Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 7, Juli
2023
ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TIMUR
Adelia Wahyu Apriliana, Wiwin Priana Primandhana
Universitas
Pembangunan Nasional �Veteran� Jawa Timur
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Pembangunan merupakan salah satu cara untuk membawa perubahan, dimana perubahan itu sendiri merupakan salah satu cara dalam mencapai suatu tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IPM, Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur periode 2007-2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dari hasil analisis didapatkan bahwa IPM dan Penyerapan Tenaga Kerjaa berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Dari penelitian ini diharapkan pemerintah dapat lebih meningkatkan kualitas Pembangunan manusia dan penyerapan tenaga kerja agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan signifikan.
Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi; Tingkat Kemiskinan; Indeks Pembangunan Manusia; Penyerapan Tenaga Kerja.
Abstract
Development
is one way to bring about change, where change itself is one way to achieve a
goal. This study aims to determine the relationship between HDI, Labor
Absorption and Economic Growth in East Java for the 2007-2022 period. This
study uses a quantitative approach with secondary data. This study uses
multiple linear regression analysis using the SPSS application. From the
results of the analysis it was found that HDI and Labor Absorption had a
significant negative effect on the poverty rate in East Java. Meanwhile,
economic growth has no significant effect on the level of poverty in East Java.
From this research it is hoped that the government can further improve the
quality of human development and employment so that economic growth can be
significant.
Keywords: Economic Growth; Poverty Level;
Human Development Index; Employment.
Pendahuluan
Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan menuju arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai
tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Indonesia (Saputri & Kurniawan,
2022). Indonesia merupakan negara yang penuh paradoks, negara ini subur dengan
kekayaan alamnya melimpah, namun cukup besar rakyatnya
yang tergolong miskin (Elviera & Irawan, 2020). Adapun terjadinya kemiskinan yaitu disebabkan dari keterbelakangan manusia dan sumber daya alam
(Mirananda, 2020). Pengolahan sumber
daya alam sangat tergantung kemampuan produktif manusia (Thalib & Sabidullah,
2017).
Jika
penduduknya banyak yang
miskin dan berpendidikan rendah
maka akan mengakibatkan langkanya keterampilan teknik, pengetahuan, dan aktivitas kewiraswataan yang secara otomatis akan menyebabkan
sumber daya alam yang tersedia justru terbengkalai, tidak berkembang, atau bahkan salah guna. Sumber daya
alam ini akan memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks pembangunan ekonomi di suatu daerah, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) ditetapkan
sebagai salah satu ukuran utama yang dicantumkan dalam pola dasar pembangunan
daerah (Statistik, 2020);(Riviando
et al., 2019).
IPM
yang merupakan tolak ukur pembangunan suatu wilayah sebaiknya berkorelasi positif terhadap kondisi kemiskinan di wilayah tersebut karena diharapkan suatu daerah yang memiliki IPM tinggi, idealnya kualitas hidup masyarakat juga tinggi atau dapat
dikatakan pula bahwa jika nilai IPM tinggi, maka seharusnya
tingkat kemiskinan masyarakat akan rendah (Sayifullah & Gandasari,
2016). Keberhasilan pemerintah
dalam pembangunan dapat dilihat juga dari sejauh mana pemerintah dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan lapangan kerja, agar tenaga kerja dapat terserap
dengan baik harus diiringi dengan lapangan kerja yang baru, dampak dari adanya
lapangan kerja yang baru akan dapat
menyebabkan meningkatnya daya beli serta
pendapatan sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat yang semakin tinggi.
Guna
mendorong transformasi perekonomian daerah menuju perekonomian yang seimbang diperlukannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Hamida, 2022). Pertumbuhan ekonomi
digunakan untuk mendorong dan merangsang pembangunan daerah lain dan kekuatan pembangunan utama bagi ditingkatkannya
pendapatan masyarakat dan ketimpangan sosial ekonomi bisa diatasi.
Penyerapan tenaga kerja serta tingkat
upah dapat ditingkatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pesatnya permintaan tenaga kerja (Priambodo, 2015). Provinsi Jawa Timur terus melakukan penyusunan strategi untuk menanggulangi kemiskinan. Ini karena, tingkat kemiskinan di Jatim hingga kini masih tergolong
tinggi.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder, dengan menggunakan data time
series selama priode 15 tahun. Adapun sumber data yang digunakan yaitu data Indeks Pembangunan Manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
periode 2007- 2022.
Lokasi yang diambil pada penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi terluas di Pulau Jawa dengan Jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia tentu saja memiliki
berbagai permasalahan sosial yang dihadapi seperti salah satunya kemiskinan. Jenis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah jenis
data sekunder yang berupa
data time series periode tahun
2007-2022 dan sumber data didapatkan
dari BPS Jawa Timur. Penelitian
ini menggunakan Regresi Linear Berganda dengan SPSS 25.
Hasil dan Pembahasan
Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized
Residual |
|
N |
15 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
54.90226580 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.190 |
Positive |
.190 |
|
Negative |
-.134 |
|
Test Statistic |
.190 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.149c |
|
a. Test
distribution is Normal. |
||
b. Calculated
from data. |
Pada uji kolmogorov
smirnov menyatakan data berdistribusi normal karena nilai asymp sig sebesar 0,149 > 0,05 yang secara
tidak langsung adanya distribusi normal mengenai data yag di gunakan.
Uji Multikolinearitas
Uji�� multikolinearitas�� digunakan�� untuk�� mengetahui� apakah�� model regresi� terbentuk� adanya� korelasi� tinggi� atau� sempurna� antar� variabel bebas� (independen) dengan variabel teraikan (dependen).
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil tersebut, pada variabel IPM, penyerapan tenaga kerja dan partumbuhan ekonomi, masing-masing memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai
VIF < 10. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi masalah
multikolieniritas.
Uji Hetereskedastisitas
Uji heteroskedaktiistas
digunakan untuk mengetahui adanya penyebaran data baik dari sisi horizontal maupun vertical.
|
Unstandardized Residual |
||
Spearman's rho |
Correlation
Coefficient |
-.043 |
|
Indeks Pembangunan |
Sig.(2-tailed) |
.879 |
|
Manusia |
N |
15 |
|
Correlation
Coefficient |
.032 |
||
Penyerapan Tenaga |
Sig.(2-tailed) |
.909 |
|
Kerja |
N |
15 |
|
Correlation
Coefficient |
.214 |
||
Pertumbuhan Ekonomi |
Sig.(2-tailed) |
.443 |
|
|
N |
15 |
|
Unstandardlized |
Correlation
Coefficient |
1.000 |
|
Residual |
Sig.(2-tailed) |
. |
|
|
N |
15 |
Sumber: Output SPSS
Dari tabulasi
tersebut, tingkat signifikan koefisien rank
spearman�s variabel independent IPM sebesar 0,879, Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 0,909 dan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,443
terhadap residual lebih besar dari 0,05. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas
pada persamaan ini. Berdasarkan ketiga pengujian tersebut, bisa diperoleh kesimpulan bahwa model penelitian yang dipakai tidak melanggar asumsi klasik.
Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4976.116 |
536.870 |
|
9.269 |
.000 |
IPM |
-.152 |
.031 |
-.555 |
-4.951 |
.000 |
|
Penyerapan
Tenaga Kerja |
-1.327 |
.302 |
-.593 |
-4.390 |
.001 |
|
Pertumbuhan Ekonomi |
-.148 |
.096 |
-.172 |
-1.547 |
.150 |
|
a.
Dependent Variable: Y |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan data di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a.
Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung
-4,951 > t tabel -2,201 artinya
Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa IPM berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan.
b.
Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung
-4,390 > t tabel -2,201 artinya
Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi
0,001 < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa Penyerapan Tenaga Kerja berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan.
c.
Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung
-1,547 < t tabel -2.201 artinya
Ho diterima dan Ha ditolak dengan signfikasi 0,150 >
0,05, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi Tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan.
Uji F
Uji F memiliki
kegunaan sebagai mengetahui pengaruh signifikan secara bersama sama antara
variabel independen terhadap dependen.
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
452535.710 |
3 |
150845.237 |
39.320 |
.000b |
Residual |
42199.623 |
11 |
3836.329 |
|
|
|
Total |
494735.333 |
14 |
|
|
|
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan data di atas,
dapat disimpulkan bahwa nilai f hitung
39,320 > f tabel 3,49 dan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 maka
Ho ditolak dan H1 diterima,
Artinya variabel IPM (X1), Penyerapan Tenaga Kerja (X2) dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan (Y).
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.956a |
.915 |
.891 |
61.93811 |
1.444 |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil
uji determinasi yang tampak
pada tabel diketahui bahwa rasio pengaruh
jumlah indeks pembangunan manusia, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan sebesar 0,915 atau 91,5%. Artinya, hal tersebut
berarti 91,5% variabel indeks pembangunan manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap tingkat kemiskinan sebesar 91,5% dan sisanya 8,5% dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh IPM Terhadap
Tingkat Kemiskinan
Dari hasil
perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,951 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa IPM berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Hal ini menunjukkan jika nilai IPM meningkat 1% maka akan menurunkan
tingkat kemiskinan sekitar 4,951%, dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Berkurangnya tingkat
kemiskinan karena IPM yang meningkat mengindikasikan bahwa IPM dapat meningkatkan produktivitas kerja manusia, yang akan meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Provinsi
Jawa Timur mendapatkan pencapaian
IPM yang paling rendah dibandingkan
Provinsi lain di Pulau Jawa
dan berdasarkan data yang didapat
masih banyak daerah kabupaten yang memiliki tingkat IPM yang bisa digolongkan rendah dan memiliki rata-rata dibawah tingkat IPM di Jawa
Timur.
Beberapa kabupaten
tersebut adalah Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Malang, Lumajang. Jember,
Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo,
probolinggo, Pasuruan, Ngawi, Bojonegoro, Bangkalan, Sampang, Pamekasan,
dan Sumenep. Sedangkan di daerah kota bisa
dikatakan sudah cukup baik untuk
pencapaian nilai Tingkat
IPM nya yang menyebabkan adanya ketimpangan diantara kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Apabila IPM lebih ditingkatkan lagi maka kemiskinan di Jawa Timur akan berkurang.
Hal ini
bisa terjadi dikarenakan apabila suatu daerah dapat
meningkatkan tingkat IPM nya maka tentunya
akan berpengaruh terhadap kemampuan yang dimiliki pekerja di daerah tersebut. Sehingga akan diimbangi
dengan perolehan pendapatan yang lebih tinggi. Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian oleh Muhamd Sri Wahyudi Suliswanto dalam Mukhtar (2019) yang meneliti
tentang pengaruh Produk Domestik 70 Bruto (PDB)
dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Terhadap Angka Kemiskinan
di Indonesia. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan di Indonesia
Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Tingkat Kemiskinan
����������� Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,390 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi
0,001 < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa Penyerapan Tenaga Kerja berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan. Hal ini menunjukkan jika nilai Penyerapan Tenaga Kerja meningkat 1% maka akan menurunkan
tingkat kemiskinan sekitar 4,390%, dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Penyerapan tenaga
kerja dinyatakan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dikarenakan semakin banyak tenaga kerja
yang terserap diharapkan mampu mengurangi tingkat kemiskinan (Priyono,
2018). Apabila
penyerapan tenaga kerja tidak diimbangi
dengan penurunan tingkat kemiskinan, maka kualitas lapangan
kerja yang tersedia perlu diperbaiki misalnya dengan perbaikan tingkat upah karyawan atau
pemberian jaminan social (Thamrin,
2016). Menurut
Yustitia (2022), semakin
banyak penduduk usia kerja memiliki
pekerjaan maka semakin banyak penduduk yang memiliki penghasilan dan memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian
ketika banyak penduduk memiliki pendapatan maka penduduk tersebut perlahan akan terlepas
dari kondisi kekurangan ataupun kemiskinan. Oleh karena itu, jumlah penduduk
miskin dapat direduksi jika banyak penduduk
yang memiliki pekerjaan dan
berusaha memenuhi kebutuhan pokoknya hingga keadaaannya berada diatas garis kemiskinan. Selanjutnya, terdapat cara-cara potensial untuk menekan angka kemiskinan.
Berdasarkan pernyataan
diatas, cara yang seharusnya bisa dilakukan adalah melalui perluasan penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang sedang bekerja dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Perkembangan penduduk usia kerja
sangatlah pesat. Perkembangan penduduk usia kerja seharusnya
dibarengi dengan lapangan pekerjaan yang luas.
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi terhadap Kemiskinan
����������� Dari
hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung
-1,547 < t tabel -2.201 artinya
Ho diterima dan Ha ditolak dengan signfikasi 0,150 >
0,05, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi Tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan. Hal ini dikarenakan permasalahan kemiskinan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penghasilan masyarakat, pengangguran,
Pendidikan, lokasi, geografis,
gender dan lokasi lingkungan.
Kemiskinan mempunyai
sifat multidimensional yang berarti
kebutuhan masing-masing individu
beragam (Kahar
et al., 2021). Selain itu
adanya ketimpangan yang
sangat besar diantara pertumbuhan ekonomi di sekitar wilayah Jawa Timur dan beberapa
diantaranya merupakan
wilayah Kabupaten. Peningkatan
dalam Pertumbuhan ekonomi hanya terjadi
di kota-kota besar seperti di Malang, Surabaya, Sidoarjo
dan Pasuruan yang menggeluti
bidang manufaktur/Industri. Dari data yang di dapat
Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Madiun, Magetan, Ngawi, Pamekasan, Kota Blitar, Kota Probolinggo,
Mojokerto, madiun, dan kota
Batu pada setiap kota dan kabupaten hanya menyumbang distribusi PDRB dibawah angka 1% dari PDRB keseluruhan di Jawa
Timur.
Sehingga hal ini menyebabkan ketimpangan dimana seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa membantu
masyarakat lepas dari kemiskinan namun masih belum
efektif dikarenakan ketidakseimbangannya PDRB tiap-tiap
Kota dan Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur. Hal ini menyebabkan
ketidak sesuaian Hipotesis yang di dapat dari hasil regresi
dikarenakan adanya ketimpangan yang cukup tinggi diantar wilayah � wilayah
di Provinsi Jawa Timur. Penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Pangiuk
(2018), dimana
variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap variabel kemiskinan atau nilai kesatuannya terhadap kemiskinan adalah negatif.�
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengujian dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui
pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (X1), Penyerapan Tenaga Kerja (X2), dan
Pertumbuhan Ekonomi (X3) terhadap Tingkat Kemiskinan (Y) , maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: a) Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif signifikan terhadap
Kemiskinan di Jawa Timur. b) Penyerapan Tenaga Kerja
berpengaruh negatif signifikan terhadap Kemiskinan di Jawa Timur. c) Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kemiskinan di
Jawa Timur
BIBLIOGRAFI
Elviera, C. D., & Irawan, D. (2020). Pengaruh
Indeks Pembangunan Manusia Dan Produk Domestik Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan
Provinsi Sumatera Utara. Bisnis-Net Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(2),
103�109.
Hamida,
N. (2022). ANALISIS PENINGKATAN DAYA SAING PEREKONOMIAN DAERAH SEKTOR
PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR.
IAIN Palopo.
Kahar,
A., Hayati, N., & Fadilah, N. (2021). Al-Qur�an Solusi Paripurna: Menyelami
Konsep-Konsep Al-Quran Dalam Memberantas Kemiskinan Ber-Multidimensi. ICoIS:
International Conference on Islamic Studies, 2(1), 369�388.
Mirananda,
C. (2020). Kekayaan Sumber Daya Alam Dan Fenomena Kemiskinan Di Kalangan
Masyarakat Pesisir (Studi di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya).
UIN AR-RANIRY.
Mukhtar,
S., & Saptono, A. (2019). Analisis pengaruh indeks pembangunan manusia dan
tingkat pengangguran terbuka terhadap kemiskinan di Indonesia. Ecoplan, 2(2),
77�89.
Pangiuk,
A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Kemiskinan di
Provinsi Jambi Tahun 2009-2013. ILTIZAM Journal of Shariah Economics
Research, 2(2), 44�66.
Priambodo,
A. (2015). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Economics Development Analysis Journal,
4(1), 1�9.
Priyono,
J. (2018). Analisis Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja dan Upah Minimum
Pekerja Terhadap Jumlah Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2015.
Riviando,
A., Agustin, H., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh pendapatan asli daerah,
dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap indeks pembangunan manusia
dengan belanja modal sebagai variabel intervening. Jurnal Eksplorasi
Akuntansi, 1(1), 1�17.
Saputri,
E. D., & Kurniawan, I. D. (2022). Sistem Hukum Berkeadilan Gender Sebagai
Arah Pembangunan di Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(3), 6405�6414.
Sayifullah,
S., & Gandasari, T. R. (2016). Pengaruh indeks pembangunan manusia dan
pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Jurnal Ekonomi-Qu, 6(2).
Statistik,
B. P. (2020). Indeks pembangunan manusia. Retrieved Februari, 18.
Thalib,
T., & Sabidullah, I. (2017). Kualitas Pelayanan Pasien di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe. Publik: Jurnal Manajemen Sumber
Daya Manusia, Administrasi Dan Pelayanan Publik, 4(2), 94�100.
Thamrin,
M. (2016). Peranan Investasi Penanaman Modal Dalam Negri (Pmdn) Dan Penanaman
Modal Asing (PMA) Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Siak. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Unilak, 13(2), 97491.
Yustitia,
E., Thoriq, A. M., & Ardiansyah, H. (2022). Pengaruh Penyerapan Tenaga
Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Purwakarta Periode 2011�2020. Jurnal
Maps (Manajemen Perbankan Syariah), 6(1), 43�52.
https://doi.org/10.32627
Copyright holder: Adelia Wahyu Apriliana,
Wiwin Priana Primandhana (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |