Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398


Vol. 8, No. 7, Juli 2023

 

PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI PERAN MEDIASI WORK ENGAGEMENT DAN KOMITMEN AFEKTIF

 

Erikson Turnip, Putri Mega Desiana

Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan serta menguji peran mediasi work engagement dan komitmen afektif dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data dari 358 responden karyawan di PT Bank Pembangunan Daerah Papua melalui kuesioner yang telah disesuaikan dan dianalisis menggunakan SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, tetapi work engagement dan komitmen afektif ditemukan memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan. Peran mediasi ini menjadi sangat penting karena tanpa adanya mediasi work engagement dan komitmen afektif, kepemimpinan autentik tidak akan meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil pengaruh total, work engagement mentransmisikan pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan lebih besar dibandingkan dengan komitmen afektif.

 

Kata kunci: Kinerja Karyawan, Kepemimpinan Autentik, Work Engagement, Komitmen Afektif

 

Abstract

This study aimed to examine the effect of authentic leadership on employee performance and to examine the mediating role of work engagement and affective commitment in this relationship. This study used a survey method by collecting data from 358 employee respondents at PT Bank Pembangunan Daerah Papua through customized questionnaires and analyzed using SEM (Structural Equation Modeling). The results showed that authentic leadership had no significant effect on employee performance, but work engagement and affective commitment were found to mediate the effect of authentic leadership on employee performance. This

 

How to cite:

Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022) Pengaruh Kepemimpinan Autentik Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen

http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i10.13030

Terhadap Afektif,

Kinerja

(7)� �10,

E-ISSN:

2548-1398

Published by:

Ridwan Institute


mediation role is very important because, without the mediation of work engagement and affective commitment, authentic leadership will not improve employee performance. Based on the total effect, work engagement transmitted the effect of authentic leadership on employee performance to a greater extent than affective commitment.

 

Keywords: Employee Performance, Authentic Leadership, Work Engagement, Affective Commitment

 

Pendahuluan

Kondisi perbankan di Indonesia secara keseluruhan semakin baik termasuk 26 Bank Pembangunan Daerah (Sari, 2022). Hal ini didasarkan dari data yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia (Otoritas Jasa Keuangan, 2022). Begitu juga dengan hasil simulasi stress test Bank Indonesia yang menyatakan ketahanan perbankan nasional masih relatif baik (Putri, 2022). Total aset seluruh Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 tercatat sebesar 787,85 triliun rupiah meningkat 7,73% dari Desember 2020 (Sandria, 2021). Untuk diketahui, Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini pada umumnya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bank konvensional, hal ini disebabkan struktur kepemilikan yang didominasi oleh pemerintah daerah (Darmawan, 2017; Direktori Perbankan Indonesia, 2022). Oleh karena itu, BPD dituntut untuk berperan aktif menjadi agen pendorong pembangunan daerah melalui kegiatan bisnis perbankan seperti pembiayaan proyek investasi dan modal kerja UMKM (Bank Papua, 2022).

Demikian juga Bank Papua sebagai salah satu BPD diharapkan mampu menjadi agen pendorong pembangunan di Tanah Papua. Sejalan dengan tagline Bank Papua yakni �Membangun Tanah Papua� (Bank Papua, 2022), Bank Papua diharapkan untuk memberikan dukungan dalam perkembangan usaha dan kemajuan ekonomi di wilayah Tanah Papua, serta menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat setempat. Hal ini selaras dengan program kerja dan terobosan yang dilakukan pemerintah pusat dengan mengubah orientasi pembangunan yang berimbang (balanced development) yang semula terkonsentrasi di Pulau Jawa menjadi ke luar Pulau Jawa terlebih khusus Kawasan Indonesia Timur termasuk Papua (Tim Komunikasi Publik Bappenas, 2021). Beberapa inisiatif dan proyek yang termasuk di dalamnya adalah upaya untuk mempercepat pengembangan hak-hak dasar, perumahan, pasokan air bersih, sanitasi, akses listrik, telekomunikasi, serta pembangunan infrastruktur lainnya seperti Proyek Palapa Ring, pelabuhan laut, dan program Papua Terang 2019 (Tim Komunikasi Publik Bappenas, 2021).

Bank Papua merupakan milik semua Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Tanah Papua. Secara aset, Bank Papua menempati urutan ke-12 dari 26 BPD di seluruh Indonesia dengan total aset mencapai 25,28 triliun rupiah per Juni 2021 (Sandria, 2021). Nilai ini turun sebesar 2,29% dari capaian Desember 2020 yakni sebesar 25,88 triliun rupiah. Walaupun pada tahun 2021 sempat meningkat menjadi 26,23 triliun rupiah tetapi


pada triwulan pertama tahun 2022 menurun menjadi 23,82 triliun rupiah (Bank Papua, 2022). Indeks kinerja layanan 2022 juga turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari 90,48 dengan kategori �baik sekali� menjadi 84,36 dengan kategori �baik� (Bank Papua, 2022). Selain itu, Gambar 1 di bawah ini menunjukkan grafik tren realisasi dan target laba/rugi yang ditetapkan yang mencerminkan kinerja karyawan Bank Papua.

Hasil ini menunjukkan perlu bagi Bank Papua untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Koopmans et al. (2016) menyimpulkan bahwa kinerja kerja individu terdiri dari tiga dimensi, yaitu kinerja tugas, kinerja kontekstual, dan perilaku kerja kontraproduktif. Kinerja tugas mencerminkan kemampuan individu dalam melaksanakan tugas substantif atau teknis yang terkait dengan pekerjaan inti mereka (Koopmans et al., 2014). Dalam konteks penelitian ini, kinerja mengacu pada dimensi kinerja tugas (task performance). Fokus penelitian terbatas pada evaluasi kinerja karyawan dalam hal pencapaian tugas-tugas yang menjadi bagian inti dari pekerjaan mereka.

Perusahaan pada hakekatnya tidak terlepas dari sumber daya manusia, bahkan manusia (human) menjadi salah satu faktor terpenting dalam organisasi (G�ng�r, 2011; Sudiardhita et al., 2018). Oleh karena itu, organisasi berusaha untuk mengembangkan, memotivasi, dan meningkatkan komitmen serta kinerja karyawan mereka dengan berinvestasi pada karyawan (G�ng�r, 2011). Penting bagi organisasi untuk melakukan penyelidikan secara teratur terhadap kinerja karyawan, karena hal tersebut merupakan aspek yang signifikan (Siswanto et al., 2019), sehingga kinerja karyawan juga memainkan peran penting dalam industri jasa (Nasab & Afshari, 2019) termasuk jasa perbankan.

Peneliti memilih karyawan bank sebagai subjek penelitian karena penelitian- penelitian sebelumnya tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan di sektor non-bank (G�ng�r, 2011; Tuffour et al., 2019), sehingga mendorong penulis untuk menelitinya di sektor perbankan. Peneliti memilih Bank Papua sebagai subjek penelitian karena perannya yang penting dalam pembangunan dan perekonomian daerah Tanah Papua. Selain menjadi pusat kegiatan ekonomi, Bank Papua juga bertanggung jawab dalam pengelolaan dana pemerintah daerah, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kehadiran banyak karyawan di Bank Papua diharapkan memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh dan memiliki nilai serta keyakinan yang selaras dengan tindakannya. Ini dikenal dengan kepemimpinan autentik. Pemimpin autentik adalah orang yang tahu siapa dirinya dengan baik, jujur tentang dirinya, dan selalu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakininya (Walumbwa et al., 2008). Memimpin dengan memberi contoh, menggambarkan komitmen seseorang untuk bekerja dan memberikan bimbingan kepada bawahan yang memungkinkan bawahan untuk tetap terhubung secara emosional dan fisik serta waspada secara kognitif dalam peran pekerjaan mereka (Maximo et al., 2019). Hasil penelitian Ribeiro, Gomes, et al. (2018) mengungkapkan bahwa kepemimpinan autentik dapat meningkatkan komitmen dan kinerja individu karyawan. Kepemimpinan autentik telah diajukan untuk membentuk


konstruksi akar (Avolio & Gardner, 2005) atau "key ingredient" (Ribeiro, Gomes, et al. 2018) yang mendasari bentuk kepemimpinan positif lainnya dan perkembangannya (Ribeiro, Gomes, et al., 2018).

Faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja adalah work engagement (Aboramadan et al., 2021; Bakker et al., 2008; Hulshof et al., 2020; Lai et al., 2020; Tisu et al., 2020). Dalam penelitian oleh Bakker et al. (2008), diperkenalkan gagasan work engagement yang muncul sebagai suatu keadaan positif yang ditandai oleh semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan penghayatan (absorption) terhadap pekerjaan. Hal ini mencerminkan tingkat antusiasme, komitmen, dan perasaan positif yang dirasakan individu terhadap pekerjaan mereka (Schaufeli et al., 2006). Menurut Schaufeli et al. (2006), work engagement terdiri dari tiga dimensi penting. Pertama, semangat yang mencerminkan energi tinggi, fleksibilitas, dan gairah dalam pekerjaan. Kedua, dedikasi yang melibatkan keterikatan emosional, perasaan bermakna, inspirasi, dan kebanggaan terhadap pekerjaan. Terakhir, penghayatan yang mencerminkan konsentrasi penuh, keseruan, dan keterlibatan mendalam dalam tugas-tugas pekerjaan. Bakker et al. (2008) menjelaskan bahwa ada empat faktor yang menjelaskan mengapa karyawan yang terlibat (engaged) cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik. Pertama, mereka seringkali mengalami emosi positif seperti kebahagiaan dan antusiasme. Kedua, mereka memiliki kondisi mental dan fisik yang lebih optimal. Ketiga, mereka menghasilkan sumber daya dan karya yang berkontribusi pada dukungan dari orang lain. Terakhir, mereka memindahkan keterikatan mereka kepada sesama karyawan. Hasil penelitian Christian et al. (2011) menemukan bahwa work engagement adalah konstruksi yang berguna yang patut mendapat perhatian lebih lanjut.

Selain pengaruh kepemimpinan autentik dan work engagement, komitmen karyawan juga merupakan salah satu elemen yang berpotensi mempengaruhi kinerja secara signifikan (Khan et al., 2019; Razzaq et al., 2019; Yu et al., 2019). Komitmen karyawan terhadap organisasi (Organizational Commitment) mengacu pada keterikatan karyawan pada sebuah organisasi (Nasab & Afshari, 2019). Meyer dan Allen (1991) mengelompokkan komitmen organisasi ke dalam tiga klasifikasi yang berbeda. Pertama, terdapat komitmen afektif (affective commitment) yang mencerminkan ikatan emosional yang terjalin antara karyawan dengan organisasi. Kedua, terdapat komitmen berkelanjutan (continuance commitment) yang berkaitan dengan persepsi karyawan tentang biaya yang akan timbul jika mereka memutuskan untuk meninggalkan organisasi. Dan ketiga, terdapat komitmen normatif (normative commitment) yang terkait dengan rasa tanggung jawab moral dan kewajiban individu untuk tetap setia berada dalam organisasi. Mercurio (2015) mengusulkan suatu kerangka kerja konseptual dimana komitmen afektif dianggap sebagai inti atau pusat dari komitmen organisasi. Komitmen afektif dianggap mempunyai hasil yang lebih diharapkan perusahaan atau organisasi dibandingkan dengan komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif (Ribeiro, Y�cel, et al., 2018). Oleh karena itu, peneliti menganggap dimensi ini yang paling relevan untuk diteliti. Penelitian Delić et al. (2017) menemukan peran mediasi komitmen afektif karyawan antara kepemimpinan autentik dengan kinerja karyawan.


Berdasarkan tinjauan serta hasil penelitian sebelumnya yang telah disajikan, maka pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh langsung dari kepemimpinan autentik, work engagement, dan komitmen afektif terhadap kinerja karyawan Bank Papua? Selain itu, apakah work engagement dan komitmen afektif juga berperan sebagai mediator dalam memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan Bank Papua?

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menerapkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan ini memungkinkan pengujian teori secara objektif melalui analisis statistik terhadap data numerik yang dikumpulkan secara lintas perangkat (Creswell & Creswell, 2018). Populasi terdiri dari 2.276 karyawan tetap di Bank Papua. Responden dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, yang memungkinkan peneliti untuk memilih responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Sekaran & Bougie, 2016). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling (Sekaran & Bougie, 2016). Dalam penentuan jumlah sampel minimum yang diperlukan, peneliti menggunakan rumus Slovin dengan mempertimbangkan jumlah populasi yang diketahui, yaitu sebanyak 341 responden (Tejada & Punzalan, 2012). Namun, setelah penyebaran kuesioner dilakukan, jumlah responden yang berhasil diperoleh adalah 358 orang, yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional karena data dikumpulkan sekali saja dalam periode tertentu (Cooper & Schindler, 2014). Kuesioner dalam penelitian ini dibuat menggunakan platform Google Form dan disebarkan secara online melalui grup Whatsapp karyawan Bank Papua. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan menggunakan skala Likert dengan tujuh poin (1 = "sangat tidak setuju"; 7 = "sangat setuju"). Total terdapat 28 item indikator pernyataan di dalam kuesioner, yang terdiri dari 5 item indikator kinerja karyawan (dimensi task performance) yang diadaptasi dari Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) yang dikembangkan oleh Koopmans et al. (2016). 9 item indikator versi singkat Utrecht Work Engagement Scale�9 (UWES-9) yang dikembangkan Schaufeli et al. (2006). 6 item indikator komitmen afektif yang dikembangkan oleh Meyer et al. (1993). 8 item indikator kepemimpinan autentik dari

penelitian Nasab dan Afshari (2019).

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL (LInear Structural RELations). SEM merupakan metode analisis multivariat yang menggabungkan analisis faktor dan regresi berganda (Hair et al., 2019). Metode ini memungkinkan peneliti untuk menyelidiki hubungan saling ketergantungan antara variabel yang diukur (measured variables) dan konstruk laten (variates) secara bersamaan. SEM terdiri dari dua model yang berbeda: pertama, model pengukuran yang melibatkan penggunaan CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk menjelaskan hubungan antara variabel laten atau faktor dengan variabel teramati atau indikator yang


digunakan untuk mengukurnya. Kedua, model struktural yang melibatkan analisis regresi berganda untuk menggambarkan hubungan antara berbagai variabel.

Penelitian ini melibatkan empat variabel, termasuk satu variabel independen (eksogen) yang merupakan kepemimpinan autentik, dua variabel mediasi yaitu work engagement dan komitmen afektif, dan satu variabel dependen (endogen) yaitu kinerja karyawan. Dalam kesimpulannya, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti empiris yang solid mengenai dampak kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan melalui peran mediasi work engagement dan komitmen afektif. Berikut ini usulan model penelitian yang telah dikembangkan:


Gambar 1. Model Penelitian Sumber: Olahan peneliti (2023)

 

Hipotesis penelitian dapat dijelaskan sebagai pernyataan tentatif yang bersifat belum pasti namun dapat diuji, yang mengungkapkan prediksi terhadap temuan yang diharapkan dalam penelitian empiris (Sekaran & Bougie, 2016). Penelitian ini bermaksud menguji 7 (tujuh) hipotesis, diantaranya:

H1: Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.

H2: Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap work engagement.

H3: Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen afektif karyawan.

H4: Work engagement berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. H5: Komitmen afektif berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.

H6: Work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan.

H7: Komitmen afektif memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan.

 

Hasil dan Pembahasan

Untuk menyelidiki bagaimana variabel dapat mewakili struktur laten, pengujian model pengukuran dilakukan menggunakan Structural Model Equation (SEM). Untuk model pengukuran, digunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada setiap variabel yang sedang diuji. Evaluasi validitas dan reliabilitas instrumen atau indikator dalam


penelitian dilakukan melalui uji validitas konvergen (convergent validity). Validitas instrumen dapat diperiksa melalui nilai Standardized Factor Loading (SFL) dari setiap indikator. Keberhasilan dalam mencapai convergent validity dapat dilihat ketika nilai SFL

0,5 atau nilai SFL yang diharapkan 0,7. Reliabilitas variabel dapat dievaluasi melalui nilai Construct Reliability (CR) dan Average Variance Extracted (AVE) (Hair et al., 2019).

 

Tabel 1


Hasil Uji CFA dan Convergent Validity

Variabel���� Indikator������������������������ Sumber����� SFL������������� CR AVE��� Hasil

Awal Akhir


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kinerja Karyawan (EP)


 

 

 

 

EP01

 

 

 

 

 

 

EP02

 

 

 

EP03

 

 

 

EP04

 

 

 

EP05


Saya merencanakan pekerjaan dengan������������������� baik sehingga dapat menyelesaikan nya��������� tepat waktu.

Saya selalu teringat target pekerjaan yang harus saya capai.

Saya�������� dapat menetapkan prioritas.

Saya�������� dapat menyelesaikan pekerjaan saya secara efisien. Saya���������� mampu mengatur waktu kerja� ������������ dengan baik.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Koopma ns et al. (2016)


0,91� �0,67� �Reliabel

 

 

 

 

0,83 0,83������������������������ Valid

 

 

 

 


 

 

0,78 0,78������������������������ Valid

 

 


 

0,79 0,79������������������������ Valid


 

0,87 0,87������������������������ Valid

 


 

0,82 0,82������������������������ Valid


Work


Schaufel


0,9


0,6


Reliab


Engageme����������������������������������������� i���� et��� al.


3������� 0������� el


nt

(WE)


VI01��� Saat����� bekerja,

saya������ merasa


(2006)


0,73 0,73������������������������� Valid


 


 

Variabel���� Indikator������������������������ Sumber����� SFL������������� CR AVE��� Hasil

Awal Akhir


 

 

 

 

VI02


sangat berenergi.

Saat���� bekerja,

saya������ merasa

kuat������������ dan

bersemangat.


 

 


 

0,77 0,77������������������������ Valid


 

 

Saat

pagi,

bangun

saya

 

VI03

merasa

ingin

 

0,77

0,77

Valid

 

segera

 

 

 

 

 


 

 

DE01

 

 

DE02

 

 

 

DE03

 

 

 

AB01

 

 

 

AB02

 

 

 

AB03


berangkat kerja. Saya antusias dengan pekerjaan saya. Pekerjaan saya menginspirasi saya.

Saya����� bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan.

Saya����� merasa

senang saat bekerja dengan intens.

Saya����� merasa terhanyut dengan pekerjaan saya. Saya������� terbawa suasana���������������������� saat bekerja.


 

0,90 0,90������������������������ Valid


 

0,90

0,90

Valid

 

0,83

 

0,83

 

Valid

 

0,85

 

0,85

 

Valid

 


 

0,57 0,57������������������������ Valid

 


 

0,59 0,59������������������������ Valid

 

0,90 0,62 Reliabel


 

Komitme n Afektif (AC)


AC01 Saya��������� akan

senang menghabiskan seluruh��������� karier saya������������������� di

perusahaan ini.


Meyer et al. (1993)


0,66 0,66������������������������ Valid


 


 

Variabel���� Indikator������������������������ Sumber����� SFL������������� CR AVE��� Hasil

Awal Akhir

AC02

Saya����� merasa

 

0,69

0,69

Valid

 

 

bahwa

 

 

 

 

 

 

 

 

permasalahan

 

 

 

 

 

 

 

 

perusahaan��� ini

 

 

 

 

 

 

 

 

adalah

 

 

 

 

 

 

 

 

permasalahan

 

 

 

 

 

 

 

 

saya juga.

 

 

 

 

 

 

 

AC03

"Rasa

 

0,87

0,87

 

 

Valid

 

 

memiliki"

 

 

 

 

 

 

 

 

(sense������������ of

 

 

 

 

 

 

 

 

belonging) saya

 

 

 

 

 

 

 

 

terhadap

 

 

 

 

 

 

 

 

perusahaan��� ini

 

 

 

 

 

 

 

 

sangat kuat.

 

 

 

 

 

 

 

AC04

Saya memiliki

 

0,75

0,75

 

 

Valid

 

 

ikatan

 

 

 

 

 

 

 

 

emosional

 

 

 

 

 

 

 

 

dengan

 

 

 

 

 

 

 

 

perusahaan ini.

 

 

 

 

 

 

 

AC05

Saya����� merasa

 

0,85

0,85

 

 

Valid

 

 

menjadi bagian

 

 

 

 

 

 

 

 

dari����� keluarga

 

 

 

 

 

 

 

 

besar

 

 

 

 

 

 

 

 

perusahaan ini.

 

 

 

 

 

 

 

AC06

Perusahaan ini

 

0,86

0,86

 

 

Valid

 

 

bermakna bagi

 

 

 

 

 

 

 

 

saya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,91

0,62

Reliabel

 

 

Atasan

 

 

 

 

 

 

 

 

langsung saya,

 

 

 

 

 

 

 

 

meminta umpan

 

 

 

 

 

 

Kepemim

 

balik (feedback)

Nasab

 

 

 

 

 

pinan

AL01

untuk

dan

0,63

0,62

 

 

Valid

Autentik

 

meningkatkan

Afshari

 

 

 

 

 

(AL)

 

interaksi

(2019)

 

 

 

 

 

 

 

dengan

 

 

 

 

 

 

 

 

karyawan.

 

 

 

 

 

 

AL02

Orang

dapat

lain

0,21

*

-


 

Variabel

Indikator

Sumber

SFL

 

CR

AVE

Hasil

Awal

Akhir

 

 

menggambarka n secara akurat kemampuan atasan langsung

saya.

 

 

 

 

 

 

 

 

AL03

Atasan langsung saya, mengatakan dengan������ jelas apa��� yang��� dia

maksud.

 

 

0,75

 

 

0,74

 

 

 

 

Valid

 

 

 

 

AL04

Atasan langsung saya, bersedia mengakui kesalahan ketika���������� dia

melakukannya.

 

 

 

0,81

 

 

 

0,82

 

 

 

 

 

Valid

 

 

 

 

AL05

Atasan langsung saya, menunjukkan keselarasan antara������� nilai-

nilai���������� yang

diyakininya dan tindakannya.

 

 

 

0,80

 

 

 

0,79

 

 

 

 

 

Valid

 

 

 

 

AL06

Atasan langsung saya, membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang

diyakininya.

 

 

 

0,40

 

 

 

*

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

AL07

Atasan langsung saya, membuka���� diri untuk pendapat yang���� berbeda dari

pendapatnya.

 

 

 

0,86

 

 

 

0,87

 

 

 

 

 

Valid


 

Variabel

Indikator

Sumber

SFL

 

CR

AVE

Hasil

Awal

Akhir

 

 

 

 

AL08

Atasan langsung saya, mendengarkan berbagai sudut pandang sebelum menyimpulkan

sesuatu.

 

 

 

 

0,86

 

 

 

0,87

 

 

 

 

 

Valid

Sumber: Olahan Peneliti (2023)

 

Berdasarkan hasil pengukuran SFL di atas, terdapat dua indikator pada variabel kepemimpinan autentik yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan (SFL < 0,5), yaitu indikator AL02 dan AL06. Oleh karena itu, kedua indikator tersebut akan dihilangkan dan akan dilakukan percobaan ulang atau running ulang. Setelah dilakukan running ulang, maka dapat disimpulkan bahwa hanya enam indikator (AL01, AL03, AL04, AL05, AL07, dan AL08) yang benar-benar signifikan mencerminkan variabel kepemimpinan autentik.

Setelah melakukan pengujian validitas dan menghapus indikator-indikator yang tidak valid, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas dengan menghitung nilai CR dan AVE. Keandalan variabel dianggap memadai jika nilai CR mencapai atau melebihi 0,6, dan nilai AVE mencapai atau melebihi 0,5 (Hair et al., 2019). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai CR di atas 0,6 dan nilai AVE yang lebih dari 0,5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan dapat diandalkan.

Selanjutnya, setelah melakukan uji model pengukuran dan mengeliminasi indikator yang tidak valid (AL02 dan AL06), langkah selanjutnya adalah menguji model SEM secara keseluruhan, yang dikenal sebagai pengujian model struktural. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana kesesuaian model SEM yang telah dikembangkan dengan data sampel yang ada (good fit). Berikut adalah hasil diagram jalur (path diagram) pengolahan data menggunakan Lisrel setelah dilakukan respesifikasi syntax guna memberikan hasil RMSEA yang lebih bagus:


 

Gambar 2. Diagram Hasil Pengujian Model Struktural Sumber: Hasil olah data SEM-Lisrel (2023)

 

Diagram lintasan pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan respesifikasi syntax, RMSEA menunjukkan nilai 0,075 dimana hasil ini memenuhi persyaratan nilai RMSEA (0.05 RMSEA 0.08). Selain RMSEA, pengukuran goodness of fit juga melibatkan beberapa pengukuran lain seperti yang terlihat pada Tabel 2:

 

Tabel 2

Hasil Good Fit Model SEM Secara Keseluruhan


 

Goodness������� Fit measures of Fit

 

GFI


Nilai standar kesesuaian model

��� 0.90��� atau


Hasil���� Keterangan Uji

 

Marginal


(Goodness of Fit Index)


0.80 GFI 0.90


0,88


Fit


Absolute Fit Indices


RMR

(Root Mean Square Residual)

RMSEA


≤ 0.08���������������� 0,066��� Good Fit

��� 0.05��� atau


(Root Mean Square Error of Approximation)

AGFI


0.05��������������

RMSEA������� 0.08

0.90 atau 0.8


0,075��� Good Fit

 

 

Marginal


 

Incremental


(Adjusted��� Goodness��� of��� Fit Index)


AGFI ≤ 0.9����� 0,85


Fit


Fit Indices


NFI

(Normed Fit Index) NNFI

(Non-Normed Fit Index)


≥ 0.90���������������� 0,96����� Good Fit

 

≥ 0.90���������������� 0,97����� Good Fit


 


 

Goodness of Fit

 

Fit measures

Nilai standar

kesesuaian model

Hasil Uji

 

Keterangan

 

CFI

(Comparative Fit Index)

≥ 0.90

0,98

Good Fit

 

IFI

(Incremental Fit Index)

≥ 0.90

0,98

Good Fit

 

RFI

(Relative Fit Index)

≥ 0.90

0,96

Good Fit

Sumber: Olah data SEM-Lisrel (2023)

 

Dari data yang tercantum dalam Tabel 2, terlihat bahwa semua kriteria pengukuran goodness of fit menunjukkan nilai yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diuji berhasil dalam menjelaskan hubungan antara variabel yang sedang diteliti.

Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan setelah model SEM telah memenuhi syarat good fit dan variabel indikator valid serta reliabel dalam merefleksikan variabel laten. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software LISREL dengan cara memeriksa nilai koefisien jalur (path) dan t-value, kemudian membandingkannya dengan t-table. Hasil pengujian mengindikasikan arah dan signifikansi pengaruh atau hubungan antara variabel. Karena hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis satu arah (one- tailed), hipotesis akan diterima jika nilai t-value lebih besar dari 1,645 (Levine et al., 2017). Sementara itu, untuk pengujian hipotesis terkait mediasi, penelitian ini menggunakan acuan yang dikemukakan Zhao et al. (2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al. (2010), terdapat lima pola yang terkait dengan mediasi dan non-mediasi. Pertama, pola mediasi komplementer (complementary mediation) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi (a x b) dan efek langsung (c) yang bergerak dalam arah yang sama, baik positif maupun negatif. Kedua, pola mediasi kompetitif (competitive mediation) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi (a x b) dan efek langsung (c) yang bergerak dalam arah yang berlawanan, yaitu satu positif dan satu negatif. Ketiga, pola mediasi tidak langsung saja (indirect-only mediation) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi (a x b), tetapi tidak ada efek langsung (c). Keempat, pola non-mediasi langsung saja (direct-only non-mediation) terjadi ketika terdapat efek langsung (c), tetapi tidak ada efek tidak langsung (a x b). Kelima, pola non-mediasi tanpa efek (no-effect non- mediation) terjadi ketika tidak ada efek langsung (c) maupun efek tidak langsung (a x b). Selain itu, Zhao et al. (2010) juga menyebutkan bahwa sebuah variabel dapat dikatakan sebagai mediator jika efek tidak langsung (a x b) menunjukkan nilai yang signifikan. Informasi tentang hasil uji hipotesis dapat ditemukan dalam Tabel 3 dan Tabel 4:


Tabel 3.

Kesimpulan Uji Hipotesis H1 � H5

Hipotesis

Path

Koefi-sien

t-value

Kesimpulan

H1

AL → EP

0,03

0,54

Tidak Signifikan.

H1 ditolak

H2

AL WE

0,57

9,63

Signifikan.

H2 diterima

H3

AL AC

0,34

5,76

Signifikan.

H3 diterima

H4

WE → EP

0,36

4,02

Signifikan.

H4 diterima

H5

AC → EP

0,37

4,82

Signifikan.

H5 diterima

Sumber: Olahan peneliti (2023)

 

Tabel 4.

Kesimpulan Uji Hipotesis H6 dan H7

 

Hipotesis

 

Path

 

Pengaruh Langsung

Pengaruh Tidak

Langsung

Pengaruh Total

 

Kesimpulan

 

 

 

H6

 

 

 

AL→WE

→EP

AL→W E

(signifik an) WE→E P

(signifik

an)

 

 

AL→EP

(tidak signifikan)

 

 

 

0,57 x 0,36

= 0,2052

 

 

 

0,2052

 

 

 

Signifikan. H6 diterima

 

 

 

H7

 

 

 

AL→AC

→EP

AL→A C

(signifik an) AC→E P

(signifik

an)

 

 

AL→EP

(tidak signifikan)

 

 

 

0,34 x 0,37

= 0,1258

 

 

 

0,1258

 

 

 

Signifikan. H7 diterima

Sumber: Olahan peneliti (2023)


 

Gambar 3. Diagram T-Values dan Nilai Koefisien Sumber: Olahan peneliti (2023)

 

Dalam penelitian ini, fungsi mediasi work engagement dan komitmen afektif masuk dalam klasifikasi mediasi hanya tidak langsung (indirect-only mediation) atau mediasi tipe 3 (tiga). Dalam situasi dimana terdapat efek mediasi (a x b) tetapi tidak ada efek langsung (c), dapat disimpulkan bahwa work engagement dan komitmen afektif memiliki peran yang penting. Kehadiran variabel mediasi ini menjadi krusial karena tanpa adanya variabel mediasi tersebut, pengaruh kepemimpinan autentik tidak akan terjadi pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh total, work engagement memiliki pengaruh yang lebih signifikan dalam mentransmisikan pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan jika dibandingkan dengan komitmen afektif.

Berikut ini analisis hasil uji hipotesis dengan menggabungkan hasil confirmatory factor analysis dan uji hipotesis serta pengujian lainnya sebagai dasar pembahasan:

H1: Kepemimpinan autentik tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak. Kepemimpinan autentik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank Papua (t-values: 0,54 < 1,645). Oleh karena itu, peningkatan kepemimpinan autentik tidak secara langsung berdampak pada peningkatan kinerja karyawan. Temuan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Duarte et al. (2021); Ling et al. (2016); dan Semedo et al. (2016), yang menemukan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara kepemimpinan autentik dan kinerja karyawan.

H2: Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap work engagement

Hasil pengujian hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement (t-values: 9,63 > 1,645). Secara lebih autentik seorang atasan di Bank Papua, akan


meningkatkan tingkat keterikatan karyawan terhadap pekerjaan. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aboramadan et al. (2021); Kaya dan Karatepe (2020); Maximo et al. (2019); Wei et al. (2018).

H3:�Kepemimpinan�autentik�berpengaruh�signifikan dan positif terhadap komitmen afektif

Hasil pengujian hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan autentik dan komitmen afektif, dengan nilai t- values yang melebihi 1,645. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin baik seorang pemimpin di Bank Papua dalam menjalankan kepemimpinan autentik, semakin tinggi tingkat komitmen afektif yang dimiliki oleh karyawan. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Delić et al. (2017); Farid et al. (2020); Ribeiro et al. (2021).

H4: Work engagement berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan

Hasil analisis hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan, dengan nilai t-values sebesar 4,02 (> 1,645). Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lai et al. (2020); Tisu et al. (2020); dan Van Wingerden dan Van Der Stoep (2018), yang juga mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan.

H5: Komitmen afektif berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komitmen afektif dan kinerja karyawan, dengan nilai t-values sebesar 4,82 (> 1,645). Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rani dan Desiana (2019); Ribeiro et al. (2021); dan ST-Hilaire dan de la Robertie (2018), yang juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komitmen afektif dan kinerja karyawan.

H6: Work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan

Hasil pengujian fungsi mediasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kepemimpinan autentik dan work engagement (t-values 9,63 > 1,645), serta hubungan signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan (t-values 4,02 > 1,645). Berdasarkan analisis langkah kausal, ditemukan bahwa work engagement sepenuhnya memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien sebesar 0,2352. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Aboramadan et al. (2021); Kaya dan Karatepe (2020); dan Wei et al. (2018), yang menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui peningkatan work engagement.

H7: Komitmen afektif memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan


Hasil pengujian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan autentik dan komitmen afektif (t-values 5,76 > 1,645), serta antara komitmen afektif dan kinerja karyawan (t-values 4,82 > 1,645). Melalui analisis langkah sebab-akibat, ditemukan bahwa komitmen afektif sepenuhnya menjadi mediator pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien sebesar 0,1558. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Duarte et al. (2021); Ribeiro, Gomes, et al. (2018); dan Semedo et al. (2016).

 

Kesimpulan

Dari analisis dan diskusi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan autentik tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan di Bank Papua. Namun, terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan positif dari work engagement dan komitmen afektif terhadap kinerja karyawan di Bank Papua. Work engagement dan komitmen afektif memainkan peran penting sebagai mediator antara kepemimpinan autentik dan kinerja karyawan di Bank Papua. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya peran mediasi dari work engagement dan komitmen afektif, kepemimpinan autentik yang baik dari seorang pemimpin tidak secara langsung meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, kepemimpinan autentik harus bisa membangun work engagement dan komitmen afektif karyawan, supaya pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja mereka.


BIBLIOGRAFI

 

Aboramadan, M., Alolayyan, M. N., Turkmenoglu, M. A., Cicek, B., & Farao, C. (2021). Linking authentic leadership and management capability to public hospital performance: The role of work engagement. International Journal of Organizational Analysis, 29(5), 1350�1370. https://doi.org/10.1108/IJOA-10-

2020-2436

 

Avolio, B. J., & Gardner, W. L. (2005). Authentic leadership development: Getting to the root of positive forms of leadership. Leadership Quarterly, 16(3), 315�338. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2005.03.001

 

Bakker, A. B., Schaufeli, W. B., Leiter, M. P., & Taris, T. W. (2008). Work engagement: An emerging concept in occupational health psychology. Work and Stress, 22(3), 187�200. https://doi.org/10.1080/02678370802393649

 

Bank Papua. (2022). Bank Papua - Membangun Tanah Papua.

 

Christian, M. S., Garza, A. S., & Slaughter, J. E. (2011). Work engagement: A quantitative review and test of its relations with task and contextual performance. Personnel Psychology, 64, 89�136.

 

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business research methods (Twelfth edition).

McGraw-Hill/Irwin.

 

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (5th ed.). SAGE Publications.

 

Darmawan, H. (2017). Mengenal 3 Emiten Bank Pembangunan Daerah di Bursa.

Finansialku.com.

 

Delić, M., Sl�tten, T., Milić, B., Marjanović, U., & Vulanović, S. (2017). Fostering learning organisation in transitional economy � the role of authentic leadership and employee affective commitment. International Journal of Quality and Service Sciences, 9(3�4), 441�455. https://doi.org/10.1108/IJQSS-02-2017-0012

 

Direktori Perbankan Indonesia. (2022). Bank Pembangunan Daerah.

 

Duarte, A. P., Ribeiro, N., Semedo, A. S., & Gomes, D. R. (2021). Authentic leadership and improved individual performance: Affective commitment and individual creativity�s sequential mediation. Frontiers in Psychology, 12, 1�11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.675749

 

Farid, T., Iqbal, S., Khan, A., Ma, J., Khattak, A., & Naseer Ud Din, M. (2020). The impact of authentic leadership on organizational citizenship behaviors: The mediating role of affective and cognitive-based trust. Frontiers in Psychology, 11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01975

 

How to cite:

Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022) Pengaruh Kepemimpinan Autentik Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i10.13030

Terhadap Afektif,

Kinerja

(7)� �10,

E-ISSN:

2548-1398

Published by:

Ridwan Institute


 

G�ng�r, P. (2011). The relationship between reward management system and employee performance with the mediating role of motivation: A quantitative study on global banks. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 24, 1510�1520. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.09.029

 

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate Data Analysis (8th ed.). Annabel Ainscow. www.cengage.com/highered

 

Hulshof, I. L., Demerouti, E., & le Blanc, P. M. (2020). Day-level job crafting and service-oriented task performance: The mediating role of meaningful work and work engagement. Career Development International, 25(4), 355�371. https://doi.org/10.1108/CDI-05-2019-0111

 

Kaya, B., & Karatepe, O. M. (2020). Does servant leadership better explain work engagement, career satisfaction and adaptive performance than authentic leadership? International Journal of Contemporary Hospitality Management, 32(6), 2075�2095. https://doi.org/10.1108/IJCHM-05-2019-0438

 

Khan, A. N., Ali, A., Khan, N. A., & Jehan, N. (2019). A study of relationship between transformational leadership and task performance: The role of social media and affective organisational commitment. International Journal of Business Information Systems, 31(4), 499�516.

 

Koopmans, L., Bernaards, C. M., Hildebrandt, V. H., De Vet, H. C. W., & Van Der Beek,

A. J. (2014). Construct validity of the individual work performance questionnaire. Journal of Occupational and Environmental Medicine, 56(3), 331�337. https://doi.org/10.1097/JOM.0000000000000113

 

Koopmans, L., Bernaards, C. M., Hildebrandt, V. H., Lerner, D., De Vet, H. C. W., & Van Der Beek, A. J. (2016). Cross-cultural adaptation of the Individual Work Performance Questionnaire. Work, 53(3), 609�619. https://doi.org/10.3233/WOR-

152237

 

Lai, F.-Y., Tang, H.-C., Lu, S.-C., Lee, Y.-C., & Lin, C.-C. (2020). Transformational leadership and job performance: The mediating role of work engagement. SAGE Open, 10(1), 1�11. https://doi.org/10.1177/2158244019899085

 

Levine, D. M., Stephan, D. F., & Szabat, K. A. (2017). Statistics for managers using microsoft excel (8th ed.). Pearson Education Limited.

 

Ling, Q., Liu, F., & Wu, X. (2016). Servant versus authentic leadership: Assessing effectiveness in China�s hospitality industry. Cornell Hospitality Quarterly, 1�16.

 

Maximo, N., Stander, M. W., & Coxen, L. (2019). Authentic leadership and work engagement: The indirect effects of psychological safety and trust in supervisors. SA Journal of Industrial Psychology, 45, 1�11. https://doi.org/10.4102/sajip


Mercurio, Z. A. (2015). Affective commitment as a core essence of organizational commitment: An integrative literature review. Human Resource Development Review, 14(4), 389�414. https://doi.org/10.1177/1534484315603612

 

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A three-component conceptualization of organizational commitment. Human Resource Management Review, 1(1), 61�89.

 

Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. (1993). Commitment to organizations and occupations: Extension and test of a three-component conceptualization. Journal of Applied Psychology, 78(4), 538�551.

 

Nasab, A. H., & Afshari, L. (2019). Authentic leadership and employee performance: Mediating role of organizational commitment. Leadership and Organization Development Journal, 40(5), 548�560. https://doi.org/10.1108/LODJ-01-2019-

0026

 

Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Statistik Perbankan Indonesia.

 

Putri, C. A. (2022). Ekonomi gelap, ini dia kondisi terkini perbankan RI versi BI.

 

Rani, R., & Desiana, P. M. (2019). The impact of owners� intrinsic motivation and work- life balance on SMEs� performance: The mediating effect of affective commitment. International Journal of Business, 24(4), 393�411.

 

Razzaq, S., Shujahat, M., Hussain, S., Nawaz, F., Wang, M., Ali, M., & Tehseen, S. (2019). Knowledge management, organizational commitment, and knowledge- worker performance: The neglected role of knowledge management in the public sector. Business Process Management Journal, 25(5), 923�947. https://doi.org/10.1108/BPMJ-03-2018-0079

 

Ribeiro, N., Duarte, A. P., Filipe, R., & David, R. (2021). Does authentic leadership stimulate organizational citizenship behaviors? The importance of affective commitment as a mediator. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal, 13(2), 320�340. https://doi.org/10.1108/SAMPJ-11-2019-0423

 

Ribeiro, N., Gomes, D., & Kurian, S. (2018). Authentic leadership and performance: The mediating role of employees� affective commitment. Social Responsibility Journal, 14(1), 213�225. https://doi.org/10.1108/SRJ-06-2017-0111

 

Ribeiro, N., Y�cel, İ., & Gomes, D. (2018). How transformational leadership predicts employees� affective commitment and performance. International Journal of Productivity and Performance Management, 67(9), 1901�1917. https://doi.org/10.1108/IJPPM-09-2017-0229

 

Sandria, F. (2021). Ini dia jawara BPD se-Indonesia dengan nilai aset terbesar. CNBC Indonesia.

 

Sari, F. (2022, January). Kondisi perbankan makin membaik. Kontan.co.id.


 

Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova, M. (2006). The measurement of work engagement with a short questionnaire: A cross-national study. Educational and Psychological����� Measurement,���� 66(4),������������������������������������������ 701�716. https://doi.org/10.1177/0013164405282471

 

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business: A skill-building approach (Seventh edition). John Wiley & Sons Ltd.

 

Semedo, A. S. D., Coelho, A. F. M., & Ribeiro, N. M. P. (2016). Effects of authentic leadership, affective commitment and job resourcefulness on employees� creativity and individual performance. Leadership and Organization Development Journal, 37(8), 1038�1055. https://doi.org/10.1108/LODJ-02-2015-0029

 

Siswanto, S., Supriyanto, A. S., Ni�mah, U., Asnawi, N., & Wekke, I. S. (2019). Does a workload influence the performance of bank employees? Management Science Letters, 9, 639�650. https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.2.007

 

ST-Hilaire, W. A., & de la Robertie, C. (2018). Correlates of affective commitment in organizational performance: Multi-level perspectives. Australian Journal of Career Development, 27(1), 3�8. https://doi.org/10.1177/1038416217744215

 

Sudiardhita, K. I., Mukhtar, S., Hartono, B., Herlitah, Sariwulan, T., & Nikensari, S. I. (2018). The effect of compensation, motivation of employee and work satisfaction to employee performance PT Bank XYZ (Persero) Tbk. Academy of Strategic Management Journal, 17(4), 1�14.

 

Tejada, J. J., & Punzalan, J. R. B. (2012). On the misuse of Slovin�s formula. The Philippine Statistician, 61(1), 129�136.

 

Tim Komunikasi Publik Bappenas. (2021). Berita percepatan pembangunan kesejahteraan papua-papua barat - capaian pembangunan di Papua: Refleksi akhir tahun 2021 kepemimpinan Presiden Jokowi.

 

Tisu, L., Lupșa, D., V�rgă, D., & Rusu, A. (2020). Personality characteristics, job performance and mental health the mediating role of work engagement. Personality and Individual Differences, 153. https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.109644

 

Tuffour, J. K., Gali, A. M., & Tuffour, M. K. (2019). Managerial leadership style and employee commitment: Evidence from the financial sector. Global Business Review, 23(3), 543�560. https://doi.org/10.1177/0972150919874170

 

van Wingerden, J., & van der Stoep, J. (2018). The motivational potential of meaningful work: Relationships with strengths use, work engagement, and performance. PLoS ONE, 13(6), 1�11. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0197599

 

Walumbwa, F. O., Avolio, B. J., Gardner, W. L., Wernsing, T. S., & Peterson, S. J. (2008). Authentic leadership: Development and validation of a theory-based measure.


Journal����������������� of����������������� Management,����������������� 34(1),����������������� 89�126. https://doi.org/10.1177/0149206307308913

 

Wei, F., Li, Y., Zhang, Y., & Liu, S. (2018). The interactive effect of authentic leadership and leader competency on followers� job performance: The mediating role of work engagement. Journal of Business Ethics, 153(3), 763�773. https://doi.org/10.1007/s10551-016-3379-0

 

Yu, Q., Yen, D. A., Barnes, B. R., & Huang, Y.-A. (2019). Enhancing firm performance through internal market orientation and employee organizational commitment. International Journal of Human Resource Management, 30(6), 964�987. https://doi.org/10.1080/09585192.2017.1380059

 

Zhao, X., Lynch, J. G., & Chen, Q. (2010). Reconsidering Baron and Kenny: Myths and truths about mediation analysis. Journal of Consumer Research, 37(2), 197�206. https://doi.org/10.1086/651257

Copyright holder:

Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022)

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

This article is licensed under: