Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001:2015 TERHADAP
KUALITAS PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI PAPUA
Eric Sandi Hutajulu, Bernathius Julison, Harmonis Rante
Fakultas Teknik, Universitas
Cendrawasih, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penerapan sistem
manajemen mutu adalah suatu keputusan strategis bagi suatu organisasi yang
dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan dan
menyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif pembangunan berkelanjutan.rumusan
masalah: 1. Bagaimana penerapan ISO 9001:2015 terhadap kualitas proyek
konstruksi di Propinsi Papua 2. Bagaimana kualitas proyek yang ada pada
Propinsi Papua 3. Bagaimana pengaruh ISO 9001:2015 terhadap kualitas proyek
konstruksi di Propinsi Papua. penelitian ini penelitian kualitatif. uji
korelasi analisis yang digunakan dalam analisis kualitatif. Dari data responden
yang diperoleh 40 responden dengan sertifikat ISO 9001:2015 dan 5 responden
tidak memiliki ISO 9001:2015. Sehingga sebesar 88,88% proyek kontraktor telah
dikerjakan dengan ISO 9001:2015. Dapat disimpulkan 1) Penerapan
Sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 pada proyek konstruksi di Provinsi
Papua sebesar 88,88 %. 2)Kualitas proyek yang ada pada Provinsi Papua yang
ditunjukkan dengan nilai median 4.00 maka dinyatakan baik. 3) Pengaruh
penerapan ISO 9001:2015 terhadap kualitas proyek konstruksi di Provinsi Papua
berkorelasi sangat kuat dan ada 3 indikator variabel yang berkorelasi lemah
yaitu mengurangi dampak resiko proyek yang dihasilkan (D1), peremajaan
peralatan (E2), dan ketrampilan tenaga ahli dari subkontraktor (G1).
Kata Kunci:
Manajemen Mutu,
ISO 9001:2015, kualitas Proyek.
Pendahuluan�
Penerapan sistem manajemen mutu
adalah suatu keputusan strategis bagi suatu organisasi yang dapat membantu
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan dan menyediakan
dasar yang kuat untuk inisiatif pembangunan berkelanjutan.
Penerapan sistem manajemen mutu,
terutama berbasis standar ISO 9001:2015, telah menjadi keputusan strategis yang
penting bagi organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja mereka secara
keseluruhan dan mendukung inisiatif pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks
proyek konstruksi di Propinsi Papua, penerapan ISO 9001:2015 diharapkan dapat
berkontribusi pada peningkatan kualitas proyek dan efisiensi operasional.
Rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut: Pertama, bagaimana penerapan ISO 9001:2015 memengaruhi
kualitas proyek konstruksi di Propinsi Papua? Kedua, bagaimana kualitas proyek
yang ada di Propinsi Papua saat ini? Dan ketiga, apa pengaruh penerapan ISO
9001:2015 terhadap kualitas proyek konstruksi di Propinsi Papua?
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan analisis korelasi untuk menganalisis data yang diperoleh.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 responden dengan sertifikat ISO
9001:2015 dan 5 responden tanpa sertifikat tersebut. Dari hasil penelitian,
ditemukan bahwa sebesar 88,88% proyek kontraktor di Propinsi Papua telah
menerapkan ISO 9001:2015.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa: Pertama, penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 pada
proyek konstruksi di Propinsi Papua mencapai tingkat sebesar 88,88%. Kedua,
kualitas proyek yang ada di Propinsi Papua dinilai baik berdasarkan nilai
median sebesar 4.00. Ketiga, terdapat pengaruh yang sangat kuat antara
penerapan ISO 9001:2015 dan kualitas proyek konstruksi di Propinsi Papua,
dengan tiga indikator variabel yang menunjukkan korelasi yang lemah, yaitu
pengurangan dampak risiko proyek yang dihasilkan (D1), peremajaan peralatan
(E2), dan ketrampilan tenaga ahli dari subkontraktor (G1).
Penelitian ini memiliki kebaruan
karena fokus pada pengaruh penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO
9001:2015 terhadap kualitas proyek konstruksi di Provinsi Papua. Penelitian ini
memberikan wawasan baru tentang implementasi standar mutu yang spesifik dalam
konteks konstruksi di wilayah Papua.
Beberapa penelitian sebelumnya telah
meneliti penerapan sistem manajemen mutu dalam berbagai sektor, namun belum
banyak penelitian yang secara khusus memfokuskan pada konstruksi di Provinsi
Papua. Penelitian ini menjadi relevan karena memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang bagaimana penerapan ISO 9001:2015 dapat mempengaruhi kualitas
proyek konstruksi di wilayah tersebut.
Penelitian ini memiliki urgensi yang
tinggi karena kualitas proyek konstruksi sangat penting dalam memastikan
keselamatan dan keberlanjutan infrastruktur di Provinsi Papua. Dengan mengkaji
pengaruh penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015, penelitian ini
dapat memberikan rekomendasi dan panduan bagi para kontraktor dan pemerintah
setempat dalam meningkatkan kualitas proyek konstruksi.
Dengan pemahaman ini, diharapkan
bahwa organisasi kontraktor di Propinsi Papua dapat meningkatkan penerapan
sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 untuk meningkatkan kualitas proyek
mereka dan memberikan dampak positif pada pembangunan di wilayah tersebut.
Penelitian ini memiliki manfaat
praktis yang signifikan. Hasil penelitian dapat digunakan oleh kontraktor di
Provinsi Papua untuk memahami pentingnya menerapkan sistem manajemen mutu
berbasis ISO 9001:2015 dalam proyek konstruksi mereka. Selain itu, pemerintah
daerah juga dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk
memperkuat regulasi terkait kualitas proyek konstruksi.
Implikasi dari penelitian ini adalah
meningkatnya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya penerapan sistem
manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 dalam proyek konstruksi di Provinsi
Papua. Diharapkan implikasi ini akan mengarah pada peningkatan kualitas proyek
konstruksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong pembangunan
berkelanjutan di wilayah tersebut. Selain itu, penelitian ini juga dapat
memberikan kontribusi pada literatur ilmiah di bidang manajemen mutu dan
konstruksi.
Metode Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau
objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di Propinsi Papua.
Gambar 1. Peta
Provinsi Papua
Berdasarkan tujuan dan perlakuan data
yang dilakukan, penelitian ini ddikategorikan dalam penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Data primer adalah data yang berupa persepsi penilaian besarnya
pengaruh variabel bebas (yaitu elemen-elemen system manajemen mutu ISO
9001:2015) terhadap variabel terikat (yaitu kualitas proyek). Data sekuder
adalah data yang didapatkan dari data-data mengenai identitas perusahaan dan identitas
proyek.
Responden penelitian adalah personil
yang terkait erat dan bertanggung jawab langsung dalam penerapan system
manajemen mutu di dalam proyek. Para personil tersebut antara lain Project Manager/Site
manager/Engineer/Quality Management.
Setelah Setelah seluruh data yang
diperoleh melalui kuesioner terkumpul, kemudian diadakan tahapan berikutnya,
yaitu analisis data. Analisis menggunakan metode kuantitatif yang dioperasikan
dengan menggunakan program Ms.Excel dan korelasi menggunakan program SPSS for
windows versi 25.
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data diperoleh dengan
cara penyebaran kuesioner pada perusahaan kontraktor yang ada di Kabupaten
Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Mamberamo, Kabupaten Biak,
Kabupaten Supiori, Kabupaten Yapen, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Timika, Kabupaten
Ilu, Kabupaten Wamena, dan Kabupaten Nabire yang dianggap mewakili seluruh
proyek-proyek yang ada, dalam hal ini adalah proyek konstruksi di Provinsi
Papua.
Gambar 2. BUJK Provinsi Papua
Kuesioner disebarkan pada kontraktor
di Provinsi Papua yang memiliki proyek yang tersebar pada beberapa kabupaten
dan kota. Dari sebaran kuesioner usia responden rentang umur 21-30 tahun
sebanyak 21, rentang usia 31-40 tahun sebanyak 14, rentang usia 41-50 tahun
sebanyak 4, dan usia >50 tahun sebanyak 1 orang yang di tunjukkan pada
gambar 2.
Gambar 3. Usia Responden
����� Jabatan
responden yang terdata melalui kuesioner yang disebar sebanyak 13 responden
pada posisi project manager, sebanyak 10 responden pada posisi site manager,
sebanyak 5 responden pada posisi Quality Control, Sebanyak 9 responden pada
posisi Supervisor, dan lainnya sebanyak 1 responden yang ditunjukkan pada
gambar 3.
Gambar 4. Jabatan
Responden
� Pendidikan
terakhir responden tingkat SMA sebanyak 1 responden, tingkat Sarjana (Strata 1)
sebanyak 37 responden dan tingkat magister (Strata 2) sebanyak 2 responden.
Gambar 5. Pendidikan
Terakhir Responden
� Karakteristik
data yang diperoleh dari responden dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Karakteristik Data
� Pernyataan A tentang kepuasan pelanggan,
prnyataan B tentang kepemimpinan, pernyataan C tentang keterlibatan orang (ngagement of
people), pernyataan D tentang pendekatan proses (process approach), pernyataan
E tentang pengembangan (improvement), pernyataan F tentang pegambilan keputusan
berdasarkan bukti (informed dicision making), pernyataan G tentang hubungan
manajemen (relationship managemen). Pernyataan H tentang kualitas proyek.
Teknik analisis yang digunakan dalam
analisis kualitatif. Dari data responden yang diperoleh 40 responden dengan
sertifikat ISO 9001:2015 dan 5 responden tidak memiliki ISO 9001:2015. Sehingga
sebesar 88,88% proyek kontraktor telah dikerjakan dengan sistem manajemen mutu
berbasis ISO 9001:2015.
1.
Poryek Konstruksi memenuhi persyaratan
(X1.1)
����� Berkaitan
dengan Tabel 2 di bawah, dapat dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi di
Provinsi Papua sebagian besar menganggap bahwa proyek konstruksi memenuhi
persyaratan dalam pelaksanaan sebagian besar adalah baik (55%). Pada proyek
konstruksi di Provinsi Papua sebesar 30 % menganggap bahwa proyek konstruksi
memenuhi persyaratan Baik Sekali.
Tabel 2
Proyek Konstruksi memenuhi
persyaratan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
� Berdasarkan
Median dari distribusi data proyek konstruksi memenuhi persyaratan adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
2.
Proyek Konstruksi memenuhi kebutuhan
owner/costumer saat ini dan masa depan
����� Berkaitan dengan Tabel 3 dibawah,
dapat dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi memenuhi kebutuhan owner/costumer
saat ini dan masa depan sebagian besar menganggap baik sebesar 60% dan 37.5%
menganggap baik sekali.
Tabel 3
Proyek Konstruksi Memenuhi Kebutuhan
Owner
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
� Berdasarkan
Median dari distribusi data Proyek Konstruksi Memenuhi Kebutuhan Owner adalah
4.00 maka dinyatakan Baik.
3.
Pelayanan keluhan dari owner/pelanggan
����� Berkaitan
dengan Tabel 4 di bawah, dapat dinyatakan bahwa pada pelayanan keluhan dari
owner/pelanggan 40% menganggap baik sekali dan 30% menyatakan baik dan sedang
pada pelayanan keluhan dari owner/pelanggan.
Tabel
4
Pelayanan
Keluhan Dari Owner/Pelanggan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
� Berdasarkan
Median dari distribusi dataPelayanan keluhan dari owner/pelanggan adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
4.
Tindak lanjut kontraktor /perusahaan
terkait keluhan owner/pelanggan
����� Berkaitan dengan Tabel 4.6. di bawah,
dapat dinyatakan bahwa pada ptindak lanjut kontraktor terkait keluhan
owner/pelanggan sebagian besar (52.5%) menganggap baik dan sebesar 45%
menyatakan baik sekali
Tabel
5
Tindak
Lanjut Kontraktor Terkait Keluhan Owner/Pelanggan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
� Berdasarkan
Median dari distribusi data Tindak lanjut kontraktor terkait keluhan owner/pelanggan adalah 4.00 maka
dinyatakan Baik.
1. Tanggung
jawab pemimpin puncak terhadap system manajemen mutu
����� Berkaitan
dengan Tabel 4.7 dibawah, dapat dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi di
Provinsi Papua tanggung jawan pemimpin puncak terhadap system manajemen mutu
adalah baik (50%) dan Baik Sekali sebesar 35%.
Tabel
6
Tanggung
Jawab Pemimpin Puncak Terhadap System Manajemen Mutu
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Tanggungjawab pemimpin pncak terhadap manajemen
waktu adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
2. Kontroling
pemimpin puncak dilapangan
����� Berkaitan
dengan Tabel 7 di bawah, dapat dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi di
Provinsi Papua sebesar 52.5% menganggap Baik pada Kontroling pemimpin puncak
dilapangan dan sebesar 30% menyatakan Baik Sekali.
Tabel
7
Kontroling
Pemimpin Puncak Dilapangan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
�����
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Kontroling pemimpin puncak dilapangan adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
3. Pemimpin
membangun budaya kepercayaan.
����� Berkaitan
dengan Tabel 8 di bawah dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi di Provinsi
Papua 60% menganggap pemimpin membangun budaya kepercayaan dengan baik dan
37.5% menyatakan Baik Sekali.
Tabel
8
Pemimpin
Membangun Budaya Kepercayaan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Pemimpin membangun budaya kepercayaan adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
4. Kesesuaian
tugas dan tanggung jawab
����� Berkaitan
dengan Tabel 9 dibawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua menganggap bahwa 40% kesesuaian tugas dan tanggung jawab adalah Baik
Sekali dan 30% menyatakan Baik.
Tabel
9
Kesesuaian
Tugas dan Tanggung Jawab
Sumber: Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
Berdasarkan Median dari distribusi
data Kesesuaian tugas dan tanggungjawab adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
5. Komunikasi
aktif manajemen terhadap divisi lain.
����� Berkaitan
dengan Tabel 10 di bawah, dapat dinyatakan bahwa pada proyek kosntruksi di
Provinsi Papua sebesar 52.5% baik dan 45% menganggap Baik Sekali.
Tabel
10
Komunikasi
Aktif Manajemen Terhadap Divisi Lain
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Komunikasi aktif manajemen terhadap divisi lain
adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
1. Koordinasi
antara pihak-pihak terkait
����� Berkaitan
dengan Tabel 11 di bawah, dapat dinyatakan bahwa pada proyek konstruksi di
Provinsi Papua 50% menyatakan baik dan 22.5% menyatakan baik sekali.
Tabel
11
Koordinasi
Antara Pihak-Pihak Terkait
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Koordinasi antara pihak-pihak terkait adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
2. Optimalisasi
SDM untuk bekerja dalam organisasi
����� Berkaitan
dengan Tabel 12 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada optimalisasi SDM untuk bekerja dalam organisasi sebesar 42.5%
menganggap Baik dan 25% menganggap Sedang.
Tabel
12
Optimalisasi
SDM Untuk Bekerja Dalam Organisasi
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Optimalisasi SDM untuk bekerja dalam organisasi
adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
1. Mengurangi
dampak resiko proyek yang dihasilkan
����� Berkaitan
dengan Tabel 13 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada mengurangi dampak resiko proyek yang dihasilkan sebesar 52.5%
menganggap baik dan 30% menganggap baik sekali.
Tabel
13
Mengurangi
Dampak Resiko Proyek Yang Dihasilkan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Mengurangi dampak resiko proyek yang dihasilkan
adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
2. Ketepatan
waktu proyek
����� Berkaitan
dengan Tabel 14 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada ketepatan waktu proyek sebesar 60% menyatakan baik dan 37.5%
menyatakan baik sekali.
Tabel
14
Ketepatan
Waktu Proyek
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Ketepatan waktu proyek adalah 4.00 maka dinyatakan
Baik.
3. Penentuan
standar yang jelas dalam tiap pekerjaan
����� Berkaitan
dengan Tabel 15 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada penentuan standar yang jelas dalam tiap pekerjaan sebesar 40%
menyatakan Baik sekali dan 30% menyatakan Baik.
Tabel
15
Penentuan
Standar Yang Jelas Dalam Tiap Pekerjaan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
� Berdasarkan
Median dari distribusi data Penentuan standar yang jelas dalam tiap pekerjaan
adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
4. Penanganan
resiko yang sesuai dan tepat
����� Berkaitan
dengan Tabel 16 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada penanganan resiko yang sesuai dan tepat sebesar 52.5 % menyatakan
baik dan 45% menyatakan baik sekali.
Tabel
16
Penanganan
Resiko Yang Sesuai Dan Tepat
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Penanganan resiko yang sesuai dan tepat adalah 4.00
maka dinyatakan Baik.
5. Peningkatan
Mutu
����� Berdasarkan
Tabel 17 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi Papua
pada peningkatan mutu sebesar 50% menyatakan baik dan 45% menyatakan baik
sekali.
Tabel
17
Peningkatan
Mutu
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Peningkatan mutu adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
1. Melakukan
audit secara periodik terhadap proyek
����� Berkaitan
dengan Tabel 18 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua melakukan audit secara periodik terhadap proyek sebesar 52.5% adalah baik
dan 27.5% menyatakan baik sekali.
Tabel 18
Melakukan Audit Secara Periodic
Terhadap Proyek
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Melakukan audit secara periodik terhadap proyek
adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
2. Peremajaan
peralatan
����� Berkaitan
dengan Tabel 19 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada peremajaan peralatan sebesar 60% adalah baik dan 37.5% menyatakan
baik sekali.
Tabel
19
Peremajaan
Peralatan
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Peremajaan peralatan adalah 4.00 maka dinyatakan
Baik.
3. Training/Pelatihan
terhadap karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM
����� Berkaitan
dengan Tabel 20 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada Training/pelatihan karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM sebesar
40% adalah baik sekali dan 30% menyatakan baik.
Tabel
20
Training/Pelatihan
Karyawan Untu Meningkatkan Kualitas SDM
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
�����
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Training/pelatihan
karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
4. Evaluasi
periodic terhadap kinerja karyawan.
����� Berkaitan
dengan Tabel 21 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada Evaluasi periodik terhadap kinerja karyawan sebesar 52.5% adalah
baik dan 45% menyatakan baik sekali.
Tabel 21
Evaluasi Periodik Tehadap Kinerja
Karyawan.
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Evaluasi periodik terhadap kinerja karyawan adalah
4.00 maka dinyatakan Baik.
1. Review
dan dokumentasi masalah
����� Berdasarkan
dengan Tabel 22 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada review dan dokumentasi masalah sebesar 50% adalah baik dan 22.5%
menyatakan baik sekali.
Tabel 22
Review dan Dokumentasi Masalah
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
�����
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Review dan dokumentasi masalah adalah 4.00 maka
dinyatakan Baik.
b.
Catatan kegiatan/berita acara
����� Berdasarkan
dengan Tabel 23 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada catatan kegiatan/berita acara sebesar 42.5% adalah baik dan 25%
menyatakan sedang.
Tabel
23
Catatan
kegiatan/berita acara
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
�
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Catatan kegiatan/berita acara� masalah adalah 4.00 maka dinyatakan Baik
1. Ketrampilan
tenaga ahli dari subkontraktor
� ��� Berakaitan dengan Tabel 24 di bahwa, dapat
dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi Papua pada hubungan manajemen
sebesar 50% adalah baik dan 27.5 menyatakan buruk sekali.
Tabel 24
Ketrampilan tenaga ahli dari
subkontraktor
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
����� Berdasarkan
Median dari distribusi data Ketrampilan tenaga ahli dari subkontraktor adalah
4.00 maka dinyatakan Baik.
2. Melibatkan
pihak berkepentingan untuk berkonstribusi dalam manajemen mutu
����� Berkaitan
dengan Tabel 25 di bawah, dapat dinyatakan bahwa proyek konstruksi di Provinsi
Papua pada melibatkan pihak berkepentingan untuk berkontribusi dalam manajemen
mutu sebasar 42.5% adalah baik dan 25% menyatakan sedang.
Tabel 25
Melibatkan Pihak Berkepentingan Untuk
Berkontribusi Dalam Manajemen Mutu
Sumber:
Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
�������� Berdasarkan
Median dari distribusi data Melibatkan pihak berkepentingan untuk berkontribusi
dalam manajamen mutu adalah 4.00 maka dinyatakan Baik.
Tabel 26
Hasil Pengujian Korelasi Spearman
Sumber: Analisis SPSS IBM 25 Peneliti
Indikator variabel sistem manajemen
mutu yang berkorelasi kuat dan positif dengan indikator variabel ketepatan
waktu pengerjaan dengan jadwal (schedule) perencanaan H1 adalah 0.658 proyek
konstruksi memenuhi persyaratan (A1), 0.656 tanggungjawab pemimpin puncak terhadap
sistem manajemen mutu (B1), 0.952 kontribusi personil disetiap tingkatan (C3),
0.952 ketepatan waktu proyek (D2), 0.952 penentuan standar yang jelas dalam
tiap pekerjaan (D3), 0.828 melakukan audit secara periodik terhadap proyek (E1),
0.952 training atau pelatihan terhadap karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM
(E3). Indikator variabel Kesesuaian pengeluaran proyek dengan perencanaan RAB
H2 adalah 0.658 proyek konstruksi memenuhi persyaratan (A1), 0.799 tanggung
jawab pemimpin puncak terhadap sistem manajemen mutu (B1), 0.952 kontroling
pemimpin puncak di lapangan (B2), 0.799 koordinasi antara pihak-pihak terkai
(C1), 0.952 optimalisasi SDM untuk bekerja dalam organisasi (C2), 1.000
penentuan standar yang jelas dalam tiap pekerjaan (D3), 0.990 penanganan resiko
yang sesuai dan tepat, 0.952 melakukan audit secara periodik terhadap proyek
(E1), 1.000 review dan dokumentasi masalah (F1), 0.990 catatan kegiatan/berita
acara (F2), 0.990 melibatkan pihak berkepentingan untuk berkontribusi dalam
manajemen mutu. Indikator variabel standar mutu jelas sesuai dalam tiap
pekerjaan H3 adalah 0.812 tindak lanjut kontraktor/perusahaan terkait keluhan
owner/costumer (A4), 0.627 tanggung jawab pemimpin puncak terhadap sistem
manajemen mutu (B1), 0.812 komunikasi aktif managemen terhadap divisi lain
(B5), 0.812 penanganan resiko yang sesuai dan tepat (D4), 0.899 peningkatan
mutu (D5), 0.812 evaluasi periodik terhadap kinerja karyawan (E4). indikator
variabel pengendalian zero accident dalam
proyek H4 adalah 0.812 pelayanan keluhan dari owner/pelanggan (A3), 0.812
kesesuaian tugas dan tanggung jawab (B4), 0.812 penentuan standar yang jelas
dalam tiap pekerjaan (D3), 0.923 peningkatan mutu (D5), 0.686 melakukan audit
secara periodik terhadap proyek (E1), 0.812 training/pelatihan terhadap
karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Tabel 27
Kualitas Proyek
Sumber: Analisis SPSS IBM Peneliti
Berdasarkan nilai median kualitas
proyek sebesar 4.00 maka dinyatakan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
analisis dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Penerapan Sistem
manajemen mutu berbasis ISO 9001:2015 pada proyek konstruksi di Provinsi Papua
sebesar 88,88 %. (2) Kualitas proyek yang ada pada Provinsi Papua yang
ditunjukkan dengan nilai median 4.00 maka dinyatakan baik, (3) Pengaruh
penerapan ISO 9001:2015 terhadap kualitas proyek konstruksi di Provinsi Papua berkorelasi
sangat kuat dan ada 3 indikator variabel yang berkorelasi lemah yaitu
mengurangi dampak resiko proyek yang dihasilkan (D1), peremajaan peralatan
(E2), dan ketrampilan tenaga ahli dari subkontraktor (G1).
BIBLIOGRAFI
Gaspersz, V., (1997). Manajemen kualitas:penerapan
konsep-konsep kualitas dalam manajemen bisnis total, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ikbal Yurrazak, Budi Susetyo, Agus Suroso (2022).
Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu Terhadap Kualitas Proyek Pada Proyek
Konstruksi Gedung Bertingkat Tinggi. Jurnal
Ilmiah Indonesia. Vol.7.No.7 ISSN 2548-1398
ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu
Lukman (2010). Pengaruh Penerapan ISO 9001 Terhadap
Kualitas Proyek Di PT. Pembangunan Perumahan Cabang V Wilayah Jatng dan DIY. Universitas Diponegoro
Lumeno, S. S.�
dan Sumantri, R., 2017. Factor Affecting Capacity of Construction Professional
During Procurement Phase of a Construction Project-A North Sulawesi Case,
ProceedingAICE 2017, The 1 Annual International Coference on Engineering,
Faculty of Engineering, Universitas Sam Ratulangi Manado, November 2017
Lumeno, S. S. (2011) : Masalah Budaya Dalam Proyek
Internasional Joint Venture. Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol. 1 (2), Juli
2011. ISSN 2087-9334 (144-150)
Lumeno. S. S., Marzuki. P., Tamin. R., dan Soenaryi.
I., 2014. International Joint Operation Organizational Structure Designs of
Infrastructure Construction Projects. Proceedings International, Bangkok, 3-4
November 2014, ISBN 978-0-9960437-0-0. ISEC. PRESS.
Santosa, D., (1996). Cara memperoleh Keuntungan dari
ISO-9000. Sinergi, 02, Tahun I 1996/1997
Undang-undang Jasa Konstruksi No.2 Tahun 2017
William Ridson Wartuny, Shirly Lumeno, R. J. M.
Mandagi (2018). Model Penerapan Sistem Manajemen Mutu Berbasis ISO 9001:2015
Pada Konstraktor Di Proinsi Papua Barat. Jurnal
Sipil Statik. Vol.6. No.8 (579-588) ISSN 2337-6732
Yates, J. K. & Aniftos, S (1997). Internasional
standards and construction. Journal of
Construction Engineering and Management, 123 (2)
Copyright holder: Eric Sandi Hutajulu, Bernathius Julison, Harmonis Rante (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |