Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 6, Juni
2023
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN
KINERJA PENGELOLA SIKDA GENERIK PUSKESMAS DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
TAHUN 2022
Wastiti Handayani,
Pujiyanto
Faculty of Public Health,
Universitas Indonesia, Indonesia
E-mail: [email protected] [email protected]
Abstrak
Berdasarkan
kebutuhan akan sistem data kesehatan yang terstandar dan terintegrasi serta dapat dilakukan secara real time, sejak tahun 2018 telah diterapkan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU
Timur) untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Implementasi
SIKDA Generik ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi kesehatan yang
akurat, tepat, dan cepat yang berguna untuk memberikan kemudahan dalam
pengambilan kebijakan sehingga diharapkan mampu memberikan kinerja yang baik. Agar
dalam implementasinya dapat berkinerja baik maka diperlukan faktor
pendorong diantaranya sikap kerja dan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan sikap kerja dan motivasi kerja dengan kinerja Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur. Penelitian ini menggunakan disain
penelitian cross sectional. Hasil
penelitian, menunjukkan baik variabel sikap kerja dan motivasi kerja sama-sama memiliki
hubungan yang signifikan dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas �di Kabupaten OKU Timur.
Kata kunci : sikap kerja, motivasi kerja, sistem informasi
kesehatan, SIKDA Generik.
Abstract
Based on the need for a standardized
and integrated health data system that can be carried out in real time, since
2018, a generic regional health information system (SIKDA) has been implemented
in East Ogan Komering Ulu Regency (OKU Timur) to accommodate this need.
Implementation of this generic SIKDA aims to provide accurate, precise, and
fast health data and information that is useful to provide convenience in
policy making, so that it is expected to be able to provide good performance.
So that in its implementation it can perform well, it is necessary to have a
driving factor, including work attitude and work motivation. This study aims to
determine the relationship between work attitude and work motivation and the
performance of the Public Health Center Generic SIKDA Management in East OKU
District. This study uses a cross-sectional research design. The results of the
study showed that both work attitude and work motivation variables had a
significant relationship with the performance of the Public Health Center
Generic SIKDA Manager in East OKU District.
Keywords: work
attitude, work motivation, health information system, Generic SIKDA.
Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya. Pada prinsipnya penyelenggaraan Puskesmas harus meliputi
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan
dan kesinambungan. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna sebagaimana
dimaksud bahwa Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan,
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan (Hasanah et al., 2020).
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 46
tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang menjelaskan bahwa SIK
adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
Pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Disamping itu, SIK sejalan dengan yang sedang diupayakan pemerintah pada saat
ini yaitu transformasi sistem kesehatan, yang memiliki enam pilar yaitu yang
pertama yaitu transformasi layanan primer, kemudian yang kedua yaitu transformasi
layanan rujukan, yang ketiga yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan,
selanjutnya yang keempat yaitu transformasi sistem pembiayaan kesehatan, yang
kelima yaitu transformasi SDM kesehatan, dan yang keenam yaitu transformasi
teknologi kesehatan, sehingga SIK memiliki bagian yang besar dalam salah satu
pilar tersebut yaitu transformasi teknologi kesehatan, dikarenakan ini terkait
dengan teknologi informasi dan bioteknologi. Dimana pada transformasi ini
dilakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi digitalisasi dan bioteknologi
di sektor kesehatan. Terkhusus untuk teknologi informasi bertujuan mendorong
pemanfaatan digitalisasi data dan informasi kesehatan yang arah muaranya pada data yang terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan
yang lebih sederhana sehingga hal ini menjadi
salah satu aspek yang harus terus ditingkatkan
untuk mencapai Indonesia Sehat (Agha, 2014).
Penerapan teknologi informasi dalam
pengelolaan data kesehatan sangat penting, sehingga memerlukan perhatian dan
kerangka konseptual menyeluruh dalam kaitannya dengan pelaksanaan Health Information Technology (HIT) (Cresswell &
Sheikh, 2013).
Meningkatnya penggunaan informasi membutuhkan peningkatan kualitas data dan
produk informasi, yang pada gilirannya membutuhkan sistem informasi kesehatan
yang lebih baik (Hagan et al., 2011). Routine Health Information Systems (RHIS)
dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan, memperkuat strategi
sistem kesehatan di tingkat kabupaten yang meliputi kualitas data yang relevan,
kelengkapan, ketepatan waktu, akurasi dan penggunaan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan (Isnawati, 2016).
Dalam Perubahan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun �������������2020-2024, terdapat sasaran strategis untuk ketersediaan sistem dan data
pelayanan kesehatan terintegrasi dan bermanfaat dalam mendukung perumusan kebijakan dengan salah satu target
strategis sistem data kesehatan yang terintegrasi dan terstandar5. Untuk
mengakomodir kebutuhan akan sistem data kesehatan yang terstandar dan
terintegrasi, terlebih lagi dapat dilakukan secara real time, maka hadir Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
Generik. SIKDA Generik adalah upaya dari Kementerian
Kesehatan dalam menerapkan standarisasi Sistem
Informasi Kesehatan sehingga dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengambilan
kebijakan di bidang kesehatan (di Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Kementerian Kesehatan RI) dengan mendayagunakan teknologi informasi kesehatan (Sando et al., 2020).
Kabupaten OKU
Timur melalui Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur memiliki 22 Puskesmas telah
memanfaatkan SIKDA Generik sejak tahun 2018. Implementasi SIKDA Generik ini bertujuan
untuk menyediakan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat
yang berguna untuk memberikan kemudahan dalam pengambilan kebijakan termasuk
dalam penyusunan perencanaan program dan kegiatan di bidang kesehatan, sehingga
harapannya agar mampu memberikan kinerja yang baik bidang kesehatan (Verawati et al., 2022).
Menurut Mangkunegara
(2010) istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau
actual performance (prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) �yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Gibson et al. (2000) kinerja karyawan
merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil
pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode
tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi.
Menurut Gibson (2012) faktor � faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah dari faktor individu yang didalamnya
terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis.
Kemudian yang kedua ialah faktor psikologi yang didalamnya terdiri dari
persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja. Ketiga
yaitu faktor organisasi yang didalamnya terdiri dari kepemimpinan, kompensasi,
konflik, kekuasaan, struktur organisasi, desain pekerjaan, desain organisasi
dan karir (J. L. Gibson et al., 1987). Sikap dan
Motivasi merupakan faktor pendorong yang kuat untuk suksesnya suatu kinerja
kegiatan. Hal ini yang juga nampak pada kinerja Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas di Kabupaten OKU Timur.
Dalam penelitian ini yang akan spesifik meneliti
dua faktor psikologis sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja pengelola SIKDA
Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur tahun 2022 yaitu sikap kerja dan motivasi
kerja.
Kenneth (2011) menjelaskan bahwa sikap kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya
yang mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta
harapan-harapannya terhadap pengalaman masa depan. Sikap
merupakan penilaian atau pendapat seseorang terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap merupakan
reaksi atau respons yang masih tertutup
dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek.
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi terkait adanya kesesuaian reaksi terhadap rangsangan (stimulus) tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu sikap positif
dan negatif. Individu
yang memiliki sikap positif terhadap
suatu objek akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu
yang menguntungkan objek itu.
Sebaliknya bila memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka akan mengecam,
mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu (Ahmadi et al., 2002).
Motivasi merupakan daya penggerak
yang dapat memicu gairah kerja seseorang
sehingga mereka mau bekerjasama, bekerja dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
(Hasibuan, 2001).
Menurut Mangkunegara (2006),
perbedaan tingkatan motivasi individu
dalam organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja dan kinerjanya dalam organisasi. Gibson et al (2012) menyatakan bahwa: �...motivation and ability to work interact
to determine performance...�
Motivasi dan kemampuan
untuk bekerja saling
berinteraksi dalam mempengaruhi kinerja. Menurut Andriani
(2012) individu
pada kelompok yang memiliki motivasi kurang berpeluang empat kali
untuk berkinerja kurang dibandingkan dengan individu
yang memiliki motivasi
baik. Berdasarkan pendapat
Mustofa (2010),
individu yang memiliki motivasi yang tinggi akan berusaha untuk
memberikan yang terbaik
yang bisa dilakukannya, karena mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap
pekerjaannya. Individu bekerja
tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa individu yang memiliki motivasi� yang
tinggi, dorongan atau gairah untuk menyelesaikan pekerjaannya, akan menghasilkan kinerja yang juga akan semakin
optimal sesuai dengan
output yang dikehendaki oleh organisasi.
Motivasi merupakan faktor pendorong
tercapainya suatu pelayanan yang bermutu khususnya dalam bidang kesehatan (Dusra, 2021).
Dengan adanya motivasi diharapkan dapat menghasilkan produksi kerja yang
optimal sesuai dengan tujuan dan cita-cita organisasi dimasa yang akan datang.
Dalam hal ini peran seorang pemimpin untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif serta mampu memberikan inspirasi dan dorongan kepada karyawan untuk
mengambil tindakan yang diperlukan sehingga tercapai semangat kerja yang
tinggi.
Sebagai salah satu motor penggerak ketersediaan
data dan informasi bidang kesehatan, kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskemas
juga dapat mengalami peningkatan atau penurunan (Wijayanti et al., 2023). Namun dengan banyaknya
program dan kegiatan di Puskesmas yang harus dilaksanakan, menuntut seluruh
pegawai Puskesmas memiliki kinerja yang tinggi termasuk Pengelola SIKDA Generik
Puskemas. Idealnya, kinerja pegawai dikatakan baik jika secara kuantitas, jumlah
pekerjaan yang terselesaikan sesuai target, dan secara kualitas, mutu
penyelesaian pekerjaannya baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan (Karawanep et al., 2021). Jika ada salah
satu faktor pengukuran kinerja diatas mengalami kendala, akan menimbulkan suatu
masalah pada hasil kerja pegawai dan juga berdampak pada hasil kinerja
Puskesmas serta juga kinerja bidang kesehatan di Kabupaten OKU Timur. Namun,
dalam hal ini penelitian hanya ingin mengetahui seberapa besar pengaruh sikap dan
motivasi dalam peningkatan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas.
Terdapat penelitian terdahulu yang terkait
dengan faktor yang mempengaruhi kinerja petugas kesehatan yaitu penelitian
Kindangen dkk yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
motivasi dengan kinerja pegawai Puskesmas (Kindangen, 2018). Sementara yang
mendukung keterkaitan antara kepuasan kerja denga kinerja pegawai Puskesmas,
yaitu dalam penelitian Kusumawati yang membuktikan bahwa kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja dan kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja petugas
kesehatan9. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Khasanah juga
membuktikan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai
Puskesmas dan adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas kesehatan10.
Selain itu dalam penelitian lain disebutkan ada hubungan antara motivasi kerja
dengan kinerja tenaga kesehatan (Ukkas, 2020).
Metode Penelitian
Disain penelitian ini adalah cross sectional. Lokasi penelitian
bertempat di seluruh Puskesmas di Wilayah Kerja Kabupaten OKU Timur Provinsi
Sumatera Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022. Instrumen
penelitian yang digunakan yaitu kuesioner yang diberikan kepada responden berupa
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti melalui google form yang disebarkan melalui whatssappgroup. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua Pengelola SIKDA Generik di Kabupaten OKU Timur yang
secara keseluruhan berjumlah 110 pegawai. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Simple Random Sampling,
dengan total sampel sebanyak 85 responden. Data yang dikumpulkan selanjutnya
diolah dengan menggunakan program Statistical
Program for Social Science (SPSS) kemudian dilakukan analisis. Analisis
data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis univariat dan
analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian, sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan
antara masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan
menggunakan uji Chi-Square.
HASIL
Hasil penelitian seperti yang tertera pada
Tabel 1 menunjukkan distribusi menurut umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
terakhir dan status perkawinan.
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan Terakhir dan Status Perkawinan Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas
di Kabupaten OKU Timur Tahun 2022
KARAKTERISTIK
RESPONDEN |
(f) |
(%) |
Kelompok Umur |
|
|
<
32 Tahun |
52 |
61,2 |
≥ 32 Tahun |
33 |
38,8 |
|
|
|
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-laki |
10 |
11,8 |
Perempuan |
75 |
88,2 |
|
|
|
Tingkat Pendidikan |
|
|
DIII |
62 |
72,9 |
S1 |
23 |
27,1 |
|
|
|
Status Perkawinan |
|
|
Tidak Kawin |
17 |
20,0 |
Kawin |
68 |
80,0 |
|
|
|
Lama Kerja |
|
|
< 4 Tahun |
44 |
51,8 |
≥ 4 Tahun |
41 |
48,2 |
|
|
|
Lama Mengelola SIKDA |
|
|
< 1 Tahun |
48 |
56,5 |
≥ 1 Tahun |
37 |
43,5 |
|
|
|
Pelatihan |
|
|
Tidak Pelatihan |
66 |
77,6 |
Pelatihan |
19 |
22,4 |
|
|
|
Sikap Kerja |
|
|
Kurang Baik |
45 |
52,9 |
Baik |
40 |
47,1 |
|
|
|
Motivasi Kerja |
|
|
Rendah |
47 |
55,3 |
Tinggi |
38 |
44,7 |
|
|
|
Kinerja |
|
|
Kurang Baik |
46 |
54,1 |
Baik |
39 |
45,9 |
|
|
|
Total |
85 |
100 |
Sumber
: Data Primer
Pada distribusi responden didominasi pada
kelompok umur < 32 tahun yaitu sebanyak 61,2% dan didominasi oleh pengelola
berjenis kelamin perempuan sebanyak 88,2%. Kemudian pada tingkat pendidikan
terakhir lebih banyak pada pendidikan DIII sebanyak 72,9% dan lebih banyak
berstatus kawin sebanyak 80%. Untuk Lama kerja didominasi dengan lama kerja
< 4 tahun yaitu sebanyak 51,8%, sedangkan untuk lama mengelola SIKDA Generik lebih banyak pada kelompok
lama mengelola < 1 Tahun sebanyak 58,5%, dan responden yang
telah mengikuti pelatihan sebanyak 22,4%. Responden yang menyatakan Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas dengan sikap kerja kurang baik 52,9% sedangkan Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas dengan motivasi kerja rendah sebanyak 55,3%.
Responden yang menyatakan Pengelola SIKDA
Generik Puskesmas dengan kinerja kurang baik sebanyak 54,1%. Penilaian kinerja pada
penelitian ini dilakukan dengan metode metode 360 Degree Feedback atau lebih dikenal dengan penilaian kinerja 360
derajat umpan balik. Metode ini adalah penilaian kinerja popular yang
melibatkan kontribusi evaluasi dari beberapa tingkatan organisasi. Umpan balik
360 derajat Ward (1997) adalah koleksi
sistematis dan umpan balik dari data kinerja individu atau kelompok yang
berasal dari sejumlah pemangku kepentingan pada kinerja mereka13. Ini adalah
proses dimana seseorang dinilai kinerjanya oleh atasan, rekan kerja dan
bawahan. Dalam hal ini pengelola SIKDA generik tidak memiliki bawahan sehingga
penilaian kinerja dilakukan oleh diri sendiri, atasan yaitu Kepala Puskesmas
dan rekan kerja yaitu sesama pengelola SIKDA Generik Puskesmas yang berada
dalam satu tim Pengelola SIKDA Generik.
Menurut hasil analisis bivariat yang
dilakukan dengan menggunakan uji Chi
Square maka pada variabel � variabel karakteristik responden, pada variabel
status perkawinan diperoleh P value = 0,044 yang artinya ada hubungan yang
signifikan antara status perkawinan dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas di Kabupaten OKU Timur. Kemudian pada variabel lama mengelola SIKDA
diperoleh P value = 0,016 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara lama
mengelola SIKDA dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten
OKU Timur. Berikut merupakan Distribusi Responden menurut karakteristik
responden dan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur
tahun 2022.
Tabel
2
Distribusi
Responden Menurut Karakteristik Responden dan Kinerja
Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas Di Kabupaten OKU Timur Tahun 2022
VARIABEL |
KINERJA |
TOTAL |
OR (95% CI) |
P Value |
||||
Kurang Baik |
Baik |
|||||||
n |
% |
N |
% |
n |
% |
|||
UMUR |
|
|
|
|
|
|
|
|
< 32 Tahun |
24 |
46,2 |
28 |
53,8 |
52 |
100,0 |
0,429 |
0,104 |
≥ 32 Tahun |
22 |
66,7 |
11 |
33,3 |
33 |
100,0 |
0,17-1,06 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JENIS KELAMIN |
|
|
|
|
|
|
|
|
Laki-laki |
6 |
60,0 |
4 |
40,0 |
10 |
100,0 |
1,313 |
0,748 |
Perempuan |
40 |
53,3 |
35 |
46,7 |
75 |
100,0 |
0,34-5,03 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
STATUS PERKAWINAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak kawin |
5 |
29,4 |
12 |
70,6 |
17 |
100,0 |
0,274 |
0,044 |
Kawin |
42 |
60,3 |
27 |
39,7 |
69 |
100,0 |
0,09-0,087 |
|
Jumlah |
47 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LAMA KERJA |
|
|
|
|
|
|
|
|
< 4 Tahun |
21 |
47,7 |
23 |
52,3 |
44 |
100,0 |
0,584 |
0,314 |
≥ 4 Tahun |
25 |
61,0 |
16 |
39,0 |
41 |
100,0 |
0,25-1,38 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LAMA MENGELOLA SIKDA |
|
|
|
|
|
|
|
|
< 1 Tahun |
20 |
41,7 |
28 |
58,3 |
48 |
100,0 |
0,302 |
0,016 |
≥ 1 Tahun |
26 |
70,3 |
11 |
29,7 |
37 |
100,0 |
0,12-0,75 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PELATIHAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak Pelatihan |
35 |
53,0 |
31 |
47,0 |
66 |
100,0 |
0,821 |
0,909 |
Pelatihan |
11 |
57,9 |
8 |
42,1 |
19 |
100,0 |
0,29-2,30 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
Sumber
: Data Primer
Berdasarkan analisis bivariat yang
dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square
maka pada variabel sikap diperoleh P value = 0,001 yang artinya ada hubungan
yang signifikan antara sikap kerja dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas di Kabupaten OKU Timur. Berikut merupakan distribusi responden
menurut sikap kerja dan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten
OKU Timur tahun 2022.
Tabel
3
Distribusi
Responden Menurut Sikap Kerja dan Kinerja
Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas Di Kabupaten OKU Timur Tahun 2022
SIKAP |
KINERJA |
TOTAL |
OR (95% CI) |
P Value |
||||
Kurang Baik |
Baik |
|||||||
N |
% |
N |
% |
n |
% |
|||
Kurang Baik |
35 |
77,8 |
10 |
22,2 |
45 |
100,0 |
9,227 |
0,001 |
Baik |
11 |
27,5 |
29 |
72,5 |
40 |
100,0 |
3,4-24,8 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
Sumber : Data Primer
Selanjutnya untuk hasil analisis bivariat
pada variabel motivasi kerja diperoleh P value = 0,001 yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja Pengelola SIKDA
Generik Puskesmas di kabupaten OKU Timur dapat dijelaskan melalui tabel
berikut.
Tabel
4
Distribusi
Responden Menurut Motivasi Kerja dan Kinerja
Pengelola
SIKDA Generik Puskesmas Di Kabupaten OKU TImur Tahun 2022
MOTIVASI |
KINERJA |
TOTAL |
OR (95% CI) |
P Value |
||||
Kurang Baik |
Baik |
|||||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
|||
Rendah |
35 |
74,5 |
12 |
25,5 |
47 |
100,0 |
7,159 |
0,001 |
Tinggi |
11 |
28,9 |
27 |
71,1 |
38 |
100,0 |
2,7-18,7 |
|
Jumlah |
46 |
54,1 |
39 |
45,9 |
85 |
100,0 |
|
|
Sumber
: Data Primer
Pembahasan
Hubungan
Sikap Kerja dengan Kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas
Berdasarkan hasil analisis di atas maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan kinerja
Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur. �
Dari hasil juga diperoleh nilai OR =
9,227, artinya pengelola SIKDA Generik Puskesmas dengan sikap kerja yang baik
mempunyai peluang 9,23 kali lebih tinggi untuk memiliki kinerja yang baik
dibandingkan� dengan pengelola dengan
sikap kerja kurang baik. �Pada sikap
kerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur dapat diketahui
dari masih banyak penginputan dilakukan tidak secara real time, kemudian penginputan data kunjungan pasien juga belum
dilakukan secara menyeluruh dalam artian belum semua kunjungan pasien baik yang
ada di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes dilaporkan dan dilakukan
penginputan sehingga data yang diperoleh tidak akurat untuk dijadikan dasar
dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan tidak selaras dengan data
profil Puskesmas yang merupakan sumber dalam penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten OKU Timur. Selain itu permasalahan listrik dan sinyal internet yang
tidak stabil juga mempengaruhi sikap pengelola untuk tidak melakukan
penginputan secara maksimal.
Hasil penelitian ini bahwa sikap kerja
mempengaruhi kinerja sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
Muhammad Iqbal et al (2010) yang menyatakan
terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, kualitas kerja terhadap kinerja
perawat dalam penerapan sistem keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Sinjai. Nia Fitriasari (2020) juga menyatakan
pada penelitian yang dilakukannya bahwa pada kelompok PONED variabel sikap
diduga yang paling dominan mempengaruhi variabel kinerja. Secara teori banyak
faktor yang mampu mempengaruhi kinerja. Menurut Sedarmayanti (2017), sikap dan mental
termasuk faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Hubungan
Motivasi Kerja dengan Kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas di kabupaten OKU Timur. Kemudian nilai OR yang diperoleh sebesar
7,159. artinya pengelola SIKDA Generik Puskesmas dengan motivasi kerja yang
tinggi mempunyai peluang 7,16 kali lebih tinggi untuk memiliki kinerja yang
baik dibandingkan� dengan pengelola
dengan motivasi kerja kurang baik.� Hal
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Hasmoko (2008) di rumah sakit
Panti Wilasa Citarum Semarang, yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki
motivasi rendah, proporsi kinerja klinis kurang baik (87,9%) lebih besar
dibandingkan dengan kinerja klinis baik (36,6%). Pada motivasi tinggi, proporsi
kinerja klinis baik (63,4%) lebih besar dibandingkan dengan kinerja klinis
kurang baik (12,1%).
Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitri Afrianti (2020) yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai
Puskesmas Celikah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2007. Hal ini diperkuat
juga dengan teori yang dikemukakan oleh Mathis & Jackson (2012) yang mengemukakan
bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
selain faktor kemampuan (ability).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan
antara sikap kerja dan motivasi kerja dengan kinerja Pengelola SIKDA Generik
Puskesmas di Kabupaten OKU Timur, kinerja kurang baik sebanyak 54,1%. Ada
hubungan yang signifikan antara sikap kerja dan motivasi kerja dengan kinerja
Pengelola SIKDA Generik Puskesmas di Kabupaten OKU Timur.
Disarankan kepada Puskesmas untuk lebih
meningkatkan kinerja Pengelola SIKDA Generik melalui peningkatan sikap kerja
dengan meningkatkan komitmen pengelola SIKDA Generik Puskesmas untuk melakukan
penginputan secara real time, dan
penginputan dilakukan sampai dengan data pasien yang melakukan kunjungan ke
Puskesmas Pembantu dan Poskesdes atau Bidan Desa, sehingga data yang tersedia
bisa digunakan sebagai dasar penyusunan RUK Puskesmas dan data Profil Kesehatan
Puskesmas, yang nantinya akan menjadi data Profil Kesehatan Kabupaten OKU
Timur. Dalam permasalahan listrik dan sinyal internet yang tidak stabil, maka
perlu dilakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait sehingga dapat
mendukung kelancaran dalan penginputan SIKDA Generik.
Untuk peningkatan motivasi kerja dapat
dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana fasilitas implementasi SIKDA
Generik, peningkatan kinerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas dapat dilakukan
melalui peningkatan kepuasan kerja dengan penghargaan pemberian insentif sesuai
dengan beban kerja dan diharapkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur
lebih meningkatkan pengalaman kerja Pengelola SIKDA Generik Puskesmas melalui
pelatihan-pelatihan terkait implementasi SIKDA Generik.
BIBLIOGRAFI
Afrianti,
F. (2020). Obstacles of the Implementation of the Healthy Indonesia Program
with Family Approach (PIS-PK). 2nd Sriwijaya International Conference of
Public Health (SICPH 2019), 188�197.
Agha, L. (2014). The effects of health information technology
on the costs and quality of medical care. Journal of Health Economics, 34,
19�30.
Ahmadi, S., Lippross, S., Neuhuber, W. L., & Zeilhofer,
H. U. (2002). PGE2 selectively blocks inhibitory glycinergic neurotransmission
onto rat superficial dorsal horn neurons. Nature Neuroscience, 5(1),
34�40.
Andriani, T. (2012). Permainan tradisional dalam membentuk
karakter anak usia dini. Sosial Budaya, 9(1), 121�136.
Cresswell, K., & Sheikh, A. (2013). Organizational issues
in the implementation and adoption of health information technology
innovations: an interpretative review. International Journal of Medical
Informatics, 82(5), e73�e86.
Dusra, E. (2021). Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi
Kerja Pegawai Di Puskesmas Kairatu. Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan, 1(3),
88�96.
Fitriasari, P. D., & Prakasiwi, G. (2020). Jogja Dance
Community Ruang Negosiasi dalam Jagad Tari di Yogyakarta. Jurnal Kawistara,
10(3), 265�281.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnely, J. H., &
Dharma, A. (1987). Organisasi: perilaku, struktur, proses. Penerbit
Erlangga.
Gibson, L. J. (2012). The hierarchical structure and
mechanics of plant materials. Journal of the Royal Society Interface, 9(76),
2749�2766.
Gibson, R., & Ward, S. (2000). A proposed methodology for
studying the function and effectiveness of party and candidate web sites. Social
Science Computer Review, 18(3), 301�319.
Hagan, J. M., Rodriguez, N., & Castro, B. (2011). Social
effects of mass deportations by the United States government, 2000�10. Ethnic
and Racial Studies, 34(8), 1374�1391.
Hasanah, Y., Dai, R. M., & Sari, D. S. (2020).
Implementasi kebijakan fungsi puskesmas selama pandemi COVID 19 di Puskesmas
Margahayu Selatan Kabupaten Bandung. Responsive: Jurnal Pemikiran Dan
Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan Kebijakan Publik, 3(4),
223�239.
Hasibuan, N. (2001). Peranan perpustakaan bagi keluarga
sejahtera dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Al Maktabah, 3(2).
Hasmoko, E. V. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Klinis Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang Tahun 2008 (Analysis of the Factors Influencing Nurse�.
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Iqbal, M. K., Shafiq, T., & Ahmed, K. (2010).
Characterization of bulking agents and its effects on physical properties of
compost. Bioresource Technology, 101(6), 1913�1919.
Isnawati, K. (2016). Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik Di UPT. Puskesmas Gambut Kabupaten Banjar. Journal
of Information Systems for Public Health, 1(2).
Karawanep, C. M., Rumayar, A. A., & Engkeng, S. (2021).
Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Yendidori
Kabupaten Biak Provinsi Papua. KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi, 10(2).
Kenneth, G., Ol, M., & Bernal, L. (2011). Experiments on
pitching plates: force and flowfield measurements at low Reynolds numbers. 49th
AIAA Aerospace Sciences Meeting Including the New Horizons Forum and Aerospace
Exposition, 872.
Kindangen, O. C. (2018). Formulasi gel antijerawat ekstrak
etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dan uji aktivitasnya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro. Pharmacon, 7(3).
Mangkunegara, A. P., & Prabu, A. (2006). Perencanaan dan
pengembangan manajemen sumber daya manusia. PT Refika Aditama.
Mangkunegara, R. M. A. (2010). Pemidanaan Korporasi Pelaku
Tindah Pidana Kehutanan. UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Mathis, D., & Benoist, C. (2012). The influence of the
microbiota on type‐1 diabetes: on the threshold of a leap forward in our
understanding. Immunological Reviews, 245(1), 239�249.
Mustofa, M. (2010). Kleptokrasi persekongkolan biokrat
korporat sebagai pola white collar crime di Indonesia.
Notoatmodjo, G. (2007). Exploring the�weakest link�: A
study of personal password security. University of Auckland.
Sando, W., Dedem, D., & Yana, S. B. (2020). Analisis
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik di Unit Rekam Medis Puskesmas
Langsat Tahun 2020. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan, 11(1), 60�67.
Sedarmayanti, S., & Haryanto, H. (2017). Pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan fakultas kedokteran
Universitas Padjadjaran. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu
Dan Praktek Administrasi, 14(1), 96�112.
Ukkas, D. (2020). Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja
Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lakessi Kota ParePare. Jurnal
Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 3(3), 421�431.
Verawati, F., Abidin, Z., Renaldi, R., Yanthi, D., &
Widodo, M. D. (2022). Analysis of the Implementation of the Generic Regional
Health Information System (SIKDA) at Simpang Tiga Health Center Pekanbaru City:
Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik Di
Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru. Jurnal Olahraga Dan Kesehatan (ORKES),
1(2), 229�240.
Ward, D., Spiegel, M., & Saltz, D. (1997). Gazelle
herbivory and interpopulation differences in calcium oxalate content of leaves
of a desert lily. Journal of Chemical Ecology, 23, 333�346.
Wijayanti, L. A., Kp, S., & Mat, S. (2023). Book
Chapter Pelayanan Kesehatan Interprofesional. CV Literasi Nusantara Abadi.
Copyright holder: Wastiti
Handayani, Pujiyanto (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |