Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 6, June 2023

 

OPTIMALISASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DENGAN MEMODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PJOK

 

Karrera Wihda Lupita, Vega Candra Dinata, Zainal Arifin

Pendidikan Profesi Guru PraJabatan, Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

Universitas Negeri Surabaya, Indonesia

UPT SD Negeri 144 Gresik, Kabupaten Gresik

Email:[email protected]

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor peserta didik kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023 dengan memodifikasi sarana pembelajaran PJOK. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh peserta didik kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023 yang berjumlah 28 orang yang terbagi atas 12 peserta didik putra dan 16 peserta didik putri. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar lokomotor berdasarkan Test Gross Motor Development-2 dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi planning, acting, observasi dan reflecting. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa memodifikasi sarana pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada peserta didik 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan gerak dasar lokomotor pada kondisi awal (105,61), siklus I (124,86), siklus II (146,25), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (40,64). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (66,0), siklus I (78,0), siklus II (91.4), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (25,4).

 

Kata Kunci : Lokomotor, Sarana ,TGMP-2, Hasil Belajar.

 

Abstract

The purpose of this study was to optimize the locomotor basic movement abilities of students in class 4A UPT SDN 144 Gresik for the 2022/2023 Academic Year by modifying the PJOK learning facility. This study used the Classroom Action Research (CAR) method. The data sources in this study were all class 4A students at UPT SDN 144 Gresik for the 2022/2023 academic year. The research subjects were 28 class 4A UPT SDN 144 Gresik students for the 2022/2023 academic year, which were divided into 12 male students and 16 female students. The data collection technique is through tests and measurements of locomotor basic movement abilities based on the Gross Motor Development Test and observation of the process of learning activities. The data analysis technique used in this research is descriptive based on qualitative analysis. The procedure of this research includes planning, acting, observing and reflecting. Based on the results of the research, it was concluded that modifying the learning facilities for Physical Education can optimize the basic locomotor movement abilities of UPT SDN 144 Gresik students in the 2022/2023 Academic Year. From the results of the analysis obtained there was an increase from the initial conditions to cycle I and cycle II, both from increasing locomotor basic movement abilities and the completeness score of learning outcomes. Basic locomotor movement ability in initial conditions (105.61), cycle I (124.86), cycle II (146.25), so that the increase from initial conditions to cycle II was (40.64). The completeness value of learning outcomes in the initial conditions (66.0), cycle I (78.0), cycle II (91.4), so that the increase from the initial conditions to cycle II was (25.4).

 

Keywords: Locomotor , Facilities,TGMP-2, Learning Outcomes.

 


Pendahuluan

Perkembangan gerak dasar merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani (Arifin, 2013). Kemampuan gerak dasar merupakan fenomena yang melekat pada masa kanak-kanak yang dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (Nusufi, 2016). Ma'mun (2022) menyatakan bahwasanya Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan anak-anak. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan gerak dasar anak (Yanti & Fridalni, 2020). Namun demikian kemampuan gerak dasar anak dapat ditingkatkan melalui latihan (Oktarifaldi et al., 2019). Pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan salah satu sarana yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar anak (Rani, 2021). Gerak lokomotor diartikan sebagai gerak yang berpindah tempat (Runesi et al., 2023). Gerak lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh tubuh, dalam proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu lainnya (Agustini et al., 2016). Jenis gerakan lokomotor yaitu: berjalan, berlari, meloncat, melayang dan jenis gerakan lainnya yang ditandai dengan perubahan tempat (Riyanto, 2017).

Gerak lokomotor mempunyai peran penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani, terutama cabang olahraga yang menuntut perpindahan tempat atau titik berat badan seperti lari cepat, lompat jauh, lompat tinggi dan cabang olahraga lainnya (Suharnoko & Firmansyah, 2018). Namun pada kenyataannya, para siswa sekolah dasar seringkali mengalami hambatan atau kesulitan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani yang menuntut kemampuan gerak locomotor (Munar & Oktadinata, 2019).

Cahyati (2019) menyatakan bahwa Memodifikasi sarana pembelajaran merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai siswa. Suharyan (2019) berpendapat, Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Misalnya membelajarkan lempar lembing dengan menggunakan alat bantu bola berekor, pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan tali, lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu kardus dan lain sebagainya.

Kurangnya sarana pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan faktor yang menyulitkan guru dan siswa. Biasanya sarana pembelajaran pendidikan jasmani kurang diperhatikan oleh sekolah, bahkan dikesampingkan dibandingkan dengan sarana pembelajaran mata pelajaran lainnya. Sarana yang tidak mendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa terkadang diabaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya sarana pendukung menuntut kreativitas dan inisiatif guru PJOK untuk memanfaatkan sarana yang ada atau sarana lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengetahui apakah memodifikasi sarana pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, Optimalisasi Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dengan Memodifikasi Sarana Pembelajaran PJOK pada Siswa Kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Ajaran 2022/2023

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2013b) mengemukakan penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara parsisipasif atau kolaboratif antara (peneliti dan guru) bekerjasama mulai dari tahap orientasi hingga penyususnan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.

a.      Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah adalah siswa kelas IV UPT SD N 144 Gresik berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 siswa putra dan 16 siswa putri. Obyek penelitian adalah kemampuan siswa dalam melakukan gerak lokomotor pada pembelajaran PJOK melalui modifikasi sarana pembelajaran PJOK.

 

Tabel 1

Subjek Penelitian

Kelas

Putra

Putri

Jumlah

IV A

12

16

28

Jumlah

12

16

28

Sumber TU UPT SDN 144 Gresik

 

b.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi atau pengamatan serta tes kemampuan gerak dasar lokomotor yang mengacu pada Test Gross Motor Development -2 (TGMD-2); Ulrich, (2000) yang diterjemahkan Bakhtiar (2015). Kemampuan gerak dasar siswa dapat diketahui dengan membandingkan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi alat bantu pembelajaran PJOK dan setelah diberi alat bantu pembelajaran PJOK.

 

Tabel 2

Interval dan Kategori TGMD-2

Interval

Kategori

Sangat Unggul

>130

Unggul

121-130

Diatas Rata-rata

111-120

Rata-rata

80-89

Dibawah Rata-rata

70-79

Rendah

<70

 

c.       Analisis Data

Kemampuan gerak dasar siswa dapat diketahui dengan membandingkan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dan setelah diberi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani.

d.      Prosedur Penelitian

1.      Tahap Persiapan Survey Awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pembelajaran gerak dasar lokomotor diterapkan dalam sekolah tersebut.

2.      Tahap Seleksi Informan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a)      Menentukan subjek penelitian

b)      Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi

c)      Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa dengan nilai KKM 80

d)     Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari:

                                                           1)      Planning (merencanakan modifikasi sarana pembelajaran penjas yang meliputi: jalan, lari dan lompat).

                                                           2)      Acting (memberi perlakukan dengan beberapa macam bentuk pembelajaran jalan, lari, dan lompat untuk mengetahui tingkat kemampuan gerak dasar siswa sebelum dan sesudah diberi modifikasi sarana pembelajaran penjas).

                                                           3)      Observasi (melakukan tes dan pengukuran kemampuan gerak dasar siswa, apakah kemampuan gerak siswa meningkat setelah mendapat modifikasi sarana pembelajaran penjas).

                                                           4)      Reflecting (menyimpulkan tingkat kemampuan gerak siswa setelah mendapat perlakuan modifikasi sarana pembelajaran penjas dengan membandingkan kondisi awal sebelum diberi modifikasi sarana pembelajaran penjas dan sesudah diberi modifikasi sarana pembelajaran penjas).

3.      Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasipenelitian yang terdiri atas:

a)    Kemampuaan siswa terhadap proses pembelajaran

b)   Pelaksanaan pembelajaran

c)    Semangat dan keaktifan siswa

d)   Tes kemampuan gerak dasar siswa

4.      Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan gerak dasar lokomotor siswa yang dideskritifkan melalui hasil kualitatif.

5.      Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.

����������� Berikut adalah bagan alur penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan :

 

 

 

Gambar 1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

0612a-siklus2bptk-2.jpg

�Sumber: (Arikunto, 2013a)

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan gerak peserta didik dalam pembelajaran PJOK melalui modifikasi sarana pembelajaran PJOK siswa kelas 4 A UPT SDN 144 Gresik Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam tindakan kelas ini peneliti menggunakan modifikasi sarana pembelajaran sebagai perlakuan. Jenis modifikasi sarana yang dipilih adalah Penggunaan Ban Sepeda dan Kardus Bekas. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi pembelajaran PJOK dengan memodifikasi sarana pembelajaran, setelah diberi siklus 1 dan siklus 2.

A.    Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi awal kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/ 2023 diketahui melalui observasi dan tes kemampuan gerak dasar lokomotor yang meliputi 12 butir Test Gross Motor Development-2 yaitu Lari, Gallop, Lompat, Leap, Loncat Horizontal, Meluncur serta TGMD dengan obyek control yaitu Memukul bola diam, dribble, menangkap, menendang, melepar atas dan menggelinding bola. Dimana ke 12 Butir TGMD-2 tersebut dilakukan tanpa menggunakan modifikasi sarana pembelajaran Tes awal kemampuan gerak dasar lokomotor tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I dan siklus II yang akan diberikan tindakan ada peningkatan terhadap kemampuan gerak dasar lokomotor dan ketuntasan hasil belajar siswa.

 

Tabel 3

Kondisi Awal Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar

No

Nama

Kemampuan Gerak dasar Lokomotor

Nilai Ketuntasan Belajar

1

ACHMAD

128

80.0

2

TEGAR

114

71.3

3

AFLAH

116

72.5

4

ALISA

110

68.8

5

AKBAR

98

61.3

6

ALDO

105

65.6

7

RAFI

128

80.0

8

AZIZAH

102

63.8

9

AZRIEL

100

62.5

10

ZAHRA

99

61.9

11

BANGGAR

95

59.4

12

BELLVA

96

60.0

13

BILQIS

89

55.6

14

BIRLI

105

65.6

15

CANTYKA

104

65.0

16

CITRA

128

80.0

17

DANI

100

62.5

18

RAYNA

98

61.3

19

DEYSTA

102

63.8

20

ELGA

128

80.0

21

ELYSIA

110

68.8

22

ENJEL

94

58.8

23

FAIZ

101

63.1

24

FALE

104

65.0

25

FATIMA

102

63.8

26

FATISHA

100

62.5

27

FAVIAN

101

63.1

28

FEBI

100

62.5

Rata-rata

105.6

66.0

 

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan gerak dasar siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik yaitu 105.6 dengan kategori diatas rata-rata. Sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 66.0. Dengan keterangan 28 peserta didik yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya 4 peserta didik. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, msing-masing aspek menuju criteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi gerak dasar lokomotor pada peserta didik kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/ 2023, dengan memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.

B.     Pelaksanaan Tindakan 1

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan gerak dasar siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara memodifikasi sarana pembelajaran PJOK. Pembelajaran dengan memodifikasi sarana pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada siklus I ini diberikan tiga bentuk modifikasi sarana pembelajaran. Bentuk modifikasi sarana pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: (1) jalan menggiring simpai atau ban, (2) lari zig-zag menggunakan kardus, (3) lompat melewati teman. Pembelajaran gerak dasar lokomotor dengan memodifikasi sarana pembelajaran siklus I dilakukan selama 1 kali pertemuan yaitu 2x35 menit.

Kegiatan pada pelaksanaan tindakan I, adalah praktik gerak dasar lokomotor yaitu: melakukan 6 butir TGMD-2 tanpa alat control dengan melewati Karton, Kardus, Ban dan cone kemudian dilanjutkan TGMD-2 dengan alat control yaitu bola plastik dengan urutan 6 butir TGMD-2 yaitu Memukul bola diam, dribble, menangkap, menendang, melepar atas dan menggelinding bola

1.   Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I

Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

 

Tabel 4

Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Kondisi Awal ke Siklus 1

No

Nama

Siklus I

Peningkatan dari Kondisi Awal ke Siklus 1

Kemampuan Gerak dasar Lokomotor

Nilai Ketuntasan Belajar

Kemampuan Gerak dasar Lokomotor

Nilai Ketuntasan Belajar

1

ACHMAD

140

87.5

12

7.5

2

TEGAR

128

80.0

14

8.8

3

AFLAH

128

80.0

12

7.5

4

ALISA

112

70.0

2

1.3

5

AKBAR

115

71.9

17

10.6

6

ALDO

128

80.0

23

14.4

7

RAFI

134

83.8

6

3.8

8

AZIZAH

119

74.4

17

10.6

9

AZRIEL

130

81.3

30

18.8

10

ZAHRA

128

80.0

29

18.1

11

BANGGAR

126

78.8

31

19.4

12

BELLVA

128

80.0

32

20.0

13

BILQIS

114

71.3

25

15.6

14

BIRLI

128

80.0

23

14.4

15

CANTYKA

115

71.9

11

6.9

16

CITRA

132

82.5

4

2.5

17

DANI

132

82.5

32

20.0

18

RAYNA

112

70.0

14

8.8

19

DEYSTA

115

71.9

13

8.1

20

ELGA

130

81.3

2

1.3

21

ELYSIA

140

87.5

30

18.8

22

ENJEL

128

80.0

34

21.3

23

FAIZ

117

73.1

16

10.0

24

FALE

116

72.5

12

7.5

25

FATIMA

129

80.6

27

16.9

26

FATISHA

128

80.0

28

17.5

27

FAVIAN

116

72.5

15

9.4

28

FEBI

128

80.0

28

17.5

Rata-Rata

124,86

78,0

19.25

12.0

 

Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa , dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 19,25 Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 12,0 atau meningkat sebesar 18,23 %. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pembelajaran pada siklus I kemampuan gerak dasar lokomotor dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Pada siklus I tersebut Rata-rat kemampuan gerak dasar lokomotor adalah 124,86 dalam kategori unggul.

2.  Analisis dan Refleksi Tindakan I

Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan modifikasi sarana dalam melakukan pembelajaran gerak dasar lokomotor yakni: jalan, lari dan lompat,sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan metode bermain dan modifikasi sarana pembelajaran sehingga siswa mudah melakukan gerakan gerak dasar lokomotor yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudah dalam menyerap pelaksanaann kegiatan menggunakan modifikasi karena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan jalan, lari dan lompat, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masi terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I.

Adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah: (1) mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerak dasar lokomotor, dalam hal ini jalan, lari dan lompat yang didemontrasikan oleh peneliti secara benar, (2) saat pembelajaran jalan menggiring ban kebanyakan siswa tidak berjalan tetapi berlari, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti maupun guru (3) jarak penataan sarana pembelajaran dirasa terlalu jauh sehingga hasil lompatan siswa kurang optimal (4) kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan jalan menggiring ban, lari zig-zag dan lompat melewati teman sehingga siswa belum dapat menunjukkan kualitas gerak dasar lokomotor yang optimal dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat gerak dasar lokomotor sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lokomotor secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasankepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.

Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat gerak dasar lokomotor sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lokomotor secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasankepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) Mengurangi atau meperpendek tatanan letak sarana pembelajaran

C.    Pelaksanaan Tindakan 1I

Tindakan atau siklus II, tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalan tindakan I, rata- rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal san belum sesuia dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan siklus atau tindakan II mengacu pada pelaksanaan tindakan I, karena merupakan perbaikan dari tindakan I.

1.  Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II

Selama pelaksanaan siklus atau tindakan II, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan memodifikasi sarana pembelajaran PJOK pada siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik, disajikan dalam bentuk table sebagai berikut :

 

Tabel 5

Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2

No

Nama

Siklus II

Peningkatan dari Siklus I ke Siklus 1I

Kemampuan Gerak dasar Lokomotor

Nilai Ketuntasan Belajar

Kemampuan Gerak dasar Lokomotor

Nilai Ketuntasan Belajar

1

ACHMAD

160

100.0

20

12.5

2

TEGAR

149

93.1

21

13.1

3

AFLAH

136

85.0

8

5.0

4

ALISA

155

96.9

43

26.9

5

AKBAR

142

88.8

27

16.9

6

ALDO

144

90.0

16

10.0

7

RAFI

151

94.4

17

10.6

8

AZIZAH

143

89.4

24

15.0

9

AZRIEL

153

95.6

23

14.4

10

ZAHRA

145

90.6

17

10.6

11

BANGGAR

135

84.4

9

5.6

12

BELLVA

149

93.1

21

13.1

13

BILQIS

151

94.4

37

23.1

14

BIRLI

158

98.8

30

18.8

15

CANTYKA

152

95.0

37

23.1

16

CITRA

160

100.0

28

17.5

17

DANI

156

97.5

24

15.0

18

RAYNA

128

80.0

16

10.0

19

DEYSTA

141

88.1

26

16.3

20

ELGA

145

90.6

15

9.4

21

ELYSIA

144

90.0

4

2.5

22

ENJEL

149

93.1

21

13.1

23

FAIZ

128

80.0

11

6.9

24

FALE

128

80.0

12

7.5

25

FATIMA

145

90.6

16

10.0

26

FATISHA

152

95.0

24

15.0

27

FAVIAN

148

92.5

32

20.0

28

FEBI

148

92.5

20

12.5

Rata-Rata

146,25

91,4

21.39

13,4

 

Berdasarkan data peningkatan kemampuan gerak lokomotor dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa , dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 21,39 Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 13,4 . Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan pembelajaran pada siklus II kemampuan gerak dasar lokomotor dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Dari siklus I yang peroleh nilai tuntas adalah 17 siswa menjadi 28 siswa atau semua siswa memperoleh nilai diatas KKM yang telah ditentukan. Pada siklus II tersebut Rata-rat kemampuan gerak dasar lokomotor adalah 146,23 dalam kategori sangat unggul.

2.  Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan tindakan II berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan tindakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan pada pelaksanaan tindakan II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerak dasar lokomotor yakni jalan, lari dan lompat dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa dapat melakukannya kuarang baik atau benar, (2) dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan pembelajaran denganmemodifikasi sarana pembelajaran siswa lebih tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajatan.

Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II, adapun kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan tindakan II tersebut adalah: masih ada siswa yang kurang serius sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal dilaksanakan, terutama siswa bercanda dan menggoda teman yang sedang mengikuti pembelajaran.

Model pembelajaran dengan memodifikasi yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, Melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas trlah memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan. Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.

D.    Peningkatan Komponen Kemampuan Gerak Dasar dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Rata-rata peningkatan komponen kemampuan gerak dasar lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

 

Grafik 1

Rata-rata peningkatan komponen kemampuan gerak dasar lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik dari kondisi awal, siklus I dan siklus II

 

���� Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal komponen gerak lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 105,62, siklus I sebesar 124,86 dan siklus II sebesar 146,25 dengan presentase kenaikan sebagai berikut :

 

Tabel 6

Presentase Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2

No

Kondisi Awal Ke Siklus I

Siklus 1 ke Siklus II

Kondisi awal ke Siklus 2

Rata-rata Peningkatan

19,25

21,39

40,64

Presentase Peningktan

18%

17%

38%

 

E.     Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Rata-rat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4A UPT SD N 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk Grafik sebagai berikut:

 

Grafik 2

Rata-rata Peningkatan Ketuntasan Belajar Gerak Dasar Lokomotor Siswa Kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

 

���� Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal nilai ketuntasan belajar gerak lokomotor siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 66,0, siklus I sebesar 78,0 dan siklus II sebesar 91,4 dengan presentase kenaikan sebagai berikut :

 

Tabel 7

Presentase Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2

No

Kondisi Awal Ke Siklus I

Siklus 1 ke Siklus II

Kondisi awal ke Siklus 2

Rata-rata Peningkatan

12.0

13.4

25.4

Presentase Peningktan

18%

17%

38%

 

Sedangkan ketuntasan hasil belajar kelas 4A UPT SD N 144 Gresik tahun pelajaran 2022/2023 dari kondisi awal siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk Tabel sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 8

Rentang Nilai Ketuntasan Hasil Belajar PJOK Siswa Kelas 4A UPT SD N 144 Gresik dari Siklus I ke Siklus 2

No

Rentang Nilai

Keterangan

Kriteria

Jumlah Siswa Tuntas Tindakan Awal

Jumlah Siswa Tuntas Siklus I

Jumlah Siswa Tuntas Siklus II

1

91-100

Baik Sekali

Tuntas

0

 

 

2

80-90

Baik

Tuntas

4

17

15

3

70-79

Perlu Perbaikan

Tidak Tuntas

2

11

13

4

60-69

Kurang

Tidak Tuntas

19

 

 

5

<60

Sangat Kurang

Tidak Tuntas

3

 

 

Jumlah

28

28

28

 

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada setiap tindakan terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu 4 siswa dalam kategori tuntas pada tindakan awal, 17 siswa dengan criteria tuntas pada tindakan siklu I serta pada siklus II semua siswa mencapai ketuntasan belajar dengan 13 Siswa kategori baik dan 15 siswa kategori sangat baik.

 

Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Pelajaran 2022/2023 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan diperoleh simpulan yaitu memodifikasi sarana pembelajaran penjas dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada siswa kelas 4A UPT SDN 144 Gresik Tahun Pelajaran 2022/2023

Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan gerak dasar maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan gerak dasar lokomotor pada kondisi awal (105,61), siklus I (124,86), siklus II (146,25), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (40,64). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (66,0), siklus I (78,0), siklus II (91.4), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (25,4).

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustini, I. P., Tomi, A., & Sudjana, I. N. (2016). Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa Kelas III C SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Jasmani, 26(2).

 

Arifin, B. (2013). Pengembangan gerak dasar renang untuk anak sekolah dasar. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 1(1), 1�8.

 

Arikunto. (2013a). Prosedur Penelitian.

 

Arikunto, S. (2013b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

 

Bakhtiar, M. I. (2015). Pengembangan video ice breaking sebagai media bimbingan konseling dalam meningkatkan keterampilan sosial. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling.

 

Cahyati, N. N., & Hariyanto, E. (2019). Survei Sarana dan Prasarana Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Pasuruan. Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia, 3(2), 111�120.

 

Ma�mun, S., & Asroriyah, A. (2022). Analisis Gerak Dasar Fundamental Pada Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Negeri 2 Ciherang Jaya Kecamatan Cisata. Riyadhoh: Jurnal Pendidikan Olahraga, 4(2), 141�147.

 

Munar, H., & Oktadinata, A. (2019). Sosialisasi Sosialisasi Manfaat Keterampilan Motorik Kasar Terhadap Perkembangan Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Cerdas Sifa Pendidikan, 8(2), 78�82.

 

Nusufi, M. (2016). Hubungan kemampuan motor ability dengan keterampilan bermain sepak bola pada klub Himadirga Unsyiah. Jurnal Pedagogik Olahraga, 2(1), 1�10.

 

Oktarifaldi, O., Syahputra, R., & Putri, L. P. (2019). Pengaruh kelincahan, koordinasi dan keseimbangan terhadap kemampuan lokomotor siswa Usia 7 sampai 10 tahun. Jurnal MensSana, 4(2), 190�200.

 

Rani, Y. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya O�brien pada Siswa Kelas VI SDK Waepana Kecamatan Soa Kabupaten Ngada. Warta Pendidikan| E-Journal, 5(9), 4�9.

 

Riyanto, S. (2017). Upaya Meningkatkan Gerak Lokomotor Lari 40 Meter Melalui Metode Picture and Picture kelas IIA SDS Kristen Kanaan Kubu Raya. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 6(3).

 

Runesi, S., Wijaya, I. N. W. E., Siagian, F. R. D., & Louk, M. J. H. (2023). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepak Takraw Melalui Pendekatan Permainan Jala Hip Hop Pada Siswa Kelas V SD Inpres Fatufeto 2 Kupang. Jurnal Sport & Science 45, 5(1), 9�16.

 

Suharnoko, F., & Firmansyah, G. (2018). Pengembangan model pembelajaran melompat melalui permainan lompat cermin untuk siswa sekolah dasar. Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 4(2), 145�158.

 

Suharyan, H. (2019). Modifikasi Alat Dalam Meningkatkan Keterampilan Tolak Peluru. Jurnal Penjaskesrek, 6(1), 47�56.

 

Ulrich, W. (2000). Reflective practice in the civil society: the contribution of critically systemic thinking. Reflective Practice, 1(2), 247�268.

 

Yanti, E., & Fridalni, N. (2020). Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia prasekolah. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(2), 225�236.

 

Copyright holder:

Karrera Wihda Lupita, Vega Candra Dinata, Zainal Arifin (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: