Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
5, Mei 2023
PENGARUH
PENGAWASAN KERJA DAN KOMITMEN PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP DISIPLIN
KERJA KEJAKSAAN TINGGI SUMATERA SELATAN
Achmad Arjansyah
Akbar
Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh secara langsung pengawasan kerja dan komitemen kerja terhadap disiplin kerja dan pengaruh tidak langsung pengawasan dan komitmen kerja terhadap disiplin kerja melalui kepuasan kerja pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Responden dalam penelitian di ambil dengan menggunakan sensus. Jumlah populasi adalah 223 orang diperoleh dari pengisian kuesioner yang didistribusikan kepada 223 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan berpengaruh negative bahwa pengawasan kerja terhadap disiplin kerja, komitmen kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja, pengawasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja, komitmen peg awai berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin pegawai, pengawasan kerja memilki pengaruh terhadap disiplin kerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening, komitmen pegawai memiliki pengaruh positif terhadap disiplin kerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Sebagai saran untuk meningkatkan disiplin perlu diperhatikan pengawasan kerja sehingga tidak terjadi pengawasan kerja berlebihan yang dapat memicu berkurangnya kepuasan kerja. Pencapaian kepuasan kerja menjadi faktor yang tepat untuk di evaluasi, dari hasil pencapaian target dapat dilihat kemampuan pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan dalam menyelesaiakan pekerjaannya.
Kata kunci: Pengawasan Kerja, Komitmen Pegawai, Disiplin Kerja, Kepuasan Kerja
Abstract
The purpose of the study was to
determine the direct effect of work supervision and work commitment on work
discipline and the indirect effect of supervision and work commitment on work
discipline through job satisfaction at the South Sumatra High Court. Respondents
in the study were taken using a census. The total population is 223 people
obtained from filling out the questionnaire which was distributed to 223
respondents. The data analysis technique used is the Structural Equation Model
(SEM). The results of this study indicate a negative effect that work
supervision has a positive effect on work discipline, work commitment has a
positive effect on work discipline, work supervision has a positive effect on
work discipline, employee commitment has a positive effect on job satisfaction,
job satisfaction has a positive effect on employee discipline, work supervision
has a positive effect on job satisfaction. on work discipline through job
satisfaction as an intervening variable, employee commitment has a positive
influence on work discipline through job satisfaction as an intervening
variable in South Sumatra High Court Employees. As a suggestion to improve
discipline, it is necessary to pay attention to work supervision so that there
is no excessive work supervision that can lead to reduced job satisfaction. The
achievement of job satisfaction is the right factor to be evaluated, from the
results of achieving the target, it can be seen the ability of the South
Sumatra High Prosecutor's Office employees in completing their work.
Keywords: Work Supervision, Employee
Commitment, Work Discipline, Job Satisfaction
Pendahuluan
Birokrasi pada dasarnya merupakan suatu sistem kerja
yang berdasarkan atas tata hubungan kerja sama antar jabatan-jabatan
secara langsung mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentiment, tanpa emosi atau
pilih kasih, tanpa pamrih dan prasangka buruk. Menurut
Di dalam suatu perusahaan kegagalan atau keberhasilan tergantung pada pengawasan. Pimpinan harus dapat mengawasi dan mengendalikan semua aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan. Seorang pimpinan dituntut untuk menjadi pengawas yang baik agar semua tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk itu digunakan
berbagai teknik dan metode pengawasan agar berjalan efektif dan eftsien. Seorang pimpinan akan selalu
berusaha untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai agar mentaati peraturan yang ada. Peraturan yang dapat membentuk pegawai dalam berdisipin
dan menimbulkan suasana
yang tertib. Disipin kerja merupakan unsur yang paling penting, karena semakin baik disiplin pegawai,
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya
Penyebab disiplin kerja pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan yang belum optimal dikarenakan kurangnya pengawasan yang efektif dan kurangnya disiplin kerja pegawai. Menurut pengamatan penulis, terjadi permasalahan pada pelaksanaan pengawasan di Kejaksaan Tinggi
Sumatera Selatan. Jarangnya pengawasan
yang dilakukan mengakibatkan
meningkatnya penjatuhan hukuman disiplin kepada para pegawai. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan peneliti, masih terlihat kurang teralisasinya fungsi pengawasan
dengan baik terhadap pegawai Kejati. Kurangnya fungsi pengawasan berdampak
tidak baik terhadap pegawai yang mengakibatkan tingkat absensi pegawai meningkat
Tingkat kepuasan
dan kedisiplinan pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan merupakan
kunci semnagat yang mendukung terwujudnya tujuan instansi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan disiplin kerj dapat dilihat
dari ketidakhadiran pegawai
�� Penyebab disiplin kerja pegawai di Kejaksaan tinggi Sumatera Selatan
yang belum optimal adalah dikarenakan kurangnya pengawasan yang efektif dan kurangnya disiplin kerja pegawai. Menurut pengamatan penulis, terjadi permasalahan pada pelaksanaan pengawasan di Kejaksaan Tinggi
Sumatera Selatan. Jarangnya pengawasan
yang dilakukan mengakibatkan
meningkatnya penjatuhan hukuman disiplin kepada para pegawai
Meningkatkan disiplin kerja yang tinggi pada pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memanglah tidak mudah seperti apa yang kita bayangkan, karena peningkatan disiplin kerja yang baik harus dimulai dari peningkatan disiplin pribadi berkaitan dengan sifat yang langsung melekat pada diri seorang manusia. Disiplin organisasi berkaitan dengan ketentuan tata tertib yang ditegakkan oleh setiap orang dalam organisasi.
Adanya peningkatan disiplin kerja pegawai, berarti peningkatan pelaksanaan pengawasan dalam pencapaian efektivitas dan efisiensi kerja pegawai yang berwenang dalam melaksanakan pengawasan serta mempunyai kemampuan dan kedisiplinan untuk dapat melaksanakan
fungsi pengawasan sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang berlaku. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi
penghalang dan memperlambat
pencapaian tujuan perusahaan
Komitmen pegawai terhadap organisasi mampu memuaskan harapan semua pegawai terhadap
organisasi
Disiplinakan menyebabkan pegawai melakukan aktifitas berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Penerapan disiplin secara konsisten dan komitmen oleh seluruh jajaran perusahaan pada semua level akan memberikan kepuasan kerja. Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai adalah adanya kepuasan kerja dan pengawasan
Kemampuan dan pengembangan disiplin kerja pegawai dapat timbul
dari berbagai faktor dalam perusahaan,
diantaranya karena adanya kepuasan kerja dari pegawai
dan komitmen organisasi
yang tinggi. Kepuasan kerja merupakan keadaaan yang menimbulkan rasa puas atas hasil
yang telah dikerjaan sehingga pegawai mempunyai rasa keinginan meningkatkan disiplin kerjanya. Keadaan ini dapat diperlihatkan
dalam bentuk tanggungjawab, perhatian serta perkembangan disiplin kerjanya. Sedangkan untuk mengekspresikan tindakan-tindakan
yang mengarah pada hal-hal
yang bukan untuk memenuhi kepentingan pribadi, melainkan untuk mewujudkan kesejahteraan orang lain maupun organisasi dibutuhkan suatu komitmen.�
Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tetang pengawasan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Goverd, Bernhard
(2018)� dalam penelitiannya membuktikan bahwa gaya kepemimipinan, pengawasan dan disiplin kerja secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Secara parsial pengawasan dan disiplin kerja berpengaruh signifikan sedangkan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Demikian juga dengan hasil penelitian
Harianto et
al., (2020) �hasil secara rinci dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa pengawasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian Satriadi (2016) hasil penelitian menunjukkan pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada SD Negeri Binaan Tanjung Pinang.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa masih banyak
perbedaan temuan dari beberapa penelitian
mengenai Pengawasan kerja, Pengambilan Keputusan, Disiplin kerja dan Beban kerja pada Kejati Sumatera
Selatan Palembang. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari bukti empiric bagaimana pengaruh pengawasa kerja dan komitmen pegawai, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui variabel kepuasan kerja terhadap disiplin kerja. Adapun judul dalam penelitian
ini adalah �Pengaruh Pengawasan Kerja dan Komitmen pegawai dengan kepuasan kerja sebagai Variabel Intervening Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan�.
Metode Penelitian
Ruang lingkup penelitian
ini adalah menguji pengaruh Pengawasan kerja dan komitmen pegawai terhadap disiplin kerja dan disiplin kerja pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan. Populasi menurut
(Uma Sekaran, 2009) populasi adalah
keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan yang berjumlah
223 orang. Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan sebagai responden berjumlah 223 responden dari pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan, karena ukuran
populasi penelitian
relative tidak besar maka penelitian ini dilakukan secara
sensus atau sampel jenuh.
Jenis
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala penilaian yang dipakai adalah 1 sampai dengan 5, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pertanyaan, responden dapat memilih jawaban sesuai dengan persepsinya.
Metode analilis data dalam penelitian ini menggunakan Structural
Equation Model (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. SEM merupakan kumpulan untuk statistika yang dapat menguji sebuah
rangkaian hubungan yang
relative rumit secara simultan (Ferdinand, 2014). Dengan
menggunakan SEM, tidak hanya hubungan kuasilitas (langsung dan tidak langsung) konstruk yang diamati yang bisa terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan konstruk itu sendiri dapat
diketahui besarnya.
Hasil dan Pembahasan
����������� Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan sebagian besar menjawab �setuju� terhadap pernyataan-pernyataan tentang Pengawasan. Rangkuman persepsi responden terhadap pernyataan-pernyataan mengenai Pengawasan sebagai berikut:
Tabel 1 Rangkuman Persepsi Responden terhadap Variabel Pengawasan
PERYATAAN |
STS |
TS |
R |
S |
SS |
|||||||
1 |
% |
2 |
% |
3 |
% |
4 |
% |
5 |
% |
|||
Menetapkan Standar |
|
|||||||||||
MS01 |
Adanya penetapan standar dalam perusahaan |
21 |
9.4 |
33 |
14.8 |
83 |
37.2 |
55 |
24.7 |
31 |
13.9 |
|
MS02 |
Standar
yang di tetapkan mampu di
capai |
17 |
7.6 |
41 |
18.4 |
80 |
35.9 |
50 |
22.4 |
35 |
15.7 |
|
MS03 |
Standar
yang di tetapkan di sesuaikan
dengan SOP |
10 |
4.5 |
30 |
13.5 |
48 |
21.5 |
77 |
34.5 |
58 |
26.0 |
|
Pengukuran |
||||||||||||
PK01 |
Hasil
kerja selalu menjadi tolak ukur penilaian pimpinan terhadap pegawai |
36 |
16.1 |
45 |
20.2 |
80 |
35.9 |
37 |
16.6 |
25 |
11.2 |
|
PK02 |
Saya
selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas |
15 |
6.7 |
26 |
11.7 |
56 |
25.0 |
57 |
25.6 |
79 |
35.4 |
|
PK03 |
Peran
pengawasan memberikan tindakan koreksi untuk memperbaiki kesalahan - kesalahan yang terjadi sebelumnya. |
12 |
5.4 |
11 |
4.9 |
60 |
27.0 |
55 |
24.7 |
95 |
42.6 |
|
PK04 |
Tindakan
koreksi sangat dibutuhkan
dalam pengawasan setiap penyampaian. |
7 |
3.1 |
16 |
7.2 |
29 |
13.0 |
56 |
25.1 |
115 |
51.6 |
|
Membandingkan |
||||||||||||
MB01 |
Hasil
kerja yang saya capai selalu di evaluasi sesuai dengan SOP |
12 |
5.4 |
18 |
8.1 |
78 |
35.0 |
62 |
27.8 |
83 |
37.2 |
|
MB02 |
Tindakan
atas pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai sudah dilakukan dengan objektif dan hasil yang di capai sesuai dengan SOP |
24 |
10.8 |
47 |
21.1 |
80 |
35.9 |
42 |
18.8 |
30 |
13.5 |
|
Melakukan tindakan |
||||||||||||
MT01 |
Tindakan
atas pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai sudah dilakukan dengan objektif |
17 |
7.6 |
37 |
16.6 |
82 |
36.8 |
57 |
25.6 |
30 |
13.5 |
|
MT02 |
Saya
diawasi oleh pimpinan secara rutin dan teratur |
8 |
3.6 |
16 |
7.2 |
73 |
32.7 |
71 |
31.8 |
75 |
33.6 |
|
MT03 |
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka akan diambil Tindakan untuk perbaikan |
14 |
6.3 |
42 |
18.8 |
86 |
38.6 |
48 |
21.5 |
33 |
14.8 |
|
Rata-rata |
|
7,2 |
|
13,5 |
|
31,2 |
|
24,9 |
|
25,8 |
||
Sumber: Data
Primer Diolah, 2022
����������� Berdasarkan tabel 1 dari variabel pengawasan kerja menunjukkan rata-rata skor dari 12 pernyataan responden mengenai pengawasan kerja sebesar 31,2% yang berarti pengawasan tergolong netral sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 7.2% dari pertanyaan kuesioner. Indikator yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah indicator MT03 sebesar 38.6% dengan indikator apabila di temukan suatu kesalahan maka akan diambil tindakan untuk perbaikan sebanyak 86 orang. Ini menunjukkan fungsi dari pengawasan dari pelaksanaan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengawasan dilakukan dengan baik. Hal ini menunjukkan secara umum kepemimpinan pegawai sudah termasuk baik namun ada beberpa masalsah yang perlu diperbaiki, Menurut Handoko (2016:26) ungsi pengawasan kerja pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu : Penetapan standard pelaksanaan. 2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan. 3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan. 4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila fungsi pelaksanaan menyimpang dari standard. Indikator yang mempunyai nilai rata-rata skor yang paling rendah dibanding dengan skor keseluruahn indikator PK04 yaitu 13% dengan indikator tindakan koreksi sangat dibutuhkan dalam pengawasan setiap penyampaian sebanyak 29 orang. Pernyataan ini menandakan bahwa kurangnya koreksi dari atasan. Harahap (2011) mengemukakan bahwa Pengawasan merupakan upaya memeriksa aktifitas yang dilakukan, apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, apakah sesuai dengan perintah yang dikeluarkan, dan apakah sesuai dengan prinsip yang dianut.pengawasan sama dengan pengendalian sebagai proses memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan kegiatan itu diselesaikan sebagaimana telah direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti (Effendi, 2014 : 224).
����������� Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan sebagian besar menjawab �setuju� terhadap pernyataan-pernyataan tentang Komitmen. Rangkuman persepsi responden terhadap pernyataan mengenai Komitmen sebagai berikut:
Tabel 2 Rangkuman
Persepsi Responden terhadap Variabel Komitmen
PERYATAAN |
STS |
TS |
R |
S |
SS |
||||||
1 |
% |
2 |
% |
3 |
% |
4 |
% |
5 |
% |
||
MA
- Komitmen Afektif |
|||||||||||
MA01 |
Saya
merasa tanggungjawab atas pekerjaan yang saya emban. |
5 |
2.2 |
6 |
2.7 |
20 |
9.0 |
59 |
26.5 |
133 |
59.6 |
MA02 |
Apabila ada suatu permasalahan
di kantor saya mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikannya |
2 |
0.9 |
3 |
1.3 |
25 |
11.2 |
77 |
34.5 |
116 |
52.0 |
MA03 |
Berkeinginan menghabiskan sepanjang hidup di instansi ini |
3 |
1.3 |
0 |
0.0 |
7 |
3.1 |
42 |
18.8 |
171 |
76.7 |
MA04 |
Bangga telah bekerja di Kejati Sumsel |
3 |
1,3 |
2 |
0,9 |
8 |
3,6 |
107 |
48 |
103 |
46,2 |
KB
- Komitmen berkelanjutan |
|||||||||||
KB01 |
Apabila imbalan atau pendapatan saya sesuai maka keinginan
saya untuk tetap berada di organisasi |
2 |
0.9 |
3 |
1.3 |
15 |
6.7 |
51 |
22.9 |
152 |
68.2 |
KB02 |
Tetap tinggal di instansi yang memberikan penghasilan yang cukup |
2 |
0.9 |
5 |
2.2 |
23 |
10.3 |
77 |
34.5 |
116 |
52.0 |
KB03 |
Tidak ada alasan untuk
berhenti dari instansi ini |
3 |
1,3 |
2 |
0,9 |
11 |
4,9 |
89 |
40.0 |
118 |
52,9 |
KB04 |
Merasa puas atas bekerja
di instansi ini |
5 |
2,2 |
8 |
3,9 |
12 |
5,4 |
90 |
40,4 |
108 |
48,4 |
KN
- Komitmen Normative |
|||||||||||
KN01 |
Sadar
bahwa komitmen adalah hal yang harus saya lakukan |
2 |
0.9 |
1 |
0.4 |
11 |
4.9 |
59 |
26.5 |
150 |
67.3 |
KN02 |
Perasaan bersalah jika harus meninggalkan instansi ini |
3 |
1,3 |
4 |
1,8 |
2 |
0,9 |
97 |
43,5 |
117 |
52,5 |
KN03 |
Berkeingin menghabiskan sisa karirsaya di instansi ini |
2 |
0.9 |
4 |
1.8 |
19 |
8.5 |
76 |
34.1 |
122 |
54.7 |
KN04 |
Saya
masih ada tanggungjawab jika saya ingin keluar
dari instansi |
4 |
1.8 |
0 |
0.0 |
12 |
5.4 |
51 |
22.9 |
156 |
70.0 |
Rata-Rata |
|
1,3 |
|
1,6 |
|
6,2 |
|
32,7 |
|
58,4 |
Sumber: Data
Primer Diolah, 2022
����������� Berdasarkan tabel 2 dari variabel komitmen pegawai menunjukkan rata-rata skor dari 12 pernyataan responden mengenai komitmen kerja sebesar 58,4% yang berarti komitmen tergolong tinggi sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 1.3% dari pertanyaan kuesioner. Indikator yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah indicator MA03 sebesar 76.7% dengan indikator sebanyak 171 orang. Berkeinginan menghabiskan sepanjang hidup di instansi ini sependapat dengan penelitian Busro (2018) menerangkan bahwa komitmen kerja adalah penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dimana tercakup unsur loyalitas, keterlibatan pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai, tujuan organisasi serta akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang untuk tetap bertahan di organisasi tersebut. Indikator yang mempunyai nilai rata-rata skor yang paling rendah dibanding dengan skor keseluruahn indikator MA04 yaitu 46,2% dengan indikator bangga telah bekerja di Kejati Sumsel sebanyak 103 orang. Pernyataan ini menunjukkan rasa bangga bekerja di instansi. Menurut Kaswan (2017) komitmen organisasi merupakan ukuran kesediaan pegawai untuk bertahan dengan sebuah perusahaan di waktu yang akan datang. Komitmen kerap kali mencerminkan kepercayaan pegawai terhadap misi dan tujuan organisasi, kesediaan melakukan usaha dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasrat untuk terus bekerja disana.
����������� Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan sebagian besar menjawab �setuju� terhadap pernyataan-pernyataan tentang Kepuasan Kerja. Rangkuman persepsi responden terhadap pernyataan mengenai Kepuasan Kerja sebagai berikut:
Tabel 3 Rangkuman Persepsi Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja
PERYATAAN |
STS |
TS |
R |
S |
SS |
||||||
1 |
% |
2 |
% |
3 |
% |
4 |
% |
5 |
% |
||
KI - Kondisi
kerja yang mendukung dengan keterampilan individu |
|||||||||||
KI01 |
Kehadiransaya
jam masuk dan pulang selalu tepat waktu |
9 |
4.0 |
21 |
9.4 |
59 |
26.5 |
81 |
36.3 |
53 |
23.8 |
KI02 |
Lingkungan kerja memudahkan saya menyelesaikan pekerjaan |
4 |
1.8 |
1 |
0.4 |
13 |
5.8 |
51 |
22.9 |
154 |
69.1 |
KI03 |
Di
linghkungan kerja saya sangat mendukung kredibilitas saya |
1 |
0.4 |
5 |
2.2 |
41 |
18.4 |
96 |
43.0 |
80 |
35.9 |
GU
- Gaji atau upah yang pantas |
|||||||||||
GU01 |
Pembayaran gaji saya terima
secara adil dan tepat waktu |
2 |
0.9 |
3 |
1.3 |
24 |
10.8 |
84 |
37.7 |
110 |
49.3 |
GU02 |
Kebijakan promosi sesuai dengan harapan saya |
1 |
0.4 |
10 |
4.5 |
71 |
31.8 |
91 |
40.8 |
50 |
22.4 |
RK
- Rekan kerja yang mendukung |
|||||||||||
RK01 |
Rekan kerja menghargai usaha saya |
2 |
0.9 |
2 |
0.9 |
18 |
8.1 |
41 |
18.4 |
160 |
71.7 |
RK02 |
Atasan memberikan reword atas keberhasilan saya |
5 |
2.2 |
1 |
0.4 |
11 |
4.9 |
57 |
25.6 |
149 |
66.8 |
RK03 |
Atasan selalu memberikan motivasi kepada saya |
5 |
2.2 |
3 |
1.3 |
17 |
7.6 |
50 |
22.4 |
148 |
66.4 |
Rata-rata |
|
1,6 |
|
8,2 |
|
14,2 |
|
30,9 |
|
50,7 |
Sumber: Data
Primer Diolah, 2022
Berdasarkan tabel 3 dari variabel kepuasan kerja menunjukkan rata-rata skor dari 8 pernyataan responden mengenai kepuasan kerja sebesar 50,7% yang berarti komitmen tergolong tinggi sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 1.6% dari pertanyaan kuesioner. Indikator yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah indicator KI03 sebesar 69.1% dengan indikator sebanyak 154 orang. Lingkungan kerja memudahkan saya menyelesaikan pekerjaan, selaras dengan pendapat Hasibuan (2017) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Sedangkan kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja pegawai yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya.
Indikator yang mempunyai nilai rata-rata skor yang paling rendah dibanding dengan skor keseluruahn indikator KI01 yaitu 23,8% dengan indikator Kehadiran saya jam masuk dan pulang selalu tepat waktu sebanyak 53 orang. Pernyataan ini menunjukkan mencintai pekerjaan dengan menunjukkan kedisiplinan bekerja. Hasibuan (2017) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Sedangkan kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja pegawai yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar diadapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa dari pada pelaksanaan tugas-tugasnya.
����������� Hasil data lapangan yang diperoleh menunjukkan sebagian besar menjawab �setuju� terhadap pernyataan-pernyataan tentang Disiplin Pegawai. Rangkuman persepsi responden terhadap pernyataan mengenai variabel Disiplin Pegawai sebagai berikut:
Tabel 4 Rangkuman
Persepsi Responden terhadap Variabel Disiplin Pegawai
PERYATAAN |
STS |
TS |
RG |
ST |
SS |
||||||
1 |
% |
2 |
% |
3 |
% |
4 |
% |
5 |
% |
||
KH � Kehadiran |
|||||||||||
KH01 |
Saya
selalu datang tepat waktu dalam
bekerja |
1 |
0.4 |
1 |
0.4 |
25 |
11.2 |
83 |
37.2 |
113 |
50.7 |
KH02 |
Saya
selalu patuh terhadap segala peraturan yang ada di organisasi |
2 |
0.9 |
4 |
1.8 |
21 |
9.4 |
78 |
35.0 |
118 |
52.9 |
TK
- 02- Tingkat Kewaspadaaan |
|||||||||||
TK01 |
Saya
selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan di organisasi |
2 |
0.9 |
1 |
0.4 |
9 |
4.0 |
50 |
22.4 |
161 |
72.2 |
TK02 |
Saya
selalu teliti dan cermat dalam bekerja |
3 |
1.3 |
0 |
0 |
5 |
2.2 |
27 |
12.1 |
188 |
84.3 |
TK03 |
Saya
bekerja sesuai dengan etika kerja yang ada di instansi |
3 |
1.3 |
4 |
1.8 |
51 |
22.9 |
85 |
38.1 |
80 |
35.9 |
TK04 |
Saya
selalu mematuhi aturan dalam melaksanakan tugas |
2 |
0.9 |
3 |
1.3 |
26 |
11.7 |
84 |
37.7 |
108 |
48.4 |
KSK
- Ketaatan pada standar kerja |
|||||||||||
KSK01 |
Saya
melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatan yang diemban sesuai dengan SOP |
1 |
0.4 |
1 |
0.4 |
38 |
17.0 |
89 |
39.9 |
94 |
42.2 |
KSK02 |
Saya
selalu menjaga nama baik dan menjunjung visi dan misi instansi |
3 |
1.3 |
1 |
0.4 |
24 |
10.8 |
62 |
27.8 |
133 |
59.6 |
KPK
- Ketaatan pada peraturan
kerja |
|||||||||||
KPK01 |
Saya
kerja sesuai dengan waktu yang telah di tentukan |
2 |
0.9 |
0 |
0 |
5 |
2.2 |
52 |
23.3 |
163 |
73.1 |
KPK02 |
Saya
selalu berpakaian sesuai dengan ketentuan yang di tetapkaninstansi |
2 |
0.9 |
0 |
0 |
6 |
2.7 |
43 |
19.3 |
172 |
77.1 |
EK
- Etika kerja |
|||||||||||
EK01 |
Saya
menjalankan perintah atasan dengan baik dan tepat waktu |
2 |
0.9 |
1 |
0.4 |
9 |
4.0 |
58 |
26.0 |
153 |
68.6 |
EK02 |
Saya
selalu bersikap dan bertingkah laku sopan dalam pekerjaan |
4 |
1.8 |
3 |
1.3 |
22 |
9.9 |
80 |
35.9 |
114 |
51.1 |
EK03 |
Sesama rekan saling menghargai dan saling menghormati |
2 |
0.9 |
0 |
0 |
31 |
13.9 |
79 |
35.4 |
111 |
49.8 |
Rata-rata |
|
1,0 |
|
0,6 |
|
9,4 |
|
30,0 |
|
58,9 |
Sumber: Data
Primer Diolah, 2022
����������� Berdasarkan
tabel 4 dari variabel disiplin kerja menunjukkan rata-rata skor dari 12 pernyataan
responden mengenai disiplin kerja sebesar 58,97% yang berarti komitmen tergolong tinggi sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 1.0% dari pernyataan kuesioner. Indikator yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah indicator KPK02 sebesar
77.1% dengan indicator sebanyak
172 orang. Saya selalu berpakaian
sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan instansi, hal ini
menunjukkan secara umum kedisplinan kerja pegawai sudah
termasuk baik. Sependapt dengan pendapat dari Hasibuan (2017, 193) kedisiplinan
adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi
organisasi maupun instansi mencapai hasil yang optimal. Disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan instansi yang dibuat manajemen yang mengingat anggota instansi agar dapat dijalankan semua pegawai baik dengan
kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
Indikator yang mempunyai nilai rata-rata skor yang paling rendah dibanding dengan skor keseluruahn indikator TK03 yaitu 35,9% dengan indikator Saya bekerja sesuai dengan etika kerja yang ada di instansi sebanyak 80 orang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pegawai bekerja sesuasi dengan aturan yang ada di instansi pemerintahan sesuai dengan pendapat Hasibuan (2017, 193) kedisiplinan adalah fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi maupun instansi mencapai hasil yang optimal. Disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan instansi yang dibuat manajemen yang mengingat anggota instansi agar dapat dijalankan semua pegawai baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
Analisis faktor konfirmatori dirancang untuk menguji unidimensionalitas dari suatu konstruk
teoritis, atau sering disebut menguji validitas dan reliabilitas suatu konstruk teoritis. Uji validitas dimensi dari konstruk dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai
muatan faktor standar dari masing-masing indikator dalam model keseluruhan (full
model). Indikator dinyatakan
valid apabila memiliki nilai muatan faktor
standar lebih besar dari 0,5. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melihat
nilai Composite
Reliability dalam full model. Indikator dinyatakan baik apabila memiliki
nilai > 0,6.
a).� Confirmatory Factor Analysis (CFA) Konstruk Eksogen.
Pengukuran model
(Measurement Model) untuk menguji validitas dan reliabilitas
dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten dilakukan dengan analisis
faktor konfirmatori (CFA). Model CFA Konstruk Eksogen dapat dilihat pada Gambar�� berikut:
Gambar�� 1� Model_1 CFA Konstruk Eksogen.
Berdasarkan Gambar 1 diatas mengindikasikan bahwa pada Model CFA Konstruk Eksogen tidak terdapat nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, sehingga semua indikator pada variabel Eksogen sudah menunjukkan valid. Hasil perhitungan reliabilitas dengan Construct Reliability dari Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis) / CFA� variabel endogen terlihat seperti pada Tabel 4.11.
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk
Variabel Eksogen
Dimensi |
Indikator |
λ
|
Error = 1-λ2 |
CR=(∑λ)2/
((∑λ)2 +∑Error) |
PENGAWASN KERJA |
MS |
0.81 |
0.35 |
0.925 |
PK |
0.86 |
0.26 |
||
MB |
0.91 |
0.17 |
||
MT |
0.89 |
0.20 |
||
KOMITMEN PEGAWAI |
MA |
0.82 |
0.32 |
0.802 |
KB |
0.71 |
0.50 |
||
KN |
0.74 |
0.45 |
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Construct Reliability (CR) dari seluruh konstruk eksogen diatas 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh dimensi dan varibel penelitian dalam Full Model memiliki reliabilitas dan validitas yang baik.
b).� Confirmatory
Factor Analysis (CFA) Konstruk Endogen.
Analisis faktor konfirmatori konstruk endogen terlihat seperti pada Gambar�� 4.2. berikut:
Gambar 2 Model_1 CFA Konstruk Endogen
Berdasarkan Gambar 2. diatas, dapat dilihat bahwa pada Model_1 CFA Konstruk Endogen masih terdapat nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, yaitu EK pada variabel Disiplin Kerja artinya indikator tersebut belum valid dan harus dikualarkan dalam analisis selanjutnya. Sehingga diperoleh Model_2 CFA Konstruk Endogen sebagai berikut :
Gambar 3 Model_2 CFA Konstruk Endogen.
Berdasarkan Gambar 3. diatas mengindikasikan bahwa pada Model_2 CFA Konstruk Endogen sudah tidak terdapat nilai muatan faktor loading yang kurang dari 0,5, sehingga semua indikator pada variabel endogen sudah menunjukkan valid. Hasil perhitungan reliabilitas dengan Construct Reliability dari Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis) / CFA� variabel endogen terlihat seperti pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Indikator dan Reliabilitas Konstruk
Variabel Endogen
Dimensi |
Indikator |
λ
|
Error = 1-λ2 |
CR=(∑λ)2/
((∑λ)2 +∑Error) |
KEPUASAN KERJA |
KI |
0.74 |
0.45 |
0,793 |
GU |
0.77 |
0.40 |
||
RK |
0.73 |
0.46 |
||
DISIPLIN KERJA |
KH |
0.85 |
0.28 |
0,892 |
TK |
0.84 |
0.29 |
||
KSK |
0.82 |
0.32 |
||
KPK |
0.77 |
0.41 |
Berdasarkan Gambar
3 dan Tabel 6 mengindikasikan
bahwa pada Model_2 CFA Konstruk Endogen sudah tidak terdapat nilai muatan faktor loading
yang kurang dari 0,5, sehingga menunjukkan semua indikator pada variabel endogen sudah valid. Sedangkan nilai Construct
Reliability (CR) menunjukkan bahwa
dari seluruh konstruk Endoogen diatas 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh dimensi dan varibel penelitian dalam Ful Model memiliki reliabilitas yang baik.
Analisis selanjutnya� adalah� analisis� Structural� Equation� Modelling� (SEM) secara full model (tanpa melibatkan indikator yang tidak valid). Analisis� hasil� pengolahan� data� pada� tahap� full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kelayakan model dan uji statistik. Indeks pengujian kelayakan model pada penelitian yang menggunakan metode analisis SEM adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Goodness Of Fit Index.
No |
Goodness Of Fit Index |
Nilai |
Cut off Value (Nilai Batas) |
Kriteria |
Keterangan |
1. |
Chi-Square |
226,03 |
<α.df |
Good� Fit |
Marginal Fit |
Probability |
0,000 |
< 0,05 |
|||
0,01
� 0,05 |
Marginal fit |
||||
2. |
RMSEA |
0,099 |
> 0,08 |
Good� Fit |
Marginal Fit |
0,08
� 0,10 |
Merginal Fit |
||||
3. |
NFI |
0,96 |
≥
0,90 |
Good� Fit |
Good� Fit |
0,80
� 0,89 |
Merginal Fit |
||||
4. |
NNFI |
0,96 |
≥
0,90 |
Good� Fit |
Good� Fit |
0,80
� 0,89 |
Merginal Fit |
||||
5. |
CFI |
0,97 |
≥
0,90 |
Good� Fit |
Good Fit |
0,80
� 0,89 |
Merginal Fit |
||||
6. |
IFI |
0,97 |
≥
0,90 |
Good� Fit |
Good Fit |
0,80
� 0,89 |
Merginal Fit |
||||
7 |
AGFI |
0,81 |
≥
0,90 |
Good� Fit |
Merginal Fit |
0,80
� 0,89 |
Merginal Fit |
Sumber : Hasil Olah
Data Penelitian (2022).
Berdasarkan Tabel 7. dan hasil analisis dari Lisrel di atas menunjukkan bahwa model secara keseluruhan (Ful Model) mempunyai empat kriteria goodness� of� fit� yang� baik (Good Fit), yaitu pada NFI, NNFI, CFI, dan IFI. Tiga kriteria goodness� of� fit� yang cukup baik (Marginal Fit) yaitu pada Chi-Square Probability, RMSEA dan AGFI, Hal ini menunjukkan bahwa model secara keseluruhan (Ful Model) yang dihasilkan telah mempunyai� goodness� of� fit� yang� baik,� yang berarti seluruh model struktural yang dihasilkan merupakan model yang Fit, sehingga dapat dilanjutkan dalam analisis selanjutnya.
Hasil pendugaan untuk analisis full model SEM berdasarkan t-value ditampilkan pada Gambar�� berikut :
Gambar 4 Hasil Pendugaan Full Model berdasarkan
t-value
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui pada parameter pada Full Model, variabel pengawasn kerja dan komitmen pegawai terhadap kepuasan berpengaruh� signifikan (nilai t-hitung yang lebih besar dari 1,96), kecuali untuk pengaruh pengawasan kerja, komitmen dan kepuasan terhadap disiplin kerja pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan tidak signifikan pada taraf 0,05%.
Hasil pendugaan untuk analisis full model SEM berdasarkan standar loading ditampilkan pada Gambar�� berikut :
Gambar 5 Hasil Pendugaan Full Model berdasarkan
Standardized Solution
�
Berdasarkan hasil Standardized Solution di atas, diperoleh persamaan struktural sebagai berikut.
Persamaan Sub-Struktural :
KEPUASAN =
0.16*PENGAWASAN + 0.95*KOMITMEN
��������� Berdasarkan model sub struktural dapat dijelaskan bahwa Kepuasan dipengaruhi secara langsung oleh Pengawasan Kerja dan Komitmen pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa Pengawasan Kerja berpengaruh positif sebesar 0,16 terdahap Kepuasan dan Komitmen pegawai berpengaruh positif sebesar 0,95 terhadap kepuasan Kerja pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Hal ini berarti Komitmen pegawai memiliki pengaruh lebih besar terhadap kepuasan Kerja pada Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan.
Persamaan Struktural :
DISIPLIN = 0.69*KEPUASAN - 0.16*PENGAWASAN +
0.40*KOMITMEN
��������� Berdasarkan model struktural di atas dapat di jelaskan bahwa Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan dipengaruhi secara langsung oleh Kepuasan, Pengawasan Kerja dan Komitmen pegawai. Besarnya pengaruh Pengawasan Kerja terhadap Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar -0,16, sedangkan Kepuasan sebesar 0,69 dan Komitmen pegawai terhadap Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar 0,40, artinya Kepuasan pegawai mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan dari pada Pengawasan Kerja dan komitmen pada Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan.
Analisis� pengaruh� ditujukan� untuk� melihat� seberapa� kuat pengaruh� suatu variabel� dengan� variabel� lainnya� baik� secara� langsung,� maupun� secara� tidak langsung.�� Interpretasi�� dari� hasil� ini� akan� memiliki�� arti� yang� penting� untuk menentukan strategi yang jelas dalam rangka meningkatkan Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung oleh LISREL adalah sebagai berikut:
a.� Pengaruh Langsung
Tabel 8. Pengaruh
Langsung
|
PENGAWASAN KERJA |
KOMITMEN PEGAWAI |
KEPUASAN |
KEPUASAN |
0.16 |
0.95 |
|
DISIPLIN |
-0.16 |
0.40 |
0.69 |
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2022
����������� Berdasarkan
Tabel 8. besarnya pengaruh langsung Pengawasan Kerja terhadap Kepuasan sebesar 0.16, pengaruh langsung Pengawasan Kerja terhadap Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar
-0.16. Pengaruh Langsung Kepuasan terhadap Disiplin sebesar 0.69. Pengaruh Langsung Komitmen pegawai terhadap kepuasan kerja Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera
Selatan sebesar 0.95. dan� pengaruh Langsung Komitmen pegawai �terhadap Disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera
Selatan sebesar 0.40.
b.� Pengaruh Tidak Langsung
Tabel 9 Pengaruh
Tidak Langsung.
|
PENGAWASAN KERJA |
KOMITMEN PEGAWAI |
KEPUASAN |
|
|
DISIPLIN |
0,1104 |
0,6555 |
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian, 2022
Berdasarkan Tabel 9. besarnya pengaruh tidak langsung Disiplin Pengawasan Kerja terhadap Disiplin sebesar 0,1104 dan Pengaruh tidak Langsung Komitmen pegawai terhadap Disiplin sebesar 0.6555.
����������� Pengujian hipotesis menunjukkan variabel pengawasan kerja berpengaruh negatif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar -0.16.
Sejalan dengan penelitian Rizal (2019) menjelaskan bahwa pengawasan memiliki pengaruh negatif terhadap disiplin kerja, ini bertentangan dengan Penelitian yang dilakukan Fitrianingrum (2015) menjelaskan bahwa pengawasan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai.� Pegawai akan lebih patuh apabila dalam organisasi diterapkan pengawasan yang efektif dan efisien. Hasil ini didukung Umami (2016) yang juga menemukan adanya pengaruh positif pengawasan terhadap disiplin kerja. Penelitian lain oleh Amanda (2016) ; Meika, et al., (2017); Awal (2019) juga menyatakan hal yang sama karena menemukan pengawasan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai.
Pengujian hipotesis menunjukkan variabel komitmen pegawai berpengaruh positif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar
0.40. Penelitian
����������� Pengujian hipotesis menunjukan variabel pengawasan kerja berpengaruh positif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera
Selatan sebesar 0,16. Penelitian
Kula, et al (2014) ditunjukkan bahwasanya
pengawasan menjadi faktor yang dapat meningkatkan kepuasan pegawai pada pekerjaannya. Penelitian oleh Aprilandi, et al
(2015) juga menemukan adanya
pengaruh signifikan positif dari pengawasan
terhadap kepuasan kerja. Sejalan dengan Afifah, et al (2016) yang menunjukkan pengawasan dapat membuat pegawai
merasa lebih puas. Penelitian lain oleh
Qureshi dan Hamid (2018); Rahman, et al (2019) juga menemukan
bahwa pengawasan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
����������� Pengujian hipotesis menunjukkan variabel komitmen pegawai berpengaruh positif secara langsung terhadap kepuasan kerja Pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan sebesar 0.95. Penelitian
Pengujian hipotesis menunjukkan variabel kepuasan kerja berpengaruh positif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sebesar 0.69. Penelitian yang dilakukan Ilahiet al (2017) dan Efendra (2017) yang sama-sama menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja pegawai. Penelitian lain yang dilakukan oleh Manik (2017) dan Rabiulkhri, et al (2019) juga menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja. Kurangnya rasa disiplin dalam suatu perusahaan itu dikarenakan oleh adanya rasa ketidakpuasan dari para pegawai. Tinggi rendahnya kepatuhan dari para pegawai dalam menaati segala peraturan disebuah perusahaan akan sangat ditentukan oleh puas atau tidakpuasnya seorang pegawai yang kerja ini terkait dengan adanya pemenuhan harapan-harapan dari para pegawai yang berada disebuah perusahaan itu sudah dipenuhi atau belum. Apabila harapan pegawai sudah mendekati pemenuhan maksimal,� maka akan berusaha untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan semangat bekerja, salah satu caranya adalah dengan mendisiplinkan diri dengan mematuhi segala nilai dan norma serta prosedur yang berlaku ditempatnya bekerja. Dengan kedisiplinan yang tinggi dari setiap pegawainya maka perusahaan akan mampu mengoprasionalisasikan seluruh strategi usahanya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
����������� Pengujian hipotesis menunjukkan pengaruh variabel pengawasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening sebesar 0,1104.
Menurut
Sedangkan menurut
Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap, tingkah laku dan pandangan seorang pegawai dalam menjalankan pekerjaannya, di mana kepuasan kerja bersifat pribadi sehingga kepuasan kerja antara karyawan akan berbeda, dan kepuasan kerja itu akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan pegawai.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan bahwa Pengawasan kerja dan Komitmen pegawai berpengaruh positif secara langsung terhadap Kepuasan kerja Pegawai Kejaksaan
Tinggi Sumatera Selatan. Pegawasn berpengaruh
negatif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Kepuasan
kerja dan Komitmen berpengaruh positif secara langsung terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera
Selatan. Pengawasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan melalui
kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Komitmen pegawai memiliki pengaruh positif terhadap disiplin Pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan melalui
kepuasan kerja sebagai variabel intervening.
BIBLIOGRAFI
Baru,
Rejo Agung. (N.D.). Upaya
Peningkatan Produktivitas
Tenaga Kerja Musiman Pabrik Gula Berdasarkan 5 Faktor Model Kopelman (Studi Kasus Di Pg.
Burhannudin, Zainul, Mohammad, & Harlie, Muhammad. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Maksipreneur, 8(2), 191�206.
Damayanti, Zollanda May. (2021a). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 2(02).
Damayanti, Zollanda May. (2021b). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 2(02).
Dwiyanti, I. A. K. A., & Bagia, I. W. (2020). Peningkatan Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 130�138.
Iskandar, I. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika.
Paramina, Patricia Dhiana, & Sari, Heni Susanti Emafika. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja, Pengaruh Disiplin, Pengawasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Pada Semangat Kerja (Studi Kasus Pada Karyawan Pt. Carefast Semarang). Journal Of Management, 3(3), 1�7.
Prameswari, Ardhea. (N.D.). Pengaruh Beban Kerja, Remunerasi, Dan Burnout Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Bank.
Putra Pratama, M. Aditya, & Nurdiana Dihan, Fareshti. (2017). Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karya Wan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jbti : Jurnal Bisnis Teori Dan Implementasi, 8(2), 115�135. Https://Doi.Org/10.18196/Bti.82087
Silalahi, Riana Handayani. (2021a). Analisis Promosi Jabatan, Penempatan Dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Pada Akademi Pariwisata Medan. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 1(01).
Silalahi, Riana Handayani. (2021b). Analisis Promosi Jabatan, Penempatan Dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Pada Akademi Pariwisata Medan. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, 1(01).
Subarsono, A. G. (2012). Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori Dan Praktik. In Pustaka Pelajar.
Sudarmanto, Yoyok, Martini, Ni Nyoman Putu, & Herlambang, Toni. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum. Kinerja, 19(1), 79�88.
Sulistiyanti, Umi. (2020). Pengaruh Konflik Peran, Ambiguitas Peran Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kediri).
Syamsir, Syamsir, & Saputra, Nika. (2022). Administrasi Kepegawaian. Cv. Eureka Media Aksara.
Syukur Arman Mendrofa, Sahyar, Beby Karina Fawzeea. (2021). Pengaruh Kepemimpinan, Pengawasan, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai. Jurnal Manajemen, 4, 130�140.
Wijoyo, Hadion. (2021). Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia. Insan Cendekia Mandiri.
Copyright holder: Achmad Arjansyah Akbar (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |