Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
REMODELLING PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VAR) STUDI
KASUS BANK XYZ
�
Anastasia Rasia, Achmad Zulfikar, Biko Kharunia, Cita
Pelangi, Anugrah Kesuma,� Bagus Nugroho,
Cipto Hartono, Dewi Hanggraeni
Magister
Manajemen, Universitas Indonesia
Faculty of
Economics and Business, Universitas Indonesia, Universitas Pertamina
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian
ini dirancang untuk membedakan hasil yang diperoleh dari penerapan Value at
Risk (VaR) di Bank XYZ dengan menggunakan dua metodologi yang berbeda:
pendekatan Variance-Covariance ditambah dengan model Delta Gamma, dan teknik
Historical Simulation. Perbandingan ini dilakukan melalui serangkaian prosedur
backtesting yang dilakukan pada model yang dihasilkan dari kedua metode. Temuan
kami menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Variance-Covariance, bersama
dengan model Delta Gamma, di Bank XYZ goyah selama kuartal kedua tahun 2022,
disebabkan oleh osilasi harga pasar yang melebihi nilai perkiraan model. Akibatnya, metode komputasi VaR
alternatif yang lebih kompatibel diperlukan. Teknik Simulasi Historis
menghasilkan nilai yang menunjukkan kecenderungan untuk condong lebih tinggi,
sehingga memungkinkan pengukuran risiko yang lebih konservatif. Akibatnya, Bank
XYZ akhirnya beralih dari model Variance-Covariance yang dikombinasikan dengan
pendekatan Delta Gamma, ke metode Simulasi Historis untuk perhitungan VaR
mereka.�
Kata Kunci: Value-at-Risk;
Metode Historis; Volatilitas; Backtesting.
Abstract
This study is designed to
contrast the outcomes derived from the implementation of Value at Risk (VaR) at
Bank XYZ by employing two distinct methodologies: the Variance-Covariance
approach coupled with the Delta Gamma model, and the Historical Simulation technique.
The comparison is effectuated through a series of backtesting procedures
conducted on the resultant models from both methods. Our findings indicate that
the employment of the Variance-Covariance approach, in conjunction with the
Delta Gamma model, in Bank XYZ faltered during the second quarter of 2022,
attributable to market price oscillations that exceeded the model's forecasted
values. Consequently, an alternative, more compatible VaR computational method
is necessitated. The Historical Simulation technique yields values that display
a propensity to skew higher, thereby enabling a more conservative risk
measurement. As a result, Bank XYZ ultimately transitioned from the
Variance-Covariance model combined with the Delta Gamma approach, to the Historical
Simulation method for their VaR calculations.
Keywords : Value-at-Risk; Historical Method; Volatility;
Backtesting.
Pendahuluan
Pandemi
Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 memberikan dampak negatif yang signifikan
di berbagai aspek kehidupan (Murti, 2023).
Penyebaran Covid-19 baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan
dampak buruk, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat global tetapi juga
perekonomian dunia (Kusumahadi & Permana, 2021).
Berbagai tolok ukur ekonomi telah berubah kearah yang belum pernah diprediksi
sebelumnya. Kondisi ketidakpastian yang tinggi mempengaruhi volatilitas harga
komoditas, nilai tukar mata uang maupun suku bunga.
Penelitian
yang dilakukan oleh Kusumahadi (2021) menunjukan
bahwa pengembalian saham setiap negara menunjukkan volatilitas tinggi selama
pandemi COVID-19, terutama pada Maret 2020. Selain itu di Indonesia nilai tukar
memberikan pengaruh negatif kepada pengembalian saham (Devi & Artini, 2019).
Keadaan ini menyebabkan perusahaan dituntut untuk lebih berhati-hati dalam
mengelola investasi terutama yang terpengaruh dengan risiko pasar (Halim, 2021).
Salah
satu sektor industri yang terkena dampak Covid-19 adalah sektor perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh El-Chaarani et al. (2023)
dan Barrett et al. (2020)
menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan risiko kredit bank
yang signifikan. Sejalan dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian Wu
dan Olson (2020)
juga menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 menurunkan kelayakan pinjaman yang
diberikan kepada UMKM dan menyebabkan adanya pengetatan kebijakan pinjaman
kepada UMKM yang signifikan. Oleh sebab itu, perbankan perlu memastikan bahwa
dana investasi yang tersedia dapat dikelola secara prudent. Dalam pelaksanaannya bank mempergunakan metode perhitungan
risiko yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu metode perhitungan
yang biasa dipergunakan adalah Value at
Risk (VaR).
Bank
XYZ merupakan salah satu Perbankan buku IV di Indonesia yang berfokus pada UMKM
dan mendukung program pemerintah. Sebagai salah satu bank pioneer di Indonesia, Bank XYZ juga memiliki manuver untuk aktif
melakukan optimalisasi likuiditas melalui instrumen surat berharga baik yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun korporasi yang dikelola secara prudent. Secara berkala, pengawasan
risiko pasar Bank XYZ dilakukan menggunakan perhitungan VaR dengan Metode Delta
Gamma (Model 1). Namun pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2021, hasil backtesting terhadap Model 1 menunjukan
terjadinya penyimpangan (failure)
melebihi batasan dalam regulasi dan termasuk ke dalam zona merah. Failure tersebut disebabkan oleh
pergerakan harga pasar melebihi prediksi yang dihasilkan oleh Model 1. Model 1
gagal memprediksi pergerakan harga pasar pada kondisi yang tak terduga yang
disebabkan oleh Covid-19. Hal tersebut menunjukan bahwa Model 1 tersebut tidak
cukup mengantisipasi risiko aktual dan menjadi tidak efektif dalam menekan
risiko.
Bank
XYZ melakukan proses remodelling
metodologi perhitungan VaR untuk mengatasi permasalahan tersebut. Proses remodelling dilakukan dengan
membandingkan model 1 dengan metode lain yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan Bank XYZ dalam memprediksi nilai kegagalan di masa yang akan datang
berdasarkan risk appetite, kondisi
internal dan eksternal serta perubahan yang menyertainya. Proses remodelling menghasilkan kesimpulan bahwa Bank
XYZ mengganti Model 1 dengan Metode Historikal (Model 2). Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan antara hasil penerapan Value at Risk di bank XYZ dengan dua metode yang berbeda yaitu
metode Varians-Kovarians dengan pendekatan Delta Gamma dan metode Simulasi
Historis.
Studi Literatur
A.
Risiko Pasar
Bank
for International Settlements (BIS) mendefinisikan risiko pasar sebagai sebuah
nilai yang akan terpengaruh oleh pergerakan di pasar ekuitas, suku bunga, nilai
tukar mata uang, dan harga komoditas (Pangestuti, 2020).
Menurut POJK, risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif, termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara
keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (Safri, 2019). Secara umum definisi
risiko pasar dapat disimpulkan sebagai risiko yang dihadapi oleh suatu
portofolio investasi sebagai akibat dari fluktuasi nilai aset di pasar keuangan
(Purwanti & Nurastuti, 2020).
Penerapan
manajemen dan penilaian profil risiko pasar bagi perbankan di Indonesia diatur
oleh Otoritas Jasa Keuangan melalui SEOJK No. 12 Tahun 2018. Salah satu risiko
pasar yang perlu dikelola oleh Bank adalah risiko suku bunga dalam banking book
atau Interest Rate Risk in the Banking Book (IRRBB) (Prakarsa et al., 2020).
Penilaian profil risiko mencakup penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank (Sebayang, 2020).
Bank
perlu untuk memperkuat kerangka penerapan manajemen risiko dan metode
perhitungan risiko suku bunga dalam IRRBB dengan menggunakan dua perspektif
yaitu perspektif nilai ekonomis (economic
value) dan perspektif rentabilitas (earnings)
(Sasongko & Susilawati, 2018).
Hal tersebut bertujuan agar bank dapat mengidentifikasi risiko secara lebih
akurat dan melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai (Ulfha, 2018).
B.
Value at Risk (VaR)
Value at risk
(VaR) adalah salah satu metode untuk mengukur risiko pasar. VaR digunakan untuk
mengukur potensi kerugian maksimum yang mungkin terjadi pada nilai suatu aset
atau portofolio dengan tingkat kepercayaan tertentu, selama periode holding tertentu (Saputra et al., 2023).
Aspek terpenting dalam perhitungan VaR adalah menentukan jenis metodologi dan
asumsi yang sesuai dengan distribusi return.
Penerapan metode dan asumsi yang tepat akan menghasilkan perhitungan VaR yang
akurat untuk digunakan sebagai ukuran risiko (Saputra et al., 2023).
Terdapat
tiga metode utama yang dapat digunakan untuk menghitung Value at Risk; Metode
Varians-Kovarians, Metode Simulasi Historis dan Metode Simulasi Monte Carlo.
1. Varians-Kovarians
Metode Varians-kovarians dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Delta Normal dan Delta Gamma (Nugraha, 2020). Pendekatan dengan Delta Normal bergantung pada asumsi bahwa return berdistribusi normal dan menggunakan turunan orde pertama (Delta). Metode ini mudah dan efisien secara komputasi sehingga cocok untuk portofolio besar. Kekurangan metode ini adalah ketergantungannya pada asumsi distribusi normal yang seringkali tidak berlaku pada pasar keuangan, sehingga seringkali gagal menangkap efek opsional dan hubungan non linear lainnya antara nilai portofolio dan faktor risiko (Abidin et al., 2014).
Pendekatan
Delta Gamma menggabungkan turunan orde kedua (Gamma) ke dalam estimasi VaR.
Metode ini mampu menangkap efek opsional dan hubungan non linier antara nilai
portofolio dan faktor risiko, memberikan estimasi VaR yang lebih akurat
dibandingkan pendekatan Delta Normal. Keakuratan estimasi VaR yang dihasilkan
ini lebih kompleks dan intens secara komputasi, sehingga bukan pilihan yang
paling praktis untuk portofolio besar atau institusi dengan sumber daya yang terbatas.
VaR = Pz0,95 ������ (1)
Dimana����� :
P ������������������� : Investasi dana awal
z0,95��������������� : Tingkat kepercayaan sebesar 95%
������������� : Volatilitas return
aset tunggal
������������� : Periode waktu
2. Simulasi
Historis
Metode
Simulasi Historis menggunakan data perubahan persentase harga di masa lalu
untuk kemudian diaplikasikan pada portofolio (Cahyadi, 2018).
Metode ini merupakan metode non parametrik karena tidak menggunakan asumsi
distribusi dari return (risk factor) (Maronrong et al., 2022).
Untuk menggunakan metode ini secara tepat diperlukan data yang cukup banyak,
sehingga model yang dibentuk dapat mengidentifikasi kejadian ekstrim atau
langka. Metode ini mengasumsikan bahwa perubahan
nilai pada masa lalu akan terulang. Limitasi dari metode ini adalah data lama
(historis) dan data baru diberikan bobot nilai yang sama yang dapat berakibat
buruk dalam pengestimasian tren terbaru.
VaR(1-α)= μ(R)-Rα������ (2)
Dimana :
VaR(1-α)� : Potensi kerugian maksimal
μ(R)������� : Nilai rata-rata return
Rα�������� : Rugi maksimum α tertentu
3. Simulasi
Monte Carlo
Metode
Simulasi Monte Carlo mengestimasi nilai VaR dengan mambangkitkan bilangan random berdasarkan karakteristik dari
data yang akan dibangkitkan. VaR dengan metode ini mengasumsikan return berdistribusi normal.
VaR = μ-(Z � σ)�������� (3)
Dimana����� :
VaR������������� : Potensi kerugian maksimal
������������������� : Besarnya nilai rata-rata return
������������� : Standar deviasi
Z��������������� :
Tingkat kepercayaan
VaR
memiliki dua parameter utama yaitu holding period dan confidence level. Penentuan holding
period tergantung pada bagaimana resultan VaR digunakan dan VaR dapat
digunakan untuk berbagai holding period.
Semakin lama holding period maka
semakin besar nilai VaR (Wulandari & Setiawan, 2019).
Confidence level mengacu pada tingkat
kesalahan/kerugian maksimal yang dapat ditolerir. Confidence level� yang biasa
digunakan dalam perhitungan VaR adalah 90%, 95%, dan 99%. Confidence level 95% berarti terdapat kemungkinan 5% sebuah
portofolio/aset akan mengalami kerugian di atas nilai VaR.
C.
Backtesting dengan Uji Basel Traffic Light
Backtesting
adalah sebuah pengujian yang dilakukan pada model yang sudah dibuat untuk
mengevaluasi dan menilai tingkat keakuratan model tersebut. Uji Basel Traffic Light adalah uji
backtesting yang biasa digunakan oleh banyak Bank di dunia untuk mengukur
keakuratan model VaR yang akan digunakan.
Tabel 1
Hasil akurasi uji Basel
Traffic Light
Zona |
99% |
95% |
90% |
Hijau |
0
- 4 |
0
- 10 |
0
- 32 |
Kuning |
5
- 9 |
11
- 18 |
33
43 |
Merah |
⩾
10 |
⩾
19 |
⩾
43 |
Bank
biasanya menggunakan tingkat kepercayaan 99%. Akurasi model dapat dikategorikan
zona hijau apabila failure nya berada
diantara 0 - 4, zona kuning apabila failure
nya berada diantara 5 - 9 dan zona merah apabila failure nya 10 dan selebihnya. Zona merah mengindikasikan model
yang digunakan sudah tidak valid. Irsan et al, (2022)
melakukan penelitian perhitungan VaR dengan membandingkan metode
varians-kovarians dan simulasi historis kemudian dievaluasi dengan backtesting
untuk mengetahui keakuratan dan menentukan metode terbaik. Hasil pada holding
period satu hari, metode varians-kovarians merupakan metode terbaik untuk confidence
level 99% dan untuk metode simulasi historis merupakan metode terbaik untuk confidence
level 95%.
Dalbudak
et al, (2017)
sudah terlebih dulu melakukan penelitian perhitungan VaR dengan membandingkan
tiga metode yaitu varians-kovarians, simulasi historis dan simulasi monte
carlo, dengan hasil metode simulasi historis memberikan nilai VaR yang paling
besar dibanding metode lainnya karena pada saat proses backtesting dilakukan untuk semua portofolio dengan metode simulasi
historikal, hasilnya berada pada area yang nilai error-nya masih dapat diterima dan berada di area hijau.
Metodologi Penulisan
Data
dalam penelitian ini diperoleh dari data primer. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung dengan Key Person di Bank XYZ. Observasi dilakukan untuk mengamati secara
langsung situasi dan keadaan yang berkaitan dengan penelitian, sedangkan
wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam terkait objek
penelitian.
Hasil dan Pembahasan
A.
Pengukuran dan Pengawasan
Risiko Pasar pada Bank XYZ
Bank
XYZ adalah bank yang memiliki fokus bisnis pada penyaluran kredit ke sektor
kecil dan menengah (UMKM). Sektor UMKM di Indonesia sangat besar, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan bahwa Total
UMKM di Indonesia tembus 8,71 juta unit usaha pada 2022. Hal tersebut
menjadikan treasury business pada Bank XYZ sebagai second tier business sehingga Bank XYZ
dirasa perlu untuk tetap menjaga likuiditas sebagai motor dalam melakukan operasional
perbankan pada rentang waktu Pandemi Covid-19 dan post Covid-19. Untuk menjaga
likuiditasnya, Bank XYZ terus melakukan pengukuran dan pengawasan manajemen
risiko pasar dengan cara melakukan perhitungan VaR. Proses penghitungan VaR
pada Bank XYZ menggunakan sistem aplikasi yang menyediakan beberapa metode
perhitungan yaitu Metode Varians Kovarians, Metode Simulasi Historis dan Metode
Simulasi Monte-Carlo. Berikut perhitungan VaR terkait nilai tukar dan suku
bunga di Bank XYZ berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan per Desember 2021
sampai dengan Maret 2023:
Tabel 2
Perbandingan Penilaian VaR di Bank XYZ
Tanggal |
31 Desember 2021 |
31 Desember 2022 |
31 Maret 2023 |
|||
Kategori |
Nilai Tukar *) |
Suku Bunga |
Nilai Tukar *) |
Suku Bunga |
Nilai Tukar *) |
Suku Bunga |
Rata-Rata Harian |
4,336.52 |
20,217.09 |
6,346.86 |
23,774.79 |
7,446.15 |
54,560.48 |
Tertinggi |
10,935.84 |
167,329.04 |
61,392.21 |
50,280.08 |
13,928.13 |
79,465.09 |
Terendah |
21.62 |
1,559.98 |
40.38 |
9,470.17 |
37.93 |
40,097.64 |
Metode |
Metode
Varians-Kovarians Delta Gamma (Model 1) |
Metode Simulasi
Historis (Model 2) |
Sumber
: Data Laporan Keuangan Tahunan dan
Triwulanan Bank XYZ, data diolah.
Berdasarkan
tabel di atas, rata-rata harian VaR memiliki kecenderungan naik per Desember
2021 sampai dengan Maret 2023 yang mana tercatat nilai tertinggi untuk nilai
tukar sebesar 7,446.15 dan suku bunga 56,560.48. Selain itu, terjadi perubahan
metode perhitungan VaR pada bank XYZ pada periode Maret 2023.
B.
Remodelling VaR pada Bank
XYZ
Proses
perubahan model (remodelling) Metodologi
Perhitungan VaR di Bank XYZ dilakukan untuk memilih metode perhitungan risiko
pasar yang sesuai dengan kebutuhan Bank XYZ dengan mempertimbangkan keandalan
dan ketersediaan metode pada sistem aplikasi yang digunakan oleh Bank XYZ.
Proses remodelling dilakukan dengan
tahapan gap assessment and analysis,
simulasi/piloting/uji coba, dan pengujian backtesting. Hasil gap assessment and analysis yang
dilakukan oleh Bank XYZ dari yang sebelumnya menggunakan metode
Varians-Kovarians dengan pendekatan Delta Gamma (Model 1) menjadi metode
Simulasi Historis (Model 2) tersebut terjadi setelah hasil dari backtesting terhadap metode perhitungan
VaR Varians-Kovarians dengan pendekatan Delta Gamma menunjukkan kegagalan
sebanyak 12 kali di triwulan III dan 13 kali pada triwulan IV tahun 2021. Atas
kejadian tersebut Bank XYZ� perlu
mengadakan backtesting dan pilot project terkait rencana perubahan
model VaR yang dapat berdampak pada keseluruhan dampak terjadinya risiko di
masa yang akan datang. Berdasarkan kebijakan internal Bank XYZ, backtesting perlu dilakukan secara
berkala untuk memperoleh keyakinan bahwa pemodelan VaR telah dapat memprediksi
kegagalan di masa yang akan datang.
Iorgulescu
(2012),
menjelaskan bahwa kinerja metode VaR sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari
data series yang digunakan, maka
untuk meningkatkan akurasi dan keandalannya perlu diperbarui secara berkala. Bank XYZ juga perlu melakukan pilot project sebelum dilakukan
pengambilan keputusan pada perubahan model VaR yang mana ini terkait dengan
adanya risk appetite dari
masing-masing perusahaan. Berdasarkan studi literatur dan simulasi yang
dilakukan oleh internal Bank XYZ, perhitungan VaR dengan metode Historikal
memiliki beberapa keunggulan dari metode Delta-Gamma diantaranya:
C.
Backtesting Model 1
(Delta Gamma)
Bank
XYZ melakukan backtesting terhadap
model VaR dengan metode Varians-Kovarians (Delta
Gamma) secara reguler. Namun khusus pada Triwulan III dan IV Tahun 2021
backtesting mengalami kegagalan berdasarkan uji basel traffic light. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor
eksternal perubahan sumber data pasar dari salah satu broker Bank XYZ yang
disesuaikan dengan kondisi pasar terkini.
Tabel 3
Backtesting VaR pada Model 1 (Delta Gamma) Tahun 2021
Metode |
Delta Gamma |
|||
Jenis
Risiko |
Suku Bunga |
Nilai Tukar |
||
Jumlah
Data |
250 |
250 |
||
Periode |
Failure |
Zona |
Failure |
Zona |
TW I 2021 |
|
Hijau |
|
Hijau |
TW II 2021 |
|
Hijau |
|
Hijau |
TW III 2021 |
|
Merah |
|
Hijau |
TW IV 2021 |
|
Merah |
|
Hijau |
Berdasarkan
tabel di atas, Model 1 (Delta Gamma) telah mengalami kegagalan sebanyak dua
kali berturut-turut pada triwulan ketiga dan keempat yang disebabkan oleh
perubahan suku bunga. Sehingga dalam perhitungan VaR, pergerakan harga pasar
lebih dari prediksi yang dihasilkan metode perhitungan VaR Delta Gamma. Oleh
karena itu, diperlukan adanya alternatif metode perhitungan VaR yang sesuai.
D.
Backtesting Model 1
(Delta Gamma) dan Model 2 (Historikal)
Sesuai
dengan kebijakan internal Bank XYZ atas kegagalan backtesting pemodelan VaR sebelumnya, perlu adanya alternatif
melalui pilot project dengan
menggunakan pemodelan lain. Penggunaan metode perhitungan VaR Historikal secara
garis besar akan menghasilkan angka VaR yang lebih besar dibandingkan dengan
Delta Gamma, berikut adalah perbandingan pada triwulan berikutnya:
Tabel 4
Backtesting VaR pada Model 1 (Delta Gamma) Semester I
2022
Metode |
Delta Gamma |
|||
Jenis
Risiko |
Suku Bunga |
Nilai Tukar |
||
Jumlah
Data |
250 |
250 |
||
Periode |
Failure |
Zona |
Failure |
Zona |
TW I 2022 |
|
Hijau |
< 4 |
Hijau |
TW II 2022 |
5 - 9 |
Kuning |
< 4 |
Hijau |
Tabel 5
Backtesting VaR pada Model 2 (Historikal) Semester I
2022
Metode |
Historikal |
|||
Jenis
Risiko |
Suku Bunga |
Nilai Tukar |
||
Jumlah
Data |
250 |
55 |
||
Periode |
Failure |
Zona |
Failure |
Zona |
TW I 2022 |
< 4 |
Hijau |
� |
� |
TW II 2022 |
< 4 |
Hijau |
< 4 |
Hijau |
Berdasarkan
tabel di atas, Model 1 (Delta Gamma)
telah mengalami kegagalan sebanyak satu kali pada triwulan kedua tahun 2022
yakni sebanyak 6 kali yang disebabkan pergerakan asumsi suku bunga melebihi
dari prediksi yang dihasilkan oleh metode perhitungan VaR Delta Gamma. Sehingga hal berikut menjadi penguat bahwa model VaR
yang dipergunakan oleh Bank XYZ perlu mencari alternatif perhitungan yang sesuai
dengan dinamika perubahan situasi internal dan eksternal.
Sedangkan
dalam pilot project Bank XYZ mengambil�
Model 2 (Historikal), model memiliki nilai yang cenderung lebih besar
sehingga mampu mengukur risiko secara konservatif. Dengan adanya kegagalan backtesting
dalam penggunaan metode Delta Gamma yang tidak mampu memprediksi perubahan data
pasar, sejak tahun 202. Bank XYZ telah mengganti metode perhitungan VaR dari
metode Varians-Kovarians dengan pendekatan Delta Gamma menjadi metode Simulasi
Historis. Secara lebih luas, dalam metode perhitungan VaR secara Historikal
yang membutuhkan data lebih panjang dan beragam dapat terpenuhi dengan data
histori yang dimiliki oleh Bank XYZ dalam periode normal yang telah cukup
panjang dilalui. Data histori yang dibutuhkan pun menjadi lebih lengkap dengan
adanya tambahan data di masa pandemi yang bersifat tidak normal dan
menghasilkan dasar analisis untuk pemahaman menyeluruh atas risiko pasar yang
dihadapi perusahaan di masa mendatang.
�
Kesimpulan
Kegunaan
VaR bagi Bank XYZ jika disesuaikan dengan bisnis Bank XYZ adalah sebagai dasar
perhitungan limit risiko dan pengambilan keputusan pada transaksi trading treasury. Sehingga perlu bagi
Bank XYZ dalam melakukan backtesting
secara berkala untuk meyakini bahwa perhitungan VaR telah mengabsorbsi
kemungkinan akan terjadinya perubahan dan kegagalan pasar sebagai upaya
mitigasi risiko pasar yang dihadapi oleh bank XYZ. Keputusan penggantian metode
perhitungan VaR Delta Gamma menjadi Metode Historikal disertai dengan adanya pertimbangan kemudahan penggunaan
perhitungan, karena bisnis treasury
merupakan bisnis lini kedua. Sehingga Bank XYZ mempertimbangkan efisiensi waktu
dan sumber daya manusia, serta pertimbangan tambahan data historis aktual yang
dimiliki oleh perusahaan termasuk pada saat pandemi maupun setelah pandemi
selama hampir tiga tahun yang memberikan sumber informasi yang mencerminkan
titik terendah dan tertinggi pada suatu krisis. Remodelling VaR setelah krisis ini merupakan langkah taktis dan
implementatif apabila dibandingkan pada perhitungan VaR dengan menggunakan
parameter tetap seperti pada perhitungan VaR dengan Metode Varians-Kovarians (Delta Gamma) serta lebih tepat digunakan
pada situasi yang statis.
BIBLIOGRAFI
�Abidin, M. Z., Priyono, A., & Mudlofar, A. (2014). Kombinasi Estimator
Kernel Gaussian Order Tinggi Dengan Simulasi Historikal Terhadap Pengukuran
Value at Risk (VAR) Return Portfolio. SAINTEKBU, 7(2).
Barrett, E. S., Horton, D. B., Roy, J., Gennaro, M. L.,
Brooks, A., Tischfield, J., Greenberg, P., Andrews, T., Jagpal, S., &
Reilly, N. (2020). Prevalence of SARS-CoV-2 infection in previously undiagnosed
health care workers in New Jersey, at the onset of the US COVID-19 pandemic. BMC
Infectious Diseases, 20, 1�10.
Cahyadi, I. (2018). Algorithmic Trading Strategies Berbasis
Artificial Neural Network Sebagai Alat Bantu Analisis Teknikal Pada Perdagangan
Valuta Asing. Jurnal Tata Kelola Dan Kerangka Kerja Teknologi Informasi,
4(1), 1�20.
Dalbudak, Z. I., Murat, A., & Yilmaz, V. (2017).
Comparison of Value at Risk Methods: Application of ISE 30. Journal of
Business Economics and Finance, 6(3), 254�263.
Devi, N., & Artini, L. G. S. (2019). Pengaruh Roe, Der,
Per, dan nilai tukar terhadap return saham. E-Jurnal Manajemen, 8(7),
4183�4212.
EL-Chaarani, H., Skaf, Y., Roberto, F., Hamdan, A., &
Binsaddig, R. O. (2023). Assessing the Direct and Moderating Effect of COVID-19
on the Performance of the Banking Sector in the MENA Region. FIIB Business
Review, 23197145221137960.
Halim, K. I. (2021). Pengaruh Leverage, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit
Going Concern. Owner: Riset Dan Jurnal Akuntansi, 5(1), 164�173.
Iorgulescu, M., & Beloiu, R. (2012). Study of DC motor
diagnosis based on the vibration spectrum and current analysis. 2012
International Conference on Applied and Theoretical Electricity (ICATE), 1�4.
Irsan, I., Sufinuran, S., & Fauziah, R. (2022). Analisis
Perkembangan Perilaku Sosio-Emosional Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Secara Daring (Online) di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1),
943�953.
Kusumahadi, T. A., & Permana, F. C. (2021). Impact of
COVID-19 on global stock market volatility. Journal of Economic Integration,
36(1), 20�45.
Maronrong, R., Hermastuti, P., & Muntahak, S. M. I. A. A.
(2022). Analisis Value at Risk untuk Keputusan Investasi Menggunakan Simulasi
Historis. Jurnal Akuntansi STEI, 5(02), 21�30.
Murti, C. D. (2023). What is Known About Environmental Cost
Accounting? Systematic Literature Review. Journal of Accounting and
Investment, 24(1), 84�100.
Nugraha, J. (2020). Penerapan Metode Structural Equation
Modeling pada Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa FMIPA UII Tahun 2018.
Pangestuti, D. C. (2020). Manajemen Keuangan Internasional.
Deepublish.
Prakarsa, R. B., Yadiati, W., & Suciati, N. R. H. (2020).
Pengaruh Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital terhadap
Value of Firm di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Maksipreneur: Manajemen,
Koperasi, Dan Entrepreneurship, 9(2), 137�152.
Purwanti, Y., & Nurastuti, P. (2020). Pengaruh analisis
fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham pada pasar modal
syariah. EKOMABIS: Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis, 1(01), 103�118.
Safri, H. (2019). Analisis Risiko Profile Terhadap Tingkat
Kesehatan Bank Syari�ah Di Indonesia (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia). ECOBISMA
(Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 6(1), 37�45.
Saputra, D., Zukhri, N., Altin, D., Nugroho, A. A., Setyawan,
R. D., Fitari, T., & Thohari, M. (2023). Analisis Value At Risk Dengan
Metode Historis dan Simulasi Monte Carlo Pada Perusahaan Sektor Perbankan dan
Sektor Pertambangan. SEIKO: Journal of Management & Business, 6(1),
184�190.
Sasongko, A. S., & Susilawati, C. E. (2018). Pengaruh
risk profile, earnings, dan capital terhadap nilai perusahaan melalui good
corporate govermance (Studi pada perusahaan perbankan di Indonesia). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 6(2), 69�84.
Sebayang, S. (2020). Manajemen Kepatuhan dan Meningkatkan
Kesehatan Perbankan Syariah. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Kebijakan Publik
(JEpa), 5(2), 156�165.
Ulfha, S. M. (2018). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode RBBR (Risk-Based Bank Rating)(Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, Capital). Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 7(2),
9�26.
Wu, D. D., Olson, D. L., Wu, D. D., & Olson, D. L.
(2020). The effect of COVID-19 on the banking sector. Pandemic Risk
Management in Operations and Finance: Modeling the Impact of COVID-19, 89�99.
Wulandari, E. A., & Setiawan, M. A. (2019). Pengaruh
growth opportunity, net working capital, cash conversion cycle dan dividend
payout terhadap cash holding. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(3),
1259�1274.
Copyright
holder: Anastasia
Rasia, Achmad Zulfikar, Biko Kharunia, Cita Pelangi, Anugrah Kesuma,� Bagus Nugroho, Cipto Hartono, Dewi
Hanggraeni (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |
�