Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
EFEKTIFITAS
METODE AUDIO-LINGUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MATERI TEKS DIALOG PADA SISWA KELAS 3 SD DI KOTA
KARAWANG
Dini
Amelia, Danang Dwi Basuki
STIT Hidayatunnajah Bekasi, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Terdapat
banyak metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahasa Inggris, salah
satunya adalah dengan menggunakan metode audio-lingual.
Dalam penggunaan metode tersebut tentu harus disesuaikan dengan beberapa
kondisi dan aspek terutama tujuan pembelajaran. Pembelajaran bahasa Inggris
memiliki tujuan yang menekankan untuk lebih dapat terampil dalam berkomunikasi.
Sehingga pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat perlu agar bahasa itu
familiar bagi siswa dan menarik untuk siswa pelajari. Materi teks dialog pelajaran
bahasa Inggris perlu penggunaan metode yang tepat karena akan banyak latihan
sehingga metode audio-lingual cukup
membantu guru dalam proses mengajarnya.
Kata
kunci: Efektifitas, Metode audio-lingual, Pembelajaran bahasa
Inggris, Materi teks dialog
Abstract
Many methods can be used in teaching
English, one of which is to use audio-lingual methods. In the use of these
methods, of course, it must be adjusted to several conditions and aspects,
especially learning objectives. English language learning has a goal that
emphasizes being more skilled in communicating. So the selection of the right
learning method is very necessary so that the language is familiar to students
and interesting for students to learn. English lesson dialogue text material
needs to use the right method because there will be a lot of practice so
audio-lingual method is enough to help teachers in the teaching process.
Keywords: Effectiveness, Audio-lingual method, English language learning, Dialogue text
material
Pendahuluan
����������� Berbahasa
dan mempelajari bahasa merupakan suatu kebutuhan yang dapat dikatakan sama kuno
dengan sejarah kehidupan manusia. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang
dianggap sangat penting terutama pada era globalisasi ini untuk tujuan ilmu,
pengetahuan, dan seni budaya. Untuk itu bahasa Inggris mulai dari kurikulum
dasar 2004 dan kurikulum pendidikan 2006, bahasa Inggris dicantumkan sebagai
salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang pelaksanaannya sebagai muatan
lokal di Sekolah Dasar
����������� Sadar
akan pentingnya bahasa Inggris, banyak sekolah yang membuat peraturan baru
seperti menambah jam pelajaran Bahasa Inggris bahkan guru diminta untuk
menggunakan metode yang tepat untuk memastikan bahwa siswa mampu menguasai
bahasa Inggris lebih baik di sekolah. Alokasi waktu yang biasa dilakukan
sekolah atas anjuran pemerintah adalah 2 jam pelajaran. Bahasa Inggris
diarahkan pada empat keterampilan antara lain: berbicara (speaking), membaca (reading),
dan menulis (writing). Sehingga untuk
mengetahui penguasaan keterampilan tersebut dapat dilihat dari proses interaksi
siswa dan guru ketika pembelajaran berlangsung di kelas. Pembelajaran sering
dianggap sebagai makna dari istilah �instructional�
adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar
����������� Bahasa
Inggris di Indonesia secara umum diajarkan sebagai bahasa asing, bahasa asing
adalah bahasa yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu
di mana bahasa tersebut diajarkan. Maka sangat diperlukan metode belajar yang
sesuai dalam proses belajarnya. Ketidaksesuaian metode dalam pembelajaran
bahasa Inggris menjadi salah satu kendala yang menyebabkan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan dalam bahasa Inggris, karena metode merupakan jalan yang
ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Apabila
seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta membosankan, maka
habislah sudah kelas tersebut
����������� Tugas
penting yang dapat dilakukan guru salah satunya adalah meningkatkan kemampuan
bercerita anak. Kemampuan tersebut merupakan salah satu aspek yang harus
dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran bahasa. Agar upaya meningkatkan kemampuan
bercerita anak dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan seorang guru dalam meningkatkan kemampuan bercerita anak.
Seorang guru dituntut untuk dapat melakukan berbagai pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran yang didukung oleh kemampuan guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan kemampuan
siswanya. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat memberi pengaruh positif
terhadap proses belajar, sikap, dan perilaku siswa. Perlu juga perencanaan yang
matang agar bisa menarik perhatian siswa
����������� Berbagai
metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terutama dalam mata
pelajaran bahasa Inggris, salah satunya adalah metode audio-lingual yang dianggap efektif untuk pembelajaran bahasa.
Metode audio-lingual adalah metode
yang mengutamakan pengulangan, cara tersebut dilakukan untuk efisiensi waktu
dalam belajar bahasa. Pendekatan metode ini banyak mengadaptasi direct approach dan sebagai respon atas
kurangnya pengajaran speaking dalam reading approach. Guru biasa
menyampaikan materi dengan cara melakukan percakapan, pengingatan, dan bermain
mimik atau ekspresi wajah menjadi salah satu teknik utama yang digunakan dalam
metode audio-lingual
����������� Metode
audio-lingual merupakan langkah besar
dalam metodologi pengajaran bahasa yang ditujukan untuk kompetensi komunikatif
dalam pembelajaran bahasa, tetapi dalam metode ini tidak fokus pada pengajaran
kosa kata (vocabulary). Dalam metode
ini siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktifitas yang mendukung
proses belajar diantaranya dengan cara latihan dialog, dramatisasi dialog,
melancarkan pelafalan karena siswa terus melakukan pengulangan dalam membaca
materi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin siswa terlibat dalam kegiatan
belajar mengajar, maka semakin besar pula pencapaian prestasi belajar yang akan
didapat oleh siswa.
����������� Metode
audio-lingual dalam pengajaran
bebricara lebih kongruen dengan pembelajaran dan praktik pengajaran berbicara.
Hal ini nyata dan mampu memberikan respon yang benar secara langsung. Metode audio-lingual seperti metode langsung
yang juga merupakan pendekatan berbasis lisan. Namun, berbeda dalam hal itu
daripada menekankan perolehan kosa kata melalui paparan dalam praktiknya,
metode audio-lingual melatih siswa
dalam penggunaan pola kalimat gramatikal. Ini juga, tidak seperti metode
langsung, memilih dasar teoritis yang kuat dalam linguistik
����������� Metode
audio-lingual dapat digunakan sebagai
cara yang tepat untuk mengajarkan bahasa dengan tujuan ialah membentuk
kebiasaan berbahasa. Sehingga teknik yang digunakan dalam proses pengajarannya
menggunakan teknik peniruan, hafalan, pemusatan, dan latihan atau drill. Materi
yang dipelajari adalah bahasa asing karena metode audio-lingual para siswa diajari pola atau model linguistik yang
memang sering digunakan oleh penutur asli bahasa tersebut. Oleh karena itu
untuk memperoleh penguasaan yang baik adalah pembiasaan secara konsisten dengan
jalan latihan dan pengulangan. Dalam metode ini pemilihan materi ditekankan
pada unit dan pola yang menunjukkan adanya perbedaan struktural dan bahasa
asing yang diajarkan dengan bahasa ibu pelajar.
Metode
Penelitian
����������� Penelitian
ini merupakan kualitatif deskriptif. Penelitian kualititatif adalah suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, pemikiran, digunakan
untuk menemukan prinsip-prinsip penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Selain
itu, menurut buku Metodologi Penelitian Kualitatif dan Praktik
Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana efektifitas penggunaan metode audio-lingual dalam pembelajaran bahasa
Inggris materi teks dialog di Kelas 3 Sekolah Dasar Kota Karawang. Melalui metode ini
diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris.
Sehingga tujuan akhir dari pembelajaran bahasa inggris yaitu kemampuan
berbicara dapat tercapai. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran
bahasa Inggris dari Sekolah Dasar Kota Karawang. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran
bahasa Inggris. Kegiatan dilakukan di Sekolah Dasar Kota Karawang.
Hasil
dan Pembahasan
����������� Proses
belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara
guru dan siswa. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran guru dalam menentukan
metode apa yang digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.
Metode yang digunakan oleh guru nantinya akan menjadi suatu stimulus dan respon
terhadap siswa dalam setiap kegiatan yang ada terjadi dalam proses
pembelajaran.
����������� Metode
audio-lingual adalah metode yang
banyak digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa
terutama dalam mata pelajaran bahasa yang membutuhkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajarannya. Metode audio-lingual
adalah salah satu metode yang digunakan guru untuk melatih kemampuan berbicara,
membaca dan menghafal siswa dengan cara latihan membaca dialog, membaca kosa
kata, dan membaca teks bacaan lainnya
����������� Ketika
digunakannya metode audio-lingual ini
berarti siswa akan mengidentifikasi pola kalimat dari teks bacaan yang mereka
temukan mulai dari yang mudah sampai susah. Kegiatan ini yang nantinya akan
membuat pemahaman siswa menjadi berkembang
����������� Menghafal
dialog menjadi salah satu teknik pengajaran dalam metode audio-lingual karena dalam menghafalkan dialog baru dapat melatih
kemampuan berbicara siswa. Dengan cara siswa memerankan satu orang peran dalam
dialog, sedangkan guru memerankan tokoh pasangannya. Cara lainnya bisa
digunakan dengan membagi siswa menjadi dua kelompok yang mana masing-masing
kelompok memerankan satu peran dan menghafalkan dialog. Teknik ini biasanya
cukup disenangi oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
����������� Melafalkan
(pronounce) dan bagaimana melafalkan
(how to pronounce) adalah teknik
dalam pelaksanaan seorang guru dalam mengajarkan bahasa Inggris menggunakan
metode audio-lingual yang mana siswa
harus menirukannya. Kata-kata baru dengan struktur yang sama. Pokok dari metode
ini dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa Inggris adalah bagaimana melatih
siswa untuk terus berlatih melafalkan dengan benar sampai mereka dapat
melakukannya dengan spontan. Oleh karena itu siswa hanya diberi kosa kata atau
teks bacaan secukupnya agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan
lancer menggunakan metode audio-lingual.
����������� Sebagaimana
metode ini yaitu mendengarkan dan berbicara, maka aplikasinya lebih menekankan
pada dua aspek ini sebelum kepada dua aspek lainnya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam aplikasi metode ini yaitu tata bahasa harus disajikan dalm
bentuk pola kalimat atau dialog dengan topik-topik situasi sehari-hari, semua
unsur tata bahasa disajikan dari yang mudah ke sulit, siswa harus benar-benar
menyimak kemudian latihan berbicara lalu membaca dan menulis. Terlihat bahwa
metode audio-lingual tidak hanya menekankan
latihan dan pembiasaan para siswa untuk membentuk kecakapan berbahasa, tetapi
juga guru cermat dalam membimbing siswanya.
����������� Direktur
Institut Bahasa Inggris di Universitas Michigan yakni Charles Carpenter Fries,
menyatakan ia percaya bahwa dengan belajar struktur atau tata bahasa adalah
titik awal bagi siswa. Dengan kata lain, tugas siswa adalah untuk melafalkan
pola kalimat dasar dan struktur tata bahasa. Guru akan melanjutkan dengan
menyajikan kata-kata baru bagi siswa untuk contoh dalam struktur yang sama.
Realita saat ini banyak siswa yang kurang mengetahui struktur atau tata bahasa
dalam belajar bahasa terutama bahasa Inggris sehingga sulit bagi mereka untuk
dapat terampil dalam berbicara.
����������� Metode
audio-lingual digunakan untuk
mengajarkan keterampilan pada siswa dalam berbahasa Inggris sebagai peserta
latihan. Keterampilan tersebut adalah listening
(mendengar), speaking (berbicara), and writing
(menulis). Ketiga keterampilan berbahasa ini dilakukan karena metode audio-lingual ini akan banyak memfokuskan
pada kegiatan belajar dengan cara yang menarik dan asik seperti mendengarkan
(nonton film), berbicara dan menulis.
����������� Metode
audio-lingual dapat membantu guru dalam mengajar berbicara untuk siswa sekolah
dasar. Selain mudah, cara ini dapat menciptakan suasana nyaman dan santai yang
tidak memberatkan siswa. Metode ini merupakan metode hafalan, yaitu mengajarkan
siswa tentang dialog atau cerita pendek untuk dihafal yang nantinya akan
disajikan dengan mimik atau ekspresi dan role play untuk meningkatkan
keterampilan menyimak dan berbicara siswa
����������� Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru kelas 3 di salah satu Sekolah Dasar kota Karawang
bahwa menemukan cara dengan membuat suasana di ruang kelas terasa nyaman dan
para siswa tidak bosan selama pembelajaran merupakan langkah awal yang perlu
dilakukan bagi guru sebelum memulai pembelajaran. Guru juga menjelaskan bahwa
metode audio-lingual ini juga
diperlukan. Siswa membutuhkan metode yang menjadi media dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa termotivasi dan semangat ketika belajar bahasa Inggris,
khususnya kelas berbicara bahasa Inggris. Adapun hasilnya adalah,
����������� P: apakah terdapat kesulitan yang dialami
siswa dalam belajar bahasa Inggris?
J: banyak sebenernya faktor yang membuat siswa
kesulitan dan pada akhirnya tidak termotivais saat belajar, hal yang pertama
itu adalah media pendukung bagi proses belajar. Karena jika hanya dengan buku
ajar yang sudah pasti mereka miliki dan itu semua bentuk tertulis, minim gambar
atau visual yang berwarna, yang akhirnya membuat siswa cepat merasa bosan dan
tidak tertarik dengan pembelajaran. Selain itu yaitu kurangnya siswa dalam
memahami kosa kata terutama jika materi bercerita atau dialog, maka hal itupun
membuat siswa tidak akan berani mengikuti kegiatan jika mereka kurang kosa kata
bahasa Inggris.
����������� Berdasarkan
hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurangnya ketersediaan media
dan salahnya langkah dalam penggunaan metode dalam proses belajar mengajar,
khususnya untuk anak sekolah dasar, berdampak signifikan terhadap motivasi
belajar siswa. Jika anak-anak tidak termotivasi untuk belajar, niscaya akan
menghambat kemajuan mereka, mengakibatkan kesulitan dengan terhambatnya
pemahaman, kelancaran, kosa kata, pengucapan, dan tata bahasa.
����������� Selain
itu, guru juga mengakui bahwa banyak siswa yang masih pasif ketika belajar
berbicara dalam mata pelajaran bahasa Inggris seperti yang dikutip dari
wawancara di bawah ini:
�Dari apa yang saya sebutkan jika
mereka tidak tahu kosa kata mereka dalam bahasa Inggris, mereka terlihat
ragu-ragu untuk berbicara, dan jumlah siswa yang ingin berbicara bahasa Inggris
dapat dihitung dengan jari bisa sekitar 1-5 siswa. Selain itu, tampaknya
anak-anak lebih terlibat dalam materi pembelajaran visual, dengan siswa sekolah
dasar terus menunjukkan minat pada buku bergambar, menonton film, mendengarkan
lagu anak-anak.�
����������� Menurut
kutipan wawancara di atas, bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki wawasan
tentang kosa kata, yang merupakan salah satu alasan mereka menjadi siswa yang
pasif. Di sisi lain, minat siswa tingkat sekolah dasar terhadap media visual
dan metode pengajaran yang tepat berdampak signifikan terhadap pembelajaran dan
keefektifannya.
����������� Untuk
mengetahui lebih lanjut peneliti juga bertanya apa yang guru lakukan terhadap siswa
kelas III SD dalam mengajar bahasa Inggris dengan menggunakan metode audio
lingual. Pertama-tama guru meminta siswa untuk mendengarkan dengan seksama saat
guru menyajikan teks dialog baru, misalnya percakapan antara dua orang. Siswa
dipersilakan untuk mendengarkan model dialog (dialog yang dibacakan dahulu oleh
guru). Guru biasanya menggunakan media visual untuk menggambarkan karakter yang
ada dalam dialog agar siswa lebih mudah memahami.
����������� Siswa
harus mengulangi apa yang dikatakan setelah guru membaca percakapan. Mereka terus
mengulang diskusi baris demi baris di depan seluruh kelas, kelompok kecil, dan
individu. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memecah pernyataan yang sulit
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Guru membacakan kembali percakapan
tersebut, dan siswa diinstruksikan untuk mengulangi dua kata terakhir mulai
dari akhir kalimat. Ketika siswa mengulang, guru menambahkan beberapa kata
tambahan dan siswa mengulang sekali lagi. Dengan contoh:
����������� Guru : Do you like milk?
Siswa : Do you like milk?
Guru : Pineapple.
Siswa : Pineapple.
Guru : Do you like banana?
Siswa : Do you like banana?
����������� Guru
harus bisa membuat kegiatan literasi menjadi menarik, sangat luas, dan tidak
hanya diartikan sebagai kegiatan membaca saja, namun siswa dalam mencakup
pengertian yang lebih luas. Apalagi dalam proses pembelajaran sebenarnya
integrasi dan literasi yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kegiatan
belajar-mengajar dan meningkatkan kualitas para siswa baik karakter serta
keterampilan mereka.
����������� Selaku
guru bahasa Inggris di salah satu Sekolah Dasar Kota Karawang, beliau
menyatakan bahwa beliau merasakan benar dengan rendahnya kemampuan tersebut
dimana setelah kegiatan membaca, mendengar, para siswa harus mampu menuliskan
kembali dan megucapkan kembali apa yang mereka dengar dan baca. Dengan
menggunakan metode audio-lingual
adalah salah satu strategi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang mana metode in hamper menyerupai direct method.
����������� Pujian
juga penting dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran bahasa Inggris.
Ketika siswa berhasil menjawab pertanyaan yang guru berikan, maka guru dapat
mengatakan �very good� atau �good job� agar siswa lebih tertarik dan
senang ketika pembelajaran berlangsung. Siswa akan merasa lebih semangat
belajar ketika adanya apresiasi yang guru berikan walau hanya dengan ucapan,
karena ucapan yang guru berikan baik positif maupun negatif akan tertanam di
benak siswa sampai mereka besar.
����������� Hal-hal
sederhana yang guru lakukan dapat menjadi cara untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di dalam kelas. Guru diharapkan tidak pernah bosan untuk terus
belajar mencari strategi yang dapat meningkatkan kemampuan siswa menyerap
materi yang guru sampaikan.
����������� Guru
pun menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode audio-lingual yaitu melalui pengamatan
selama pembelajaran dan melalui lembar observasi yang telah disediakan dan guru
memiliki catatan keaktifan siswa serta pencapaian siswa tentang pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh setelah pembelajaran dengan 75% indikator
keberhasilan dan juga untuk mengukur keberhasilan ketercapaian kkm.
Menurut guru kelas 3 di
salah satu Sekolah Dasar kota Karawang bahwa prosedur pelaksanaan metode audio-lingual adalah sebagai berikut:
Pertama, tahapan lisan murni yang bertujuan
melatih pendengaran dan ucapan siswa. Guru melakukan proses percakapan
berdasarkan kehidupan sehari-hari. Kedua, tahap permulaan membaca. Siswa mulai
membaca teks dan mereka latihan bahkan teks tersebut mereka hafalkan. Ketiga,
tahap dimana siswa dapat mengubah kalimat sederhana yang diucapkan guru menjadi
kalimat positif, negatif, kalimat Tanya, perintah dan lain sebagainya.
����������� Guru
pun mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan dalam pembelajaran bahasa asing
adalah dengan cara melebihkan praktik daripada berteori. Dengan sering berlatih
atau praktik guru percaya siswa akan lebih percaya diri ketika berbicara dengan
orang asing. Motivasi yang guru sampaikan pun memiliki pengaruh terhadap siswa
yakni dengan belajar bahasa Inggris dapat memperbanyak teman atau koneksi dan
memiliki wawasan yang lebih luas.
Sebagai pendukung proses
pembelajaran tentunya media tidak lepas dalam melaksanakan metode audio-lingual. Dengan tujuan melatih dan
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan siswa maka media yang guru gunakan
adalah tape recording, film, dan lain
sebagainya. Pembelajaran tidak akan monoton dan kaku dengan penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dan media yang tepat.
Metode audio-lingual memiliki karakteristik
yang dapat dilihat dari aspek kelebihan dan kekurangannya. Adapun untuk
kelebihannya antara lain: 1) para siswa menjadi terampil dalam membuat pola
kalimat yang di-Drill sebelumnya oleh
guru 2) para siswa memiliki pelafalan yang baik dan benar dalam bahasa asing.
Adapun kelemahannya yaitu: 1) siswa cenderung tidak memahami makna kata atau
kalimat yang diucapkannya 2) komunikasi lancar yang terjadi pada siswa apabila
kalimat yang digunakan telah dilatihkan sebelumnya di kelas 3) audio-lingual biasanya hanya efektif
jika dilaksanakan di kelas yang memiliki kapasitas kecil serta adanya dukungan
dari segi fasilitas media belajar dan juga guru bahasa yang terampil.
Menurut guru salah satu
SD di kota Karawang yang berpendapat bahwa dalam praktiknya audio-lingual ini juga perlu
dikombinasikan dengan metode lain agar meminimalisir rasa bosan dalam diri
siswa. Karena pengulangan yang terus menerus dapat menyebabkan siswa bosan.
Maka hendaknya guru memberikan variasi latihan serta lebih banyak memberikan
motivasi kepada siswa agar siswa tetap tertarik berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran bahasa Inggris.
Jumlah siswa dalam satu
kelas juga menjadi petimbangan dalam memilih metode yang akan digunakna guru
dalam pembelajaran. Menurut guru salah satu SD di kota Karawang yang mengatakan
bahwa untuk kelas dengan kapasitas besar metode audio-lingual dirasa kurang efektif karena dalam praktiknya tidak
semua siswa mendapat giliran untuk berlatih apa yang sudah dipelajari. Selain
itu, guru juga akan mengalami kesulitan dalam menjangkau siswa yang banyak.
Kesimpulan
Metode audio-lingual digunakan untuk
mengajarkan keterampilan pada siswa dalam berbahasa Inggris sebagai peserta
latihan. Keterampilan tersebut adalah listening,
speaking, and writing. Karena
metode audio-lingual ini memfokuskan
pada kegiatan belajar dengan cara yang menarik dan asik melalui audio, visual
dan audio visual. Tujuan dari metode ini yaitu untuk menciptakan kemampuan
komunikatif siswa dalam berbahasa Inggris. Pronounce
dan how to pronounce adalah teknik
yang digunakan seorang guru dalam mengajarkan bahasa Inggris menggunakan metode
audio-lingual yang mana siswa harus
menirukannya. Dalam praktik langsung ketika mengajar tentu guru perlu
mengombinasikan metode lain dengan metode audio-lingual.
Metode ini dirasa efektif ketika dipraktikan di kelas yang memiliki kepasitas
kecil sehingga guru dapat dengan mudah menjangkau dan mengontrol siswa ketika latihan
di kelas.
BIBLIOGRAFI
Brown, H. D. (1994). Principles of Language
Learning And Teaching. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif dan
Praktik. In I. Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif dan Praktik. hal.
88. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lousa, D. P., & Suryaman, M. (2022). Fun Learning To
Improve Students' Speaking Skill Through Audio Lingual Method In The Eyl
Classroom. Jurnal Pendidikan dan Konseling. DOI:
https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i4.6506
Ningsih, D. H., & Mujianto, G. (2021). Tuturan Perintah
Guru Dengan Metode Audio Lingual Untuk Mengembangkan Keterampilan Berbicara. Jurnal
Membaca, 111. DOI: http://dx.doi.org/10.30870/jmbsi.v6i2.12697
Noge, M. D., Wau, M. P., & Lado, R. R. (2020).
Pelaksanaan Program Bimbingan Belajar Bahasa Inggris "English Is
Fun" Sebagai Cara Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak-Anak Dalam
Menguasai Bahasa Inggris Di SD. Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti,
120-127. DOI:
https://doi.org/10.38048/jailcb.v1i2.113
Roslawa, Tahir, M., & Nur, Y. (2017). Penerapan Metode
Audio-Lingual Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V SDN 7
Sindue Tobata. BAHASANTODEA, 90.
Saraswati, W., Budiman, M. A., & Rahmawati, I. (2020).
Pembelajaran Bahasa Inggris Di SD Negeri Petompon 01 Semarang. JS (Jurnal
Sekolah), 86. DOI: https://doi.org/10.24114/js.v4i4.20616
Tampubolon, S., Sidabutar, U., & Sianturi, S. (2018).
The Effect Of English Laboratory Use in Speaking Ability. International
Journal of Research and Review, 5(9), 176-182
Yamin, M. (2017). Metode Pembelajaran Bahasa Inggris di
Tingkat Dasar. Jurnal Pesona Dasar, 85.
Yani, D. (2016). Metode Audio-Lingual Dalam Pembelajaran
Kaiwa. Lingua Didaktika, 12. DOI : https://doi.org/10.24036/ld.v10i1.6325
Yulizah, Y. (2020). Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui
Metode Audio-Lingual pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 02 Rimbo
Pengadang. Disastra: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
117.
Copyright holder: Dini
Amelia, Danang Dwi Basuki (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |