Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 7,
Juli 2023
ANALISA FAKTOR RISIKO PRIORITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN
Annisa R. Samudra, Jati Utomo Dwi Hatmoko, Mochamad Agung Wibowo
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email:[email protected],[email protected], [email protected]� ��
Abstrak
Pembangunan proyek pada sektor konstruksi sering kali dihadapkan dengan persoalan ketidakpastian risiko. Risiko di nilai penting dikarenakan memiliki tingkat konsekuensi yang tinggi jika tidak dikelola dengan tepat, baik risiko yang mendatangkan peluang atau mengakibatkan kerugian. Pengendalian risiko yang efektif mempunyai peran penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan pada saat proyek dilaksanakan. Proyek yang ditinjau berjumlah 5 (lima) proyek konstruksi jembatan. Identifikasi yang dilakukan berdasarkan literatur dengan menentukan sumber risikonya. Tahap selanjutnya untuk mendapatkan jawaban dari identifikasi risiko sebelum dilakukannya analisa risiko prioritas, maka diperlukan data yang diperoleh dari survei kuesioner menurut presepsi 30 responden. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor prioritas yang mempengaruhi pada konstruksi proyek jembatan yang diukur dari besarnya nilai presentase pada masing-masing indikator risiko dengan metode Saverity Index (SI) dengan cara menganalisis manajemen risiko pada proyek pembangunan jembatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 (sepuluh) faktor risiko prioritas pada pembangunan proyek konstruksi jembatan : (1) Belum digunakan teknologi BIM; (2) Kesalahan desain yang tidak sesuai kondisi lapangan, (3) Cara pembayaran pekerjaan terlambat/ tidak tepat waktu; (4) Desain dan spesifikasi tidak lengkap; (5) Keterlambatan pengiriman material dan peralatan; (6) Kenaikan harga material dan peralatan; (7) Kualitas subkontraktor; (8) Kondisi tanah yang buruk; (9) Kurangnya keterampilan dari kemampuan tenaga kerja; (10) Adanya perubahan desain. Manfaat dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk stakeholder dalam menilai risiko-risiko penting sehingga dapat dipergunakan untuk mengantisipasi atau sebagai langkah yang tepat dalam mengelola risiko yang tidak bisa untuk diabaikan namun bisa untuk dimitigasi, ditransfer, atau diterima.
Kata kunci: Proyek Konstruksi; Risiko Prioritas; Saverity Index.
Abstract
Construction
projects in the construction sector are often faced with the issue of risk
uncertainty. Risk has significant value because it has a high level of
consequences if not properly managed, whether it brings opportunities or
results in losses. Effective risk control plays an important role in preventing
delays at the time of project implementation. A total of five (5) bridge
construction projects were reviewed. Identification based on literature by
determining the source of risk. The next step is to obtain answers from risk
identification before doing a priority risk analysis, followed by data obtained
from the survey questionnaire according to the prescription of 30 respondents.
The aim of this study is to identify the priority factors that influence the
construction of a bridge project as measured by the size of the presentation
value on each risk indicator by the Saverity Index
(SI) method by analysing the risk management on the
bridge construction project. The results of the research show that there are 10
(ten) priority risk factors in the construction of bridge construction
projects: (1) not using BIM technology; (2) design errors that do not match the
conditions of the field; (3) late or untimely payment methods; (4) design and
specifications are incomplete; (5) delays in delivery of materials and
equipment; (6) rising prices for materials and equipment; (7) quality of truck
contractors; (8) poor ground conditions; (9) lack of skills from the workforce;
(10) there are design changes. The benefits of the results of this study can be
used as an insight for stakeholders in evaluating important risks so that they
may be used to anticipate or as an appropriate measure in managing risks that
cannot be ignored but can be mitigated, transferred, or accepted.
Keywords: Construction Projects; Risk
Priority; Saverity Index
Pendahuluan
Pembangunan proyek pada sektor konstruksi yang didalam pekerjaannya terdapat banyak risiko yang bersumber dari ketidakpastian baik dari risiko
internal maupun eksternal yang
memiliki nilai dampak positif maupun negative (Simanjuntak, Siagian,
Prasetyo, Rozak, & Purba, 2022). Adanya upaya
pengembangan proyek konstruksi jembatan dilihat dari aspek
perannya dalam pertumbuhan ekonomi dan sebagai prasarana penunjang efisiensi pelayanan jasa distribusi.
Meskipun proyek-proyek konstruksi rentan terhadap keterlambatan, yang memiliki pengaruh negatif pada penyelesaian dan dampak yang diharapkan (Alenazi, Adamu, &
Al-Otaibi, 2022). Proyek konstruksi tetap memberikan keuntungan sosio-ekonomi yang
sangat besar bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat (Alenazi et al., 2022). Namun perlu
ditinjau dari segi kualitas, pembangunan konstruksi jembatan berkualitas atau tidak. Bukan
soal konstruksinya saja tetapi fungsionalisasinya.
Sehingga asas kemanfaatannya bisa di proporsi secara baik.
Pembangunan proyek bisa saja dilakukan
akan tetapi dilihat lagi dari
nilai guna, kebermanfaatan dan kebutuhan masyarakat setempat. Seberapa jauh kita
mengetahui variabel-variabel
lain yang mempengaruhi risiko
pembangunan konstruksi yang
tidak terjelaskan dalam fenomena ekometrik dengan konteks pembiayaan proyek dan lainnya yang bisa saja menjadi
faktor risiko berpengaruh. Risiko dalam proyek konstruksi
dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu kategori risiko internal dan eksternal (Tang, Chen, Hua, & Fu,
2020).
Risiko internal adalah risiko yang terkait dengan ketidakpastian bersumber dari semua pihak yang terlibat dalam proyek Tang (2020), sedangkan risiko
eksternal semua hal yang berkaitan seperti perubahan keadaan di luar proyek yang tidak dapat dikendalikan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek� (Tang et al., 2020);(Peckiene, Komarovska, &
Ustinovicius, 2013). Nugroho, (2020) menyarankan untuk
perhatian pada faktor risiko internal dan eksternal agar
dapat menghindari pembengkakan biaya, yang penyebab utamanya dapat berubah dari
waktu ke waktu sehingga perlu mengupgrade dan memperbaharui pengetahuan untuk berhasil menangani kompleksitas atau mengurangi risiko Wang (2003), dalam pembangunan
jembatan. Pada fase konstruksi proyek terdiri dari tiga
tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi (Elawi, Algahtany, &
Kashiwagi, 2016).
Dikarenakan proyek bersifat
kompleks dan tidak tetap, maka bisa
saja risiko yang timbul tidak dapat
diprediksi, masih banyak risiko lain yang berasal dari internal dan eksternal pada proyek konstruksi jembatan yang belum terdeteksi. Banyak peneliti telah mencoba mengidentifikasi elemen risiko di industri konstruksi global, mereka setuju bahwa
antara satu proyek dengan proyek
lainnya memiliki, risiko bervariasi tergantung jenis proyek konstruksinya, negara, dan
metode procurement (Alshihri, Al-Gahtani, &
Almohsen, 2022).
Dalam pembangunan proyek
konstruksi, memiliki hambatan baik yang diharapkan atau tidak diharapkan (Kamaruzzaman, 2012). Jarak perbedaan antara hasil yang sebenarnya dan yang diharapkan adalah apa yang disebut risiko (Turskis, Gajzler, &
Dziadosz, 2012). Risiko dapat menjadi hambatan yang menyebabkan keterlambatan dikarenakan, mempengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan proyek waktu,
biaya dan mutu yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Luong, Tran, & Nguyen,
2021);(Enderzon & Soekiman,
2020);(Lotfi et al., 2022).
Untuk mengatasi segala rangkaian keterlambatan aktifitas tahapan proyek yang mempengaruhi tujuan proyek maka dibutuhkan proses discovering, menganalisis, mengevaluasi, dan menanggapi bahaya dalam sebuah proyek dengan maksud membuat risiko mudah untuk dikelola dengan efektif dikenal sebagai manajemen risiko (Colicchia & Strozzi, 2012). Oleh karena itu, pengendalian risiko yang efektif mempunyai peran penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan pada saat proyek dilaksanakan.
Efek yang ditimbulkan dalam risiko relatif tinggi Labombang (2011), sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor prioritas yang mempengaruhi pada konstruksi proyek jembatan yang diukur dari besarnya nilai presentase pada masing-masing indikator risiko dengan metode Saverity Index (SI) dengan cara menganalisis manajemen risiko pada proyek pembangunan jembatan. Manfaat dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk stakeholder dalam menilai risiko-risiko penting sehingga dapat dipergunakan untuk mengantisipasi atau sebagai langkah yang tepat dalam mengelola risiko yang tidak bisa untuk diabaikan namun bisa untuk dimitigasi, ditransfer, atau diterima.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini merupakan metode survei dengan membagikan kuesioner kepada responden yaitu sebanyak 30 responden yang terdiri dari personil penyedia jasa konstruksi (kontraktor), konsultan dan owner untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan proyek pembangunan jembatan. Tahapan proyek dibagi menjadi 4 (empat) tahapan yakni identifikasi risiko awal berdasarkan literatur dengan menentukan sumber risikonya, proses mendesain kuesioner, pengumpulan data dan tahapan terakhir melakukan analisis.
Tahap pertama menemukan risiko berdasarkan literatur untuk mengidentifikasikan berbagai variabel risiko yang relevan untuk lingkup pekerjaan konstruksi jembatan. Variabel risiko dibagi menjadi 4 bagian sumber risiko (kontraktual, keuangan, sumber daya manusia dan konstruksi).
Tahap kedua pembuatan
kuesioner, kuesioner menggunakan
skala likert dengan 5 (lima) rating (1= sangat rendah,
2= rendah, 3= sedang, 4 = tinggi, 5= sangat tinggi) untuk masing-masing nilai pada probabilitas dan dampak.
Tahap ketiga membagi
kuesioner melalui survei dengan dua cara: cara pertama
menggunakan alat bantu google form dengan menyebarkan link kepada para pelaku konstruksi yang dituju dengan bantuan
respoden yang terlibat pada
proyek tersebut dan cara kedua membagikan
secara langsung kepada responden. Jawaban kuesioner berdasarkan prespektif dan pengalaman responden di bidang konstruksi.
Tahap analisis merupakan
tahapan terakhir dalam mencari jawaban
hasil penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang berpotensi menjadi prioritas pada konstruksi proyek jembatan. Analisis kuesioner menggunakan metode Saverity Index yang digunakan
untuk mencari tahu tingkat risiko
dengan mengalikan probabilitas dan dampak. Rumus yang digunakan untuk Saverity Index dengan persamaan 1.
SI =��������������������
...����������������.� (Persamaan 1)
Keterangan:
� ��������� �ai = skor dari jawaban (a1=1, a2=2, a3=3, a4=4,
a5=5)
������������ xi = frekuensi
responden (x1, x2, x3, x4, x5)
������������� i =
1,2, �.. n
������������
x1 = frekuensi responden
(sangat rendah)
������������ x2 = frekuensi
responden (rendah)
������������ x3 = frekuensi
responden (sedang)
������������ x4 = frekuensi
responden (tinggi)
������������ x5 = frekuensi
responden (sangat tinggi)
Perhitungan dengan analisis Saverity Index, dikelompokkan menjadi lima kategori penilaian dengan tingkatan risiko (rendah, sedang, dan tinggi) berdasarkan hasil dari SI dalam persen
(%). Penilaian risiko menggunakan SI dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 Kategori Penilaian Saverety Index
No |
Kategori� |
Nilai Penilaian SI (%) |
Skala |
1 |
Sangat Rendah (SR) |
0.00 ≤ SI < 20.0 |
1 |
2 |
Rendah�(R) |
20.0 ≤ SI <40.0 |
2 |
3 |
Sedang (S) |
40.0 ≤ SI < 60.0 |
3 |
4 |
Tinggi (T) |
60.0≤ SI <80.0 |
4 |
5 |
Sangat Tinggi (ST) |
80.0 ≤ SI <100 |
5 |
Probabilitas terjadinya
suatu kejadian pada risiko ditunjukkan oleh (P) dan ukuran dampak ditampilkan
oleh (I). Fungsi dari dua karakteristik, dilihat pada persamaan (2) dan faktor risiko ditunjukkan oleh (R). Tiga variabel (R-P-I) diukur secara numerik
(Khoider er al, 2015), risiko
diperkirakan sebagai bagian dari proses pengukuran risiko. Skala yang digunakan dari angka 1 hingga 5, untuk menilai kemungkinan
frekuensi dan dampak risiko. Mencari nilai risiko (R) menggunakan rumus pada persamaan 2:
Risk = Probability (P)
x Impact (I) ����������� (Persamaan 2)
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Pengumpulan Data Responden
Pada penelitian ini responden berjumlah 30
orang yang mempunyai keahlian dalam bidang konstruksi terdiri dari (owner, kontraktor, konsultan perencana, dan konsultan pengawas) yang terlibat pada
masing-masing proyek berjumlah
5 proyek, disajikan
pada Tabel 2.
Tabel
2 Data Responden Pada 5 (Lima) Proyek
Jembatan
Owner |
Kontraktor |
Konsultan |
Konsultan |
Total |
|
Perencana |
Pengawas |
Responden |
|||
Proyek�A |
2 |
3 |
1 |
2 |
8 |
Proyek�B |
- |
4 |
2 |
- |
6 |
Proyek�C |
- |
2 |
1 |
2 |
5 |
Proyek�D |
1 |
- |
2 |
3 |
6 |
Proyek�E |
- |
2 |
1 |
2 |
5 |
Jumlah |
3 |
11 |
7 |
9 |
30 |
1.
Identifikasi Risiko
Bertujuan untuk mengidentifikasi risiko berdasarkan literatur dalam penelitian. Hal ini digunakan untuk mengetahui risiko yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan berdasarkan sumber ketidakpastian (risiko) ditinjau dari risiko
kontraktual, risiko keuangan, risiko sumber daya manusia,
dan risiko konstruksi.
Lihat Tabel 2 berisi tentang faktor risiko yang diperoleh dari hasil kajian,
menanyakan pendapat ahli melalui pertanyaan
awal, sebelum kuesioner dibagikan pada pihak-pihak yang terlibat dalam proyek sehingga
indentifikasi yang diperoleh
memiliki keabsahan yang dapat dipercaya menurut prespektif ahli.
2. Hasil Analisis
Selanjutnya, pada Tabel 2, disajikan penilaian untuk masing-masing variabel faktor risiko berdasarkan
nilai presentase Saverity Index (SI). Menghasilkan
dari 32 variabel risiko yang jawabannya menurut prespektif dari masing-masing responden.
Nilai presentase tertinggi yaitu 67% berasal dari faktor risiko,
belum digunakannya teknologi BIM (Building Information Modelling) pada pelaksanaan proyek. Metode yang digunakan masih metode konvensional.
Artinya adalah penerapan dan pemanfatan dalam teknologi belum dilakukan secara maksimal untuk dapat meningkatkan
kinerja terbaik dari hasil akhir/
output proyek.
Kebutuhan untuk informasi
desain dapat diilustrasikan melalui BIM, dapat menjadi manfaat
bagi penyedia jasa dikarenakan mampu memberikan analisis yang tepat dan visualisasi yang lebih baik dalam memutusakan
masalah yang ditemui dalam proyek, sehingga
meningkatkan manajemen yang
tinggi dalam proyek.
Sedangkan faktor risiko
terendah sebesar 38% dari 32 variabel yaitu ketidaklengkapan klausula dalam konrak, dapat disimpulkan
bahwa 5 (lima) proyek jembatan tersebut secara administrasi dan dokumen kontrak menunjukkan kualitas yang baik dalam tahapan
prakonstruksi, tidak memberikan pengaruh yang signifikan untuk menimbulkan sengketa dan kesalahpahaman dalam penafsiran kontrak.
Tabel
3 Identifikasi Risiko
Risiko |
Kode |
Risiko |
Risiko�Kontraktual |
RK1 |
Tanggungjawab�langsung (Direct
Liability) dalam memenuhi
kontrak |
RK2 |
Ketidaklengkapan�klausula dalam kontrak |
|
RK3 |
Terjadinya�dispute item akibat
isi dokumen multitafsir dalam� kontrak |
|
RK4 |
Ketidaklengkapan�data lapangan di dalam kontrak |
|
RK5 |
Kesalahan�desain yang tidak sesuai kondisi lapangan |
|
RK6 |
Kurang tepat dalam pemilihan jenis kontrak |
|
Risiko�Keuangan |
RKG 1 |
Tidak�tersedianya anggaran yang cukup dari owner |
RKG 2 |
Masalah�cash flow tidak lancar |
|
RKG 3 |
Kenaikan�harga material dan
peralatan |
|
RKG 4 |
Cara pembayaran pekerjaan
terlambat/ tidak tepat waktu |
|
RKG 5 |
Biaya�konstruksi melebihi rencana |
|
RKG 6 |
Pengendalian�biaya yang buruk di lapangan |
|
Risiko�Sumber
Daya Manusia |
RSDM1 |
Keterbatasan�jumlah tenaga kerja |
RSDM2 |
Kualitas�tenaga kerja dan produktivitas yang buruk |
|
RSDM3 |
Kesalahan�dan kelalaian tenaga kerja |
|
RSDM4 |
Penggunaan�metode kerja kurang tepat |
|
RSDM5 |
Kurangnya�keterampilan dan kemampuan tenaga kerja |
|
RSDM6 |
Tenaga kerja mengalami
sakit |
|
Risiko�Konstruksi |
RKT1 |
Pasokan�bahan yang buruk |
RKT2 |
Kualitas�subkontraktor |
|
RKT3 |
Belum digunakan teknologi
BIM dalam proyek |
|
RKT4 |
Kondisi�tanah yang buruk |
|
RKT5 |
Kegagalan�koordinasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek |
|
RKT6 |
Kontrol�kualitas rendah |
|
RKT7 |
Desain dan spesifikasi tidak
lengkap |
|
RKT8 |
Ketidaksesuaian�desain dengan kondisi lokasi di proyek |
|
RKT9 |
Konfirmasi�dan persetujuan desain yang terlambat |
|
RKT10 |
Adanya�perubahan desain |
|
RKT11 |
Tidak�memperhitungkan biaya contigiencies |
|
RKT12 |
Keterlambatan�pengiriman
material dan peralatan |
|
RKT13 |
Masalah�pembebasan lahan |
|
RKT14 |
Kurangnya�pengendalian terhadap jadwal pelaksana |
Tabel
4 Penilaian Faktor Risiko
No |
Kode |
Risiko |
SR |
R |
S |
T |
ST |
SI |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||||
n |
% |
|||||||
21 |
RKT3 |
Belum digunakannya teknologi
BIM pada proyek |
0 |
0 |
20 |
9 |
1 |
67 |
5 |
RK5 |
Kesalahan�desain yang tidak sesuai kondisi lapangan |
1 |
7 |
14 |
8 |
0 |
59 |
10 |
RKG 4 |
Cara pembayaran pekerjaan
terlambat/ tidak tepat waktu |
0 |
10 |
12 |
8 |
0 |
59 |
25 |
RKT7 |
Desain dan spesifikasi tidak
lengkap |
2 |
10 |
7 |
11 |
0 |
58 |
30 |
RKT12 |
Keterlambatan�pengiriman
material dan peralatan |
0 |
10 |
13 |
7 |
0 |
58 |
9 |
RKG 3 |
Kenaikan�harga material dan
peralatan |
3 |
4 |
18 |
4 |
1 |
57 |
20 |
RKT2 |
Kualitas�subkontraktor |
2 |
9 |
14 |
5 |
0 |
55 |
22 |
RKT4 |
Kondisi�tanah yang buruk |
4 |
8 |
12 |
6 |
0 |
53 |
17 |
RSDM5 |
Kurangnya�keterampilan dan kemampuan tenaga kerja |
3 |
12 |
9 |
6 |
0 |
52 |
28 |
RKT10 |
Adanya�perubahan desain |
5 |
9 |
9 |
7 |
0 |
52 |
32 |
RKT14 |
Kurangnya�pengendalian terhadap jadwal pelaksana |
6 |
5 |
15 |
4 |
0 |
51 |
6 |
RK6 |
Kurang tepat dalam pemilihan jenis kontrak |
6 |
8 |
12 |
2 |
2 |
51 |
1 |
RK1 |
Tanggungjawab�langsung (Direct
Liability) dalam memenuhi
kontrak |
1 |
19 |
5 |
5 |
0 |
49 |
8 |
RKG 2 |
Masalah�cash flow tidak lancar |
8 |
11 |
3 |
7 |
1 |
48 |
11 |
RKG 5 |
Biaya�konstruksi melebihi rencana |
7 |
12 |
4 |
6 |
1 |
48 |
29 |
RKT11 |
Tidak�memperhitungkan biaya contigiencies |
4 |
13 |
11 |
1 |
1 |
48 |
31 |
RKT13 |
Masalah�pembebasan lahan |
6 |
12 |
6 |
6 |
0 |
48 |
23 |
RKT5 |
Kegagalan�koordinasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek |
5 |
4 |
10 |
7 |
0 |
47 |
27 |
RKT9 |
Konfirmasi�dan persetujuan desain yang terlambat |
3 |
14 |
12 |
1 |
0 |
47 |
18 |
RSDM6 |
Tenaga kerja mengalami
sakit |
6 |
9 |
14 |
1 |
0 |
47 |
14 |
RSDM2 |
Kualitas�tenaga kerja dan produktivitas yang buruk |
6 |
13 |
8 |
3 |
0 |
45 |
24 |
RKT6 |
Kontrol�kualitas rendah |
6 |
14 |
6 |
4 |
0 |
45 |
4 |
RK4 |
Ketidaklengkapan�data lapangan di dalam kontrak |
7 |
13 |
8 |
1 |
1 |
44 |
16 |
RSDM4 |
Penggunaan�metode kerja kurang tepat |
6 |
13 |
10 |
1 |
0 |
44 |
12 |
RKG 6 |
Pengendalian�biaya yang buruk di lapangan |
9 |
13 |
3 |
5 |
0 |
43 |
3 |
RK3 |
Terjadinya�dispute item akibat
isi dokumen multitafsir dalam kontrak |
6 |
16 |
7 |
1 |
0 |
42 |
13 |
RSDM1 |
Keterbatasan�jumlah tenaga kerja |
7 |
14 |
8 |
1 |
0 |
42 |
19 |
RKT1 |
Pasokan�bahan yang buruk |
7 |
16 |
4 |
3 |
0 |
42 |
15 |
RSDM3 |
Kesalahan�dan kelalaian tenaga kerja |
7 |
15 |
7 |
1 |
0 |
41 |
7 |
RKG 1 |
Tidak�tersedianya anggaran yang cukup dari owner |
8 |
16 |
5 |
0 |
1 |
40 |
26 |
RKT8 |
Ketidaksesuaian�desain dengan kondisi lokasi di proyek |
8 |
17 |
3 |
1 |
1 |
40 |
2 |
RK2 |
Ketidaklengkapan�klausula dalam kontrak |
11 |
14 |
3 |
1 |
1 |
38 |
Gambar 1 Faktor Prioritas Mempengaruhi 5 (Lima) Proyek Konstruksi Jembatan
Berdasarkan nilai SI pada masing-masing variabel diatas yang berjumlah 32, diperoleh 10 variabel risiko teratas yang paling berpengaruh
pada pekerjaan proyek jembatan. Dari gambaran diatas bahwa termasuk
dalam risiko H-M dengan kisaran 50% -70%.
Kesimpulan
Temuan penelitian dari
survei kuesioner yang dilakukan dari data gabungan 5 (lima) proyek yang disajikan dalam publikasi ini. Berdasarkan penilaian menyeluruh dari indeks risiko atau
nilai (R) yang mencakup kemungkinan terjadinya (probabilitas) dan ukuran konsekuensi (dampak), serta variasi atau
faktor prioritas yang mempengaruhi konstruksi jembatan dengan melihat presentasinya dalam metode Saverity
Index. Ditemukan 10 prioritas
signifikan faktor risiko yang mempengaruhi pembangunan konstruksi jembatan.
Risiko utama telah
diidentifikasi dan harus dipertimbangkan selama proses penilaian risiko yaitu �(1)
Belum digunakan teknologi
BIM; (2) Kesalahan desain
yang tidak sesuai kondisi lapangan, (3) Cara pembayaran pekerjaan terlambat/ tidak tepat waktu; (4) Desain dan spesifikasi tidak lengkap; (5) Keterlambatan pengiriman material dan peralatan;
(6) Kenaikan harga material
dan peralatan; (7) Kualitas
sunkontraktor; (8) Kondisi tanah yang buruk; (9) Kurangnya keterampilan dari kemampuan tenaga kerja; (10) Adanya perubahan desain. Faktor-faktor risiko prioritas dijadikan langkah awal pengaturan dan strategi respon risiko terhadap
pelaksaan konstruksi jembatan. Dengan survei kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor prioritas yang mempengaruhi pada konstruksi proyek jembatan yang diukur dari besarnya nilai
presentase pada masing-masing indikator
risiko dengan metode Saverity Index
(SI).
BIBLIOGRAFI
Alenazi, Essa, Adamu, Zulfikar, & Al-Otaibi, Ali.
(2022). Exploring the nature and impact of client-related delays on
contemporary Saudi construction projects. Buildings, 12(7), 880.
https://doi.org/10.3390/buildings12070880
Alshihri,
Saad, Al-Gahtani, Khalid, & Almohsen, Abdulmohsen. (2022). Risk factors
that lead to time and cost overruns of building projects in Saudi Arabia. Buildings,
12(7), 902. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/buildings12070902
Colicchia,
Claudia, & Strozzi, Fernanda. (2012). Supply chain risk management: a new
methodology for a systematic literature review. Supply Chain Management: An
International Journal, 17(4), 403�418.
Elawi,
Ghazi Saad A., Algahtany, Mohammed, & Kashiwagi, Dean. (2016). Owners�
perspective of factors contributing to project delay: case studies of road and
bridge projects in Saudi Arabia. Procedia Engineering, 145,
1402�1409.
Enderzon,
Vederieq Yahya, & Soekiman, Anton. (2020). Manajemen Risiko Proyek
Konstruksi Flyover di Indonesia dengan Metode House of Risk (HOR). Media
Teknik Sipil, 18(1), 57�68.
Kamaruzzaman,
Findy. (2012). Studi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi. Jurnal
TEKNIK-SIPIL, 12(2).
Labombang,
Mastura. (2011). Manajemen risiko dalam proyek konstruksi. SMARTek, 9(1).
Lotfi,
Reza, Yadegari, Zahra, Hosseini, Seyed, Khameneh, Amir, Tirkolaee, Erfan, &
Weber, GERHARD. (2022). A robust time-cost-quality-energy-environment trade-off
with resource-constrained in project management: A case study for a bridge
construction project. Journal of Industrial and Management Optimization,
18(1).
Luong,
Duc Long, Tran, Duc Hoc, & Nguyen, Phong Thanh. (2021). Optimizing
multi-mode time-cost-quality trade-off of construction project using opposition
multiple objective difference evolution. International Journal of
Construction Management, 21(3), 271�283.
Nugroho,
Dwi Tri, Nur, Muhammad, & Purba, Humiras Hardi. (2020). Bridge Project
Development Risk Management: A Literature Riview. EPRA International Journal
of Multidisciplinary Research (IJMR)-Peer Reviewed Journal, 6(1),
1�7. https://doi.org/10.36713/epra3952
Peckiene,
Aurelija, Komarovska, Andzelika, & Ustinovicius, Leonas. (2013). Overview
of risk allocation between construction parties. Procedia Engineering, 57,
889�894.
Simanjuntak,
Indra Jadi, Siagian, Rizky Torang, Prasetyo, Rendra, Rozak, Nanda Fathur, &
Purba, Humiras Hardi. (2022). Manajemen Risiko Pada Proyek Konstruksi Jembatan:
Kajian Literatur Sistematis. Jurnal Teknologi Dan Manajemen, 20(1),
59�76.
Tang,
Yinqiu, Chen, Yongqiang, Hua, Yuanyuan, & Fu, Yongcheng. (2020). Impacts of
risk allocation on conflict negotiation costs in construction projects: does
managerial control matter? International Journal of Project Management, 38(3),
188�199. https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2020.03.002
Turskis,
Zenonas, Gajzler, Marcin, & Dziadosz, Agnieszka. (2012). Reliability, risk
management, and contingency of construction processes and projects. Journal
of Civil Engineering and Management, 18(2), 290�298.
Wang,
Ming Teh, & Chou, Hui Yu. (2003). Risk allocation and risk handling of
highway projects in Taiwan. Journal of Management in Engineering, 19(2),
60�68. https://doi.org/10.1061/(ASCE)0742-597X(2003)19:2(60)
Copyright holder: Annisa R. Samudra, Jati Utomo Dwi Hatmoko, Mochamad Agung Wibowo (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |