Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 6, June
2023
OPTIMALISASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DENGAN MEMODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PJOK
Karrera Wihda Lupita, Vega
Candra Dinata, Zainal
Arifin
Pendidikan Profesi Guru PraJabatan, Lembaga
Pendidikan dan Sertifikasi Profesi, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
UPT SD Negeri 144 Gresik, Kabupaten Gresik
Email:[email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar
lokomotor peserta didik kelas 4A UPT
SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023 dengan memodifikasi sarana pembelajaran PJOK. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Sumber data dalam
penelitian ini seluruh peserta didik kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023.
Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas
4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023 yang
berjumlah 28 orang yang terbagi atas 12 peserta didik putra dan 16 peserta didik putri. Teknik pengumpulan data adalah
melalui tes dan pengukuran kemampuan
gerak dasar lokomotor berdasarkan Test Gross Motor Development-2 dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah secara
deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi planning, acting,
observasi dan reflecting.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa memodifikasi sarana pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat
mengoptimalkan kemampuan gerak dasar
lokomotor pada peserta didik 4A UPT
SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023. Dari hasil analisis yang diperoleh
terdapat peningkatan dari kondisisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan gerak dasar
lokomotor maupun nilai ketuntasan hasil belajar.
Kemampuan gerak dasar lokomotor pada kondisi awal (105,61), siklus I (124,86), siklus II (146,25), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus
II sebesar (40,64). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (66,0), siklus I (78,0), siklus II (91.4), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus
II sebesar (25,4).
Kata Kunci : Lokomotor,
Sarana ,TGMP-2, Hasil Belajar.
Abstract
The purpose of this study
was to optimize the locomotor basic movement abilities of students in class 4A
UPT SDN 144 Gresik for the 2022/2023 Academic Year by modifying the PJOK
learning facility. This study used the Classroom Action Research (CAR) method.
The data sources in this study were all class 4A students at UPT SDN 144 Gresik
for the 2022/2023 academic year. The research subjects were 28 class 4A UPT SDN
144 Gresik students for the 2022/2023 academic year, which were divided into 12
male students and 16 female students. The data collection technique is through
tests and measurements of locomotor basic movement abilities based on the Gross
Motor Development Test and observation of the process of learning activities.
The data analysis technique used in this research is descriptive based on
qualitative analysis. The procedure of this research includes planning, acting,
observing and reflecting. Based on the results of the research, it was
concluded that modifying the learning facilities for Physical Education can
optimize the basic locomotor movement abilities of UPT SDN 144 Gresik students
in the 2022/2023 Academic Year. From the results of the analysis obtained there
was an increase from the initial conditions to cycle I and cycle II, both from
increasing locomotor basic movement abilities and the completeness score of
learning outcomes. Basic locomotor movement ability in initial conditions
(105.61), cycle I (124.86), cycle II (146.25), so that the increase from
initial conditions to cycle II was (40.64). The completeness value of learning
outcomes in the initial conditions (66.0), cycle I (78.0), cycle II (91.4), so
that the increase from the initial conditions to cycle II was (25.4).
Keywords:
Locomotor ,
Facilities,TGMP-2, Learning Outcomes.
Pendahuluan
Perkembangan gerak dasar merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani (Arifin, 2013). Kemampuan gerak dasar merupakan fenomena yang melekat pada masa kanak-kanak yang dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (Nusufi, 2016). Ma'mun (2022) menyatakan bahwasanya Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan anak-anak. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan gerak dasar anak (Yanti & Fridalni, 2020). Namun demikian kemampuan gerak dasar anak dapat ditingkatkan melalui latihan (Oktarifaldi et al., 2019). Pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan salah satu sarana yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar anak (Rani, 2021). Gerak lokomotor diartikan sebagai gerak yang berpindah tempat (Runesi et al., 2023). Gerak lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh tubuh, dalam proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu lainnya (Agustini et al., 2016). Jenis gerakan lokomotor yaitu: berjalan, berlari, meloncat, melayang dan jenis gerakan lainnya yang ditandai dengan perubahan tempat (Riyanto, 2017).
Gerak lokomotor mempunyai peran penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani, terutama cabang olahraga yang menuntut perpindahan tempat atau titik berat badan seperti lari cepat, lompat jauh, lompat tinggi dan cabang olahraga lainnya (Suharnoko & Firmansyah, 2018). Namun pada kenyataannya, para siswa sekolah dasar seringkali mengalami hambatan atau kesulitan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani yang menuntut kemampuan gerak locomotor (Munar & Oktadinata, 2019).
Cahyati (2019)
menyatakan bahwa Memodifikasi sarana pembelajaran merupakan
salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting,
jika keterampilan yang sebenarnya
sulit dikuasai siswa. Suharyan (2019) berpendapat, Lakukan
modifikasi peralatan, apabila
peralatan diduga sebagai
penghambat keberhasilan. Memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Misalnya
membelajarkan lempar lembing dengan
menggunakan alat bantu bola berekor, pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan tali, lompat tinggi
dengan menggunakan alat bantu kardus dan lain sebagainya.
Kurangnya sarana pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan faktor yang menyulitkan guru dan siswa. Biasanya sarana pembelajaran pendidikan jasmani kurang diperhatikan oleh sekolah, bahkan dikesampingkan dibandingkan dengan sarana pembelajaran mata pelajaran lainnya. Sarana yang tidak mendukung
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa terkadang diabaikan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya sarana pendukung menuntut kreativitas dan inisiatif guru PJOK untuk memanfaatkan sarana yang ada atau sarana
lain agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Untuk mengetahui apakah memodifikasi
sarana pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan
kemampuan gerak dasar lokomotor, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, Optimalisasi Kemampuan
Gerak Dasar Lokomotor dengan
Memodifikasi Sarana Pembelajaran PJOK pada Siswa Kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2013b) mengemukakan penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara parsisipasif atau kolaboratif antara (peneliti dan guru) bekerjasama mulai dari tahap orientasi hingga penyususnan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah adalah siswa kelas IV UPT SD N 144 Gresik berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 siswa putra dan 16 siswa putri. Obyek penelitian adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerak lokomotor pada pembelajaran PJOK melalui modifikasi sarana pembelajaran PJOK.
Tabel 1
Subjek Penelitian
Kelas |
Putra |
Putri |
Jumlah |
IV A |
12 |
16 |
28 |
Jumlah |
12 |
16 |
28 |
Sumber TU UPT SDN 144 Gresik
b. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi atau pengamatan serta tes kemampuan gerak dasar lokomotor yang mengacu pada Test Gross Motor Development -2 (TGMD-2); Ulrich, (2000) yang diterjemahkan Bakhtiar (2015). Kemampuan gerak dasar siswa dapat diketahui dengan membandingkan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi alat bantu pembelajaran PJOK dan setelah diberi alat bantu pembelajaran PJOK.
Tabel 2
Interval dan Kategori TGMD-2
Interval |
Kategori |
Sangat Unggul |
>130 |
Unggul |
121-130 |
Diatas Rata-rata |
111-120 |
Rata-rata |
80-89 |
Dibawah Rata-rata |
70-79 |
Rendah |
<70 |
c. Analisis
Data
Kemampuan gerak dasar siswa dapat diketahui dengan
membandingkan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum
diberi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dan setelah
diberi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani.
d. Prosedur
Penelitian
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pembelajaran gerak dasar lokomotor diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a)
Menentukan subjek
penelitian
b)
Menyiapkan instrumen
penelitian serta evaluasi
c)
Menetapkan indikator
ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa
dengan nilai KKM 80
d)
Menyusun
rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus
terdiri dari:
1)
Planning (merencanakan modifikasi sarana pembelajaran penjas
yang meliputi: jalan, lari dan
lompat).
2)
Acting (memberi perlakukan dengan beberapa macam bentuk pembelajaran jalan, lari, dan lompat untuk mengetahui tingkat
kemampuan gerak dasar siswa sebelum
dan sesudah diberi
modifikasi sarana pembelajaran penjas).
3)
Observasi (melakukan tes dan pengukuran
kemampuan gerak dasar siswa, apakah kemampuan gerak siswa meningkat
setelah mendapat modifikasi sarana pembelajaran penjas).
4)
Reflecting (menyimpulkan tingkat kemampuan gerak
siswa setelah mendapat perlakuan
modifikasi sarana pembelajaran penjas dengan
membandingkan kondisi awal sebelum diberi modifikasi sarana
pembelajaran penjas dan sesudah diberi modifikasi sarana pembelajaran penjas).
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasipenelitian yang terdiri atas:
a)
Kemampuaan siswa terhadap proses
pembelajaran
b)
Pelaksanaan pembelajaran
c)
Semangat dan keaktifan siswa
d)
Tes kemampuan gerak dasar siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan gerak dasar lokomotor siswa yang dideskritifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
����������� Berikut adalah bagan alur penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan :
Gambar 1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
�Sumber: (Arikunto,
2013a)
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
gerak peserta didik dalam pembelajaran PJOK melalui modifikasi sarana
pembelajaran PJOK siswa kelas 4 A UPT SDN 144 Gresik Untuk mencapai tujuan
tersebut, dalam tindakan kelas ini peneliti menggunakan modifikasi sarana
pembelajaran sebagai perlakuan. Jenis modifikasi sarana yang dipilih adalah
Penggunaan Ban Sepeda dan Kardus Bekas. Data yang dikumpulkan dari hasil tes
kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum
diberi pembelajaran PJOK dengan memodifikasi sarana pembelajaran, setelah
diberi siklus 1 dan siklus
2.
No |
Nama |
Kemampuan Gerak dasar Lokomotor |
Nilai Ketuntasan
Belajar |
1 |
ACHMAD |
128 |
80.0 |
2 |
TEGAR |
114 |
71.3 |
3 |
AFLAH |
116 |
72.5 |
4 |
ALISA |
110 |
68.8 |
5 |
AKBAR |
98 |
61.3 |
6 |
ALDO |
105 |
65.6 |
7 |
RAFI |
128 |
80.0 |
8 |
AZIZAH |
102 |
63.8 |
9 |
AZRIEL |
100 |
62.5 |
10 |
ZAHRA |
99 |
61.9 |
11 |
BANGGAR |
95 |
59.4 |
12 |
BELLVA |
96 |
60.0 |
13 |
BILQIS |
89 |
55.6 |
14 |
BIRLI |
105 |
65.6 |
15 |
CANTYKA |
104 |
65.0 |
16 |
CITRA |
128 |
80.0 |
17 |
DANI |
100 |
62.5 |
18 |
RAYNA |
98 |
61.3 |
19 |
DEYSTA |
102 |
63.8 |
20 |
ELGA |
128 |
80.0 |
21 |
ELYSIA |
110 |
68.8 |
22 |
ENJEL |
94 |
58.8 |
23 |
FAIZ |
101 |
63.1 |
24 |
FALE |
104 |
65.0 |
25 |
FATIMA |
102 |
63.8 |
26 |
FATISHA |
100 |
62.5 |
27 |
FAVIAN |
101 |
63.1 |
28 |
FEBI |
100 |
62.5 |
Rata-rata |
105.6 |
66.0 |
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Kondisi Awal ke Siklus 1
No |
Nama |
Siklus I |
Peningkatan dari
Kondisi Awal ke Siklus 1 |
||
Kemampuan Gerak dasar Lokomotor |
Nilai Ketuntasan
Belajar |
Kemampuan Gerak dasar Lokomotor |
Nilai Ketuntasan
Belajar |
||
1 |
ACHMAD |
140 |
87.5 |
12 |
7.5 |
2 |
TEGAR |
128 |
80.0 |
14 |
8.8 |
3 |
AFLAH |
128 |
80.0 |
12 |
7.5 |
4 |
ALISA |
112 |
70.0 |
2 |
1.3 |
5 |
AKBAR |
115 |
71.9 |
17 |
10.6 |
6 |
ALDO |
128 |
80.0 |
23 |
14.4 |
7 |
RAFI |
134 |
83.8 |
6 |
3.8 |
8 |
AZIZAH |
119 |
74.4 |
17 |
10.6 |
9 |
AZRIEL |
130 |
81.3 |
30 |
18.8 |
10 |
ZAHRA |
128 |
80.0 |
29 |
18.1 |
11 |
BANGGAR |
126 |
78.8 |
31 |
19.4 |
12 |
BELLVA |
128 |
80.0 |
32 |
20.0 |
13 |
BILQIS |
114 |
71.3 |
25 |
15.6 |
14 |
BIRLI |
128 |
80.0 |
23 |
14.4 |
15 |
CANTYKA |
115 |
71.9 |
11 |
6.9 |
16 |
CITRA |
132 |
82.5 |
4 |
2.5 |
17 |
DANI |
132 |
82.5 |
32 |
20.0 |
18 |
RAYNA |
112 |
70.0 |
14 |
8.8 |
19 |
DEYSTA |
115 |
71.9 |
13 |
8.1 |
20 |
ELGA |
130 |
81.3 |
2 |
1.3 |
21 |
ELYSIA |
140 |
87.5 |
30 |
18.8 |
22 |
ENJEL |
128 |
80.0 |
34 |
21.3 |
23 |
FAIZ |
117 |
73.1 |
16 |
10.0 |
24 |
FALE |
116 |
72.5 |
12 |
7.5 |
25 |
FATIMA |
129 |
80.6 |
27 |
16.9 |
26 |
FATISHA |
128 |
80.0 |
28 |
17.5 |
27 |
FAVIAN |
116 |
72.5 |
15 |
9.4 |
28 |
FEBI |
128 |
80.0 |
28 |
17.5 |
Rata-Rata |
124,86 |
78,0 |
19.25 |
12.0 |
Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak lokomotor
dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan
kemampuan gerak dasar lokomotor siswa ,
dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 19,25 Sedangkan peningkatan nilai
ketuntasan belajar rata-rata 12,0 atau meningkat sebesar 18,23 %. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pembelajaran pada siklus I
kemampuan gerak dasar lokomotor dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan.
Pada siklus I tersebut Rata-rat kemampuan gerak dasar lokomotor adalah 124,86
dalam kategori unggul.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan modifikasi sarana dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lokomotor yakni: jalan, lari dan lompat,sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan metode bermain dan modifikasi sarana pembelajaran sehingga siswa mudah melakukan gerakan gerak dasar lokomotor yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudah dalam menyerap pelaksanaann kegiatan menggunakan modifikasi karena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan jalan, lari dan lompat, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masi terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I.
Adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah: (1) mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerak dasar lokomotor, dalam hal ini jalan, lari dan lompat yang didemontrasikan oleh peneliti secara benar, (2) saat pembelajaran jalan menggiring ban kebanyakan siswa tidak berjalan tetapi berlari, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti maupun guru (3) jarak penataan sarana pembelajaran dirasa terlalu jauh sehingga hasil lompatan siswa kurang optimal (4) kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan jalan menggiring ban, lari zig-zag dan lompat melewati teman sehingga siswa belum dapat menunjukkan kualitas gerak dasar lokomotor yang optimal dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat gerak dasar lokomotor sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lokomotor secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasankepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.
Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat gerak dasar lokomotor sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lokomotor secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasankepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) Mengurangi atau meperpendek tatanan letak sarana pembelajaran
Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi sarana pembelajaran PJOK pada siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik, disajikan dalam bentuk table sebagai berikut :
Tabel 5
Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2
No |
Nama |
Siklus II |
Peningkatan dari
Siklus I ke Siklus 1I |
||
Kemampuan Gerak dasar Lokomotor |
Nilai Ketuntasan
Belajar |
Kemampuan Gerak dasar Lokomotor |
Nilai Ketuntasan
Belajar |
||
1 |
ACHMAD |
160 |
100.0 |
20 |
12.5 |
2 |
TEGAR |
149 |
93.1 |
21 |
13.1 |
3 |
AFLAH |
136 |
85.0 |
8 |
5.0 |
4 |
ALISA |
155 |
96.9 |
43 |
26.9 |
5 |
AKBAR |
142 |
88.8 |
27 |
16.9 |
6 |
ALDO |
144 |
90.0 |
16 |
10.0 |
7 |
RAFI |
151 |
94.4 |
17 |
10.6 |
8 |
AZIZAH |
143 |
89.4 |
24 |
15.0 |
9 |
AZRIEL |
153 |
95.6 |
23 |
14.4 |
10 |
ZAHRA |
145 |
90.6 |
17 |
10.6 |
11 |
BANGGAR |
135 |
84.4 |
9 |
5.6 |
12 |
BELLVA |
149 |
93.1 |
21 |
13.1 |
13 |
BILQIS |
151 |
94.4 |
37 |
23.1 |
14 |
BIRLI |
158 |
98.8 |
30 |
18.8 |
15 |
CANTYKA |
152 |
95.0 |
37 |
23.1 |
16 |
CITRA |
160 |
100.0 |
28 |
17.5 |
17 |
DANI |
156 |
97.5 |
24 |
15.0 |
18 |
RAYNA |
128 |
80.0 |
16 |
10.0 |
19 |
DEYSTA |
141 |
88.1 |
26 |
16.3 |
20 |
ELGA |
145 |
90.6 |
15 |
9.4 |
21 |
ELYSIA |
144 |
90.0 |
4 |
2.5 |
22 |
ENJEL |
149 |
93.1 |
21 |
13.1 |
23 |
FAIZ |
128 |
80.0 |
11 |
6.9 |
24 |
FALE |
128 |
80.0 |
12 |
7.5 |
25 |
FATIMA |
145 |
90.6 |
16 |
10.0 |
26 |
FATISHA |
152 |
95.0 |
24 |
15.0 |
27 |
FAVIAN |
148 |
92.5 |
32 |
20.0 |
28 |
FEBI |
148 |
92.5 |
20 |
12.5 |
Rata-Rata |
146,25 |
91,4 |
21.39 |
13,4 |
Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak lokomotor
dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan
kemampuan gerak dasar lokomotor siswa ,
dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 21,39 Sedangkan peningkatan nilai
ketuntasan belajar rata-rata 13,4 . Hal ini menunjukkan bahwa
setelah diberikan pembelajaran pada siklus II kemampuan gerak dasar lokomotor
dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Dari siklus I yang peroleh nilai tuntas
adalah 17 siswa menjadi 28 siswa atau semua siswa memperoleh nilai diatas KKM
yang telah ditentukan. Pada siklus II tersebut Rata-rat kemampuan gerak dasar
lokomotor adalah 146,23 dalam kategori sangat unggul.
2.
Analisis dan Refleksi Tindakan
II
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan II berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan II terdapat kelebihan yang
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan tindakan II,
adapun kelebihan pada pelaksanaan tindakan II diantaranya: (1) sebagian siswa telah
mampu menunjukkan gerak dasar lokomotor yakni jalan, lari dan lompat dengan
baik. Walau ada sebagian kecil siswa dapat melakukannya kuarang baik atau
benar, (2) dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak kerepotan dalam proses
transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan pembelajaran denganmemodifikasi
sarana pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa
aktif dalam pembelajatan.
Akan tetapi dalam
pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II, adapun kelemahan atau kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan II tersebut adalah: masih ada siswa yang kurang serius
sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal dilaksanakan, terutama siswa bercanda
dan menggoda teman yang sedang mengikuti pembelajaran.
Model pembelajaran dengan memodifikasi yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, Melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas trlah memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan. Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Rata-rata peningkatan komponen kemampuan gerak dasar lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 1
Rata-rata peningkatan komponen kemampuan gerak dasar lokomotor
siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik dari kondisi awal, siklus I dan siklus
II
���� Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal komponen gerak lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 105,62, siklus I sebesar 124,86 dan siklus II sebesar 146,25 dengan presentase kenaikan sebagai berikut :
Tabel 6
Presentase Peningkatan
Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus
2
No |
Kondisi Awal Ke Siklus I |
Siklus 1 ke Siklus II |
Kondisi awal ke Siklus 2 |
Rata-rata Peningkatan |
19,25 |
21,39 |
40,64 |
Presentase Peningktan |
18% |
17% |
38% |
Rata-rat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk Grafik sebagai berikut:
Grafik 2
Rata-rata Peningkatan Ketuntasan Belajar Gerak Dasar Lokomotor Siswa Kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
���� Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal nilai ketuntasan belajar gerak lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 66,0, siklus I sebesar 78,0 dan siklus II sebesar 91,4 dengan presentase kenaikan sebagai berikut :
Tabel 7
Presentase Peningkatan
Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus
2
No |
Kondisi Awal Ke Siklus I |
Siklus 1 ke Siklus II |
Kondisi awal ke Siklus 2 |
Rata-rata Peningkatan |
12.0 |
13.4 |
25.4 |
Presentase Peningktan |
18% |
17% |
38% |
Sedangkan ketuntasan hasil belajar kelas 4A UPT SD N 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 dari kondisi awal siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk Tabel sebagai berikut:
Tabel 8
Rentang Nilai Ketuntasan Hasil Belajar PJOK Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2
No |
Rentang
Nilai |
Keterangan |
Kriteria |
Jumlah
Siswa Tuntas Tindakan Awal |
Jumlah
Siswa Tuntas Siklus I |
Jumlah
Siswa Tuntas Siklus II |
1 |
91-100 |
Baik Sekali |
Tuntas |
0 |
|
|
2 |
80-90 |
Baik |
Tuntas |
4 |
17 |
15 |
3 |
70-79 |
Perlu Perbaikan |
Tidak Tuntas |
2 |
11 |
13 |
4 |
60-69 |
Kurang |
Tidak Tuntas |
19 |
|
|
5 |
<60 |
Sangat Kurang |
Tidak Tuntas |
3 |
|
|
Jumlah |
28 |
28 |
28 |
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada setiap tindakan terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu 4 siswa dalam kategori tuntas pada tindakan awal, 17 siswa dengan criteria tuntas pada tindakan siklu I serta pada siklus II semua siswa mencapai ketuntasan belajar dengan 13 Siswa kategori baik dan 15 siswa kategori sangat baik.
Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Pelajaran 2022/2023 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan diperoleh simpulan yaitu memodifikasi sarana pembelajaran penjas dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Pelajaran 2022/2023
Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan gerak dasar maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan gerak dasar lokomotor pada kondisi awal (105,61), siklus I (124,86), siklus II (146,25), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (40,64). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (66,0), siklus I (78,0), siklus II (91.4), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (25,4).
BIBLIOGRAFI
Agustini,
I. P., Tomi, A., & Sudjana, I. N. (2016). Peningkatan Keterampilan Gerak
Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Siswa Kelas III C SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pendidikan
Jasmani, 26(2).
Arifin,
B. (2013). Pengembangan gerak dasar renang untuk anak sekolah dasar. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 1(1), 1�8.
Arikunto.
(2013a). Prosedur Penelitian.
Arikunto,
S. (2013b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Bakhtiar,
M. I. (2015). Pengembangan video ice breaking sebagai media bimbingan konseling
dalam meningkatkan keterampilan sosial. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling.
Cahyati,
N. N., & Hariyanto, E. (2019). Survei Sarana dan Prasarana Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar Negeri di
Kabupaten Pasuruan. Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia, 3(2),
111�120.
Ma�mun,
S., & Asroriyah, A. (2022). Analisis Gerak Dasar Fundamental Pada Siswa
Kelas Atas Sekolah Dasar Negeri 2 Ciherang Jaya Kecamatan Cisata. Riyadhoh:
Jurnal Pendidikan Olahraga, 4(2), 141�147.
Munar,
H., & Oktadinata, A. (2019). Sosialisasi Sosialisasi Manfaat Keterampilan
Motorik Kasar Terhadap Perkembangan Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Cerdas
Sifa Pendidikan, 8(2), 78�82.
Nusufi,
M. (2016). Hubungan kemampuan motor ability dengan keterampilan bermain sepak
bola pada klub Himadirga Unsyiah. Jurnal Pedagogik Olahraga, 2(1),
1�10.
Oktarifaldi,
O., Syahputra, R., & Putri, L. P. (2019). Pengaruh kelincahan, koordinasi
dan keseimbangan terhadap kemampuan lokomotor siswa Usia 7 sampai 10 tahun. Jurnal
MensSana, 4(2), 190�200.
Rani,
Y. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O�brien pada Siswa Kelas VI SDK
Waepana Kecamatan Soa Kabupaten Ngada. Warta Pendidikan| E-Journal, 5(9),
4�9.
Riyanto,
S. (2017). Upaya Meningkatkan Gerak Lokomotor Lari 40 Meter Melalui Metode
Picture and Picture kelas IIA SDS Kristen Kanaan Kubu Raya. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 6(3).
Runesi,
S., Wijaya, I. N. W. E., Siagian, F. R. D., & Louk, M. J. H. (2023). Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Sepak Takraw Melalui Pendekatan Permainan Jala Hip
Hop Pada Siswa Kelas V SD Inpres Fatufeto 2 Kupang. Jurnal Sport &
Science 45, 5(1), 9�16.
Suharnoko,
F., & Firmansyah, G. (2018). Pengembangan model pembelajaran melompat
melalui permainan lompat cermin untuk siswa sekolah dasar. Jurnal SPORTIF:
Jurnal Penelitian Pembelajaran, 4(2), 145�158.
Suharyan,
H. (2019). Modifikasi Alat Dalam Meningkatkan Keterampilan Tolak Peluru. Jurnal
Penjaskesrek, 6(1), 47�56.
Ulrich,
W. (2000). Reflective practice in the civil society: the contribution of
critically systemic thinking. Reflective Practice, 1(2), 247�268.
Yanti,
E., & Fridalni, N. (2020). Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
anak usia prasekolah. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(2),
225�236.
Copyright
holder: Karrera Wihda Lupita, Vega
Candra Dinata, Zainal Arifin (2023) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |