Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November
2022
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA
DALAM MEMAHAMI MATA PEALAJARAN IPS DENGAN MEMBERIKAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR)
PADA SISWA KELAS IV SD YPK 15 OTTO GEISSLER SANGGENG MANOKWARI
Hawa Hasan
STKIP
Muhammadiyah Manokwari, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Pekerjaan
rumah dari guru juga merupakan salah satu bentuk kemitraan antara sekolah dan
keluarga. hal ini dapat dipakai sebagai media untuk saling bekerjasama dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan siswa dan hambatan siswa dalam memahami mata
pelajaran IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) Pada Siswa Kelas IV
SD YPK 15 Otto Geissler sanggeng Manokwari. Jenis penelitian yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah dengan rancangan penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian ini akan lakukan di SD YPK 15
Otto Geissler Sanggeng Manokwari dan dilakukan pada waktu bulan Mei sampai
bulan Juni. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SD
YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari. teknik pengambilan sampelnya dengan
menentukan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling). Kemampuan siswa
dalam memahami mata pelajaran IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR)
sangat baik dibuktikannyan dengan siswa merasa mudah dalam mengerkjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru serta sebagian besar meras senang dalam
mengerjakan soal dalam bentuk uraian sehingga siswa merasa mampu dengan
didampingi oleh orantuanya dirumah sebagai motivator untuk menyelesaikan tugas
pekerjaan rumah yang diberikan dengaan tepat waktu. (2) Hambatan yang dihadapi
sampai saat ini berdasarkan hasil temuan yaitu komunikasi antara guru dan orang
tua tentang pekerjaan rumah serta komunikasi dan antara anak dan orang tua yang
belum maksimal dikarenakan oleh kondisi serta fasilitas komunikasi antara guru
dan orang tua yang belum memadai.
Kata Kunci: Pekerjaan
rumah (PR), Kemitraan sekolah, Kemitraan keluarga, Kemampuan siswa, hambatan
dalam memahami IPS.
Abstract
Homework from teachers is also a form
of partnership between schools and families. This can be used as a medium for
collaboration and support in achieving educational goals. This research aims to
determine students' abilities and obstacles in understanding the subject of
Social Studies (IPS) by giving homework assignments to fourth-grade students at SD YPK 15 Otto
Geissler Sanggeng Manokwari. The research design used in this study is
qualitative research with a descriptive approach. The research will be
conducted at SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari from May to June. The
research subjects are students of SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari.
The sampling technique is based on specific criteria (purposive sampling). The
students' ability to understand IPS by giving homework assignments is proven to
be very good, as evidenced by students finding it easy to solve the given
problems and most of them enjoying working on descriptive questions. They feel
capable with the support of their parents at home as motivators to complete the
homework assignments on time. (2) The obstacles faced so far, based on the
findings, are the communication between teachers and parents regarding homework
and the communication between children and parents, which is not yet optimal
due to the conditions and inadequate communication facilities between teachers
and parents.
Keywords:
Homework (PR),
School partnership, family partnership, Student abilities, obstacles in
understanding IPS.
Pendahuluan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I pasal 1 ayat 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Permendiknas, 2003).
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 pada pasal 4 juga menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi�. Pendidikan dasar
bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga
negara, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (Permendiknas, 2003).
Implementasi dari Pasal 4 dalam UU no 20 tahun 2003, tentang pendidikan formal pada tingkat dasar, merupakan factor penting dalam menunjang siswa untuk mampu melanjutkan studinya kejenjang berikutnya. Salah satu faktor pendukungya dalam proses pembelajaran adalah guru. Proses pembelajaran di kelas siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami suatu pembelajaran disebabkan oleh beberapa factor baik dari guru maupun siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut untuk meningkatkan kemampuan memahami suatu materi guru perlu menggunakan berbagai media pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Sebagaimana menurut Mulyasa (2010), menyatakan. kemampuan memahami materi setiap siswa adalah berbeda mengingat tingkat kecerdasan mereka juga berbeda, untuk itu seorang guru harus bisa mengkondisikan agar semua materi pembelajaran dapat dipahami oleh setiap siswa secara menyeluruh, terutama pada mata pelajaran IPS.
�Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan mata pelajaran yang dirancang agar dapat mengembangkan kemampuan dan pemahaman peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, menganalisis kondisi sosial masyarakat yang dinamis, memiliki kemampuan dan menciptakan nilai-nilai keharmonisan, serta memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap fenomena-fenomena sosial, sehingga dapat menciptakan peluang kearah kehidupan yang lebih baik (Sumantri & Numan, 2010). Untuk itu siswa harus disiapkan sejak awal agar mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, karena siswa juga tidak kalah penting untuk menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran.
Pekerjaan rumah dari guru juga merupakan salah satu bentuk
kemitraan antara sekolah dan keluarga. hal ini dapat dipakai sebagai media
untuk saling bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan.
kerjasama ini memerlukan komitmen kedua belah pihak untuk sungguh-sungguh
membantu siswa sehingga penguasaan siswa terhadap materi mata pelajaran IPS
semakin baik. Oleh karena itu melalui mekanisme pemberian tugas rumah siswa
akan dapat mengatur waktunya sendiri untuk melatih mengerjakan berbagai soal
atau membaca ulang atau memperdalam materi baik secara mandiri atau dengan
bantuan orang tua sehingga penguasaan terhadap materi pembelajaran menjadi semakin
sempurna (Vatterott, 2009).
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kondisi riel yang ada di SD YPK 15 Ottow Geissler Sanggeng Manokwari didapatkan bahwa masih ada guru mata pelajaran IPS kurang memberikan tugas-tugas tambahan kepada siswa baik disekolah maupun diluar jam pembelajaran sekolah, sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri. Siswa kurang semangat dalam mengerjakan tugas, pada saat guru memberikan tugas yang seharusnya dikerjakan saat jam belajar berlangsung. Siswa kurang memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam menyelesaikan tugas di sekolah, siswa kurang bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok, peran orang tua dalam memberikan semangat anak untuk mengerjakan tugas masih rendah. kurang adanya kerjasama dan komunikasi antara guru dan orang tua.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka,
perlu adanya inisiatif dari guru untuk memberikan tugas-tugas tambahan selain
di sekolah, yaitu tugas mandiri di rumah (PR), dengan harapan agar kemampuan siswa
dalam memahami mata pelajaran IPS yang pada dasarnya berbeda-beda, secara
bertahap akan berubah (seimbang) dan meningkat.
Dari permasalahan tersebut di atas maka peneliti mencoba untuk melaksanakan penelitian dengan judul �Analisis Kemampuan
Siswa Dalam Memahami Mata Pealajaran IPS Dengan Memberikan Tugas Pekerjaan
Rumah (PR) Pada Siswa Kelas IV SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari�
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
(1) untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran
IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) Pada Siswa Kelas IV SD YPK 15
Otto Geissler sanggeng Manokwari, dan (2) untuk mengetahui hambatan yang
dihadapi dalam memberikan tugas pekerjaan rumh (PR) dengan kemampuan siswa
dalam memahami materi IPS Pada Siswa Kelas IV SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng
Manokwari?
Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan sebagai sarana mengembangkan pengetahuan yang secara teoritis
dipelajari dan secara khusus peningkatan kualitas guru dalam
berinovasi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan mengerjakan PR adalah
kurangnya keterbukaan antara guru dan siswa sehingga PR dirasakan siswa terasa
berat atau sulit sehingga menjadikan sebagian siswa tertekan dengan adanya PR
atau bila mengerjakan pun menyontek pekerjaan teman yang lain. Siswa-siswa
dengan kebiasaan yang baik cenderung akan berprestasi lebih baik di sekolah dan
dikehidupan mereka selanjutnya. Sebaliknya kebiasaaan-kebiasaan yang buruk
dapat mengganggu belajar dan mengubah kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Adapun penelitian relevan dilakukan oleh Lisa
(2009), diperoleh kesimpulan dari beberapa
pendapat yang disampaikan secara terbuka oleh responden, mayoritas responden
berpendapat sebaiknya PR yang diberikan oleh guru tidak terlalu sulit, diberi
arahan secara jelas, materi yang sudah diajarkan oleh guru, dan PR yang tidak
terlalu banyak.
Menurut
hasil penelitian Retno (2003), penelitian tersebut disimpulkan: (a)
Kecenderungan prestasi belajar Matematika yang diberi pekerjaan rumah yang
dibahas adalah tinggi ̅= 14,4 pada interval 13,42-17,26, (b) Kecenderungan
prestasi belajar Matematika yang diberi pekerjaan rumah tetapi didak dibahas
adalah sedang ̅= 12,6 pada interval 9,58-13,42, (c) Ada pengaruh positif
pemberian pekerjaan rumah yang dibahas terhadap prestasi belajar Matematika
siswa Kelas 1 SLTP Negeri 1 Sedayu semester gasal tahun pelajaran 2002/2003,
thitung= 2,09 ttabel= 2,021, dengan rerata = 15,2.
Menurut
hasil penelitian Nurdaliah (2004), pengajaran dengan metode pemberian
tugas efektif terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas V pada SD
Inpres Buttatianang I Makassar. Hal ini didasarkan adanya perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen (diberikan tugas) dengan kelompok kontrol
(tanpa eksperimen).
Penelitian
relevan tersebut diatas merupakan salah satu referensi dalam penyusunan skripsi
ini dengan judul �Analisis kemampuan siswa dalam memahami mata
pelajaran IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) pada siswa kelas IV
SAD YPK 15 Ottow Geissler Sanggeng Manokwari. Hasil penelitian yang peneliti
lakukan ada perbedaan dan persamaan dengan penelitian relevan, perbedaannya
dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, mata
pelajaran, jenjang pendidikan siswa dan hasil penelitiannya. Sedangkan
persamaannya adalah pemberian tugas rumah kepada siswa.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah dengan rancangan penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif (Tanzeh
& Suyitno, 2009). Sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati (Moleong,
2010). Dalam penelitian
kualitatif, peneliti menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang
dapat berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian (Sugiyono,
2009).
Penelitian deskriptif secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang
hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala
secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat (Supardi,
2008).
Lokasi penelitian ini akan lakukan
di SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari dan dilakukan pada waktu bulan Mei
sampai bulan Juni. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari. teknik
pengambilan sampelnya dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling) (Sugiyono, 2009).
Penelitian kualitatif sering pula disebut disebut metode etnografik,
metode fenomenologis atau metode impresionistik (Sudjana 2010). Dengan
digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam,
kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai
(Surahmad, 2008).
Prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Melalui observasi, menurut Hadi (2007), observasi merupakan suatu proses kompleks, yaitu suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan sikologis.
b.
Melalui wawancara, teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi struktur agar subjek peneliti lebih terbuka dalam memberikan data dalam penelitian
ini, wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan
siswa dalam memahami mata pelajaran IPS dengan memberikan Pekerjaan Rumah (PR) (Suharsaputra, 2014). Adapun indikator dalam pedoman wawancara untuk Guru,
siswa dan orang tua siswa SD YPK
15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari sebagai
berikut:
Tabel
1
Indikator Pedoman Wawancara
No |
Sumber Data |
Indikator |
1. |
Guru |
- Kesiapan
guru dalam memberikan tugas rumah (PR) pada pembelajaran IPS. -
Kemampuan siswa dalam memahami dan
penerapan aplikasi dalam bentuk tugas dengan baik. - Adanya
komunikasi dan kerjasama secara intens dengan siswa dan orang siswa selama
pemberian tugas rumah (PR) - Menerapkan
disiplin waktu kepada siswa dalam meyelesaikan tugas pekerjaan Rumah. |
2. |
Orang Tua |
- Kesiapan
orang tua dalam mendampingi anak dalam menyelaesaikan tugas PR. - Mengkomunikasikan
dengan guru tentang tugas PR yang diberikan kepada anak. - Melakukan
kerjasama dengan guru |
3. |
Siswa |
- Kesiapan
siswa dalam menerima tugas PR - Kemampuan
mengerjakan, mengaplikasikan dalam bentuk tugas PR - Komunikasi
dengan guru terkait tugas PR - Disiplin
mengerjakan tugas PR |
c.
�Dokumentasi.
�Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013). Untuk memperoleh data dokumentasi, peneliti mengambil dokumen-dokumen
yang dimiliki guru-guru SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari yaitu berupa nilai
tugas rumah, laporan dari orang tua siswa maupun dokumen pendukung lainnya (Suharsaputra, 2014).
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD YPK
15 Otto Geissler Sanggeng sekolah ini terletak Jalan Karya Abri, Sanggeng.,
Kelurahan Sanggeng, Kecamatan Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Propinsi
Papua Barat dengan nomor NPSN : 60401494 yang bersatus Swasta, SK Pendirian
Sekolah : 6642.2 / 745 Tanggal SK Pendirian : 1974-07-07, SK Izin Operasional :
- Tanggal SK Izin Operasional : 1910-01-01 dari
Secara
geografis, SD YPK 15
Otto Geissler Sanggeng terletak di daerah kota Manokwari, proses
belajar mengajar di sekolah ini berlangsung dengan kondusif dengan waktu pembelajaran pagi dan siang hari.
Terlepas dari itu, SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng dapat dengan mudah diakses
karena terletak di pusat keramain kota Manokwari.
Keadaan SD YPK 15 Otto Geissler
Sanggeng, guru merupakan bagian penting dalam mendukung proses belajar
mengajar. Untuk itu ketersediaan guru yang berkualitas dan berdedikasi tinggi
dalam suatu lembaga pendidikan sangatlah penting. Adapun jumlah guru di SD YPK
15 Otto Geissler Sanggeng 12 orang guru kelas, 4 mata pelajaran termasuk mata
pelajaran agama jumlah siswa keseluruhan 524 orang.
Adanya struktur organisasi atau
lembaga sangat diperlukan dan diharapkan. Dengan adanya struktur organisasi,
akan mempermudah jalannya suatu roda organisasi, sehingga program yang
diharapkan dapat terealisasi dan terkoordinir secara baik dan rapi, agar
lembaga tersebut dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan.
SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng sangat
variatif. Ada yang menonjol dibidang akademis, ada pula yang menonjol dibidang
non akademis. Terlebih lagi, SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng merupakan sekolah
inklusi untuk itu keberagaman siswa sangat dirasakan. yang membeda-bedakan
semua sama. Siswa di sekolah ini juga berasal dari background keluarga
yang bermacam-macam. Ada yang dari keluarga petani, pedagang, wiraswasta, PNS
dan lainya.
B. Temuan Penelitian
Data yang peneliti peroleh dari lapangan
adalah data hasil wawancara analisis kemampuan siswa dalam memahami mata
pelajaran IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) di SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng
Manokwari dari
beberapa item pertanyaan yang sampaikan oleh guru kelas dalam paparan sebagai
berikut : ���������
1. Persiapan
guru dalam memberikan soal-soal untuk tugas PR dalam penyampaian guru kelas IV
yaitu �saya mempersiapkan soal-soal yang
akan diberikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,yang tercantum
dalam rencana pembelajaran selanjutnya kami memperkirakan berapa lama waktu
yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan PRnya dirumah� pada jawaban
wawancara item 1 wawancara guru kelas
2. Penilaian
terhadap hasil pekerjaan rumah dari siswa dalam penyampaian guru kelas IV �setelah PR dikerjakan oleh siswa kami
mengecek siapa yang selesai kemudian dikoreksi secara bersama di kelas dan
menilainya dengan angka, kemudian kami mengadakan umpang balik siswa dengan
menayakan tingkat kesukaran, mana yang mudah dikerjakan dan mana yang sulit
atau belum dikuasai� pada jawaban wawancara item 2 wawancara guru kelas
3. Penyampaikan
secara langsung kepada orang tua siswa tentang tugas PR dalam penyampaian guru
kelas IV �selama ini kadang disampaikan
kepada orang tuanya namun sebelum masa pandemic kami tidak pernah melakukan
penyampaia kepada orang tua, setelah masa pandemik dimana anak-anak tidak bisa
belajar sepertia biasanya kami selalu adakan penyampaian kepada orang tua namun
belum maksimal� jawaban wawancara item 3 wawancara guru kelas
4. Kerjasama
dengan orang tua siswa dalam menyelesaiakn tugasnya penyampaian guru kelas IV �
dalam hal kerjasama dengan orang tua
siswa kami melakukan komunikasi dengan orang tua siswa dan namun selama ini
masih belum maksimal dikarenakan keterbatasan pertemuan dengan orang tua siswa�
jawaban wawancara item 4 wawancara guru kelas.
5. Memberikan
informasi kepada orang tua dan siswa untuk mengumpulkan tugas sesuai waktu yang
sudah penyampaian guru kelas IV � Kami
lakukan dengan memhubungi orang tua via Whatsap atau telfon namun tidak semua
berjalan dengan maksimal dikarenakan beberapa kendala dari orang tua siswa,
misalnya kemampuan menggunakan HP dan kesibukan orang tua.
Selanjutnya hasil wawancara analisis
kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran IPS dengan memberikan tugas
pekerjaan rumah (PR) di
SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari dari beberapa item
pertanyaan analisis kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran IPS dengan
memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) sampaikan oleh siswa dalam paparan
sebagai berikut :
1. Kesulitan
mata pelajaran IPS, dari 20 siswa sebagai responden dimana pada Responden 1
dengan kode (R1) menjawab �pelajaran IPS
saya mudah belajarnya kode (R2) menjawab �saya mudah� kode (R3) �menjawab
�saya mudah kode (R3) menjawab �saya mudah kode (R4) menjawab �saya
mudah kode (R5) menjawab�sulit� kode
(R6) menjawab�sulit� kode (R7)
menjawab�sulit� kode (R8) menjawab�sulit� kode (R9) menjawab �mudah� kode (R10) menjawab �mudah� kode (R11) menjawab �mudah� kode (R12) menjawab �sulit bagi saya� kode (R13) menjawab �saya merasa mudah� kode (R14) menjawab �mudah saya rasa� kode (R15) menjawab �sangat sulit� kode (R16) menjawab �mudah saja �, kode (R17) menjawab �saya merasa mudah dikerjakan�, Kode (R18),
menjawab �mudah� kode (R19) menjawab �mudah� kode (R20) menjawab �mudah� pada jawaban wawancara item 1.
2. Senang
jika diberikan tugas pekerjaan rumah mata pelajaran IPS, dari 20 siswa sebagai
responden dimana pada Responden 1 dengan kode (R1) menjawab �senang kode (R2) menjawab �kurang senang� kode (R3) menjawab �senang� kode (R3) menjawab �saya senang �senang saja� kode (R4) menjawab �tidak senag tapi saya harus selesaikan� kode
(R5) menjawab�senang belajar lagi dirumah�
kode (R6) menjawab �kurang senang
saya� kode (R7) menjawab �senang�
kode (R8) menjawab �senang� kode (R9)
menjawab �kurang senang belajar dirumah�
kode (R10) menjawab �sangat senang� kode
(R11) menjawab �senang� kode (R12)
menjawab �tidak senang� kode (R13)
menjawab �senang� kode (R14) menjawab
�senang� kode (R15) menjawab �tidak senang� kode (R16) menjawab �senang�, kode (R17) menjawab �senang�, Kode (R18), menjawab �tidak senang� kode (R19) menjawab �saya senang� kode (R20) menjawab �senang sekali� pada jawaban wawancara
item 2
3. Bentuk
soal yang diberikan uraian atau objektif test pada pemberian PR dari 20 siswa sebagai
responden dimana pada Responden 1 dengan kode (R1) menjawab �uraian� kode (R2) menjawab �uraian� kode (R3) �menjawab �uraian� kode
(R3) menjawab �uraian� kode (R4) menjawab �uraian�
kode (R5) menjawab�uraian� kode
(R6) menjawab �uraian� kode (R7) menjawab
�uraian� kode (R8) menjawab �uraian� kode (R9) menjawab �uraian� kode (R10) menjawab �uraian� kode (R11) menjawab �uraian� kode (R12) menjawab �uraian� kode (R13) menjawab �uraian� kode (R14) menjawab �uraian� kode (R15) menjawab �uraian� kode (R16) menjawab �uraian�, kode (R17) menjawab �uraian�, Kode (R18), menjawab �uraian� kode (R19) menjawab �uraian� kode (R20) menjawab �uraian� pada jawaban wawancara item 3.
4. Kemamampun
mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dari 20 siswa sebagai responden dimana
pada Responden 1 dengan kode (R1) menjawab �mampu�
kode (R2) menjawab �mampu� kode (R3) �menjawab �mampu� kode (R3) menjawab
� tidak mampu � kode (R4) menjawab �kurang mampu� kode (R5) menjawab�mampu� kode (R6) menjawab� tidak mampu� kode (R7) menjawab�mampu� kode (R8) menjawab�mampu� kode (R9) menjawab �mampu� kode (R10) menjawab �mampu� kode (R11) menjawab �mampu� kode (R12) menjawab �mampu� kode (R13) menjawab �tidak mampu� kode (R14) menjawab �mampu� kode (R15) menjawab �mampu� kode (R16) menjawab �mampu�, kode (R17) menjawab �tidak mampu�, Kode (R18), menjawab �mampu� kode (R19) menjawab �tidak mampu� kode (R20) menjawab � tidak mampu� pada jawaban wawancara
item 4.
5. Ketika
menemukan tugas PR yang sulit apakah bertanya kepada guru, orang tua dan teman
sekelas, dari 20 siswa sebagai responden dimana pada Responden 1 dengan kode
(R1) menjawab �orang tua� kode (R2)
menjawab �orang tua� kode (R3) �menjawab �orang tua� kode (R3) menjawab
�orang tua � kode (R4) menjawab �guru saya� kode (R5) menjawab �teman� kode (R6) menjawab �teman� kode (R7) menjawab�teman� kode (R8) menjawab �teman� kode (R9) menjawab �teman� kode (R10) menjawab �guru� kode (R11) menjawab �orang tua� kode (R12) menjawab �orang tua� kode (R13) menjawab �guru� kode (R14) menjawab �orang tua� kode (R15) menjawab �guru� kode (R16) menjawab �guru�, kode (R17) menjawab �orang tua�, Kode (R18), menjawab �teman� kode (R19) menjawab �teman saya� kode (R20) menjawab �teman saya� pada jawaban wawancara item
5.
6. Mengumpulkan
PR tepat waktu. dari 20 siswa sebagai responden dimana pada Responden 1 dengan
kode (R1) menjawab �saya tepat waktu�
kode (R2) menjawab �saya tepat waktu�
kode (R3) �menjawab � tepat waktu� kode (R3) menjawab �saya tepat waktu � kode (R4) menjawab �saya kadang lambat� kode (R5) menjawab �saya tepat waktu� kode (R6) menjawab� saya selalu terlambat� kode (R7) menjawab �saya tepat waktu� kode (R8) menjawab�saya tepat waktu� kode (R9) menjawab �terlambat� kode (R10) menjawab �saya
tepat waktu� kode (R11) menjawab �saya
tepat waktu� kode (R12) menjawab �saya
tepat waktu� kode (R13) menjawab �terlambat�
kode (R14) menjawab �terlambat� kode
(R15) menjawab �saya tepat waktu�
kode (R16) menjawab �saya tepat waktu�,
kode (R17) menjawab � tepat waktu�,
Kode (R18), menjawab �saya tepat waktu�
kode (R19) menjawab �saya tepat waktu�
kode (R20) menjawab � tepat waktu� pada
jawaban wawancara item 6.
�Selanjutnya hasil wawancara tentang analisis
kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran IPS dengan memberikan tugas
pekerjaan rumah (PR) di
SD YPK 15 Otto Geissler Sanggeng Manokwari, terdapat beberapa item
pertanyaan yang disampaikan oleh orang tua siswa dalam paparan sebagai berikut
:
1. Kesanggupan
mendampingi anaknya dalam mengerjakan tugas PR dari 20 orang tua siswa sebagai responden
dimana pada Responden 1 dengan kode (OR1) menjawab �saya sanggup disetiap ada PR saya dampingi � kode (OR2) menjawab �iya saya selalu damping � kode (OR3) �menjawab � saya tidak sepenuhnya mendampingi � kode (OR3) menjawab �iya saya mendampingi tapi kadang- kadang� kode (OR4) menjawab �kalau ada waktu saya damping � kode (OR5)
menjawab�tidak sanggup� kode (R6)
menjawab� tidak sanggup karena saya
jarang dirumah� kode (OR7) menjawab�tidak
maksimal kalau ada waktu luang saja� kode (OR8) menjawab�saya belum sanggup sepenuhnya karean
kesibukan juga� kode (OR9) menjawab �saya
tidak sanggup� kode (OR10) menjawab �belum
sanggup sepenuhnya� kode (OR11) menjawab �kadang kadang saja� kode (OR12) menjawab �kurang waktu dalam hal ini saya masih belum sanggup� kode (OR13)
menjawab �tidak sanggup� kode (OR14)
menjawab �tidak sanggup� kode (OR15)
menjawab �saya tepat waktu� kode (OR16)
menjawab �saya selalu mendampingi�,
kode (OR17) menjawab �belum sepenuhnya
sesekali saja�, Kode (OR18), menjawab �iya
saya selalu mendampingi� kode (OR19) menjawab �selalu mendampingi� kode (OR20) menjawab � iya sanggup � pada jawaban wawancara item 1.
2. Komunikasi
dengan guru kelas tentang tugas PR, dari 20 orang tua siswa sebagai responden
dimana pada Responden 1 dengan kode (OR1) menjawab �saya selalu menyanyakan tugas-tugas anak saya � kode (OR2) menjawab
�kadan-kadang saja� kode (OR3) �menjawab �kadang ada info dari gurunya via WA� kode (OR3) menjawab �iya ketika saya ketemu � kode (OR4) menjawab �saya tidak pernah komunikasikan tentang PR anak saya� kode (OR5) menjawab�tidak pernah menayakan kepada gurunya� kode
(R6) menjawab� kadang ada info dari
gurunya� kode (OR7) menjawab�saya
tidak pernah dapat info� kode (OR8) menjawab�sampai sekarang saya belum pernah komunikasi dengan gurunya � kode
(OR9) menjawab �saya tidak pernah
menayakan dan gurunya juga tidak pernah menyampaikan� kode (OR10) menjawab �iya kadang ada info dari gurunya terkait PR�
kode (OR11) menjawab �sampai sekarang
belum pernah di infokan oleh gurunya� kode (OR12) menjawab �sesekali saja ada info dari gurunya
berhubungan dengan tugas dirumah� kode (OR13) menjawab �belum pernah kami membahasnya terkait PR� kode (OR14) menjawab �belum pernah saya bicarakan dengan gurunya�
kode (OR15) menjawab �saya selalu
menanyakan kepada gurunya jangan sampai anak saya tidak mengerjakan PRnya�
kode (OR16) menjawab �belum pernah
berkomunikasi dengan guru anak saya�, kode (OR17) menjawab �saya tidak sempat komunikasikan hal
tersebut�, Kode (OR18), menjawab �kadang
saja ada info dari gurunya melalui WA� kode (OR19) menjawab �kami komunikasi kadang saya yang bertanya
kegurunya� kode (OR20) menjawab � untuk
saat ini saat tidak pernah dihubungi dan menghubungi gurunya � pada jawaban
wawancara item 2.
3. Bertanya
kepada anak tentang tugas PR dari 20 orang tua siswa sebagai responden dimana
pada Responden 1 dengan kode (OR1) menjawab �setiap pulang sekolah � kode (OR2) menjawab �kadan-kadang saja� kode
(OR3) �menjawab �tidak pernah saya tanyakan� kode (OR3) menjawab �kadang �kadang
saja saya Tanya ketika saya ingat � kode (OR4) menjawab �sesekali saya menayakan tentang pelajaran
dan PRnya� kode (OR5) menjawab�tidak
pernah� kode (R6) menjawab� iya
ketika tidak ada info dari gurunya� kode (OR7) menjawab�kadang ketika anak saya lagi main-main� kode (OR8) menjawab�tidak pernah� kode (OR9) menjawab �saya selalu menayakan dan mengingatkan agar
dikerjakan� kode (OR10) menjawab �selalu
saya tanyakan� kode (OR11) menjawab �tidak
pernah� kode (OR12) menjawab �tidak
pernah� kode (OR13) menjawab �saya
sellu mengingatkan� kode (OR14) menjawab �iya selalu� kode (OR15) menjawab �iya ketika malam hari � kode (OR16) menjawab �tidak pernah saya komunikasikan�, kode (OR17) menjawab �kadang tidak sempat sampaikan kepada anak
saya�, Kode (OR18), menjawab �kadang-kadang
saja� kode (OR19) menjawab �saya
selalu sampaikan dan mengingatkan untuk dikerjakan� kode (OR20) menjawab � saya selalu mengingatkan tentang PRnya � pada
jawaban wawancara item 3.
4. Jadwal
anak belajar dirumah dari 20 orang tua siswa sebagai responden dimana pada
Responden 1 dengan kode (OR1) menjawab �iya
ada saya buatkan � kode (OR2) menjawab �tidak
ada � kode (OR3) �menjawab �tidak ada� kode (OR3) menjawab �tidak ada � kode (OR4) menjawab �tidak ada� kode (OR5) menjawab�tidak
pernah� kode (R6) menjawab� iya ada�
kode (OR7) menjawab�tidak ada� kode
(OR8) menjawab�tidak ada� kode (OR9)
menjawab �secara lisan saja jadwalkan
sampaian jadwalnya� kode (OR10) menjawab �tidak ada� kode (OR11) menjawab �tidak ada� kode (OR12) menjawab �tidak ada� kode (OR13) menjawab �ada� kode (OR14) menjawab �tidak
ada� kode (OR15) menjawab �tidak ada�
kode (OR16) menjawab �tidak ada�,
kode (OR17) menjawab �tidak ada�,
Kode (OR18), menjawab �tidak ada�
kode (OR19) menjawab �tidak ada� kode
(OR20) menjawab � ada saya pernah
buatkan� pada jawaban wawancara item 4.
5. Mengingatkan
anaknya tentang waktu untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas PR dari 20 orang
tua siswa sebagai responden dimana pada Responden 1 dengan kode (OR1) menjawab
�iya setiap pulang sekolah � kode
(OR2) menjawab �kadan-kadang saya
ingatkan� kode (OR3) �menjawab �tidak pernah ingatkan� kode (OR3) menjawab � iya ketika saya pulang kerja � kode (OR4) menjawab �sesekali aja saya ingatkan � kode (OR5)
menjawab�tidak pernah� kode (R6) menjawab
�iya ketika ada info dari gurunya�
kode (OR7) menjawab�kadang saya ingatkan�
kode (OR8) menjawab�tidak pernah�
kode (OR9) menjawab �iya saya
mengingatkan agar dikerjakan� kode (OR10) menjawab �iya selalu untuk tepat waktu� kode (OR11) menjawab �tidak pernah� kode (OR12) menjawab �tidak pernah� kode (OR13) menjawab �saya sellu mengingatkan agar selelasi
sesuai yang diperintahkan� kode (OR14) menjawab �iya ketika saya duduk istrahat � kode (OR15) menjawab �iya ketika malam hari� kode (OR16)
menjawab �tidak pernah�, kode (OR17)
menjawab �kadang tidak sempat untuk
mengingatkan�, Kode (OR18), menjawab �kadang-kadang
saja� kode (OR19) menjawab �iya
selalu sampaikan dan mengingatkan untuk dikerjakan dan diselesaikan tepat waktu�
kode (OR20) menjawab � saya selalu
mengingatkan tentang PRnya agar diselesaikan tepat waktu� pada jawaban
wawancara item 5.
Pembahasan
Belajar
dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada
apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan
mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai
pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan
guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus
bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu tanggung jawab belajar
yang dimaksud disini adalah segenap kemauan dan kemampuan siswa dalam menggali
ilmu pengetahuan dan keterampilan, sikap baik diawasi guru atau tidak diawasi
oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan
wawancara data Persiapan guru dalam memberikan soal-soal untuk tugas PR dalam
penyampaian berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yang tercantum
dalam rencana setelah PR dikerjakan oleh siswa kami mengecek siapa yang selesai
kemudian dikoreksi secara bersama di kelas dan menilainya dengan angka,
kemudian kami mengadakan umpang balik siswa dengan menanyakan tingkat
kesukaran, mana yang mudah dikerjakan dan mana yang sulit atau belum. Maksud
dari siswa mengatakan sulit dikarenakan pertama, penyampaikan materi atau soal
pekerjaan rumah secara langsung kepada orang tua siswa belum maksimal. kedua, keterbatasan
pertemuan guru dengan orang tua siswa misalnya untuk menyampaikan soal atau
materi PR yang belum dipahami, ketiga, kemampuan menggunakan HP sebagian besar
orang tua belum memahaminya dengan baik. keempat, kesibukan orang tua, dan
kelima, jaringan internet yang masih kurang memadai. Sebaliknya siswa
mengatakan mudah dikarenakan pertama, komunikasi antara guru dan orang tua
selalu intens terkait menyampaikan soal/materi tugas pekerjaan rumah yang perlu
dikerjakan oleh siswa. kedua, orang tua selalu mendampingi anaknya dalam mengerjakan
tugas pekerjaan rumah dengan cara menanyakan dan mengingatkan tentang PR agar
dikerjakan dan diselesaikan tepat waktu. ketiga, sebagian orang tua siswa
memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti adnya jaringan internet dan HP.
Sukmadinata
(2004) mengemukakan �belajar yang disadari atau tidak, sederhana atau kompleks,
belajar sendiri, atau dengan bantuan guru. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri seseorang yang belajar, apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak�. Hal
lain juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman-pengalaman yang
berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan.
Pekerjaan rumah atau PR diberikan
kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau sub pokok bahasan
bahkan pertemuan. Tugas tersebut yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan
baik oleh guru sehingga dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan
keterampilan tertentu. Guru membuat soal, baik pada saat mengajar ataupun sebelumnya,
jumlah soal yang diberikan mencakup seluruh bahasan pada saat itu, bahkan
diupayakan ada bahan yang bersifat mengulang pelajaran yang telah lalu. Memahami
adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan
atau uraian yang lebih rinci tentang sesuatu hal dengan bahasa sendiri (Sudijono,
2013).
Jadi kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang atau siswa bisa mengerti
tentang apa yang telah dipelajari dalam suatu mata pelajaran pada jenjang
tertentu.
�Lingkungan pendidikan yang baik melibatkan
berbagai pihak dalam proses belajarnya. Guru, siswa dan orang tua adalah
komponen utama yang terlibat dalam proses belajar mengajar, interaksi yang baik
antara tiga komponen tersebut dapat mendukung hasil belajar yang optimal. Guru
dan siswa merupakan komponen yang utama dalam proses belajar yang terjadi di
berbagai sekolah pada umumnya. Namun seiring dengan makin kompleksnya
permasalahan dalam dunia pendidikan, peran orang tua menjadi penting.
Melibatkan orang tua siswa dalam proses belajar di sekolah memang tidak mudah.
Memerlukan pengaturan, motivasi dan porsi serta peran yang tepat sehingga tidak
tumpang tindih dengan peran guru serta pihak lain di sekolah. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal, keterlibatan komponen-komponen utama dalam pendidikan yaitu
guru, orang tua dan anak di sekolah harus dikelola dengan baik (Chandran
& Ariffin, 2015).
Sehubungan
dengan kemampuan dan pemahaman siswa dalam belajar, Bloom membaginya menjadi 3
aspek, yaitu aspek kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan, afektif yang
berkaitan dengan sikap, dan psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan dan
kemampuan dalam bertindak (Purwanto,
2009).
Guru seharusnya memberikan
penjelasan yang cukup tentang materi tersebut, sehingga tidak timbul
kesalahpahaman dalam pelaksanaannya. Memberikan PR hendaknya juga jangan
terlalu banyak, PR yang terlalu banyak dibebankan kepada siswa untuk dibawa
pulang ke rumah juga merupakan penghambat dalam kegiatan belajar di rumah.
Dengan terlalu banyaknya tugas-tugas yang dibebankan itu, sehingga siswa tidak
memiliki kesempatan lagi untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Variasi dalam
memberikan PR pada siswa sangat diperlukan selain dari banyak atau jumlahnya
pemberian PR, agar siswa tidak beranggapan PR merupakan sesuatu yang
membosankan dan tidak menyenangkan. Guru harus bisa membuat pekerjaan rumah
yang menarik, bila digunakan dengan efektif pekerjaan rumah akan menguatkan pengetahuan,
pemahaman dari keterampilan dan konsep yang dikembangkan di kelas. Dengan
membaca jurnal-jurnal dan berdiskusi dengan guru lain mungkin dapat memberikan
ide-ide tentang menghasilkan tugas yang menarik minat tinggi sekaligus
mengembangkan keterampilan siswa Namun demikian, banyak ditemukan siswa yang
tidak belajar atau tidak mengerjakan PR dengan berbagai alasan. Salah satu
alasan siswa membenci pekerjaan rumah PR adalah mereka menganggap tugas itu
sebagai kesewenang- wenangan guru. Mereka sudah tahu dan bosan, atau mereka
tidak memahami sehingga putus asa, atau mereka telah mengerjakan di sekolah
karena guru telah memberikan sebelumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan
pembahasan maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : (1) Kemampuan siswa
dalam memahami mata pelajaran IPS dengan memberikan tugas pekerjaan rumah (PR)
sangat baik dibuktikannyan dengan siswa merasa mudah dalam mengerkjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru serta sebagian besar meras senang dalam
mengerjakan soal dalam bentuk uraian sehingga siswa merasa mampu dengan
didampingi oleh orantuanya dirumah sebagai motivator untuk menyelesaikan tugas
pekerjaan rumah yang diberikan dengaan tepat waktu. (2) Hambatan yang dihadapi
sampai saat ini berdasarkan hasil temuan yaitu komunikasi antara guru dan orang
tua tentang pekerjaan rumah serta komunikasi dan antara anak dan orang tua yang
belum maksimal dikarenakan oleh kondisi serta fasilitas komunikasi antara guru
dan orang tua yang belum memadai.
�
BIBLIOGRAFI
Arikunto
Suharsimi, 2009. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rieneka Cipta, E.A
Ahmad
Tanzeh dan Suyitno,2009. Dasar-Dasar
Penelitian, Surabaya : Elkaf
Anas
Sudijono. 2013. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta Rajawali Pers.
Burhan
Bungin, 2008. Metodologi Penelitian
Sosial: Format 2 Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University
Press.
Dedi,
Mulyana, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda.
Djalal
Fuadi dan Sriyono. 2011. Modul Bidang
StudibIPS SD. Panitia Sertivikasi Guru Rayon 41. Dep. Pendidikan Nas. UMY.
Hamidi,
2009. Metode Penelitian Kualitatif,
Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM
Press.
Hamalik,
Oemar, 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung
: Sinar Baru Algasindo
Iqbal
Hasan, 2008. Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya, Jakarta:Ghalia Indonesia
Lexy
Moleong, 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muhammad
Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Teras.
Moekijat.
2008. Analisis Jabatan. Bandung :
Bandar Maju.
Nana Sujana, dkk. 2010 Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algasindo.
Ngalim,
Purwanto, 2009. Psikologi Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta. Oemar
Poerwadarminta,
W.J.S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka
Sardiman.
2010. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber
Belajar. Jakarta : Medyatama Sarana Perkasa
Suharso
dan Ana Retnoningsih, 2009. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya,
Supardi,
2009. Metodologi Penilaian Ekonomi Dan
Bisnis, Yogyakarta:UII Press.
Sugiyono,2012.
Memahami Penelitian, Bandung: CV
Alfabeta.
Sugiyono, 2009. Metode
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R dan D. ALFABETA. Bandung.
Sumantri,
Muhammad Numan. 2010. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Stephen
P. Robboins dan Timonthy, 2013. Organisasi
Perilaku Organisasi. Jakarta. Prenhalindo.
Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa (KBBI) Edisi 3. Jakarta:Balai Pustaka.
Trianto.2009.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif. Jakarta,. Pranada Media Group.
Vatterott.
2009. Rethinking Homework Bes Practies That Support Diverse Needs. USA.
Paperbag.
Winarno Surachmad, 1990. Metode Penelitian. Bandung: Tantasito
Copyright
holder: Hawa
Hasan (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |