Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022

 

STRATEGI KEBERLANJUTAN PRODUKSI USAHA GULA AREN ORGANIK PADA AGROINDUSTRI DI KABUPATEN LEBAK

 

Dedi Suhaedi Syaputra, Dian Anggraeni, Aliudin

Ilmu Pertanian, Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia

Agribisnis, universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Sistem pertanian organik adalah pengelolaan produksi tanaman pangan dan turunannya mendorong dan mengembangkan kelestarian agroekosistem, keanekaragaman hayati, siklus biologis dan aktifitas biologis dengan pengelolaan yang ramah lingkungan. Lemahnya pengetahuan dan daya dukung salah satu faktor penghambat pertanian dalam pengambil keputusan dan keberlanjutan usaha aren organik. Melalui sistem pengelolaan produk aren secara organik dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, membuka peluang potensi pasar menjaga lingkungan karena pengelolaan lebih ramah terhadap lingkungan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan usaha aren organik yang berwawasan dan berkelanjutan salah satu solusi dampak krisis ekonomi global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal apa saja yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha organik organik serta memformulasikan strategi yang tepat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2023 bertempat di CV. Sari Aren Mandiri, KUB. Mandala dan CV.Generasi Emas Nusanda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis SWOT. Analisis matrik Internal Faktor Evalution (IFE) sebesar 3,95. Hal ini menujukkan kemampuan usaha produksi gula aren organik memiliki kemampuan yang baik untuk mengantisipasi kelemahan internal yang ada. Total skor berdasarkan matriks EFE pada perusahaan sebesar 3.80, artinya bahwa perusahaan mampu untuk mengantisipasi ancaman eksternal yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada. Sumbu -X matriks IE, skor total adalah 3.95 dan sumbu-y matriks IE, skor total adalah 3,82. Hal ini menunjukkan berada pada sel 1, artinya strategi yang layak digunakan adalah strategi pertumbuhan. Perusahaan mendominasi dan memaksimalkan investasi untuk terus mengembangkan usahanya, memaksimalkan kemampuan Sumber Daya Manusia merupakan investasi yang baik untuk dilakukan.

 

Kata Kunci: Strategi, lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, keberlanjutan Usaha, Gula Aren Organik.

 

Abstract

The organic farming system is the management of food crop production and its derivatives to encourage and develop the sustainability of agroecosystems, biodiversity, biological cycles and biological activities with environmentally friendly management. Weak knowledge and carrying capacity are one of the factors inhibiting agriculture in decision makers and the sustainability of organic palm businesses. Through an organic palm product management system, it can provide enormous benefits for health, opening market potential opportunities to protect the environment more because management is more environmentally friendly. Public awareness of the importance of developing insightful and sustainable organic palm business is one of the solutions to the impact of the global economic crisis. This study aims to determine internal and external environmental factors on the sustainability of organic organic businesses and formulate appropriate strategies. The research will be carried out in February-April 2023 at CV. Sari Aren Mandiri, KUB. Mandala and CV. Generasi Emas Nusanda. The research method used is descriptive. The variables used in this study for the internal environment are capital, counseling methods, counseling intensity and facilities and infrastructure. While the external environment variables consist of government policies, institutions, market access and access to finance/cooperatives which are analyzed by SWOT analysis. Internal Evaluation Factor (IFE) matrix analysis of 3.95. This shows the ability of the organic palm sugar production business to have a good ability to anticipate existing internal weaknesses. The total score based on the EFE matrix for the company is 3.80, meaning that the company is able to anticipate existing external threats and take advantage of existing opportunities. IE matrix -X axis, total score is 3.95. similarly with the IE matrix y-axis, the total score is 3.82. This shows that it is in cell 1, so the appropriate strategy to use is the growth strategy. The company dominates and maximizes investment to continue to develop its business, maximizing the ability of Human Resources is a good investment to make.

 

Keywords: Strategy, Internal environment, External Environment, sustainability Business, Organic Palm Sugar.

 

Pendahuluan

Usaha pertanian organik merupakan sistem manajemen pertanian terpadu yang menghindari penggunaan bahan kimia untuk menghasilkan produk pangan yang sehat, aman dikonsumsi, berkualitas dan berkelanjutan. Pertanian organik tidak hanya dituntut perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan, tetapi juga diperlukan mengambil keputusan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan inovasi pada kondisi lingkungan usaha tani. Pertanian organik secara keseluruhan merupakan pengelolaan produksi tanaman pangan yang mendorong dan mengembangkan kelestarian agro ekosistem, termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologis dan aktivitas biologis tanah dengan pengelolaan yang ramah lingkungan.

Hasil penelitian Zulvera et al. (2014) dalam Zulaeha dan Priyono (2017), menunjukkan bahwa dengan menerapkan sistem pertanian organik, petani memperoleh manfaat yaitu mengurangi biaya produksi, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari produk konvensional, meningkatkan pendapatan, menghindari ketergantungan dari pihak penyalur input dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi petani serta meningkatkan kesehatan petani dan keluarganya. Pertanian organik telah memberikan manfaat bagi masyarakat, namun demikian perkembangan pertanian sampai saat ini masih sangat terbatas. Hal ini memerlukan dukungan lingkungan internal dan eksternal agar pertanian organik di Indonesia semakin berkembang. Dukungan Lingkungan Internal dan eksternal merupakan faktor penting untuk usaha gula aren organik secara berkelanjutan di Kabupaten Lebak. Gula aren merupakan kebutuhan yang memiliki perananan yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak semua produk gula aren aman dan sehat sebagai bahan konsumsi.

Permintaan produk pertanian aren organik dimasa yang akan datang memiliki prospek yang cukup luas. Kabupaten lebak merupakan daerah potensial produksi gula aren (Arenga pinnata Merr). Hal ini di dukung posisi Kabupaten Lebak yang strategis sebagai penyangga ibukota negara. Pertanian aren di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Cibeber, Cilograng, Bayah, Cihara, Malingping, Panggarangan, Cijaku, Cigemblong, Sobang dan Muncang yang pada umumnya di budidayakan secara konvensional. Data laporan statistik Dinas Pertanian Kabupaten Lebak (2022), produksi gula aren pada tahun 2022 mencapai 8.419,80 ton/tahun. Saat ini produksi gula aren organik mencapai 300 ton/tahun. Sementara potensi pasar mencapai 1.500 ton/tahun baik pasar lokal maupun ekspor yaitu Amerika, Australia, Jerman, Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia (Deperindag Kabupaten Lebak, 2022). Berdasarkan data Ditjen Pertanian (2017), Indonesia menepati urutan ketiga pengekspor gula aren di dunia yakni 8.7%, di bawah China (20%) dan Belanda (13.7%). Adapun urutan keempat ditempati Thailand (7.6%), diikuti Belgia (6.9%) dan Irlandia (5.9%). Pengembangan gula aren menjadi sangat penting dan strategis secara nasional karena selain membuka lapangan pekerjaan, membangun daerah pedesaan, mendatangkan devisa dari ekspor juga dapat mengurangi ketergantungan impor gula putih pasir dan rafinasi untuk industri yang sebagian besar masih impor. Terkait dengan permintaan dalam negeri, kebutuhan gula aren terbesar berasal dari industri makanan, perhotelan, dan reseller. Sementara untuk pasar lokal, permintaan tertinggi terjadi pada saat dan menjelang bulan puasa ramadhan.

Produsen gula aren organik saat ini dihadapkan pada kendala yang dihadapi meliputi, kemampuan sumber daya manusia terbatas, lemahnya modal pelaku usaha gula aren organik, ketersediaan gudang yang kurang memadai, rumah produksi yang sempit, teknologi opening yang terbatas, peranan pemerintah belum maksimal dan akses pasar saat ini masih terbatas. Lemahnya modal petani aren yang dimiliki berperan dalam kemampuan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha gula aren organik di Kabupaten Lebak (Miftah H, et al. 2018).Kecenderungan meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk agroindustri serta tersedianya sumber daya alam yang cukup besar telah memberikan harapan bahwa argoindustri ini cukup prospektif dan memiliki potensi untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar terhadap setiap pelaku yang terlibat di dalam sistem. Hasil penelitian Evalia (2015), di dapatkan hasil pengelolaan aren menjadi gula aren memberikan nilai tambah yang cukup tinggi yaitu sebesar 51.01%, sementara hasil penelitian Aliudin, Sariyoga dan Anggraeni (2011), nilai tambah gula cetak mencapai 74%. Di samping itu, pengembangan agroindustri ini akan secara langsung berpengaruh pada penciptaan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan terbaik (Evalia, 2015).

Peran pemerintah dalam memberikan pendampingan, menyediakan informasi yang tepat, menyediakan akses pasar serta intensitas pendampingan akan memberikan perubahan sikap dan perilaku petani aren organik. Menjamin keberlanjutan usaha gula aren organik harus memperhatikan tiga komponen yang membentuk ekosistem bisnis aren yaitu komponen sosial, komponen ekonomi dan komponen ekologi. Keuntungan secara ekologi pertanian aren organik dapat memanfaatkaan penggunaan pupuk kandang dan pestisida nabati, karena bahan baku cukup tersedia dan mudah di dapatkan, meningatkan pengelolaan sumber daya air, menghindati penggunaan kimia, meghindari penggunaan pestisida dan diversifikasi produk aren. Selain itu, pertanian aren organik bermanfaat melestertarikan kesehatan tanah, hewan, tanaman dan manusia. Kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem. Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem kehidupan. Adapun manfaat secara ekonomi akan membuka peluang lapangan kerja, membuka ketersediaan pasar, dan meningkatkan pendapatan. Sedangkan manfaat secara sosial penerapan sistem pertanian organik, menjadikan lingkungan kerja yang bersih dan aman untuk petani karena terhindar dari pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh bahan pestisida kimia. Selain itu penerapan sistem pertanian organik juga menghasilkan produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Manfaat secara ekologis Sebagai penghasil gula aren organik, posisi daya saing masih lemah dan perkembangan agroindustri gula aren organik masih sulit berkembang. Hal tersebut, masih terhambat oleh berbagai tantangan dan permasalahan seperti rendahnya produktivitas, adanya persaingan dengan produk gula yang berasal dari gula tebu. Disamping itu, pasar yang belum terbentuk, kemampuan daya saing yang masih lemah serta kemampuan pengusaan teknologi, (Evalia, 2015). Sama halnya dengan di Kabupaten Lebak, penggunaan konsumsi gula aren organik kalah saing dibandingkan gula tebu, akses pasar masih terbatas, peran pemerintah belum maksimal dalam membuka akses pasar baru, pembinaan secara berkelanjutan masih rendah tetapi untuk memfasilitasi sertifikat halal, sertifikat organik dan alat pengemasan sudah sangat baik.

Petani dalam melaksanakan usaha pertanian secara konvensional lebih efektif dalam aplikasi penggunaan pupuk dan tenaga. Sementara, pertanian organik dinilai kurang efektif karena membutuhkan penggunaan pupuk organik dan tenaga kerja lebih banyak serta kurang efisensi waktu (Prasetya at al. 2021). Demikian juga halnya dengan pestisida nabati atau hayati tidak lagi banyak dimanfaatkan karena selain keterbatasan pengetahuan pelaku juga dipandang sebagai sesuatu yang kurang efektif dan efisien dalam aplikasi penggunaan pupuk. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan sistem pertanian aren organik dan turunannya yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta berpotensi di pasar, menjadi salah satu solusi untuk pengembangan usaha gula aren organik.

 

Metode Penelitian

Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara sensus, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer, sehingga dapat memperoleh informasi secara mendalam dan tanggapan yang komprehensif. Deskriftif yaitu suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi situasi sosial yang akan di teliti secara menyeluruh luas dan mendalam. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Abdussamad, (2021), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial, pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, minat, motivasi, tindakan, dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata (Harahap, N., 2020). Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang �Strategi Keberlanjutan Produksi Gula Aren Organik Agroindustri di Kabupaten Lebak�.

Waktu penelitaian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April 2023. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Lebak yaitu pada CV. Sari Aren Mandiri, KUB Mandala dan Kelompok Generasi Emas Nusanda, dimana ketiga produsen gula aren organik tersebut merupakan produsen yang telah menerima sertifikat organik di Kabupaten Lebak selama lima tahun terakhir.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekuender. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui hasil penelitian langsung terhadap objek yang akan diteliti melalui proses wawancara dan observasi berdasarkan quisioner. Data Sekunder diperoleh dari berbagai sumber antara lain Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, dokumentasi/tulisan dalam bentuk buku-buku, laporan-laporan, karya ilmiah, hasil-hasil penelitian serta informasi-informasi tertulis dalam surat kabar ataupun informasi lisan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

 

Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah sebuah wilayah yang bersifat general dan terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan memenuhi karakteristik tertentu, pada saat ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian terdiri dari unsur pemerintahan, stacholder, pakar dan pelaku usaha yang berkaitan dengan usaha aren organik. Menurut Hardani, dkk dalam Husain dan Purnomo (2001), sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampling. Sampel juga dapat diartikan sebagai bagian daripada jumlah dan karakteristik yang betul-betul refresentatif (mewakili) dari populasi tersebut (Sugiyono, 2011).

Teknik sampling yang di gunakan pada penelitian ini yaitu, non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011), probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan kesempatan dan peluang yang sama pada setiap unsur ataupun peserta dalam populasi yang telah ditentukan. Jumlah sampel adalah ukuran sampel yang telah ditentukan daripada populasi berdasarkan kriteria yang dibutuhkan dan memiliki karakteristik yang betul-betul refresentatif (mewakili) populasi. Jumlah responden penelitian ini berjumlah 30 responden dengan bantuan form quisioner yang terdiri dari 19 responden pemasok bahan baku, tiga responden manajemen (owner), 3 responden pemasaran/keuangan/finansial, proses produksi, satu responden stacholder, satu responden pakar (LSO), dan tiga responden instansi pemerintahan yang memahami dan berkaitan dengan keberkanjutan produksi usaha gula aren oganik. Adapun waktu pengambilan data adalah 20 Hari dari tanggal 20 Februari sampai 10 Maret 2023.

Definisi dan Konsep Penelitian

Konsep operasional di susun untuk memudahkan dalam pengambilan persepsi, konsep operasional pada penelitian ini di jelaskan sebagai berikut:

1.        Strategi usaha gula aren organik adalah pola tindakan untuk mencapai tujuan yang diperoleh untuk menjalankan suatu usaha gula aren organik menggunakan analisis SWOT, faktor internal dan eksternal untuk memudahkan strategi usaha.

2.        Keberlanjutan usaha aren organik adalah sebuah kondisi dimana usaha aren organik dapat terus berjalan di masa yang akan datang.

3.        Gula aren organik adalah produk turunan dari gula aren yang sudah tersertifikasi.

4.        SWOT adalah metode perencanaan model, strategis, dan pengembangan usaha yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

5.        Kekuatan merupakan situasi atau kondisi dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan pengaruh positif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang.

6.        Kelemahan adalah hal-hal yang bersifat kelemahan dalam usaha aren organik.

7.        Peluang merupakan hal-hal sebagai peluang dalam usaha aren organik.

8.        Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi usaha gula aren organik.

Teknik Analisis Data Penelitian

Langkah-langkah dalam mendapatkan strategi dengan analisis SWOT dapat dilalui dengan beberapa tahap yaitu:

a.         Melakukan identifikasi indikator internal dan eksternal yang berpengaruh, kemudian melakukan klasifikasi terhadap indikator-indikator tersebut.

b.        Melakukan perhitungan analisis SWOT (analisis kuantitatif) dengan memasukkan indikator-indikator di atas menggunakan matriks IFA (Internal Factor Analysis) untuk indikator internal dan matriks EFA (External Factor Analysis).

c.         Menentukan posisi relatif organisasi, digunakan Matriks kuadran SWOT dengan menggunakan jumlah kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman sebagai bidang (area) kuadran SWOT, serta jumlah faktor internal sebagai kuadran X dan jumlah faktor eksternal sebagai kuadran Y. Posisi matrik kuadran SWOT dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

Kuadran I:

Hal ini menandakan posisi yang kuat dan berpeluang untuk dikembangkan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif (agresif).

Kuadran II:

Hal ini menandakan bahwa posisi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi pengembangan yang diberikan adalah diversifikasi.

Kuadran III:

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan dan merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran IV:

Hal ini menandakan posisi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang disarankan adalah strategi bertahan.

 

Menurut Rangkuti (2015), matriks SWOT merupakan formulasi strategis dengan berbagai indikator yang terdapat pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model ini untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strenghts-Threats), dan Strategi WT (Weakness-Threats). Adapun Langkah-langkah penyusunan matrik SWOT yaitu:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan untuk IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan yang menjadi peluang dan ancaman untuk EFAS (Eksternal Strategic Factors Anayisis Summary) dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 faktor IFAS dan EFAS).

b. Bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 4,0 (sangat penting) sampai dengan 1,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00).

c. Hitung Rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 5 (sangat setuju) sampai dengan 1 (sangat tidak setuju) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan, pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan dan faktor peluang bersifat positif (sangat besar diberi rating +4, tetapi jika kecil diberi rating +1), pemberian nilai rating faktor kelemahan dan faktor ancaman adalah kebalikannya, jika ratingnya sangat besar, ratingnya adalah -1, sebaliknya, jika nilai kecil ratingnya adalah - 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 5.0 (sangat setuju) sampai dengan 1.0 (sangat tidak setuju).

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Lebak terletak antara 6�18�-7�00� Lintang Selatan dan 105�25�-106�30� Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha (3.044,72 Km�) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 kelurahan. Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Tangerang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.

Kabupaten Lebak secara topografi memiliki 3 (tiga) karakteristik ketinggian dari permukaan laut, yaitu: 0�200 meter untuk wilayah sepanjang Pantai Selatan, 201�500 meter untuk wilayah Lebak Tengah, dan 501�1000 meter untuk wilayah Lebak Timur. Lokasi penelitian terdapat di tiga lokasi yaitu pertama di CV. Sari Aren Mandiri terletak di Kecamatan Cihara. Perusahaan ini berdiri tahun 2004 dengan jumlah produksi gula aren organik mencapai 50-60 ton/tahun. Lokasi penelitian kedua dilakukan di CV. Generasi Emas Nusanda terletak diKecamatan Cibeber dengan jumlah produksi mencapai 120 sampai 150 ton/tahun. Lokasi ketiga dilaksanakan di KUB. Mandala terletak di Kecamatan Sobang dengan jumlah produksi pertahun mencapai 200 ton.

B.  Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Identifikasi faktor internal yang terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (weaknessess) keberlanjutan produksi usaha gula aren organik pada agroindustri di kabupaten Lebak diuraikan sebagai berikut:

1.    Kekuatan (Strength)

faktor internal yang mempengaruhi kekuatan keberlanjutan produksi usaha gula aren organik di Kabupaten lebak terdiri dari a) ketersediaan bahan baku yang cukup, b) dukungan sarana dan prasarana, c) tingkat penguasaan dan teknologi pengolahan gula aren, d) ketersediaan gudang penyimpanan yang memadai, e) memiliki pangsa pasar yang jelas dan terus menerus, f) hasil produksi memiliki kualitas yang bagus, g) produk sudah tersertifikasi, h) harga jual yang stabil dan kompetitif, j) memiliki daya simpan yang lama.

Berdasarkan identifikasi kekuatan (Strength) pada keberlanjutan produksi usaha gula aren organik di Kabupaten Lebak dukungan pemerintah terhadap pelaku usaha diantaranya pelatihan (edukasi), memfasilitasi sertifikat halal, dan membuka akses pasar. Dukungan pemerintah kepada pelaku usaha gula aren organik memberikan ruang yang lebih luas untuk mengembangkan usahanya. Bantuan dan pendampingan juga diberikan kepada pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi organik dari LSO (Lembaga Sertifikasi Organik) baik domestik maupun eksport. Kualitas produksi gula aren organik di Kabupaten Lebak memiliki kualitas yang baik dan telah memenuhi standar SNI yakni terbebas dari bahan kimia (pestisida, herbisida dan bahan lainnya), murni 100 % berasal dari nira aren, kadar air maksimal 2%, ukuran mesh antara 8-12, dan memiliki warna coklat. Pangsa pasar gula aren organik domestik dan ekspor. Pasar domestik gula aren organik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun perkotaan seperti Jakarta, Bali, Tangerang dan kota besar lainnya di jual dengan harga kisaran Rp.35.000.- sampai Rp. 38.000.-. Pasar ekspor gula aren organik di Kabupaten Lebak telah berjalan sejak tahun 2013 diantaranya ke negara Amerika, Australia, Jerman, Taiwan dan Korea Selatan. Ketersediaan bahan baku gula aren organik di Kabupaten Lebak memiliki pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar baik domestik maupun ekspor.

Harga jual gula aren organik cenderung stabil untuk gula aren organik curah di jual dengan kisaran harga Rp. 28.000 sampai Rp. 32.000.- dan harga dalam bentuk kemasasan di jual dengan kisaran Rp. 30.000 smapai Rp.38.000. Gula aren organik memiliki daya simpan yang lama. Kadar air yang sangat rendah di bawah 2% menyebabkan gula aren organik mampu bertahan sampai dua tahun pada kemasan kedap udara penyimpann pada suhu ruang.

2.    Kelemahan (Weaknessess)

Faktor internal yang mempengeruhi kelemahan (weakessness) adalah a) pangsa pasar terbatas, b) daya dukung sarana yang dimiliki lemah, c) pembinaan dan pengawasan masih lemah, d) kualitas yang dihasilkan dari pemasok bahan baku tidak seragam, e) permintaan pasar tidak stabil, f) harga gula aren organik lebih mahal, g) permodalan yang dimiliki masih lemah, h) kemampuan sumber daya manusia masih lemah, h) akses/jarak yang jauh. Keterbatasan kemampuan sumber daya petani dalam pengolahan gula aren organik di tingkat petani dan pengaruh cuaca yang tidak menentu dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi gula aren organik yang dihasilkan. Dimusim penghujan kuantitas produksi gula aren lebih tinggi dibandingkan musim kemarau, sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak dalam pengolahan untuk menghasilkan produk gula aren dengan kadar air di bawah 2% dan warna yang seragam. Mendapatkan kuantitas dan kualitas gula aren organik yang baik diperlukan daya dukung pemerintah, permodalan maupun sarana yang baik. Saat ini sarana yang dimiliki masih mengadalkan bantuan pemerintah dengan spesifikasi produksi masih terbatas. Biaya transportasi gula aren organik untuk sampai ke konsumen dibutuhkan biaya yang cukup besar, hal ini jarak dari tempat produksi cukup jauh dan akses jalan yang kurang baik. Upaya menghemat biaya transfortasi saat ini memakai jasa travel dan di antarkan langsung ke konsumen. Kemampuan sumber daya manusia di dalam skala besar. Keampuan SDM di tiga perusahaan produksi gula aren organik masih lemah. Hal ini dalam melakukan kegiatan promosi masih kurang, kegiatan promosi yang dilakukan oleh tiga pengusahaan aren organik di Kabupaten Lebak adalah dengan cara mengikuti group/komunitas, aktivitas promosi seperti iklan di media elektronik, antara lain iklan di radio, toko online dan iklan yang ada di media cetak seperti majalah atau koran belum dilakukan. Rendahnya pengetahuan SDM, pengetahuan pekerja masih terbilang rendah, hal ini bisa dilihat dari kurangnya penguasaan IPTEK dan keterampilan dalam bidang pekerjaanya.

3.    Peluang (Opportunities)

Faktor eksternal yang mempengaruhi peluang (Opportunities) pada keberlanjutan produksi gula aren organik adalah: a) potensi pasar ekspor gula aren organik terbuka, b) pangsa pasar masih sangat terbuka, c) dukungan pemerintah pada organisasi, d) kafe dan kedai kopi menjadi trend kuliner, e) pengembangan kawasan agrowisata, f) adanya akses permodalan/keuangan ke perbankan/koperasi. Semakin majunya teknologi internet membuka celah pasar yang lebih luas baik domestik maupun ekspor. Saat ini produksi usaha gula aren organik di kabupaten Lebak telah melakukan pasar ekspor diantaranya Amerika serikat, Taiwana, korea Selatan, Jerman dan negara-negara lainnya. Hal ini pemerintah semakin terbuka mendukung akses pemasaran baik lokal maupun ekspor.

4.    Ancaman (Threats)

faktor eksternal yang mempengaruhi ancaman (Threats) adalah: a) tengkulak yang dapat menurunkan daya tawar petani, b) regenerasi petani aren lambat, c) perusahaan lain membuat produk yang sama/persaingan usaha, d) pengaruh cuaca dan musim. Cuaca dan musim salah satu faktor penentu kualitas gula aren organik. Musim penghujan produksi gula aren organik lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Di musim penghujan jumlah produksi dan kadar air lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau. Kadar air yang sangat tinggi akan mempengaruhi kualitas gula aren, warna lebih hitam, proses pengeringan membutuhkan waktu yang lebih lama. Regenerasi petani aren saat ini cenderung lambat dan di dominasi berusia lebih dari 50 tahun.

C.  Analisis matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Analisis internal matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dilakukan pengidentifikasian faktor-faktor strategis internal yang memiliki pengaruh terhadap strategi pengembangan keberlanjutan usaha gula aren organik terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisis tersebut dilakukan pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal dengan perhitungan rata-rata pembobotan faktor-faktor strategis internal dapat dilihat pada Tabel 1.

 

Tabel 1

Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Sumber: Analisis Data Primer Hasil Penelitian (2023)

�

Berdasarkan Tabel 1, total total skor berdasarkan matrik Internal Faktor Evalution (IFE) sebesar 3,95. Hal ini menujukkan kemampuan usaha produksi gula aren organik di Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk mengantisipasi kelemahan internal yang ada, kekuatan utama adalah kualitas produk yang baik dengan nilai skor yang paling tinggi yakni 0,41. Produk gula aren organik di tiga perusahaan di Kabupaten Lebak merupakan gula aren organik yang diolah secara baik dan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Gula aren organik yang dihasilkan sudah sesuai dengan SNI, memiliki sertifikat halal dan sertifikat organik. Sedangkan kelemahan utama yang dimiliki adalah kualitas yang dihasilkan dari pemasok bahan baku tidak seragam dengan skor yang paling tinggi yakni 0,27. Hal ini kemampuan SDM dalam pengolahan aren organik di tiap masih lemah.

D.  Analisis matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Analisis eksternal matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dilakukan pengidentifikasian faktor-faktor strategis eksternal yang memiliki pengaruh terhadap strategi pengembanga keberlanjutan usaha produksi gula aren pada agroindustri di Kabupaten Lebak terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Analisis tersebut dilakukan pembobotan dan pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal, perhitungan rata rata pembobotan faktor-faktor strategis eksternal dapat dilihat pada Tabel 2.

 

Tabel 2

Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Sumber: Analisis Data Primer Hasil Penelitian (2023)

 

Berdasarkan Tabel 2 di atas, bahwa total skor berdasarkan matriks EFE pada perusahaan sebesar 3.80 yang artinya bahwa perusahaan mampu untuk mengantisipasi ancaman eksternal yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada. Peluang utama terdapat pada faktor pangsa pasar domestik masih sangat terbuka dengan skor paling tinggi yakni 0,43. Semakin majunya teknologi internet, peluang pasar melalui website dan jejaring sosial seperti twitter, facebok, instagram, tiktok merupakan peluang pasar yang sangat terbuka. Sedangkan ancaman utama adalah faktor perusahaan regenerasi petani aren organik lambat dengan nilai skor 0,32. Hal ini menujukkan minat kaum mileneal untuk menjadi rendah. Saat ini petani aren di dominasi kaum tua yakni di atas 50 tahun.

E.  Analisis matriks Internal dan Eksternal (I�E Matrix)

Berdasarakan Matriks IE dimana terdapat dua dimensi kunci, yaitu Factor Evaluation (IFE) yang diberi bobot pada sumbu-X dan total nilai Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang diberi bobot pada sumbu-Y. Pada sumbu -X matriks IE, skor total Internal Factor Evaluation (IFE) adalah 3.95 yang menunjukkan posisi internal tinggi. Demikian pula pada sumbu-y matriks IE, skor total Eksternal Factor Evaluation (EFE) adalah 3,82 yang menunjukkan posisi eksternal tinggi. Matriks IE ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.


Gambar 1

Matriks Internal-Eksternal (IE)

 

Hasil pemetaan matriks IE di atas, menunjukkan berada pada sel 1, jadi strategi yang layak digunakan adalah strategi pertumbuhan melalui konsentrasi integrasi vertikal. Strategi ini perusahaan mendominasi dan memaksimalkan investasi untuk terus mengembangkan usahanya. Mengembangkan pasar yang lebih besar dengan memaksimalkan kemampuan Sumber Daya Manusia merupakan investasi yang baik untuk dilakukan. Strategi penetrasi pasar merupakan usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha - usaha pemasaran yang lebih agresif, penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar bagi produk ataupun pelayanan yang ada sekarang pada pasar yang tersedia melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar yang dapat dilakukan dengan promosi melalui media internet, surat kabar, dan radio, strategi pengembangan produk merupakan suatu strategi agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi desain dari penampilan produk atau jasa yang ada sekarang.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat di tarik simpulan sebagai berikut: (1) Matriks Internal (IFE) produksi aren organik di Kabupaten Lebak, mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi kelemahan internal, sedangkan matrik Eksternal (EFE) perusahaan aren organik pada agroundustri di Kabupaten Lebak mampu untuk mengantisipasi ancaman eksternal yang ada dan dapat memanfaatkan peluang. (2) Berdasarkan analisis matriks SWOT, maka didapatkan empat alternatif strategi dengan urutan prioritas pada usaha aren organik di Kabupaten Lebak yaitu (1). Berusaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk aren organik. (2). Meningkatkan kemampuan SDM sebagai investasi perusahaan (3). Memperbaiki serta meningkatkan strategi promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti facebok, website, twitter, insragram dan media sosial yang mendukung. (4). Memperluas pangsa pasar baik lokal maupun ekspor berdasarkan matriks QSPM, diperoleh strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal.

 

 

�

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Aliudin., Sariyoga, S., Anggraeni, D. 2011. Effisensi dan Pendapatan Usaha Gula Aren Cetak (Kasus pada Perajin Gula Aren Cetak di Desa Cimenga, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Fakultas Pertanian Universitas Suktan Ageng Tirtayasa.Volume 29 No.1: 73�85.

 

Aliudin dan Sariyoga, S. 2018. Distibusi dan Kontribusi Pendapatan Kerajinan Gula Aren Cetak serta Implikasinya terhadap Ekonomi Rumah Tangga Perajin (Studi Kasus pada Perajin Gula Aren di Desa Cimenga Kecamatan Cimenga Kabupaten Lebak). Jurusan Agribisnis Universitas Suktan Ageng Tirtayasa.

 

Agustina, T., et al. Business Sustaiability Concept, Strategies and Implementation. 2022. CV. Media Sains Indonesia. Bandung.

 

Afifah, B. R. 2020. Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Pertanian Polbangtan. Bogor.

 

Arianti Y, Y dan Waluyanti, L. R. 2019. Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Merahdi Kabupaten Madiun. Volume 3. Nomor 2: 256-266.

 

Asia, V. A dan Irwan. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kebangkrutan (Altman Z-Score) Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2-11. Volume 1.

 

Assah, Y. F dan Makalalag, A. K. 2021. Analisis Kadar Sukrosa, Glukosa dan Fruktosa pada beberapa Produk Gula Aren. Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 13 No. 1

 

Astuti, D.A., dkk. 2016. Pertanian Organik di Indonesia. Bogor. IPB Press.

 

Bakhtiar, J.T., dkk. 2020. Faktor yang mempengaruhi Adopsi Inovasi Pertaian Sayuran Organik di Kota Batu. Vol. 13. No.2.

 

Data UMKM. 2022. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lebak.

 

David, Fred R. 2005. Strategic Management Concepts and Cases Tenth Edition Pearson Prentice Hall, New Jersey.

 

Dasopang, J.F.D dkk. 2021. Analisis Nilai Tambah Produk Air Sadapan Pohon Aren (Arenga pinnata) Menjadi Gula Aren Di Kecamatan Tanjung Morawa Provinsi Sumatra Utara. Jurnal Agribizda. Vol. 5. No.2.

 

Evalia. N. A. 2015. Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren. Vol.12. No. 1.

 

Ichwani T, H., Daryanto. A dan Fauzi A, M. 2019. Strategi Peningkatan Keberlanjutan Daya Saing Padi Organik. Vol. 5. No. 1.

 

Gunawan Ihksan. 2014. Analisis pendapatan usahatani semangka (citrullusVulgaris) di desa Rambah Muda Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Sungkai Vol 2 No 1, Edisi Februari 2014 hal 52-63. Akses 18 Juni 2022.

 

Ibrahim H, et al. 2013. Analisis Keberlanjutan Usaha Pengrajin Ekonomi Kreatif Kerajinan Sutera di Provinsi Sulawesi Selatan. J Tek Ind Pert.23(3):10-219.

 

Heryani H. 2016. Keutamaan Gula Aren dan Strategi Pengembangan Produk. ISBN:978-602-6483-05-8. Banjar Baru: Lambung Mangkurat University Press.

 

Hikmah, et. All. 2022. Penyuluh Pertanian. CV. Sains Media Indonesia. Bandung.

 

Hunger J.D dan Whellen, T. 1996. .Manajemen Strategis. Andi Yogyakarta.

 

Iskandar, A., dkk. 2015. Karakteristik Sifat Fisiko Kimia, Struktur dan Morfologi Gula Aren Cetak. Jurnal Teknologi Industri Pertanian 25 (2):107-115 (2015).

 

Laporan Statistik Perkebunan. 2022. Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.

 

Natalingsih, Suseno, G.B., dan Karyana, K.S. 2018. Manajemen Strategi Agribisnis. Alfabeta. Bandung.

 

Miftah, H et all. 2018. Pengembangan Nilai Ekonomi olahanGula Aren di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gula Semut Aren dan KUB Generasi Emas Nusantara Kabupaten Lebak. Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Djuanda, Bogor.

 

Nuh M. et al. Potensi Ekonomis Tanaman Aren (Arenga pinnata) Petani Aren di Desa Naga Rejo Kabupaten Deli Serdang Sumut.

 

Peluang Ekspor Gula Semut. 2017. Kementrian Pedagangan MJL/38/VI/2017.

 

Purwantini, T.B dan Purwasih. Pertanian Organik: Konsep, Kinerja, Prospek, dan Kendala. 2020. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 37 No. 2.

 

Praseyta, M.H dkk. 2021. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Tingkat Resistensi Petani terhadap Usahatani Padi Orgamik. Vol. 17. No.1

 

Pratomo S. A, Widodo S dan Nasrullah R.S. 2019. Analisis Faktor dan Internal dalam Menentukan Strategis Keberlanjutan Usaha Sentra Mie Soun Desa udanglaten, Jawa Tengah. Vol. 6 No 2: hal120-134.

 

Ristianinrum A, et al. 2015. Optimalisasi Keberlanjutan Perngembangan Usaha padi Organik di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nomor DOI:10.17358/JMA.13.1.37.

 

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT. Teknik membedah kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

Rangkuti, F. 2020. Teknik membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

Ruslan, S. M., et al. 2018. Potensi dan Manfaat Tanaman Aren (Arenga pinnata merr) dengan Pola Agroforestry di Desa Palaka, Kecamatan Barru, Kabupaten Baru. Vol 14. No 1: 24-27.

 

Salam S, et al. 2021. Strategi Pengembangan Gula Aren di Kabupaten Soppeng. Volume 01. Nomor 02.

 

Setiawan, Y. 2020. Analisis Fisiko Kimia Gula Aren cair. Agroscience Vol.10 No.1.

 

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

 

Susanto, Anak Muda dan Pertanian, penyunting Winangun, Wartoyo, 2005, Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam Era Globalisasi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

 

Sutanto, A dan Hendraninhsih, L. 2011. Analisis Keberlanjutan Usaha Sapi Perah di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Volume 7. Nomor 1.

 

Sunarya, Nuraini dan Ayunin. 2021. Strategi Pengembangan dan Keberlanjutan Usahatani Aren melalui Penguatan Jiwa Kewirausahaan di Sulawu Kabupaten Tasikmalaya. Vol. 14. No. 1.

 

Sunarya Y, Nurani S Zulaegha dan Priyono, A. 2017. Pengaruh Integrasi Internal, Integrasi Eksternal dan Efek Komplementer Integrasi dalam Rantai Pasokan terhadap Inovasi Produk. Volume VII. No 2.

 

Standar Nasional Indonesia. 2016. Sistem Pertanian Organik. SNI 6729:2016.

 

Waliayanti, N. I. 2022. Analisis Strategis dan Keberlanjutan Usaha Sayuran Hidroonik pada Masa Pandemo Covid 19 di Kota Makasar. Tesis. Magister Agribisnis Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanudin. Makasar.

 

Wiswasta I, Agung I dan Tamba I. 2018. Analis SWOT (Kajian Perencanaan Model, Strategi, dan Pengembangan Usaha. Unmas Press. Denpasar.

 

Copyright holder:

Dedi Suhaedi Syaputra, Dian Anggraeni, Aliudin (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: