Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 7, Juli 2023

 

PENGARUH BURNOUT TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GENERASI X DAN Y

 

Ajheng Mulamukti A. Pratiwi, Mahesti Pertiwi, Alieffiandi Agitama, Briyan Angga Ardiansah dan Syifa Amalia Suryanti

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Komitmen organisasi adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh organisasi. Sebab, karyawan dengan komitmen organisasi yang baik akan bekerja keras membantu organisasi mencapai tujuan. Dunia kerja saat ini didominasi oleh generasi X dan Y, masing-masing dari generasi ini memiliki karakteristik yang unik yang kemungkinan dapat mempengaruhi komitmen organisasi, seperti burnout pada karyawan yang diakibatkan dari tuntutan kerja yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh burnout terhadap komitmen organisasi pada karyawan generasi X dan Y. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis uji regresi linear sederhana yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel burnout terhadap komitmen organisasi.

 

Kata Kunci: Burnout; Komitmen Organisasi; Gen X dan Y

 

Abstract

Organizational commitment is an important aspect that must be considered by organizations. Because, employees with good organizational commitment will work hard to help the organization achieve goals. Today's world of work is dominated by generations X and Y, each of these generations has unique characteristics that are likely to affect organizational commitment, such as employee burnout resulting from high work demands. The purpose of this study was to determine the effect of burnout on organizational commitment in generation X and Y employees. This study used a quantitative approach with a simple linear regression test analysis used to determine how much influence the burnout variable had on organizational commitment.

 

Keywords: Burnout; Organizational Commitment; Gen X and Y

 

 

 

 

 

Pendahuluan

Organisasi atau perusahaan seharusnya sudah mempunyai sebuah visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tentunya dalam mewujudkan hal tersebut, maka organisasi wajib memiliki sistem yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya. Dengan adanya sumber daya manusia yang menjadi salah satu unsur penting dalam sistem organisasi untuk bergerak maju ke depan demi mencapai tujuan organisasi. Berbicara tentang tujuan, faktor penting yang diharapkan bagi organisasi yaitu sebuah komitmen organisasi yang muncul dari tiap karyawannya.

Komitmen organisasi adalah bentuk perilaku dan pola pikir karyawan yang memiliki keberpihakan dan berpegang kuat pada organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang baik tentunya mengharapkan dirinya sebagai bagian dari organisasi dan menjaga keanggotannya menjadi bagian dari organisasi (Robbins, 2013).

Maka dari itu karyawan disebut sebagai aset penting dalam organisasi. McCrindle (2006) mengatakan terdapat tiga generasi angkatan kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan, yaitu, generasi Baby Boomers yang lahir antara tahun 1943-1960, generasi Xers (generasi X) yang lahir antara tahun 1961-1979 dan Generasi Y yang lahir antara tahun 1980-1994. Sebagian besar tenaga kerja saat ini berisikan oleh generasi X dan generasi Y (Yigit & Aksay, 2015).

Kedua generasi tersebut mempunyai karakteristik yang unik dan menjadi sebuah tantangan bagi organisasi dalam menghadapi yang berkaitan dengan komitmen organisasi. Menurut Rosyid (1996) Burnout dinilai sebagai permasalahan yang kerap terjadi oleh para pekerja di lingkungan yang memiliki daya saing yang tinggi dengan menitikberatkan terhadap cost control, meminimalisir ongkos tenaga kerja, dan peningkatan produktifitas. Maka burnout tidak bisa di ragukan lagi untuk dapat mempengaruhi kondisi fisik dan menurunnya produktifitas kerja.

Bentuk perilaku komitmen organisasi diharapkan bisa mencapai tujuan organisasi dimana hal tersebut merupakan keinginan atau permintaan yang tidak tertulis dari organisasi kepada karyawan. Namun, komitmen organisasi tidak bisa dipaksakan, sehingga respons psikologis yang timbul adalah bentuk perilaku karyawan kepada organisasi. Dengan jumlah tenaga kerja yang saat ini didominasi dari generasi X dan generasi Y, maka penelitian ini akan berfokus pada kedua generasi tersebut.

Ketika organisasi dapat mengelola sistem, mengejar tujuan dan mendapatkan komitmen dari karyawannya organisasi harus memperhatikan sumber daya manusia yang menjadi faktor penentu dan atas pencapaian tujuan organisasi (Cholil & Asri, 2003). Maka komitmen organisasi sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan.

Komitmen organisasi merupakan keinginan karyawan yang kuat untuk menetap sebagai anggota organisasi tertentu, bekerja keras serta meyakinkan diri dalam penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Luthans (2011) menjelaskan komitmen organisasi sebagai bentuk sikap yang mendeskripsikan loyalitas karyawan terhadap organisasi serta proses berkelanjutan saat anggota organisasi memusatkan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Darmawan (2013) komitmen diartikan sebagai keinginan karyawan untuk menetap atau bertahan menjadi anggota dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang maksimal untuk pencapaian tujuan organisasi.

Mathis dalam (Sopiah, 2008) mengatakan tentang komitmen organisasi memiliki tingkat kepercayaan dari karyawan dan menerima tujuan organisasi serta bertahan pada suatu organisasi. Komitmen organisasi mengangkat karyawan dalam usaha memberikan hal terbaik dengan tujuan membantu organisasi mencapai tujuannya (Martins & Martins, 2011). Robbins (2013) mengatakan bahwa terdapat 3 macam dimensi komitmen organisasional yakni Komitmen Afektif, Komitmen Normatif, dan Komitmen Berkelanjutan. Sedangkan menurut Meyer & Allen (1991) menjelaskan komitmen organisasi mempunyai tiga dimensi, yakni Affective Commitment, yang berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi.

Selanjutnya Continuance Commitment, dimana anggota organisasi memiliki kesadaran bahwa individu akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Lalu Normative Commitment, merupakan karyawan dengan normative commitment yang tinggi akan berlanjut menjadi anggota organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut. Dari ketiga aspek yang dijelaskan oleh tokoh-tokoh di atas, ada beberapa persamaan dari setiap aspek.

Penelitian ini menyimpulkan aspek-aspek komitmen organisasi adalah Affective Commitment Continuance, Commitment, dan Normative Commitment. Aspek-aspek ini mengarah pada penelitian Meyer, Allen, & Smith (1993) yang merasa memiliki penjelasan yang mudah dipahami.Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya komitmen pada karyawan adalah burnout.

Burnout sendiri merupakan sindrom kelelahan emosional, fisik, dan mental yang ditunjang dari rendahnya selfesteem dan selfefficacy, yang disebabkan oleh penderitaan stress yang intens dan berkepanjangan (Baron, Greenberg, & DeNisi, 1990). Dalam definisi tersebut burnout dapat muncul dari kondisi internal individu yang ditunjang oleh faktor lingkungan berupa stress yang terus-menerus. (Baron et al., 1990) memberikan refleksi dan karakteristik orang-orang yang menderita burnout. Orang-orang yang mengalami stres berulang kali dan berkepanjangan akan menyebabkan burnout.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti perlu memahami lebih dalam hubungan kedua konsep tersebut yaitu, burnout dan komitmen organisasi dengan menggunakan karyawan generasi X dan Y sebagai sampel karena sebagian besar tenaga kerja kini ditempati oleh generasi X dan generasi Y (Yigit & Aksay, 2015). Kedua generasi ini masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan terkadang menjadi tantangan bagi organisasi untuk menyikapinya berkaitan dengan komitmen organisasi.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Variabel yang diukur adalah burnout dan komitmen organisasi. Responden penelitian adalah karyawan generasi X dan Y. Skala Komitmen Organisasi terdiri dari 23 item. Skala burnout diadopsi dari Maslach dan Jackson dalam (Chiu & Tsai, 2006). Kuesioner burnout dibagi menjadi 3 dimensi, yaitu kelelahan emosional, depresionalisasi, dan penurunan prestasi terhadap diri. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS.

 

Hasil dan Pembahasan

Table 1

Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik

Frekuensi

Presentase (%)

Jenis kelamin

 

 

Laki-laki

36

39,5%

Perempuan

55

60,4%

Kelompok Usia

 

 

23-32

63

69,2%

33-42

20

21,9%

43-50

7

7,6%

>50

1

1,0%

 

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi

Nomor Item

Keterangan

Item 1

Valid

Item 2

Tidak Valid

Item 3

Tidak Valid

Item 4

Valid

Item 5

Valid

Item 6

Tidak Valid

Item 7

Valid

Item 8

Valid

Item 9

Valid

Item 10

Tidak Valid

Item 11

Valid

Item 12

Valid

Item 13

Valid

Item 14

Valid

Item 15

Valid

Item 16

Tidak Valid

Item 17

Valid

Item 18

Valid

Item 19

Valid

Item 20

Valid

Item 21

Valid

Item 22

Valid

Item 23

Tidak Valid

 

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan dapat dilihat bahwasanya pada tabel di atas untuk variabel komitmen organisasi terdiri dari 23 item pernyataan dan 6 item dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 2,3,6,10,16, dan 23 dikarenakan nilai corrected item total correlation nya <0,3. Pada alat ukur ini terdapat 17 item yang dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation nya >0.3.

 

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Burnout

Nomor Item

Keterangan

Item 1

Valid

Item 2

Valid

Item 3

Tidak Valid

Item 4

Valid

Item 5

Valid

Item 6

Valid

Item 7

Valid

Item 8

Valid

Item 9

Valid

Item 10

Valid

Item 11

Valid

Item 12

Valid

Item 13

Valid

Item 14

Valid

Item 15

Tidak Valid

Item 16

Valid

Item 17

Valid

Item 18

Valid

Item 19

Valid

Item 20

Valid

Item 21

Valid

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwasanya untuk variabel burnout yang terdiri dari 21 item pernyataan terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 3 dan 15 hal tersebut dikarenakan nilai corrected item total correlation nya <0,3. Berdasarkan tabel di atas juga bisa dilihat bahwasanya pada variabel ini terdapat 19 item yang dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation nya >0.3.

 

Tabel 4

Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi

Cornbach�s Alpha

Jumlah Item

788

23

 

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel di atas bahwasanya didapatkan hasil nilai alpha cronbach sebesar 0.788 dengan jumlah item sebanyak 23 item.

 

Tabel 5

Hasil Uji Reliabilitas Burnout

Cornbach�s Alpha

Jumlah Item

891

21

 

Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas didapatkan hasil nilai alpha cronbach sebesar 0.891 dengan jumlah item sebanyak 21 item.

 

 

 

Tabel 6

Hasil Uji Regresi Sederhana Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

402

161

152

9.209

 

Berdasarkan hasil analisis regresi antara variabel burnout dengan komitmen organisasi pada tabel model summary didapatkan nilai R sebesar 0,402 dengan nilai R Square sebesar 0,152. Artinya kontribusi variabel burnout terhadap komitmen organisasi sebesar 15,2% dan sebesar 84,8% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diketahui oleh peneliti.

 

Tabel 7

ANOVA

Model

Squares

df

Mean Square

F

p

1.                   Regression

1452.409

1

1452.409

17.127

.000

 

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel anova dapat dilihat bahwasanya didapatkan nilai koefisien F sebesar 17.127 dengan probability value sebesar 0,000 <0,001 maka berdasarkan hal tersebut hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan H0 ditolak sehingga ada pengaruh yang signifikan antara burnout terhadap komitmen organisasi pada karyawan gen X dan Y.

 

Tabel 8

Coefficients

Model

 

t

 

Sig.

 

B

Std. Error

Beta

 

 

1.                   (Constant)

70.086

4.949

 

14.163

.000

Burnout

-.402

.097

-.402

-4.138

.000

 

Berdasarkan analisa unstandardized coefficients didapatkan koefisien beta variabel burnout sebesar 0.359 dengan koefisien SE sebesar 0.097, koefisien B sebesar -0.402 dan probability value nya sebesar 0,000 (p<0,001). Hal ini menunjukan bahwasanya burnout memberikan efek negatif yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Jadi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan bisa disimpulkan bahwasanya pada penelitian hipotesis alternatif diterima dan menolak H0 sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara burnout terhadap komitmen organisasi dengan kontribusi sebesar 12,9%.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pengaruh kontribusi variabel burnout pada generasi X dan Y terhadap komitmen organisasi sebesar 15,2%. Artinya sebesar 84,8% tingkat kontribusi dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian juga variabel burnout memberikan arah pengaruh yang negatif signifikan terhadap komitmen organisasi yang hal ini menunjukan bahwasanya semakin tinggi burnout pada karyawan gen X & Y maka semakin rendah komitmen organisasi nya begitu pula sebaliknya yaitu semakin rendah burnout pada karyawan gen X & Y maka semakin tinggi rasa komitmen organisasinya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa burnout berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi pada karyawan generasi X dan Y selain itu juga arah pengaruh yang diberikan adalah negatif. Artinya semakin tinggi rasa burnout yang dirasakan maka semakin rendah komitmen organisasi pada generasi tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, semakin rendah rasa burnout yang dialami generasi X dan Y maka semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki karyawan generasi tersebut.

 

BIBLIOGRAFI

Bakker, Arnold B., & Costa, Patr�cia L. (2014). Chronic job burnout and daily functioning: A theoretical analysis. Burnout Research, 1(3), 112�119.

 

Baron, Robert A., Greenberg, Jerald, & DeNisi, Angelo S. (1990). Behavior in organizations: Understanding and managing the human side of work. (No Title).

 

Farhati, F. (1996). Peran Tingkat Karakteristik PekeIjaan dan Dukungan Sosial terhadap Tingkat Burnout Karyawan Radiant Utama Group Jakarta.

 

Firth, Hugh, & Britton, Peter. (1989). �Burnout�, absence and turnover amongst British nursing staff. Journal of Occupational Psychology, 62(1), 55�59.

 

Jackson, Susan E., Schwab, Richard L., & Schuler, Randall S. (1986). Toward an understanding of the burnout phenomenon. Journal of Applied Psychology, 71(4), 630.

 

Lee, Raymond T., & Ashforth, Blake E. (1993). A further examination of managerial burnout: Toward an integrated model. Journal of Organizational Behavior, 14(1), 3�20.

 

Maslach, Christina, & Inventory, Jackson S. Maslach Burnout. (1986). Palo Alto. California. Consulting. Psychologists Press.(1981/1986).

 

Maslach, Christina, & Zimbardo, P. G. (1982). Burnout: the cost of caring Prentice-Hall. Nueva York.

 

Meyer, John P., & Allen, Natalie J. (1997). Commitment in the workplace: Theory, research, and application. Sage publications.

 

Meyer, John P., Allen, Natalie J., & Smith, Catherine A. (1993). Commitment to organizations and occupations: Extension and test of a three-component conceptualization. Journal of Applied Psychology, 78(4), 538.

 

Muchinsky, Paul M., & Monahan, Carlyn J. (1987). What is person-environment congruence? Supplementary versus complementary models of fit. Journal of Vocational Behavior, 31(3), 268�277.

 

Russell, Joyce, & Bernardin, John. (1993). Human Resources Management An Experiential Approach. Singapore: Mc. Graw.

 

Schaufeli, Wilmar B., & Bakker, Arnold B. (2004). Job demands, job resources, and their relationship with burnout and engagement: A multi‐sample study. Journal of Organizational Behavior: The International Journal of Industrial, Occupational and Organizational Psychology and Behavior, 25(3), 293�315.

 

Schaufeli, Wilmar B., Martinez, Isabel M., Pinto, Alexandra Marques, Salanova, Marisa, & Bakker, Arnold B. (2002). Burnout and engagement in university students: A cross-national study. Journal of Cross-Cultural Psychology, 33(5), 464�481.

 

Stephen, Robbins, & Judge, Timothy A. (2015). Perilaku organisasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

 

Copyright holder:

Ajheng Mulamukti A. Pratiwi, Mahesti Pertiwi, Alieffiandi Agitama, Briyan Angga Ardiansah dan Syifa Amalia Suryanti (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: