Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
DALAM MEMBELI PRODUK NUDIE JEANS CO.
Vino Andreas
Prabowo, Muhammad Aras, Cecilia Astri Piona Simbolon, Prawida Nuraeni
Basuki
Communication
Department, BINUS Graduate Program - Master of Strategic Marketing
Communication, Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia
E-mail:
[email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Manusia dari
seluruh dunia mungkin tidak asing dengan kata �jeans�, dari koboi, petani, supermodel, ibu rumah tangga dan presiden.
Dimulai dari fungsinya sebagai
pakaian bekerja, sampai dengan
menjadi pakaian tren dan fashion
diseluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya fungsi jeans, bahan dari jeans (denim) juga ikut berkembang menjadi raw denim dan washed
denim. Salah satu produsen yang menggunakan kedua jenis bahan tersebut adalah Nudie Jeans Co. Apa yang
ditawarkan oleh brand tersebut belum tentu sesuai dengan apa yang
diinginkan pelanggan. Banyak yang menjadi bahan pertimbangan sebelum
akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli produk Nudie Jeans Co. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisa proses pengambilan keputusan
konsumen dalam membeli produk
Nudie Jeans Co. Teori utama yang digunakan adalah proses pengambilan keputusan
konsumen oleh Tom Duncan. Peneliti
menggunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara, ulasan informasi dari jurnal, websites, buku � buku dan internet.
Hasil penelitian ini dijelaskan berdasarkan
lima tahap dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Pada tahap awal menunjukan bahwa tidak ditemukan
persamaan dari masalah narasumber. Komponen kognitif
ditandai dalam tahap pencarian informasi
oleh konsumen. Pada akhirnya pengalaman dari konsumen Nudie Jeans Co sebelumnya menjadi evaluasi
alternatif yang meyakinkan untuk melakukan pembelian
produk. Semua narasumber melakukan pembelian produk
di distributor resmi. Meskipun semua narasumber merasa cukup puas dengan produk yang dibeli,
hal ini tidak menjadi untuk melakukan pembelian berikutnya dengan Nudie Jeans
Co.
Kata kunci: Proses pengambilan
keputusan, perilaku konsumen, nudie jeans.
People from all over the world may be
familiar with the word "jeans", from
the cowboy, farmer, supermodel, housewives and
president. Starting from its function
as work clothes, up to be clothing and fashion trend around the world. Along with the development of
function of jeans, the material of the jeans (denim)
also developed into raw and washed denim. One of the manufacturers that use both types of
material is Nudie Jeans Co. What is offered
by the brand is not necessarily in line with what customers want. There are many considerations before customers decide to purchase
a product. This research aims to understand and analyze the consumer decision making process in purchasing
Nudie Jeans Co. products. The main theory used is the decision making process theory by Tom Duncan. Researchers using qualitative methods
including interviews, review information
from journals, websites, books and internet. The results of this study are described based on five stages
in the consumer decision making process. In the early stages showed that there were no similarities of resource
issues. The cognitive component can be seen in the information source stage by the consumer. In the end,
the past experience of consumers Nudie Jeans Co. becoming
a convincing alternative evaluation before purchasing the products. All of the sources purchase
the products from authorized
distributors. Although the entire sources feel quite satisfied with the product, don�t guarantee sources to do
next purchase with Nudie Jeans Co.
Keywords: Decision making process,
consumer behavior, nudie
jeans co.
Pada awalnya,
jeans diperkenalkan di Amerika Serikat
oleh Levis Straus pada tahun 1853. Fungsi dari jeans
digunakan oleh para pekerja sebagai
pakaian untuk bekerja (Bellis, n.d.). Masyarakat mulai mengenal jeans pada tahun 1930 melalui sosok koboi
dalam berbagai film budaya Barat. Jeans juga menjadi simbol bagi
remaja pemberontak dalam program televisi
dan film, seperti aktor James Dean yang dikenal dalam film yang berjudul �Rebel Without a Cause� di tahun 1955. Memasuki tahun 1980an, para designer mulai membuat
jeans dengan gaya dan label mereka sehingga menjadikan jeans sebagai pakaian
fashion (The History
of Jeans, n.d.).
Dengan
perkembangan fungsi pada jeans dari
tahun 1853 hingga sekarang, bahan
dari jeans (denim) pun juga ikut berkembang. Beberapa produsen telah menggunakan washed
denim dan raw denim sebagai bahan produk jeans. Raw denim adalah jenis kain denim yang tidak melalui proses pencucian
setelah dilakukan proses pewarnaan. Untuk kain denim yang melalui proses pencucian disebut dengan washed
denim (Pengertian kain Jeans dan
Denim, 2012).
Perbedaan yang paling mendasar
antara raw dan washed denim
adalah untuk raw denim, pada umumnya disarankan oleh masing � masing
brand untuk tidak mencuci jeans
minimal enam bulan pemakaian. Semakin dicuci,
warna dari jeans tersebut akan semakin pudar. Hal ini tidak akan berlaku
untuk washed denim, karena apabila dicuci sebanyak apapun,
warnanya tidak akan berubah.
Salah satu produsen yang menggunakan bahan raw dan washed denim adalah Nudie Jeans Co. Nudie Jeans Co. adalah sebuah brand Swedia
yang didirikan pada tahun 2001 oleh Maria Erixon. Sebelumnya, Maria Erixon pernah bekerja sebagai
designer jeans di Boras dan juga menjadi
direktur design dari brand Lee di Eropa (Nudie Jeans Maria
Erixon, 2008).
Setelah memutuskan
untuk berhenti dari pekerjaannya, Maria Erixon
fokus sepenuhnya terhadap
brand miliknya. �Tidak ada strategi untuk memiliki
produk dengan harga tinggi. Harga mencerminkan biaya� kata Maria Erixon. Dia juga menjelaskan bahwa Nudie
Jeans Co. hanya menggunakan kualitas
kain terbaik yang dijahit di Italia dan Tunisia (Nudie Jeans Maria Erixon, 2008).
Keseriusan
Nudie Jeans Co. untuk masuk kedalam pasar kompetitif dapat dikatakan berhasil. Brand
jeans yang baru datang pada tahun 2001, memasuki tahun kedua mereka,
pendapatan mereka mencapai
21 juta Krona Swedia (mata
uang resmi Negara Swedia, atau disebut juga dengan SEK). Hal ini mencerminkan bahwa brand Nudie Jeans Co. mendapatkan
respon yang baik dari konsumen (Mattias,
2011).
Setelah bisnis Nudie Jeans Co. berjalan
selama sembilan tahun, mereka
menutup tahun 2010 dengan penjualan yang meningkat 10 persen dibandingkan dengan tahun 2009, yaitu dari
330 juta SEK menjadi 360 juta SEK
(berdasarkan kurs dari website Bank Indonesia, 1 SEK = 1.797,94 Rupiah per tanggal 25 Juni 2014). Data
tersebut ditampilkan dalam laporan tahunan
Nudie Jeans Co. Palle Stenberg, CEO
(Chief Executive Officer) Marketing
dari Nudie Jeans Co. juga memprediksi bahwa penjualan mereka akan terus
meningkat sepanjang tahun (Mattias, 2011).
Keberhasilan Nudie Jeans Co. tidak akan lengkap tanpa adanya dukungan
dari produk mereka yang selalu mengutamakan kualitas
dan selalu melakukan
inovasi. Berdasarkan data dari website resmi, www.nudiejeans.com, sampai
saat ini mereka telah memiliki 10 model jeans,
dari yang model lurus (straight) sampai
dengan yang model ketat (skinny).
Faktor fisik
yang membedakan Nudie Jeans Co. dengan brand
jeans lainnya adalah dibagian leather patch (terletak dibagian
belakang kanan atas jeans) yang
diembos dengan huruf N terbalik. Diikuti juga dengan bagian arc,
yaitu ukiran yang terdapat dikantong belakang jeans, dimana ukiran Nudie Jeans Co.
yang khas dengan gelombangnya.
Menurut
narasumber yang bekerja di The Goods Dept, salah satu distributor resmi Nudie Jeans Co., pada awalnya, tahun 2007,
produk Nudie Jeans Co. hanya dijual
berdasarkan hand carry dari luar
negeri. Dikarenakan banyaknya permintaan dari pasar, tahun 2008 Standard
Denim Supply menjadi distributor resmi pertama dari
Nudie Jeans Co. di Indonesia dan bertahan sampai
dengan sekarang.
��Raw denim disenangi
kembali karena efek yang dihasilkan. Efek pada jeans menjadi bagian tren mode untuk denim. Selain itu denim berbahan mentah ini semakin disukai karena
bisa memberikan kebebasan pemakainya
untuk membuat efek secara natural. Begitu pula bila ada robek tidak disengaja yang akan membuat
penampilan jeans makin maksimal� (Yulistara, 2012).
Dalam beberapa
kasus, Rao dan Monroe (dalam Ergin et al, 2010, p.116) menyatakan bahwa nama brand
dianggap sebagai indikator kunci dari kualitas. Brand asing
pada umumnya membantu
meningkatkan persepsi kualitas suatu brand. Nudie Jeans Co. dipandang oleh masyarakat Indonesia sebagai suatu brand asing. Hal ini menjadi salah satu rangsangan kepada konsumen
dalam melakukan keputusan
pembelian.
Produk Nudie
Jeans Co. dapat digolongkan oleh konsumen sebagai high involvement product atau bisa juga digolongkan sebagai low involvement
product. Sebagian konsumen akan berpendapat bahwa Nudie Jeans Co. merupakan
brand dengan produk yang murah, sedangkan
sebagian lainnya menganggap Nudie Jeans Co. merupakan brand dengan produk yang mahal.
�High involvement product
which are complex or expensive
or new and need consumers
to spend time in evaluating and purchasing, low involvement
product where there is low interest or complexity and consumers do not need or are not prepared to spend
much time and effort in evaluating and purchasing�. (Dahlen, Lange dan Smith, 2010,
p.295),
Definisi dari
mahal dan murah dapat diartikan secara luas, tergantung dari sisi konsumen
dengan tipe seperti
apa. Konsumen juga akan mempertimbangkan faktor harga kedalam
keputusan pembelian mereka.
Dalam hal ini, harga akan sangat menentukan keputusan pembelian konsumen
dalam membeli produk Nudie Jeans Co.
Salah satu
karakteristik konsumen di Indonesia adalah suka dengan barang � barang produksi luar negeri. Harga seringkali berhubungan apabila dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga akan
dianggap oleh masyarakat semakin
bagus kualitasnya. Harga produk luar negeri mayoritas akan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk dalam negeri. Prestige juga
menjadi salah satu alasan mengapa
konsumen Indonesia lebih suka dengan
produk luar negeri (Tiara, 2012).
Penjualan
produk dapat dikatakan efektif apabila penjualan tersebut ditujukan
kepada target market dari perusahaan tersebut. Untuk target market dari Nudie
Jeans Co., ditargetkan kepada laki � laki yang berumur 15�35 tahun dengan golongan B ke A. Mereka
mengatakan bahwa laki � laki merupakan pelanggan yang setia dan pada
umumnya tidak peduli dengan tren yang ada. Sandya Lang, CSR Manager
of Nudie Jeans Co. juga
mengatakan bahwa, �mereka tidak ingin memproduksi produk yang hanya berdasarkan fashion dan
berganti setiap tiga bulan sekali.
Mereka ingin memproduksi produk yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama� (Bjork, 2013).
Menurut
peneliti, untuk kompetitor brand internasional
Nudie Jeans Co. dari faktor harga
adalah Naked & Famous Denim, brand jeans
yang berasal dari Kanada. Mereka
menggunakan kain denim yang berasal dari Jepang dan semua proses produksi jeans mereka dibuat di
Kanada.
Mereka
juga mengatakan bahwa, �We have
eliminated these costly (and in our
opinion unnecessary) after-effects, and have stripped down our jeans to the core essentials. Now true
denimheads and newcomers alike can enjoy these special fabrics at a reasonable price� (Naked & Famous Denim, 2014). Dengan harga yang masih terjangkau bagi pengguna jeans �pendatang baru� hal ini sebanding dengan kualitas dari produk yang ditawarkan.
Berdasarkan
info dari website mereka, harga
produk jeans mereka dimulai dari Rp
1.500.000,00 � Rp 3.500.000,00. Produk Naked & Famous Denim terdiri dari tiga model untuk laki �
laki (skinny, slim and tapered) dan empat model untuk perempuan (skinny, slim, boot-cut and trouser-cut). Selain produk jeans, mereka juga
menjual baju, ikat pinggang, dasi, tas dan aksesoris
lainnya (Naked & Famous Denim, 2014).
Semua toko retailer resmi dari Nudie Jeans Co. juga
menjual Naked & Famous Denim.
Hal ini dapat menjadi perbandingan produk secara langsung bagi konsumen yang sedang ingin
membeli jeans.
Selain kompetitor brand internasional, Nudie Jeans Co. juga mempunyai kompetitor dari brand lokal (Indonesia) yaitu Pot Meets
Pop. Pot Meets Pop adalah brand jeans yang berasal dari Indonesia
yang didirikan pada tahun 2008. Kategori
produk Pot Meets Pop dibagi didalam tiga baris.
Pertama adalah
Pot Meets Pop, adalah barisan yang menjual produk jeans, topi, t-shirt, sweater, celana pendek, dan kemeja,
Harga produk mereka dimulai dari Rp 200.000,00 � Rp
900.000,00 (Pot Meets Pop Denim, 2010).
Kedua adalah XOXO, adalah barisan yang menjual produk yang ditujukan
untuk perempuan. Produk yang mereka tawarkan tidak hanya jeans, ada juga rok, celana pendek, t-shirt, dan
tas. Semua produk ini dijual dengan harga Rp 100.000,00 � Rp 600.000,00 (Pot Meets Pop Denim, 2010).
Terakhir adalah
PMP Overalls. PMP Overalls adalah barisan yang
menjual produk premium dengan kualitas dan rincian yang terbaik. Bahan produk jeans yang digunakan berasal dari Jepang dan Amerika. Produk premium ini dapat dibeli konsumen dimulai
dari Rp 1.500.000,00 � 1.800.000,00 (Pot Meets Pop Denim, 2010).
PMP Overalls
adalah barisan produk yang menjadi kompetitor head to head dengan
Nudie Jeans Co. dari faktor harga. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa calon konsumen Nudie
Jeans Co. dapat beralih ke Pot Meets
Pop dimana menjadi pilihan alternatif untuk mencari produk dengan harga yang lebih murah.
Untuk toko retailer resmi mereka,
sudah ada 13 toko diseluruh
Indonesia dan enam toko di skala internasional. Selain menjual dari toko retailer,
mereka juga melayani pembelian secara online
dari website mereka. Hal ini memudahkan konsumen karena mereka
dapat membeli tanpa harus datang
langsung ke toko retailer Pot Meets
Pop (Pot Meets Pop Denim, 2010).
Dengan adanya kompetitor brand lokal
dan internasional akan menjadi
benchmarking bagi Nudie Jeans Co. untuk selalu meningkatkan kualitas produk dan layanan
yang terbaik bagi konsumen. Tetapi untuk kompetitor yang head to head, belum
ada di Indonesia.
Baker (2006, p.197) juga mengatakan bahwa �perbedaan antara keberhasilan
dan kegagalan dalam pasar kompetitif dapat dikurangi menjadi dua masalah dasar. Pertama adalah pemahaman tentang
kebutuhan pemasaran dan kedua adalah kemampuan untuk memberikan nilai tambah�.
Dengan adanya pemahaman tentang
kebutuhan pemasaran yang baik,
maka sebuah perusahaan dapat memasarkan produknya dengan tepat. Hal ini tidak akan efektif apabila tidak
didukung dengan nilai tambah dari produk itu sendiri. Kedua faktor ini saling berhubungan dan saling melengkapi.
Apa yang ditawarkan oleh Nudie Jeans Co. belum tentu sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh pelanggan. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan setiap konsumen sebelum
akhirnya mereka memutuskan untuk membeli produk Nudie Jeans Co. Dimulai dari kecintaan pendiri Nudie Jeans Co. kepada denim, faktor harga dari sisi pandang
konsumen, serta pandangan konsumen
terhadap brand asing. Produk mereka
yang selalu mengutamakan kualitas dan
melakukan inovasi, tujuh tempat toko retailer resmi di Jakarta, dan slogan mereka
yang menjadi dasar dari brand Nudie Jeans Co. Produk mereka yang menggunakan bahan organik, sertifikasi dunia, program CSR,
perbandingan produk dengan
kompetitor, fenomena dry jeans sampai dengan jeans yang menjadi
�kulit kedua� bagi penggunanya.
Semua hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Proses
pengambilan keputusan sudah menjadi bagian didalam hidup manusia. Ketika manusia dihadapkan dengan banyaknya brand jeans yang ada di pasar, mereka akan menemukan kebingungan dalam memilih brand yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan mereka.
Ditambah lagi dengan variasi dan keunikan yang
ditawarkan oleh masing � masing brand jeans
yang ada, akan membuat mereka semakin membingungkan.
Dengan dihadapkan dengan banyaknya pilihan
produk di pasar, konsumen
akan mencari produk yang paling sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
mereka. Namun, tidak semua karakteristik konsumen itu sama. Karakteristik konsumen
tertentu meliputi sifat demografis, psikografis, behavioralistic, dan geografis (Suttle,
2014).
Karakteristik
konsumen demografi berdasarkan jenis kelamin, usia, latar belakang etnis, pendapatan pekerjaan, pendidikan, ukuran rumah tangga,
agama, generasi, kebangsaan dan kelas sosial. Sebagian besar dari kategori
ditetapkan lebih lanjut sesuai dengan target dari produsen. Contohnya adalah produsen produk TV
mendeskripsikan target untuk 17 � 24 tahun dengan pendapatan antara Rp.
1,000,000,00 � Rp. 5,000,000,00 (Suttle,
2014).
Karakteristik psikografis mencakup dalam kepentingan, kegiatan, pendapat,
nilai dan sikap dari konsumen. Sebuah perusahaan akan dapat lebih memahami pendapat
konsumen setelah melakukan
focus group discussion. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk menyesuaikan iklan atau kampanye pemasaran agar lebih efektif dan efisien.
Contohnya adalah majalah tentang lifestyle, lebih ditujukan kepada
konsumen remaja (Suttle, 2014).
Karakteristik
behavioralistic termasuk dalam rata � rata harga produk yang digunakan, loyalitas merek, status pengguna atau berapa
lama telah menjadi pelanggan, dan
manfaat yang dicari oleh konsumen. Dalam hal ini perusahaan akan dapat mengetahui seberapa
sering konsumen mencari
informasi tentang produknya (Suttle, 2014).
Karakteristik
geografis didasarkan kepada ukuran dari pasar, wilayah, kepadatan penduduk, dan iklim. Contohnya
adalah perusahaan yang menjual pakaian untuk berenang, pada
umumnya berada diwilayah yang mayoritas
adalah panas (Suttle, 2014).
Beberapa
pelanggan yang memiliki pengalaman �buru � buru� dalam membeli jeans, hanya akan mendapatkan informasi yang minimal
tentang brand jeans tersebut.
Apabila pelanggan menggunakan waktunya untuk mencari
informasi tentang brand jeans
yang akan dibeli,
atau membandingkan dengan brand jeans lainnya,
maka mereka akan menemukan jeans yang sesuai.
Mereka mungkin tidak akan membuat
keputusan yang salah atau menyesal. Hal tersebut sangat membutuhkan proses pengambilan keputusan yang tepat oleh pelanggan.
Penelitian ini
bertujuan untuk memahami dan menganalisa proses pengambilan keputusan konsumen
dalam membeli produk Nudie Jeans Co
dan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli
produk Nudie Jeans Co.
Penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai referensi bagi brand
jeans lainnya untuk mengetahui
proses pengambilan keputusan konsumen dalam
membeli produk Nudie Jeans Co., serta dapat memproduksi produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif
(Sugiyono, 2007). Penelitian deskriptif digunakan peneliti untuk menghubungkan
adanya fenomena yang terjadi dengan keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk Nudie Jeans Co. Tipe
penelitian ini akan membantu peneliti dalam
mengkaji informasi dari narasumber tentang pengambilan keputusan mereka. Peneliti tidak mungkin melakukan
wawancara dengan semua konsumen Nudie Jeans Co. di Indonesia
(populasi). Oleh sebab itu, narasumber akan dipilih berdasarkan
karakteristik konsumen Nudie Jeans Co. yang akan mendukung penelitian ini.
Peneliti akan
menggunakan data primer untuk teknik pengumpulan data yang akan dibantu dengan data sekunder (Ruslan, 2006),
Definisi data sekunder menurut Kountur
(2009, p.179), dikatakan
bahwa �Data sekunder adalah riset pustaka, melalui buku � buku, jurnal, artikel, maupun situs � situs
di internet. Fungsi utama dari data sekunder adalah untuk memberikan latar belakang sejarah
bagi penelitian utama saat ini
untuk memungkinkan menganalisis tren industri
yang sedang berlangsung saat ini (Hair,
Robert dan David, 2003, p.116).
Proses
pengumpulan data primer dan sekunder akan melalui tahap wawancara antara peneliti
dengan narasumber. Wawancara
adalah percakapan dengan
maksud � maksud tertentu. Pada
metode ini peneliti dan narasumber berhadapan langsung (face to face)
untuk mendapatkan informasi
secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian (Moleong, 2004, p.135).
Untuk mengkaji
informasi secara mendalam terhadap narasumber,
peneliti menggunakan depth interview
dalam proses wawancara.
Definisi dept interview adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan social
yang relative lama (Bungin,
2003, p.108).
Proses
wawancara akan direkam dan sebelum memulai wawancara, narasumber akan menandatangani surat perjanjian. Peneliti
juga akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai
penelitian ini agar narasumber paham dan dapat memberikan informasi yang relevan
dengan penelitian. Peneliti melakukan
teknik analisis data dengan tahap sebagai berikut: Data Collection, Transcribe Interview, Reduksi Data, Penafsiran Data.
Menurut Guba dan Lincoln
(dalam Moleong, 2004, p.160) untuk menetapkan keabsahan
data (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah
kriteria. Ada empat kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Penelitian ini
direncanakan pada bulan Maret 2014 dan selesai pada bulan April 2014. Peneliti akan melakukan wawancara dengan lima
orang narasumber, tiga orang adalah konsumen Nudie Jeans Co., satu orang adalah
calon konsumen Nudie Jeans Co., dan satu orang adalah pegawai di toko retailer yang menjadi distributor resmi Nudie Jeans Co. di Indonesia, The
Goods Dept � Pacific Place. Lima narasumber ini akan diwawancara ditempat yang ditentukan sesuai dengan
kenyamanan dari narasumber dan peneliti.
Peneliti berpendapat bahwa hasil penelitian ini hanya akan mewakili
sebagian kecil dari seluruh konsumen Nudie Jeans Co. di Indonesia.
Hasil dan Pembahasan
A.
Narasumber konsumen
Nudie Jeans Co.: Ryan
Ryan adalah
seorang mahasiswa berumur 22 tahun dari universitas Bina Nusantara, jurusan
informasi sistem dan akuntansi. Dia tinggal di apartemen
Puri Park View � Jakarta dengan kedua orangtuanya. Kesibukan kesehariannya adalah kuliah dan juga part timer di Louis Vuitton � Plaza Indonesia, Jakarta.
Bekerja sebagai
part timer di Louis Vuitton tentunya
harus selalu update
tentang industri fashion. Tetapi, hal ini ternyata tidak mempengaruhi narasumber untuk menjadi seseorang
yang peduli dengan
fashion.
�Tipe peduli dengan fashion itu, saya tidak terlalu
spesifik untuk mengikuti dengan tren yang ada, tapi saya lebih berbelanja
sesuai dengan kebutuhan saya. Jadi kalo misalnya ternyata trennya memang saya
butuhkan ya saya akan membeli produk tersebut�
Fashion
diartikan oleh Ryan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari apa yang kita pakai setiap harinya, dan
jeans termasuk didalamnya. Fashion itu tidak selalu harus mahal. �Kalo mahal itu relatif ya�, sebut Ryan. Dia juga menambahkan bahwa arti kata mahal untuk setiap orang itu berbeda
tingkatannya. Faktor budaya memberikan pengaruh kepada Ryan dalam hal persepsi narasumber kepada jeans. Jeans
dinilai juga sebagai sesuatu yang tidak
terlepas dari apa yang dipakai setiap
harinya.
Narasumber mengatakan bahwa pendapatan dia dalam sebulan
berkisar diangka tiga juta rupiah dan budget dia untuk sebuah jeans sekitar satu sampai dua juta rupiah. Pada umumnya, Ryan selalu membeli
jeans di toko denim sesuai dengan brand yang
ingin dia beli.
Ryan mengenal
jeans untuk pertama kali melalui brand Levis. Pilihan
dia terhadap brand ini tidak
lepas dari saran kedua orangtuanya. Menurut orangtua Ryan, brand Levis sudah menjadi pioneer dibidang denim dari sejak dahulu kala.
Sampai dengan
dilakukan wawancara, Ryan mempunyai empat jeans, tetapi yang masih dipakai bergantian hanya tiga jeans. Dia juga menyebutkan bahwa saat ingin membeli jeans baru, dikarenakan jeans lamanya sudah
�jadi� (untuk dry jeans). Waktu pergantian antara jeans lama dengan jeans baru sekitar satu setengah tahun.
��Biasanya kalo
misalnya saya beli jeans baru itu karena saya udah�kalo misalnya bicara tentang
dry jeans, karena dry jeans saya yang saya pakai itu sudah jadi, jadi saya biasanya
baru beli yang baru lagi�
Setelah
mengetahui alasan untuk membeli jeans baru, Ryan mulai mencari brand jeans baru untuk dibeli.
Faktor psikologis (persepsi)
berperan besar dalam hal ini. Kebutuhan akan jeans baru mendorong Ryan
secara kuat untuk membeli
produk yang diinginkan.
Narasumber mengatakan bahwa dia adalah tipe orang yang tidak terlalu fanatik
terhadap satu brand. Apabila sebelumnya dia sudah mempunyai
brand A, mungkin untuk pembelian
berikutnya dia akan mencari selain brand A. Dia juga merupakan tipe konsumen jeans yang lebih mengutamakan kenyamanan dibandingkan prestige dari
sebuah brand.
Informasi
mengenai brand jeans yang ingin
dibeli diperolehnya dari teman dan internet. Narasumber mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menentukan suatu brand yang akan dibelinya. Pencarian informasi ini dilakukan secara
aktif oleh narasumber. Dalam hal ini komponen
kognitif ditandai dengan kegiatan narasumber yang secara aktif melakukan
pencarian informasi.
Brand Nudie Jeans Co. akhirnya
menjadi pilihannya. Alasan dia memilih brand tersebut karena produknya terlihat bagus ketika digunakan. Faktor harga juga menjadi salah satu
pertimbangan narasumber, dimana harga
jeans dari Nudie Jeans Co. masih dalam budget
narasumber untuk sebuah jeans.
Dalam hal ini komponen afektif ditandai dengan perasaan dan emosi dari narasumber terhadap produk Nudie Jeans Co. Produk yang terlihat
bagus ketika dipakai dan harga yang masih masuk kedalam budget, menjadikan perasaan
dan emosi narasumber bersifat positif.
�Karena ini dry
denim, saya mengharapkan ketika nanti jeansnya sudah �jadi�, akan memberikan aksen fade yang bagus� sebut Ryan untuk
harapannya kepada produk Nudie Jeans Co.
Selain sebagai
orang yang berperan sebagai pengambil keputusan, Ryan juga berperan
menjadi pembeli dan pengguna dalam keputusan pembeliannya. Pengalaman dari konsumen Nudie
Jeans Co. menjadikan faktor budaya yang mempengaruhi keputusan
pembeliannya. Teman � teman dan konsumen Nudie Jeans Co. sebelumnya, menjadi
pemberi pengaruh dalam keputusan pembelian
narasumber. Narasumber menjadi
semakin yakin untuk membeli ketika mendengar pengalaman dari konsumen Nudie Jeans Co.
Ryan mengetahui brand
Nudie Jeans Co. melalui produknya yang dipakai
banyak orang. Lambang dari kantong belakang Nudie Jeans Co. dapat dengan mudah dikenali oleh orang � orang
yang melihatnya. Narasumber juga mendapatkan banyak Informasi dari teman � temannya.
�Kalo terhadap masyarakat, saya�kalo dari Nudie
official nya mungkin lewat instagram atau lewat sosial media ya. Reaksinya
masyarakat cukup baik karena terbukti di Indonesia kita lihat perkembangannya
sangat pesat dari pertama kali mulai terkenal sampai sekarang sudah cukup lama
dan dia bertahan�
Proses
komunikasi Nudie Jeans Co. dinilai dilakukan melalui media sosial, yaitu instagram dan twitter.
Reaksi masyarakat juga dinilai cukup baik, karena terbukti
bahwa perkembangannya di Indonesia cukup pesat, dari pertama
kali Nudie Jeans Co. masuk ke Indonesia sampai dengan sekarang. Proses
komunikasi ini juga memberikan dampak kepada narasumber.
�Dampaknya terhadap saya, saya jadi tertarik untuk
mencoba brand ini karena kalo yang
saya denger experience dari orang � orang yang saya pernah denger, mereka puas dan
saya jadi tertarik untuk mencoba juga�
Dalam membeli
produk Nudie Jeans Co., narasumber juga dipengaruhi oleh
temannya. Produk tersebut dipilih karena dari faktor harga masih dalam jangkauannya dan juga dia
tidak ingin sesuatu yang lebih dari daya
belinya. Menurut pendapatnya, harga produk Nudie Jeans Co. dinilai tidak terlalu mahal. Tetapi apabila
dibandingkan dengan brand lokal, akan tergolong
cukup mahal.
Narasumber melakukan
pembelian produk Nudie Jeans Co. di Singapore dan tempat tersebut termasuk
distributor resmi Nudie Jeans Co. Sebelum
membeli, ternyata Ryan sudah sering mendengar dari orang yang memakai
produk Nudie Jeans Co. Jadi, saat sampai di toko, dia sudah mengetahui informasi
tentang produknya.
Narasumber mengatakan bahwa dia puas dengan harga yang dibayarkan untuk produk Nudie Jeans Co.
Tetapi dia meyakinkan bahwa dia memilih
Nudie Jeans Co. karena dry jeans nya,
untuk washed jeans dia pasti memilih
brand Levis. Perbedaan antara brand Levis dan Nudie Jeans Co. disebutkan Ryan bahwa produk Nudie Jeans
Co. bahannya lebih nyaman untuk
dipakai.
Narasumber juga
mengatakan bahwa Nudie Jeans Co. adalah salah
satu pioneer dibidang dry jeans. Brand ini
cukup mempunyai banyak pengalaman dibidang craftmenship,
kualitas, dan materialnya. Ini menjadi kelebihan produk Nudie Jeans Co. dibandingkan brand jeans
lainnya.
Meskipun dia puas dengan harga yang dibayarkan, ternyata
tidak menjadi jaminan bagi
Ryan untuk melakukan pembelian berikutnya dengan produk Nudie Jeans Co. Dia akan mempertimbangkan apabila jeansnya sudah �jadi�. Faktor motivasi menjadi
salah satu yang mempengaruhi Ryan untuk membeli
produk dry jeans dari Nudie Jeans Co. Motivasinya dikarenakan narasumber ingin mendapatkan kepuasan
setelah jeans tersebut
�jadi�.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti
menarik kesimpulan bahwa Ryan termasuk
dalam golongan konsumen
Limited Decision Making. Narasumber melakukan pembelian produk dikarenakan
faktor kebutuhan. Secara psikologis
akan merangsang dirinya untuk mencari informasi tentang produk Nudie Jeans Co. hingga akhirnya dia membelinya. Dia
membutuhkan waktu kurang lebih
sekitar satu bulan untuk menentukan suatu brand
jeans yang akan dituju. Pencarian
informasi pun dilakukan
seperlunya ketika situasi
sedang membutuhkan.
B.
Narasumber konsumen
Nudie Jeans Co.: Joffe
Joffe adalah
seorang mahasiswa berumur 21 tahun dari universitas Bina Nusantara jurusan
Design Komunikasi Visual (DKV). Kesibukan
kesehariannya adalah kuliah dan magang disalah satu perusahaan property didaerah Jakarta
Barat. Dengan pendapatan lima sampai tujuh juta rupiah,
narasumber memberikan budget untuk sebuah jeans dengan harga
satu sampai satu setengah juta
rupiah. Tempat untuk Joffe membeli jeans ternyata tidak selalu sama. Pada umumnya dia membeli di toko � toko yang memang supplier dari brand
denim itu sendiri.
Sampai dengan
dilakukan wawancara, Joffe mempunyai tiga jeans, dan ketiganya dipakai bergantian. Dia juga menyebutkan bahwa
saat ingin membeli jeans baru, bisa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, keinginan ataupun tren
yang ada. Menurut narasumber, jeans juga dinilai termasuk dalam kategori fashion. Waktu pergantian
antara jeans lama dengan jeans baru bisa sekitar satu tahun sekali. Setelah mengetahui alasan untuk
membeli jeans baru, Joffe mulai mencari
brand jeans baru untuk dibeli.
Narasumber mengatakan bahwa dia lebih
cenderung kepada tren yang ada. �Cuma kalo sekarang ya udah ngga gitu liat merek sih yang penting harganya affordable aja, dan nyaman� sebut Joffe.
Faktor pribadi
(gaya hidup) mempengaruhi narasumber dalam keputusan
pembeliannya. Narasumber berpendapat bahwa pengukuran yang utama adalah
membeli jeans yang harganya affordable dan
nyaman. Informasi mengenai brand jeans
yang ingin dibelinya diperoleh dari teman
dan internet. Mal juga menjadi salah
satu tempat untuk mendapatkan informasi.
Narasumber mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari untuk menentukan suatu brand yang akan dibelinya.
Dalam hal ini
teman � teman nya bertindak sebagai pemberi pengaruh dalam peran keputusan pembelian. Narasumber sendiri bertindak
sebagai orang yang berperan dalam pengambilan keputusan, pembeli dan juga pengguna dari produk Nudie Jeans Co. Brand Nudie
Jeans Co. akhirnya
menjadi pilihannya. Pada awal mulanya, Joffe mengetahui brand tersebut melalui word of mouth. Banyak dari temannya juga memberikan informasi
mengenai brand Nudie Jeans Co. Karena rasa penasaran dan ingin tahu lebih
lanjut, narasumber akhirnya mencari
informasi melalui internet dan juga
datang langsung ke toko � toko yang menjual
produk Nudie Jeans Co. Dalam hal ini, komponen
kognitif ditandai dengan pengetahuan narasumber akan Nudie Jeans Co. yang
diperoleh dari teman � temannya. Setelah perasaan
narasumber menjadi positif
(afektif), Joffe termotivasi untuk mencari informasi lebih dalam tentang
Nudie Jeans Co. (konatif).
Joffe termasuk
salah satu orang yang terpengaruh dari cara berkomunikasi Nudie Jeans Co. Teman �
temannya juga mempengaruhi dia pada
saat melakukan pembelian. Alasan dia memilih brand tersebut karena brand tersebut sudah mempunyai
pengalaman dalam memproduksi sebuah jeans.
Kenyamanan dari produk tersebut juga menjadi alasan narasumber untuk membeli produk tersebut.
Dia juga
menyebutkan bahwa temannya adalah termasuk orang yang berperan dalam keputusan pembelian, bertindak sebagai pemrakarsa
dan pemberi pengaruh. Joffe sendiri
bertindak sebagai pengambilan keputusan, pembeli dan juga pengguna.
Narasumber
melakukan pembelian produk Nudie Jeans Co. di 707 � Kemang, Jakarta dan tempat tersebut
termasuk distributor resmi Nudie Jeans Co. Menurut
pendapatnya, harga produk Nudie Jeans Co. dinilai
cukup mahal. Sebelum
membeli, ternyata Joffe sudah mencari
terlebih dahulu informasi
tentang produk yang akan dibelinya. Jadi, saat sampai di toko dia tinggal
memilih.
Narasumber
mengatakan bahwa dia cukup puas dengan harga yang dibayarkan untuk produk Nudie Jeans Co. Dia juga mengatakan bahwa brand jeans yang lama dinilai menyerupai
dengan produk Nudie Jeans Co. Kedua produk tersebut sama � sama tergolong dry denim dan cuttingnya
juga terlihat sama.
Meskipun dia
cukup puas dengan produk Nudie Jeans Co., ternyata tidak menjadi jaminan bagi Joffe untuk melakukan pembelian
berikutnya. Dia mengatakan bahwa produk yang dibeli, adalah produk Nudie Jeans Co. terakhir
yang akan dimilikinya.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti
menarik kesimpulan bahwa Joffe
termasuk dalam golongan Inertia.
Keterlibatan yang dilakukan oleh narasumber dinilai rendah dan minimal.
Narasumber melakukan pembelian produk
bisa dikarenakan oleh faktor kebutuhan pribadi, keinginan pribadi, dan
tren berpakaian, sifatnya fleksible. Pengaruh dari teman � temannya yang meyakinkan dia pada akhirnya untuk melakukan pembelian. Faktor sosial sangat mempengaruhi Joffe dalam hal ini.
C.
Narasumber konsumen
Nudie Jeans Co.: Teddy
Teddy adalah
seorang pelajar berumur 18 tahun dari SMAK1 BPK Penabur � Jakarta. Dia tinggal di perumahan daerah Tanjung Duren
dengan kedua orangtuanya. Kesibukan kesehariannya adalah sekolah dan les pelajaran.
Narasumber
mengatakan bahwa dirinya bukan tipe orang yang peduli dengan fashion. Fashion
itu membutuhkan biaya yang mahal. Menurut Teddy, definisi mahal diartikan dari
banyaknya barang bermerek yang bagus pada saat ini. Jeans adalah salah satu yang termasuk dalam kategori fashion.
Pendapatannya
dalam sebulan berkisar diangka 500 � 600 ribu rupiah dan budget dia untuk
sebuah jeans sekitar satu juta rupiah. Pada umumnya Teddy selalu membeli
jeans di Limbro Denim � Central
Park, Jakarta.
Narasumber
mengenal jeans untuk pertama kali melalui brand
Pot Meets Pop. Brand tersebut adalah brand lokal yang paling bagus menurutnya. Sampai dengan dilakukan wawancara, Teddy mempunyai dua jeans dan keduanya
dipakai bergantian. Dia juga menyebutkan bahwa ketika membeli
jeans baru, hanya berdasarkan keinginannya.
Setelah mengetahui alasan untuk membeli
jeans baru, Teddy langsung tertuju
kepada brand Nudie Jeans Co., tanpa membandingkan dengan brand jeans lainnya. Harapannya sebelum membeli produk Nudie Jeans Co. adalah jeansnya bisa nyaman
untuk digunakan dan terlihat bagus ketika dipakai.
Faktor
psikologis (motivasi) mempengaruhi narasumber dalam hal ini. Kebutuhan yang mendorong Teddy secara kuat
untuk mencari kepuasan, mempengaruhinya dalam keputusan pembelian
narasumber. Narasumber tertarik
dengan brand ini karena dinilai tampilan
websitenya yang cukup menarik dan juga produk mereka yang
disebutkan bahwa bahannya 100% organik.
Informasi tentang brand Nudie Jeans
Co. juga diperolehnya melalui website dan teman � teman. Dalam hal ini komponen
kognitif ditandai dengan pengetahuan narasumber terhadap Nudie Jeans Co. diperoleh
melalu teman � teman dan internet.
Tidak ada orang yang memberikan pengaruh
dalam keputusan pembeliannya. Narasumber bertindak sendiri
sebagai orang yang melakukan pengambilan keputusan, pembeli dan pengguna
produk Nudie Jeans Co.
Proses komunikasi Nudie Jeans Co. dinilai memberikan dampak kepada
narasumber. Kampanye �enam bulan tanpa dicuci� ternyata juga membuat
narasumber menjadi tertarik
untuk membeli produk tersebut. Tanpa butuh waktu untuk berpikir panjang,
Teddy langsung membeli produk Nudie Jeans Co., tanpa ada satupun
orang yang mempengaruhinya.
Berdasarkan keinginannya yang kuat, narasumber rela menabung sekitar dua sampai tiga bulan untuk
membeli produk Nudie Jeans Co. Alasan utama
narasumber memilih brand tersebut
karena bahannya yang cukup enak
ketika digunakan. Produk tersebut dibeli oleh narasumber di Limbro Denim, tempat narasumber membeli jeans
pada umumnya. Tempat tersebut juga termasuk dalam distributor resmi Nudie Jeans
Co.
Meskipun Teddy membeli produk Nudie Jeans Co. dengan harga diskon (Rp 1.400.000,00), harga tersebut
dinilai masih cukup murah apabila dibandingkan
dengan brand jeans international lainnya.
Narasumber juga mengatakan bahwa dia
akan tetap membeli produk Nudie Jeans Co. apabila tidak ada harga diskon, karena dinilai produknya
yang bagus serta keinginannya yang kuat.
Setelah cukup
lama memakai produk Nudie Jeans Co., Teddy merasa cukup puas dengan produk yang dibelinya. Bahannya sangat enak
ketika digunakan. Dengan pilihan
produk raw denim, narasumber mengharapkan jeansnya akan jauh lebih bagus ketika
dicuci daripada brand Pot
Meets Pop.
�Karena raw jeans menurut saya lebih�saat sudah lama dipakai menjadi lebih enak dan itu membutuhkan waktu yang lama dan saya suka untuk
membuat jeans lebih bagus�
Dengan perasaan
cukup puas karena bahan produk Nudie Jeans Co.
yang dinilai enak dan nyaman, menjadikan
narasumber ingin melakukan pembelian berikutnya dengan brand tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti
menarik kesimpulan bahwa Teddy
termasuk dalam golongan Brand Royalty. Narasumber melakukan pembelian produk dikarenakan oleh faktor
keinginan pribadi. Faktor pribadi berperan
sangat besar dalam keputusan pembeliannya, dimana gaya hidup menjadi salah satu faktor yang berperan.
Dengan adanya ketertarikan yang kuat
pada Nudie Jeans Co., Teddy rela menabung untuk membeli hingga pada akhirnya dia membeli dengan
harga diskon.
Narasumber dinilai
sudah loyal terhadap
Nudie Jeans Co. dikarenakan
perasaan yang bersifat positif (afektif) yang ditimbulkan dari kepuasan yang didapatkan narasumber. Dalam
hal ini, komponen konatif ditandai dengan kecenderungan Teddy untuk melakukan
pembelian berikutnya terhadap
produk Nudie Jeans Co.
Ketika dia ingin membeli
jeans baru, Teddy langsung mencari
informasi tentang brand Nudie
Jeans Co., tanpa membandingkan dengan brand jeans lainnya. Narasumber juga
merasa cukup puas dengan produk Nudie
Jeans Co. yang dibelinya dan akan melakukan pembelian berikutnya dengan brand
tersebut. Faktor psikologis (keyakinan dan sikap) adalah yang menjadi
pemikiran deskriptif dari narasumber yang mempertahankan mengenai
Nudie Jeans Co.
D.
Narasumber calon konsumen
Nudie Jeans Co.: Henry
Henry adalah
seorang mahasiswa berumur 20 tahun dari universitas Atmajaya jurusan akuntansi. Dia tinggal di perumahan Puri Indah
� Jakarta. Kesibukan kesehariannya adalah hanya berkuliah. Narasumber mengatakan bahwa
dirinya adalah tipe orang yang tidak terlalu
peduli dengan fashion. Fashion itu tidak selalu membutuhkan biaya yang mahal. Tidak semua produk fashion itu
mahal harganya. Kembali lagi kepada
pilihan dari masing � masing individu, ada produk yang mahal, ada juga produk yang tidak mahal. Narasumber
juga mengatakan bahwa jeans termasuk
didalam kategori fashion. �Karena belakangan ini kan banyak jeans dengan
berbagai macam model� sebut Henry.
Pendapatannya
dalam sebulan berkisar diangka satu juta rupiah dan budget dia untuk sebuah jeans juga sekitar satu juta rupiah.
Pada umumnya, Henry selalu membeli jeans di online shop yang dimiliki
oleh teman � temannya. Dia adalah tipe orang yang lebih mementingkan kenyamanan dibandingan prestige dari sebuah brand. Sampai dengan dilakukan
wawancara, Henry mempunyai
empat jeans dan keempatnya
dipakai bergantian. Dia juga menyebutkan bahwa
ketika ingin membeli jeans baru, pilihan ditentukan berdasarkan detail
dari produk itu sendiri. Kualitas
dari bahan jeans, kenyamanan ketika digunakan,
dan model dari jeans juga diperhatikan. Waktu pergantian antara jeans
lama dengan jeans baru sekitar enam
sampai dua belas bulan.
Setelah
mengetahui alasan untuk membeli jeans baru, Henry mulai mencari brand jeans untuk dibeli. Tiga brand jeans keluar sebagai perbandingannya, salah satunya termasuk brand Nudie Jeans Co. Semua informasi tentang brand � brand jeans tersebut didapatkan dari temannya. Narasumber juga tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan pilihannya, paling lama satu hari.
�Hmmm�ya paling
ngga lama sih, ngga sampe sehari juga. Saya cuman asal lihat saja yang saya kira kira cocok�
Pada akhirnya
pilihannya jatuh kepada brand Cheap Monday.
Narasumber mengatakan bahwa kendala dalam membeli produk Nudie Jeans Co. adalah faktor harga. Henry mengakui
bahwa dia tertarik untuk membeli produk Nudie Jeans Co. dikemudian hari, karena ingin mencobanya.
Henry
mengetahui banyak tentang brand Nudie
Jeans Co. melalui word of mouth dan juga produknya yang dipakai banyak orang. Lambang dari kantong belakang Nudie Jeans Co.
dapat dengan mudah dikenali oleh orang
� orang yang melihatnya. Dampak dari
proses komunikasi ini diniliai narasumber menjadikannya tahu tentang produk Nudie Jeans Co.
Dalam hal ini,
komponen kognitif ditandai dengan pengetahuan dan persepsi dari narasumber terhadap Nudie Jeans Co. Pengetahuan diperolehnya melalui teman � temannya. Setelah mengetahui
tentang Nudie Jeans Co., emosi dari narasumber menjadikan pilihan untuk dibeli (afektif).
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti
menarik kesimpulan bahwa Henry
termasuk dalam golongan Inertia.
Narasumber melakukan pembelian produk
bisa dikarenakan oleh faktor keinginan pribadi. Pada saat memilih brand
jeans yang akan dibeli, dia hanya membutuhkan waktu sekitar sehari untuk melihat � lihat,
apabila cocok produk tersebut
akan dibelinya.
E.
Narasumber distributor resmi Nudie Jeans
Co.: The Goods Dept
The Goods Dept
adalah department store yang pertama
kali didirikan di Plaza Indonesia
pada tahun 2010. Tempat tersebut tidak hanya sekedar toko, tetapi terkadang
digunakan oleh designer
muda Indonesia untuk pameran
seni, berbagai acara kreatif, dan fashion
show. Beberapa koleksi yang
dijual disini tergolong eksklusif dan
tidak dijual ditempat lain. Pada tahun
2012, mereka pindah dari Plaza Indonesia ke Pacific Place. Selain di Pacific Place, The Goods Dept juga dapat
ditemukan di Pondok Indah Mall 2 dan Lotte Shopping Avenue.
Konsumen dapat
menemukan aneka aksesoris unik, kaca mata, topi, kamera, tas, sepatu,
jam tangan, dan beragam produk fashion lainnya.
Didukung dengan berbagai
brand lokal dan international, The Goods Dept juga menyediakan aneka produk untuk
anak � anak berusia balita hingga remaja yang tidak kalah fashionable.
Salah satu brand international yang dijual dan
sesuai dengan topik penelitian saya
adalah produk Nudie Jeans Co. Pada kesempatan ini, saya diperbolehkan untuk mewawancarai pihak internal The Goods Dept.
Ekky Apryatna
adalah seorang Merchandiser di The Goods Dept, Pacific Place � Jakarta. Narasumber telah
bekerja ditempat ini kurang lebih selama
satu tahun. Salah satu yang membedakan The Goods Dept dari distributor lainnya adalah mereka menjual
produk yang sangat variatif dan selalu up to date dengan tren yang ada.
Menurut
pendapatnya, brand Nudie Jeans Co.
masuk ke Indonesia sekitar tahun
2007. Masuknya brand ini membawa
dampak terhadap brand lokal
maupun brand international. Baik itu sebagai
benchmarking untuk
kualitas produk jeansnya, maupun persaingan calon konsumen yang menjadi target penjualan bagi brand � brand denim yang ada. Bahan daur
ulang / recycle jeans juga dinilai sebagai terobosan terbaik dari Nudie
Jeans Co. Bahan tersebut merupakan
hasil daur ulang produk jeans yang lama dan sifatnya ramah bagi lingkungan. �
F.
Pembahasan Umum
Narasumber pertama
bernama Ryan, narasumber kedua bernama Joffe, dan narasumber ketiga bernama
Teddy. Ketiga narasumber adalah konsumen Nudie Jeans Co. Narasumber keempat
bernama Henry yang adalah
calon konsumen Nudie Jeans Co. Dalam hal ini semua narasumber akan dianalisa menggunakan teori proses
pengambilan keputusan oleh Tom Duncan, didukung
dengan konsep model sikap perilaku
konsumen oleh Ujang Sumarwan dan profil keterlibatan konsumen oleh Henry Assael
Menurut Lake (2009, p.287),
sebelum konsumen melakukan pencarian informasi ke produk
dan jasa yang akan dibeli, penjual harus mendapatkan perhatian
terlebih dahulu dari konsumen. Setelah
berhasil mendapatkan
perhatian, maka penjual harus mengedukasi tentang informasi dari produk dan jasa yang dijual. Penjualan
akan dirasa efektif
apabila komunikasi antara konsumen dan penjual berjalan
dengan baik.
Narasumber pertama
dan kedua melakukan
pencarian informasi dilakukan
seperlunya. Hal ini berbeda dengan narasumber ketiga yang sudah loyal kepada brand Nudie Jeans Co. Pencarian
informasi tetap dilakukan tetapi kecenderungannya merujuk
kepada brand Nudie Jeans Co. Dalam hal ini, narasumber ketiga dapat
digolongkan dalam profil keterlibatan konsumen yaitu Brand Royalty.
Proses komunikasi dari Nudie Jeans Co. dinilai
dilakukan melalui teman,
internet (media sosial) dan mal. Menurut
Kotler (2008, p. 204) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran
adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk
dan mengingatkan konsumen �
langsung atau tidak langsung � tentang produk
dan merek yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu, komunikasi pemasaran menggambarkan �suara� merek dan merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membangun dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen.
Pada tahap ketiga,
tiga dari empat narasumber menjelaskan bahwa
pengalaman dari konsumen
Nudie Jeans Co. sebelumnya meyakinkan narasumber untuk melakukan pembelian. Satu narasumber yang adalah calon konsumen Nudie Jeans Co. berakhir
pada tahap ketiga. Meskipun evaluasi alternatif telah meyakinkan dia, tetapi faktor harga menjadi
hambatan dalam membeli.
Konsumen Nudie Jeans Co. sebelumnya berperan besar sebagai
pemberi pengaruh dalam keputusan pembelian
kedua narasumber.
Pada tahap
keempat, ketiga narasumber pada akhirnya melakukan pembelian produk Nudie Jeans Co. di distributor resmi yang dituju
(komponen konatif). Saat sampai di distributor resmi, mereka sudah mengetahui produk apa yang akan dibelinya. Ketiga narasumber dinilai
sebagai orang yang mengambil keputusan, pembeli dan juga pengguna dari produk
Nudie Jeans Co. (peran dalam keputusan pembelian).
Dalam buku
Kotler and Armstrong (2007, p.130) dijelaskan bahwa keputusan pembelian dari konsumen adalah bagian yang sangat
penting. Tidak ada yang pernah tahu apa
isi dari otak konsumen saat melakukan keputusan pembelian. Terkadang, konsumen juga tidak tahu apa yang mempengaruhi mereka untuk melakukan
pembelian. Hal ini dilakukan dibawah
alam sadar.
Lake (2009, p.9) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen
akan didapatkan setelah
mendapatkan manfaat dari barang dan jasa yang telah dibeli, serta proses � proses dalam memilih, membeli dan
menggunakan produk dan jasa tersebut.
Setelah menggunakan produk Nudie Jeans Co. selama lebih dari enam bulan, ketiga narasumber merasa puas dengan
produk yang dibelinya. Tetapi hal ini tidak meyakinkan narasumber untuk melakukan
pembelian berikutnya.
Akbar, R. P. S. dan Usman,
H. (2006). Pengantar Statistika, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Assael, H. (2004). Consumer Behavior: A Strategic
Approach. Boston: Houghton Mifflin.
Baker,
M.J. (2006). Editorial, Journal of Customer Behaviour, 5(3), 197-200
Basrowi
dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Kineka Cipta.
Bellis,
M. (n.d). Denim Blue Jeans. Diakses pada pukul 20:00 WIB, 20 Agustus 2013, dari
http://inventors.about.com/od/sstartinventors/a/Lev
i_Strauss.htm
Bjork,
J. (2013, January 5). Going 100% Organic, Nudie Jeans Inspires Change in the
Denim Industry.
Blackwell,
R. D., Miniard, P. W., & Engel, J. F. (2006). Consumer Behavior 10th
edition. Mason (Ohio): Thompson Higher Education.
Bojer,
T. (2011, August 29). Nudie Jeans Co.
Bungin,
B. (2003). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Dahlen,
Lange and Smith. (2010). Marketing Communications� A Brand Narrative Approach. UK: John Wiley
& Sons Ltd.
Duncan,
T. (2005). Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill,
Inc.
Ergin,
E.A. and Akbay, H.O. (2010). Consumer�s Purchase Intetions for Foreign
Products: An Empirical Research Study in Istanbul, Turkey. International Business
& Economics Research Journal, 9(10), 115- 121.
Hair,
J. F., Robert, P. B., & David, J. O. (2003). Marketing research Within a
Changing Information Environment. New York: McGraw-Hill.
Hasan,
A. (2009). Marketing. Yogyakarta: MedPress.
Jalakamali,
M. and Nikbin, D. (2010). The Effects of Motivation of Purchase Decision.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 2(8). 234-245.
Kountur,
R. (2009). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Kotler, P.
(2003). Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 2, Terjemahan: Benyamin Molon.
Jakarta: PT Indeks.
Kotler,
P. and Armstrong. G. (2003). Dasar�Dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi 9. Jakarta:
PT Indeks.
Kotler,
P. and Armstrong, G. (2007). Principle of Marketing 12th edition. New Jersey:
Prentice Hall.
Kotler,
P. and Keller, K.L (2008). Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Indonesia: PT. Indeks.
Lake,
L. A. (2009). Consumer Behavior For Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing,
Inc.
Majid,
A. (2009). Customer Service Dalam Bisnis Jasa Transportasi. Jakarta: PT
Rajagrapindo Persada.
Mattias.
(2011, July 21). Record Year for Nudie Jeans. Diakses pada pukul 21:00 WIB, 1
Oktober 2013, dari http://mynudies.com/content.php?14
1-record-year-for-nudie-jeans-2010
Moleong,
L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Naked
& Famous Denim. (2014). About Us. Diakses pada pukul 20:30 WIB, 14
September 2013, dari http://nakedandfamousdenim.com/about-us/
Nudie
Jeans Living Wages. (2013). Diakses pada pukul 19:00 WIB, 25 April 2014, dari http://www.nudiejeans.com/press/package/nudiejeans-
livingwages/
Nudie
Jeans Maria Erixon. (2008, March 30). Diakses pada pukul 19:50 WIB, 22 Agustus
2013, dari http://www.svd.se/naringsliv/nudie-jeans-maria-
erixon_157739.svd
Nudie
Jeans Website. (2014). Diakses pada pukul 14:00 WIB, 10 Mei 2014, dari www.nudiejeans.com
Copyright
holder: Vino Andreas Prabowo,
Muhammad Aras, Cecilia Astri Piona Simbolon, Prawida Nuraeni Basuki (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |