Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e- ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 7, Juli 2023
Johanna Tomasoa,
Abdul Rivai Saleh
Dunggio
Kemenkes Maluku, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Passo, Ambon. Penelitian ini dilakukan karena angka kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi, dan hipertensi yang tidak terdiagnosa dengan baik dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting seperti jantung, ginjal, otak, dan mata. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest with control group. Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Passo, sedangkan sampelnya adalah pasien hipertensi yang berobat ke Puskesmas tersebut. Teknik analisis data menggunakan Uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah melakukan senam jantung sehat, dengan perbedaan rerata sebesar 15,33. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik setelah melakukan senam jantung sehat. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa senam jantung sehat memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi di Puskesmas Passo, Ambon. Namun, tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap tekanan darah diastolik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi petugas puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dan bagi penderita hipertensi untuk mencegah terjadinya stroke.
Kata kunci: senam jantung sehat jantung sehat,
hipertensi.
Abstract
This study
aims to evaluate the effect
of healthy heart exercise on blood pressure
changes in patients
with hypertension in the working
area of Puskesmas Passo,
How to cite: |
Johanna Tomasoa, Abdul Rivai Saleh
Dunggio (2023) Pengaruh Senam Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Passo,
(8) 7, |
Jantung Sehat
Terhadap Perubahan http://dx.doi.org/10.36418/syntax- |
E-ISSN: |
||
Published by: |
Ambon. The study was conducted due to the high prevalence of
hypertension in Indonesia, and
undiagnosed hypertension can cause damage to vital organs such as the heart, kidneys, brain, and eyes. This
study used the Quasi-Experimental method with
a One Group Pretest Posttest design with a control group. The study population consisted of hypertensive patients who
sought treatment at Puskesmas Passo, while the
sample included hypertensive patients who sought treatment at the same health center. Data analysis was conducted using
the paired t-test. The results showed a significant
difference in systolic blood pressure before and after performing healthy heart exercises, with a mean difference of
15. 33. However, there was no significant difference in diastolic blood pressure after performing healthy
heart exercises. Therefore, this study concluded that
healthy heart exercises have a significant effect on reducing systolic
blood pressure in patients with hypertension at Puskesmas Passo, Ambon. However, there was no
significant effect on diastolic blood pressure. The findings of this study are expected to provide input for
health center personnel to enhance their knowledge and for hypertensive patients
to prevent stroke.
Keywords: healthy heart
exercise, hypertension.
Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai pembunuh gelap/silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan. Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. Menurut catatan badan kesehatan dunia (Organization, 2011). Satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang (Wijayanti & Mulyadi, 2018). Jika tidak dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan terus meningkat dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1,6 milyar orang diseluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi (Putri et al. , 2022). Menurut data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013, angka kejadian hipertensi pada 5 tahun terakhir sebanyak 31,7%. Sementara kasus hipertensi yang belum berhasil terdiagnosa juga masih sangat tinggi yakni 76% (Dasar, 2013).
Jika seseorang mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan, perawatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini akan membawa si penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan dapat menyebabkan kematian (Ishak, 2022). Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja terus bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak juga mata (Hanum et al. , 2018). Penyakit hipertensi ini sering merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (heart attack) (Pudiastuti, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Rini (2013), faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensidi Panti Wredha Pangesti adalah pengetahuan dan lingkungan. Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang semakin baik pula perilaku pencegahan hipertensi, selain itu hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, menunjukan hipertensi berada pada urutan ketujuh dari 10 penyakit terbanyak. Data penderita hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2013 sebanyak 169 penderita dan pada tahun 2014 berjumlah 174 penderita.
Pertanyaan penelitian ini berfokus pada potensi pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Passo. Memahami apakah regimen latihan khusus ini dapat efektif menurunkan tingkat tekanan darah akan memberikan wawasan berharga bagi penyedia layanan kesehatan di puskesmas. Hal ini akan memberikan mereka pengetahuan mengenai intervensi yang dapat direkomendasikan kepada penderita hipertensi sebagai langkah pencegahan terhadap stroke dan komplikasi lain yang terkait dengan hipertensi.
Urgensi dari penelitian ini lebih ditekankan oleh fakta bahwa Data dari puskesmas Passo hipertensi merupakan penyakit yang termasuk dalam 10 penyakit besar. Dengan menyelidiki dampak senam jantung sehat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi, penelitian ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan manajemen dan strategi pencegahan untuk hipertensi dalam konteks lokal, khususnya di Puskesmas Passo.
Pada akhirnya, signifikansi dari penelitian ini terletak pada potensi peningkatan pemahaman mengenai efektivitas senam jantung sehat sebagai intervensi bagi penderita hipertensi. Temuan ini dapat membimbing penyedia layanan kesehatan dalam mengembangkan strategi yang terarah dan berbasis bukti untuk meningkatkan hasil kesehatan individu yang menderita hipertensi, mengurangi beban komplikasi yang terkait dengan hipertensi, dan mempromosikan masyarakat yang lebih sehat.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh senam jantung sehat jantung sehat terhadap perubaan tekanan darah penderita Hipertensi di PuskesmasPasso Ambon
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest karena perlakuan dikenakan pada sekelompok unit eksperimen dengan dua kali pengukuran (pre test dan post test) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Nursalam, 2013). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen penelitian yang digunakan adalah kaset dan tape, spigmomanometer air raksa, stetoskop, lembar observasi dan pedoman wawancarayang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik responden dan mendapatkan data tentang tekanan darah.
Puskesmas Passo merupakan Pusat rujukan pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di daerah Passo kota ambon dan merupakan puskesmas rawat jalan. Desain penelitian eksperimen dengan rancangan pre experimental: one group pretest-posttest menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Jumlah sampel 30 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi, pada pengambilan data primer, kemudian dilakukan pengolahan data dan dianalisa secara deskriptif dengan data distribusi frekuensi.
Untuk mengetahui signifikansi antara variable dilakukan uji statistik Paired t test
dengan tingkat kemaknaan α = 5% (0,05) atau ρ< α (0,05) (Sugioyono, 2010).
1.
Analis Univariat
a.
Karateristik Responden (Jenis
Kelamin)
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Puskemas Passo 2016
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
% |
1. |
Laki-Laki |
10 |
33. 3 |
2. |
Perempuan |
20 |
66. 7 |
Total |
|
30 |
100 |
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkar tabel 1 di atas menunjukan bahwa responden yang paling banyak menderita hipertensi adalah responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu 20 orang (66,7 %). Hal ini mungkin terjadi karena wanita lebih banyak melakukan tanggung jawab ganda, sepertikarena selalu memperhatikan keluarga.
b. Karateristik Responden
(Umur)
Distribusi Responden Berdasarkan UmurPada Puskemas Passo 2016
No |
Umur |
Jumlah |
% |
1. |
40-50 |
20 |
66. 7 |
2. |
>50-65 |
10 |
33. 3 |
Total |
|
30 |
100 |
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa penderita hipertensi terbanyak pada kelompok umur 40 - 50 tahun yaitu20 orang (66. 7%), diiikuti kelompok umur > 51 tahun
sebanyak 10 orang (33,3%). Terlihat bahwa usia memberikan pengaruh terhadap perubahan tekanan darah. Pada penelitian ini terlihat bahwa hipertensi banyak diderita oleh responden yang berumur 40-50 tahun keatas. Hipertensi umumnya mulai terjadi dan berkembang antara 35 � 55 tahun. Hal ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Masadah (2021), yang mengatakan hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah ketika usia semakin bertambah, sehingga semakin tua usia seseorang maka semakin berpotensi memungkinkan seseorang menderita hipertensi semakin besar.
c. Tekanan Darah Sistole
Sebelum dan Sesudah Senam jantung sehat
Distribusi Responden
Berdasarkan Tekanan Darah Sistole Sebelum
dan Sesudah Senam jantung
sehat Pada Puskemas Passo 2016
No |
Tekanan Darah
(Sistole) |
Sebelum |
|
Sesudah |
|
Σ |
% |
Σ |
% |
||
1. |
120 |
0 |
0 |
3 |
10,0 |
2. |
130 |
2 |
6,7 |
13 |
43,3 |
3. |
140 |
7 |
23,3 |
7 |
23. 3 |
4. |
150 |
9 |
30. 0 |
4 |
13. 3 |
5. |
160 |
6 |
20 |
2 |
6,7 |
6. |
170 |
6 |
20 |
1 |
3. 3 |
Total |
30 |
100. 0 |
30 |
100. 0 |
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 9 orang (30,0%) sebelum mengikuti senam jantung sehat mempunyai tekanan systole 150 mmHg, dan sesudah mengikuti senam jantung sehat sebagian besar responden memiliki tekanan darah 130 mmHg yaitu 13 orang (43,3 %). Artinya senam jantung sehat jantung sehat mempunyai kontribusi terhadap perubahan tekanan darah. Dan menarik pada tabel tersebut diatas penderita dengan tekanan darah sebelum senam jantung sehat mencapai 170 mmHg yaitu sebesar 6 (20 %), sedangkan sesudah senam jantung sehat penderita dengan tekanan darah pada 170 mmHg berubah menjadi 1 (3,3%) responden.
d.
Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah Senam jantung sehat
Distribusi
Responden Berdasarkan Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah Senam jantung
sehat Pada Puskemas Passo 2016
No. |
Tekanan������� Darah (Diastole) |
Sebelum |
|
Sesudah |
|
Σ |
% |
Σ |
% |
||
1 |
80 |
0 |
0 |
9 |
30. 0 |
2 |
90 |
6 |
20,0 |
17 |
56. 7 |
3 |
100 |
17 |
56,7 |
4 |
13. 3 |
4 |
110 |
7 |
23,3 |
0 |
0 |
5 |
Total |
30 |
100. 0 |
30 |
100. 0 |
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 16 orang(53,3%) sebelum mengikuti senam jantung sehat mempunyai tekanan darah diastole yaitu100 mmHg, dan sesudah mengikuti senam jantung sehat jantung sehat tekanan darah responden sebagian besar yaitu 17 orang (56,7%) mempunyai tekanan 90 mmHg. Dari tabel tersebut menarik bawah jumlah responden yang bertekanan darah 100 mmHg menurun dantekanan darah 80 mmHg yang sebelum senam jantung sehat berjumlah 0 orang (0%), meningkat mejadi 9 orang (30 %).
2.
Analis Bivariat
a.
Perbedaan tekanan darah Sistole
sebelum dan sesudah senam jantung sehat Jantung sehat
Perbedaan Tekanan
Darah Sistole Sebelum
dan Sesudah Senam jantung sehat
Pada Puskemas Passo 2016
Olah Raga
Senam jantung sehat |
N |
Rerata �s.
b |
Perbedaan Rerata
(IK 95%) |
P-value |
|
Sebelum |
|
30 |
152,00�24,410 |
15,33(9,554- 21,113) |
0,000 |
Sesudah |
30 |
136,67�14,933 |
|
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan angka significancy adalah 0,000 dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 15,33, dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara 9,554-21,113). Karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa �terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum senam jantung sehat dan sesudah senam jantung sehat dilakukan, dimana
tekanan�� darah��� systole��� sesudah��� senam��� jantung�� sehat��� mengalami��� penurunan dibandingkan sebelum senam jantung sehat.
b.
Perbedaan Tekanan Darah Diastole
Sebelum dan Sesudah
Senam jantung sehat Jantung Sehat
Perbedaan Tekanan Darah Diastole
Sebelum dan Sesudah Senam jantung sehat jantung Sehat Pada Puskemas Passo 2016
Olah������ Raga������ Sena jantung sehat |
N |
Rerata �s.
b |
Perbedaan������� Rerata (IK 95%) |
P-value |
Sebelum |
30 |
89,00�10,939 |
2,667(-1,369-6,702) |
0,187 |
Sesudah |
30 |
86,33�8,503 |
|
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan angka significancy adalah 0,187 dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 2,667 dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara -1,667-6,702). Karena nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa �tidak terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum senam jantung sehat dan sesudah senam jantung sehat dilakukan, dimana tekanan darah diastole sesudah senam jantung sehat tidak mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan sebelum senam jantung sehat.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh senam jantung sehat jantung sehat terhadap perubahan tekanan darah. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dari 30 responden, perempuan yang lebih banyak terkena hipertensi yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), dibandingkan laki-laki sebanyak 10 orang (33,3%). Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikatakan Laily (2017) bahwa laki-laki cenderung lebih tinggi untuk terkena hipertensi, dibandingkan wanita dengan perbandingan 1,3 : 1.
Menurut American Heart Association (2009), jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Karakteristik responden pada penelitian ini sesuai usia lebih banyakberusia 40 -50 tahun. Kegiatan senam jantung sehat jantung sehat ini dilakukan selama tiga minggu dengan frekwensi senam jantung sehat dua kali dalam seminggu pada 30 responden dengan hipertensi ringan sampai sedang.
Sebelum melakukan senam jantung sehat jantung sehat penulis melakukan mengukuran tekanan darah dengan hasil sebagian besar responden mempunyai tekanan rata-rata darah sebagian besar responden yaitu 9 orang (30,0%) sebelum mengikuti senam jantung sehat mempunyai tekanan systole 150 mmHg, dan sesudah mengikuti senam jantung sehat sebagian besar responden memiliki tekanan darah 130 mmHg yaitu 13 orang (43,3%). Artinya senam jantung sehat jantung sehat mempunyai kontribusi terhadap perubahan tekanan darah dan menarik pada tabel
tersebut bahwa tekanan darah sebelum senam jantung sehat mencapai 170 mmHg yaitu sebesar 6 (20%), sedangkan sesudah senam jantung sehat tekanan darah respondenpada 170 mmHg berubah menjadi 1 (3,3) responden
Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolic (Larasiska & HN, 2017). Senam jantung sehat aerobik yang dilakukan akan mengurangi kadar hormon norepinefrin (nonadrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah (Pangaribuan & Berawi, 2016).
Hasil penelitian dengan uji Paired Sample T Test didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05), artinya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh senam jantung sehat jantung sehat terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Passo.
Tabel 5 diatas menunjukkan angka significancy adalah 0,000 dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 15,33, dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara 9,554-21,113). Karena nilai p<0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa �terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum senam jantung sehat dan sesudah senam jantung sehat dilakukan, dimana tekanan darah systole sesudah senam jantung sehat mengalami penurunan dibandingkan sebelum senam jantung sehat.
Dalam perubahan tekanan darah, apabila responden berperan aktifhasil yang diperoleh menjadi maksimal. Lama latihan tergantung pada stamina pasien. Senam jantung sehat kesehatan jantung sehat yang baik adalah dilakukan selama 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. Masyarakat saat ini cenderung menggunakan terapi non farmakologi, dengan alasan besarnya efek samping yangditimbulkan dari terapi farmakologi. Terapi non farmakologi tersebut meliputi menghentikan merokok, menurunkan berat badan berlebihan, menurunkan konsumsi alkohol berlebihan, memperbanyak latihan fisik menurunkan asupan garam, dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak (Sihotang et al., 2020). Hal ini sesuai dengan pendapat Hapsari (2021) yang menyatakan bahwa olahraga yang dilakukan 3x per minggu dengan durasi total 90 menit, akan menurunkan darah sistol sebesar 10 mmHg dan tekanan darah diastole sebesar 7 mmHg.
Penelitian Merianti (2015) membuktikan, bahwa latihan atau olahraga seperti senam jantung sehat jantung yang dilakukan selama teratur akan mengurangi kadar hormon norepinefrin dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah.
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan sebagian besar responden yaitu 16 orang (53,3%) sebelum mengikuti senam jantung sehat mempunyai tekanan darah diastole yaitu100 mmHg, dan sesudah mengikuti senam jantung sehat tekanan darah
responden sebagian besar yaitu 17 orang (56,7%) mempunyai tekanan 90 mmHg. Dari tabel tersebut menarik bawah jumlah responden yang bertekanan darah 100 mmHg menurun dan tekanan darah 80 mmHg yang sebelum senam jantung sehat berjumlah 0 orang (0%), meningkat mejadi 9 orang (30 %).
Hasil uji statistic menunjukkan angka significancy adalah 0,187 dengan perbedaan rata rata (mean difference) sebesar 2,667 dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara -1,369-6,702). Bardasarkan uji Paired Sample t Test didapatkan nilai p>0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa �tidak terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum dilakukan jantung sehat dan sesudah senam jantung sehatjantung sehat dilakukan, dimana tekanan darah diastole sesudah senam jantung sehat tidak mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan penurunan tekanan darah sistole
Menurut hasil penelitian ini dimana tidak terjadi perubahan pada tekanan darah diastole secara signifikan, Penulis berasumsi bahwakemungkinan adanya selisih waktu pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah, karena penderita melakukan pemeriksaan dengan dokter,
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden menunjukkan angka significancy adalah 0,000 dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 15,33, dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara 9,554-21,113). Karena nilai p<0,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum senam jantung sehat dan sesudah senam jantung sehat dilakukan, dimana tekanan darah systole sesudah senam jantung sehat mengalami penurunan dibandingkan sebelum senam jantung sehat. angka significancy adalah 0,187 dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 2,667 dan nilai interval kepercayaan (IK 95%) adalah antara - 1,369-6,702). Bardasarkan uji Paired Sample t Test didapatkan nilai p>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tekanan darah yang bermakna antara sebelum dilakukan jantung sehat dan sesudah senam jantung sehatjantung sehat dilakukan, dimana tekanan darah diastole sesudah senam jantung sehat tidak mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan sebelum senam jantung sehat.
Dasar, R. K. (2013).
Riskesdas 2013. Jakarta Kementeri Kesehat RI,
6.
Foundation, A. C. of C., Guidelines, A. H. A. T. F. on P., Echocardiography, A. S. of, Cardiology, A. S. of N., Society, H. R., Anesthesiologists, S. of C., Interventions, S. for C. A. and, Medicine, S. for V., Surgery, S. for V., & Fleischmann, K. E. (2009). 2009 ACCF/AHA focused update on perioperative beta blockade. Journal of the American College of Cardiology, 54(22), 2102�2128.
Hanum, P., Lubis, R., & Rasmaliah, R. (2018). Hubungan karakteristik dan dukungan keluarga lansia dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(1), 72�88.
Hapsari, S. N. E., Maharina, F. D., & Saptiningsih, M. (2021). Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lanjut Usia: Literature Review. Jurnal Kesehatan, 9(1), 32�48.
Ishak,
F. (2022). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tilango.
Media Publikasi Promosi Kesehatan
Indonesia (MPPKI), 5(5),
582�590.
Laily, S. R. (2017). Hubungan karakteristik penderita dan hipertensi dengan kejadian stroke iskemik. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), 48�59.
Larasiska,
A., & HN, W. P. (2017). Menurunkan tekanan darah dengan cara mudah pada lansia.
IJNP (Indonesian Journal
of Nursing Practices), 1(2), 55�63.
Masadah,
M., Wiantari, D. A., & Sulaeman, R. (2021). Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated
Nursing Journal), 3(2), 73�84.
Merianti, L., & Wijaya, K. (2015). Pelaksanaan Senam Jantung Sehat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Wherda Kasih Sayang Ibu Batusangkar. �AFIYAH, 2(1).
Nursalam,
S. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Organization,
W. H. (2011). WHO report on the global
tobacco epidemic, 2011: warning about the dangers
of tobacco. Geneva: World Health
Organization.
Pangaribuan, B. B. P., & Berawi, K. (2016). Pengaruh senam jantung, yoga, senam lansia,
dan senam aerobik dalam penurunan tekanan darah pada lanjut usia. Jurnal Majority, 5(4), 33�38.
Pudiastuti,
R. D. (2013). Penyakit-penyakit mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, A., Parinduri, S. K., & Anggraini, S. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Penderita Hipertensi di
POSBINDU Wilayah Kerja PUSKESMAS Tanah Sareal Kota Bogor Tahun 2021. Prosiding
Seminar Nasional Kesehatan
Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Pontianak, 1(1),
187�202.
Rini, B. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi Di Panti Werdha
Pangesti Lawang- Malang. Universitas Brawijaya.
Sihotang, R., Utama, T. A., Aprilatutini, T., & Yustisia, N. (2020). Self Care Management Evaluation in Hypertension Patients. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK), 3(2), 184� 202.
Wijayanti, W., & Mulyadi,
B. (2018). Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet
Terhadap Pemahaman Pasien Hipertensi di Puskesmas. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 8(01),
372�739.
Copyright holder: Johanna Tomasoa, Abdul
Rivai Saleh Dunggio (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article
is licensed under: |