Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober
2022
PENGARUH
CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK
REVLON DI BANDUNG RAYA
Farah Puspa Vania, Oktora Yogi Sari
Universitas
Widyatama, Bandung, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Perkembangan
industri kosmetik terus mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dan
mengakibatkan persaingan yang ketat antar sesama brand kosmetik yang ada di
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
celebrity endorser dan brand image terhadap proses keputusan pembelian kosmetik
Revlon di Bandung Raya. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini,
untuk pengumpulan data sendiri menggunakan survei kuesioner, yang kemudian
digunakan untuk menghitung dan mengumpulkan sampel menggunakan rumus Malhotra,
menghasilkan total 122 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi
linier berganda. Pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 21. Setelah melalui
penelitian dan diuji menggunakan SPSS 21 menunjukkan hasil bahwa celebrity
endorser dan brand image berpengaruh positif dan signifikan secara parsial dan
simultan terhadap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung Raya.
Kata
Kunci: celebrity endorser; brand image; proses keputusan
pembelian.
Abstract
The
development of the cosmetic industry continues to experience very significant
growth and results in intense competition among
cosmetic brands in Indonesia. The purpose of this study is to determine the
effect of celebrity endorsers and brand image on the purchasing decision
process for Revlon cosmetics in Bandung Raya. Quantitative methods were used in
this study, for self-data collection using a questionnaire survey, which was
then used to calculate and collect samples using the Malhotra formula,
resulting in a total of 122 respondents. Data analysis technique using multiple
linear regression. Data processing uses the SPSS 21 application. After going
through research and testing using SPSS 21, the results show that celebrity
endorser and brand image have a positive and significant effect partially and
simultaneously on the decision process to purchase Revlon cosmetics in Greater
Bandung.
Keyword:
celebrity endorser; brand image; proses keputusan pembelian.
Pendahuluan
Perkembangan
ekonomi global sekarang ini terus mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi,
khususnya pada sektor industri yang serupa. Situasi tersebut menyebabkan
persaingan yang ketat di berbagai pasar industri lokal maupun pasar industri
luar negeri(Sudaryanto & Wijayanti, 2013) untuk menciptakan
sebuah produk dengan inovasi-inovasi terbaru guna mengungguli para pesaing di
lingkungan bisnis. Di Indonesia salah satu industri yang mengalami pertumbuhan
yang signifikan adalah industri kosmetik. Pihak BPOM RI mencatat bahwa kenaikan
jumlah perusahaan sebesar 20,6 %. Terhitung di tahun 2021 industri kosmetik
berjumlah 819 kemudian bertambah menjadi 913 industri hingga Juli tahun 2022 (www.cnbcindonesia.com,
2022).
Popularitas kosmetik telah mengubah gaya
hidup masyarakat, khususnya wanita, mereka menyadari perlunya memperhatikan
penampilan mereka untuk membangun identitas mereka di masyarakat.(HAIRUNNISA, 2021) Kosmetik, menurut
U.S. Food and Drug Administration, adalah suatu produk yang digunakan pada
bagian tubuh manusia untuk meningkatkan kecantikan, mengubah penampilan, atau
membuat seseorang tampak lebih menarik (www.kemenperin.go.id).
Salah satu produk kosmetik pada umumnya
adalah produk perona bibir atau disebut dengan lipstik. Berdasarkan survei yang
dilakukan Jakpat pada tahun 2021 terdapat 97% memilih lipstik, 94% memilih
produk wajah, 88% memilih produk mata dan 86% memilih produk alis dan bulu mata
(www.goodstats.id).
Hasil survei menunjukkan bahwa produk kosmetik yang paling banyak dikonsumsi
oleh konsumen, terutama konsumen wanita adalah lipstik. Untuk bisa mengetahui
merek lipstik yang populer, konsumen dapat melihatnya melalui survei yang
dilakukan oleh� Frontier� Group.�
Survei� ini� bertujuan untuk mengolah data Top Brand
Index dari merek-merek yang menjadi pilihan konsumen.
Pada tahun 2019 Revlon memperoleh
persentase penjualan sebesar 9,2%, pada tahun 2020 memperoleh persentase
penjualan sebesar 8,8%, dan pada tahun 2021 memperoleh persentase penjualan
sebesar 7,5%. Selama 3 tahun tersebut persentase penjualan Revlon mengalami
penurunan. Sedangkan pada tahun 2022 Revlon mengalami peningkatan persentase
sebesar 1% menjadi 8,5% dan pada tahun 2023 persentase penjualan Revlon kembali
menurun menjadi 6,3% dan tidak masuk dalam predikat TOP brand index sejak tahun 2019 sampai tahun 2023 juga peringkat
Revlon yang turun menjadi peringkat ketiga, digeser oleh Maybelline.�
Revlon
adalah perusahaan kosmetik yang berasal dari Amerika dan berdiri pada tahun
1932. Revlon masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Ada beberapa produk
kosmetik yang diproduksi oleh Revlon yaitu lipstik, foundation, eyeliner,
moisturizers, cat kuku, perawatan kulit, parfum, dan perawatan rambut (www.revlon.com).� Dari sekian banyak jenis produk kosmetik
Revlon, salah satu jenis produk yang paling populer adalah produk lipstik.
Walaupun sudah lama berdiri, Revlon selalu berhadapan dengan masalah persaingan
ketat dengan produk kosmetik pendatang baru, baik dari merek luar negeri
ataupun merek lokal dari Indonesia (www.kompas.com, 2022). Saat ini, salah satu
cara mengumumkan produk yang akan dijual yaitu dengan menggunakan promosi di
media sosial. Strategi pemasaran berpromosi di media sosial membuat konsumen
jauh lebih cepat mendapatkan informasi tentang produk mengenai atribut produk
tersebut.
Untuk memperkuat promosi produk,
perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang kreatif, terutama dalam
beriklan. Strategi kreatif yang bisa perusahaan lakukan dalam beriklan saat ini
adalah dengan menggunakan nama-nama terkemuka yang dikenal oleh masyarakat luas,
yang disebut dengan celebrity endorser(Aini & Bertuah, 2020). Celebrity endorser yaitu salah satu
diantara teknik pemasaran yang paling banyak digunakan di dunia karena membantu
perusahaan lebih cepat memenangkan kepercayaan audiens target mereka dan
meningkatkan permintaan pelanggan untuk produk yang diiklankan� (Dermawan, 2018). Celebrity endorser juga didefinisikan sebagai seseorang yang
dipercaya untuk menjadi juru bicara terbuka merek produk tertentu agar
masyarakat mudah mengingat merek tersebut (Nur & Rahmidani, 2020).
Tetapi saat akan melakukan endorsement, perusahaan harus mengamati
sebagian komponen yang berpengaruh positif terhadap proses endorsement tersebut. Dengan memanfaatkan nama besar seorang publik
figur, diharapkan promosi produk berhasil dan penjualan produk meningkat. Di
satu sisi, celebrity endorser dapat
memberikan keuntungan bagi penjual melalui karakter dan keahliannya dalam
mempromosikan produk untuk meningkatkan penjualan serta brand tersebut akan
mendapatkan atensi dari ribuan atau jutaan followers
di media sosial. Konsekuensi dari pemanfaatan seorang figur publik dalam
aktivitas promosi adalah biaya yang tidak sedikit. �
Perusahaan menggunakan jasa celebrity endorser karena mereka
memiliki peran untuk kelancaran strategi mempromosikan produk agar produk
tersebut semakin dikenal guna mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
(Rosita & Novitaningtyas, 2021). Sejalan dengan itu menurut (Zahra, Listyorini, & Pinem, 2021)menyatakan bahwa
penggunaan nama terkenal, seperti selebritas, selebgram, atau figur-figur
publik lain sebagai celebrity endorser
untuk sebuah produk memberi pengaruh positif secara keseluruhan atau simultan
terhadap keputusan pembelian. Penelitian�
(Anas & Sudarwanto, 2020) dan (Zahra et al., 2021) bahwa �celebrity endorser berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian�.
Memiliki pendukung (endorser) yang tujuannya untuk
menciptakan citra produk dan daya tarik terhadap produk yang dipasarkan
merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan menyebarkan brand image yang baik (Azimah, 2022).Menciptakan persepsi merek yang positif pada benak konsumen,
dalam Journal of business strategy and
execution menjelaskan berdasarkan pengumpulan data, 82% menunjukkan bahwa
selebriti yang menjadi endorser suatu
produk harus memiliki image yang baik
karena hal tersebut dirasa efektif dalam mempromosikan produk untuk meningkatkan penjualan.
Perpaduan ingatan merek dan representasi
merek yang terbayangkan yang dimiliki konsumen dalam benak mereka dikenal
sebagai brand image. (Oscar & Keni, 2019).Menurut (Dewi, Oei, & Siagian, 2020) brand image adalah cara pandang konsumen terhadap suatu merek sebagai
sebuah cerminan dari apa yang terpikirkan konsumen pada suatu brand tertentu.
Brand image yang baik tidak hanya
menarik konsumen, namun juga dapat membantu untuk meningkatkan bersaing secara
kompetitif (Latief, 2022).�
Proses keputusan pembelian merupakan
tindakan seorang konsumen yang memiliki pilihan serta bersedia membeli dan
menukarkan uangnya untuk membayar kepemilikan suatu produk (Malohing & Mandagie, 2021). Ketika apa yang
dibutuhkan dan diinginkan konsumen selaras, mereka akan melakukan pembelian.
Prinsip di balik proses keputusan pembelian adalah kegiatan seseorang saat
mempertimbangkan pilihannya sebelum memilih salah satu dari banyak kemungkinan
produk yang tersedia(Yusuf, 2021)
Disamping fenomena yang terjadi diatas,
masalah yang diangkat oleh penelitian ini adalah eksploitasi kesenjangan
penelitian, atau masih adanya perbedaan hasil penelitian. Peneliti (Palupi & Saputro, 2023), (Nggilu, 2019),(Ramadhani & Nadya, 2021), dan ((Kuhu, Tumbel, & Wenas, 2019) menemukan bahwa
variabel celebrity endorser tidak
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian. Namun,
temuan penelitian ini berbeda dengan penelitian (Hutagaol, 2022), yang
menemukan bahwa celebrity endorser
mempunyai dampak yang cukup besar terhadap keputusan pembelian.
Metode
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah
metodologi berbasis positivisme yang diperlukan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu, mengumpulkan data menggunakan alat penelitian, mengevaluasi
data menggunakan metode kuantitatif/statistik, dan menguji hipotesis yang sudah
ditentukan sebelumnya, menurut (Yani, Mangkunegara, Revisi, & Aditama, 1995)
Populasi dalam survei ini
adalah konsumen yang menggunakan kosmetik Revlon di Bandung Raya, yang
jumlahnya tidak diketahui. Untuk menentukan besar sampel yang belum diketahui
besar populasinya digunakan rumus Malhotra (Nugraha & Susyana, 2021) yaitu dengan
mengalikan jumlah variabel indikator (pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner)
dengan angka 5, total pertanyaan dalam penelitian ini adalah 22 pernyataan,
bila dikalikan dengan 5, memberikan total sampel 110 sampel. Rumus berikut
dapat digunakan untuk menentukan ukuran sampel penelitian:
Jumlah responden = Total responden +
(Total responden � Persentase error)
Jumlah responden = 110 + (110 � 10%)
Jumlah responden = 110 + 11
Jumlah responden = 121 (dibulatkan menjadi
122)
Sebanyak 122 responden menjadi sampel
penelitian. Pendekatan teknik purposive
sampling digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengambilan sampel dengan
pertimbangan dan kriteria tertentu.
Kriteria Responden:
Adapun kriteria responden pada penelitian
ini :
2. Berusia minimal 18 tahun
3. Responden telah melakukan pembelian produk kosmetik Revlon
4. Responden telah menggunakan
produk kosmetik Revlon sebanyak 1-5 kali atau lebih dari 5 kali
5. Bertempat tinggal atau
berdomisili di Bandung Raya
Metode
Analisis
Uji Validitas
����������������������� Untuk
dapat mengidentifikasi apakah setiap item instrumen valid atau tidak peneliti
melakukan perbandingan antara setiap item instrumen dengan skor total.
Peneliti� melakukan pengujian tersebut
menggunakan uji validitas yang dimana uji tersebut menampilkan derajat
kesesuaian antara data yang peneliti kumpulkan dengan pengalaman aktual objek (Yani et al., 1995)
Uji Reliabilitas
Tahap selanjutnya peneliti melakukan uji
reliabilitas. Uji ini dimaksudkan untuk melihat hasil yang konsisten pada
penelitian dengan objek yang identik ketika dilakukannya secara berkali-kali (Landthaler et al., 2018)
����������� Uji
Normalitas
Uji normalitas menurut (Landthaler et al., 2018)yaitu untuk
mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen termasuk dalam
model regresi yang berdistribusi normal atau tidak.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2018) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah didalam model regresi terdapat ketidaksamaan antara variance dari
residual satu pengamatan yang lain.
Uji
Multikolinieritas
Tujuan pengujian multikolinieritas menurut
(Ghozali, 2018) adalah untuk
mengetahui apakah suatu model
regresi mendeteksi adanya korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik
seharusnya tidak berkorelasi antar variabel independen.
Analisis Regresi Berganda
����������������������� Karena
peneliti ingin mengetahui apakah variabel yang peneliti uji memiliki pengaruh
satu sama lain atau tidak maka dilakukan analisis regresi berganda. Uji ini
diperlukan untuk meramalkan bagaimana perubahan pada nilai variabel dependen
jika nilai independen bertambah atau berkurang nilainya (Yani et al., 1995)
�����������
Hasil
Dan Pembahasan��������
A.
Uji Validitas
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel |
Item |
r-hitunl! |
r-tabel |
Basil |
Celebrity Endorser |
Xi.I |
0.705 |
0.177 |
Valid |
X1.2 |
0.704 |
0.177 |
||
X1.3 |
0.700 |
0.177 |
||
X1.4 |
0.688 |
0.177 |
||
X1.5 |
0.707 |
0.177 |
||
X1.6 |
0.649 |
0.177 |
||
X1.7 |
0.686 |
0.177 |
||
Brand Image |
Xi.I |
0.610 |
0.177 |
Valid |
X2.2 |
0.675 |
0.177 |
||
X i.3 |
0.690 |
0.177 |
||
X2.4 |
0.495 |
0.177 |
||
X2.5 |
0.695 |
0.177 |
||
X2.6 |
0.697 |
0.177 |
||
X2.7 |
0.688 |
0.177 |
||
Proses Keputusan Pembelian |
Y1 |
0.721 |
0.177 |
Valid |
Y2 |
0.627 |
0.177 |
||
Yi |
0.712 |
0.177 |
||
Y4 |
0.658 |
0.177 |
||
Y; |
0.718 |
0.177 |
||
Y6 |
0.650 |
0.177 |
||
Y1 |
0.682 |
0.177 |
||
Ya |
0,632 |
0,177 |
Terlihat pada tabel di atas, item pertanyaan terbagi
dari 3 variabel dan terdiri dari 22 pernyataan, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yaitu �apabila r-hitung lebih
besar dari r-tabel maka item tersebut dinyatakan valid�. Diketahui pada
penelitian ini df = n-2 (122-2 = 120) dan α = 0,05 dengan nilai r-tabel
adalah 0,177. Maka semua pernyataan kuesioner dapat dianggap valid mengingat
temuan r-hitung > dari r-tabel.
B. Uji Reliabilitas
Tabel
3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Cranbach�s Alpha |
Standart Reliabilitas |
Keterangan |
Celebrity Endorser |
0.815 |
0,60 |
Reliabel |
Brand Image |
0.760 |
0,60 |
Reliabel |
Proses Keputusan
Pembelian |
0.824 |
0,60 |
Reliabel |
Variabel
X1 (celebrity endorser), X2
(brand image), dan Y (proses
keputusan pembelian) semuanya memiliki nilai Cronbach's Alpha lebih dari 0,60, yang konsisten dengan dasar pengambilan keputusan. Hal ini terlihat pada Tabel 2
di atas artinya penelitian dapat diandalkan serta para responden menjawab
setiap item pernyataan dengan stabil dan konsisten.
C. Uji Normalitas
Gambar
1
Hasil
Uji Normalitas
Gambar 1 menunjukkan bagaimana semua titik variabel tersebar di
sekitar sumbu diagonal dari grafik dan bergerak ke arah yang sama. Data sudah
terdistribusi secara teratur, terbukti dengan gambar diatas.
D. Uji Heteroskedastisitas
Titik-titik
scatterplot menyebar tanpa membentuk
pola yang jelas seperti terlihat pada Gambar 3. Pada sumbu Y, titik-titik
tersebut berjarak sama di atas dan di bawah 0 (nol). Berarti, dapat dikatakan
bahwa model regresi mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
E. Uji Multikolinieritas
�
Nilai
toleransi dan VIF dari variabel celebrity
endorser dan brand image memiliki
nilai toleransi 0,649 > 0,10 dan nilai VIF 1,540 < 10,0 maka ditentukan
bahwa kedua variabel tersebut tidak menunjukkan
multikolinieritas antar variabel independen (celebrity endorser dan brand
image).
F.
Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 5
Hasil
Regresi Linier Berganda
Didapatkan persamaan :
Hasil
tabel di atas menghasilkan koefisien regresi
setiap variabel yaitu celebrity endorser
mempunyai nilai 0,549 serta brand image mempunyai
nilai 0,538 dengan konstanta sebesar 0,840. Dengan begitu, dapat ditarik
kesimpulan apabila terjadi peningkatan 1 variabel celebrity endorser dengan asumsi lainya tetap konstan maka akan
mengalami kenaikan pada proses keputusan pembelian dengan nilai 0,549 dan apabila
terjadi peningkatan 1 variabel brand
image dengan asumsi lainnya tetap konstan maka akan mengalami kenaikan pada
proses keputusan pembelian dengan nilai 0,538.
G. Uji F (Simultan)
Tabel
6
Hasil
Uji F
Nilai F sebesar 138,441
seperti terlihat pada tabel di atas dan nilai sig. 0,000<0,05. Apabila
membandingkan hasil F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95%,
hasilnya diperoleh untuk F-tabel adalah 3,07. Terlihat F-hitung bernilai
138,441>F-tabel yaitu 3,07. Sehingga bisa disimpulkan yaitu �celebrity endorser dan brand image berpengaruh yang
bersama-sama terhadap proses keputusan pembelian� mengingat temuan nilai
F-hitung>F-tabel.
H.
Uji Parsial (Uji t)
Tabel 7
Hasil Uji Parsial
Sumber: Data Olahan, SPSS 21
Dapat disimpulkan :
1. Hasil uji t celebrity
endorser (X1)
Pada t-tabel dengan variabel celebrity endorser memiliki nilai 1,980,
dan� t-hitungnya adalah 7,717. Diketahui
t-hitung (7,717) > t-tabel (1,980) mempunyai nilai signifikansi
(0,000<0,05) maka dapat dikatakan Hipotesis 1 diterima, artinya celebrity endorser berpengaruh besar
atau parsial dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon
di Bandung Raya.
2. Hasil uji t brand image (X2)
Pada t-tabel dengan variabel brand image memiliki nilai 1,980, dan t-hitungnya
adalah 7,312. Diketahui t-hitung (7,312) > t-tabel (1,980) mempunyai nilai
signifikansi (0,000<0,05) maka dapat dikatakan Hipotesis 2 diterima, artinya
brand image berpengaruh besar atau
parsial dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di
Bandung Raya.
I.
Uji Koefisien
Determinasi (R2)
Sumber: Data Olahan, SPSS 21
Nilai R-square sebesar 0,699 = 69,9% seperti yang terlihat pada
tabel koefisien determinasi berganda. Dalam hal ini,� kedua variabel independen yakni celebrity endorser dan brand image bersama-sama berdampak
positif dalam proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung Raya.
Sisanya 30,1% yang dipengaruhi faktor lainnya adalah variabel yang belum
dibahas dalam penelitian ini.
Pembahasan
A.
Pengaruh Celebrity Endorser
Terhadap Proses Keputusan Pembelian Kosmetik Revlon di Bandung Raya
Hasil uji statistik menunjukkan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05 dan nilai t-hitung 7,717 > t-tabel 1,980. Sehingga, membuktikan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu, �celebrity endorser berpengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap proses keputusan pembelian
kosmetik Revlon di Bandung Raya�. Keputusan
Revlon menggunakan celebrity endorser
untuk mempromosikan produk sudah dianggap tepat, karena dengan memanfaatkan jasa celebrity endorser ternama untuk mempromosikan produk, akan
mendapatkan lebih banyak perhatian dan juga bagaimana informasi yang disebarkan
oleh celebrity endorser yang diterima
dengan baik dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di
Bandung Raya. �Hasilnya sejalan dengan penelitian (Zahra et al., 2021)yaitu ada hubungan positif antara variabel celebrity endorser dengan variabel keputusan pembelian koesmetik
Wardah.
B.
Pengaruh Brand Image Terhadap Proses Keputusan Pembelian Kosmetik
Revlon di Bandung Raya
Hasil uji statistik menunjukkan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05 dan nilai t-hitung 7,312 > t-tabel 1,980. Sehingga, membuktikan
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu, �brand image berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung Raya�. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa variabel brand
image pada kosmetik Revlon memiliki asosiasi baik di
benak masyarakat Bandung Raya, sehingga dapat menjadi
pendorong konsumen untuk melakukan pembelian dan menciptakan loyalitas merek di
kalangan konsumen. Hasilnya sejalan
dengan penelitian Aprianti dan Tjiptodjojo (2022), yang menghasilkan bahwa brand image produk perawatan kulit
pemutih Scarlett, variabel independennya secara signifikan mempengaruhi
variabel keputusan pembelian.
C.
Pengaruh Celebrity Endorser dan Brand Image Terhadap Proses
Keputusan Pembelian Kosmetik Revlon di Bandung Raya
Hasil uji F yang sudah dilakukan peneliti, diperoleh nilai
F-hitung 138,441 > F-tabel 3,07, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05. Berarti, Hipotesis ketiga dari penelitian ini terbukti yaitu, �celebrity endorser dan brand image keduanya bersama-sama
berpengaruh positif yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian
kosmetik Revlon di Bandung Raya. Strategi pemasaran celebrity endorser sangat membantu brand untuk membentuk brand image, yaitu melalui bagaimana
konsumen memahami brand, mengenali brand, menyadari keberadaan brand, dan
memahami karakteristik brand, sehingga mereka dapat meningkatkan proses
keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung Raya. Temuan penelitian ini
didukung oleh penelitian terdahulu oleh Malichah dan Wiwoho (2022) yang
menyatakan bahwa celebrity endorser,
e-WOM, dan brand image berpengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian (pada kasus konsumen minuman
Pocari Water isotonik Kabupaten Kebumen).
Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas disimpulkan:
(1) Variabel Celebrity endorser secara perusal berpengaruh positif signifikan
teradap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung Raya, (2) Variabel
Brand image secara persial berpengaruh positif signifikan terhadap prosess
keputusan pembelian kosmetik Revlon dibandung raya, (3) Variabel Ce;ebrity
endprser dan brand image secara simultan berpengaruh positif signifikan
terhadap proses keputusan pembelian kosmetik Revlon di Bandung raya.
BIBLIOGRAFI
Aini, Nurul, & Bertuah, Eka. (2020). Analisis
Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Biore Body Foam
Melalui Citra Merek. JCA of Economics and Business, 1(02).
Azimah, Lukluk Ayyil Ayu. (2022). Pengaruh Celebrity
Endorser, Brand Image, dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian Biore Body
Wash (Studi Kasus Mahasiswa Manajemen Angkatan 2018 FEB UNISMA).
Dewi, Luh Gede Permata Sari, Oei, Selvie Josowanto, &
Siagian, Hotlan. (2020). The Effect of Brand Ambassador, Brand Image, and
Brand Awareness on Purchase Decision of Pantene Shampoo in Surabaya, Indonesia.
EDP Sciences.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro. Edisi 9). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 490.
Hairunnisa, Hairunnisa. (2021). Pengaruh Zozibini Tunzi
terhadap Perkembangan Body Positivity pada Perempuan (Studi pada Mahasiswi
FISIP UMM 2017). Universitas Muhammadiyah Malang.
Kuhu, Triva Tantri, Tumbel, Altje L., & Wenas, Rudy S.
(2019). Pengaruh viral marketing, celebrity endorser, dan brand trust terhadap
keputusan pembelian di Sang Pisang Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3).
Landthaler, Jorg, Uludag, Omer, Bondel, Gloria, Elnaggar,
Ahmed, Nair, Saasha, & Matthes, Florian. (2018). A Machine Learning Based
Approach to Application Landscape Documentation. In Robert Andrei
BuchmannDimitris KaragiannisMarite Kirikova (Ed.), IFIP Working Conference
on The Practice of Enterprise Modeling (Vol. 335, pp. 71�85).
https://doi.org/10.1007/978-3-030-02302-7_5
Malohing, Grace, & Mandagie, Yunita. (2021). Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil
Avanza Pada Pt. Hasrat Abadi Jayapura. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(2).
Nugraha, Nugi Mohammad, & Susyana, Fina Islamiati.
(2021). Pengaruh net profit margin, return on assets dan current ratio terhadap
pertumbuhan laba. JEMPER (Jurnal Ekonomi Manajemen Perbankan), 3(1),
56�69.
Oscar, Yessica, & Keni, Keni. (2019). Pengaruh brand
image, persepi harga, dan service quality terhadap keputusan pembelian konsumen.
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 20�28.
Palupi, Mia Intan Ros Bita, & Saputro, Edy Purwo. (2023).
Pengaruh Online Customer Review, Celebrity Endorser, dan Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare Ms Glow. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ramadhani, Ira, & Nadya, Prameswara Samofa. (2021).
Pengaruh celebrity endorser dan brand image terhadap keputusan pembelian Fesyen
Muslim Hijup. Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(KNEMA), 1(1).
Sudaryanto, Ragimun, & Wijayanti, Rahma Rina. (2013).
Strategi pemberdayaan UMKM menghadapi pasar bebas Asean. Pusat Kebijakan
Ekonomi Makro. Badan Kebijakan Fiskal. Kementerian Keuangan, Jakarta, 1�32.
Yani, Jenderal Achmad, Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu,
Revisi, Perilaku Konsumen Edisi, & Aditama, Refika. (1995). Sugiyono. 2017,
Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. bandung: Alfabeta. Procrastination
And Task Avoidance: Theory, Research and Treatment. New York: Plenum Press,
Yudistira P, Chandra, Diktat Ku.
Yusuf, Ade. (2021). The Influence of Product Innovation and
Brand Image on Customer Purchase Decision on Oppo Smartphone Products in South
Tangerang City. Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal, 2 (1), 472�481.
Zahra, Keviana Fatmanissa, Listyorini, Sari, & Pinem,
Robetmi Jumpakita. (2021). Pengaruh Celebrity Endorser, Electronic Word Of
Mouth, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Koesmetik
Wardah di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 10(1),
965�973.
Copyright
holder: Farah Puspa Vania, Oktora Yogi Sari (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |