Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November
2022
OPTIMALISASI PENATAAN LAPANGAN PENUMPUKAN
UNTUK MEMPERLANCAR KEGIATAN BONGKAR MUAT
Welem
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, Indonesia
E-mail:
[email protected]
Abstrak
Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam memperlancar jalannya perekonomian di suatu negara termasuk Indonesia. Salah satu transportais yang memiliki peran penting dalam jasa ekspor impor ataupun pengiriman barang dalam negeri ialah pelabuhan sebagai tempat bongkar muat barang. Namun, kegiatan bongkar muat kerap kali mengalami kendala karena lapangan penumpukan yang tidak tertata rapi. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai optimalisasi penataan lapangan penumpukan untuk memperlancar kegiatan bongkar muat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagai tempat bongkar muat supaya dalam pelaksanaan kegiatannya dapat optimal karena penataan lapangan penumpukan yang efekitf dan efisien. Metode penelitian yang digunakan ialah studi literasi dengan mengkaji beragam dokumen terkait fokus penelitian. Hasil penelitian menunuukkan bahwa terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi kegiatan bongkar muat seperti dwelling time supaya jumlah barang datang dan pergi dapat terus beriringan, dwelling time, memberi tanda atau batas-batas barang bongkar muat ataupun penyimpanan barang supaya teratur dan rapi,� memperhatikan kualitas alat yang digunakan dalam aktivitas bongkar muat, memperhatikan keadaan kapal dan truk kontainer yang digunakan untuk membawa barang, dan meningkatkan manajemen pelabuhan sebagai bentuk peningkatan kualitas SDM yang nantinya akan menjalankan beragam SOP yang sudah berlaku di pelabuhan secara tegas supaya beragam bidang seperti kepabeanan dapat bekerja dengan cepat dan tepat.
Kata kunci : Lapangan Penumpukan, Bongkar Muat, Pelabuhan.
Abstract
Transportation is
an important aspect in facilitating the running of the economy in a country,
including Indonesia. One of the transportation services that has an important
role in export-import services or domestic goods delivery is the port as a
place for loading and unloading goods. However, loading and unloading
activities often experience problems because the yards are not well organized.
Therefore, researchers want to conduct research on optimizing the arrangement
of stacking yards to facilitate loading and unloading activities. The purpose
of this research is to find out the steps that can be used by ports in
Indonesia as a place for loading and unloading so that the implementation of
their activities can be optimal because of the effective and efficient
arrangement of the stacking yards. The research method used is a literacy study
by examining various documents related to the research focus. The results of
the study show that there are several ways that can be used to optimize loading
and unloading activities such as dwelling time so that the number of goods
coming and going can continue to go together, dwelling time, giving signs or
boundaries for loading and unloading goods or storing goods so that they are
orderly and tidy, paying attention to quality tools used in loading and
unloading activities, pay attention to the condition of container ships and
trucks used to carry goods, and improve port management as a form of improving
the quality of human resources which will later implement various SOPs that are
already in force at ports so that various fields such as customs can work
efficiently quick and precise.
Keywords: Stockpiling
Field, Loading �Port, Unloading Port.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua benua dan dua samudera sehingga cukup strategis sebagai arus perekonomian dunia�(Ghani et al., 2018; Wibawati et al., 2018; Yani &
Montratama, 2015). Selain itu, Indonesia juga merupakan negara kepulauan (Nugroho & HD, 2020), yang tentunya menerlukan jalur transportasi laut untuk memperlancar laju ekonomi�dalam negara (Alfath et al., 2020; Malta et al., 2018).
Transportasi�laut
merupakan hal penting (Kencana & Deri, 2020) untuk terus memutar roda ekonomi di Indonesia�baik melalui pengiriman barang antar pulau
ataupun barang-barang import yang dikirim dari luar negeri. Untuk�itu,�
transportasi laut memerlukan pelabuhan yang berkualitas�(Kaharuddin, et al 2019). Pelabuhan dalam UU No 21 tahun 1992 mengenai
pelayaran diartikan�sebagai tempat�yang terdiri dari daratan dan perairan dengan beragam�batasan
tertentu yang digunakan untuk melakukan beragam kegiatan�atau aktivitas baik terkait aktivitas pemerintahan ataupun kegiatan perekonomian. Selain itu,�pelabuhan juga digunakan sebagai tempat bersandarnya beragam�kapal baik kapal penumpang ataupun kapal barang yang nantinya akan melakukan kegiatan bongkar muat�di pelabuhan�baik barang import ataupun barang-barang lokal yang berasal dari pulau-pulau di Indonesia�(Nanda A P, et al 2021; Kurniawan F,
et al 2021;).
Kegiatan bongkar muat merupakan salah satu aspek vital yang harus diperhatikan di setiap pelabuhan (Tjetjef K & Ibrahim S S, 2015) atau dermaga karena berkaitan dengan luasnya lapangan penumpukan di setiap�dermaga atau�pelabuhan yang nantinya akan berdampak pada�kepuasan pelanggan (Noviana P & Fitria R, 2020). Hal ini dikarenakan,�
keadaan lapangan penumpukan akan mempengaruhi laju transportasi�pengiriman barang (Bambang S, et al 2020) dari satu kota ke kota lain yang nantinya akan memberikan� dorongan�pada puas atau tidaknya pelanggan atas barang
yang diterimanya�(Amrulloh I K, et al 2018). Karena tidak dapat dipungkiri jika lamanya proses�pengiriman dapat mempengaruhi pandangan konsumen akan tanggung jawab produsen pada baraeng yang diterima.
Selain itu,�kepuasan konsumen juga akan berdampak pada volume penjualan�(Rani N K, 2018) suatu produsen yang nantinya�akan mempengaruhi jumlah barang yang melakukan aktivitas bongjar muat di suatu�pelabuhan. Hasil kajian pada
beragam dokumen diketahui jika tidak sedikit pelabuhan yang mengalami kesulitan dalam mejajalankan kegiatan bongkar muat secara efektif dan efisien karena penumpukan barang yang tidak teratur juga keluar masuknya barang yang�tidak terkontrol sehingga lapangan menjadi�tidak terkendali dan akomodasi atau�transportasi menjadi terhambat.
Indonesia sebagai negara maritim memiliki beberapa pelabuhan diantaranya Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan,�Makassar, dan lain sebagainya. Setiap
pelabuhan tentu�ingin memberikan pelayanan terbaik kepada setiap penggunanya termasuk dalam proses bongkar muat�yang kerap kali memicu�permasalahan sehingga menuai protes atau komplain dari pelanggan. Hal ini mendasari�peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai optimalisasi penataan lapangan
penumpukan untuk memperlancar kegiatan bongkar muat. Tujuan
dari penelitian ini ialah untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagai tempat bongkar muat supaya dalam pelaksanaan kegiatannya dapat optimal karena penataan lapangan penumpukan
yang efekitf dan�efisien.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jenis literature studies�yakni dengan melakukan pengumpulan data terkait fokus penelitian misalnya melalui skripsi,�
jurnal� ataupun dokumen lainnya yang�sesuai dengan fokus penelitian (Hidayat & Alifah, 2022). Data yang terkumpul�kemudian dianalisis secara mendalam untuk diketahui hasil penelitian. Secara lebih�rinci berikut Langkah-langkah�penelitian ini:
Gambar 1
langkah-langkah penelitian
Hasil dan Pembahasan
Bongkar muat merupakan�kegiatan�yang tidak dapat dinafikkan pada
setiap pelabuhan.�Maka dari itu pada�kegiatan ini, pelabuhan juga memiliki peran untuk menyiapkan fasilitas penumpukan. Fasilitas
penumpukan barang yang dimaksud berdasarkan penegrtian dari PT Pelabuhan
Indonesia III yaitu (Ghani et al., 2018):
1.
Memiliki tugas untuk memberikan kelancaran pada
aktivitas bongkar muat baik dari atau menuju kapal
2.
membuat storage plan bagi muatan yang perlu untuk
dilakukan penyusunan terkebih dahulu
3.
Melakukan pemeriksaan barangg ekspor dan impor yang
dilakukan oleh petugas Bea Cukai
4.
Melakukan penyeleksian barang-barang yang rusak atau
tidak sesuai dengan dokumen yang tertera
5.
digunakan untuk kepentingan klaim
Dengan ini maka
diketahui pula bahwa operatir perusahaan pelayaran khususnya pada bidang
penumpukan atau pengelolaan ruangan memiliki tanggung jawab sebagai berikut (Ghani et al., 2018):
1.
Memiliki tanggung jawas untuk memastikan keselamatan
barang saat berada di lapangan penumpukan
2.
Memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan penerimaan
atau penyerahan barang yang dalam hal ini disebut sebagai delivery atau
receiving.
3.
Memiliki tanggung jawab pada tempat atau bangunan yang
berada di bawah pengawasannya.
Selain itu kegiatan�bongkar muat juga memiliki beberapa langkah yang harus dilaksanakan supaya dapat tertata rapi dan teratur di
lapangan penumpukan. Berikut langkah-langkah dalam melakukan aktivitas bongkar muat�yanhg dimulai dari mempersiapkan
beragam dokumen yang diperlukan, yaitu (Safira, et al 2023):
1.
Bill Of Landing�yang biasa
disebut sebagai konosemen.
2.
Carfi List�yang berisi
daftar beragam barang yang dimuat
3.
Tally Muat yaitu beragam barang yang dimuat ke dalam kapal
harus dicatat dalam tally sheet.
4.
Mate�s Receipt�yaitu tanda
terima barang untuk melalukan aktivitas pemuatan barang ke dalam kapal
5.
Stowage plan�yaitu gambaran
mengenai tata letak ataupun suusnan barang yang di muat ke dalam kapal unuk
slenajutnya diletakkan dalam peti kemas.
Begitu detailnya langkah-langkah bongkar muat tetap tidak menutup kemungkinan jika terjadi�penumpukan barang yang melonjak di�pelabuhan yang kemudian berdampak pada efektif dan�efisiennya kegiatan bongkar�muat . Jumlah data mengenai bongkar muat�yang terjadi di
tahun 2023 dari bulan Januari sampai Maret ialah sebagai berikut (BPS, 2023):
Tabel 1
Total Barang Yang di Bongkar di Pelabuhan Utama
Pelabuhan
Utama |
Total Barang
dalam Negeri di Pelabuhan Utama (Ton) |
||
Barang Yang
Di bongkar (2023) |
|||
Januari |
Februari |
Maret |
|
Belawan |
520611 |
440110 |
395324 |
Tanjung Priok |
1266651 |
1206799 |
1319035 |
Tanjung Perak |
635356 |
689063 |
786872 |
Balikpapan |
724078 |
686936 |
706539 |
Makassar |
575995 |
659821 |
719038 |
Data di atas
memberikan informasi mengenai jumlah barang yang di bingkar di Pelabuhan utama
dimana jumlahnya mengalami fluktuasi dengan jumlah terbesar pada setiap
bulannya adalah pembongkaran barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan
mengenai barang yang dimuat, dapat diamati pada table berikut ini:
Tabel 2
Total Barang yang di muat di Pelabuhan Utama
Pelabuhan
Utama |
Total Barang
dalam Negeri di Pelabuhan Utama (Ton) |
||
Barang Yang
di Muat (2023) |
|||
Januari |
Februari |
Maret |
|
Belawan |
36400 |
23772 |
26068 |
Tanjung Priok |
1139599 |
1099599 |
1134700 |
Tanjung Perak |
305295 |
295714 |
320987 |
Balikpapan |
738294 |
693132 |
706967 |
Makassar |
313410 |
329725 |
389434 |
�����������
Data di atas memberikan informasi bahwa jumlah barang yang dimuat dengan
barang yang dibongkar pada setiap bulannya tidak sama, sehingga mengalami penumpukan barang di
lapangan penumpukan. Selain itu, data di atas juga memberikan informasi bahwa
transportasi pengiriman barang merupakan aspek penting yang perlu untuk
dilakukan optimalisasi. Hasil dari analisis pada beragam data penelitian,
diketahui terdapat beberapa hal yang dapat digunakan untuk melakukan
optimalisasi pengelolaan pada lapangan penumpukan barang diantaranya:
Pertama,�melakukan dwelling time. Dwelling time�dianggap mampu memberikan solusi pada�penumpukan barang di�lapangan penumpukan karena menghitung waktu secara akurat antara barang keluar dan barang masuk di pelabuhan sehingga tidak terjadi penumpukan barang�yang�berlebihan karena dapat menghambat efektivitas waktu�untuk kegiatan bongkar muat di dermaga. Dwelling�time�yang dilakukan secara serius dan
sungguh-sungguh diketahui mampu mengurai penumpukann barang yang�ada di pelabuhan.�Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh�Safira, Banu Radyti Dwi Satrio.
Muftiana Wildiansah, Raissa Azarua Anidi, dan Siti Sahara pada tahun 2023�dimana dalam penelitiannya dilakukan di pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Jakarta dan termasuk dalam salah satu pelabuhan utama di�Indonesia�(Safira, et al
2023).
Kedua, memberi tanda mengenai letak�atau batas barang barang yang�akan ditumpuk melalui kontainer di dermaga supaya lebih tertata�rapi�Ahmad Abdul
Ghani, 2018). Hal�ini dikarenakan� salah satu faktor penyebab penumpukan barang di dermaga atau pelabuhan carut
marut ialah manajemen peletakan barang�yang tidak baik sehingga barang-barang�diletakkan secara tidak�teratur dan mengganggu laju transportasi bongkar muat.
Ketiga, peralataan untuk melakukan
bongkar muat diperbaiki atau dipastikan kualitasnya. Karena alat juga mempengaruhi waktu pelaksanaan bongkar muat. Untuk�itu,�manajemen pelabuhan hendaknya memperhatikan kualitas�alat dengan melakukan kontrol secara rutin sehingga alat yang�diguanakan�dipastikan aman untuk�digunakan dan dapat cepat bekerja untuk meminimalkan�waktu pelaksanan bongkar muat.
Keempat,� setiap
produsen atau jasa pengiriman hendaknya memperhatikan kualitas atau keadaan kapal yang�digunakan sehingga dapat bekerja secara�cepat dan�tepat. Hal ini dikarenakan kualitas kapal juga akan mempengaruhi laju dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat barang�di pelabuhan.
Maka dari itu� memastikan kapal dalam
keadaan yang baik adalah suatu hal yang tidak dapat diitnggalkan, begitupula dengan
memastikan keadaan kendaraan lain seperti truk container yang digunakan untuk
mengirim barang.
Kelima, memperbaiki system�manajemen di pelabuhan�Ahmad Abdul
Ghani, 2018)�dalam
beragam apsek baik pada�bidang kepabeanan ataupun bidang lain sehingga beragam�SOP�yang sudah disusun dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.�Dengan adanya perbaikan sistem
manajemen maka pihak dermaga juga harus memiliki ketegasan untuk mengatur beragam truk yang masuk supaya tidak mengganggu laju bongkar muat,�apalagi truk-truk besar yang melakukan parkir dalam jangka waktu yang lama baik milik masyarakat sekitar dermaga�ataupun yang lainnya. Melalui�ketegasan�dan kedisiplinan para pegawai pelabuhan maka laju bongkar�muat akan cepat dan efisien. Begitupula dengan bidang�kepabeanaan yang�dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga urusan kepabeanan�lebih cepat selesai.
Beberapa�hal�di�atas dapat�digunakan utnuk melakukan otpimalisasi dermaga dalam melakukan�aktivitas�bongkar muat sehingga waktu yang digunakan menjadi�lebih��efektif dan efiisen.
Kesimpulan
Pelabuhan merupakan salah satu sarana penting dalam melakukan bongkar muat barang�baik barang impor ataupun barang-barang yang berasal dari�luar pulau di Indonesia untuk diakomodasikan dari satu tempat�ke tempat lain. Oleh karena�itu, optimalisasi�lapanagan�penumpukan barang sebagai salah�satu fasilitas �penting perlu diperhatikan. Hasil penelitian�menujukkan�bahwa terdapat beberapa cara�yang dapat digunakan untuk melakukan�peningkatan atau optimalisasi�lapangan penumpukan dalam melakukan kegiatan bongkar muat yaitu�dwelling time,�memberi tanda�atau batas-batas barang bongkar muat�ataupun penyimpanan barang supaya�teratur dan rapi,�
memperhatikan kualitas alat�yang digunakan dalam aktivitas�bongkar muat, memperhatikan�keadaan kapal dan truk container yang digunakan untuk membawa barang, dan meningkatkan manajemen pelabuhan sebagai bentuk peningkatan kualitas SDM yang nantinya akan menjalankan beragam�SOP�yang sudah berlaku.�Dengan ini maka penataan lapangan penumpukan
pada aktivitas bongkar muat dapat lebih tertata dan tidak mengganggu laju atau
jalannya kegiatan bongkar muat di Pelabuhan.
Peneliti juga berharap�bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penelitian beirkutnya�juga hasil yang�diperoleh dapat diterapkan oleh pelanbuhan-pelabuhan
di Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas fasilitas penumpukan barang di
Pelabuhan sehingga terwujud penumpukan barang yang rapi dan teratur serta tidak
membludak supaya laju transportasi menjadi lebih mudah.
BIBLIOGRAFI
Alfath,
Tahegga Primananda, Radian Salman, dan Sukardi. (2020). Derivasi Konsep Negara
Kepulauan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bina
Hukum Lingkungan 4(2), 216-227.
Bps.go.id.
(2023). Total Barang dalam Negeri di Pelabuhan Utama (Ton).
Fazri,Kurniawan,
Iin Solihin, dan Mustaruddin. (2021). Fasilitas Dan Tingkat Operasional
Pelabuhan Perikanan Di Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh. Albacore 5(1),
7-16.
Ghani,
Ahmad Abdul. (2018). Optimalisasi Lapangan Penumpukan Terhadap Kegiatan
Penanganan Petikemas Impor di PT. Mustika Alam Lestari. Skripsi: STIA dan
Manajemen Kepelabuhan Barunawati Surabaya.
Hidayat, A. R., & Alifah, N. (2022). Reading
for Students in English Language Education Programs.�International
Journal of Social Health, 1(2), 57�63.
Kaharuddin,
Murshal Manad dan Lambang Basri. (2019). Optimalisasi Waktu Pelayanan dan
Penghematan Skala Pada Penyeberangan ASDP Bangsalae Siwa Kabupaten Wajo. URSJ
1(2), 66-75.
Karsafman,
Tjetjef dan Ibrahim Saleh Siman. (2015). Optimalisasi Lapangan Penumpukan Terhadap
Kegiatan Penanganan Petikemas Impor di PT. Mustika Alam Lestari. Jurnal
Logistik D III Transportasi UNJ 8(1), 22-27.
Khaldun,
Amrulloh Ibnu, Viqri Ilham Suryailahi, dan Muajir. (2018). Pelaksanaan Bongkar
Muat Peti Kemas dan Waktu Penyelesaian (Turn Round Time). Jurnal Manajemen
Bisnis Transportasi dan Logistik 4(3), 297-302.
Khotimah,
Rani Nur. (2018). Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Dan Pelayanan Di
Mr.Teto Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Biga 1(1), 1-8.
Malta,
Sumardjo, Anna Fatchiya dan Djoko Susanto. (2018). Keberdayaan Transmigran
dalam Berusahatani di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Ilir Provinsi Sumatera
Selat. Jurnal Penyuluhan 14(2), 257-270.
Nugroho,
Setyo, Achmad Mustakim, Dwi Wahyu Baskara dan Alwi Sina Khaqiai. (2020).
Optimasi Alokasi Lapangan Penumpukan Petikemas Ekspor Pelabuhan: Studi Kasus
Terminal Peti Kemas Banjarmasin. Jurnal Penelitian Transportasi Laut 22(1),
67-78.
Parahita,
Nanda Angga, Putu Alit Suthanaya, dan Dewa Made Priyantha Wedagama. (2021).
Analisis Kinerja Dan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Penyeberangan Padangbai. Jurnal
Spektran 9(2), 95-106.
Puspitasari,
Boviana dan Fitria Rahmawati. (2020). Proses Penanganan Bongkar Muat Equipment
Dengan Double Crane Pada Pt Samudra Indah Sejahtera Di Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang. Jurnal Manajemen Pelayaran Nasional 3(1), 32-38.
Safira,
Banu Ryti Dwi Satrio, Muftiana Wildiansah, Raissa Azaria Andini, dan Siti
Sahara. (2023). Analisis Pengaruh Dwelling Time Terhadap Efisiensi Bongkar Muat
Di Pelabuhan Tanjung Priok. Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang 20(1),
1-13.
Suryantoro,
Bambang, Devita Wimpi Punama, dan Mudayat Haqi. (2020). Tenaga Kerja, Peralatan
Bongkar Muat Lift On/Off, Dan Efektivitas Lapangan Penumpukan Terhadap
Produktivitas Bongkar Muat Peti Kemas. Jurnal Baruna Horizon 3(1),
156-169.
Verawati,
Kencana dan Deri Okta Damawaldi. (2020). Optimalisasi Tempat Penyimpanan
Terbuka Kendaraan di PT Indonesia Kendaraan Terminal Jakarta. Jurnal
Manajemen Transportasi dan Logistik 7(3), 216-226.
Wibawati,
Samti Wira, Marina Ika Sari, dan Yuli Ari Sulistyani. (2018). Potensi Dan
Tantangan One Belt One Road (OBOR) Bagi Kepentingan Nasional Indonesia Di
Bidang Maritim. Jurnal Kajian Wilayah 9(2), 109-123.
Yani,
M Nyanyan dan Ian Montratama. (2015). Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia:
Suatu Tinjauan Geopolitik. Jurnal Pertahanan 5(2), 25-51.
Copyright holder: Welem (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |