan instalasi lift. Sebelum adanya pengendalian didapat data hasil tingkat risiko yang ditimbulkan pada pekerjaan instalasi lift barang:

1.    Plum line shaft (bekerja pada depan pintu lift) memiliki 3 bahaya untuk risiko bahaya sever sebanyak 1 dan moderate sebanyak 2.

2.    Bekerja pada perancah, memiliki 3 bahaya untuk risiko bahaya sever sebanyak 2 dan moderate sebanyak 1.

3.    Pit set, pada pekerjaan ini hanya memiliki 1 risiko bahaya dengan kategori sever.

4.    Moving car up/down during installation, memiliki 2 bahaya untuk risiko bahaya critical sebanyak 1 dan

sever sebanyak 1.

5.    Working on top of the car, memiliki bahaya untuk kategori risiko sever sebanyak 2.

6.    Standby of car, memiliki bahaya untuk kategori sever sebanyak 1.

7.    Use of False Car for Installation, memiliki bahaya untuk kategori sever sebanyak 2.

8.    Mengebor lubang, memiliki 3 bahaya untuk risiko bahaya sever sebanyak 1 dan moderate sebanyak 2.

9.    Penggunaan peralatan tangan yang berat untuk menginstal angkur bolt, memiliki 1 bahaya untuk kategori risiko moderate sebanyak 1.

10.     Pengangkatan Guide Rail braket, memiliki 1 bahaya untuk kategori risiko moderate sebanyak 1. Untuk angka berikutnya, dapat dilihat pada Tabel 9.

Jadi, total terdapat 135 penilaian risiko pekerjaan pada pekerjaan instalasi lift barang. Total risiko tersebut diambil dari 57 item pekerjaan terkait dengan instalasi lift. Data yang didapat jika dijadikan dalam bentuk prosentase adalah sebagai berikut.

1.�� Critical� = �x 100%�������������� = 0,74%

2. �Sever������������������ = �x 100%� = 62,96%

3.�� Moderat� = �x 100%������������� = 35,56%

4. �Minor����������������� = �x 100% = 0,74%

Ketika sudah dilakukan tindak pengendalian risiko menggunakan metode HIRADC. Adapun upaya pengendalian dipenelitian ini menggunakan cara sebagai berikut:

1.    Eliminasi

2.    Substitusi

3.    Rekayasa Teknik

4.    Administrasi

5.    Pemakaian Alat Pelindung Diri

Hasil dari pengendalian tingkat risiko dapat dilihat pada Tabel 10.

 

Tabel 10

Penilaian Risiko Setelah Pengendalian

No

Item Pekerjaa

Kategori Risiko

Jumlah Bahaya

Critical

Sever

Moderate

Minor

1

Plum line shaft (bekerja pada depan pintu lift)

0

0

1

2

3

2

Bekerja pada perancah

0

0

2

1

3

3

Pit set

0

0

0

1

1

4

Moving car up/down during installation

0

0

2

0

2

5

Working on top of the car

0

0

3

0

3

6

Standby of car

0

0

1

0

1

7

Use of False Car for Installation

0

0

2

0

2

8

Mengebor lubang

0

0

0

3

3

9

Penggunaan peralatan tangan yang berat untuk menginstal angkur bolt

0

0

0

1

1

10

Pengangkatan Guide Rail braket

0

0

0

1

1

11

Pekerjaan panas untuk instalasi

0

0

0

2

2

12

Pemasangan Winch

0

0

1

2

3

13

Menggeser Guide Rail ke dalam Pit

0

0

1

3

4

14

Pengangkatan dan pemasangan guide rails

0

0

2

1

3

15

Penataan guide rails

0

0

0

3

3

16

Pemakaian peralatan kerja tangan

0

0

0

1

1

17

Penggeseran peralatan landing

0

0

1

2

3

18

Memperbaiki Sill Support/Landing

Frame/Landing Header/Landing Door

0

0

1

2

3

19

Pekerjaan panas/pengelasan/memotong/ mengebor

0

0

0

4

4

20

Plumbing jalur tengah dari template tertinggi

0

0

1

0

1

21

Anchore Tested Before Used

0

0

1

0

1

22

Menggeser mesin dan kontroler menggunakan derek

0

0

0

2

2

 

23

Pengangkatan mesin ke posisinya menggunakan peralatan pengangkatan (Chain���������� block/Wire Sling/ Web Sling)

 

0

 

0

 

0

 

1

 

1

24

Pemasangan katrol dan kecepatan Governor

0

0

1

2

3

25

Setting panel controller didalam ruang mesin

0

0

0

3

3

26

Pemasangan plat hitch (untuk 2:1), trunking dan conduit

0

0

0

1

1

27

Penggeseran peralatan Pit menuju lantai

Terbawah

0

0

1

1

2

28

Mengakses pit

0

0

1

1

2

29

Pemasangan rantai kompensasi dan minyak penyangga menggunakan peralatan pengangkatan

0

0

2

1

3

30

Pemasangan STOP PIT. Menggunakan

Panggung Board Desk

0

0

1

2

3

31

Pengeboran dan penggunaan peralatan listrik tangan lainnya

0

0

1

3

4

32

Pergeseran sling sangkar ke lift lobby memasuki shaft

0

0

0

1

1

33

Posisi sling sangkar dan penyetelan

0

0

0

7

7

34

Pekerjaan Roping

0

0

2

1

3

35

Moving And Droop Fillar Weight

0

0

0

2

2

36

Pemasangan Fillar Weight

0

0

0

4

4

37

Pemasangan Trunking dan Wiring termasuk travelling cable

0

0

1

3

4

38

Membersihkan Guide Rail, Guide Rail Brackets, Counter Weights (Frame) dan Sangkar Lift

0

0

0

2

2

39

Membersihkan Pit Lift

0

0

1

0

1

40

Pemeriksaan Pit

0

0

0

3

3

41

Pengecekan atas sangkar

0

0

0

2

2

42

Pemeriksaan ruang motor dalam lift

0

0

0

1

1

43

Tes Slow Speed

0

0

1

0

1

44

Mengakses atas sangkar

0

0

1

2

3

45

Pemeriksaan dan penyetelan sangkar lift, frame, sangkar, shoe atau roller

0

0

1

2

3

46

Penyetelan pintu sangkar dan pintu landing

0

0

2

2

4

47

Pemasangan peralatan di dalam perangkat

0

0

2

2

4

48

Pemasangan safety switches, safety gear switches, trap door switch dan over run switches

0

0

3

1

4

49

Mengakses Lift PIT

0

0

1

0

1

50

Bekerja di Lift pit

0

0

0

1

1

51

Penyetelan Safety Gear

0

0

0

1

1

52

Installation of pit safety switches, governor and oil buffer switches and pit stop switches

0

0

2

1

3

53

Installation of car operating panel (call buttons, indicators, attendant box)

0

0

0

1

1

54

Installation of landing indicating panel, landing operating panel (LIP,LOP)

0

0

1

0

1

55

High Speed Test/Testing lift car at high speed/Normal Travel

0

0

2

1

3

56

Tes Beban Lift

0

0

0

3

3

57

Test Lift (kebakaran, kegagalan)

0

0

0

1

1

 

Total

0

0

45

90

135

 

Setelah dilakukan pengendalian didapat data hasil tingkat risiko yang ditimbulkan pada pekerjaan instalasi lift barang:

1.    Jumlah risiko bahaya menurun setelah dilakukan pengendalian, terdapat 45 bahaya dalam kategori risiko tingkat MODERATE. Jumlah tersebut tersebar di beberapa item pekerjaan seperti terlihat pada Tabel 11.

2.    Jumlah risiko bahaya menurun setelah dilakukan pengendalian, terdapat 90 bahaya dalam kategori risiko tingkat MINOR. Jumlah tersebut tersebar di beberapa item pekerjaan seperti terlihat pada Tabel 11.

3.    Tidak teridentifikasi bahaya pada tingkat risiko CRITICAL dan SEVER setelah dilakukan pengendalian. Data yang didapat jika dijadikan dalam bentuk prosentase adalah sebagai berikut.

a.     Critical�� = �x 100% = 0 %

b.    Sever����� = �x 100%� = 0 %

c.     Moderat� = �x 100% = 33,33 %

d.    Minor���� = �x 100%� = 66,67 %

Jadi, dapat kita bandingkan jumlah tingkat risiko yang dihasilkan sebelum adanya pengendalian dan jumlah tingkat risiko setelah dilakukan pengendalian.

 

Gambar 2


Diagram Hasil Pengendalian Risiko

Diagram data tersebut memperlihatkan penurunan kejadian setelah dilakukan pengendalian sangatlah signifikan dengan nilai tingkat risiko critical dan sever mencapai 0%, moderate 33,33%, dan minor setelah dilakukan pengendalian dominan memiliki nilai paling besar, yaitu diangka 66,67%. Penurunan seperti ini bisa saja terjadi karena pengendalian risiko yang dilakukan sudah tepat, sehingga jika hal tersebut rutin dilakukan tingkat risiko yang terjadi dapat kita tekan hingga mencapai angka zero accident.

 

Kesimpulan

Penerapan analisa risiko bahaya menggunakan teknik JSA dan HIRADC dapat mengetahui potensi bahaya kimia, biologi, fisika, ergonomis, dan psikologi saat proses instalasi Lift yang mengakibatkan kecelakaan kerja. Contohnya: miss komunikasi, kejatuhan material, tersengat listrik, tersandung, tergores, terjepit, penggunaan bahan kimia, kelelahan, anggota badan bungkuk, dan kurangnya pencahayaan di tempat kerja, dll. Hasil data dalam penelitian ini berupa persentase tingkat risiko berdasarkan 30 data wawancara pekerja yang bekerja di bidang instalasi lift. Penerapan manajemen keselamatan kerja yaitu: tingkat risiko kecil (70%), tingkat risiko sedang (7%), tingkat risiko berat (5%), tingkat risiko sangat tinggi (18%). Hal tersebut dikarenakan PT XYZ sudah menerapkan manajemen K3 di antaranya adalah terdapatnya kebijakan K3, terdapat perencanaan K3 perusahaan, pelaksanaan perencanaan K3 Perusahaan, dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dan Perusahaan telah memiliki jaminan keceakaan kerja untuk perlindungan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adityanto, B., Irawan, S., Hatmoko, J. U. D., & Kistiani, F. (2013). Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pekerjaan Struktur Bawah dan Struktur atas Gedung Bertingkat. Jurnal Karya Teknik Sipil, 2(4), 73�84.

 

Aminuddin, M. (2020). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemprov Kaltim Samarinda. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 1(1), 51�71.

 

Giyono, U. (2020). Informalisasi dan Masalah Sosial Tenaga Kerja di Indonesia Dalam Kajian Hukum (Studi Kasus PHK sebagai Efek Digitalisasi di Kabupaten Cirebon Tahun 2019). Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 34(1), 63�76.

 

Ihsan, T., Hamidi, S. A., & Putri, F. A. (2020). Penilaian risiko dengan metode HIRADC pada pekerjaan konstruksi gedung kebudayaan Sumatera Barat. Jurnal Civronlit Unbari, 5(2), 67�74.

 

Irfan, M. (2017). Metamorfosis gotong royong dalam pandangan konstruksi sosial. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 1�10.

 

Jawat, I. W., & Suwitanujaya, I. N. (2018). Estimasi Biaya Pencegahan dan Pengawasan K3 Pada Proyek Konstruksi. PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, 7(1), 88�101.

 

Palupi, T. N. (2020). Tingkat stres pada siswa-siswi sekolah dasar dalam menjalankan proses belajar di rumah selama pandemi covid-19. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Pengembangan Sdm, 9(2), 18�29.

 

Pertiwi, D. K. (2022). Potensi Bahaya pada Pesawat Angkat dan Angkut Gantry Crane di Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(3).

 

Qadar, R. (2017). Mengakses Kemampuan Berinkuiri Calon Guru Fisika Melalui Pendekatan Inkuiri Level Demonstrasi Interaktif. Jurnal Riset Pendidikan Fisika, 1(1), 33�40.

 

Ramdan, I. M., & Rahman, A. (2017). Analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada perawat. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 5(3).

 

Safi�i, I., Widodo, S. R., & Pangastuti, R. L. (2020). Analisis risiko pada UKM Tahu Takwa Kediri terhadap dasmpak pandemi Covid-19. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 9(2), 107�114.

 

Sajjad, M. B. A., Kalista, S. D., Zidan, M., & Christian, J. (2020). Analisis Manajemen Risiko Bisnis. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 18(1), 51�61.

 

Sholikin, M. N., & Herawati. (2020). Aspek Hukum Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Tenaga Medis Dan Kesehatan Di Masa Pandemi. Majalah Hukum Nasional, 50(2), 163�182. https://doi.org/10.33331/mhn.v50i2.74

 

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.

 

Tanjung, K., & Nasution, M. K. M. (2005). Rancangan dan penerapan kontrol logika kabur untuk industri. Jurnal Sistem Teknik Industri, 6(2), 75�78.

 

Wijiyanto, W. (2015). Kenyamanan Lift Bagi Kaum Difable Studi Kasus di RS Kasih Ibu, RS Islam Yarsis dan RS Moewardi Surakarta. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 13(2), 90�104.

 

Copyright holder:

Ekayogiharso, Syafirin Abdullah, Soehatman Ramli (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: