Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
RANCANGAN PENATAAN LAHAN PADA SISTEM TAMBANG TERBUKA DENGAN SISTEM PENGISISAN KEMBALI LUBANG BEKAS TAMBANG
Paturama Banuarli, Rika Ernawati, Tedy Agung Cahyadi
Magister Teknik Pertambangan UPN �Veteran� Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Pertambangan merupakan sektor penting dalam perekonomian banyak negara, namun operasinya seringkali menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan, termasuk perubahan lanskap skala besar akibat pembukaan lubang tambang besar. Oleh karena itu, strategi penataan lahan efektif setelah operasi pertambangan sangat penting. Penelitian ini berfokus pada pengembangan dan evaluasi strategi penataan lahan pada tambang terbuka menggunakan sistem pengisian kembali lubang bekas tambang. Penelitian ini melibatkan studi literatur, desain dan pemodelan, simulasi dan evaluasi, serta uji lapangan dan analisis data. Hasil penelitian ini menujukan bahwa renacan penataan lahan pada blok 16-40 dilakukan penimbunan dari pit dengan menggunakan material overburden hingga elevasi 80, dan dijadwalkan selesai di bulan Desember 2023, sedangkan pada blok 55-73 dilakukan penimbunan dengan material overburden hingga elevasi 100 dan dijadwalkan selesai pada bulan Agustus 2024 sejalan dengan berakhirnya penambangan.
Kata kunci: Penataan lahan, Pengisisan kembali lubang bekas tambang, dampak lingkungan, pertambangan berkelanjutan
Abstract
Mining is an
important sector in the economies of many countries, but its operations often
have significant environmental impacts, including large-scale landscape changes
resulting from the opening of large mining pits. Therefore, an effective
land-structuring strategy after mining operations is essential. This research
focuses on the development and evaluation of land management strategies in open
pit mines using ex-mine pit replenishment systems. This research involves
literature study, design and modeling, simulation and evaluation, as well as
field tests and data analysis. The results of this study show that landfill renacan in blocks 16-40 is backfilled from the pit using
overburden material up to elevation 80, and is scheduled to be completed in
December 2023, while in blocks 55-73 landfill is carried out with overburden
material up to elevation 100 and is scheduled to be completed in August 2024 in
line with the end of mining.
Keywords: �Land Form, Backfilling, Environmental Impact,
Sustainable Mining
Industri pertambangan telah
lama menjadi tulang punggung ekonomi banyak negara. Namun, dampak ekologis dan lingkungan dari operasi tambang terbuka sering menimbulkan kontroversi. Salah satu masalah yang paling menonjol adalah perubahan skala besar pada lanskap, yang disebabkan oleh pembukaan lubang tambang besar. Pembukaan ini, jika dibiarkan
tidak ditangani, dapat merusak lingkungan
lokal secara permanen, mengganggu ekosistem, dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan
manusia. Oleh karena itu, penting untuk
memiliki strategi penataan ulang lahan yang efektif setelah operasi tambang selesai. Salah satu strategi ini adalah sistem
pengisian kembali lubang bekas tambang.
Sistem pengisian
kembali lubang bekas tambang adalah
proses dimana lahan yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan pertambangan diisi kembali dengan material, umumnya limbah pertambangan atau overburden,
untuk memulihkan dan merehabilitasi area tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan
dampak negatif dari kegiatan pertambangan,
memperbaiki kualitas tanah, regenerasi flora dan fauna
lokal, dan pada akhirnya membantu mewujudkan pertambangan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab
Beberapa dampak negatif
dengan dilakukannya sistem tambang terbuka adalah, deforestasi, kehilangan lahan pertanian, hilangnnya keanekaragaman hayati, polusi air dan udara, bencana geologi, dan pergerakan masyarakat
Beberapa penelitian telah
dilakukan tentang penataan lahan pada bekas tambang dengan
metode backfilling�
Metode Penelitian
Untuk memahami dan mengevaluasi
efektifitas penataan lahan dengan sistem
pengisian kembali lubang beksa tambang
pada sistem tambang terbuka, penelitian kan menggunakan pendekatan kuatitatif.
1. Studi Literatur: Ini melibatkan penelitian ekstensif terhadap
literatur ilmiah, laporan industri, dan kebijakan terkait untuk memahami tren,
tantangan, dan solusi saat ini dalam penataan lahan dan pengisian kembali
lubang bekas tambang. Ini akan mencakup studi tentang teknologi yang digunakan,
protokol keselamatan, dan metode pemulihan ekosistem.
2. Pemodelan dan Desain: Menggunakan data dan informasi yang
diperoleh dari studi literatur, tahap selanjutnya adalah merancang model
penataan lahan yang menggunakan sistem pengisian kembali lubang bekas tambang.
Model ini akan dirancang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
topografi lahan, jenis dan volume overburden, serta tujuan pasca-tambang.
3. Simulasi dan Evaluasi: Model yang telah dirancang kemudian akan diuji
menggunakan simulasi komputer untuk mengevaluasi kinerjanya dalam berbagai
skenario, perubahan dalam volume overburden. Evaluasi ini akan memberikan
wawasan tentang potensi tantangan dan batasan dari model yang dirancang.
4. Uji Lapangan: Jika memungkinkan, model yang telah dirancang dan
diuji secara teoritis juga akan diuji dalam kondisi lapangan nyata. Ini akan
melibatkan penerapannya di lokasi tambang terbuka yang sebenarnya dan
monitoring kinerjanya selama periode waktu yang ditentukan.
5.
Analisis Data
dan Revisi: Data dari uji lapangan dan simulasi komputer kemudian akan
dianalisis untuk menilai kinerja model. Hasil analisis ini akan digunakan untuk
melakukan revisi dan penyesuaian terhadap desain awal.
Dengan menerapkan metode
ini, penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan rancangan yang
kuat dan praktis untuk penataan lahan pada tambang terbuka dengan sistem pengisian kembali lubang bekas tambang, yang dapat digunakan oleh industri pertambangan untuk operasi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Berikut ini adalah
bagan alir dari penelitian ini (Gambar 1).
Gambar 1
Bagan Alir
Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Jumlah Produksi Material Overburden
Rencana penataan lahan
dibuat sesuai dengan produksi Overburden
yang akan dikerjakan oleh perusahaan pada tambang tersebut. Volume overburden yang ditimbun
ke lokasi penataan penataan lahan dapat dilihat
pada Tabel 1
�Tabel 1 Rencana Penataan Lahan
Bulan |
Rencana Produksi �OB Pit 2 |
Penataan Lahan Inpit
Dump Blok 16-40 |
Penataan Lahan Inpit
Dump Blok 55-73 |
|||||
Jam Kerja Efektif |
Jumlah Hari Kerja |
Jumlah Fleet |
Jumlah ADT |
Volume
Inpit |
Jumlah Fleet |
Jumlah ADT |
Volume
Inpit |
|
Apr-23 |
������� 10,78 |
30 |
4 |
28 |
���426.747 |
3 |
9 |
����
320.060 |
May-23 |
������� 13,37 |
31 |
4 |
28 |
�� 546.970 |
3 |
9 |
����
410.228 |
Jun-23 |
������� 13,35 |
30 |
4 |
28 |
� 528.608 |
3 |
9 |
����
396.456 |
Jul-23 |
������� 14,07 |
31 |
4 |
28 |
� 575.722 |
3 |
9 |
����
431.791 |
Aug-23 |
������� 14,14 |
31 |
4 |
28 |
� 578.634 |
3 |
9 |
����
433.975 |
Sep-23 |
������� 14,01 |
30 |
4 |
28 |
�� 554.697 |
3 |
9 |
����
416.023 |
Oct-23 |
������� 13,09 |
31 |
4 |
28 |
�� 535.506 |
3 |
9 |
����
401.630 |
Nov-23 |
������� 12,60 |
30 |
4 |
28 |
�� 499.133 |
3 |
9 |
����
374.350 |
Dec-23 |
������� 12,34 |
31 |
4 |
28 |
�� 505.003 |
3 |
9 |
����
378.752 |
Jan-24 |
�������
12,73 |
31 |
|
|
|
7 |
21 |
����
911.372 |
Feb-24 |
�������
12,78 |
29 |
|
|
|
7 |
21 |
����
856.014 |
Mar-24 |
�������
11,97 |
31 |
|
|
|
7 |
21 |
����
856.905 |
Apr-24 |
�������
10,78 |
30 |
|
|
|
7 |
21 |
��� 746.807 |
May-24 |
�������
13,37 |
31 |
|
|
|
7 |
21 |
��� 957.198 |
Jun-24 |
�������
13,75 |
30 |
|
|
|
6 |
18 |
��� 816.673 |
Jul-24 |
�������
13,55 |
31 |
|
|
|
6 |
18 |
��� 831.699 |
Aug-24 |
�������
13,42 |
31 |
|
|
|
4 |
12 |
��� 549.146 |
Total |
4 |
28 |
4.751.021 |
�����������
5 |
���������
14 |
10.089.079 |
Tempat penataan lahan
dibagi menjadi 2 bagian yaitu blok
16-40 dan blok 55-73. Pada blok
16-40 jarak angkut
overburden dari pit sejauh
4,6 Km sedangkan jarak angkut dari blok
55-73 dari pit sejauh 0,6
Km. Terdapat lubang bekas tambang di blok 16-40 disebabkan oleh sempat terhentinya penambangan dari bulan Juli 2019-October 2021 akibat dari fluktuasi
harga batubara. Saat ini diperlukan
segera untuk mengembalikan lahan tersebut sesuai peruntukannya (dikembalikan menjadi kawasan hutan). Kemajuan penataan lahan blok 16-40 dan blok 55-73 dapat dilihat pada Gambar 2
Blok 55-73 Blok 14-40 |
Triwulan 2 Tahun 2023 - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 16-40 sebesar : 10,16 Ha - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 55-73 sebesar : 9,9 Ha |
||||||
Blok 55-73
Blok 14-40 |
Triwulan 3 Tahun 2023 - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 16-40 sebesar� 21,8 Ha - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 55-73 sebesar 13,02 Ha |
||||||
Blok 14-40 (Selesai� Ditimbun) Blok 55-73 |
Triwulan� 4 Tahun 2023 - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 16-40 sebesar 31,7 Ha (Selesai) - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 55-73 sebesar 15,4 Ha |
||||||
Blok 14-40 Blok 55-73 |
Triwulan� 1 Tahun 2024 - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 55-73 sebesar 17,42 Ha |
||||||
Blok 55-73 Blok 14-40 |
Triwulan� 2 Tahun 2024 - Total Luas Penataan Lahan
di IPD Blok 55-73 sebesar 25,02 Ha |
||||||
Blok 55-73 (selesai Ditimbun)
Blok 14-40 |
Triwulan� 3 Tahun 2024 -
Total Luas Penataan Lahan di IPD Blok
55-73 sebesar 33,75 Ha |
Gambar 2
Kemajuan
Penataan Lahan Setiap Triwulan
Berangkat dari rencana penataan
lahan yang telah dipersiapkan dengan matang, blok 14-40 telah dijadwalkan untuk diselesaikan pada bulan Desember 2023. Sementara itu, blok 55-73, yang merupakan bagian integral dari proyek ini, dijadwalkan
untuk penyelesaian di bulan Agustus 2024. Perencanaan waktu ini sejalan dengan
jadwal penyelesaian penambangan di pit yang berkenaan,
yang memastikan bahwa
proses penataan lahan dan penambangan berjalan secara sinkron dan efisien. Menyusun rancangan lahan bukanlah tugas yang sederhana dan memerlukan penyesuaian berdasarkan kondisi dan karakteristik unik dari setiap blok.
Dalam hal ini, penataan lahan
di blok 16-40 akan dilakukan hingga mencapai elevasi 80.
Elevasi ini dipilih
berdasarkan analisis terperinci dari karakteristik blok dan persyaratan teknis yang berkaitan. Di sisi lain, untuk blok 55-73, penataan lahan direncanakan hingga elevasi 100. Pilihan elevasi ini mencerminkan
penyesuaian yang diperlukan
berdasarkan kondisi unik dan persyaratan spesifik blok 55-73. Untuk memperjelas rancangan ini, penampang melintang dari blok 16-40 telah digambarkan dan dapat dilihat pada Gambar 3. Penampang ini menunjukkan
bagaimana penataan lahan akan diimplementasikan
dan bagaimana lanskap akhirnya akan tampak.
Demikian juga, penampang melintang blok 55-73 telah diilustrasikan dan dapat dilihat pada Gambar 4. Penampang ini memberikan
gambaran yang jelas tentang bagaimana penataan lahan akan dilakukan di blok 55-73 dan bagaimana lanskap akhirnya akan terlihat.
Gambar 3
Penampang Melintang Blok
16-40
Gambar 4
Penampang Melintang Blok
16-40
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, penting untuk menata
kembali lahan bekas tambang untuk
mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Untuk mencapai ini, penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengisian
kembali lubang bekas tambang dapat
menjadi strategi yang efektif.
Melalui pendekatan ini, lahan bekas
tambang dapat diisi kembali dengan
material overburden, untuk memulihkan
dan merehabilitasi area tersebut.
Model penataan ini mempertimbangkan berbagai faktor termasuk topografi lahan, jenis dan volume overburden, dan tujuan
pasca-tambang.
Penataan lahan di lokasi penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu blok 16-40 dan blok 55-73. Jadwal penyelesaian penataan lahan untuk blok
14-40 dijadwalkan pada Desember
2023, sementara untuk blok 55-73 dijadwalkan pada
Agustus 2024. Rencana ini sejalan dengan jadwal penyelesaian penambangan di pit tersebut.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan rancangan yang efektif untuk penataan
lahan pada tambang terbuka dengan sistem backfilling.
BIBLIOGRAFI
Suyono, S., AZIZ, A.F. and Wahyuningsih, T., 2018. Rancangan Disposal dan Drainase pada Quarter Tiga dan Empat Tahun 2017 di Area Disposal PT. Jasapower Indonesia Job Site Adaro Indonesia Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Teknologi Pertambangan, 4(1), pp.79-90
Cahyadi, T. A., Butungan, J., Sudiyanto, A., Amrin, D., Siri, H. T., & Nusanto, G. (2019). Rancangan Sistem Penyaliran Pada Lokasi Disposal Tambang Nikel. Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik, 18(01).
Hidayaturrahman, M. F., Santoso, D. H., & Asrifah, R. D. (2023). Rancangan Teknis Reklamasi Lahan Bekas Pertambangan Andesit berdasarkan Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pertanian Lahan Kering di Dusun Pucungan, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Prosiding SATU BUMI, 4(1).
Irawan, A. B., & Yogafanny, E. (2020). Rancangan Teknik Reklamasi Penambangan Pasir dan Batu Di Dusun Banaran, Desa Keningar, Kec. Dukun, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian, 2(2), 10-17.
Rande, S. A. (2016). Analisis Kesesuaian Lahan Bekas Tambang Batubara pada PT Asia Multi Invesama di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. PROMINE, 4(1).
Wirth, P., Chang, J., Syrbe, R. U., Wende, W., & Hu, T. (2018). Green infrastructure: a planning concept for the urban transformation of former coal-mining cities. International Journal of Coal Science & Technology, 5, 78-91.
Wu, Z., Lei, S., Yan, Q., Bian, Z., & Lu, Q. (2021). Landscape ecological network construction controlling surface coal mining effect on landscape ecology: A case study of a mining city in semi-arid steppe. Ecological Indicators, 133, 108403.
Svobodova, K., Owen, J. R., & Harris, J. (2021). The global energy transition and place attachment in coal mining communities: Implications for heavily industrialized landscapes. Energy Research & Social Science, 71, 101831.
Berger,
A. (Ed.). (2007). Designing the reclaimed landscape. Routledge.
Hancock, G. R., Duque, J. M., & Willgoose, G. R. (2019). Geomorphic design and modelling at catchment scale for best mine rehabilitation�The Drayton mine example (New South Wales, Australia). Environmental modelling & software, 114, 140-151.
Xiao, W., Hu, Z., & Fu, Y. (2014). Zoning of land reclamation in coal mining area and new progresses for the past 10 years. International Journal of Coal Science & Technology, 1, 177-183.
Setiawan, I. E., Zhang, Z., Corder, G., & Matsubae, K. (2021). Evaluation of environmental and economic benefits of land reclamation in the Indonesian coal mining industry. Resources, 10(6), 60.
Bing-yuan, H., & Li-xun, K. (2014). Mine land reclamation and eco-reconstruction in Shanxi province I: mine land reclamation model. The Scientific World Journal, 2014.
Zhang, J., Sun, Q., Zhou, N., Haiqiang, J., Germain, D., & Abro, S. (2016). Research and application of roadway backfill coal mining technology in western coal mining area. Arabian Journal of Geosciences, 9, 1-10.
Chang, Q., Chen, J., Zhou, H., & Bai, J. (2014). Implementation of paste backfill mining technology in Chinese coal mines. The Scientific World Journal, 2014.
Li, H., Guo, G., & Zhai, S. (2016). Mining scheme design for super-high water backfill strip mining under buildings: a Chinese case study. Environmental Earth Sciences, 75, 1-12.
Rana Antariksa, D., & Yuliadi, Z. (2021). Rancangan Geometri Rencana Lereng Akhir Waste Dump terhadap Displacment Batuan Dasar Area Waste Dump PT X Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Riset Teknik Pertambangan, 1(1).
Harsiga, E., Pebrianto, R., & Prabowo, F. D. (2022, December). Rancangan Desain Disposal In Pit Dengan Metode Backfilling dan Menghitung Volume Material Timbunan Menggunakan Software Minescape 5.7. In Proceedings Of National Colloquium Research And Community Service (Vol. 6, pp. 149-151).
Prayoga, Y., Toha, M. T., & Bochori, B. (2014). Rancangan Lokasi Disposal Untuk Rencana Penambangan Pit Inul East Selama Bulan Juli 2013 Sampai Desember 2014 Di Departemen Hatari PT Kaltim Prima Coal. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 2(4), 101512.
Prabawa, A. D., Herdiansyah, A., & Hartono, R. (2015). Rancangan Penanganan Material Overburden Yang Berpotensi Menimbulkan Air Asam Tambang Di Blok 5d Cb Pt Tanito Harum Kalimantan Timur. ReTII.
Copyright holder: Paturama Banuarli, Rika Ernawati, Tedy Agung Cahyadi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |