Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 7, Juli 2023

 

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TIMUR

 

Adelia Wahyu Apriliana, Wiwin Priana Primandhana

Universitas Pembangunan Nasional �Veteran� Jawa Timur

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Pembangunan merupakan salah satu cara untuk membawa perubahan, dimana perubahan itu sendiri merupakan salah satu cara dalam mencapai suatu tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IPM, Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur periode 2007-2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dari hasil analisis didapatkan bahwa IPM dan Penyerapan Tenaga Kerjaa berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Dari penelitian ini diharapkan pemerintah dapat lebih meningkatkan kualitas Pembangunan manusia dan penyerapan tenaga kerja agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan signifikan.

 

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi; Tingkat Kemiskinan; Indeks Pembangunan Manusia; Penyerapan Tenaga Kerja.

 

Abstract

Development is one way to bring about change, where change itself is one way to achieve a goal. This study aims to determine the relationship between HDI, Labor Absorption and Economic Growth in East Java for the 2007-2022 period. This study uses a quantitative approach with secondary data. This study uses multiple linear regression analysis using the SPSS application. From the results of the analysis it was found that HDI and Labor Absorption had a significant negative effect on the poverty rate in East Java. Meanwhile, economic growth has no significant effect on the level of poverty in East Java. From this research it is hoped that the government can further improve the quality of human development and employment so that economic growth can be significant.

 

Keywords: Economic Growth; Poverty Level; Human Development Index; Employment.

 

 

 

Pendahuluan

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Indonesia (Saputri & Kurniawan, 2022). Indonesia merupakan negara yang penuh paradoks, negara ini subur dengan kekayaan alamnya melimpah, namun cukup besar rakyatnya yang tergolong miskin (Elviera & Irawan, 2020). Adapun terjadinya kemiskinan yaitu disebabkan dari keterbelakangan manusia dan sumber daya alam (Mirananda, 2020). Pengolahan sumber daya alam sangat tergantung kemampuan produktif manusia (Thalib & Sabidullah, 2017).

Jika penduduknya banyak yang miskin dan berpendidikan rendah maka akan mengakibatkan langkanya keterampilan teknik, pengetahuan, dan aktivitas kewiraswataan yang secara otomatis akan menyebabkan sumber daya alam yang tersedia justru terbengkalai, tidak berkembang, atau bahkan salah guna. Sumber daya alam ini akan memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks pembangunan ekonomi di suatu daerah, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ditetapkan sebagai salah satu ukuran utama yang dicantumkan dalam pola dasar pembangunan daerah (Statistik, 2020);(Riviando et al., 2019).

IPM yang merupakan tolak ukur pembangunan suatu wilayah sebaiknya berkorelasi positif terhadap kondisi kemiskinan di wilayah tersebut karena diharapkan suatu daerah yang memiliki IPM tinggi, idealnya kualitas hidup masyarakat juga tinggi atau dapat dikatakan pula bahwa jika nilai IPM tinggi, maka seharusnya tingkat kemiskinan masyarakat akan rendah (Sayifullah & Gandasari, 2016). Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan dapat dilihat juga dari sejauh mana pemerintah dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan lapangan kerja, agar tenaga kerja dapat terserap dengan baik harus diiringi dengan lapangan kerja yang baru, dampak dari adanya lapangan kerja yang baru akan dapat menyebabkan meningkatnya daya beli serta pendapatan sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat yang semakin tinggi.

Guna mendorong transformasi perekonomian daerah menuju perekonomian yang seimbang diperlukannya pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Hamida, 2022). Pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mendorong dan merangsang pembangunan daerah lain dan kekuatan pembangunan utama bagi ditingkatkannya pendapatan masyarakat dan ketimpangan sosial ekonomi bisa diatasi. Penyerapan tenaga kerja serta tingkat upah dapat ditingkatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pesatnya permintaan tenaga kerja (Priambodo, 2015). Provinsi Jawa Timur terus melakukan penyusunan strategi untuk menanggulangi kemiskinan. Ini karena, tingkat kemiskinan di Jatim hingga kini masih tergolong tinggi.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder, dengan menggunakan data time series selama priode 15 tahun. Adapun sumber data yang digunakan yaitu data Indeks Pembangunan Manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur periode 2007- 2022.

Lokasi yang diambil pada penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi terluas di Pulau Jawa dengan Jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia tentu saja memiliki berbagai permasalahan sosial yang dihadapi seperti salah satunya kemiskinan. Jenis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah jenis data sekunder yang berupa data time series periode tahun 2007-2022 dan sumber data didapatkan dari BPS Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda dengan SPSS 25.

 

Hasil dan Pembahasan

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

15

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

54.90226580

Most Extreme Differences

Absolute

.190

Positive

.190

Negative

-.134

Test Statistic

.190

Asymp. Sig. (2-tailed)

.149c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada uji kolmogorov smirnov menyatakan data berdistribusi normal karena nilai asymp sig sebesar 0,149 > 0,05 yang secara tidak langsung adanya distribusi normal mengenai data yag di gunakan.

 

Uji Multikolinearitas

Uji�� multikolinearitas�� digunakan�� untuk�� mengetahui� apakah�� model regresi� terbentuk� adanya� korelasi� tinggi� atau� sempurna� antar� variabel bebas� (independen) dengan variabel teraikan (dependen).

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan hasil tersebut, pada variabel IPM, penyerapan tenaga kerja dan partumbuhan ekonomi, masing-masing memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi masalah multikolieniritas.

 

Uji Hetereskedastisitas

Uji heteroskedaktiistas digunakan untuk mengetahui adanya penyebaran data baik dari sisi horizontal maupun vertical.

 

Unstandardized Residual

Spearman's rho

Correlation Coefficient

-.043

Indeks Pembangunan

Sig.(2-tailed)

.879

Manusia

N

15

Correlation Coefficient

.032

Penyerapan Tenaga

Sig.(2-tailed)

.909

Kerja

N

15

Correlation Coefficient

.214

Pertumbuhan Ekonomi

Sig.(2-tailed)

.443

 

N

15

Unstandardlized

Correlation Coefficient

1.000

Residual

Sig.(2-tailed)

.

 

N

15

Sumber: Output SPSS

 

Dari tabulasi tersebut, tingkat signifikan koefisien rank spearman�s variabel independent IPM sebesar 0,879, Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 0,909 dan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,443 terhadap residual lebih besar dari 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada persamaan ini. Berdasarkan ketiga pengujian tersebut, bisa diperoleh kesimpulan bahwa model penelitian yang dipakai tidak melanggar asumsi klasik.

 

Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

4976.116

536.870

 

9.269

.000

IPM

-.152

.031

-.555

-4.951

.000

Penyerapan Tenaga Kerja

-1.327

.302

-.593

-4.390

.001

Pertumbuhan Ekonomi

-.148

.096

-.172

-1.547

.150

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,951 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa IPM berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan.

b. Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,390 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan.

c. Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -1,547 < t tabel -2.201 artinya Ho diterima dan Ha ditolak dengan signfikasi 0,150 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi Tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan.

 

Uji F

Uji F memiliki kegunaan sebagai mengetahui pengaruh signifikan secara bersama sama antara variabel independen terhadap dependen.

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

452535.710

3

150845.237

39.320

.000b

Residual

42199.623

11

3836.329

 

 

Total

494735.333

14

 

 

 

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai f hitung 39,320 > f tabel 3,49 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, Artinya variabel IPM (X1), Penyerapan Tenaga Kerja (X2) dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan (Y).

 

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.956a

.915

.891

61.93811

1.444

Sumber: Output SPSS

 

Berdasarkan hasil uji determinasi yang tampak pada tabel diketahui bahwa rasio pengaruh jumlah indeks pembangunan manusia, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan sebesar 0,915 atau 91,5%. Artinya, hal tersebut berarti 91,5% variabel indeks pembangunan manusia, penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap tingkat kemiskinan sebesar 91,5% dan sisanya 8,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

 

Pengaruh IPM Terhadap Tingkat Kemiskinan

Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,951 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa IPM berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Hal ini menunjukkan jika nilai IPM meningkat 1% maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sekitar 4,951%, dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Berkurangnya tingkat kemiskinan karena IPM yang meningkat mengindikasikan bahwa IPM dapat meningkatkan produktivitas kerja manusia, yang akan meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Provinsi Jawa Timur mendapatkan pencapaian IPM yang paling rendah dibandingkan Provinsi lain di Pulau Jawa dan berdasarkan data yang didapat masih banyak daerah kabupaten yang memiliki tingkat IPM yang bisa digolongkan rendah dan memiliki rata-rata dibawah tingkat IPM di Jawa Timur.

Beberapa kabupaten tersebut adalah Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Malang, Lumajang. Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, probolinggo, Pasuruan, Ngawi, Bojonegoro, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Sedangkan di daerah kota bisa dikatakan sudah cukup baik untuk pencapaian nilai Tingkat IPM nya yang menyebabkan adanya ketimpangan diantara kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Apabila IPM lebih ditingkatkan lagi maka kemiskinan di Jawa Timur akan berkurang.

Hal ini bisa terjadi dikarenakan apabila suatu daerah dapat meningkatkan tingkat IPM nya maka tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan yang dimiliki pekerja di daerah tersebut. Sehingga akan diimbangi dengan perolehan pendapatan yang lebih tinggi. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Muhamd Sri Wahyudi Suliswanto dalam Mukhtar (2019) yang meneliti tentang pengaruh Produk Domestik 70 Bruto (PDB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan di Indonesia

 

Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Tingkat Kemiskinan

����������� Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -4,390 > t tabel -2,201 artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemiskinan. Hal ini menunjukkan jika nilai Penyerapan Tenaga Kerja meningkat 1% maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sekitar 4,390%, dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Penyerapan tenaga kerja dinyatakan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dikarenakan semakin banyak tenaga kerja yang terserap diharapkan mampu mengurangi tingkat kemiskinan (Priyono, 2018). Apabila penyerapan tenaga kerja tidak diimbangi dengan penurunan tingkat kemiskinan, maka kualitas lapangan kerja yang tersedia perlu diperbaiki misalnya dengan perbaikan tingkat upah karyawan atau pemberian jaminan social (Thamrin, 2016). Menurut Yustitia (2022), semakin banyak penduduk usia kerja memiliki pekerjaan maka semakin banyak penduduk yang memiliki penghasilan dan memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian ketika banyak penduduk memiliki pendapatan maka penduduk tersebut perlahan akan terlepas dari kondisi kekurangan ataupun kemiskinan. Oleh karena itu, jumlah penduduk miskin dapat direduksi jika banyak penduduk yang memiliki pekerjaan dan berusaha memenuhi kebutuhan pokoknya hingga keadaaannya berada diatas garis kemiskinan. Selanjutnya, terdapat cara-cara potensial untuk menekan angka kemiskinan.

Berdasarkan pernyataan diatas, cara yang seharusnya bisa dilakukan adalah melalui perluasan penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang sedang bekerja dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Perkembangan penduduk usia kerja sangatlah pesat. Perkembangan penduduk usia kerja seharusnya dibarengi dengan lapangan pekerjaan yang luas.

 

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

����������� Dari hasil perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung -1,547 < t tabel -2.201 artinya Ho diterima dan Ha ditolak dengan signfikasi 0,150 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi Tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan. Hal ini dikarenakan permasalahan kemiskinan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penghasilan masyarakat, pengangguran, Pendidikan, lokasi, geografis, gender dan lokasi lingkungan.

Kemiskinan mempunyai sifat multidimensional yang berarti kebutuhan masing-masing individu beragam (Kahar et al., 2021). Selain itu adanya ketimpangan yang sangat besar diantara pertumbuhan ekonomi di sekitar wilayah Jawa Timur dan beberapa diantaranya merupakan wilayah Kabupaten. Peningkatan dalam Pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di kota-kota besar seperti di Malang, Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan yang menggeluti bidang manufaktur/Industri. Dari data yang di dapat Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Madiun, Magetan, Ngawi, Pamekasan, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Mojokerto, madiun, dan kota Batu pada setiap kota dan kabupaten hanya menyumbang distribusi PDRB dibawah angka 1% dari PDRB keseluruhan di Jawa Timur.

Sehingga hal ini menyebabkan ketimpangan dimana seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa membantu masyarakat lepas dari kemiskinan namun masih belum efektif dikarenakan ketidakseimbangannya PDRB tiap-tiap Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Hal ini menyebabkan ketidak sesuaian Hipotesis yang di dapat dari hasil regresi dikarenakan adanya ketimpangan yang cukup tinggi diantar wilayah � wilayah di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangiuk (2018), dimana variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel kemiskinan atau nilai kesatuannya terhadap kemiskinan adalah negatif.�

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (X1), Penyerapan Tenaga Kerja (X2), dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) terhadap Tingkat Kemiskinan (Y) , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif signifikan terhadap Kemiskinan di Jawa Timur. b) Penyerapan Tenaga Kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap Kemiskinan di Jawa Timur. c) Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kemiskinan di Jawa Timur

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Elviera, C. D., & Irawan, D. (2020). Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia Dan Produk Domestik Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara. Bisnis-Net Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 103�109.

 

Hamida, N. (2022). ANALISIS PENINGKATAN DAYA SAING PEREKONOMIAN DAERAH SEKTOR PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR. IAIN Palopo.

 

Kahar, A., Hayati, N., & Fadilah, N. (2021). Al-Qur�an Solusi Paripurna: Menyelami Konsep-Konsep Al-Quran Dalam Memberantas Kemiskinan Ber-Multidimensi. ICoIS: International Conference on Islamic Studies, 2(1), 369�388.

 

Mirananda, C. (2020). Kekayaan Sumber Daya Alam Dan Fenomena Kemiskinan Di Kalangan Masyarakat Pesisir (Studi di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya). UIN AR-RANIRY.

 

Mukhtar, S., & Saptono, A. (2019). Analisis pengaruh indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran terbuka terhadap kemiskinan di Indonesia. Ecoplan, 2(2), 77�89.

 

Pangiuk, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penurunan Kemiskinan di Provinsi Jambi Tahun 2009-2013. ILTIZAM Journal of Shariah Economics Research, 2(2), 44�66.

 

Priambodo, A. (2015). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Economics Development Analysis Journal, 4(1), 1�9.

 

Priyono, J. (2018). Analisis Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja dan Upah Minimum Pekerja Terhadap Jumlah Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2015.

 

Riviando, A., Agustin, H., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap indeks pembangunan manusia dengan belanja modal sebagai variabel intervening. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 1�17.

 

Saputri, E. D., & Kurniawan, I. D. (2022). Sistem Hukum Berkeadilan Gender Sebagai Arah Pembangunan di Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(3), 6405�6414.

 

Sayifullah, S., & Gandasari, T. R. (2016). Pengaruh indeks pembangunan manusia dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Jurnal Ekonomi-Qu, 6(2).

 

Statistik, B. P. (2020). Indeks pembangunan manusia. Retrieved Februari, 18.

 

Thalib, T., & Sabidullah, I. (2017). Kualitas Pelayanan Pasien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe. Publik: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi Dan Pelayanan Publik, 4(2), 94�100.

 

Thamrin, M. (2016). Peranan Investasi Penanaman Modal Dalam Negri (Pmdn) Dan Penanaman Modal Asing (PMA) Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Siak. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Unilak, 13(2), 97491.

 

Yustitia, E., Thoriq, A. M., & Ardiansyah, H. (2022). Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Purwakarta Periode 2011�2020. Jurnal Maps (Manajemen Perbankan Syariah), 6(1), 43�52. https://doi.org/10.32627

 

Copyright holder:

Adelia Wahyu Apriliana, Wiwin Priana Primandhana (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: