Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
REVIEW: PENGARUH AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUNGA ROSELA (HIBISCUS
SABDARIFFA L.) TERHADAP RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Sharon
Grace Tarigan, Ketut Widyani Astuti
Program
Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Udayana, Bukit Jimbaran, Indonesia
E-mail:
[email protected]
Abstrak
Penyakit kardiovaskular adalah gangguan kesehatan yang
ditandai dengan adanya permasalahan pada jantung dan pembuluh darah. Penyakit
kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi secara global
yang juga berdampak terhadap kualitas hidup sehari-hari. Penyakit
kardiovaskular dipengaruhi oleh berbagai macam faktor risiko, meliputi
hipertensi, diabetes, obesitas, dan pola hidup yang tidak sehat. Untuk mengatasi
kejadian penyakit kardiovaskular, diperlukan tindakan preventif terhadap
faktor-faktor risikonya. Bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
dipercayai memiliki manfaat sebagai anti-hipertensi dan anti-kolesterol dan
kedua khasiat ini telah dikaitkan dengan aktivitas antioksidan dari bunga
rosela. Review artikel ini disusun untuk mengamati dampak aktivitas
antioksidan dari bunga rosela terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular,
sehingga dapat digunakan sebagai tindakan preventif. Diperoleh bahwa bunga rosela
mampu menghambat stres oksidatif dan peroksidasi lipid yang memiliki dampak
pada faktor risiko penyakit kardiovaskular, namun, efektivitasnya terhadap
manusia masih perlu diteliti lebih lanjut.
Kata Kunci: antioksidan, bunga rosela (Hibiscus sabdariffa
L.), faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Abstract
Cardiovascular disease is a health disorder that is
indicated by problems related to the heart or blood vessels. Cardiovascular
disease is globally one of the leading causes of death that also affects
quality of life. Cardiovascular disease is affected by a variety of risk
factors, such as hypertension, diabetes, obesity, and an unhealthy lifestyle.
To alleviate the incidences of cardiovascular disease, preventive measures
against its risk factors are needed. Roselle flower (Hibiscus sabdariffa L.) is
believed to be beneficial as an anti-hypertensive and an anti-cholesterol, and
these properties have been linked to its antioxidant activities. This review is
arranged to observe the antioxidant activities related to roselle flower and
its effects towards the risk factors of cardiovascular disease, in the hopes
that it can be used as a preventive measure. It is found that roselle flower
has a positive effect on cardiovascular disease risk factors through its
mechanism in decreasing oxidative stress and lipid peroxidation, however, its
effectiveness in humans still needs to be investigated further.
Keywords: Antioxidant,
roselle flower (Hibiscus sabdariffa L.), cardiovascular disease
risk factors.
Pendahuluan
����������� Penyakit
kardiovaskular merupakan sekumpulan penyakit-penyakit yang melibatkan adanya
permasalahan pada jantung dan pembuluh darah. Umumnya, penyakit kardiovaskular
dapat berupa penyakit jantung iskemik, strok, gagal jantung, aterosklerosis,
dan aritmia. Secara global, penyakit kardiovaskular telah menimbulkan hingga
17,8 juta kematian (Mensah et al., 2019). Berdasarkan data WHO (2018),
sebesar 35% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular tidak hanya merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi secara global, tetapi juga merupakan permasalahan kesehatan yang
sangat berdampak terhadap kualitas hidup sehari-hari. Dengan demikian, tindakan
preventif sangat penting dilakukan untuk mengatasi penyakit kardiovaskular dan
hal ini dapat dicapai dengan mengatasi faktor-faktor risiko yang terkait dengan
penyakit kardiovaskular.
����������� Beberapa faktor risiko
yang berkaitan dengan timbulnya penyakit kardiovaskular meliputi hipertensi,
diabetes dan obesitas (Maharani et al., 2019). Tidak hanya itu,
penyakit-penyakit tersebut juga dapat dipengaruhi oleh adanya gaya hidup tidak
sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol, kurangnya olahraga, dan diet tidak
seimbang. Perubahan gaya hidup dapat menjadi upaya pencegahan penyakit
kardiovaskular, namun, apabila kondisi tubuh sudah kurang baik, terapi obat
dapat juga dimanfaatkan sebagai tindakan preventif.�
Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
merupakan suatu tanaman obat yang secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai
minuman herbal sehari-hari atau diseduh menjadi dekokta pengobatan. Pemanfaatan
bunga rosela dilakukan karena khasiatnya dipercayai dapat menurunkan tekanan
darah dan mengatasi kolesterol tinggi (Kaur et al., 2019). Berdasarkan
Hopkins et al. (2013) dan Liu et al. (2020), diduga bahwa kedua
khasiat tersebut disebabkan oleh aktivitas antioksidan dari bunga rosela. Bunga
rosela telah lama diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang poten oleh
karena jumlah flavonoid, polisakarida dan antosianinnya yang tinggi. Aktivitas
antioksidan bunga rosela meliputi kemampuan scavenging terhadap senyawa
radikal bebas (Da-Costa-Rocha et al., 2014). Hipertensi, diabetes dan
obesitas merupakan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah,
gula darah, kolesterol dan kadar lemak tubuh yang tinggi. Apabila tidak
diatasi, kondisi-kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan jumlah radikal
bebas dalam tubuh dan/atau penurunan kemampuan antioksidan dalam tubuh yang
berhujung pada terjadinya kondisi stres oksidatif. Kondisi stres oksidatif yang
tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai macam kerusakan oksidatif dan telah
dikaitkan dengan timbulnya penyakit kardiovaskular (Cammisotto et al.,
2021). Dengan demikian, dalam review artikel ini, aktivitas antioksidan
bunga rosela akan dibahas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap faktor risiko
penyakit kardiovaskular, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tindakan
preventif.
Metode Penelitian
����������� Sumber literatur yang
digunakan dalam review artikel ini diperoleh dari situs-situs internet
seperti Google Scholar dan PubMed dengan menggunakan kata kunci
bunga rosela, Hibiscus sabdariffa L., aktivitas antioksidan, dan faktor
risiko penyakit kardiovaskular. Penulusuran pustaka juga dilakukan menggunakan
kata kunci bahasa Inggris, yaitu roselle flower, antioxidant activity
dan cardiovascular disease risk factor. Artikel-artikel skala
nasional maupun internasional terbitan tahun 2013 keatas yang diperoleh dari
penulusuran kata kunci tersebut digunakan sebagai sumber literatur pada review
artikel ini.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pencarian, diperoleh 5 artikel jurnal yang
digunakan sebagai sumber literatur pada review artikel ini (Tabel 1). Artikel-artikel
yang diperoleh menguji dan membahas terkait efek bunga rosela yang berperan
pada beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular. Artikel-artikel yang
diperoleh menunjukkan bahwa bunga rosela memiliki dampak terhadap faktor risiko
penyakit kardiovaskular baik terhadap hewan uji ataupun manusia.
Tabel 1
Hasil Penelitian Efek Bunga Rosela Terhadap Faktor
Risiko Penyakit Kardiovaskular
No. |
Referensi |
Efek Bunga Rosela Terhadap Faktor Risiko Penyakit
Kardiovaskular |
1. |
Wijaya dkk., 2014 |
Ekstrak etanol bunga rosela dapat mengatasi hiperkolesterolemia
pada tikus melalui pengamatan profil lipid dan kadar malondialdehid (MDA) |
2. |
Si et al., 2017 |
Ekstrak air bunga rosela mencegah kerusakan endotel
vaskular pada tikus melalui mekanismenya dalam menghambat stres oksidatif dan
peroksidasi lipid |
3. |
Yusof et al., 2018 |
Ekstrak polifenol bunga rosela dapat mengatasi hiperglikemia
dan dislipidemia, serta memenurunkan kerusakan oksidatif jantung pada tikus
diabetik melalui mekanismenya dalam menghambat stres oksidatif |
4. |
Abubakar et al., 2019 |
Konsumsi minuman kaya akan polifenol bunga rosela
mampu meningkatkan fungsi vaskular, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kerusakan endotel dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular |
5. |
Putra dkk., 2019 |
Ekstrak etanol air bunga rosela berperan terhadap profil
lipid tikus hiperkolesterol melalui mekanismenya dalam penghambatan
pembentukan radikal bebas dan kejadian stres oksidatif |
6. |
Sun et al., 2022 |
Senyawa antosianin dari bunga rosela berperan
terhadap profil lipid dan dapat mencegah aterosklerosis melalui mekanismenya
dalam menghambat stres oksidatif |
Aktivitas antioksidan bunga rosela ditemukan memiliki
dampak positif terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular. Dalam penelitian
oleh Wijaya dkk. (2014), ditemukan bahwa administrasi sediaan ekstrak bunga
rosela terhadap tikus yang diinduksikan hiperkolesterolemia mampu menurunkan
kadar kolesterol total secara siginifikan (p = 0,05) dibandingkan kelompok
kontrol negatif. Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko
penyakit kardiovaskular yang diindikasikan dengan adanya kadar kolesterol total
dan kolesterol LDL yang tinggi (Singh et al., 2017). Jika tidak
ditangani, adanya penumpukan kolesterol berlebih dapat berhujung pada
terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Penurunan kadar
kolesterol memiliki kaitan dengan penurunan kadar malondialdehid (MDA), yakni
suatu senyawa indikator terjadinya peroksidasi lipid yang disebabkan oleh stres
oksidatif. Stres oksidatif merupakan suatu kondisi yang umum ditemukan pada
pasien hiperkolesterolemia karena jumlah kolesterol berlebih dapat
mengakibatkan perubahan bentuk membran sel dan mengakibatkan peningkatan
peroksidasi lipid, sehingga, pengamatan MDA dapat menggambarkan kemampuan
ekstrak bunga rosela dalam mengurangi faktor risiko hiperkolesterolemia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA ditemukan tinggi pada kelompok kontrol
negatif, sedangkan pada kelompok-kelompok yang diadministrasikan sediaan
ekstrak bunga rosela, kadar MDA menurun. Penurunan kadar MDA ini diduga terjadi
oleh karena aktivitas antioksidan dari polifenol dan flavonoid yang terdapat
dalam bunga rosela.
Hasil yang sejalan juga diperoleh pada penelitian oleh
Putra dkk. (2019). Hewan uji tikus yang diberikan pakan hiperkolesterol
mengalami peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL.
Kelompok hewan uji yang diberikan adminsitrasi ekstrak bunga rosela mengalami
penuruan profil lipid, khususnya pada kelompok hewan uji yang diberikan ekstrak
bunga rosela pada dosis yang tinggi (300 mg/kg/hari). Meskipun hasil penilitan
tidak menunjukkan bahwa ekstrak bunga rosela mampu memperbaiki profil lipid
sebaik simvastatin, bunga rosela tetap dibuktikan mampu mengatasi kondisi
hiperkolesterol yang memiliki peran dalam patogenesis penyakit kardiovaskular.
Hasil penelitian oleh Si et al. (2017)
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak bunga rosela dapat
menghambat kerusakan endotel vaskular yang dapat berhujung pada peningkatan
tekananan darah dan hipertensi jika tidak ditangani. Aktivitas antioksidan
bunga rosela diamati berdasarkan efeknya terhadap induksi nikotin pada hewan
uji tikus, dimana induksi nikotin dilakukan untuk menimbulkan stres oksidatif
pada jaringan aorta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok uji induksi
nikotin yang diberikan pengobatan ekstrak bunga rosela mengalami peningkatan
aktivitas glutathione (GSD) dan superoxide dismutase (SOD), yakni
senyawa-senyawa yang menggambarkan aktivitas antioksidan dalam tubuh. Tidak
hanya itu, kelompok uji yang mendapatkan pengobatan ekstrak bunga rosela juga
menunjukkan aktivitas peroksidasi lipid yang rendah, dimana peroksidasi lipid
ini merupakan kondisi yang terinduksi oleh adanya radikal bebas berlebih atau
stres oksidatif. Jika tidak ditangani, peroksidasi lipid berlebih dapat
mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ekstrak bunga rosela mampu menjaga tubuh dari kerusakan endotel vaskular
dan menghambat terjadinya hipertensi melalui aktivitasnya antioksidannya dalam
menghambat terjadinya peroksidasi lipid.
Dalam penelitian oleh Yusof et al. (2018), administrasi
ekstrak polifenol bunga rosela ditemukan mampu untuk mengatasi kondisi
hiperglikemia dan dislipidemia pada hewan uji tikus dengan diabetes mellitus. kondisi
hiperglikemia dan dislipidemia yang umum terdapat pada pasien diabetes mellitus
memiliki peran dalam patofisiologi terjadinya penyakit kardiovaskular. Dal
Canto et al. (2019) menyatakan bahwa hiperglikemia dapat memengaruhi
terjadinya aterosklerosis, sedangkan dislipidemia dapat berhujung pada gangguan
fungsi mitokondria dan kerusakan sel. Tidak hanya itu, diabetes mellitus juga
meningkatkan produksi radikal bebas dan menginduksi terjadinya kondisi stres
oksidatif, sehingga, apabila tidak ditangani, gangguan kesehatan ini dapat
menimbulkan terjadinya kerusakan baik pada jantung maupun pembuluh darah.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Yusof et al. (2018), ditemukan bahwa
kelompok uji yang diberikan pengobatan ekstrak polifenol bunga rosela memiliki
gula darah dan kolesterol serum total yang signifikan lebih rendah (p<0,05).
Tidak hanya itu, adapun juga peningkatan aktivitas antioksidan dan penurunan
kondisi stres oksidatif, dimana hal ini dilihat berdasarkan pengamatan MDA.
Gangguan dan kerusakan mitokondria yang disebabkan oleh dislipedia juga
ditemukan lebih rendah. Berdasarkan hasil tersebut, dinyatakan bahwa ekstrak
polifenol bunga rosela mampu mengatasi kondisi diabetes mellitus dengan menurunkan
stres oksidatif, sehingga, pemanfaatannya dapat berperan dalam mengurangi
faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Delphinidin-3-O-glucoside (DP), yakni
salah satu antosianin yang terdapat dalam bunga rosela, ditemukan memiliki
kemampuan yang baik dalam mengatasi stres oksidatif dan mengurangi radang pada
kelinci dengan aterosklerosis pada penelitian oleh Sun et al. (2022).
Antosianin merupakan suatu flavonoid yang diketahui memiliki aktivitas
antioksidan melalui pencegahan, penghambatan dan penangkapan radikal bebas
(Riaz dan Chopra, 2018).� Dalam
penelitian Sun et al. (2022), ditemukan bahwa DP dapat menghambat proses
terjadinya aterosklerosis melalui penghambatan peradangan pada pembuluh darah
dan penghambatan kerusakan sel akibat stres oksidatif. Tidak hanya itu, hasil
pengamatan profil lipid juga menunjukkan bahwa administrasi DP mampu menurunkan
kadar kolesterol, trigliserida dan kolesterol LDL. Sehingga, pemanfaatan bunga
rosela, khususnya senyawa aktif DP, mampu menjadi pengobatan dalam mengatasi faktor
risiko penyakit kardiovaskular.
Efek bunga rosela terhadap faktor risiko penyakit
kardiovaskular tidak hanya telah terbuktikan secara in vivo, namun juga
telah dibuktikan secara randomnized controlled trial (RCT) terhadap
manusia. Dalam penelitian oleh Abubakar et al. (2019), pasien diberikan
minuman kaya dengan polifenol bunga rosela (HSC) untuk mengamati aktivitasnya
terhadap marker risiko penyakit kardiovaskular. Marker yang diamati meliputi flow
mediated dilatation (FMD) yang menggambarkan fungsi endotel vaskular,
tekanan darah sistolik (SBP) dan diastolik (DBP) postprandial, serta
kadar glukosa serum, trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol HDL. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman kaya dengan polifenol bunga
rosela mampu menurunkan SBP postprandial, namun tidak memberikan efek
yang signifikan dibandingkan dengan kontrol air. Hasil non-signifikan juga
diperoleh pada pengamatan profil lipid, namun, konsumsi akut HSC ditemukan
secara signifikan meningkatkan % FMD, dimana hal ini menunjukkan adanya
peningkatan fungsi vaskular. Melalui hasil ini, konsumsi akut HSC ditemukan dapat
meningkatkan fungsi vaskular, sehingga pemanfaatannya dapat dipertimbangkan
untuk mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Namun, Abubakar et
al. (2019) menyatakan bahwa meskipun bunga rosela dapat memberikan efek,
manfaatnya terhadap manusia masih perlu ditelusuri lebih lanjut.
�
Kesimpulan
����������� Bunga rosela ditemukan
memiliki dampak positif terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini
dilihat dari hasil penelitian in vivo bunga rosela yang menunjukkan
bahwa aktivitas antioksidan bunga rosela mampu menghambat kondisi stres
oksidatif, sehingga mengurangi terjadinya peroksidasi lipid dan kerusakan sel
yang berperan dalam timbulnya penyakit kardiovaskular. Uji klinis terhadap
manusia juga menunjukkan bahwa bunga rosela mampu berdampak positif terhadap
marker risiko penyakit kardiovaskular, namun, efektivitasnya masih perlu
diteliti lebih lanjut.
Abubakar, S. M., Ukeyima, M. T., Spencer, J. P., &
Lovegrove, J. A. (2019). Acute Effects of Hibiscus sabdariffa Calyces
on Postprandial Blood Pressure, Vascular Function, Blood Lipids, Biomarkers of
Insulin Resistance and Inflammation in Humans. Nutrients, 11(2), 341.
Cammisotto, V., Nocella, C., Bartimoccia, S.,
Sanguigni, V., Francomano, D., Sciarretta, S., . . . Carnevale. (2021). The
Role of Antioxidants Supplementation in Clinical Practice: Focus on
Cardiovascular Risk Factors. Antioxidants, 10, 146.
Da-Costa-Rocha, I., Bonnlaender, B., Sievers, H.,
Pischel, I., & Heinrich, M. (2014). Hibiscus sabdariffa L. � A
phytochemical and pharmacological review. Food Chemistry, 165, 424-443.
Dal Canto, E., Ceriello, A., Ryd�n, L., Ferrini, M.,
Hansen, T. B., Schnell, O., . . . Beulens, J. W. (2019). Diabetes as a
cardiovascular risk factor: An overview of global trends of macro and micro
vascular complications. European Journal of Preventive Cardiology, 26(2S),
25-32.
Hopkins, A. L., Lamm, M. G., Funk, J., &
Ritenbaugh, C. (2013). Hibiscus sabdariffa L. in the treatment of
hypertension and hyperlipidemia: a comprehensive review of animal and human
studies. Fitoterapia, 85, 84-94.
Kaur, H., Kaur, L., & Singh, A. (2019). Medical
Uses Of Hibiscus sabdariffa (Roselle). International Journal of Life
Sciences Research, 7(2), 449-457.
Liu, H., Liang, Z.-M., Li, R.-T., & Yu, Y.-G.
(2020). Advances in the mechanisms of Hibiscus sabdariffa L. on hypertension.
E3S Web of Conferences, 145, pp. 1-8.
Maharani, A., Sujarwoto, Praveen, D., Oceandy, D.,
Tampubolon, G., & Patel, A. (2019). Cardiovascular disease risk factor
prevalence and estimated 10-year cardiovascular risk scores in Indonesia: The
SMARThealth Extend study. PLoS ONE, 14(4), e0215219.
Mensah, G. A., Roth, G. A., & Fuster, V. (2019).
The Global Burden of Cardiovascular Diseases and Risk Factors. Journal of
The American College of Cardiology, 74(20), 2529-2532.
Organization, W. H. (2018). Noncommunicable
Diseases Country Profiles 2018. Geneva, Switzerland: World Health
Organization.
Putra, O. M., Jawi, I., & Satriyasa, B. K. (2019).
Uji efektivitas ekstrak etanol air kelopak bunga Hibiscus sabdariffa Linn
terhadap profil lipid tikus hiperlipidemia. Intisari Sains Medis, 10(2),
273-278.
Riaz, G., & Chopra, R. (2018). A review on
phytochemistry and therapeutic uses of Hibiscus sabdariffa L. Biomedicine
& Pharmacotherapy, 102, 575-586.
Si, L. Y.-N., Kamisah, Y., Ramalingam, A., Lim, Y.-C.,
Budin, S. B., & Zainalabidin, S. (2017). Roselle supplementation prevents
nicotine-induced vascular endothelial dysfunction and remodelling in rats. Applied
Physiology, Nutrition, and Metabolism, 42(7), 765-772.
Sun, B., Li, F., Zhang, X., Wang, W., Shao, J., &
Zheng, Y. (2022). Delphinidin-3-O-glucoside, an active compound of Hibiscus
sabdariffa calyces, inhibits oxidative stress and inflammation in rabbits
with atherosclerosis. Pharmaceutical Biology, 60(1), 247-254.
Wijaya, A., Nurani, L. H., & Nurkhasah. (2014).
Aktivitas Antioksidan Sediaan Nanopartikel Kitosan Ekstrak Etanol Kelopak
Rosela (Hibiscus sabdariffa L) pada Tikus Hiperkolesterol: Pengukuran
Kadar Malondialdehid (MDA). Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(1), 1-6.
Yusof, N. L., Zainalabidin, S., Fauzi, N. M., &
Budis, S. B. (2018). Hibiscus sabdariffa (roselle) polyphenol-rich
extract averts cardiac functional and structural abnormalities in type 1
diabetic rats. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, 43(12),
1224-1232.
Copyright holder: Sharon Grace Tarigan, Ketut Widyani Astuti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |