Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober
2022
ANALISIS PENGARUH ADMINISTRATIVE PROCESS,
TANGIBLES, DOCTOR SERVICE, NURSE SERVICES, HOSPITAL REPUTATION TERHADAP PATIENT
SATISFACTION DARI KRU KAPAL PESIAR X YANG MENDAPAT PENGOBATAN DI RS Y
Steven Widjaja, Yohana F. Cahya Palupi
Meilani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Harapan, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pelayaran merupakan gabungan dari layanan pariwisata serta transportasi maritim sehingga memungkinkan untuk memfasilitasi penumpang dalam kegiatan rekreasi maupun untuk rencana perjalanan dengan setidaknya menginap satu malam di dalam kapal pesiar. Indonesia sendiri sebagai negara kepulauan menyumbangkan banyak rakyatnya untuk bekerja sebagai awak kapal baik kapal nasional maupun asing. Indonesia menempati posisi 3 sebagai pemasok awak kapal terbanyak di dunia. Jumlah awak kapal Indonesia ini akan mempengaruhi kebutuhan perusahaan kapal pesiar dalam menyediakan layanan kesehatan bagi para anggotanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh administrative process, tangibles, doctor services, nurse services, hospital reputation terhadap patient satisfaction dari kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional untuk mendapatkan data kuantitatif dari kuesioner online. Kuesioner dimodifikasi berdasarkan pertanyaan yang sudah ada dari literatur sebelumnya. Data dikumpulkan secara purposive dari sekelompok 160 kru kapal pesiar X yang mendapat pengobatan di RS Y dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel non-probabilitas. Perangkat lunak PLS-SEM kemudian digunakan untuk menganalisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara administrative process, tangibles, hospital reputation terhadap patient satisfaction. Terdapat pula hasil tidak adanya pengaruh antara doctor care dan nurse care terhadap patient satisfaction dari kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y. Hasil penelitian ini akan membantu manajerial rumah sakit dalam menentukan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan kepuasan pasien. Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini, diikuti dengan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Kata Kunci: administrative process, tangibles, doctor services, nurse services, hospital reputation, patient satisfaction.
Abstract
Cruise is a combination of tourism services
as well as maritime transportation, making it possible to facilitate passengers
in recreational activities as well as for travel plans with at least one
night's stay on board. Indonesia itself as an archipelago contributes many of
its people to work as crew members on both national and foreign ships.
Indonesia occupies the 3rd position as the largest supplier of crew in the
world. The number of Indonesian crew members will affect the needs of cruise
ship companies in providing health services for their members. The purpose of this
study was to determine the effect of administrative process, tangibles, doctor
services, nurse services, hospital reputation on patient satisfaction of X
cruise ship crew who received treatment at Y hospital. This study used a
cross-sectional method to obtain quantitative data from an online
questionnaire. The questionnaire was modified based on existing questions from
previous literature. Data were collected purposively from a group of 160 crew
members of cruise ship X who received treatment at hospital Y in less than 6
months using non-probability sampling techniques. PLS-SEM software was then
used to analyze it. The results showed a positive influence between
administrative process, tangibles, hospital reputation on patient satisfaction.
There is also a result of no influence between doctor care and nurse care on
patient satisfaction from cruise ship crew X who received treatment at Hospital
Y. The results of this study will help hospital managers determine what needs
to be considered in obtaining patient satisfaction. There are several
limitations to this study, followed by recommendations for future research.
Keywords: administrative process, tangibles, doctor services, nurse
services, hospital reputation, patient satisfaction.
Pendahuluan
Pelayaran merupakan gabungan dari layanan pariwisata serta
transportasi maritim sehingga memungkinkan untuk memfasilitasi penumpang dalam
kegiatan rekreasi maupun untuk rencana perjalanan dengan setidaknya menginap
satu malam di dalam kapal pesiar (Eddyono, 2021).
Pertumbuhan industri kapal pesiar telah menjadi salah satu
industri yang terus mengalami peningkatan selama beberapa dekade, hal ini dapat
ditunjukkan dengan terus meningkatnya jumlah penumpang pesiar setiap tahun nya (Eddyono, 2021).
Peningkatan industri pelayaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu: keuntungan yang diperoleh dari jalur pelayaran, peningkatan skala
ekonomi, peningkat segmentasi pelayaran serta semakin banyaknya negara yang
ingin menjadi tuan rumah bagi banyak kegiatan pelayaran(Charismawati, 2019). Sudah menjadi standar pelayaran untuk memiliki dokter di
dalam kapal, namun perlu diketahui bahwa dokter spesialis tidak tersedia di
dalam kapal, bagi Sebagian awak kapal harus di tangani di pelabuhan berikutnya
jika memerlukan pertolongan emergency, sedangkan bagi awak kapal yang tidak
membutuhkan pertolongan emergency akan dipulangkan ke negara asal untuk
mendapat pertolongan (KAMPAI, 2022).
Dengan meningkatnya jumlah industri pelayaran ini akan
membuat kebutuhan pelayaran terutama dalam bidang kesehatan juga semakin
meningkat, awak kapal dari berbagai negara tentunya memiliki status kesehatan
yang berbeda.(Utomo & Laut, 2017) Menurut Maritime Labour Convention, pemberi kerja (dalam
hal ini perusahaan pelayaran) harus membiayai perawatan medis baik di saat
berlayar maupun saat berada di darat bahkan perawatan rumah sakit jika
diperlukan selama periode kerja awak kapal (JAMIL, 2023).
Indonesia sendiri sebagai negara kepulauan menyumbangkan
banyak rakyatnya untuk bekerja sebagai awak kapal baik kapal nasional maupun
asing. Indonesia menempati posisi 3 sebagai pemasok awak kapal terbanyak di
dunia(Sukarna, 2022).
Pelayanan kesehatan telah menjadi area yang sangat
kompetitif belakangan ini, untuk menggambarkan apa saja yang dapat meningkatkan
kepuasan konsumen dalam bidang kesehatan (kepuasan pasien) adalah dengan
melakukan pengumpulan informasi terhadap apa saja yang bisa membuat konsumen
menjadi puas (Calundu, 2018)
Pada era moderen seperti hari ini, pasien atau masyarakat
umum dapat dengan mudah mendapat informasi serta memiliki ekspektasi yang lebih
tinggi untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan (Anarti & Oktariyanda,
2022) . Kepuasan pasien merupakan fenomena yang telah ada sejak tahun 1960,
namun penelitian topik ini dimulai sejak akhir 1970an � awal 19080an yang
berkonsep pada patient centricity (Mukhtar Fatima et al., 2013). Suatu studi
terdahulu yang dilakukan oleh (Mukhtar Fatima et al., 2013) menunjukkan pada
hasil studinya terdapat banyaknya pasien yang memilih untuk tidak datang ke
fasilitas kesehatan karena buruknya pelayanan kesehatan yang mengakibatkan
kepuasan pasien menurun(Ilahi & Rabain, 2017).
����������������������� Terdapat banyak indikator unutk mengukur
kualitas layanan kesehatan salahsatunya adalah kepuasan pasien(Ulumiyah, 2018). Hasil klinis, retensi pasien, dan bahkan klaim
malpraktek, semuanya dipengaruhi oleh kepuasan pasien.(Supangat, 2022) Kepuasan pasien dapat menjadi salah satu penanda untuk
menentukan kualitas dokter spesialis atau klinik medis dalam merawat pasien(Zaleha, Dessy, Riyanti,
Koidar, & Nurhalina, 2022).
RS Y adalah salah satu rumah sakit swasta yang mempunyai
standar pelayanan paling baik di Indonesia. RS Y tersebar di beberapa kota
diseluruh Indonesia membuat masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan
mudah dan lengkap(Fitrianeti & Dominata,
2021).
Pada penelitian ini, peneliti menemukan fenomena dimana
hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian menunjukkan
dari 33 responden, menunjukkan sebanyak 90,9% responden mengatakan jika
kepuasan pasien merupakan hal yang harus diperhatikan oleh rumah sakit. Survei pendahuluan
dilakukan dengan meyebar kuesioner terhadap minimal 15 responden (kru kapal
pesiar X) yang menerima perawatan di RS Y dalam rentang waktu kurang dari 6
bulan, sehingga informasi yang peneliti terima dapat dianggap representatif
(Liu et al., 2021). Jawaban dari seluruh responden dapat dilihat dibawah ini:
Rumah sakit Y merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
terletak di Pulau Bali. Dari grafik 1.1 dapat disumpulkan bahwa sebagian besar
pasien setuju jika kepuasan pasien merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh rumah sakit (Bunyarahma, 2021). Dari grafik 1.2 juga dapat disimpulkan bahwa menurut
beberapa responden variabel yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pelayanan
dokter spesialis di rumah sakit (87.1%), pelayanan perawat di rumah sakit
(83.9%), reputasi rumah sakit (80.6%), proses administrasi (74.2%) serta
tangibles (67.7%) yang kemudian dijadikan variabel penelitian oleh peneliti
dalam penelitian ini.
Penelitian ini mengajukan model penelitian baru yang
merupakan hasil modifikasi dari beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh
administrative process terhadap patient satisfaction (Untoro & Antonio, 2021).
Faktor tangibles diadaptasi dari penelitiaan yang dilakukan
oleh (Kitapci et al., 2014) mengenai pengaruh tangibles terhadap kepuasan
pasien, faktor pelayanan dokter spesialis dan pelayanan perawat dirumah sakit
diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh (Kim et al., 2017) yang meneliti
mengenai pengaruh pelayanan dokter spesialis dan pelayanan perawat terhadap
kepuasan pasien di rumah sakit, sedangkan faktor hospital reputation diadaptasi
dari penelitian yang dilakukan oleh (Lin & Yin, 2022; Tan et al., 2019)
yang meneliti mengenai hubungan reputasi rumah sakit dengan kepuasan pasien di
rumah sakit.
Peneliti berharap pada penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan dan kemajuan dari penelitian sebelumnya bagi rumah sakit di
Indonesia untuk meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit yang masih menjadi
faktor penting sampai hari ini. Bagi sektor pendidikan, peneliti juga berharap
melalui penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pasien di rumah
sakit.
Metode Penelitian
Studi
ini akan menggunakan tipe kuantitatif dengan survei. Untuk mendapatkan hasil,
penelitian kuantitatif berhubungan dengan kuantifikasi dan analisis variable
(Apuke, 2017). Studi ini merupakan penelitian dengan menggunakan survei, dimana
tidak adanya intervensi dalam pengambilan sample.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari partisipan penelitian
dengan mengisi kuesioner yang dibagikan secara online. Data sekunder adalah
informasi dari literatur, buku dan referensi yang kredibel. Dengan kata lain,
informasi sekunder ini diperoleh dari publikasi. Keuntungan dari data sekunder
adalah membantu peneliti mengembangkan kerangka konseptual dan hipotesis.
Pada
penelitian ini, terdapat lima variabel independen serta satu variabel dependen.
Variabel independent pada penelitian adalah administrative process, tangibles,
doctor services, nurse care, hospital reputation. Variabel dependen pada
penelitian ini adalah patient satisfaction. Metode partial least
square-structural equation modeling (PLS-SEM) merupakan suatu metode analisis
yang digunakan pada penelitian ini. PLS-SEM digunakan karena selama beberapa
tahun terakhir, PLS-SEM terus mengalami perkembangan. Terlebih lagi, PLS-SEM
juga dapat mengevaluasi model yang sangat rumit dengan sejumlah besar indikator
secara efektif. (Sarstedt et al., 2022).
Hasil dan Pembahasan
Hasil Uji Validitas
Untuk melihat hasil dari uji validitas dapat dilihat nilai
AVE (convergent validity) dan nilai HT/MT < 0,9 (discriminant validity).
Convergent validity dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Validity Convergent
Variabel |
Indikator |
Loading Faktor |
Average Variance Extracted (AVE) (>0.5) |
Administrative Process |
AP1 |
0,773 |
0.704 |
AP2 |
0,804 |
||
AP3 |
0,886 |
||
AP4 |
0,847 |
||
AP5 |
0,881 |
||
Tangibles |
T1 |
0,853 |
0,665 |
T2 |
0,788 |
||
T3 |
0,800 |
||
T4 |
0,804 |
||
T5 |
0,831 |
||
Doctor Services |
DS1 |
0,704 |
0,577 |
DS2 |
0,772 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Berdasarkan nilai pada tabel 1 dapat kita ketahui jika
nilai dari Average Variance Extracted (AVE) pada masing-masing dimensi memiliki
nilai > 0,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi
kriteria valid dan bisa dilakukan analisis lebih lanjut. Tahap selanjutnya
adalah dengan melakukan pengukuran discriminant validity. Pengukuran
discriminant validity dapat dilihat melalui rasio heterotrait-monotrait (HT/MT
ratio). Nilai rasio heterotrait-monotrait (HT/MT ratio) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2
Dicriminant Validity
|
AP |
DS |
HR |
NS |
PS |
T |
Administrative Process (AP) |
|
|
|
|
|
|
Doctor Services (DS) |
0,205 |
|
|
|
|
|
Hospital Reputation (HR) |
0,422 |
0,465 |
|
|
|
|
Nurse Services (NS) |
0,297 |
0,470 |
0,407 |
|
|
|
Patient Satisfaction (PS) |
0,463 |
0,364 |
0,724 |
0,418 |
|
|
Tangibles (T) |
0,334 |
0,315 |
0,573 |
0,342 |
0,801 |
|
Pada tabel 2 dapat kita lihat bahwa rasio
heterotrait-monotrait (HT/MT ratio) pada uji discriminant validity menunjukkan
hasil < 0,9 untuk semua variabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua
indikator pada model penelitian ini telah terdiekriminasi dengan baik. Semua
indikator yang terdapat pada penelitian ini paling tepat digunakan untuk
mengukur konstruknya sendiri, sehingga semua variabel lolos uji validitas.
Hasil Uji Reliabilitas
Tahap selanjutnya dari analisis outer loading adalah dengan
melakukan penilaian terhadap construct reliability. Construct reliability
digunakan untuk melihat adanya tingkat konsistensi terhadap suatu alat ukur
yang didalamnya dapat mengukur penelitian yang tetap konsisten apabila
dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih terhadap penelitian yang
sama. Pada penilaian construct reliability ini dilakukan dengan melakukan
evaluasi terhadap nilai cronbach�s alpha dan composite reliability dengan nilai
kriteria > 0,7 maka dapat dikatakan reliabel (Hair et al., 2021).
Tabel 3
Uji Reliabilitas
` |
Cronbach�s Alpha |
Composite Reliability |
Administrative Process |
0,896 |
0,922 |
Tangibles |
0,876 |
0,908 |
Doctor Services |
0,855 |
0,891 |
Nurse Services |
0,933 |
0,947 |
Hospital Reputation |
0,827 |
0,885 |
Patient Satisfaction |
0,881 |
0,913 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS 3 (2023)
Dapat kita lihat pada tabel 13 bahwa nilai cronbach�s alpha
dan composite reliability pada semua variabel memiliki nilai > 0,7 seperti
yang dipersyaratkan oleh (Hair et al., 2021).
Inner Model
Pengujian
inner model merupakan pengujian yang bertujuan untuk memprediksi hubungan antar
variabel laten dan menunjukkan arah hubungan tersebut. Uji hipotesis yang
dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini menggunakan one-tailed dengan
metode re-sample melalui prosedur bootstrapping dengan menggunakan software
SmartPLSTM. Bootstraping sendiri merupakan suatu prosedur statistik non-
parametrik dengan menggunakan teknik re-sampling yang bertujuan untuk menguji
signifikansi dan koefisien oleh SmartPLSTM (Henseler et al., 2015; Memon et
al., 2020). Dalam inner model akan menggunakan suatu parameter goodness of fit
model, parameter tersebut adalah Variance Inflation Factor (VIF) dan R-square
(Hair et al., 2021). Pengujian ini (goodness of fit model) digunakan untuk
menilai kemampuan model dalam explanatory dan predictive yang diusulkan sesuai
pertimbangan dari penggunaan dari PLS-SEM. Selain itu uji goodness of fit model
ini juga bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis didukung, dilakukan
pengujian signifikansi dan melihat analisis dari jalur mediasi melalui uji
specific indirect effects.
Kolinearitas
Uji
multikolinearitas perlu dilakukan untuk melihat bagaimana variabel- variabel
dalam sebuah penelitian berkorelasi dan memiliki hubungan yang bebas atau
saling berkaitan (Hair et al., 2021), hal ini dapat dilihat melalui nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang ideal jika nilai VIF kurang
dari 3, jika nilai VIF antara 3- 5 maka tergolong possible atau acceptable jika
nilai VIF lebih dari 5 maka dapat diartikan bahwa terdapat isu multikoinearitas
serius pada model penelitian yang akan mempengaruhi path koefisien (Hair et
al., 2021).
Tabel 4
Uji Multikolenearitas
Variabel |
Patient Satisfaction |
Administrative Process |
1,235 |
Doctor Services |
1,343 |
Hospital
Reputation |
1,610 |
Nurse Services |
1,360 |
Patient
Satisfaction |
|
Tangibles |
1,420 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS 3 (2023)
Pada tabel 4 dapat kita lihat bahwa nilai dari variance
inflaction factor (VIF) pada semua variabel penelitian ditemukan kurang dari
lima, seperti yang telah dijabarkan sebelumnya hal ini dapat disimpulkan
kualitas model penelitian ini sudah acceptable dan tidak memiliki masalah
multikoliniaritas.
Coefficient of
determination (R-Square)
Nilai dari R-square merupakan suatu nilai yang digunakan
untuk menjelaskan seberapa besar variabel independen dapat mempengaruhi
variabel dependen. Nilai R- square berkisar antara 0 hingga 1(0 ≤ R2
≤ 1), semakin tinggi nilai dari R-Square maka semakin besar juga pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R- Square dapat
digolongkan menjadi 3 bagian, nilai R-Square > 0,75 dapat dikategorikan
strong, nilai R-Square > 0,50 dapat dikategorikan moderate, dan nilai
R-Square > 0,25 dapat dikategorikan weak. Namun apabila nilai R-Square >
0,9 dapat dikategorikan overfit (Hair et al., 2021; Sarstedt et al., 2022).
Tabel 5
Coefficient of determination
Variabel Dependen |
R2 |
Interpretasi |
Patient Satisfaction |
0,662 |
Moderate explanatory power |
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS 3 (2023)
Pada tabel 5 dapat kita simpulkan bahwa nilai R-Square
adalah sebesat 0,662. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa sebesar 66,2%
patient satisfaction dapat dijelaskan melalui administrative process,
tangibles, doctor services, nurse services serta hospital reputation. Sedangkan
sebesar 33,8% selisihnya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat pada penelitian ini.
Effect Size (F-Square)
Nilai F-Square digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen dapat mendukung variabel dependen. Nilai dari F-Square
sendiri dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, nilai F-Square > 0,02 maka
memiliki pengaruh kecil, nilai F-Square > 0,15 maka memiliki pengaruh
sedang, nilai F-Square > 0,35 maka memiliki pengaruh besar. Namun jika nilai
F-Square < 0,02 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen pada
penelitian ini tidak memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil dari
nilai F-Square dapat dilihat pada tabel berikut:
�
Tabel 6
Effect Size
Path |
F2 |
Administrative Process → Patient Satisfaction |
0,042 |
Tangibles → Patient Satisfaction |
0,001 |
Doctor Services →
Patient Satisfaction |
0,133 |
Nurse Services →
Patient Satisfaction |
0,009 |
Hospital Reputation →
Patient Satisfaction |
0,610 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Pada tabel 6 dapat kita lihat bahwa variabel administrative
process (F2=0,042) dan variabel variabel doctor services (F2=0,133) dapat
dikatakan signifikan untuk mempengaruhi patient satisfaction karena memiliki
nilai F2>0,02 dengan kategori small effect size, variabel tangibles
(F2=0,001) dan nurse services (F2=0,009) tidak dapat dikatakan tidak memberikan
pengaruh terhadap patient satisfaction karena nilai F2<0,02, sedangkan
variabel hospital reputation (F2=0,610) dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi
patient satisfaction karena memiliki nilai F2>0,02 dengan kategori big
effect size.
Coefficient of Size (Q-Square)
Nilai Q-Square digunakan untuk melakukan validasi kemampuan
prediksi suatu model penelitian apabila terjadi perubahan pada parameter data.
Semakin tinggi nilai dari Q-Square maka dapat diartikan semakin tepat kemampuan
dari suatu variabel dapat memprediksi output penelitian. Agar dapat dikatakan
bermakna maka nilai Q-Square harus lebih besar dari 0 atau mendapat nilai
prediksi yang relevan pada model struktural. Nilai dari Q-Square dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu nilai Q- Square 0 - 0,25 maka memiliki
relevansi prediktif kecil, jika nilai Q-Square memiliki
nilai 0,25 � 0,5 maka memiliki
relevansi prediktif sedang, jika nilai Q-Square > 0,5 maka memiliki nilai
prediktif besar (Hair et al., 2021). Hasil dari nilai Q-Square dapat dilihat
pada tabel 7.
Tabel 7
Nilai Q-Square
Variabel |
Q2 |
Patient Satisfaction |
0,423 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3(2023)
Pada tabel 7 dapat kita lihat bahwa variabel patient
satisfaction memiliki kemampuan prediksi relevansi yang sedang karena Q2
terletak antara 0,25 � 0,5.
Pengujian Hipotesis
Nilai signifikansi dan koefisien merupakan nilai untuk
menilai bagian utama dalam analisis inner model atau yang biasa disebut dengan
model struktural pada penelitian ini. Uji signifikansi berfungsi untuk
mengetahui ada tidaknya signifikansi pengaruh antar variabel dalam suatu model
penelitian, dengan mengetahui uji signifikansi, penelitian tersebut dapat
digeneralisir pada tingkat populasi. Uji signifikansi ini dilakukan dengan
metode bootstrapping dan diolah dengan SmartPLS 3 (Henseler et al., 2015; Memon
et al., 2020).
Karena arah pengaruh hipotesis sudah dinyatakan dengan
jelas dalam hal ini dapat bersifat positif atau negatif, maka uji statistik
yang dilakukan adalah one-tailed. Suatu hipotesis dapat dikatakan ada pengaruh
positif dan signifikan apabila nilai T- statistic > T-Tabel (1,645) pada
tingkat signifikansi 5% (alpha = 0,05), sebaliknya suatu hipotesis dikatakan
tidak ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel apabila T-statistic
< T-Tabel (1,645) (Henseler et al., 2015) Hair et al., 2021).
Tabel 8
Sign and Significance of Path Coefficient
Hipotesis |
Path Coefficient |
T Statistics |
P Value |
Hasil |
H1: Administrative Process → Patient
Satisfaction |
2,440 |
2,440 |
0,015 |
Didukung |
H2: Doctor
Services → Patient Satisfaction |
0,342 |
0,342 |
0,733 |
Ditolak |
H3: Hospital Reputation → Patient Satisfaction |
3,622 |
3,622 |
0,000 |
Didukung |
H4: Nurse Services
→ Patient Satisfaction |
1,242 |
1,242 |
0,215 |
Ditolak |
H5: Tangibles→ Patient Satisfaction |
8,670 |
8,670 |
0,000 |
Didukung |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Gambar 1 Inner Model
Uji Aktual
(Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3; 2023)
Pengaruh antara variabel administrative process terhadap
patient satisfaction
Pada
tabel 1 dapat kita lihat bahwa nilai T-Statistic adalah 2,440, nilai P- Value
adalah 0,015, dan nilai dari path coefficient adalah 2,440. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya apabila nilai T-Statistic > 1,645 dan nilai dari
P-Value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel administrative process
berpengaruh positif terhadap patient satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat
disimpulkan bahwa hipotesis H1 �administrative process berpengaruh positif
terhadap patient satisfaction pada kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan
di RS Y� didukung.
Pengaruh antara variabel doctor services terhadap patient
satisfaction
Pada
tabel 1 dapat kita lihat bahwa nilai T-Statistic adalah 0,342, nilai P- Value
adalah 0,733, dan nilai dari path coefficient adalah 0,342. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya apabila nilai T-Statistic > 1,645 dan nilai dari
P-Value > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel doctor services tidak berpengaruh
positif terhadap patient satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H2 �doctor services berpengaruh positif terhadap patient
satisfaction pada kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y� ditolak.
Pengaruh antara variabel hospital reputation terhadap
patient satisfaction
Pada
tabel 8 dapat kita lihat bahwa nilai T-Statistic adalah 3,622, nilai P- Value
adalah 0,000, dan nilai dari path coefficient adalah 3,622. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya apabila nilai T-Statistic > 1,645 dan nilai dari
P-Value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel hospital reputation
berpengaruh positif terhadap patient satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat
disimpulkan bahwa hipotesis H3 �hospital reputation berpengaruh positif
terhadap patient satisfaction pada kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan
di RS Y� didukung.
Pengaruh antara variabel nurse services terhadap patient
satisfaction
Pada
tabel 8 dapat kita lihat bahwa nilai T-Statistic adalah 1,242, nilai P- Value
adalah 0,215, dan nilai dari path coefficient adalah 1,242. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya apabila nilai T-Statistic > 1,645 dan nilai dari
P-Value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel nurse services tidak
berpengaruh positif terhadap patient satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat
disimpulkan bahwa hipotesis H4 �nurse services berpengaruh positif terhadap
patient satisfaction pada kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y�
ditolak.
Pengaruh antara variabel tangibles terhadap patient
satisfaction
Pada
tabel 8 dapat kita lihat bahwa nilai T-Statistic adalah 8,670, nilai P- Value
adalah 0,000, dan nilai dari path coefficient adalah 8,670. Seperti yang telah
dijabarkan sebelumnya apabila nilai T-Statistic > 1,645 dan nilai dari
P-Value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tangibles berpengaruh
positif terhadap patient satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H5 �tangibles berpengaruh positif terhadap patient satisfaction
pada kru kapal pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y� didukung.
Analisis Importance Performance
Seperti
yang kita kehaui bahwa pada setiap penelitian yang menggunakan SmartPLS
disarankan untuk melakukan analisisi yang lebih mendalam yang bertujuan untuk
memberikan manfaat manajerial mengetahui variabel apa yang menjadi penting dan
harus diprioritaskan, analisis yang dimaksud menggunakan metode Importance
Performance Map Analysis (IPMA) (Hair et al., 2021; Sarstedt et al., 2022).
Metode Importance Performance Map Analysis (IPMA) ini merupakan hasil dari
suatu kalkulasi yang digunakan untuk mendapat masukkan secara dua dimensi.
Importance Performance Map Analysis (IPMA) dapat dilihat melalui variabel dan
indikator yang penting dan sudah memiliki performa beserta pengaruhnya terhadap
variabel dependen dalam suatu model pada penelitian. Dengan melihat hasil dari
Importance Performance Map Analysis (IPMA) ini maka dapat dibedakan variabel
yang dianggap penting dan tidak dianggap penting oleh responden penelitian.
Dengan metode analisis Importance Performance Map Analysis (IPMA), tentunya
dapat membantu manajer atau pimpinan rumah sakit untuk terhindar dari kesalahan
(Sarstedt et al., 2022). Melalui analisis Importance Performance Map Analysis
(IPMA) dapat diketahui variabel apa yang telah menunjukkan kinerja baik
sehingga perlu dipertahankan dan variabel apa yang belum menunjukkan kinerja
baik sehingga perlu ditingkatkan. Berikut ini merupakan penjelasan dari
masing-masing kuadran: (Garc�a-Fern�ndez et al., 2020)
1. Kuadran kanan atas (kuadran
1) = penting dan sudah perform.
2. Kuadran kanan bawah
(kuadran II) = penting namun belum perform.
3. Kuadran kiri atas (kuadran
III) = tidak penting dan belum perform.
4. Kuadran kiri bawah (kuadran
IV) = tidak penting namun sudah perform.
Gambar 2
Hasil IPMA Konstruk
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Dari gambar 2 dapat kita lihat bahwa hasil Importance
Performance Map Analysis (IPMA) di atas dapat disimpulkan pada kuadran kanan
atas terdapat variabel hospital reputation. Di kuadran kanan atas, ini
menunjukkan bahwa rentang dari variabel ini�
penting dan sudah perform. Dengan kata lain dapat juga kita simpulkan
bahwa variabel hospital reputation merupakan variabel yang dianggap paling
penting oleh responden penelitian. Berdasarkan hasil ini dapat menjadi suatu
input/masukkan bagi jajaran manajemen rumah sakit untuk mempertahankan reputasi
rumah sakit tersebut.
Selanjutnya pada kuadran kanan
bawah dapat kita lihat terdapat variabel tangibles, pada kuadran kanan bawah
ini menunjukkan area yang penting namun belum perform. Dengan kata lain dapat
disimpulkan juga bahwa variabel tangibles menjadi penting dimata responden
penelitian namun belum menunjukkan performa, sehingga
hal ini dapat menjadi masukkan
rumah sakit untuk mengutamakan tangibles untuk mendapatkan kepuasan pasien.
Analisis yang lebih mendalam dapat dilakukan dapat
dilakukan juga pada tingkat Importance Performance Map Analysis (IPMA)
indikator. Tabel 9 menunjukkan nilai mean (rata-rata) untuk importance dan
performance indikator patient satisfaction.
Tabel 9
Nilai Importance dan Performance Indikator
Indikator |
Indicator Importance for Patient
Satisfaction |
Indicator Performance for Patient Satisfaction |
|
Administrative Process |
AP1 |
0,020 |
81,250 |
AP2 |
0,028 |
78,125 |
|
AP3 |
0,035 |
79,688 |
|
AP4 |
0,042 |
79,062 |
|
AP5 |
0,032 |
75,938 |
|
Doctor Services |
DS1 |
0,003 |
83,438 |
DS2 |
0,005 |
83,750 |
|
DS4 |
0,004 |
81,562 |
|
DS5 |
0,003 |
81,250 |
|
DS7 |
0,003 |
79,688 |
|
DS8 |
0,004 |
84,375 |
|
Hospital Reputation |
HR1 |
0,075 |
80,625 |
HR3 |
0,095 |
82,812 |
|
|
HR4 |
0,090 |
84,375 |
|
HR6 |
0,070 |
79,688 |
Nurse Services |
NS1 |
0,013 |
74,375 |
|
NS2 |
0,013 |
76,562 |
|
NS3 |
0,012 |
75,000 |
|
NS4 |
0,014 |
77,812 |
|
NS7 |
0,013 |
76,875 |
|
NS8 |
0,011 |
77,188 |
Tangibles |
T1 |
0,126 |
70,625 |
|
T2 |
0,103 |
75,000 |
|
T3 |
0,129 |
70,938 |
|
T4 |
0,175 |
79,375 |
|
T5 |
0,131 |
72,500 |
Mean |
0,048 |
78,534 |
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Dari hasil pada table 9 terlihat rata-rata nilai importance
adalah sebesar 0,048 dan nilai rata-rata performance sebesar 78,534. Dengan
informasi tersebut, maka dapat disusun garis-garis vertikal dan horizontal
dengan membentuk empat kuadran pada pemetaan sebagai berikut:
�
Gambar 4
Hasil IPMA
Indikato
Sumber: Hasil Pengolahan Data
SmartPLS 3 (2023)
Pada gambar 4. indikator HR6, HR1, HR4, HR3, dan T4 berada
pada kuadran kanan atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator ini
dianggap penting oleh responden penelitian dan sudah perform. Oleh karena itu
penting bagu manajemen rumah sakit untuk mempertahankan kelima indikator
tersebut untuk mendapatkan kepuasan pasien. Selain itu juga terdapat indikator
T2, T1, T3, T5 yang dianggap penting bagi responden namun belum menunjukkan
performa. Hal ini juga menjadi penting bagi manajemen rumah sakit untuk
meningkatkan performa yang dianggap penting namun belum menunjukkan performa.
Pembahasan
Penelitian ini membahas mengenai analisis pengaruh
administrative process, tangibles, doctor services, nurse services, hospital
reputation terhadap patient satisfaction dari kru kapal pesiar X yang menerima
pengobatan di RS Y. Pada bab 4.6 ini akan membahas interpretasi hasil dari
hasil penelitian melalui perbandingan hipotesis yang relevan.
Kaitan Antara
Administrative Process dengan Patient Satisfaction
Berdasarkan hasil analisa pada studi ini didapatkan hasil
bahwa administrative process berpengaruh positif terhadap patient satisfaction.
Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 �administrative
process berpengaruh positif terhadap patient satisfaction pada kru kapal pesiar
X yang menerima pengobatan di RS Y� didukung. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses administrasi memainkan peranan penting dalam menentukan
kepuasan pasien. Dapat diketahui pula bahwa statistik deskriptif terhadap
administrative process memiliki rata-rata 4,567. Dimana hasil ini menggambarkan
bahwa sebagian besar responden setuju kepuasan pasien dipengaruhi proses
administrasi disuatu rumah sakit.
Johnson and Russel (2015) menyebutkan dalam penelitian nya
bahwa proses administrasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pasien
(Johnson & Russell, 2015). Hasil penelitian ini menyebutkan dimana semakin
baik proses administrasi dari suatu rumah sakit, kepuasan pasien juga akan
semakin meningkat.
Kaitan Antara Doctor
Services dengan Patient Satisfaction
Berdasarkan hasil analisa pada studi ini didapatkan hasil
bahwa doctor services tidak berpengaruh positif terhadap patient satisfaction.
Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan bahwa hipotesis H2 �doctor services
berpengaruh positif terhadap patient satisfaction pada kru kapal pesiar X yang
menerima pengobatan di RS Y� ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa doctor services tidak memiliki peranan penting dalam
menentukan kepuasan pasien pada hasil studi ini.
Hal ini bertentangan dengan
studi yang dilakukan oleh Kim et al (2017), dimana pada studi yang dilakukan
(Kim et al., 2017) menyebutkan bahwa doctor services memiliki pengaruh positif
terhadap kepuasan pasien.
Namun suatu studi yang dilakukan oleh (Lemon & Smith,
2014), menunjukkan bahwa dengan kepuasan pasien dipengaruhi oleh faktor
psikososial saat konsultasi, untuk menaghilkan faktor psikososial yang baik
diperlukan waktu konsultasi yang lebih lama, hal ini sejalan dengan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari 3 responden penelitian mengatakan bahwa
dokter RS Y terkesan terburu-buru dalam melakukan konsultasi. Hal ini juga
didukung bahwa pada kuesioner penelitian tidak ditanyakan mengenai �waktu
konsultasi yang cukup� yang dilakukan oleh dokter di RS Y.
Kaitan Antara Hospital Reputation dengan Patient
Satisfaction
Berdasarkan hasil analisa pada studi ini didapatkan hasil
bahwa hospital reputation berpengaruh positif terhadap patient satisfaction.
Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan bahwa hipotesis H3 �hospital
reputation berpengaruh positif terhadap patient satisfaction pada kru kapal
pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y� didukung. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa hospital reputation memainkan peranan penting dalam
menentukan kepuasan pasien. Dapat diketahui pula bahwa statistik deskriptif
terhadap hospital reputation memiliki rata-rata 4,637. Dimana hasil ini
menggambarkan bahwa sebagian besar responden setuju kepuasan pasien dipengaruhi
reputasi dari suatu rumah sakit.
Lin & Yin (2022) menyebutkan dalam penelitian nya bahwa
reputasi rumah sakit berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien (Lin &
Yin, 2022) . Hasil penelitian ini menyebutkan dimana semakin baik reputasi dari
ruatu merk (dalam hal ini rumah sakit), kepuasan pasien juga akan semakin
meningkat.
Kaitan Antara Nurse Services dengan Patient Satisfaction
Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.
Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis H4 �Nurse services
berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pasien Kru Kapal Pesiar X yang dirawat di
Rumah Sakit Y� ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan tidak berperan penting dalam menentukan kepuasan pasien
pada hasil penelitian ini. Hal ini bertentangan dengan studi yang dilakukan
oleh Kim et al (2017), dimana pada studi yang dilakukan (Kim et al., 2017)
menyebutkan bahwa nurse services memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
pasien.
Namun suatu studi yang dilakukan oleh (Karaca & Durna,
2019), menunjukkan bahwa pasien lebih merasa puas jika perawat menunjukkan rasa
peduli terhadap pasien dibandingkan hanya sekedar memberikan informasi. Hal ini
sejalan dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari 3 responden
penelitian mengatakan bahwa perawat RS Y terkesan �cuek� tidak peduli dengan
status kesehatan pasien. Hal ini juga didukung bahwa pada kuesioner penelitian
tidak ditanyakan mengenai �kepedulian� perawat terhadap status pasien di RS Y.
4.5.5��� Kaitan Antara Tangibles dengan Patient Satisfaction
Berdasarkan hasil analisa pada
studi ini didapatkan hasil bahwa tangibles berpengaruh positif terhadap patient
satisfaction. Dengan hasil ini makan dapat disimpulkan bahwa hipotesis H5
�tangibles berpengaruh positif terhadap patient satisfaction pada kru kapal
pesiar X yang menerima pengobatan di RS Y� didukung. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa tangibles memainkan peranan penting dalam menentukan
kepuasan pasien. Dapat diketahui pula bahwa statistik deskriptif terhadap
tangibles memiliki rata-rata 4,473. Dimana hasil ini menggambarkan bahwa
sebagian besar responden setuju kepuasan pasien dipengaruhi tangibles disuatu
rumah sakit.
Kitapci et al (2014) menyebutkan dalam penelitian nya bahwa
tangibles pengaruh positif terhadap kepuasan pasien (Kitapci et al., 2014).
Hasil penelitian ini menyebutkan dimana semakin baik �tangibles�dari suatu
rumah sakit, kepuasan pasien juga akan semakin meningkat.
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
administrative process, doctor services, hospital reputation, nurse services,
tangibles terhadap patient satisfaction pada kru kapal pesiar X yang menerima
pengobatan di RS Y. Penelitian kuantitatif ini meniliti sebanyak 160 kru kapal
pesiar X yang berobat dalam kurun waktu 6 bulan sebagai sampel. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara online. Data
yang diterima kemudian diolah menggunakan software SmartPLS 3. Berikut ini
adalah kesimpulan pada penelitian ini: (1) Administrative process berpengaruh
positif pada patient satisfaction. (2) Doctor services tidak berpangaruh terhadap
patient satisfaction. (3) Hospital reputation berpengaruh positif terhadap
patient satisfaction. (4) Nurse services tidak berpangaruh terhadap patient
satisfaction. (5) Tangibles berpengaruh positif terhadap patient satisfaction.
Model penelitian ini memiliki kemampuan R2 sebesar 0,662
(moderate explanatory power) dan memiliki nilai Q2 (prediksi) sebesar 0,423,
oleh karena itu variabel administrative process, tangibles, doctor services,
nurse services serta hospital reputation memiliki kemampuan yang memadai untuk
memprediksi patient satisfaction.
Anarti, Inggil Wanudya, & Oktariyanda, Trenda
Aktiva. (2022). Inovasi Layanan Si Elsa Centil (Vaksinasi Keliling Desa
Mencegah Dan Mengantisipasi Lonjakan Covid 19) Dalam Meningkatkan Layanan
Kesehatan Di Puskesmas Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Publika, 805�818.
Bunyarahma,
Eggy Ilham. (2021). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Tingkat Kepuasan Terhadap
Loyalitas Pasien Gigi di Puskesmas Ibrahim Adjie. Perpustakaan Pascasarjana.
Calundu,
Rasidin. (2018). Manajemen Kesehatan (Vol. 1). Sah Media.
Charismawati,
Mega. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Menghambat Ekspor Komoditi Pertanian
Terhadap Devisa di Indonesia periode 2012-2016. Program Studi Manajemen S1 pada
Fakultas Ekonomi-Bisnis Universitas Widyatama.
Eddyono,
Fauziah. (2021). Pengelolaan Destinasi Pariwisata. uwais inspirasi indonesia.
Fitrianeti,
Desi, & Dominata, Ayurisya. (2021). Implementasi Permenkes Nomor 812 Tahun
2010 tentang Tata Laksana Penyelenggaraan Pelayanan Hemodialisis di Indonesia
Implementation of the Minister of Health the Regulation Number 812 of 2010 on
the Implementation of Hemodialysis Services in Indonesia. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 5(1).
Ilahi,
Kurnial, & Rabain, Jamaluddin. (2017). Konversi Agama (Kajian Teoritis Dan
Empiris Terhadap Fenomena, Faktor, Dan Dampak Sosial Di Minangkabau). Kalimetro
Inteligensia Media.
Jamil,
Nizhaf Roazi. (2023). Perlindungan Hukum Terhadap Awak Kapal Selama Bekerja Di
Kapal Asing.
Kampai,
Reno. (2022). Upaya Penerapan Sistem Prosedur Tugas Dinas Jaga di Pelabuhan
Bongkar-Muat Bagi Awak Kapal Bagian Deck di Atas MT. Merbau. Sekolah Tinggi
Ilmu Pelayaran Jakarta.
Sukarna,
Dyah Ratna Adhaleya. (2022). Peran 4ocean Dalam Menangani Krisis Sampah Plastik
Di Laut Indonesia Periode 2015-2020. Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta.
Supangat,
Dewi Wahyuni. (2022). Pengaruh Brand Image dan Kepuasan Pasien Terhadap
Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar= The
Effect Of Brand Image and Patient Satisfaction on Outpatient Loyalty at
Hospital of DR. Tadjuddin Chalid Makassar. Universitas Hasanuddin.
Ulumiyah,
Nurul Hidayatul. (2018). Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan penerapan
upaya keselamatan pasien di puskesmas. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia,
6(2), 149�155.
Untoro,
Evi, & Antonio, Ferdi. (2021). Anteseden Dari Family Satifaction Serta
Dampaknya Terhadap Hospital Image (Studi Pada Pelayanan Di Kamar Jenazah Dan
Pemulasaraan Jenazah Pada Rumah Sakit Swasta Tipe �B�). Jurnal Manajemen Dan
Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI), 5(1), 1�20.
Utomo,
Hari, & Laut, Tentara Nasional Indonesia Angkatan. (2017). Siapa yang
bertanggung jawab menurut hukum dalam kecelakaan kapal (legally responsible
parties in ship accident). Jurnal Legislasi Indonesia, 14, 57�75.
Zaleha,
Ulfa, Dessy, Hermawan, Riyanti, Riyanti, Koidar, Amirus, & Nurhalina, Sari.
(2022). Analisis kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan farmasi di
rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Manuju: Malahayati Nursing
Journal, 4(11), 2937�2951.
Copyright holder: Steven Widjaja,
Yohana F. Cahya Palupi Meilani (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |