Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 1, Januari 2024
PENGALAMAN MENUJU
LOYALITAS MEREK: PERANAN NILAI OTENTISITAS DALAM TRANSISI PENGALAMAN MENUJU
LOYALITAS MEREK
Serafina Dyah*,
Kurniawati, Yolanda Masnita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Indonesia
Email: [email protected]*, [email protected],
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengukur
pengalaman merek dan otentisitas merek dan perngaruhnya terhadap loyalitas
merek. Penelitian ini melakukan survei kepada 415 pengguna batik untuk menguji
hubungan antar variabel. Hasil penelitian : adanya pengaruh positif pengalaman
merek terhadap nilai otentistas merek, dan otentisitas merek dapat memediasi
kepercayaan merek dengan cinta merek, dan cinta merek memediasi atnara nilai
otentik merek dengan loyalitas merek. Adanya penamambahan variable nilai
otentik merek sebagai variable dependen dan variable mediasi antara pengalaman
merek dengan loyalitas merek. Pelaku bisnis di dunia batik dapat meningkatkan
pengalaman merek melalui nilai otentik merek melalui corak batik dengan tujuan
menaikan loyalitas merek. Terbatas pada pasar batik nasional Indonesia, melalu
lima merek di top brand index 2022
Kata kunci: Otentisitas Merek, Loyalitas Merek, Top Brand Index
Batik Nasional, Brand Theory, Pengalaman Merek, Kepercayaan Merek, Cinta Merek
Abstract
The purpose of this study is
to measure brand experience and brand authenticity and its influence on brand
loyalty. This study conducted a survey of 415 batik users to test the
relationship between variables. Research results: the positive influence of
brand experience on brand authenticity value, and brand authenticity can
mediate brand trust with brand love, and brand love mediates brand authentic
value with brand loyalty. There is an addition of the authentic value variable
of the brand as a dependent variable and a mediating variable between brand
experience and brand loyalty. Business people in the batik world can improve
the brand experience through authentic brand values through batik patterns with
the aim of increasing brand loyalty. Limited to Indonesia's national batik
market, through five brands in the top brand index 2022
Keywords: Brand Authenticity, Brand
Loyalty, Top Brand Index National Batik, Brand Theory, Brand Experience, Brand
Trust, Brand Love
Pendahuluan
Batik nusantara mendapatkan penghargaan
dari UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi pada
tahun 2019 (Kemenlu, 2022). Penghargaan yang diberikan oleh UNESCO
ini merupakan apresiasi dunia terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia (Mashabi, 2020). Kondisi ini mendorong produsen industri
pakaian batik nasional berlomba memperluas jaringan pemasaran, meningkatkan
volume penjualan, serta menjaga loyalitas pelanggan (Mashabi, 2020). Pada Top Brand Index 2022, terlihat
adanya persaingan antar merek pakaian batik nusantara untuk menjadi merek
dengan jaringan pemasaran terluas dan mempertahankan nilai loyalitas pada
merek. Batik Keris memiliki Top Brand Index tertinggi di 29.6%, diikuti Kencana
Ungu 28.40%, diposisi ketiga Danar Hadi 12,9%, dan Batik Semar 7.70% (Top Brand Award, 2022). Sangat memungkinkan suatu merek pada saat
ini untuk menjangkau pasar diseluruh dunia dan mempengaruhi gaya hidup
masyarakat (Akoglu & Özbek,
2022).
Pengalaman merek merupakan awal dari
pengaruh konsumen yang akan menentukan loyalitas merek konsumen dikemudian hari
(Rahmat &
Kurniawati, 2022). Konsumen memiliki ketertarikan untuk
membeli karena adanya pengalaman positif saat mereka membeli suatu merek (Akoglu & Özbek,
2022). Hasil studi menunjukan bahwa upaya ekstra
harus dilakukan untuk memberikan pengalaman superior kepada pelanggan, bukan
hanya sekedar menawarkan produk atau layanan saja, melainkan memperhatikan dan
mengelola petunjuk dalam proses pembelian (I. Khan & Rahman,
2016). Merek yang memiliki pengalaman yang
mengesankan memungkinkan konsumen untuk dapat berinteraksi melalui pengalaman
yang membangkitkan emosi dan perasaan (Safeer, Yuanqiong, et
al., 2021). Pengalaman positif ini membantu membangun
kepercayaan terhadap merek, loyalitas, dan pengaruh yang baik antara konsumen
dan merek (Safeer, Yuanqiong, et
al., 2021).
Kepercayaan pada merek memiliki pengaruh
positif terhadap loyalitas terhadap merek dan memotivasi pelanggan menunjukan
kepercayaan dan bertahan pada suatu merek, menurut penelitian (Atulkar, 2020). Pengalaman terhadap merek juga dapat
berasal dari keunggulan pada kualitas yang digambarkan sebagai evaluasi dan
penilaian pelanggan secara keseluruhan mengenai kualitas dan keunggulan (Akoglu & Özbek,
2022). Nilai otentik merek juga merupakan salah
satu pengalaman merek yang membangkitkan perasaan cinta pada merek dan
menimbulkan loyalitas terhadap merek (Salehzadeh et al.,
2023). Pengalaman merek menimbulkan kecintaan
terhadap merek, semakin menguntungkan pengalaman merek akan semakin tinggi
kecintaan terhadap merek, sesuai hasil penelitian (Bae & Kim, 2023). Hasil penelitian yang dilakukan (Ghorbanzadeh, 2021), menunjukan cinta merek merupakan ateseden
terkuat dari loyalitas merek.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
melihat adanya pengaruh variabel - variabel pengalaman merek, kualitas pada
merek, dan kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada setiap merek.
Penelitian yang dilakukan (Akoglu & Özbek,
2022). membahas pengaruh pengalaman merek
terhadap loyalitas merek, dimediasi oleh kualitas merek dan kepercayaan
terhadap merek. Penelitian yang dilakukan (Ghorbanzadeh, 2021), menjelaskan mengenai pengaruh kepuasan
terhadap merek terhadap kepuasan akan merek, melalui emotional brand attachment
dan cinta merek. Penelitian yang dilakukan oleh (Safeer, He, et al.,
2021), menjelaskan mengenai pengalaman merek
terhadap cinta merek, melalui nilai otentisitas suatu merek. Pengaruh
pengalaman merek terhadap loyalitas merek melalui kualitas pada merek,
merupakan penelitian dari (Safeer, Yuanqiong, et
al., 2021).
Mengacu pada penjelasan batik sebagai
warisan dunia, ditemui adanya nilai eksklusif dan unik pada batik, dalam hal
ini pakaian batik (Firdaus, 2018). Maka kebaruan pada penelitian ini adalah
melihat pengaruh pengalaman merek terhadap cinta merek melalui nilai otentik
merek batik sebagai mediasi. Dalam penelitian ini juga diteliti pengaruh nilai
otentik merek batik terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh cinta merek.
Sebagai catatan lain nya, penelitian ini menggunkana konsumen dari empat merek
batik dengan index tertinggi di Indonesia sebagai objek penelitian nya. Pada
penelitian ini, mengacu pada konsep brand theory, sebagai acuan penelitian.
Mengacu pada brand theory yang dimaksud adalah, mengembangkan persepsi terhadap
merek berdasarkan sensasi, perasaan, kognisi, dan respon perilaku (Bastos & Levy,
2012). Jika persepsi ini memiliki nilai positif,
maka pelanggan tetap loyal terhadap merek tersebut dan akan melakukan pembelian
berulang (Bastos & Levy,
2012).
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan mengetahui pengaruh langsung pengalaman merek, terhadap
kualitas merek, otentik merek, kepercayaan merek, serta melihat pengaruh
langsung kualitas merek, cinta merek, dan kepercayaan terhadap loyalitas brand,
serta melihat pengaruh nilai otentik merek terhadap cinta merek yang diteliti
melalui pengguna pakaian batik pada empat merek top brand index 2022. Selain
itu penelitian ini juga untuk menguji apakah kualitas merek bisa menjadi
mediasi antara pengalaman merek dengan loyalitas merek pada konsumen dan merek.
Kemudian penelitian ini juga akan melihat apakah cinta merek pada pakaian batik
dapat memediasi nilai otentik merek dengan loyalitas merek pada konsumen batik.
Pada penelitian ini akan dilihat juga kepercayaan merek memediasi pengalaman
merek dengan loyalitas merek yang dirasakan konsumen batik terhadap merek
pakain batik sesuai empat merek top brand index 2022.
Hipotesis
Pengalaman merek
menunjukkan memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas merek. Berdasarkan
hasil penelitian pengaruh pengalaman merek terhadap loyalitas yang diteliti
pada sepatu olahraga (Rahmat
& Kurniawati, 2022), ditunjukkan bahwa
peningkatan pengalaman merek akan meningkatkan kualitas merek dan penurunan
pengalaman merek akan menurunkan kualitas merek. Sehingga hal tersebut dapat
dijadikan sebagai pendorong bagi produsen untuk membangun pengalaman merek
konsumen melalui persepsi kualitas. Sejalan dengan penelitian sebelumnya,
menyatakan adanya efek langsung dari pengalaman merek pada kualitas yang
dirasakan dan dapat dikonfirmasi (Akoglu
& Özbek, 2022). Pengalaman merek dapat
menjadi faktor pendorong baik secara langsung dan tidak langsung terhadap
kualitas merek [26]. Maka hipotesis yang akan dianalisa adalah :
H1 : Pengalaman merek
berpangruh positif terhadap kualitas merek.
Pengalaman merek
menunjukkan memiliki pengaruh positif terhadap keaslian merek. Adanya
penelitian yang dilakukan yang menjelaskan pengalaman merek perilaku,
intelektual, afektif dan sensorik secara positif mempengaruhi keaslian merek (Safeer,
He, et al., 2021). Beberapa penelitian
menyatakan bahwa kinerja merek yang lebih baik mengarah pada pengalaman
konsumen pada peningkatan keaslian suatu merek. Adanya penelitian yang
menyatakan pengalaman merek memberikan factor pendorong positif tehadap keaslian
merek, salah satunya dimediasi melalui kualaitas yang dirasakan (Murshed
et al., 2023). Keaslian merek merupakan
pengalaman merek yang positif yang mengarah kepada nilai kemakmuran merek dan
pertumbuhan berkelanjutan pada merek, sesuai penelitian (Safeer
et al., 2023). Maka hipotesis yang akan
dianalisa adalah :
H2 : Pengalaman merek
berpengaruh positif terhadap keaslian merek.
Pengalaman merek
menunjukkan memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan merek. Menurut
penelitian yang dilakukan Rahmat dan Kurniawati (2022), peningkatan pengalaman
merek akan berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan merek dan penurunan
pengalaman merek menyebabkan adanya penurunan terhadap kepercayaan brand.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Huang (2017), pengalaman perilaku
dan sensorik memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan merek, dan menjadi
pendorong terhadap kepercayaan merek. Penelitian lain menemukan, sub-dimensi
pengalaman merek ,meliputi beberapa dimensi antara lain, sensorik, afektif, dan
perilaku mengidentifikasikan berkaitan dengan kepercayaan merek [4]. Dalam
penelitian Huaman-Ramirez dan Merunka (2019), dikatakan bahwa pengalaman merek
mendukung secara tidak langsung kepercayaan merek, melalu rute yg lebih
kognitif. Maka hipotesis yang akan dianalisa adalah :
H3 : Pengalaman merek berpengaruh
positif terhadap terhadap kepercayaan merek.
Keaslian merek menunjukkan
memiliki pengaruh positif terhadap cinta merek. Hasil penelitian Safeer et al.,
(2020), menemukan bahwa adanya pengaruh besar pada cinta merek, terutama pada
konteks asia. Sama hal nya dengan pasar di Amerika Serikat yang menunjukkan
adanya peranan penting keaslian merek dalam mengembangkan pelanggan untuk dapat
mencintai merek. Sejalan dengan penelitian Safeer et al., (2023), menemukan
bahwa keaslian merek dapat dirasakan melalui komitmen terhadap warisan yang
secara signifikan berpengaruh terhadap kecintaan merek. Ditemukan juga pada
penelitian di Australia, semakin besar keaslian merek, konsumen milenial merasa
positif dan akan merasa jatuh cinta dengan merek tersebut (Safeer
et al., 2023). Saat ini memenangkan
hati konsumen dan mengembangkan kecintaan terhadap merek, lebih penting dari
menawarkan manfaat dan layanan terbaik. Maka hipotesis yang akan dianalisa
adalah :
H4 : Keaslian merek
berpengaruh positif terhadap kecintaan merek
Cinta merek menunjukkan
memiliki pengaruh positf terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian (Ghorbanzadeh,
2021), membuktikan dimana
kecintaan konsumen terhadap merek dalam pemikiran relasional, memainkan peranan
penting dalam membetuk loyalitas konsumen. Jika konsumen jatuh cinta dengan
suatu merek, maka konsumen akan memiliki keterikatan emosional yang kuat
terhadap merek . Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian (Bae
& Kim, 2023), yang menunjukkan cinta
merek pengaruh positif dengan loyalitas merek. Ditemukan bahwa kecintaan pada
merek merek akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek, dalam
penelitian ini, adalah merek telepon genggam. Maka hipotesis yang dikembangkan
adalah:
H5 ; Cinta merek berpengaruh
positif terhadap loyalitas merek.
Kualitas yang dirasakan
menunjukkan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas. Peningkatan kualitas
merek mengakibatkan adanya peningkatan terhadap loyalitas merek, sebaliknya
penurunan kualitas akan menurunkan nilai dari loyalitas merek, hal ini
merupakam hasil penelitian (Rahmat
& Kurniawati, 2022). Sejalan dengan
penelitian (Akoglu
& Özbek, 2022), persepsi kualitas
memiliki dampak langsung pada loyalitas merek, pada penelitian konsumen olah
raga. Menemukkan bahwa kualitas merek memiliki dampak positif terhadap
loyalitas merek (Safeer,
Yuanqiong, et al., 2021). Maka hipotesis yang akan
dianalisa adalah :
H6 : Kualitas yang
dirasakan berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.
Kepercayaan merek
dirasakan menunjukkan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas. Pada
penelitian yang dilakukan oleh (Akoglu
& Özbek, 2022), ditemukan bahwa sebuah
merek dengan tingkat kepercayaan merek yang tinggi akan mempengaruhi tingkat
loyalitas. Ketika konsumen melibatkan perasaan emosional dalam proses
pembelian, mereka akan sadar dengan sendirinya tentang merek, menjadi percaya
pada merek dan menjadi loyal terhadap merek sesuai dengan hasil penelitian (Atulkar,
2020). Penelitian pada generasi
Z di Vietnam ditemukan kepercayaan pada merek yang tinggi akan menghasilkan
loyalitas pada merek yang lebih menguntungkan secara langsung dan memiliki
hasil yang lebih menguntungkan (Nguyen
et al., 2023). Maka hipotesis yang akan
dianalisa adalah :
H7 : Kepercayaan merek
berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.
Kualitas yang dirasakan
memiliki efek mediasi pada pengaruh antara pengalaman merek dan loyalitas
merek. Pengalaman merek dan persepsi kualitas yang dilakukan merupakan suatu
factor penting yang akan berpengaruh terhadap konsumen pengguna merek tersebut (Akoglu
& Özbek, 2022). Sependapat dengan
penelitian sebelumnya, penelitian (Ding
& Tseng, 2015), kualitas merek yang
dirasakan dalam penelitian ini ditambahkan emosi hedonic bias menjadi mediasi
antara pengalaman merek dan loyalitas merek. Pada produk olahraga pada
penelitian, ditemukan adanyana kualitas yang dirasakan sebagai mediasi antara
pengalaman merek dengan loyalitas merek (Rahmat
& Kurniawati, 2022). Maka hipotesis yang akan
dianalisa adalah
H8: Kualitas yang
dirasakan menjadi mediasi antara pengalaman merek terhadap loyalitas merek.
Kepercayaan merek memiliki
efek mediasi pada pengaruh antara pengalaman merek dan loyalitas merek. Dalam
penelitian (Akoglu
& Özbek, 2022), dibuktikan adanya
pengaruh antara pengalaman merek terhadap loyalitas merek yang dimediasi
melalui kepercayaan merek, terhadap pakaian olah raga. Sejalan dengan
penelitian (Panjaitan
et al., 2016), dimana ada pengaruh
positif antara pengalaman merek dengan loyalitas mereka melalui kepercayaan
merek sebagai mediasinya. Semakin meningkatnya kepercayaan merek yang
disebabkan oleh peningkatan kepercayaan merek yang disebabkan semakin positif
pengalaman merek yang dirasakan konsumen maka memiliki kecendrungan dapat
menaikan loyalitas merek (Panjaitan
et al., 2016). Maka hipotesis yang akan
dianalisa adalah :
H9 : Kepercayaan merek
menjadi mediasi antara pengalaman merek dengan loyalitas merek.
Nilai otentik merek
memiliki efek mediasi pada pengaruh pengalaman merek dan cinta merek (Safeer,
He, et al., 2021). Menemukan adanya
pengalaman konsumen terhadap nilai kognitif positif konsumen meningkatkan
keaslian merek dan memotivasi konsumen untuk mencapai nilai cinta merek.
Menurut penelitian (Safeer et al., 2021), pengalaman sensorik sebagai bagian
dari pengalaman merek, pendorong utama peningkatan nilai otentik merek yang
mendorong kecintaan pada merek. maka hipotesis yang akan dianalisa adalah :
H10 : Nilai otentik merek
menjadi mediasi antara pengalaman merek dengan cinta merek.
Kecintaan pada merek
mememiliki efek mediasi pada pengaruh nilai otentik merek dan loyalitas merek.
Dalam penelitian ini, mencoba menggabungkan dua hasil penelitian yang sudah ada
sebelumnya. Penelitian pertama adalah yang dilakukan oleh (Ghorbanzadeh,
2021) yang menyatakan ada
pengaruh yang positif antara cinta merek dengan loyalitas merek. Sedangkan
dalam penelitian yang dilakukan (Safeer,
He, et al., 2021), menemukan hasil adanya
pengaruh postif antara otentisitas merek dengan cinta merek. Ditemukan dalam
penelitian (A.
Khan et al., 2021), menyatkan ada pemgaruh
positif antara kecintaan merek dengan loyalitas merek, dimana kecintaan merek
dibagi menjadi cinta merek dinilai dari keintiman dan gairah. Maka dalam
penelitian ini mencoba menggabungkan nya dalam hipotesa menjadi :
H11 : Nilai kecintaan
merek memediasi antara pengaruh nilai otentik merek dengan loyalitas merek.
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Metode Penelitian
Populasi yang berada dalam
penelitian ini merupakan individu yang setidak nya pernah satu kali menggunakan
pakaian bercorak batik, sudah pernah menggunakan pakaian batik sekurang-kurang
nya satu kali dalam satu tahun terakhir, dan sudah pernah membeli pakain batik.
Pada penelitian ini ditambahkan pertanyaan mengenai brand yang paling dikenali
dengan pilihan empat merek teratas sesuai dengan hasil survey Top Brand Index
2022 yaitu batik keris, batik kencana ungu, batik danar hadi dan batik semar. Dalam penelitian ini merupakan populasi yang
tak terhingga (infinite population), dikarenakan tidak diketahui nya jumlah
keseluruhan populasi yang diambil. Teknik yang diambil untuk pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Teknik non-probaility sampling dengan menggunakan
metode purposive sampling, maka seluruh individu yang berada dalam populasi
meiliki peluang yang sama untuk menjadi responden (Sekaran
& Bougie, 2016). Pemilihan sampel dengan
menggunakan metode purpose samping, yang dimaksud adalah, peneliti menentukan
kriteria sebagai dasar utama penelitian. Kriteria yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah (a) setidak nya responden sudah pernah membeli dan
menggunakan produk pakain batik. (b) Responden sudah berusia minimal 20 tahun.
Objek penelitian yang ada
sudah disesuaikan dengan karakteristik
sampel yang terpilih, dimana pengalaman merek pada konsumen pengguna pakain
batik. Sampel pada penelitian ini menggunakan 415 orang, dimana dengan jumlah
sampel tersebut dinilai cukup ideal untuk mencari respon yang dinilai
representative terhadap populasi dalam penelitian (Sekaran
& Bougie, 2016). Data diambil dengan
menggunakan metode penyebaran kuesioner yang diberikan kepada sampel yang
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan
– pertanyaan untuk mewakili semua variabel yang akan dianalisa di dalam
penelitian ini. Dalam kuesioner ini responden diberikan kebebasan untuk memilih
pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialami yang berada pada
rentang 1 sampai 5 (berisi pernyataan tidak setuju hingga sangat setuju).
Kumpulan jawaban responden
dari pertanyaan – pertanyaan yang sudah ditentukan kemudian dianalisa
dengan metode SEM (structural Equation
Modeling) menggunakan software SPSS (penggunanaan alat ini untuk membantu
melihat karakteristik responden, validitas, dan reliabilitasnya pada data yang
berasal dari jawaban responden) dan juga digunakan AMOS (bertujuan untuk
menguji hipotesa yang telah dibuat dalam penelitiam ini dengan menggunakan
metode SEM).
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik dan Kategori Responden
Sampel yang digunakan adalah responden yang memiliki usia minimal 20
tahun, pernah menggunakan pakain bercorak batik, sekurang-kurang nya
menggunakan pakaian batik satu kali dalam satu tahun, dan pernah membeli pakain
bercorak batik. Hasil kuesioner telah dilakukan pengisian oleh 415 responden
yang berbeda. Berdasarkan kategori jenis kelamin diketahui bahwa 32,3% (134
orang) responden berjenis kelamin laki-laki dan 67,7% (281 orang) berjenis
kelamin wanita. Berdasarkan kategori usia responden, usia 20-27 tahun 50,8 %
(211 orang), usia 28-35 tahun 33% (137 orang), usia 36-43 tahun 8.2% (34
orang), usia 44-51 tahun 3.1% (13 orang), usia diatas 51 tahun 4.8% (20 orang).
Berdasarkan kategori penghasilan responden, 4.000.000 – 8.000.000 rupiah 88%
(365 orang), 8.000.001 – 12.000.000 rupiah 6% (25 orang), 12.000.001 –
16.000.000 rupiah 2.2% (9 orang), 16.000.001 – 20.000.000 rupiah 1.9 % (8
orang), diatas 20.000.001 rupiah 1.9% (8 orang). Berdasarkan kategori merek
batik pada top brand index 2022, Batik Keris 46.3% (192 orang), Batik Danar
Hadi 10.4% (43 orang), Batik Kencana Ungu 31.1% (129 orang), Batik Semar 12.3%
(51 orang).
Tabel 1. Karakteristik Responden
Kategori |
Klasifikasi |
Frekuensi (Orang) |
Frekuensi (persen) |
Jenis Kelamin |
Pria Wanita |
134 281 |
32.3 67.7 |
Usia |
36 – 43 tahun 44 – 51 tahun > 51 tahun |
34 13 20 |
8.2 3.1 4.8 |
Penghasilan |
4.000.000 – 8.000.000 8.000.001 – 12.000.000 12.000.001 – 16.000.000 16.000.001 – 20.000.000 > 20.000.001 |
365 25 9 8 8 |
88 6 2.2 1.9 1.9 |
Merek Batik |
Batik Keris Batik Kencana Ungu Batik Semar Batik Danar Hadi |
192 129 51 43 |
46.3 31.1 12.2 10.4 |
Sumber : Data primer diolah 2023
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian Validitas
Uji validitas
berfungsi untuk mengetahui apakah indikator yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel, mengukur apa yang akan diukur, dalam arti kata lain dapat diartikan
untuk mengukur variabel yang valid (Hair et al., 2019). Statistik yang
digunakan dalam penelitian ini dalam pengujian validitas adalah factor loading.
Besar kecil nya sampel penelitian menentukan valid atau tidak nya suatu
indikator. Pada penelitian ini menggunakan sampel sebesar 415 responden sehigga
nilai factor loading nya adalah 0,30 untuk menentukan sampel valid atau
tidak. Seperti yang terlihat pada table 2.
Tabel 2. Factor Loading berdasarkan Sampel
Factor
Loading |
Sample Size |
0,30 |
350 |
0,35 |
250 |
0,40 |
200 |
0,45 |
150 |
0,50 |
120 |
0,55 |
100 |
Sumber
: Hair (2019)
Indikator dikatakan valid dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Jika Factor Loading > 0,30 maka item pernyataan
valid.
Jika Factor Loading < 0,30 maka item pernyataan tidak
valid.
Pengujian Reliabilitas
Untuk menguji konsistensi dari jawaban
responden yang diukur dari suatu variabel 1 digunakan uji reliabilitas (Hair et al., 2019). Untuk melakukan pengujian reliabilitas alat
analisa yang digunakan adalah Coefficient Cronbach’s Alpha dimana dasar
pegambilan keputusan menentukan suatu indikator reliabel atau tidak adalah:
-Coefficient Cronbach’s Alpha > 0,60 maka seluruh pernyataan
yang berada dalam kuesioner terbukti reliabel atau konsisten.
-Coefficient Cronbach’s Alpha < 0,60 maka seluruh pernyataan
yang berada dalam kuesioner tidak reliabel atau konsisten.
Tabel 3. Pengujian Validitas dan
Reliabilitas Variabel Penelitian
Indikator |
Pengujian
Validitas |
Pengujian
Relibilitas |
||
Factor
loading |
Simpulan |
Cronbach
Alpha |
Simpulan |
|
Pengalaman merek |
||||
BE1 |
0.754 |
Valid
|
0.936 |
Reliabel |
BE2 |
0.766 |
Valid
|
||
BE3 |
0.794 |
Valid
|
||
BE4 |
0.812 |
Valid |
||
BE5 |
0.788 |
Valid |
||
BE6 |
0.766 |
Valid |
||
BE7 |
0.797 |
Valid |
||
BE8 |
0.812 |
Valid |
||
BE9 |
0.676 |
Valid |
||
BE10 |
0.802 |
Valid |
||
BE11 |
0.821 |
Valid |
||
Kualitas yang dirasakan |
||||
PQ11 |
0.868 |
Valid
|
0.941 |
Reliabel |
PQ2 |
0.914 |
Valid
|
||
PQ3 |
0.917 |
Valid
|
||
PQ4 |
0.879 |
Valid |
||
PQ5 |
0.886 |
Valid |
||
PQ6 |
0.821 |
Valid |
||
Kepercayaan merek |
||||
BT1 |
0.907 |
Valid
|
0,934 |
Reliabel |
BT2 |
0.916 |
Valid
|
||
BT3 |
0.916 |
Valid
|
||
BT4 |
0.916 |
Valid |
||
Otentisitas Merek |
||||
BA1 |
0.896 |
Valid
|
0,949 |
Reliabel |
BA2 |
0.904 |
Valid |
||
BA3 |
0.908 |
Valid
|
||
BA4 |
0.893 |
Valid
|
||
BA5 |
0.880 |
Valid |
||
BA6 |
0.880 |
Valid |
||
Cinta merek |
|
|
0.961 |
Reliabel |
BL1 |
0.876 |
Valid |
||
BL2 |
0.910 |
Valid |
||
BL3 |
0.915 |
Valid |
||
BL4 |
0.916 |
Valid |
||
BL5 |
0.932 |
Valid |
||
BL6 |
0.912 |
Valid |
||
BL7 |
0.848 |
Valid |
||
Loyalitas merek |
|
|
0.952 |
Reliabel |
BLY1 |
0.886 |
Valid |
||
BLY2 |
0.864 |
Valid |
||
BLY3 |
0.931 |
Valid |
||
BLY4 |
0.916 |
Valid |
||
BLY5 |
0.888 |
Valid |
||
BLY6 |
0.915 |
Valid |
Sumber
: Data primer diolah 2023
Dalam pengujian validitas variabel
Pengalaman Merek yang terdiri dari jumlah 11 indikator pengukuran menghasilkan
nilai factor loading > 0,30 dimana artinya kesebelas indicator
pengukuran dari variabel Pengalaman Merek terbukti valid. Dalam pengujian
reliabilitas pada kesebelas indikator yang valid memiliki nilai Cronbach
alpha 0,936 > 0,6. Dimana berarti terbukti pada kesebelas indikator
pengukuran pada variabel pengalaman merek terbukti reliabel. Maka terbukti
kesebelas indikator pengukuran dari variabel Pengalaman Merek terbukti valid
dan reliabel maka seluruh variabel akan dimasukan dalam pengujian hipotesis
dalam penelitian.
Dalam pengujian validitas variabel kualitas
yang dirasakan terdiri dalam 6 indikator dalam pengukuran yang menghasilkan
nilia factor loading > 0,30 dimana artinya keenam indikator pengukuran dari
variable yang dirasakan terbukti valid. Dalam pengujian reliabilitas untuk
keenam indikator yang valid menghasilkan nilai Cornbach alpha sebesar 0,941
> 0,6. Dimana artinya keenam indikator pengukuran dari variabel kualitas
yang dirasakan terbukti reliabel. Maka terbukti keenam indikator pengukuran
dari variabel kualitas yang dirasakan terbulti reliable dan reliabel.
Pengecekan validitas variabel kepercayaan
merek yang terdiri dari empat indikator pengukuran, menghasilkan nilai factor
loading > 0,30 yang berarti keempat indikator pengukuran variabel
kepercayaan merek terbukti valid. Uji reliabilitas keempat indikator yang valid
menghasilkan nilai cronbach alpha sebesar 0,934>0,6 yang berarti keempat
indikator pengukuran variabel reliabilitas merek terbukti reliabel. Dengan
demikian ditunjukkan bahwa keempat indikator pengukuran dari variabel
kepercayaan merek terbukti valid dan reliabel.
Pengecekan validitas variabel keaslian
merek yang terdiri dari enam indikator pengukuran, menghasilkan nilai factor
loading > 0,30 yang berarti enam indikator pengukuran variabel keaslian merek
telah terbukti valid. Uji reliabilitas enam indikator yang valid menghasilkan
nilai Cronbach alpha 0,949>0,6 yang berarti enam indikator pengukuran
variabel keaslian merek terbukti reliabel. Dengan demikian ditunjukkan bahwa
enam indikator pengukuran variabel keaslian merek terbukti valid dan dapat
reliabel.
Uji validitas variabel cinta merek yang
terdiri dari tujuh indikator pengukuran menghasilkan nilai factor loading >
0,30 yang berarti ketujuh indikator pengukuran variabel cinta merek terbukti
valid. Uji reliabilitas ketujuh indikator yang valid menghasilkan nilai
cronbach alpha 0,961 > 0,6 yang berarti ketujuh indikator pengukuran
variabel cinta merek terbukti reliabel. Dengan demikian ditunjukkan bahwa
ketujuh indikator pengukuran dari variabel cinta merek terbukti valid dan
reliabel.
Pengujian validitas variabel loyalitas
merek meliputi enam ukuran, memberikan nilai load factor > 0,30 yaitu enam
ukuran dari variabel loyalitas merek semuanya valid. Pengujian reliabilitas
terhadap enam indikator yang valid menghasilkan skor alpha Cronbach sebesar
0,952 > 0,6 yang berarti enam variabel ukuran loyalitas merek dinyatakan
reliabel. Dengan demikian membuktikan bahwa enam indikator loyalitas merek
telah terbukti valid dan reliabel.
Pengujian Model Fit
Uji kecocokan model merupakan uji yang
harus dilakukan sebagai prasyarat sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian
dengan model SEM. Ditunjukan pada gambar 2.
Gambar 2. Model SEM Penelitian
Hasil pengolahan untuk menguji kecocokan
model ditunjukkan pada Tabel 4. Keterangan pada tabel menunjukkan bahwa dari
delapan kriteria pengujian model yang cocok, dua kriteria model yang cocok
adalah RMSEA dan CMIN./DF, hingga empat kriteria memberikan model marginal fit
yaitu NFI, IFI, TLI dan CFI, sedangkan dua kriteria sisanya memberikan
kesimpulan model poor fit. Karena sebagian besar kriteria kecocokan model
terpenuhi, dimungkinkan untuk melanjutkan pengujian hipotesis.
Tabel 4. Indikator Penguijan Kesesuain
Model
Jenis Pengukuran |
Pengukuran |
Keputusan Model Fit |
Hasil Olahan |
Keputusan |
Absolute fit measures |
Chi-square |
low
Chi Square |
3646,356 |
|
p-value Chi-Square |
≥ 0,05 |
0.000 |
Poor fit |
|
GFI |
≥ 0,90 |
0. 630 |
Poor fit |
|
RMSEA |
≤ 0,10 |
0. 098 |
Model fit |
|
NFI |
≥ 0,90 |
0. 820 |
Marginal fit |
|
IFI |
≥ 0,90 |
0. 851 |
Marginal fit |
|
TLI |
≥ 0,90 |
0. 841 |
Marginal fit |
|
CFI |
≥ 0,90 |
0. 850 |
Marginal fit |
|
Parsimonius fit meassure |
CMIN/DF |
Antara 1 sampai 5 |
4,975 |
Model fit |
Sumber : Data primer diolah 2023
Pengujian Hipotesis
Hasil pengolahan data hipotesis dilakukan
dengan menggunakan AMOS 23 yang dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan hasil
hipotesis yang dijalankan peneliti terdapat 11 hipotesis. Dari 10 hipotesis
yang ada dalam penelitian ini H1,H2,H3,H4,H5,H7,H9,H10 didukung, tetapi H6 dan
H8 tidak didukung.
Tabel 5. Penguijan Hipotesis
Penelitian
|
Hipotesis |
|
Estimate |
C.R. |
P- value |
Simpulan |
H1 |
Pengalaman merek berpengaruh
positif terhadap Kualitas yang Dirasakan |
|
0. 882 |
16,380 |
0,000 |
Hipotesis
didukung |
H2 |
Pengalaman merek berpengaruh
positif terhadap Otentisitas Merek |
|
0, 800 |
17,144 |
0,000 |
Hipotesis
didukung |
H3 |
Pengalaman merek berpengaruh
positif terhadap Kepercayaan merek |
|
0. 874 |
18,007 |
0,000 |
Hipotesis
didukung |
H4 |
Nilai otetisitas berpengaruh positif terhadap
cinta merek |
|
0. 999 |
20,480 |
0,000 |
Hipotesis didukung |
H5 |
Cinta merek berpengaruh positif
terhadap loyalitas merek |
|
0. 779 |
15,748 |
0,000 |
Hipotesis didukung |
H6 |
Kualitas yang Dirasakan berpengaruh
positif terhadap Loyalitas Merek |
|
-0,167 |
-3,907 |
0,000 |
Hipotesis Tidak didukung |
H7 |
Kepercayaan Merek berpengaruh
positif terhadap Loyalitas Merek |
|
0.292 |
5,974 |
0,000 |
Hipotesis
didukung |
H8 |
Kualitas yang Dirasakan Memediasi Pengalaman
Merek dengan Loyalitas Merek |
|
0. 882 *-0,167 = -0.147 |
-3.778 |
0.0000 |
Hipotesis Tidak didukung |
H9 |
Kepercayaan Merek Memediasi Pengalaman
Merek dengan Loyaitas Merek |
|
0. 874 *0.292 0.255 |
5.652 |
0.0000 |
Hipotesis
didukung |
H10 |
Otentisitas
Merek memediasi Pengalaman Merek dengan Cinta Merek |
|
0, 800 *0. 999 0.799 |
13.066 |
0.000 |
Hipotesis
didukung |
H11 |
Cinta Merek memediasi Otentisitas Merek dengan
Loyalitas Merek |
|
0. 999 *0. 779 = 0.778 |
12.536 |
0.000 |
Hipotesis
didukung |
Sumber : Data
primer diolah 2023
Pengalaman merek mempengaruhi kualitas yang dirasakan
Hipotesis 1 dilakukan untuk menguji bahwa
pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kualitas yang dirasakan. Dari
hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar 0,882 yang artinya
semakin tinggi pengalaman merek maka semakin tinggi kualitas yang dirasakan,
begitu pula sebaliknya semakin rendah pengalaman merek maka semakin rendah
kualitas yang dirasakan. Nilai t-statistik sebesar 16.380 memberikan nilai p
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
disimpulkan bahwa pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kualitas yang
dirasakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Akoglu & Özbek,
2022). Pelanggan yang
puas dengan pengalaman merek dapat dilihat sebagai simbol kualitas yang unik
dan luar biasa. Dalam penelitian yang dilakukan (Rahmat
& Kurniawati, 2022) juga dikatakan pengalaman
merek berpengaruh positif terhadap kualitas yang dirasakan.
Hipotesis 2 dilakukan dengan tujuan untuk
menguji pengalaman merek berpengaruh positif
terhadap keotentikan suatu merek.
Hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar 0,800 yang artinya
meningkatnya pengalaman merek akan meningkatkan
keotentikan merek dan sebaliknya menurunnya pengalaman merek akan
menurunkan keotentikan merek. Nilai t
statistik sebesar 17,144 menghasilkan p-value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terbukti pengalaman merek
berpengaruh positifterhadap keotentikan merek. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Safeer, He, et al.,
2021) mengenai prilaku konsumen di Asia,
ditemukan bahwa pengalaman merek berupa perilaku, emosional, intelektual, dan
sensorik berdampak positif keotentikan merek. Sejalan dengan penelitian (Safeer, Yuanqiong, et
al., 2021) yang melakukan penelitian mengenai peran
prediksi pengalaman merek, memvalidasi adanya konsistensi dari pengalaman merek
yang positif dapat membantu dalam meningkatkan pengembangan keaslian merek,
pada konsep branding secara global.
Hipotesis 3 dilakukan dengan tujuan untuk
menguji Pengalaman merek berpengaruh positif
terhadap kepercayaan merek. Hasil
pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar 0,874 yang artinya meningkatnay
pengalaman merek akan meningkatkan
kepercayaan merek dan sebaliknya
menurunnya pengalaman merek akan menurunkan
kepercayaan merek. Nilai t statistik sebesar 0,874 menghasilkan p-value
sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan terbukti pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kepercayaan
merek. Hasil penemuan ini mevalidasi penelitian yang telah dilakukan oleh (Akoglu & Özbek,
2022) yang menemukan adanya pengaruh langsung
pengalaman merek terhadap kepercayaan merek. Hal ini sejalan juga dengan
penelitian (Rahmat &
Kurniawati, 2022), mengenai merek pakaian olah raga, dimana ada
kaitan adanya peningkatan kepercayaan merek terhadap peningkatan pengalaman
merek.
Hipotesis 4 dilakukan dengan tujuan untuk
menguji nilai otentik merek berpengaruh positif terhadap cinta merek. Hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi
sebesar 0,999 yang artinya jika nilai otentik merek meningkat akan
meningkatkan cinta merek dan sebaliknya menurunnya nilai otentik merek
berpengaruh positif terhadap cinta merek.
Nilai t statistik sebesar 20,480 menghasilkan p-value sebesar 0,000 <
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terbukti
nilai otebtik merek berpengaruh positif terhadap cinta merek. Penelitian ini
sejalan dengan (Safeer,
He, et al., 2021) yang menunjukkan bahwa cinta merek adalah hasil dari
nilai otentik merek. Pengalaman kognitif dan fisik yang positif bagi konsumen
meningkatkan nilai otentik merek dan memotivasi konsumen untuk mencintai merek
tersebut (Safeer,
He, et al., 2021).
Hipotesis 5
dilakukan dengan tujuan untuk menguji cinta
merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. Dari hasil pengolahan
diperoleh koefisien estimasi sebesar 0,779 yang artinya meningkatnya cinta merek akan meningkatkan
loyalitas merek dan sebaliknya
menurunnya cinta merek akan menurunkan loyalitas merek. Nilai
t statistik sebesar 15,748 menghasilkan p-value sebesar 0,000 < 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terbukti cinta merek berpengaruh positif terhadap
loyalitas merek. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ghorbanzadeh, 2021) mengenai proses transasisi dari kepuasan menuju loyalitas, pada
penelitian ini ditemukan cinta merek memainkan peran dalam hubungan kepada
loyalitas merek.
Hipotesis 6
dilakukan dengan tujuan untuk menguji kualitas yang dirasakan berpengaruh
positif terhadap loyalitas merek. Hasil
pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar -0,167 yang artinya
meningkatnya kualitas yang dirasakan akan menurunkan loyalitas merek dan sebaliknya
menurunnya kualitas yang dirasakan akan menaikkan loyalitas merek. Hasil temuan ini menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan kualitas yang dirasakan berpengaruh
positif terhadap loyalitas merek tidak
terbukti. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh (Akoglu & Özbek, 2022) mengenai merek olah raga,
yang menemukan kualitas yang dirasakan telah terbukti memiliki dampak langsung dan positif terhadap
loyalitas merek. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Xixiang et al., 2016) mengenai pasar dari
konsumen di cina, dimana tidak ada keterkaitan positif antara kualitas merek
dengan loyalitas merek. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya konsep
budaya tionghoa, yang menilai lebih banyak faktor yang terlibat dalam
menciptakan loyalitas merek daripada kualitas tertentu (Xixiang et al., 2016). Dalam penelitian ini
berpengaruh negative, disebabkan karena pada konsumen batik lebih menilai,
nilai seni, atau keotentikan corak batik yanga da pada pakain dibandingkan
dengan kualitas dari pakain itu sendiri.
Hipotesis 7
dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepercayaan merek berpengaruh positif
terhadap loyalitas merek. Hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar
0,292 yang artinya meningkatnya kepercayaan merek akan meningkatkan loyalitas
merek dan sebaliknya menurunnya kepercayaan merek akan menurunkan oyalitas merek. Nilai t statistik sebesar 5,974 menghasilkan
p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan terbukti kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap loyalitas
merek. Hal ini sejalan dengan penelitian (Huaman-Ramirez & Merunka, 2019) yang
menemukan bahwa ada nya pengaruh postif kepercayaan merek terhadap loyalitas
merek dalam ruang lingkup merek olah raga. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian
Hipotesis 8
dilakukan dengan tujuan untuk menguji kualitas yang dirasakan memediasi
pengalaman merek dengan loyalitas merek. Hasil pengolahan diperoleh koefisien
estimasi sebesar -0.147 yang artinya meningkatnya pengalaman merek akan
menurunkan loyalitas merek dengan dimediasi oleh kualitas yang dirasakan dan
sebaliknya menurunnya pengalaman merek akan meningkatkan loyalitas merek dengan dimediasi oleh
kualitas yang dirasakan. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis yang
menyatakan kualitas yang dirasakan memediasi Pengalaman merek dengan loyalitas
merek tidak terbukti. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Rahmat & Kurniawati, 2022) yang
menemukan bahwa pengalaman merek tidak terbukti memiliki dampak positif
terhadap loyalitas merek, dengan persepsi kualitas sebagai variabel mediasi.
Hal ini bertentangan dengan penelitia (Xixiang et al., 2016) dan banyak
penelitian lainnya, yang mengatakan pengalaman merek yang banyak dan
mengesankan dapat menciptakan suatu kesan yang bertahan lama pada pelanggan
karena merek mempersepsikan kualitas. Pada penelitian ini menunjukkan tidak
terbuti adanya dampak postif pengalaman merek terhadap loyalitas yang dimediasi
kualitas merek, dikarenakan pada pengguna pakain batik, nilai otentik corak
atau design batik lebih diutamakan untuk membangun pengalaman merek yang
mengesankan dan loyalitas pelanggan.
Hipotesis
9 dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepercayaan merek memediasi pengalaman
merek dengan loyalitas merek, Hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi
sebesar 0,255 yang artinya meningkatnya pengalaman merek akan menurunkan
loyalitas merek dengan dimediasi oleh kepercayaan merek dan sebaliknya
menurunnya pengalaman merek akan menurunkan
loyalitas merek dengan dimediasi oleh kepercayaan merek. Nilai t
statistik sebesar 5,652 menghasilkan p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan kepercayaan merek memediasi
pengaruh pengalaman merek terhadap loyalitas merek terbukti. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Xixiang et al., 2016). Pelanggan
meiliki pengalaman merekdan mengembangkan kepercayaan mereka terhadap merek,
yang akhirnya berubah menjadi loyalitas.
Bertentangan dengan penelitian (Rahmat & Kurniawati, 2022) tidak terbukti
bahwa pengalaman merek berdampak positif pada loyalitas merek ketika
kepercayaan merek dianggap sebagai variabel yang memediasi. Hal ini disebabkan
pada penelitian (Rahmat & Kurniawati, 2022) ada ketidak
sejalanan perbedaan responden dan produk yang diteliti.
Hipotesis
10 dilakukan dengan tujuan untuk menguji otentisitas merek memediasi pengalaman
merek dengan cinta merek. Hasil
pengolahan diperoleh koefisien estimasi sebesar 0,799 yang artinya meningkatnya
pengalaman merek akan meningkatkan cinta merek dengan dimediasi oleh
otentisitas merek dan sebaliknya menurunnya pengalaman merek akan menurunkan
cinta merek dengan dimediasi oleh
otentisitas merek. Nilai t statistik sebesar 13,066 menghasilkan p-value sebesar
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang menyatakan Otentisitas Merek memediasi Pengalaman Merek dengan
Cinta Merek terbukti. Menurut penelitian (Safeer, Yuanqiong, et al., 2021) terdapat
pengalaman sensorik yang merupakan bagian dari pengalaman merek yang menjadi
pendorong utama dari nilai otentisitas pada sebuah merek, yang akan mendorong kecintaan
pada merek. Nilai otensitas merek sendiri meiliki efek mediasi pada pengalaman
merek dan cinta merek, sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Safeer, He, et al., 2021).
Hipotesis
11 dilakukan dengan tujuan untuk menguji cinta merek memediasi otentisitas
merek dengan loyalitas merek. Hasil pengolahan diperoleh koefisien estimasi
sebesar 0,778 yang artinya meningkatnya otentisitas merek akan meningkatkan
loyalitas dengan dimediasi oleh cinta merek dan sebaliknya menurunnya
otentisitas merek akan menurunkan loyalitas merek dengan dimediasi oleh cinta
merek. Nilai t statistik sebesar
12,536 menghasilkan p-value sebesar
0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang cinta merek memediasi otentisitas merek dengan loyalitas merek
terbukti. Adanya pengaruh positif antara cinta merek dengan loyalitas merek,
seperti yang ditemukan pada penelitian (Ghorbanzadeh, 2021). Dalam
penelitian yang dilakukan (Safeer, He, et al., 2021).mengenai studi
perspektif dari konsumen asia mengenai pengaruh pengalaman merek, ditemukan
adanya hasil pengaruh yang positif atara nilai otentik pada suatu merek denagn
cinta merek. Dalam penelitian , menyatakan adanya pengaruh positif antara
kecintaan merek denagn loyalitas merek yang dinilai melalui keintiman dan
gairah yang dirasakan oleh konsumen.
Kesimpulan
Brand theory
merupakan theory utama sebagai kerangka berfikri pada penelitian ini. Pada
penelitian ini mengambil dua point dalam brand theory yaitu pernyataan factor
penting dalam asal usul branding, yang mengarah pada branding modern yang
melihat peranan konsep citra merek didalam prosesnya dan pernyataan mengenai
bagaimana kemajuan branding yang ada di era sekarang diterjemahkan di dalam
penerapan yang luas baik di dunia pendidikan maupun bisnis dan pengaruhnya di
saat ini.
Pada penelitian ini
ditemui pengalaman merek mempengaruhi secara positif terhadap kualitas pada
merek, nilai otetistas merek, dan kepercayaan merek, dimana kualitas merek dan
kepercayaan merek memediasi antara pengalaman merek dan loyalitas merek. Pada
penelitian ini ditambahkan nilai otentik sebagai faktor utama yang dianalisa,
melalui pakain bercorak batik sebagai media penelitian nya karena memiliki
nilai otentik. Nilai otentik digunakan sebagai mediasi terhadap pengalaman
merek dan cinta merek, dan berkaitan positif. Pada penelitian ini dilihat
adanya pengaruh positif cinta merek dan kepercayaan merek terhadap loyalitas
merek, namun pada penelitian ini kualitas merek berpengaruh negatif terhadap
loyalitas merek. Pengaruh negatif ini diakibatkan adanya kemungkinan konsumen
yang membeli pakain bercorak batik lebih menilai tingkat kerumitan dan desain
corak batik yang berorientasi pada nilai otentik saat membeli pakain batik
dibandingkan kualitas merek nya. Hasil tersebut juga sejalan dengan hasil
kualitas yang dirasakan memediasi pengalaman merek terhadap loyalitas merek
yang bernilai negatif.
Akoglu, H.
E., & Özbek, O. (2022). The effect of brand experiences on brand loyalty
through perceived quality and brand trust: a study on sports consumers. Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics, 34(10), 2130–2148.
Atulkar,
S. (2020). Brand trust and brand loyalty in mall shoppers. Marketing
Intelligence & Planning, 38(5), 559–572.
Bae,
B. R., & Kim, S.-E. (2023). Effect of brand experiences on brand loyalty
mediated by brand love: the moderated mediation role of brand trust. Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics.
Bastos,
W., & Levy, S. J. (2012). A history of the concept of branding: practice
and theory. Journal of Historical Research in Marketing, 4(3),
347–368.
Ding,
C. G., & Tseng, T. H. (2015). On the relationships among brand experience,
hedonic emotions, and brand equity. European Journal of Marketing, 49(7/8),
994–1015.
Firdaus,
H. (2018). Adaptasi dan Inovasi untuk Mengembangkan Batik. KompasId.
Ghorbanzadeh,
D. (2021). From satisfaction to loyalty: the role of emotional structures in
the process of transition from satisfaction to loyalty. Asia-Pacific Journal
of Business Administration, 13(3), 335–356.
Hair,
J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., Black, W. C., &
Anderson, R. E. (2019). Multivariate data analysis (Eighth). Cengage
Learning EMEA.
Huaman-Ramirez,
R., & Merunka, D. (2019). Brand experience effects on brand attachment: the
role of brand trust, age, and income. European Business Review, 31(5),
610–645.
Kemenlu.
(2022). Selamat Hari Batik Nasional 2022! KemenluGoId 2022.
Kemenlu.go.id.
Khan,
A., Mohammad, A. S., & Muhammad, S. (2021). An integrated model of brand
experience and brand love for halal brands: survey of halal fast food consumers
in Malaysia. Journal of Islamic Marketing, 12(8), 1492–1520.
Khan,
I., & Rahman, Z. (2016). Retail brand experience: scale development and
validation. Journal of Product & Brand Management, 25(5),
435–451.
Mashabi,
S. (2020). Hari Batik Nasional, Menlu: Pengakuan UNESCO Diapresiasi. KompasCom.
Murshed,
F., Dwivedi, A., & Nayeem, T. (2023). Brand authenticity building effect of
brand experience and downstream effects. Journal of Product & Brand
Management.
Nguyen,
D. T., Le, D. H. A., Truong, L. G., Truong, N. G., & Vu, V. V. (2023). The
effect of Generation Z’s perceptions of brand activism on brand loyalty:
evidence from Vietnam. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 35(6),
1494–1512.
Panjaitan,
A. O. Y., Rofiaty, R., & Sudjatno, S. (2016). Pengaruh Pengalaman Merek
Terhadap Loyalitas Merek Melalui Mediasi Kepuasan Merek Dan Kepercayaan Merek
(Studi Pada Kuliner Khas Kota Malang). Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 3(2).
Rahmat,
W. M., & Kurniawati, K. (2022). The Influence of Brand Experience on Brand
Loyalty through Perceived Quality, Brand Trust and Customer Satisfaction as
Mediation. SEIKO: Journal of Management & Business, 4(3),
215–231.
Safeer,
A. A., He, Y., & Abrar, M. (2021). The influence of brand experience on
brand authenticity and brand love: an empirical study from Asian consumers’
perspective. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 33(5),
1123–1138.
Safeer,
A. A., He, Y., Lin, Y., Abrar, M., & Nawaz, Z. (2023). Impact of perceived
brand authenticity on consumer behavior: an evidence from generation Y in Asian
perspective. International Journal of Emerging Markets, 18(3),
685–704.
Safeer,
A. A., Yuanqiong, H., Abrar, M., Shabbir, R., & Rasheed, H. M. W. (2021).
Role of brand experience in predicting consumer loyalty. Marketing
Intelligence & Planning, 39(8), 1042–1057.
Salehzadeh,
R., Sayedan, M., Mirmehdi, S. M., & Heidari Aqagoli, P. (2023). Elucidating
green branding among Muslim consumers: the nexus of green brand love, image, trust
and attitude. Journal of Islamic Marketing, 14(1), 250–272.
Sekaran,
U., & Bougie, R. (2016). Research Methods For Business: A Skill Building
Approach (7th ed.). John Wiley & Sons.
Top
Brand Award. (2022). Top Brand Index - Batik. WWW.Topbrand-Award.Com
Xixiang,
S., Gilal, R. G., & Gilal, F. G. (2016). Brand experience as a contemporary
source of brand equity in 21st century: evidence from the Chinese consumer
market. Int J Educ Res, 4(9), 63–76.
Copyright holder: Serafina Dyah, Kurniawati, Yolanda Masnita (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |