Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober
2022
ANALISIS BLUE OCEAN STRATEGY
PADA PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY TBK
Ignatius Steven
Sasongko
Pascasarjana Magister Manajemen, Fakultas Bisnis
dan Ekonomika, Universitas Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penerapan Blue Ocean Strategy pada PT. Campina Ice Cream Industry Tbk. Blue
Ocean Strategy adalah suatu konsep strategi bisnis yang menekankan pada penciptaan
ruang pasar yang tidak terkalahkan dan menjadikan persaingan tidak relevan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data
melalui wawancara dengan manajemen perusahaan dan analisis dokumen terkait
strategi bisnis yang telah diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.
Campina Ice Cream Industry Tbk telah menerapkan beberapa elemen Blue Ocean
Strategy, termasuk penemuan elemen baru dalam produk mereka, perluasan ke
segmen pasar yang belum tersentuh, dan diferensiasi melalui inovasi produk.
Implementasi strategi ini telah memberikan keuntungan kompetitif bagi
perusahaan dengan membuka pasar baru dan menghindari persaingan langsung dengan
pesaing utama. Namun, masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan
Blue Ocean Strategy, seperti tantangan dalam menciptakan elemen unik dalam
industri yang mapan dan memastikan keberlanjutan keunggulan kompetitif. Oleh
karena itu, rekomendasi diberikan untuk PT. Campina Ice Cream Industry Tbk agar
terus mengembangkan strategi ini dengan memperkuat elemen unik mereka,
meningkatkan inovasi produk, dan terus memantau perubahan pasar untuk tetap
relevan dan berkelanjutan dalam penciptaan blue ocean. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih lanjut tentang
penerapan Blue Ocean Strategy dalam konteks industri makanan dan minuman di
Indonesia.
Kata Kunci: Blue Ocean Strategy, PT. Campina Ice Cream
Industry Tbk, Blue Ocean.
Abstract
Research
aimed to analyze the implementation of the Blue Ocean Strategy at PT. Campina
Ice Cream Industry Tbk. Blue Ocean Strategy is a business strategy concept that
emphasizes the creation of uncontested market space and making competition
irrelevant. This study adopted a qualitative approach by collecting data
through interviews with company management and analyzing relevant documents
regarding the implemented business strategies. The findings revealed that PT.
Campina Ice Cream Industry Tbk has implemented several elements of the Blue
Ocean Strategy, including the discovery of new elements in their products,
expansion into untapped market segments, and product differentiation through
innovation. The implementation of this strategy has provided a competitive
advantage to the company by opening up new markets and avoiding direct
competition with key competitors. However, there are still challenges faced in
the implementation of the Blue Ocean Strategy, such as the difficulty of
creating unique elements in an established industry and ensuring the
sustainability of competitive advantages. Therefore, recommendations are given
to PT. Campina Ice Cream Industry Tbk to continue developing this strategy by
strengthening their unique elements, enhancing product innovation, and
continuously monitoring market changes to remain relevant and sustainable in
creating a blue ocean. This research is expected to contribute to a better
understanding of the application of the Blue Ocean Strategy in the context of
the food and beverage industry in Indonesia.
Keywords: Blue Ocean Strategy, PT. Campina Ice Cream
Industry Tbk, Blue Ocean.
Pendahuluan
Pada
kesempatan kali ini, menggunakan perusahaan fast moving consumer good (FMCG)
dari PT. Campina Ice Cream Industry Tbk, ini dikarenakan rasa penasaran
terhadap keberlangsungan dari produk es krim di Indonesia, di mana seperti yang
diketahui bahwa FMCG merupakan produk yang memiliki usia simpan yang cenderung
pendek karena permintaan konsumen sangat tinggi atau karena barang mudah rusak
PT.
Campina Ice Cream Industry sendiri merupakan produsen es krim lokal terbesar di
Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Campina merupakan industri es
krim populer di Indonesia disusul oleh Walls dari Unilever. Selain penasaran
terhadap keberlangsungan industri es krim, mengambil PT. Campina Ice Cream
Industry karena Campina saat ini hanya berfokus pada 1 sektor industri yaitu es
krim, sehingga terpikir bagaimana cara Campina untuk lebih melebarkan sayapnya
tidak hanya pada industri es krim. Dengan sederet kekuatan yang dimiliki, seharusnya
tidak susah bagi Campina untuk menjajaki sektor industri lainnya, yang mungkin
kompetitr atau pasarnya belum ada atau belum banyak, apalagi diketahui bahwa di
2023, terdapat isu-isu tidak sedap untuk kelangsungan hidup
perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak terkecuali Campina, oleh karena itu
peluang nilai inovasi baru mungkin bisa segera diciptakan. Permasalahan itu
juga telah disadari Campina yang mengatakan bahwa situasi pada beberapa tahun
kedepan masih akan sangat menantang, selama masa yang tidak menentu ini, perlu
tetap waspada dalam menentukan pilihan dan keputusan untuk beradaptasi terhadap
perubahan iklim bisnis di masa depan Campina, (2022).
A. External Audit
1.
PEST
Analysis,
Political
a. Pandemi
Covid-19 telah membuat kondisi ekonomi global dan nasional penuh dengan
ketidakpastian. Pemerintah melakukan langkah strategis untuk mengantisipasi
penyebaran virus tersebut dengan memberlakukan pembatasan keluar masuk negara, lockdown
wilayah, beberapa menerapkan PPKM wilayah dan gencarnya program vaksinasi
kepada warga negara cukup efektif meredam penyebaran virus.
b. Pada
tanggal 2 Februari 2021, Pemerintah mengundangkan dan memberlakukan Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 (PP 35/2021) untuk melaksanakan ketentuan Pasal
81 dan Pasal 185 (b) UU No. 11/2020 mengenai Cipta Kerja yang bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara
merata, dalam rangka memenuhi penghidupan yang layak. PP 35/2021 mengatur
mengenai perjanjian kerja waktu tertentu (karyawan tidak tetap), alih daya,
waktu kerja, waktu istirahat dan pemutusan hubungan kerja, yang dapat
mempengaruhi manfaat imbalan minimum yang harus dibayar kepada karyawan-karyawan.
Economic
a. Pandemi
COVID-19 yang berkepanjangan serta timbulnya varian-varian baru, masih menjadi
isu utama yang mempengaruhi perekonomian sepanjang tahun 2021. Hampir seluruh
industri usaha masih mengalami tekanan akibat pandemi yang berkepanjangan ini.
Selain pandemi, industri consumer goods juga mengalami tekanan lainnya,
yaitu tingginya harga bahan baku, sehingga langkah strategis untuk melakukan
efisiensi sangat dibutuhkan
c.
Perkembangan dinamika global juga menjadi
perhatian karena bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi nasional. Sampai
dengan 7 Desember 2021 sebanyak 100 juta orang telah menerima vaksinasi
COVID-19 dosis 1 dan dosis 2, artinya sudah 49% dari total sasaran 208,2 juta
orang yang harus divaksinasi COVID-19.
d. Pemerintah
optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 5% - 5,5% yoy
pada tahun 2022. Tingkat inflasi 2022 diperkirakan akan terus dapat
dikendalikan yaitu dikisaran 3,0%. Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah di tahun
2022 ini diperkirakan akan tetap stabil dan terjaga pada kisaran Rp14.350/AS$.
e. Prospek
usaha Perseroan untuk tahun 2022 tentu akan dipengaruhi oleh perkembangan
perekonomian Indonesia, diantaranya asumsi pertumbuhan ekonomi tingkat inflasi,
nilai tukar mata uang dan faktor eksternal lainnya. Penyebaran varian COVID-19
baru yaitu Omicron masih perlu diwaspadai ke depannya karena dampaknya
akan terus mengganggu aktivitas perekonomian. Salah satunya adalah adanya
kesenjangan ekonomi di negara berkembang, disebabkan oleh banyaknya masyarakat
yang kehilangan pekerjaan dan penurunan gaji.
f. Pada
tahun 2022 diperkirakan akan lebih banyak brand-brand lokal di Industri consumer
goods yang diharapkan bisa mengganti ketergantungan impor produk dari luar
negeri. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka akan semakin menguntungkan untuk
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena selain memberikan pemasukan untuk
negara, kebutuhan tenaga kerja akan meningkat sehingga menciptakan peningkatan
lapangan kerja ketika PSBB diakhiri.
Social
a. Tantangan
terbesar sepanjang tahun 2021 masih disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang
berkepanjangan dan berdampak pada hampir seluruh industri bisnis yang ada.
Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah
berdampak langsung terhadap penjualan Campina. Namun, kondisi new normal
dan tingginya tingkat vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah memberikan
kepercayaan konsumen untuk kembali beraktifitas dan mengkonsumsi es krim.
b. Perkembangan
teknologi yang cepat mampu mendorong perubahan gaya hidup haru sehingga masyarakat
dapat beradaptasi dengan kebiasan baru (new normal). Kebiasaan-kebiasaan
baru masyarakat ini mendukung pemulihan ekonomi yang membuat tingkat konsumsi
kembali naik.
c. Prospek
industri consumer goods, khususnya industri es krim pada tahun 2022
masih akan terus membaik. Beberapa faktor pendukung atas membaiknya industri consumer
goods adalah diberlakukannya kegiatan-kegiatan secara offline,
seperti sekolah tatap muka, tempat rekreasi di buka, dan lain sebagainya.
Technology
a. Banyak
perubahan yang terjadi pada industri consumer goods, termasuk industri
es krim, diantaranya dari sisi transaksi maupun pemasaran, yang mengalami
pergeseran dari offline menjadi online. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi
industri es krim karena produk es krim tidak termasuk dalam kelompok kebutuhan
pokok, melainkan kebutuhan tersier, di mana sifat dari pembelian es krim adalah
impulsif atau tidak direncanakan.
b. Pergeseran
perilaku konsumen dalam bertransaksi dapat dibuktikan berdasarkan hasil riset
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang mencatat bahwa sebesar 42,1% konsumen
toko online melaporkan peningkatan pengeluaran saat pandemi. Dan berdasarkan
data Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Indonesia merupakan negara 10
terbesar pertumbuhan �e-commerce� dengan pertumbuhan 78% dan berada di
peringkat ke-1. Sementara Meksiko berada di peringkat kedua, dengan nilai
pertumbuhan 59%.
2.
Five
Forces Model
Threat of New Entrants
����������� Ancaman pendatang baru untuk Campina tergolong moderat,
di karenakan Industri es krim sangat diminati di negara tropis. Perusahaan FMCG
yang ada di Indonesia berpotensi untuk masuk ke industri es krim, baik dari
pemain lokal maupun internasional. Kebijakan pemerintah yang restriktif bukan
menjadi entry barrier bagi industri es krim. Ada prosedur yang jelas
untuk produk yang bersertifikat halal dan mendapatkan sertifikat dari Badan POM
atau BPOM. Selama produk tersebut memiliki BPOM dan sertifikat Halal, maka
pemain baru akan mudah mengakses saluran distribusi. Namun, untuk produk es
krim, konsumen biasanya memiliki preferensi merek yang kuat. Dalam industri
FMCG, konsumen sangat memperhatikan kandungan dan nilai gizi dalam suatu
produk. Di Indonesia terdapat beberapa produk es krim dari perusahaan dengan brand
name yang kuat. Oleh karena itu, ancaman pendatang baru tergolong moderat.
Bargaining
Power of Suppliers
Pemasok
dalam industri es krim adalah perusahaan yang memasok bahan baku yang menjadi
bahan dasar produksi, yaitu: Susu Skim, Gula, Cokelat, dan Lemak Nabati. Biaya
produksi dan profitabilitas perusahaan sebagian bergantung pada kemampuan untuk
memperoleh dan mempertahankan pasokan bahan baku yang stabil dan mencukupi
dengan harga yang wajar.
Dalam
hal perusahaan tidak dapat memperoleh bahan baku dalam jumlah dan kualitas yang
dibutuhkan, maka volume atau kualitas produksi perusahaan akan menurun. Namun,
pasokannya adalah komoditas, sehingga ada lebih dari satu pemasok untuk bahan
baku. Oleh karena itu, daya tawar pemasok rendah.
Bargaining
Power of Buyers
Konsumen-konsumen
es krim di Indonesia meliputi keluarga, remaja, dewasa, dan anak-anak. Dan
karena perusahaan melakukan penjualan langsung dan tidak langsung untuk menjual
produknya, untuk penjualan langsung perusahaan menjual produknya ke toko-toko,
toko makanan/minuman, kios, pasar tradisional lainnya dan melalui e-commerce.
Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/distributor. Seluruh agen atau
distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Es
krim bukan merupakan kebutuhan utama konsumen, melainkan kebutuhan tersier, sehingga
pengguna konsumen memiliki kemampuan untuk menunda pembelian. Membeli merek
lain juga tidak terlalu mempengaruhi kehidupan pembeli, sehingga pembeli
memiliki biaya rendah untuk beralih ke pesaing. Konsumen dan saluran distribusi
juga mendapat informasi yang baik tentang kualitas, harga, dan biaya penjual.
Produk es krim untuk masing-masing merek juga tidak jauh berbeda. Oleh karena
itu, daya tawar pembeli tinggi.
Threat
of Substitute Products
Es krim biasanya disajikan sebagai makanan
penutup atau camilan. Ada banyak jenis produk yang juga disajikan sebagai
makanan penutup atau makanan ringan seperti kue atau coklat, dan minuman dingin
itu bisa jadi pengganti es krim. Konsumen dapat dengan mudah menemukan produk
pengganti di pasaran, bahkan terkadang produk tersebut juga dijual di toko yang
sama. Produk camilan dan dessert lainnya juga memiliki harga yang
bersaing dengan es krim. Jumlah produk pengganti di pasar sangat banyak.
Beberapa camilan bahkan memiliki keunggulan kompetitif dalam biaya produksi,
dan tidak memerlukan freezer sehingga dapat dijual dengan lebih
fleksibel. Akibatnya, ancaman pemain pengganti tinggi.
Rivalry
Among Existing Competitors
Di dalam Industri FMCG, di mana industri
es krim didalamnya, memiliki tingkat persaingan yang tinggi, di Indonesia.
Perseroan memperkirakan persaingan tersebut akan menjadi lebih tinggi di masa
depan. Terdapat sejumlah besar produsen lokal dan internasional memproduksi
produk sejenis dengan produk Perseroan, diantaranya Unilever (Walls), Glico
Wings, Aice, Indoeskrim, dan Diamond. Para pemain tersebut didistribusikan dari
membidik berbagai segmen menjadi hanya membidik segmen yang signifikan, seperti
Walls yang memproduksi �Magnum� untuk kelompok konsumen yang bersedia membayar
lebih, atau Aice yang memproduksi es krim dengan harga lebih rendah dan
inovasinya di 2020 yang mengumumkan varian produk yang dibuat secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan pada saat kondisi covid-19 berupa es stik Jeruk
yang mengandung tinggi vitamin C.
Industri
es krim di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Jumlah pemain
meningkat, dan beberapa dari mereka mengejar strategi yang sama. Beberapa
pemain memiliki sumber daya yang lebih kuat dan beroperasi secara global,
sehingga kesadaran merek lebih kuat. Dalam industri es krim, biaya
penyimpanannya tinggi dan produknya tidak terdiferensiasi dengan baik. Karena
itu, persaingan kompetitor tinggi.
�
3.
Industry
Analysis
Untuk
analisis industri dari Campina, dapat di katakan termasuk dalam kategori Mature,
ini dikarenakan perusahaan Campina telah di kenal di seluruh Indonesia, penjualan
produk Campina pun berkembang di setiap tahunnya (10,4%) yang menyebabkan
perusahaan mulai menghasilkan arus kas dan laba positif karena pendapatan tersebut.
Campina juga memiliki posisi pangsa pasar relatif tinggi tetapi bersaing dalam
industri dengan pertumbuhan rendah.
Campina
juga mendapatkan gelar Top Brand pada 2021 yang membuat ia sekaligus menjadi
Market Leader 2021. Hal lain yang mendeskripsikan Mature pada Campina
adalah terjadi peningkatan kompetisi, antara lain dengan Walls dan Diamond,
serta pertumbuhan perusahaan diiringi dengan perkembangan ekonomi negara.
|
Key External Factors |
Weight |
Rating |
Weighted Score |
|
Opportunities |
|
|
|
1 |
Pada tanggal 2
Februari 2021, Pemerintah mengundangkan dan memberlakukan Peraturan
Pemerintah mengenai Cipta Kerja yang bertujuan untuk menciptakan lapangan
kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara merata, dalam rangka
memenuhi penghidupan yang layak. |
0.08 |
3 |
0.24 |
2 |
Pulihnya
perekonomian nasional dapat terlihat dari tercatatnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia sepanjang tahun 2021 sebesar 3,69%, melesat dari kontraksi sebesar
5,32% pada tahun 2020, dan pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada
pada kisaran 5% - 5,5% yoy pada tahun 2022. |
0.09 |
3 |
0.27 |
3 |
Prospek
industri consumer goods, khususnya industri es krim pada tahun 2022
masih akan terus membaik. Beberapa faktor pendukung atas membaiknya industri consumer
goods adalah kondisi new normal dan tingginya tingkat vaksinasi yang diberikan
oleh pemerintah, diberlakukannya kegiatan-kegiatan secara offline, seperti sekolah
tatap muka, tempat rekreasi di buka, dan lain sebagainya. |
0.13 |
4 |
0.52 |
4 |
Pergeseran
perilaku konsumen dalam bertransaksi dapat dibuktikan berdasarkan hasil riset
yang mencatat bahwa sebesar 42,1% konsumen toko online melaporkan peningkatan
pengeluaran saat pandemi. |
0.12 |
4 |
0.48 |
5 |
Pada tahun
2022 diperkirakan akan lebih banyak brand-brand lokal di Industri consumer
goods yang diharapkan bisa mengganti ketergantungan impor produk dari
luar negeri. Dengan demikian maka akan semakin menguntungkan untuk pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, karena selain memberikan pemasukan untuk negara,
kebutuhan tenaga kerja akan meningkat sehingga menciptakan peningkatan
lapangan kerja ketika PSBB diakhiri. |
0.07 |
2 |
0.14 |
|
|
|
|
|
|
Threats |
|
|
|
1 |
Selain
pandemi, industri consumer goods juga mengalami tekanan lainnya, yaitu
tingginya harga bahan baku, sehingga langkah strategis untuk melakukan
efisiensi sangat dibutuhkan |
0.10 |
3 |
0.30 |
2 |
Penyebaran
varian COVID-19 baru yaitu Omicron masih perlu diwaspadai ke depannya
karena dampaknya akan terus mengganggu aktivitas perekonomian. Salah satunya
adalah adanya kesenjangan ekonomi di negara berkembang, disebabkan oleh
banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan penurunan gaji. |
0.07 |
3 |
0.21 |
3 |
Perubahan dari
offline ke online sangat
mempengaruhi industri es krim karena produk es krim tidak termasuk dalam
kelompok kebutuhan pokok, melainkan kebutuhan tersier, di mana sifat dari
pembelian es krim adalah impulsif atau tidak direncanakan. |
0.09 |
3 |
0.27 |
4 |
Jumlah produk
pengganti di pasar sangat banyak. Beberapa camilan bahkan memiliki keunggulan
kompetitif dalam biaya produksi, dan tidak memerlukan freezer sehingga
dapat dijual dengan lebih fleksibel. |
0.13 |
4 |
0.52 |
5 |
Jumlah kompetitor meningkat, dan beberapa dari mereka mengejar strategi
yang sama. Beberapa pemain memiliki sumber daya yang lebih kuat dan
beroperasi secara global, sehingga kesadaran merek lebih kuat. |
0.12 |
4 |
0.48 |
|
TOTAL |
1.00 |
|
2.95 |
Dari
hasi perolehan skor EFE, di tunjukkan dengan angka 2.95 (>2.5), yang artinya
respon perusahaan dalam menyikapi peluang dan ancaman dari luar cukup besar
atau cukup baik, sehingga Campina diharapkan dapat mengambil keuntungan dari
peluang yang ada dan menghadapi ancaman yang ada.
B. Internal Audit
Porter Value Chain
Aktivitas
Utama:
Inbound
Logistics
Dalam
penerimaan barang dari supplier Campina haruslah mengikuti prosedur yang telah
ditentukan. Penerimaan barang di Campina Surabaya dari supplier atau vendor
berdasarkan informasi Head Office(HO) Logistik atau Marketing yang disesuaikan
dengan Form Lampiran PR Marketing (CMPI-FSOP-WHP02-01).
Perseroan
juga memiliki software dan SOP tersendiri dalam melakukan aktivitas
logistik dari supplier ke gudang Campina, dengan software dan SOP yang
digunakan dalam hal penerimaan barang, nantinya barang yang berada di warehouse
atau gudang penyimpanan tidak terjadi penumpukan barang.
Perseroan
melakukan pengujian produk mulai dari saat penerimaan bahan baku, pengolahan di
pabrik, sampai penyimpanan hasil jadi di gudang, sedangkan terhadap mesin-mesin
pengolahan selalu dilakukan pemeriksaan (maintenance) secara berkala.
Operations
Kegiatan
usaha utama Perseroan, berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir,
adalah industri pengolahan dan perdagangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Industri
pengolahan es krim, yang mencakup usaha pembuatan berbagai macam es krim yang
bahan utamanya dari susu.
b. Industri
pengolahan es sejenisnya yang dapat dimakan (bukan es batu dan es balok),
mencakup usaha pembuatan berbagai macam es yang bahan utamanya bukan dari susu.
c. Perseroan
memiliki kapabilitas produksi yang cukup besar.
d. Pengembangan
produk yang bervariasi. Berbagai macam produk es krim seperti cones, cups,
packs, dan sticks.
e. Menggunakan
bahan pembuatan es krim yang berkualitas tinggi dan higienis.
f. Fokus
keberlanjutan Perusahaan, beberapa langkah strategis yang dilakukan adalah improvement
produk, packaging atau delivery produk, menerapkan digital tools untuk
mendorong efisiensi, menata kantor dan sarana penjualan untuk safety, sustainability
dan kenyamanan pelanggan dengan investasi kebersihan dan upaya physical distancing.
g. Fokus
keberlanjutan dalam pengembangan produk baru Menciptakan produk baru, es krim
premium cake series: Strawberry Cheese Cake, Royal Choco Brownies dan Tiramisu.
Segmen refreshment yaitu Vitamin C Orange Plus dan Vitamin C Go Mango serta produk
baru lainnya yaitu Sundae double Chocolate.
h. Berinovasi
mengembangkan dan melakukan refreshment produk-produk baru yang
disesuaikan dengan kondisi pandemi.
Outbound
Logistics
Perseroan menjual hasil
produksinya melalui 61 (enam puluh satu) titik distribusi dengan menggunakan
ribuan mesin pendingin yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga produk yang
diantar dari pabrik melalui berbagai saluran penjualan yang berada di pasar
tradisional, modern, armada keliling (mobile unit) dan institusi hingga
ke tangan pelanggan akhir sesuai dengan standar yang ditetapkan Perseroan.
Marketing
and Sales
Perseroan terus berupaya untuk berinovasi
dan beradaptasi dengan perubahan, rutinitas baru serta melahirkan produk-produk
baru untuk menciptakan excitement bagi pelanggan. Selanjutnya, Perseroan
juga mengoptimalkan kanal online untuk promosi dan penjualan serta meningkatkan
home delivery.
Berikut
beberapa strategi pemasaran dan penjualan yang diterapkan Perseroan sejalan
dengan tantangan pandemi Covid-19, yang diantaranya mengakibatkan perubahan
perilaku konsumen:
a. Meningkatkan
platform komunikasi dan memperluas platform distribusi untuk
menunjang perluasan jangkauan distribusi, Perseroan melakukan peningkatan
penetrasi pedagang eceran dan tradisional, berkelanjutan meningkatkan kualitas
SDM tenaga penjual dan meningkatkan efisiensi penjualan melalui investasi
digitalisasi. dan penjualan secara digital kepada masyarakat.
b. Mendekatkan
brand pada generasi milenial di seluruh Indonesia.
c. Memahami
kondisi pasar dan trend yang ada di masyarakat dengan lebih cepat.
d. Membangun
loyalitas online saat pelanggan beralih ke e-commerce, termasuk inovasi dalam
pelacakan cepat, klik dan kumpulkan, pengiriman, dan area lainnya.
e. Monitoring
kondisi pasar untuk meningkatkan inovasi dan peluang baru untuk produk yang
berkualitas bagi masyarakat terutama pada kondisi pandemi.
f. Pemanfaatan
digitalisasi dan perluasan channel non-konvensional Perseroan menggencarkan
penjualan via daring dan juga Home Delivery Service. Campina juga
berjualan via daring melalui situs http://www.icecreamstore. co.id dan juga
bekerjasama dengan berbagai marketplace, seperti Tokopedia dan lainnya.
Service
g. Memberikan
pelayanan delivery dan take home dengan mematuhi protokol kesehatan untuk
memudahkan konsumen dalam pembelian tanpa perlu keluar rumah.
h. Memperkuat
omni channel, dengan mensinergikan online dan offline, icecreamstore.co.id dan
beberapa marketplace lainnya (Tokopedia, Shopee, Blibli, dll)
i.
Untuk meningkatkan pelayanan bagi para
konsumen, Campina telah menyediakan sosial media dan situs web untuk
berinteraksi dengan konsumen, sekaligus memberikan ruang bagi mereka untuk
menyampaikan kritik dan saran selain menerima informasi mengenai produk. Situs
web dapat ditemukan di www.campina.co.id. Sedangkan untuk pelayanan konsumen
dapat melalui (+62) 811 229 300 dan [email protected]
Aktivitas
Pendukung:
Firm
Infrastructure
Perseroan telah melakukan berbagai upaya
di tengah kondisi yang tidak menentu ini dengan terus meningkatkan inovasi
serta efisiensi agar perusahaan tetap tumbuh secara berkelanjutan. Refreshment
pada produk unggulan perseroan menjadi salah satu cara perusahaan untuk dapat meningkatkan
gairah konsumen. Selain itu, tingkat higienitas terus kami tingkatkan. Hal
tersebut kami yakini dapat memberikan kepercayaan bagi seluruh konsumen
terhadap produk kami yang aman, sehat dan baik untuk dikonsumsi.
Human
Resource Management
Per
31 Desember 2021, Perseroan memiliki 1.314 karyawan, lebih sedikit dibandingkan
pada 31 Desember 2020 sebanyak 1.389 karyawan. Penurunan karyawan ini terjadi
untuk mendukung capaian rencana strategis bisnis Campina pada tahun 2021.
Perseroan
melanjutkan berbagai upaya guna memperkuat hubungan industrial dan pengembangan
SDM. Inisiatif penting lainnya adalah performance management, manajemen
data SDM, perbaikan berkelanjutan, serta program-program HSE. Hubungan
industrial yang harmonis dengan karyawan dan serikat pekerja sangat penting
untuk mempertahankan produktivitas operasional dan tercapainya kesepakatan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan serikat pekerja.
Procurement
Untuk
mendapatkan kualitas serta pasokan bahan baku baik raw material maupun packaging
material yang stabil dan konsisten, Perseroan senantiasa meningkatkan
komunikasi yang baik dengan pemasok serta mencari alternatif pemasok sehingga
tidak tergantung pada satu pemasok. Pengendalian mutu bahan baku dilakukan
secara berkesinambungan dalam bentuk evaluasi pemasok yang dilakukan secara
periodik sehingga proses perbaikan guna peningkatan mutu bahan baku pun lebih
efektif.
|
Key
Internal Factors |
Weight |
Rating |
Weighted
Score |
|
Strength |
|
|
|
1 |
Menggunakan
bahan pembuatan es krim yang berkualitas tinggi dan higienis,
serta memiliki citarasa
lokal. |
0.11 |
4 |
0.44 |
2 |
Berinovasi
mengembangkan dan melakukan refreshment produk-produk baru yang
disesuaikan dengan kondisi pandemi. |
0.13 |
4 |
0.52 |
3 |
Pemanfaatan
digitalisasi dan perluasan channel non-konvensional; yaitu aktivitas OMNI
Channel, meningkatkan platform komunikasi dan penjualan secara digital kepada
masyarakat, mendekatkan brand pada generasi milenial di seluruh
Indonesia, membangun loyalitas online saat pelanggan beralih ke e-commerce,
memberikan pelayanan delivery dan take-home. |
0.15 |
4 |
0.60 |
4 |
Memiliki
kemampuan finansial yang baik dilihat dari kemampuan Campina menumbuhkan net income
tetap bernilai positif walaupun dalam keadaan COVID-19. |
0.10 |
4 |
0.40 |
5 |
Campina memiliki reputasi yang baik di industri consumer
goods, khususnya es krim, di mana meraih banyak
penghargaan mulai dari Top Brand, Digital Popular Brand Award,
dan lain sebagainya. |
0.14 |
4 |
0.56 |
|
|
|
|
|
|
Weakness |
|
|
|
1 |
Es krim tidak tahan lama atau cepat
mencair. |
0.11 |
1 |
0.11 |
2 |
Telatnya inovasi produk yang ditawarkan
sesuai dengan kondisi saat ini serta bagi segmentasi demografisnya. |
0.14 |
2 |
0.28 |
3 |
Kurang gencarnya promosi yang membuat brand
awareness dan brand equity melemah sehingga kurang terlihat di
pasar. |
0.12 |
1 |
0.12 |
|
TOTAL |
1.00 |
|
3.03 |
Dari
hasi perolehan skor IFE, di tunjukkan dengan angka 3.03 (>2.5), yang artinya
perusahaan cukup kuat dalam mengeksekusi kekuatan dan kelemahan dari dalam
perusahaan dengan baik, sehingga Campina diharapkan dapat mengambil keuntungan
dari kekuatan yang ada dan menghadapi kekuarangan yang ada.
C. Competitive Profile Matrix & Key
Success Factor
Critical Success Factors |
Bobot |
CAPM |
DMND |
Aice |
Walls |
||||
Rating |
Score |
Rating |
Score |
Rating |
Score |
Rating |
Score |
||
Kemasan Es Krim |
0.15 |
3 |
0.45 |
3 |
0.45 |
3 |
0.45 |
4 |
0.60 |
Harga Es krim |
0.14 |
3 |
0.42 |
2 |
0.28 |
4 |
0.56 |
3 |
0.42 |
Variasi Jenis Es Krim |
0.12 |
4 |
0.48 |
3 |
0.36 |
4 |
0.48 |
4 |
0.48 |
Rasa Es Krim |
0.12 |
4 |
0.48 |
3 |
0.36 |
3 |
0.36 |
3 |
0.36 |
Komposisi Es Krim |
0.10 |
4 |
0.40 |
3 |
0.30 |
3 |
0.30 |
4 |
0.40 |
Pemasaran |
0.12 |
4 |
0.48 |
2 |
0.24 |
3 |
0.36 |
3 |
0.36 |
Ketersediaan di lokasi |
0.12 |
3 |
0.36 |
2 |
0.24 |
3 |
0.36 |
4 |
0.48 |
Top of Mind |
0.13 |
4 |
0.52 |
2 |
0.26 |
3 |
0.39 |
4 |
0.52 |
TOTAL |
1.0 |
|
3.59 |
|
2.49 |
|
3.26 |
|
3.62 |
�����������
Dari
hasil perhitungan kompetitif yang fokus di sektor Es Krim, di dapatkan bahwa
untuk Walls (3.62) dan Aice (3.26) adalah pesaing utama yang dihadapi oleh
Campina, sehingga dapat dikatakan bahwa Campina memang masih harus melakukan
inovasi dan perbaikan pada produk es krimnya. Campina perlu meningkatkan critical
success factor yang masih lemah dibandingkan kompetitor agar dapat
menguasai pasar dan mencapai visinya lebih lagi, salah satu caranya adalah dengan
menggunakan strategi Blue Ocean.
Hal
ini dikarenakan semakin lama dunia berubah dan mempengaruhi semua yang kita
lakukan, penawaran mengambil permintaan di lebih banyak industri, kebutuhan
solusi baru yang kreatif, bangkitnya pemain baru, pergeseran dalam permintaan
dan pertumbuhan masa depan, dan pengaruh internet serta jaringan sosial membuat
industri harus berpikir cepat dan menciptakan nilai inovasi baru untuk
kelangsungan industrinya
D. Strategy Canvas Blue Ocean
Kanvas
strategi adalah analitik visual satu halaman yang menggambarkan cara organisasi
mengonfigurasi penawarannya kepada pembeli dalam hubungannya dengan para
pesaingnya
E. The Four Action Framework
Untuk
merekonstruksi elemen nilai pembeli dalam menyusun kurva nilai baru, Blue
Ocean telah mengembangkan kerangka kerja empat tindakan. Untuk memutuskan trade-off
antara diferensiasi dan biaya rendah dan untuk menciptakan kurva nilai baru,
ada empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategis dan model bisnis
industri
1. Faktor
mana yang industri menerima begitu saja harus dihilangkan?
Untuk hal yang
dihilangkan, dapat dikatakan tidak ada, karena faktor-faktor dalam es krim,
contohnya seperti rasa dan variasi merupakan intisari dari sebuah es krim,
apalagi di iklim Indonesia yang tropis, rasa dan variasi merupakan hal yang
sangat kritis. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut tidak dapat dihilangkan.
2. Faktor
apa yang harus dikurangi jauh di bawah standar industri?
Untuk hal yang dikurangi
adalah pemasarannya, Campina adalah produsen es krim yang telah lama eksis di
Indonesia, banyak masyarakat juga tahu akan hal itu karena diiklankan melalui
televisi, radio, brosur dan sebagainya (Marketing above the line). Perlu
diingat bahwa target Campina saat ini menyasar kepada remaja dan muda-mudi yang
di mana sudah tidak menggunakan televisi, radio dan lain sebagainya, namun hal
itu bukan berarti menggunakan pemasaran dengan media televisi dan sebagainya
tersebut dieliminasi, masih ada kalangan sebelumnya yang tetap menggunakan media
lama tersebut. Oleh karena itu sebaiknya marketing above the line tersebut
dikurangi, misalnya hanya sebatas iklan di televisi saja, tidak perlu sebanyak
dulu, dan ditambahkan dengan marketing below the line, seperti media
sosial.
3. Faktor
apa yang harus ditingkatkan jauh di atas standar industri?
Untuk hal yang di
naikkan, pertama adalah kemasan es krim, hal ini tentu saja bahwa masyarakat
suka dengan desain unik dan menarik mata, desain packaging atau kemasan
produk menjadi salah satu faktor penting yang bisa menguatkan strategi branding
dalam persaingan usaha yang semakin ketat seperti saat ini. Desain kemasan yang
menarik, unik, dan berkualitas juga akan menjadi pembeda antara Campina dengan
kompetitor. Melihat dari pembeli yang rata-rata anak-anak dan remaja, maka bisa
terjadi belepotan di area sekitar mulut dan tangan, oleh karena itu selain
desain yang menarik, Campina juga bisa menambahkan fitur �tisu� pada kemasannya.
Yang kedua adalah harga
es krim, hal ini dikarenakan tujuan Campina tidak untuk berkompetisi dengan
produsen es krim yang biasa-biasa saja, apalagi Campina telah banyak
mengeluarkan variasi jenis produk lebih segar dan berkualitas yang menawarkan
nilai baru dalam mengkonsumsi es krim, sehingga walaupun harga naik hal
tersebut tidak ada masalah (sepadan dengan kualitas dan rasa yang didapat).
Yang ketiga adalah rasa
es krim, tidak dapat di pungkiri bahwa di Indonesia beriklim tropis, sehingga
rasa adalah hal yang sangat disukai masyarakat, untuk saat ini Campina telah
menghadirkan sejumlah rasa es krim mulai dari rasa buah-buahan, rasa original
dan lain sebagainya.
Yang keempat adalah
variasi jenis es krim, tidak dipungkiri juga bahwa variasi es krim Campina juga
banyak mulai dari variasi es krim dari susu, non-susu, susu kedelai dan
sebagainya, namun saat ini belum ada yang membuat jenis gelato untuk dijual
secara eceran seperti es krim pada umumnya, ini bisa menambah ke segmen premium
dari Campina.
Yang kelima adalah
ketersediaan di lokasi, hal ini di sebabkan karena sekalipun distribusi
penjualan sangat luas, namun ketersediaan es krim Campina di berbagai tempat
seperti minimarket, toko kelontong, plaza dan lainnya kurang, sehingga harus di
naikkan, hal ini sangat mempengaruhi kesadaran masyarakat akan merek Campina,
ini juga akan mempengaruhi pangsa pasar Campina sendiri.
Yang keenam adalah top
of mind, hal ini jelas harus dinaikkan oleh Campina, karena mengingat
pangsa pasar masih di pegang Walls, kemudian ketersediaannya di lokasi masih
kurang, dan pemasarannya melalaui internet masih belum gencar, ini membuat
masyarakat kurang memiliki kesadaran terhadap Campina, apalagi generasi
sekarang, Faktor apa yang harus diciptakan yang belum pernah ditawarkan oleh
industri?
Untuk hal yang harus
diciptakan adalah pertama dari pengalaman menyantap es krim, hal ini
dikarenakan sudah terlalu normal bagi masyarakat menyantap es krim dikala cuaca
panas, oleh karena itu Campina bisa membuat es krim yang dapat disantap pada
saat cuaca dingin, di mana justru dengan memakan es krim itu, mulut,
tenggorokan dan tubuh menjadi hangat, jadi diubah komposisi es krimnya sehingga
bentuk tetap es krim, tapi sensasinya hangat
Kedua adalah nol kalori,
perlu diketahui bahwa ada penelitian yang mengatakan jika es krim justru
memiliki efek yang berbanding terbalik pada tubuh, apalagi pada saat cuaca
panas. Tujuan mengonsumsi es krim manis di musim panas adalah untuk
mendinginkan. Walau memang mendinginkan di mulut, tetapi efeknya justru
sebaliknya di tubuh. Sebab pencernaan, baik untuk es krim atau makanan
lain yang berkalori, akan berusaha keras membakar lemak, protein,
dan gula yang dikandungnya. "Ini semua tentang efek termis dari
pencernaan dan penyerapan, dan ketika tubuh mencerna, itu menciptakan energi
dan panas. Dan karena itu, suhu tubuh justru naik�
F.
The
Eliminate-Reduce-Rise-Create Grid
Eliminate |
Raise ����������������������� Kemasan Es Krim ����������������������� Harga Es Krim ����������������������� Rasa Es Krim Variasi Jenis Es Krim ����������������������� Ketersediaan di Lokasi ����������������������� Top of Mind |
Reduce ���������������������� Pemasaran ���������������������� Komposisi Es Krim |
Create ����������������������� Pengalaman ����������������������� Nol Kalori ����������������������� Es Krim Lansia |
G. The
Six Paths Framework
1. Look
Across Alternative Industries
Sebuah
perusahaan bersaing tidak hanya dengan perusahaan lain dalam industrinya
sendiri tetapi juga dengan perusahaan dalam industri lain yang menghasilkan
produk atau jasa alternatif. Alternatif lebih luas daripada substitusi, produk
atau jasa yang memiliki bentuk berbeda tetapi menawarkan fungsionalitas atau
utilitas inti yang sama sering kali merupakan pengertian substitusi.
Sebaliknya, alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki fungsi dan
bentuk yang berbeda tetapi tujuan yang sama
2. Look
Across Strategic Groups Within Industries
Istilah
Grup Strategis mengacu pada sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang
mengejar strategi serupa. Di sebagian besar industri, perbedaan strategis
mendasar di antara para pelaku industri ditangkap oleh sejumlah kecil kelompok
strategis. Kelompok strategis umumnya dapat diurutkan dalam urutan hierarki
kasar yang dibangun di atas dua dimensi: harga dan kinerja. Sebagian besar
perusahaan fokus pada peningkatan posisi kompetitif mereka dalam kelompok
strategis
3. Look
Across the Chain of Buyers
Di
sebagian besar industri, pesaing berkumpul di sekitar siapa target pembelinya.
Namun kenyataannya, ada rantai �pembeli� yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam keputusan pembelian. Pembeli yang membayar produk atau
layanan mungkin berbeda dari pengguna sebenarnya, dan dalam beberapa kasus ada
juga pemberi pengaruh penting. Meskipun ketiga kelompok ini mungkin tumpang
tindih, mereka seringkali berbeda. Dengan melihat ke seluruh kelompok pembeli,
perusahaan dapat memperoleh wawasan baru tentang cara mendesain ulang kurva
nilai mereka untuk berfokus pada sekumpulan pembeli yang sebelumnya terabaikan
4. Look
Across Complementary Product and Service Offerings
Beberapa
produk dan layanan digunakan dalam ruang hampa. Dalam kebanyakan kasus, produk
dan layanan lain memengaruhi nilainya. Tetapi di sebagian besar industri, para
pesaing bertemu dalam batas-batas penawaran produk dan layanan industri mereka,
nilai yang belum dimanfaatkan seringkali tersembunyi dalam produk dan layanan
pelengkap
5. Look
Across Functional or Emotional Appeal to Buyers
Persaingan
dalam suatu industri cenderung menyatu tidak hanya pada gagasan yang diterima
tentang ruang lingkup produk dan layanannya, tetapi juga pada salah satu dari
dua kemungkinan basis daya tarik. Beberapa industri bersaing terutama pada
harga dan berfungsi sebagian besar pada perhitungan utilitas; daya tarik mereka
rasional. Industri lain sebagian besar bersaing berdasarkan perasaan; daya
tarik mereka emosional. Ketika perusahaan bersedia menantang orientasi
fungsional-emosional industri mereka, mereka sering menemukan ruang pasar baru.
Industri yang berorientasi emosional menawarkan banyak tambahan yang menambah
harga tanpa meningkatkan fungsionalitas. Industri yang berorientasi fungsional
seringkali dapat memasukkan produk komoditas dengan kehidupan baru dengan
menambahkan dosis emosi dan, dengan demikian, dapat merangsang permintaan baru
6. Look
Across Time.
Semua
industri tunduk pada tren eksternal yang mempengaruhi bisnis mereka dari waktu
ke waktu. Dengan melihat lintas waktu�dari nilai yang diberikan pasar hari ini
ke nilai yang mungkin diberikannya besok�manajer dapat secara aktif membentuk
masa depan mereka dan Tiga prinsip sangat penting untuk menilai tren lintas
waktu. Untuk membentuk dasar strategi blue ocean, tren ini harus
menentukan bisnis anda, tidak dapat diubah, dan harus memiliki lintasan yang
jelas
H. Strategy
Canvas Blue Ocean
Dari hasil pemetaan 4 kerangka aksi dan
kisi ERRC, didapatlah hasil akhir dari strategi blue ocean yang dapat
Campina lakukan mulai mengurangi, menaikkan dan membuat hal baru.
Kesimpulan
Perlambatan ekonomi akibat pandemi
Covid-19 selama 2 tahun memberi dampak yang cukup menyeramkan, khususnya pada
sektor fast moving consumer good. Penerapan lockdown di
Indonesia, perubahan pola hidup, dan penurunan daya beli masyarakat berpengaruh
pada operasional Campina di mana lebih dikarenakan penurunan daya beli
masyarakat, maka konsumsi es krim ikut turun. Di tahun 2022, kondisi sosial dan
perekonomian negara sudah cukup stabil walaupun masih banyak penyesuaian di
lingkungan sosial masyarakat.
Dari hasil analisis blue ocean yang
telah dilakukan mulai dari tahap pembuatan strategi kanvas sampai kerangka 6
langkah, dapat dikatakan bahwa peluang Campina dalam membuat blue ocean masih
mungkin dilakukan. Dengan pengurangan pemasaran dan komposisi es krim dapat membuat
trade off dan menciptakan hal baru yang belum ditawarkan sebelumnya,
yaitu pengalaman dalam mengkonsumsi es krim, nol kalori, dan es krim untuk
lansia. Kemudian dengan bantuan kerangka 6 langkah, didapatkan
alternatif-alternatif yang bisa Campina pilih, mulai dari kepemilikan kolam
renang, membuat kualtias es krim baik dengan harga rendah, berganti fokus ke purchaser,
membuat kemasan yang terintegrasi dengan tisu atau lap, menambahkan daya tarik
emosional, dan membuat produk baru hasil dari tren yang ada seperti es rasa
kopi, kedai es krim, dsb.
BIBLIOGRAFI
Arendya Nariswari, R. C. (2022, July 22). Bukan
Mendinginkan, Makan Es Krim saat Cuaca Panas Justru Bikin Suhu Tubuh Naik.
Retrieved from Suara.com: https://www.suara.com/health/2022/07/22/083000/bukan-mendinginkan-makan-es-krim-saat-cuaca-panas-justru-bikin-suhu-tubuh-naik
Kim, W. C., & Mauborgne, R. (2005). Blue Ocean
Strategy: How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition
Irrelevant. Harvard Business Review Press.
Mauborgne, R., & Kim, W. C. (2004). Blue Ocean
Strategy: From Theory to Practice. California Management Review, 47(3),
105-121.
Ferreira, J. J., & Leit�o, J. (2018). Blue Ocean
Strategy: A Systematic Literature Review. International Journal of Management
Reviews, 20(3), 604-626.
Tong, C. X., Chen, C. X., & Liu, S. F. (2017).
The Blue Ocean Strategy: A Literature Review and Future Research Directions.
International Journal of Economics, Commerce and Management, 5(2), 1-8.
Hajar, S., & Lim, C. Y. (2019). The
Implementation of Blue Ocean Strategy and Its Impact on Firm Performance: A
Review. International Journal of Business and Society, 20(S1), 1-18.
Teece, D. J. (2010). Business Models, Business
Strategy, and Innovation. Long Range Planning, 43(2-3), 172-194.
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business
Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers.
John Wiley & Sons.
Kim, W. C., & Mauborgne, R. (2009). How Strategy
Shapes Structure. Harvard Business Review, 87(9), 72-80.
Hartini, S., & Herawaty, V. (2020). Implementasi
Blue Ocean Strategy pada Industri Kecil dan Menengah (IKM). Jurnal Manajemen
& Bisnis, 17(1), 84-94.
Rangkuti, F. (2017). Blue Ocean Strategy: Berbisnis
di Ruang Tanpa Batas. PT Gramedia Pustaka Utama.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian:
Dilengkapi dengan Contoh Proposal Penelitian dan Skripsi. Penerbit Andi
Campina. (2021). Annual Report Campina 2021.
Surabaya: PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk.
Campina. (2022). Public Expose. Surabaya: PT Campina
Ice Cream Industry, Tbk.
Fred r. David, F. r. (2017). Strategic Management: A
Competitive Advantage Approach, Concept and Cases. London: Pearson
Education Limited.
Hanna Bella Pesta Saragih, H. Y. (2021). Analisis
Manajemen Strategi : Perbandingan Manajemen Strategis antara PT Campina Ice
Cream Industry Tbk dan PT Diamond Food Indonesia Tbk. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 3239-3248.
NISP, R. O. (2021, August 30). Apa Itu FMCG? Ini Contoh
Perusahaan & Prospek Bisnisnya 2021. Retrieved from OCBC NISP:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/30/fmcg-adalah
Palupi, G. A. (2022, July 21). 3 Merek Es Krim Favorit
Masyarakat Indonesia, Kamu Doyan yang Mana? Retrieved from GoodStats:
https://goodstats.id/article/3-merek-es-krim-favorit-masyarakat-indonesia-6VcR8
W. Chan Kim, R. M. (2004). Blue Ocean Strategy.
Boston: Harvard Business Review Press.
Copyright
holder: Nama
Author (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |