Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

ANALISA KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGISISAN BERKAS REKAM MEDIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT N

 

Dyas Trina Purnama Sari

Universitas Kadiri, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Rumah Sakit N sebagai salah satu lembaga pelayanan kesehatan di Kabupaten Tuban terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dimana penyelenggaraan rekam medis yang baik adalah salah satu kuncinya. Masalah yang sering timbul dalam penyelenggaraan rekam medis adalah dalam proses pengisian berkas yang tidak lengkap. Terbukti dengan data yang diperoleh dari unit MIRM periode Oktober-Desember 2021 terdapat ketidak lengkapan pengisian rekam medis terutama lembar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebesar 3,7% dan resume keperawatan sebesar 2,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam pengisian berkas rekam medis di Instalasi Rawat Inap. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain cross-sectional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner yang dibagikan kepada perawat instalasi rawat inap. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Hasil penelitian menerangkan bahwa seluruh petugas memahami pentingnya pengisian rekam medis dan SPO terkait rekam medis. Hanya 58% perawat yang telah mengikuti sosialisasi pengisian rekam medis. 81% perawat mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis. 98% perawat segera mengisi berkas rekam medis bila ada yang tertinggal. 86% perawat mengharapkan adanya reward bila mengisi berkas rekam medis dengan lengkap. Dukungan rekan kerja perawat juga dibutuhkan dalam meningkatkan kepatuhan pengisian rekam medis

Kata Kunci: Kepatuhan, Perawat, Rekam Medis

 

Abstract

N Hospital as one of the health service institutions in Tuban Regency continues to strive to provide the best service to the community, where the implementation of good medical records is one of the keys. The problem that often arises in the implementation of medical records is in the process of filling in incomplete files. It is proven by the data obtained from the MIRM unit for the October-December 2021 period, there are incomplete filling in medical records, especially sheets to avoid unwanted things by 3.7% and nursing resumes by 2.2%. This study aims to determine the level of nurse compliance in filling out medical record files in the Inpatient Installation. This study is a qualitative descriptive research with a cross-sectional design. The data collection technique uses a questionnaire instrument that is distributed to inpatient installation nurses. The sampling technique in this study was total sampling. The results of the study explained that all officers understand the importance of filling out medical records and SPO related to medical records. Only 58% of nurses have participated in the socialization of filling out medical records. 81% of nurses know who is responsible for filling out medical records. 98% of nurses immediately fill out medical records if anyone is left behind. 86% of nurses expect rewards for filling out complete medical records. The support of nurse colleagues is also needed in improving compliance with filling out medical records

Keywords: compliance, nurse, medical records

 

Pendahuluan

Institusi pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat dengan sistem yang komplek dan memerlukan sistem informasi dalam menjalankan kegiatannya adalah Rumah Sakit. Sistem informasi didalam Rumah Sakit dalam pelayanan pasien salah satunya adalah Rekam medis. Rekam medis merupakan sumber data utama yang berisi catatan perawatan, diagnosis medis, pengobatan, dan proses perkembangan pasien. Sebagai sumber data utama, rekam medis dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran dan research serta aspek legal formal dan legal etik (Pringgayuda et al., 2021).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (RS) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit dan memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit Mutu pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit (Kencana et al., 2019; Pamungkas et al., 2015). Salah satu parameter untuk menentukan kualitas pelayanan medis Rumah Sakit adalah pelayanan rekam medis.

Rekam Medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien dalam rangka penyembuhan pasien, rekam medis mencantumkan nilai administrasi, legal, finansial, riset, edukasi, dokumen, akurat, informatif dan dapat dipertanggung jawabkan (Ratniasih, 2016; Rokhim, 2020; Wijaya & Vera, 2021). Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Penyelenggaraan Rekam Medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri. Kegunaan Rekam Medis di Rumah Sakit yaitu berupa aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek keuangan, aspek penelitian (Cintya & Bersassela, 2014).

Rekam medis merupakan bagian dari arsip yang menggambarkan segala aktivitas oleh sebuah instansi dalam kurun waktu tertentu. Rumah Sakit harus memiliki rekam medis sebagai suatu standar pelayanan bidang kesehatan yang berguna untuk peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien (Maimun et al., 2023; Nurripdah & Sonia, 2021). Menurut Permenkes 269 Tahun 2008 Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Tenaga yang berhak mengisi rekam medis antara lain dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan praktek, tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan.

Masalah yang sering timbul dalam pengisian rekam medis adalah dalam proses pengisiannya tidak lengkap, penulisan dokter yang kurang spesifik mengenai diagnosa. Keadaan ini mengakibatkan dampak bagi intern dan ekstern rumah sakit, karena hasil pengolahan data menjadi dasar pembuatan laporan intern rumah sakit dan laporan ekstern rumah sakit. Laporan ini berkaitan dengan penyusunan berbagai perencanaan rumah sakit, pengambilan keputusan oleh pimpinan khususnya evaluasi pelayanan yang telah diberikan yang diharapkan hasil evaluasinya menjadi lebih baik (Giyana, 2012).

Sistem rekam medis di Rumah Sakit N sudah memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer namun masih hanya terbatas pada registrasi pasien. Sedangkan untuk rekam medis masih diselenggarakan secara manual dengan kertas catatan medik pasien yang meliputi data identitas pasien, data tanggal dan waktu, data dokter, data anamnesis dan catatan medik, data pemeriksaan intraoral dan ekstraoral, data diagnosa, data rencana perawatan, data tindakan, serta nama dan tanda tangan operator yang merawat, dan tanda tangan penanggung jawab.

Berdasarkan data yang diperoleh dari unit MIRM periode Oktober-Desember 2021 terdapat ketidak lengkapan pengisian rekam medis terutama lembar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebesar 3,7% dan resume keperawatan sebesar 2,2%.

Alasan penelitian ini diadakan terutama kepada perawat adalah kebanyakan penelitian dilakukan kepada dokter, dikarenakan dokter tidak terlalu teliti dalam pengisian berkas rekam medis, penulis tertantang meneliti cara kinerja perawat dalam pengisian berkas rekam medis itu dikarenakan masih banyaknya fakta dilapangan bahwa pengetahuan dalam rekam medis belum sepenuhnya diketahui.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan desain cross-sectional (Sugiyono, 2023)yang dapat memberikan gambaran sekaligus menerangkan masalah-masalah yang dialami oleh RS N. Pengumpulan data tentang pengetahuan perawat menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi pertanyaan terkait pengetahuan, sikap dan tanggung jawab dan dukungan rekan kerja terhadap pengisian rekam medis. Penelitian dilakukan pada bulan April 2022. Peneliti mengamati masalah rekam medis yang masih belum lengkap pada instalasi rawat inap RS N. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat ruang rawat inap di RS N. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Pengambilan data pada penelitian ini melalui kuesioner yang dibagikan ke lima unit/ ruang di instalasi rawat inap, yaitu unit interna, unit bedah pediatrik, unit maternitas, unit perinatologi dan ICU. Pertanyaan yang diberikan terkait pengetahuan perawat, sikap dan tanggung jawab perawat dalam pengisian rekam medis, dukungan rekan kerja dan desain form rekam medis. Secara keseluruhan hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

 

Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

n

(%)

Perempuan

37

86

Laki-laki

6

14

 

 

 

 

 

Tabel 2. Pengetahuan Perawat tentang SPO Rekam Medis dan Desain Form Rekam Medis di RS N

Pertanyaan

n

(%)

Pengetahuan perawat tentang SPO Rekam Medis

36

84

Keikutsertaan perawat dalam mengikuti sosialisasi pengisian rekam medis

5

58

Pemahaman perawat tentang isi kelengkapan rekam medis

41

95

Kejelasan dan kesesuaian desain/ formulir rekam medis

38

88

Mengetahui pentingnya berkas rekam medis

43

100

Pengisian rekam medis terasa mudah

33

77

 

Tabel 3. Sikap dan Tanggung Jawab  Perawat dalam Pengisian Rekam Medis

Pertanyaan

n

(%)

Mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis

35

81

Penulisan asuhan keperawatan sesuai dengan instruksi dokter

43

100

Segera mengisi berkas RM bila ada yang tertinggal atau lupa mengisi

42

98

Melengkapi berkas RM terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke unit RM

43

100

Mengisi berkas RM sesuai SPO

38

88

Harapan diberikan reward bila telah mengisi berkas RM secara lengkap

37

86

 

Tabel 4. Dukungan Rekan Kerja Perawat terhadap Pengisian Rekam Medis

Pertanyaan

n

(%)

Perlunya diingatkan oleh teman sejawat atau atasan untuk melengkapi rekam medis

22

51

Kewajiban membantu memonitor perawat lain dalam pengisian rekam medis

41

95

Evaluasi dari atasan atau unit RM terkait kelengkaapan berkas rekam medis

37

86

 

Tabel 5. Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap berdasarkan Unit Rawat Inap bulan Januari-Maret 2022

Unit

Jan

Feb

Maret

Perinatologi

6,1%

3,2%

3%

Bedah-Pediatrik

0,35%

0,4%

1,6%

Interna

0%

0%

1%

ICU

14%

0%

0%

Maternitas

1,1%

0%

0%

 

Pembahasan

Dari hasil penelitian di Rumah Sakit N dapat diketahui berbagai informasi. Responden dalam penelitian ini didapatkan 43 orang perawat yang tersebar di lima unit rawat inap, dengan distribusi 86% perempuan dan 14% laki-laki. Sebanyak 84% responden mengetahui tentang SPO Rekam Medis yang ada di RS N. Dari 43 orang responden hanya 58% saja yang sudah mengikuti sosialisasi pengisian rekam medis. Walaupun demikian pemahaman tentang isi kelengkapan rekam medis cukup baik yaitu sebanyak 95%. Adanya sosialisasi dan pemahaman SPO rekam medis dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam melengkapi rekam medis. Sebanyak 88% responden menjawab desain atau formulir sudah cukup jelas dan sesuai, namun hanya 77% responden masih merasa mudah untuk mengisi rekam medis. Dari pengamatan hal ini disebabkan oleh detail formulir rekam medis yang dianggap terlalu rumit. Sehingga butuh penyederhanaan formulir rekam medis. Dengan desain yang sederhana dan mudah dipahami membuat perawat dapat mengisi berkas rekam medis lebih lengkap. Selanjutnya, 100% perawat telah memahami bahwa berkas rekam medis ini adalah hal yang sangat penting dan dapat membantu proses pelayanan kesehatan.

Rekam medis merupakan bagian penting dalam proses pemberian pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Rekam medis dikatakan lengkap apabila seluruh aspek rekam medis diisi secara lengkap (Muhlizardy, 2020; Suci, 2023). Rekam medis mendokumentasikan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, dengan demikian rekam medis dapat membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, diagnosis (Ridho et al., 2024).

Dalam hal sikap dan tanggung jawab sebanyak 81% perawat yang mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis. Ini berarti belum secara menyeluruh perawat memahami tanggung jawabnya dalam pengisian rekam medis. Dan sebanyak 100% responden telah menulis asuhan keperawatan sesuai instruksi dokter, dalam hal ini perawat telah memahami bahwa dokter adalah leader dalam merawat pasien. Dari hasil penelitian tanggung jawab perawat dalam pengisian rekam medis cukup baik, sebanyak 98% responden segera mengisi berkas rekam medis bila ada yang tertinggal sebelum berkas dikembalikan ke unit RM. Namun dari data unit RM setiap bulannya masih ada berkas rekam medis yang belum lengkap. Menurut Depkes pada tahun 2008, rekam medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien mendapatkan pelayanan dengan ketentuan setiap tidakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam harus ditulis dalam lembar rekam medis.

Di RS N belum menerapkan sistem pemberian reward dan punishment. Hal ini membuat para petugas menganggap bahwa ketidaklengkapan rekam medis bukan merupakan masalah yang besar. Sistem reward dan punishment dapat menjadi pemicu untuk melengkapi berkas rekam medis. Reward adalah semua bentuk return baik finansial maupun non finasial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan yang berprestasi akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan (Kusuma & Luturlean, 2018).

Terlihat dalam hasil penelitian bahwa sebanyak 86% responden mempunyai harapan diberikan reward bila mengisi berkas rekam medis dengan lengkap. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah dukungan rekan, dimana jika seseorang memiliki dukungan sosial dari teman mereka untuk tidak patuh, maka ketaatan mungkin berkurang. Dukungan rekan menempati posisi yang sangat strategis pengaruhnya terhadap kelengkapan pengisian berkas rekam medis yang dilakukan oleh perawat. Sejalan dengan hasil penelitian  bahwa separuh dari responden (51% responden) mengatakan merasa perlu diingatkan oleh teman sejawat lain dalam hal mengisi rekam medis, jika didapati rekam medis yang lupa terisi atau terlewat. Adanya dukungan rekan adalah hal yang positif, karena dapat menciptakan lingkungan kerja yang supportif (saling mendukung dan mengoreksi dalam tujuan yang baik). Walau demikian, bukan berarti mengurangi nilai sikap dan tanggung jawab pribadi terhadap pengisian berkas rekam medis. Maka, diperlukan sikap tegas dari manajemen untuk mencapai penyelenggaraan rekam medis yang baik, yaitu rekam medis yang lengkap, informatif, dan tepat waktu.

Dari hasil penelitian juga terlihat masih ada beberapa unit kerja yang masih belum melengkapi berkas rekam medis secara lengkap. Terlihat dalam tabel 5 yang datanya diperoleh dari unit RM, bahwa pada bulan Januari 2022 ada 4 unit, bulan Februari 2022 ada 2 unit dan bulan Maret 2022 ada 3 unit yang belum lengkap berkas rekam medisnya saat dikembalikan ke unit RM. Disini sangat diperlukan adanya sosialisasi serta monitoring dan evaluasi dari manajemen.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan, dimana definisi kepatuhan disini adalah pengetahuan adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tetentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Notoatmodjo, 2012). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan, bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di rumah sakit N dapat mempengaruhi kepatuhan dalam pengisian berkas rekam medis. Hanya perlu sosialisasi yang lebih menyeluruh dan dukungan rekan kerja serta atasan terhadap perawat instalasi rawat inap untuk lebih memaksimalkan pengisian berkas rekam medis tersebut.

Salah satu yang mempengaruhi perilaku dan aktivitas seseorang adalah pengetahuan. Semakin tingkat pengetahuannya baik, maka seseorang akan semakin berhati-hati dan teliti melakukan pekerjaannya. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang, aktivitas seseorang yang memiliki pengetahuan akan selalu melalui proses berfikir yang didasarkan atas pengetahuannya. Perawat yang memiliki pengetahuan yang baik akan menunjukkan aktivitasnya tergambar pada perilaku dan kebiasaan yang baik yaitu selalu melengkapi dokumen rekam medik. Dengan pengetahuan yang baik akan menumbuhkan kesadaran pentingnya mengisi rekam medis dengan lengkap. Dan meminimalkan resiko kesalahan pasien dan kesalahan pengobatan, serta dengan dokumentasi yang baik berdampak pada aspek legal formal saat diperlukan. Seseorang memperoleh pengetahuan dari berbagai hal, diantaranya adalah pendidikan, pelatihan, serta pengalaman di lapangan. Pendidikan, pelatihan, dan pengalaman terbukti akan mempengaruhi perubahan perilaku yang didasari oleh pengetahuannya.

Dari hasil penelitian dan pengamatan peneliti bahwa masih terdapat kendala dalam proses penyimpanan rekam medis menjadi karena berkas rekam medis belum terisi lengkap dan harus dikembalikan dulu ke instalasi rawat inap untuk dilengkapi. Disini peran manajemen sangat diperlukan untuk melakukan sosialisasi tentang SPO rekam medis dan melakukan monitoring untuk memantau kelengkapan berkas rekam medis tersebut yang perlu diketahui oleh semua pihak yaitu unit RM, keperawatan, dan pelayanan medis. Agar kendala-kendala dan solusi dapat diketahui bersama. Dan bila perlu akan diadakan pemberian reward dan juga punishment agar petugas lebih detail lagi mengisi rekam medis.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai rekam medis yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap RS N, maka peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa petugas dalam hal ini adalah perawat telah memahami tentang rekam medis, baik SPO rekam medis, kelengkapan serta pentingnya berkas tersebut bagi rumah sakit. Walaupun keikutsertaan responden dalam sosialisasi pengisian rekam medis belum menyeluruh, namun seluruh responden mengetahui dan memahami cara-cara pengisian rekam medis secara baik. Tanggung jawab dari petugas dalam pengisian berkas rekam medis sudah cukup baik, walaupun dari data unit RM masih ada berkas yang tidak lengkap. Hal ini dapat dipicu dengan pemberian reward dan punishment, sehingga mereka memiliki motivasi lebih dalam melengkapi berkas rekam medis. Serta masih diperlukan dukungan rekan kerja untuk saling mengingatkan dalam pengisian rekam medis, agar angka kepatuhan petugas dalam pengisian rekam medis lebih maksimal. Dari hasil penelitian ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan pengisian berkas rekam medis.

BIBLIOGRAFI

 

Cintya, A., & Bersassela, D. (2014). Faktor Peran Perawat Dalam Pengisian Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Harum Sisma Medika Jakarta Timur. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 2(2). https://doi.org/10.33560/.v2i2.24

Giyana, F. (2012). Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2).

Kencana, G., Rumengan, G., & Hutapea, F. (2019). Analisa Kepatuhan Pengisian Berkas Rekam Medis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 5(1). https://doi.org/10.29241/jmk.v5i1.127

Kusuma, M., & Luturlean, B. S. (2018). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sandabi Indah Lestari Bengkulu Utara. Sosiohumanitas, 20(2).

Maimun, N., Yanti, D. N., Fahira, F., Yahya, P., & Amali, T. (2023). Analisis manajemen pengelolaan sistem rekam medis di Puskesmas Rumbai Pekanbaru. Ensiklopedia Og Journal (Lembaga Penelitian Dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia), 1(3).

Muhlizardy, M. (2020). Analisis Kepatuhan Petugas Klinis Dalam Kelengkapan Rekam Medis Elektronik dan Rekam Medis Manual Di Rumah Sakit. Jurnal Admmirasi, 5(1). https://doi.org/10.47638/admmirasi.v5i1.69

Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rineka Cipta: Jakarta, 2(1).

Nurripdah, A., & Sonia, D. (2021). Analisis Penjajaran Rekam Medis Straight Numerical Filing System Menjadi Terminal Digit Filing System di RS Firdaus Tahun 2021. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10). https://doi.org/10.36418/cerdika.v1i10.202

Pamungkas, F., Hariyanto, T., & U, E. W. (2015). Identifikasi Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2). https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2015.028.02.2

Pringgayuda, F., Hasanah, N., & Daniah, D. (2021). Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Perawat Mengisi Identitas Pasien. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(2). https://doi.org/10.52822/jwk.v5i2.150

Ratniasih, N. L. (2016). Analisa Dan Perancangan Sistem Rekam Medis Elektronik Pada Rs. Premagana. Semnasteknomedia Online, 4(1).

Ridho, K. M., Rosa, E. M., & Suparniati, E. (2024). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengisian Rekam Medis Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Pendidikan UMY. JMMR (Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit), 2(2). https://doi.org/10.18196/jmmr.v2i2.173

Rokhim, A. (2020). Rekam Medis Sebagai Alat Bukti Dalam Penyelesaian Sengketa Layanan Medis. Yurispruden, 3(1). https://doi.org/10.33474/yur.v3i1.4863

Suci, A. (2023). Analisis Keberhasilan Implementasi Rekam Medis Elektronik Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Mutu Pelayanan. Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, Vol. 2(2).

Sugiyono. (2023). Metode Penelitian Kualitatif (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif). CV. Alfabeta.

Wijaya, A. P., & Vera, O. (2021). Analisa dan Perencanaan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Fasilitas Kesehatan. Jurnal Ilmiah Infokam, 17(2). https://doi.org/10.53845/infokam.v17i2.305

 

Copyright holder:

Dyas Trina Purnama Sari (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: