Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
PENGARUH PELATIHAN
DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA DENGAN KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KEPALA UNIT PELAKSANA
TEKNIS PT. KERETA API INDONESIA
Mohamad Varis Purnomo, Badia Perizade, Yuliani Syapril
Fakultas Ekonomi Universitas
Sriwijaya, Indonesia
E-mail: [email protected],
[email protected],
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelatihan, pengalaman kerja, dan
kompetensi terhadap kinerja, serta mengidentifikasi apakah kompetensi berperan
sebagai variabel intervening antara pelatihan dan kinerja, serta antara
pengalaman kerja dan kinerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
individu di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebar kepada responden yang
merupakan karyawan di berbagai organisasi. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan metode analisis statistik seperti analisis regresi dan analisis
jalur (path analysis) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelatihan memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap
kinerja, yang mendukung hipotesis H1. Selain itu, pengalaman kerja juga
memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kinerja, yang mendukung
hipotesis H2. Kompetensi juga ditemukan memiliki pengaruh signifikan yang
positif terhadap kinerja, mendukung hipotesis H3. Selanjutnya, pelatihan juga
memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kompetensi, mendukung
hipotesis H4, dan pengalaman kerja juga memiliki pengaruh signifikan yang
positif terhadap kompetensi, mendukung hipotesis H5. Selain itu, hasil
penelitian juga mendukung hipotesis H6 dan H7, yang menyatakan bahwa pelatihan
dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja melalui
kompetensi sebagai variabel intervening.
Kata kunci: pelatihan, pengalaman
kerja, kompetensi, kinerja, variabel intervening.
Abstract
This study aims to examine the effect of
training, work experience, and competence on performance, and identify whether
competence plays a role as an intervening variable between training and
performance, as well as between work experience and performance. The purpose of
this study was to provide a better understanding of the factors that influence
individual performance in the workplace. This study used a quantitative
approach by collecting data through questionnaires distributed to respondents
who were employees in various organizations. The collected data is analyzed
using statistical analysis methods such as regression analysis and path
analysis to test the proposed hypothesis. The results showed that training had
a significant positive effect on performance, which supports the H1 hypothesis.
In addition, work experience also has a significant positive influence on
performance, which supports the H2 hypothesis. Competence was also found to
have a significant positive influence on performance, supporting the H3
hypothesis. Furthermore, training also has a positive significant influence on
competence, supporting the H4 hypothesis, and work experience also has a
positive significant influence on competence, supporting the H5 hypothesis. In
addition, the results also support the H6 and H7 hypotheses, which state that
training and work experience have a significant effect on performance through
competence as an intervening variable.
Keywords: training, work experience, competence, performance, intervening
variables.
Pendahuluan
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan perekonomian dunia
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Keberadaan teknologi transportasi
mempermudah mobilitas manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan
perekonomian (Ravico &
Susetyo, 2021). Diantaranya adalah sumber daya manusia yang
memegang peranan sangat penting dalam suatu perusahaan (Rodli, 2019).
Sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan tidak akan memberikan hasil yang optimal jika tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang berkinerja optimal. Kualitas sumber daya
manusia di era globalisasi saat ini memiliki peranan penting bagi kemajuan
perusahaan. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia diharapkan para
pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerjapegawai merupakan tindakan
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan (Fatimah et al.,
2021).
Kinerja adalah
motivasi dan kemampuan untuk melakukan tugas atau pekerjaansehingga memiliki
kemauan dan tingkat kemampuan tertentu (Rodli, 2019). Kinerja merupakancatatan hasil (results) yang berasal dari fungsi suatu
pekerjaan atau kegiatan tertentu dalam waktu tertentu untuk menunjukkan
seberapa baik pekerja dapat menyelesaikan pekerjaan (Ichsan &
Perizade, 2018). Tanpa peran manusia bahkan dengan semua elemen
yang diperlukan, bisnis tidak dapat berjalan dengan baik. Karena manusia
merupakan penggerak dan penentu jalannya sebuah organisasi (Basyit &
Edy, 2020).
Menurut SK Direksi KEP.U/OT.003/X/KA-2009, seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis (Jalan Rel dan Jembatan) mempunyai
tugas pokok dan fungsi melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan,
menjamin kelayakan jalur kereta api dan persimpangan jalur di wilayah
yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain, kinerja seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis (Jalan Rel dan Jembatan) dinilai baik
ketika tingkat gangguan perjalanan kereta api diwilayah kerjanya sangat kecil
atau tiada (Buku Perawatan Jalan Rel, 2012).
Untuk meningkatkan
kinerja pegawai, usaha yang bisa dilakukan oleh perusahaan diantaranya dengan
memberikan pelatihan kepada pegawai. Karena pelatihan merupakan bagian dari investasi
sumber daya manusia (human investment)
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja sehingga meningkatkan
kinerja pegawai (Mandang et al.,
2017). Pelatihan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk mengajarkan
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman pekerja secara sistematis untuk
meningkatkan efisiensi pekerjaan dan memberikan keterampilan khusus bidang
pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja (Afrizal, 2021).
Pelatihan kerja untuk
meningkatkan kapasitas tim teknis merupakan persyaratan yang ditetapkan oleh
perusahaan. Pelatihan lanjutan ditujukan untuk meningkatkan keterampilan ketingkat
keahlian yang lebih tinggi di bidangnya atau menyesuaikan
dengan teknologi baru yang perlu ditangani di bidangnya atau untuk melatih
kemampuan terhadap bidang pekerjaan yang baru (Ofori et al.,
2020).
Melalui pelatihan,
karyawan diharapkan menjadi lebih produktif dan efisien, terutama untuk
menghadapi perubahan yang muncul seperti perubahan teknologi, perubahan metode
kerja, sehingga terjadi perubahan sikap, perilaku, keterampilan, dan
pengetahuan (Rifki et al.,
2018). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wirawan et al.,
2019)bahwa tingkat pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.Dibuktikan dengan hasil penelitian oleh (Mandang et al.,
2017) bahwa pelatihan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Selain dengan
pelatihan, hal lain yang diperlukan bagi pegawai untuk dapat meningkatkan
kinerjanya adalah melalui pengalaman kerja (Rodli, 2019). Pengalaman kerja adalah lama waktu pegawai
bekerja di tempat kerja mulai saat diterima di tempat kerja hingga sekarang (Wirawan et al.,
2019). Menurut Hitalessy et al. (2018)menunjukkan bahwa aspek
pengalaman kerja dapat dilihat dari lama atau jumlah tahun masa
kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, dan jenis pekerjaan.
Minimnya pengalaman kerja yang dimiliki, dipengaruhi juga dari masa kerja pegawai
tersebut. Menurut Nyoman et al. (2016) mengungkapkan ada kecendrungan bahwa semakin
lama bekerja, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh tenaga kerja
yang bersangkutan. Pada Tabel 3 menunjukkan masa kerja Kepala Unit Pelaksana
Teknis (Jalan Rel dan Jembatan) PT. Kereta Api Indonesia.
Pengalaman seseorang
sangat berpengaruh padakemampuan individu tersebut. Semakin lama pengalaman
kerja maka semakin baik tingkat kompetensi seseorang dalam bidangnya (Afrizal, 2021). Menurut Jasin & Suri (2021),menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik
mendasar dari seseorang yang menentukan bagaimana dia berperilaku atau berpikir
dalam pekerjaannya sehingga dia dapat melakukan apa yang dibutuhkan organisasi
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dari karakteristik dasar ini,
dimungkinkan untuk menentukan tingkat kinerja yang diharapkan dan
mengklasifikasikannya pada standar kompetensi.
Rifki et al. (2018)berpendapat bahwa kompetensi merupakan faktor yang
sangat berpengaruh bagi perusahaan dalam mempertahankan sumber daya manusia
yang efektif.Kinerja seseorang juga tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi
yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Hal tersebut didukung penelitian yang
dilakukan oleh Ofori et al. (2020) yang menunjukkan bahwa pelatihan dan kompetensi
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Sebagaimana
dikemukakan oleh Lestari & Arnu
(2021), kompetensi merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi prestasi
kerja, karena kompetensi adalah keterampilan, pengetahuan, kemampuan yang
terkait dengan kinerja yang baik dalam suatu posisi, sehingga bisa
memaksimalkan kinerja.
Penelitian terdahulu
mengenai kinerja pegawai pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan olehMandang et al. (2017),Ichsan &
Perizade (2018),Rifki et al. (2018), Hitalessy et al. (2018),Rodli Ahmad
Fathoni (2019) dan Afrizal (2021)menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Hasil penelitian yang dilakukan
olehNyoman et al. (2016), Hendrayani (2020), Pitriyani (2020),Afrizal (2021)danPutri Astriyani et al. (2021)menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara pengalaman kerja terhadap kinerja, sehingga dapat
diasumsikan semakin banyak pengalaman pegawai akan semakin tinggi kinerjanya.Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Hitalessy et al. (2018)menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai,
melainkan menurut Kereh et al. (2018) kompetensi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai.
Penelitian mengenai pelatihan,
pengalaman kerja, kompetensi dan kinerja pada perusahaan BUMN masih terbatas,
khususnya penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang
perkeretaapian sebagai objek penelitian. Dipilihnya PT. Kereta Api Indonesia sebagai lokasi penelitian
dikarenakan transportasi kereta di Indonesia beberapa tahun terakhir telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sebagai perusahaan pioneer di bidang perkeretaapian, pada PT. Kereta Api
Indonesia masih ditemukan kinerja pegawai yang belum maksimal.
����������� Berdasarkan
fenomena dan research
gap terkait beberapa variabeltersebut, penulis akan melakukan penelitian
lebih lanjut mengenaipengaruh pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja
dengan kompetensi sebagai variabel intervening
pada Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia.
Berdasarkan
rumusan
masalah
tersebut, maka tujuan daripenelitianini adalah untuk mengetahui dan mengenalisisi
seperti berikut: (1) Menganalisis
pengaruh langsung antara pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja Kepala Unit Pelaksana TeknisPT. Kereta
Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan). (2) Menganalisis pengaruh antara
pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja melalui kompetensi sebagai
variabel intervening pada Kepala Unit Pelaksana TeknisPT. Kereta
Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan).
Bagi manajemen PT.
Kereta Api Indonesia yang merupakan objek penelitian yang berimplikasi pada
pertimbangan kebijaksanaan (policy)
dalam menghadapi dan memahami masalah pelatihan, pengalaman kerja, dan
kompetensiyang dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai acuan
untuk mempertimbangkandan dijadikan landasan untuk membandingkan pengaruh dari
sebuah variabel. Pada penelitian- penelitian mengenai kinerja pegawai, banyak
sekali faktor- faktor atau variabel yang dapat berpengaruh terhadap tingkat
kinerja pegawai. Terdapat beberapa poin yang diambil dari jurnal penelitian terdahuludan
dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Dari berbagai jurnal menunjukkan
bahwa variabel-variabel yang dipilih pada penelitian ini, memiliki pengaruh
yang nilainya besar, positif, dan bahkan signifikan terhadap permasalahan
tingkat kinerja pegawai.
Persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian sebelumnyaterletak pada variabel terikat yang
digunakan. Sedangkan perbedaannya terdapatpada variabel bebas dan objek
penelitian.Penelitian saat inidilakukan untuk membuktikan, menganalisa dan
melanjutkan atas penelitian terdahulu.
����������� Berikut
adalah tinjauan dari beberapa sumber literatur terkait objek penelitian yang
juga membahas mengenai pengaruh tingkat kinerja yaitu: Abdul Basyit, Bambang &
Joes (2020), Ahmad Fathoni Rodli (2019), Fatimah., et al (2021), Pitriyani,
Abd. Halim (2021), Kereh., et al (2018), Veronica., et al (2018), Kasimu., et
al (2018), Muhammad Ichsan., et al (2018), Dewi Anggraini (2020), Tampubolon.,
et al (2019), Rifki Aditya., et al (2018).
Terdapat hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini,yaitu:
H1 : Pelatihan berpengaruhsignifikan terhadap kinerja
H2 : Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
H3 : Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
H4 : Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kompetensi
H5 : Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kompetensi
H6 : Pelatihan berpengaruhsignifikan terhadap kinerja melalui kompetensi sebagai variabel intervening
H7 : Pengalaman kerja berpengaruhsignifikan terhadap kinerja melalui
kompetensi sebagai variabel intervening
MetodePenelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menguji pengaruh pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja dengan kompetensi sebagai variabel intervening pada Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif (Tampubolon et al,. 2019). Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data- data kualitatif yang diangkakan (Fauzi & Siregar, 2019). Data tersebut berupa data kuesioner yang diberikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (Unit Jalan Rel & Jembatan).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Data ini diperoleh secara langsung dari sumber utama yang diperoleh melalui kuesioner (Dewangga & Rahardja, 2022). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari penyebaran daftar pernyataan atau kuesioner yang diisi oleh responden yang terpilih untuk penelitian ini yaitu Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Kepala
Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan)
yang berjumlah 251 orang. Menurut menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Fauzi & Siregar, 2019). Sampel penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu proportionate
stratified random sampling. Menurut Sugiyono
(2010) proportionate stratified random
samplingdigunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan rumus
pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan rumus Slovin di bawah ini:
Keterangan:
n= jumlah sampel yang
digunakan
N= Populasi
e = margin error, yaitu sebesar 5% atau 0,05
sehingga untuk menentukan jumlah sampel
yang didapat yaitu:
dibulatkan menjadi 155
Jumlah
sampel tersebut dibagi berdasarkan kedudukan Kepala Unit Pelaksana Teknis,
sehingga jumlah masing-masing sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Sampel
Penelitian Berdasarkan Kedudukan Kepala Unit Pelaksana Teknis.
No |
Kedudukan |
Kepala
Unit Pelaksana Teknis (KUPT) |
Perhitungan |
Sampel |
1 |
Daop 1 Jakarta |
30 |
�(30/251)*155 |
19 |
2 |
Daop 2 Bandung |
17 |
�(17/251)*155 |
10 |
3 |
Daop 3 Cirebon |
22 |
�(22/251)*155 |
14 |
4 |
Daop 4 Semarang |
27 |
�(27/251)*155 |
17 |
5 |
Daop 5 Purwokerto |
18 |
�(18/251)*155 |
11 |
6 |
Daop 6 Yogyakarta |
16 |
�(16/251)*155 |
10 |
7 |
Daop 7 Madiun |
16 |
�(16/251)*155 |
10 |
8 |
Daop 8 Surabaya |
23 |
�(23/251)*155 |
14 |
9 |
Daop 9 Jember |
11 |
�(11/251)*155 |
7 |
10 |
Divre I Sumatera Utara |
20 |
�(20/251)*155 |
12 |
11 |
Divre II Sumatera Barat |
4 |
�(4/251)*155 |
2 |
12 |
Divre III Sumatera Selatan |
26 |
�(26/251)*155 |
16 |
13 |
Divre IV Lampung |
21 |
�(21/251)*155 |
13 |
Jumlah |
251 |
|
155 |
Sumber : Hasil Olah Data,2023
Pada penelitian ini penulis mengambil jawaban dari
kuesioner yang akan disebarkan dengan sampling kepada Kepala Unit Pelaksana
Teknis PT. Kereta Api Indonesia (Unit Jalan Rel & Jembatan) sebanyak 155
orang. Setelah ditentukan jumlah sampel berdasarkan Kedudukan Kepala Unit
Pelaksana Teknis (Unit Jalan Rel & Jembatan) seperti pada tabel diatas,
selanjutnya pemilihan responden dilakukan secara ramdom sampling.
Dalam penelitian ini menggunakan data primer untuk mendukung hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan secara langsung maupun melalui google form ditujukan kepada Kepala Unit Pelaksana TeknisJalan Rel & Jembatan PT. Kereta Api yang bertujuan untuk mengukur pengaruhpelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja dengan kompetensi sebagai variabel intervening.
�Kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner dengan pengukuran skala ordinal/likert. Skala likert didesain untuk mngukur seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala lima titik. Metode analilis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Model- Partial Least Square (SEM-PLS) dalam model dan pengujian hipotesis. Tahap dalam perhitungan PLS digunakan 2 model yaitu Model Pengukuran (Outer Model) dan Pengujian Model Struktural (Inner Model).
Hasil
dan Pembahasan
A. Confirmatory
Factor Analysis (CFA)
Analisis faktor konfirmatori dirancang untuk menguji unidimensionalitas dari suatu konstruk teoritis, atau sering disebut
menguji validitas dan reliabilitas suatu konstruk
teoritis. Uji
validitas dimensi dari konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
melihat nilai muatan faktor standar dari masing-masing indikator
dalam model keseluruhan (full
model). Indikator dinyatakan valid apabila memiliki
nilai muatan faktor standar lebih besar dari 0,5. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara melihat
nilai Composite Reliability dalam full
model. Indikator dinyatakan baik apabila memiliki
nilai >
0,6.
1.
Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Konstruk Eksogen
Pengukuran model (measurement model) untuk menguji
validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten
dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori (CFA) Pada Konstruk Eksogen (Pelatihan, Pengalaman Kerja)
Gambar 1. Uji CFA Eksogen
Berdasarkan Gambar 1 Uji CFA
Eksogen, tidak terdapat nilai
muatan faktor loading <0,5. Sehingga semua indikator/dimensi pada Konstruk eksogen sudah menunjukkan valid. Hasil perhitungan
reliabilitas dengan Composite Reliability dari Analisis Faktor Konfirmatori / CFA variabel eksogen juga menunjukkan seluruh varibel penelitian dalam full model memiliki reliabilitas yang baik.
2.
Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Konstruk Endogen
Pengukuran model (measurement model) untuk menguji
validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten
dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori (CFA), pada Model CFA Endogen
(Kompetensi, Kinerja)
Gambar 2. Uji CFA Endogen
Berdasarkan Gambar 2, Uji CFA Endogen, tidak terdapat nilai muatan faktor loading <0,5. Sehingga semua indikator/dimensi pada Konstruk eksogen dan Konstruk Endogen sudah menunjukkan valid. Hasil perhitungan reliabilitas dengan Composite Reliability dari
Analisis Faktor Konfirmatori / CFA variabel
eksogen dam Endogen juga
menunjukkan seluruh varibel penelitian dalam full
model memiliki reliabilitas yang baik.
Tabel 2
Nilai Loading Factor dan Composite
Reliability Eksogen
Variabel |
Konstruk |
Loading factor |
Composite Reliability |
Keterangan |
�(> 0,5) |
�(> 0,7) |
|||
Pelatihan |
P01 |
0.827 |
0.93 |
Valid & Reliabel |
P02 |
0.883 |
Valid & Reliabel |
||
P03 |
0.885 |
Valid & Reliabel |
||
P04 |
0.861 |
Valid & Reliabel |
||
P05 |
0.770 |
Valid & Reliabel |
||
Pengalaman Kerja |
PK01 |
0.936 |
0.93 |
Valid & Reliabel |
PK02 |
0.924 |
Valid & Reliabel |
||
Kompetensi |
K01 |
0.873 |
0.89 |
Valid & Reliabel |
K02 |
0.878 |
Valid & Reliabel |
||
K03 |
0.805 |
Valid & Reliabel |
||
Kinerja |
KK01 |
0.813 |
0.86 |
Valid & Reliabel |
KK02 |
0.812 |
Valid & Reliabel |
||
KK03 |
0.836 |
Valid & Reliabel |
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa semua indikator pada variabel Eksogen dan Endogen sudah menunjukkan valid. Hasil perhitungan reliabilitas dengan Composite Reliability variabel eksogen
dan endogen juga menujukkan bahwa variabel Pelatihan, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Kinerja dalam full
model memiliki reliabilitas yang baik sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.
B. Analisis Structural Equation
Model- Partial Least Square (SEM-PLS)
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model- Partial
Least Square (SEM-PLS) secara full model (tanpa melibatkan indikator
yang tidak valid). Berikut pada
Gambar 4.3 adalah hasil SEM-PLS.
Gambar 3. Model Hasil SEM-PLS
1.
Uji
Kecocokan Goodness of Fit Index
Untuk memvalidasi model secara keseluruhan,
maka digunakan goodness of fit
(GoF). GoF index ini merupakan
ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran
(outer model) dan model structural (inner model). Nilai GoF index ini diperoleh dari averages communalities
index
dikalikan dengan R� model.
Pada hasil
perhitungan menunjukan nilai goodness of fit
(GoF) baik yaitu sebesar 0,878
2.
Resampling Bootstraping
Berdasarkan
tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dapat dibuat merupakan
rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan
tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar
(α) = 5% = 0,05.
Dan menghasilkan nilai t-
tabel sebesar 1.96, sehingga:
Tabel 3
Nilai koefisien dan t-hitung pada taraf 5%
Variabel |
Koefisien |
t-hitung
(>1,96) |
P
Values |
Keterangan |
Kompetensi
-> Kinerja |
0.009 |
0.335 |
0.737 |
Tidak Signifikan |
Pelatihan
-> Kinerja |
0.659 |
21.938 |
0.000 |
Signifikan |
Pelatihan
-> Kompetensi |
0.258 |
2.553 |
0.011 |
Signifikan |
Pengalaman
Kerja -> Kinerja |
0.400 |
11.765 |
0.000 |
Signifikan |
Pengalaman
Kerja -> Kompetensi |
0.307 |
3.171 |
0.002 |
Signifikan |
Pelatihan
-> Kompetensi -> Kinerja |
0.002 |
0.301 |
0.763 |
Tidak Signifikan |
Pengalaman
Kerja -> Kompetensi -> Kinerja |
0.003 |
0.308 |
0.758 |
Tidak Signifikan |
Sumber:
Hasil Olah Data Penelitian (2023)
Pembahasan
1. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Pelatihan berpegaruh positif dan tidak signifikan dengan t-hitung 21,938>1,96, p-values 0,000<0,05 terhadap Kinerja Kepala Unit
Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia.
Penelitian Aditya (2018)
menyatakan bahwa pelatihan memiliki pengaruh terhadap kinerja. Pandangan ini
diperkuat oleh penelitian Rodli (2019), yang menyimpulkan bahwa pelatihan
berpengaruh terhadap kinerja. Temuan ini juga didukung oleh penelitian Mandang
et al. (2017) yang menunjukkan bahwa pelatihan memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan yang melibatkan
pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan formal dalam waktu yang relatif singkat. Metode pelatihan lebih
fokus pada praktik daripada teori (Ichsan & Perizade, 2018). Karena alasan
ini, pelatihan dianggap penting baik bagi pegawai yang sudah berpengalaman
maupun yang baru, karena melalui pelatihan, karyawan dapat belajar dan
mempersiapkan diri untuk menjalankan tugas dengan baik (Jalil et al., 2019).
Pentingnya pelatihan juga berlaku bagi seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis
(Jalan Rel & Jembatan), terutama bagi pegawai yang baru menjabat.
Pengetahuan tentang bidang perkeretaapian sangat terbatas dalam pendidikan
formal, dengan jurusan perkeretaapian hanya tersedia di beberapa perguruan
tinggi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
non-formal, seperti pelatihan dan kursus di tempat kerja, guna meningkatkan
keterampilan pegawai agar dapat mencapai kinerja maksimal (Hitalessy et al.,
2018).
2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Pengalaman Kerja berpegaruh positif dan signifikan dengan t-hitung 11,765>1,96, p-values 0,000<0,05 terhadap Kinerja Kepala Unit Pelaksana Teknis PT.
Kereta Api Indonesia.
Pengalaman kerja menggambarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan
seseorang yang dapat diukur berdasarkan lamanya bekerja. Artinya, semakin lama
seseorang bekerja, semakin banyak pengalaman yang mereka kumpulkan dalam
pekerjaannya. Dengan memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak, seorang
pekerja akan memiliki kendali yang lebih besar terhadap tugas-tugas yang mereka lakukan,
yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja mereka (Afrizal, 2021). Temuan
ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Bais (2022), yang
menyimpulkan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja individu maupun perusahaan.
Pengalaman kerja adalah cerminan dari tingkat pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya, yang dapat diukur
berdasarkan masa kerja dan jenis pekerjaan yang dijalankannya (Pitriyani,
2020). Astriyani et al. (2021) juga menyatakan bahwa pengalaman kerja mencakup
pekerjaan atau jabatan yang telah dialami selama periode tertentu.
3. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Kompetensi berpegaruh positif dan
tidak signifikan dengan t-hitung 0,335<1,96, p-values 0,737>0,05 terhadap
Kinerja Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia.
Kompetensi memiliki peranan yang sangat penting dalam kesuksesan perusahaan
dalam menjaga sumber daya manusia yang efektif (Handoko, 2005). Kompetensi
merujuk pada kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seorang karyawan,
didukung oleh sikap kerja yang relevan dengan tugas pekerjaan yang diemban (Wijayanto
& Dotulong, 2017). Karyawan yang memiliki kompetensi yang baik memiliki
kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan tugas yang dilakukan, sehingga
kinerja mereka menjadi lebih efektif ketika pekerjaan tersebut sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki (Ofori et al., 2020).
Kompetensi merupakan karakteristik individu yang dapat diamati, termasuk
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku, yang berkontribusi pada kinerja dan
prestasi. Pengukuran kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan merupakan inti
dari proses manajemen kinerja di semua perusahaan (Safri et al., 2019).
Pandangan ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Adriyanto & Subakti (2018), Fauzi &
Siregar (2019), serta Dewangga & Rahardja (2022), yang menunjukkan bahwa
kompetensi karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
4. Pengaruh Pelatihan terhadap Kompetensi
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Pelatihan berpegaruh positif dan
signifikan dengan t-hitung 2,553>1,96, p-values 0,011<0,05 terhadap Kompetensi
Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia.
Pelatihan kerja, menurut Ofori et al. (2020), mencakup semua kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap,
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan
tingkat jabatan dan persyaratan pekerjaan. Tujuan dari pelatihan adalah untuk
meningkatkan kompetensi pegawai, di mana pegawai yang memiliki kekurangan dalam
kemampuan atau keterampilan dapat melalui pelatihan sehingga kinerja mereka
dapat ditingkatkan (Lestari & Arnu, 2021).
Dengan menjaga sumber daya manusia yang dimiliki, menghargai bakat dan
keahlian mereka, serta memanfaatkannya dengan baik, organisasi dapat tumbuh dan
berkembang dengan dinamis. Untuk mencapai hal ini, organisasi menerapkan
berbagai langkah untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, salah
satunya melalui pelatihan. Jika sumber daya manusia telah memiliki keterampilan
kerja yang baik melalui pelatihan yang sesuai, mereka akan termotivasi untuk
tampil lebih baik dan mencapai kinerja yang lebih baik pula (Adriyanto & Subakti,
2018).
5. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kompetensi
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel pengalaman kerja berpegaruh positif
dan signifikan dengan t-hitung 3,171>1,96, p-values 0,002<0,05 terhadap Kompetensi
Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia.
Menurut Afrizal (2021), individu yang memiliki pengalaman kerja merupakan
calon karyawan yang telah siap untuk langsung bekerja. Pengalaman kerja sangat
mempengaruhi tingkat kompetensi seseorang, karena semakin lama pengalaman kerja
yang dimiliki, semakin baik pula keahlian individu dalam bidangnya. Astriyani
et al. (2021) berpendapat bahwa pengalaman kerja melibatkan kemampuan dan keterampilan
seorang karyawan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaannya. Seorang tenaga
kerja yang memiliki pengalaman akan menjadi lebih mampu dan terampil dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya (Hendrayani, 2020). Pengalaman
kerja sangat penting bagi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya. Dengan
memiliki pengalaman kerja yang relevan dengan posisi yang diemban, pegawai akan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik (Hitalessy et al., 2018).
6. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja melalui
Kompetensi sebagai variabel intervening
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Pelatihan berpegaruh positif
dan tidak signifikan dengan t-hitung 0.301<1,96, p-values 0,763>0,05
terhadap Kinerja melalui Kompetensi Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api
Indonesia sebagai variabel intervening.
Pelatihan telah lama diakui sebagai komponen penting dalam meningkatkan
kinerja pekerjaan secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang tepat dan
sistematis dalam pelatihan, terutama dalam investasi modal manusia secara umum,
dapat meningkatkan produktivitas pekerja melalui peningkatan keterampilan (Carlisle
et al., 2019). Pelatihan memberikan lingkungan di mana pegawai dapat memperoleh
atau mengembangkan sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan kompetensi yang
relevan dengan pekerjaan (Ogi et al., 2014).
Menurut Tampubolon et al. (2019), kompetensi adalah karakteristik
fundamental yang dimiliki seseorang yang memiliki pengaruh langsung atau dapat
memprediksi kinerja yang sangat baik. Definisi kompetensi oleh Setiawan et al.
(2020) mencakup aspek individu dari seorang pekerja yang memungkinkannya
mencapai kinerja yang luar biasa. Aspek tersebut mencakup sifat, motivasi,
sistem nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan di mana kompetensi mendorong
perilaku dan perilaku mengarah pada kinerja. Pelatihan merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja saat ini maupun di masa mendatang (Saluy
et al., 2019).
Menurut Yulianti (2016), analisis kebutuhan pelatihan merupakan salah satu
solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kompetensi karyawan dan
produktivitas organisasi. Setiap individu memiliki kemampuan masing-masing,
namun kemampuan tersebut belum tentu sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melaksanakan pelatihan
kepada karyawan agar mereka menguasai keterampilan khusus atau memperbaiki
kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan (Aruan, 2013). Pengembangan kinerja
pegawai tidak hanya berfokus pada pembangunan berkelanjutan, tetapi juga pada
pengembangan keterampilan pegawai. Dengan demikian, kemampuan pegawai dapat
meningkat dan berkembang, karena kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan yang
dimiliki oleh pegawai tersebut akan meningkatkan produktivitas karyawan (Adriyanto
& Subakti, 2018).
Seorang pegawai dianggap sebagai individu yang paling memahami
kebutuhannya, termasuk kebutuhan untuk belajar dan meningkatkan
keterampilannya. Pelatihan yang diberikan kepada pegawai diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas mereka (Ofori et al., 2020).
7. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja
melalui Kompetensi sebagai variabel intervening
Pengujian Hipotesis menunjukan variabel Pengalaman Kerja berpegaruh
positif dan tidak signifikan dengan t-hitung 0,308<1,96, p-values 0,758>0,05
terhadap Kinerja melalui Kompetensi Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia
sebagai variabel intervening.
Pengalaman kerja menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan
kompetensi karyawan (Pitriyani, 2020). Kompetensi sendiri merupakan
karakteristik fundamental yang memiliki pengaruh langsung atau dapat
memprediksi kinerja yang sangat baik (Adriyanto & Subakti, 2018). Salah
satu indikasi kurang optimalnya kinerja pegawai adalah ketika mereka belum lama
bekerja atau baru menjabat dalam posisi tertentu, seperti menjadi KUPT Unit
Jalan Rel & Jembatan. Pengalaman kerja seseorang merupakan hasil dari
akumulasi keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya (Hitalessy et al., 2018).
Pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualifikasi
karyawan dan produktivitas kerja, sehingga perusahaan tetap memperhatikan
pengalaman kerja karyawan. Pengalaman kerja yang melimpah dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Rodli,
2019). Pentingnya pengalaman dalam segala aktivitas terletak pada prinsip bahwa pengalaman
merupakan guru terbaik (Halimah & Sudigdo, 2022). Artinya, seseorang
belajar dari pengalaman yang telah dialaminya.
Kesimpulan
����������� Dari hasil
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelatihan berpegaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja Kepala Unit Pelaksana
Teknis PT. Kereta Api Indonesia. (2) Pengalaman Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Kepala Unit Pelaksana
Teknis PT. Kereta Api Indonesia. (3) Kompetensi
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
Kinerja Kepala
Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api Indonesia. (4) Pelatihan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kompetensi Kepala Unit Pelaksana
Teknis PT. Kereta Api Indonesia. (5) Pengalaman
kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kompetensi Kepala Unit Pelaksana Teknis PT. Kereta Api
Indonesia. (6) Pelatihan
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja melalui Kompetensi
sebagai variabel intervening. (7) Pengalaman Kerja
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja melalui
Kompetensi sebagai variabel intervening.
BIBLIOGRAFI
Adriyanto, H., & Subakti, A. G. (2018). Pengaruh
Pelatihan Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Hotel
Sahid Jaya Lippo Cikarang). Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and
Recreation, 1 (2), 55�69. https://doi.org/10.17509/jithor.v1i2.13767
Afrizal, R. (2021). Pengaruh Tingkat Pendidikan
Pelatihan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero).
Journal of Economics and Business UMSU.
Alqudah, I. H. A., Carballo-Penela, A., &
Ruzo-Sanmart�n, E. (2022). High-performance
human resource management practices and readiness for change: An integrative
model including affective commitment, employees� performance, and the
moderating role of hierarchy culture. European Research on Management
and Business Economics, 28 (1), 100177.
https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2021.100177
Aruan, D. A. (2013). Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt .
Sucofindo ( Persero ) Surabaya Daniel Arfan Aruan Jurusan Manajemen , Fakultas
Ekonomi , Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Surabaya 60231. 1.
Astriyani, N. P., Sessu, A., & Yusuf, B. P. (2021).
Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Jasamarga Tollroad Operator. KREATIF :
Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 9 (1), 79.
https://doi.org/10.32493/jk.v9i1.y2021.p79-85
Bais, A. (2022). Effect of Education Level and Work
Experience on Employee Performance. 23 (1), 4678�4688.
Basyit, A., & Edy. (2020). Pengaruh Tingkat
Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Manajemen Akuntansi, 5, 12�20.
Baxter, L., & Braithwaite, D. (2014). Engaging Theories in Interpersonal
Communication: Multiple Perspectives. Engaging Theories in Interpersonal
Communication: Multiple Perspectives, 37�50.
https://doi.org/10.4135/9781483329529
Carlisle, J., Bhanugopan, R., & D�Netto, B. (2019). Enhancing task performance through
effective training: The mediating role of work environment and moderating
effect of non-mandatory training. Journal
of Business Research, 104 (July), 340�349.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.033
Dewangga, T. A., & Rahardja, E. (2022). Pengaruh
Pelatihan Disiplin Kerja dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah). Diponegoro Journal of Management, 11 (1), 1.
Donnelson R. Fors. (1980). The Functions of Attributions. In Social Psychology Quarterly (Vol. 43, Issue 2).
https://facultystaff.richmond.edu/~dforsyth/pubs/Forsyth (1980) Functions.pdf
Fatimah, Sjarlis, S., & Oktaviani, A. R. (2021).
Pengaruh Tingkat Pendidikan Pelatihan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja
Pelayanan Kepala Urusan. Nobel Management Review, 2, 35�45.
Fauzi, F., & Siregar, M. H. (2019). Pengaruh Kompetensi
dan Kinerja Karyawan Terhadap Pengembangan Karir Di Perusahaan (Studi Kasus di
PT WB Tbk Wilayah Penjualan III Jakarta). Jurnal Manajemen Universitas Bung Hatta, 14 (2), 9�21.
https://doi.org/10.37301/jmubh.v14i2.14810
Halimah, H., & Sudigdo, A. (2022). Pengaruh
Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. IPSOS
Jakarta Selatan. Journal of Economics and Business UBS, 11 (1),
24�36. https://doi.org/10.52644/joeb.v11i1.77
Harvey, J. H., & Weary, G. (1984). Current Issues in Attribution Theory and
Research. Annual Review of Psychology,35 (1), 427�459.
https://doi.org/10.1146/annurev.ps.35.020184.002235
Heider, F. (1958). Attribution Theory in Sport:
Problems and Solutions. 1�10.
Hendrayani, H. (2020). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PD. Pasar Makassar Raya Kota
Makassar. Jurnal Economix, 8 (1), 1�12.
Hitalessy, V., Roni, M. H., & Iswandi, I. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. 7 (1), 38�44.
Ichsan, M., & Perizade, B. (2018). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap
Kinerja Pegawai pada Bank Sumsel Babel Syariah. 16 (3).
Jalil, R., Perizade, P. H. B., & Widiyanti, H. M.
(2019). Effect of Training and Work
Discipline on Employee Performance PT PLN (Persero) Power Plants Control Unit Keramasan.International Journal of
Management and Humanities, 3 (11), 37�42.
https://doi.org/10.35940/ijmh.k0310.0731119
Jasin, H., & Suri, D. A. (2021). Pengaruh
pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja. Seminar Nasional Teknologi Edukasi Dan Humaniora, 1, 609�618.
Kereh, E. M., Lengkong, V. P., & Rumokoy, F. S. (2018).
Pengaruh Masa Kerja, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Area Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6
(4), 3903�3913.
Lestari, C. A., & Arnu, A. P. (2021). Pengaruh
Pelatihan Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bekasi. Journal of Economic, Bussines
and Accounting (COSTING), 4 (2), 531�539.
https://doi.org/10.31539/costing.v4i2.1681
Malle, B. F., & Korman, J. (2016). Malle , B . F ., & Korman , J . ( 2013
). Attribution theory . In D . S . Dunn ( Ed .), Oxford Attribution Theory.
January 2013.
Mandang, E. F., Lumanauw, B., & Walangitan, M. D.
. (2017). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk Cabang Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 5
(3), 4324�4334.
Nugroho, M. N., & Paradifa, R. (2020). Pengaruh
Pelatihan, Motivasi, Kompetensi Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia, 11 (1),
149�168. https://doi.org/10.21009/jrmsi.011.1.08
Nurdiani, H. (2016). Implementasi Fungsi Manajemen Menurut Robbins Dan Coulter Pada
Laboratorium Amil Zakat Infak Sedekah Manajemen Dakwah (Lazis Md) Skripsi.
Lazis Md, 1�115.
Nyoman, N., Candra, W., & Ardana, I. K. (2016). Pengaruh Pengalaman Kerja, Pendidikan Dan
Pelatihan Terhadap Pengembangan Karir Di PT. PLN (Persero) Distribusi Bali
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana , Bali , Indonesia. 5 (9), 5839�5867.
Ofori, D. A., Anjarwalla, P., Mwaura, L., Jamnadass,
R., Stevenson, P. C., Smith, P., Koch, W., Kukula-Koch, W., Marzec, Z.,
Kasperek, E., Wyszogrodzka-Koma, L., Szwerc, W., Asakawa, Y., Moradi, S.,
Barati, A., Khayyat, S. A., Roselin, L. S., Jaafar, F. M., Osman, C. P., �
Slaton, N. (2020). Analisis Pengaruh Pelatihan, Pengembangan Karir Dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan BPKAD Blitar. Molecules, 2 (1),
1�12.
Ogi, I., Mekel, P., & Rori, W. (2014). Pendidikan,
Pelatihan Dan Penempatan Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor
Inspektorat Kota Manado. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2 (2), 1284�1295.
Pitriyani, A. H. (2020). Pengaruh pengalaman kerja, latar belakang pendidikan dan kompensasi
terhadap kinerja karyawan pada pt. pegadaian persero cabang rantauprapat 1.
1, 60�68.
Pranata, O. S., Astuti, E. S., & Utami, H. N. (2018).
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 61 (3), 39�46.
PT. Kereta Api Indonesia. (2012). Buku Perawatan Jalan
Rel. In Track & Bridge. PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Rani, R. O., Agung, S., & Firdaus, M. A. (2020).
Pengaruh Manajemen Pengetahuan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Manager : Jurnal Ilmu Manajemen,
2 (4), 464.
https://doi.org/10.32832/manager.v2i4.3790
Ravico, R., & Susetyo, B. (2021). Sejarah
Pembangunan Jalur Kereta Api Sebagai Alat Transportasi Di Sumatera Selatan
Tahun 1914-1933. Agastya: Jurnal
Sejarah Dan Pembelajarannya, 11
(1), 68. https://doi.org/10.25273/ajsp.v11i1.8052
Rifki, A., Utami, H. N., & Ruhana, I. (2018). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kompetensi Dan
Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Area Malang). 27 (2),
1�6.
Rodli, A. F. (2019). Pengaruh pelatihan kerja,
pengalaman kerja dan pendidikan terhadap produktivitas kerja. Jurnal Ecopreneur.12, 2 (2), 31�35.
Safri, S., Idrus, A., Husen, S., & Zakaria, Z. (2019).
Peran Kompetensi Untuk Mengatasi Gap Antara Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
Personil Polri Di Bidang Teknologi Informasi Polda Papua. The Journal Of
Business And Management Research, 2 (1), 150�159.
Saluy, A. B., Musanti, T., & Mulyana, B. (2019).
Pengaruh Pelatihan, Motivasi Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Personel Di
Makosek Hanudnas I. Journal of Management and Business Review, 16
(1), 87�109. https://doi.org/10.34149/jmbr.v16i1.151
Santi, S. (2020). The
Positive Impact of Education, Training, and Work Experience to Influencing
Employee Performance. International
Journal of Social Science and Business, 4 (4), 438�445.
Sari, O. P. (2022). Pengaruh Job Insecurity Dan Job Stress Terhadap Turnover
Intentiondengan Job Satisfaction Sebagai Variabel Mediasi Pada
Karyawan Di PT. Graha Maju Property Palembang.
Setiawan, I. P., Liong, H., & Sani, A. (2020).
Pengaruh Pelatihan, Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Dosen Pada
Stia Al-Gazali Barru Kabupaten Barru. Jurnal
Mirai Management, 6 (1),
213�224.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Komunikasi (p. 424).
Suherdinignsih, V. V., & Rokhman, N. (2020).
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta. Cakrawangsa Bisnis, 1 (1), 17�28.
Tampubolon, I. G., Sari, S. K., Tarigan, A. D. B.,
& Manihuruk, D. D. (2019). Pengaruh Kompetensi Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Karyawan Di Pt. Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah 1 Medan (Layanan
Jasa). Jurnal Global Manajemen Volume,
8, 24�34.
Wijayanto, J., & Dotulong, L. O. . (2017).
Pengaruh Pelatihan, Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Plasa Multi Krindo Manado. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5 (3), 3048�3057.
Wirawan, K. E., Bagia, I. W., & Susila, G. P. A.
J. (2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Dan Pengalaman Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan. Image : Jurnal
Riset Manajemen, 7 (1),
38�44. https://doi.org/10.17509/image.v7i1.23137yamin. (2022). No Title. 1�111.
Yulianti, R. (2016). Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Amindy Barokah Sumut
dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening.4 (1),
1�23.
Copyright holder: Mohamad Varis Purnomo, Badia
Perizade, Yuliani Syapril (2022) |
First publication
right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |