Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 11, November 2022
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN RUMAH
SAKIT DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN
Caesary Merybella, Puput
Oktamianti
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia, Depok
E-mail:� [email protected],
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
kualitas pelayanan Rumah Sakit dengan tingkat kepuasan pasien. Metode
penelitian yang digunakan dalam artikel jurnal ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan studi kepustakaan atau library research. Studi literatur
dilakukan dengan melakukan pencarian artikel dan buku yang relevan dengan topik
Lesson Study sebagai gerbang peningkatan mutu pendidikan dan profesionalisme
guru (Kusumawati, 2020) Pencarian dilakukan melalui mesin pencari Google
Scholar, ProQuest, dan EBSCO. Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka
penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya relevansi yang begitu kuat antara
kualitas pelayanan rumah sakit dengan tingkat kepuasan pasien. Pelayanan rumah
sakit yang baik dapat di tinjau dari beberapa aspek yakni;(a) Keamanan pasien,
(b) kualitas pelayanan medis, (c) Ketersedian fasilitas dan teknologi. Adapun
upaya untuk meningkat kepuasan pasien pada pelayanan kualitas rumah sakit dapat
berupa; (a) Menghargai dan merespon umpan balik pasien, (b) Mengelola keluhan
pasien.
Kata Kunci: Kualitas pelayanan; Kepuasan Pasien; Rumah sakit.
Abstract
This study aims to analyze the relationship between
the quality of hospital services with the level of patient satisfaction. The
research method used in this journal article is a qualitative method with a
literature study approach or library research. Literature studies are carried
out by searching for articles and books that are relevant to the topic of Lesson
Study as a gateway to improving the quality of education and teacher
professionalism (Kusumawati, 2020) The search is carried out through the search
engines Google Scholar, ProQuest, and EBSCO. Based on the results of the
discussion above, this study concludes that there is such a strong relevance
between the quality of hospital services and the level of patient satisfaction.
Good hospital services can be reviewed from several aspects, namely; (a)
patient safety, (b) quality of medical services, (c) availability of facilities
and technology. The efforts to increase patient satisfaction in hospital
quality services can be; (a) Respect and respond to patient feedback, (b)
Manage patient complaints.
Keywords: Quality of
service; patient satisfaction; Hospital.
Pendahuluan
Kesehatan
merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif,
sehingga diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali dalam
biaya dan mutu pelayanan yang diberikan (Akbar et al., 2022). Oleh karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan kesehatannya dan negara bertanggungjawab mengatur agar
hak hidup sehat bagi seluruh rakyat dapat terpenuhi (RIZQIA, 2018). Rumah Sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, sehingga rumah sakit harus memberikan pelayanan
kesehatan yang memuaskan agar pasien merasa senang untuk berobat di rumah sakit
(Anfal, 2020). Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan maka pihak
manajemen rumah sakit harus memenuhi standar pelayanan yang telah di tentukan,
sehingga setiap pasien akan mendapatkan kualitas pelayanan yang efesien dan
efektif untuk peningkatan Kesehatan (Az-Zahroh, 2017).
Pengukuran
terhadap mutu atau kualitas pelayanan sangat penting dilakukan guna mewujudkan
kepuasan pasien. Menurut Meiriana, (2019) sebagai pernyataan yang dihasilkan dari terpenuhi atau tidaknya harapan
pelanggan dengan pelayanan yang diterima. Sedangkan pelayanan itu sendiri salah
satunya dalam bentuk pelayanan kesehatan. Dalam lingkungan maka yang disebut
dengan pelanggan ialah pasien. Pasien selalu mengharapkan agar rumah sakit
dapat memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan.
Upaya
kesehatan ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, pemerataan dan
jangkauan pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus
ditingkatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena terwujudnya
keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak (Sukiswo, 2018). Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal perlu dilakukan,
salah satu upaya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting yakni
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan (Khainuddin et al.,
2019). Kepuasan pasien adalah masalah penting bagi penyedia layanan
kesehatan. Penyedia layanan kesehatan bekerja dan bersaing secara kompetitif
dalam memenuhi kepuasan pelanggannya. Rumah sakit perlu meningkatkan tingkat
kepuasan jika mereka ingin tetap berada dalam persaingan dengan rumah sakit
lain (Ferawaty & Tamsah,
2017).
Kepuasan
pasien pada dasarnya untuk memuaskan harapan pasien dan memahami kebutuhan
mereka (Jacobis, 2013). Masyarakat selalu mengharapkan maupun swasta dapat memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi setiap pengguna yang memanfaatkannya. Dengan demikian pihak
rumah sakit dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan layanannya kepada
pasien tanpa membedakan latar belakang sosial dan penanggung biaya pasien
karena pasien yang bertindak sebagai konsumen yang menggunakan pelayanan
tersebut ingin mendapatkan pelayanan yang berkualitas sehingga menciptakan
kepuasan bagi pasien (Calundu, 2018).
Permasalahan
yang cukup penting yang berasosiasi dengan kepuasan pasien dan yang harus
diperhatikan dari pihak manajemen rumah sakit adalah kualitas pelayanan dengan
parameter berwujud/ bukti fisik, keandalan, ketanggapan, kepastian/ keyakinan
dan empati yang dapat diberikan petugas maupun karyawan kesehatan pada pasien
sehingga terbentuklah kepuasan pasien (Susanto et al., 2021). Pada saat ini masyarakat pengguna jasa rumah sakit tidak hanya melihat
dan menilai hasil akhir saja, yang merupakan kesembuhan dirinya ataupun
keluarga melainkan mereka menilai dan melihat apa yang mereka rasakan dan
dapatkan di rumah sakit tersebut (Pratiwi, 2019). Semakin tinggi keinginan masyarakat maupun rakyat atas peralatan
kesehatan yang memiliki kualitas dan terjangkau, maka berbagai cara maupun
upaya telah dilakukan untuk dapat memenuhi dan melengkapi keinginan tersebut.
Perawatan pelayanan kesehatan ditujukan untuk dapat memberikan rasa puas pada
pasien (Maulana & Sos,
2009).
Hasil riset
yang dilakukan oleh Wu (2011) �The Impact of Hospital Brand Image on servive Quality, Patient
Satisfaction and Loyalty� menunjukkan bahwa citra rumah sakit memiliki pengaruh
baik langsung maupun tidak langsung terhadap loyalitas pasien. Hal ini mengindikasikan
bahwa citra rumah sakit yang baik tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien
melalui loyalitas pasien secara langsung, tetapi juga meningkatkan kepuasan
pasien melalui peningkatan kualitas pelayanan yang dirasakan, yang pada
gilirannya meningkatkan niat ulang kunjungan pasien.
Berdasarkan penjelasan
yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
kualitas pelayanan Rumah Sakit dengan tingkat kepuasan pasien. Manfaat dari
penelitian ini adalah dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan
Rumah Sakit dengan mengetahui aspek-aspek yang paling penting bagi pasien Rumah
Sakit agar mengarahkan sumber daya mereka untuk meningkatkan pelayanan yang
dianggap paling penting sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam artikel jurnal ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan studi kepustakaan atau library research. Studi literatur
dilakukan dengan melakukan pencarian artikel dan buku yang relevan dengan topik
Lesson Study sebagai gerbang peningkatan mutu pendidikan dan profesionalisme
guru (Kusumawati, 2020) Pencarian dilakukan
melalui mesin pencari Google Scholar, ProQuest, dan EBSCO.
Kriteria
inklusi yang digunakan dalam pencarian artikel dan buku adalah yang terbit
dalam rentang waktu 2010-2023 dan berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
Artikel dan buku yang digunakan dalam studi literatur ini merupakan sumber
primer, sumber sekunder, dan sumber tersier yang relevan dengan topik yang
dibahas.
Setelah
melakukan pencarian, artikel dan buku yang relevan dipilih untuk dianalisis dan
diekstraksi informasinya. Hasil dari analisis informasi yang diperoleh kemudian
diorganisasi dan disusun secara sistematis dalam bentuk tulisan yang jelas dan
terstruktur.
Hasil dan Pembahasan
1. Aspek penting dalam pelayanan Rumah
Sakit
a.
Keamanan Pasien
Keselamatan pasien merupakan unsur penting guna
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit sebagai
bentuk implementasi dan refleksi sentuhan hasil kompetensi tenaga
kesehatan,ketersediaan sarana dan prasarana layanan serta sistem manajemen dan
administrasi dalam siklus pelayanan terhadap pasien (Ismainar, 2015). Untuk menjamin keselamatan pasien maka
organisasi pelayanan kesehatan harus mampu membangun sistem yang membuat proses
perawatan pasien lebih aman, baik bagi pasien, petugas kesehatan, maupun masyarakat
sekitarnya (keluarga, pengunjung), serta manajemen rumah sakit (Hidayat et al., 2022). Sistem keselamatan pasien ditujukan untuk
mengurangi resiko, mencegah terjadinya cedera akibat proses pelayanan
pasien,serta tidak terulangnya insiden keselamatan pasien melalui penciptaan
budaya keselamatan pasien
Ulumiyah, (2018) dalam Pulungan, juga mengatakan hal yang
sama, yaitu mutu sebuah pelayanan kesehatan dapat berdasarkan pada efisiensi, efektifitas,
ketepatan waktu, keadilan, berorientasi pasien, dan keselamatan pasien. Hal
tersebut membuktikan bahwa keselamatan pasien merupakan salah satu tolok ukur
bagi penilaian kualitas sebuah pelayanan Kesehatan. Oleh karena itu,
keselamatan harus menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Hal ini karena keselamatan pasien merupakan suatu proses pelayanan yang aman
yang terdiri dari asesmen risiko, identifikasi dan manajemen risiko, pelaporan
dan analisis insiden, tindak lanjut dan solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko.
b.
Kualitas Pelayanan Medis
Kualitas pelayanan medis merupakan aspek penting
dalam pelayanan rumah sakit. Staf medis harus memiliki pengetahuan dan keahlian
yang memadai dalam menyediakan perawatan yang efektif dan aman. Proses
diagnosis yang akurat, pengobatan yang tepat, pemantauan yang cermat, dan
tindakan pencegahan yang efektif adalah faktor penting dalam memberikan
pelayanan medis yang berkualitas.
c. Ketersediaan
Fasilitas dan Teknologi
Rumah sakit harus memiliki fasilitas dan teknologi yang memadai untuk
mendukung pelayanan medis yang berkualitas. Peralatan medis yang mutakhir,
fasilitas yang bersih dan nyaman, serta sistem informasi yang baik dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan rumah sakit.
2.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien
a.
Menghargai dan merespon umpan balik pasien
Rumah sakit harus secara aktif menghargai dan
merespon umpan balik pasien. Mereka dapat melakukan survei kepuasan pasien,
mengadakan pertemuan atau diskusi dengan kelompok pasien, atau menggunakan
platform online untuk mengumpulkan umpan balik. Penting bagi rumah sakit untuk
mengambil tindakan yang tepat berdasarkan umpan balik tersebut untuk
meningkatkan pelayanan yang diberikan.
Mengembangkan sistem yang efektif untuk menangani
keluhan pasien. Pasien harus merasa didengar dan dipedulikan saat mereka
memiliki keluhan atau memberikan umpan balik tentang pengalaman perawatan
mereka. Staf medis harus melibatkan diri secara proaktif dalam menyelesaikan
masalah dan mencari solusi yang memuaskan. Keluhan/saran yang di sampaikan
segera di tindaklanjuti dengan mengetahui permasalahan yang terjadi dan
mencarikan solusi penyelesaian yang terbaik.
TATA
LAKSANA
A.
Tata laksana penyampaian keluhan pasien
1.
Memberikan informasi layanan keluhan/komplain pelayanan kesehatan kepada pasien
dan�� keluarga��
melalui�� informasi�� yang��
disampaikan�� langsung�� oleh�
petugas�� yang
ditunjuk
maupun melalui informasi tertulis yang diletakkan ditempat-tempat strategis
(umum)
di lingkungan Puskesmas Bulukerto.
2.
Penyampaian komplain/keluhan dapat menggunakan sarana media komunikasi secara
tertulis�� melalui��
isian�� kuisioner�� atau��
pemberian�� kotak�� saran��
maupun�� penyampaian
secara�� langsung/lisan�� kepada��
staf�� yang�� berwenang��
menghadapi�� komplain/keluhan
pasien.
3.
Informasi keluhan pasien yang masuk secara tertulis dengan melalui
angket/kuisioner
dapat
dimasukkan pada kotak saran yang tersedia dan dilakukan pengumpulan data
hasil
kusioner (rekap) berdasarkan periode waktu tertentu.
4.
Informasi�� keluhan�� pasien��
yang�� disampaikan�� secara��
langsung/lisan�� dapat�� segera
ditangani�� dengan��
unit�� yang�� berwenang��
dalam�� menghadapi�� keluhan��
dan�� segera
memberikan
alternatif/solusi yang diharapkan oleh pasien.
3. Relevansi antara kualitas pelayanan rumah sakit
terhadap kepuasan pasien
a.
Persepsi tentang perawatan
Kualitas pelayanan rumah sakit, termasuk sikap dan perilaku staf medis, kebersihan fasilitas, dan kenyamanan lingkungan, dapat memengaruhi persepsi pasien terhadap perawatan yang mereka terima (Anjaryani, 2009). Pasien yang merasa bahwa mereka diperlakukan dengan hormat, mendapatkan perawatan yang cermat, dan berada di lingkungan yang nyaman akan cenderung lebih puas dengan pengalaman mereka. Penampilan staf medis sebagai personil penentu kualitas pelayanan kesehatan baik dinegara maju maupun negara berkembang masih belum mampu memenuhi tuntutan harapan dari pasien. Survei terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakitdi Kanada, Jerman, Skotlandia, Inggris, dan Amerika Serikat menemukan sekitar 17-44% perawat melakukan pelayanan keperawatan dengan kualitasmemburuk dalam setahun terakhir. Penelitian Muhidin, (2010) menggambarkan ketidakpuasan yang dipersepsikan pasien di rumah sakit berhubungan dengan tutur kata, keacuhan, ketidakramahan, dan kesulitan� memperoleh� informasi� dari� perawat menduduki peringkat pertama.
b.
Kepercayaan dan hubungan pasien-dokter
Kualitas pelayanan yang baik dapat membangun kepercayaan antara pasien dan dokter atau staf medis. Ketika pasien merasa didengar, dipahami, dan terlibat dalam pengambilan keputusan terkait perawatan mereka, hubungan pasien-dokter menjadi lebih kuat. Kepercayaan yang terjalin ini dapat meningkatkan kepuasan pasien dan memberikan rasa aman dalam perawatan yang diberikan. Dalam konteks komunikasi, penting bagi seorang dokter untuk memiliki keterampilan komunikasi yang efektif. Menurut Oisina, (2021) pada pelayanan kesehatan, salah satu hal yang sangat penting adalah memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena kemampuan komunikasi dokter kepada pasiennya memiliki hubungan signifikan dalam upaya kesembuhan pasien. Komunikasi dokter pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien. Menurut Hasibuan, (2019) komunikasi antara dokter dan pasien merupakan jenis komunikasi yang berlangsung secara transaksional, face to face, dan berlangsung secara langsung. Jenis komunikasi ini melibatkan dua orang yang berbeda posisi, tidak sukarela, dan mengandung isi pesan yang penting sehingga membutuhkan kerjasama yang baik. Komunikasi antara dokter dan pasien adalah bentuk komunikasi kesehatan yang sifatnya interpersonal yang kompleks. Proses komunikasi ini dikontrol dengan bagaimana bentuk hubungan yang berlangsung dalam proses komunikasi tersebut. Dalam mengevaluasi pola kontrol komunikasi antara dokter dan pasien menurut Roter dan Hall, menggambarkan empat dasar bentuk hubungan antara dokter dan pasien yaitu bentuk standar (default), bentuk paternalistik (paternalistic), konsumerisme (consumerist), dan mutualistik (mutualistic). Hubungan standar (default) dalam bentuk hubungan dokter-pasien ditandai dengan kurangnya kontrol antara kedua pihak baik dari pihak dokter maupun pasien dan jelas jauh dari ideal. Bentuk paternalistik (paternalistic) ditandai dengan hubungan oleh dokter yang dominan dan pasien yang pasif. Bentuk konsumerisme dikaitkan dengan hak dan kewajiban dokter kepada pasien, hal ini menandakan bahwa bentuk ini adalah kebalikan dari bentuk paternalistik. Sedangkan bentuk mutualistik (mutualistic) ditandai dengan hubungan dokter dan pasien yang berbagi dalam pengambilan keputusan bersama dan kedua pihak saling memahami peran masing-masing. Kemampuan komunikasi seorang dokter untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pasiennya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Pramudita (2022) mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) tujuan komunikasi dokter dan pasien yaitu: (1) menciptakan hubungan interpersonal yang baik (creating a good interpersonal relationship), (2) melakukan pertukaran informasi (exchange of information), dan (3) pengambilan keputusan medis (medical decision making).
c.
Respons terhadap keluhan pasien
Mutu pelayanan yang baik tidak hanya diukur dari kemewahan fasilitas, kelengkapan teknologi dan penampilan fisik akan tetapi dari sikap dan perilaku karyawan harus mencerminkan profesionalisme dan mempunyai komitmen tinggi. Pada pelaksanaannya, survei kepuasan pasien dilakukan untuk memperbaiki lingkungan rumah sakit, fasilitas pasien, dan fasilitas dalam konteks konsumerisme. Efektivitas diukur berdasarkan umpan balik pasien untuk meningkatkan ketrampilan penyedia layanan kesehatan dan praktekpraktek yang masih menjadi kontroversi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pendapat staf klinis atas hasil survei kepuasan pasien rawat inap dan kegunaannya dalam proses quality improvement, untuk melihat dan mengkaji sejauh mana hasil survei kepuasan pasien ini bermanfaat dalam proses quality improvement, dilakukan survei terhadap provider pelayanan kesehatan terhadap hasil survei kepuasan pasien tersebut. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pendapat staf klinis terhadap hasil survei kepuasan pasien rawat inap dan penggunaannya dalam proses quality improvement, khususnya umpan balik di bangsal terkait.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka penelitian
ini menyimpulkan bahwa adanya relevansi yang begitu kuat antara kualitas pelayanan
rumah sakit dengan tingkat kepuasan pasien. Pelayanan rumah sakit yang baik
dapat di tinjau dari beberapa aspek yakni;(a) Keamanan pasien, (b) kualitas
pelayanan medis, (c) Ketersedian fasilitas dan teknologi. Adapun upaya untuk
meningkat kepuasan pasien pada pelayanan kualitas rumah sakit dapat berupa; (a)
Menghargai dan merespon umpan balik pasien, (b) Mengelola keluhan pasien.
BIBLIOGRAFI
Akbar,
I. M., Rachmawati, I., & Nur, T. (2022). Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Selabatu Kota Sukabumi. Dinamika: Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 9(1), 60�72.
Anfal, A. L. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra
Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Sundari Medan Tahun 2018. Excellent Midwifery Journal, 3(2),
1�19.
Anjaryani, W. D. (2009). Kepuasan pasien rawat inap
terhadap pelayanan perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Universitas
Diponegoro.
Az-Zahroh, T. N. (2017). Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan
Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Dewasa Umum Rumah Sakit X
Kabupaten Gresik. Psikosains: Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Psikologi,
12(2), 99�111.
Calundu, R. (2018). Manajemen Kesehatan (Vol. 1). Sah
Media.
Ferawaty, R., & Tamsah, H. (2017). pengaruh imbalan dan
motivasi terhadap kepuasan kerja perawat badan layanan umum (BLU) pada Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar. Jurnal Mirai Management, 2(1), 14�23.
Hasibuan, A. H. (2019). Pola Komunikasi Petugas Pemberian
Informasi Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru Dalam Handling
Complain Peserta. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Hidayat, M., Miskadi, M. S., & Murtikusuma, R. P. (2022).
Keselamatan Pasien, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit P4I.
Ismainar, H. (2015). Keselamatan pasien di rumah sakit.
Deepublish.
Jacobis, R. (2013). Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta Jamkesmas Di BLU RSUP
Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).
Khainuddin, K., Kusmanto, H., & Isnaini, I. (2019).
Analisis Kualitas Pelayanan Publik Rawat Inap Pada Badan Layanan Umum Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam. Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister
Administrasi Publik, 1(1), 22�31.
Maulana, H. D. J., & Sos, S. (2009). Promosi kesehatan.
Meiriana, Y. (2019). Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen
Terhadap Pelayanan PT Perintis Perlindungan Instalasi Listrik Nasional (PPILN)
Area Berau. Jurnal Ekonomi & Manajemen Indonesia, 19(2).
Muhidin, M., Sahar, J., & Wiarsih, W. (2010). Persepsi
pasien terhadap pelayanan keperawatan: Studi fenomenologi. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 13(2), 74�80.
Oisina, I. V. (2021). Komunikasi Dokter Yang Berpusat Pada
Pasien Di Masa Pandemi. MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1),
130�141.
Pramudita, M. A., Rahmanto, A. N., & Satyawan, I. A.
(2022). Manajemen Pencarian Informasi melalui Layanan Konsultasi Kesehatan
Online di Kalangan Pasien COVID-19. Jurnal Ilmu Komunikasi, 20(2),
151�169.
Pratiwi, D. A. (2019). Analisis Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Miskin Pengguna Kartu Indonesia Sehat Di Kota Batam. Measurement
Jurnal Akuntansi, 13(2), 102�112.
RIZQIA, E. S. A. (2018). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Peserta BPJS (Studi pada RSUD Berkah Pandeglang). Universitas
Islam Negeri" SMH" Banten.
Sukiswo, S. S. (2018). Hubungan Kepuasan Pasien Dengan Minat
Kunjungan Ulang Di Puskesmas Sangkalan Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat. J-Kesmas:
Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal of Public Health),
5(1), 12�21.
Susanto, F. X. H., Simbolon, N. I., & Monica, E. (2021).
Analisis Hubungan antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang. PHARMACY:
Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 18(1),
10�20.
Ulumiyah, N. H. (2018). Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan penerapan upaya keselamatan pasien di puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 6(2), 149�155.
Wu, C.-C. (2011). The impact of hospital brand image on
service quality, patient satisfaction and loyalty. African Journal of
Business Management, 5(12), 4873.
Copyright holder: Caesary Merybella, Puput
Oktamianti (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |