Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
10, Oktober 2022
ANALISIS KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE TEAM QUIZ
Fakhriyan, Wahidin
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
Indonesia
E-mail:
[email protected]
Pada abad 21 ini dalam dunia pendidikan sebagai tenaga
pengajar seorang guru perlu menyiapkan peserta didik untuk mampu beradaptasi
terhadap perkembangan zaman khususnya di bidang pendidikan. Pendidikan abad 21
yaitu pendidikan yang menerapkan serta menggabungkan antara kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, serta penguasaan terhadap TIK. Kemampuan tersebut
dapat diterapkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan, BSNP (dalam Karim &
Daryanto, 2017: 2) menjelaskan bahwa pendidikan nasional abad 21 bertujuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang
sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa
lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari
sumber yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, kemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
adalah kemampuan dalam berkolaborasi atau bekerja sama dalam sebuah tim.
Dalam 4 pilar pendidikan UNESCO disebutkan pilar ketiga
adalah learning to live together, (Aunurrahman, 2014). Learning to live together ini mengajarkan
seseorang untuk hidup bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang
bermanfaat baik bagi diri sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat
manusia. Kemudian pada enam ciri profil pancasila diantaranya yaitu bergotong
royong, bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dengan membawa energi positif,
pro aktif, dan senang berbagi ilmu untuk kemajuan bersama.
�Keterampilan berpikir
kolaborasi juga menjadi salah satu solusi bagi peserta didik untuk mengahadapi
kesulitan belajar (Ayun, 2021; Hayat, Rustaman, Rahmat, & Redjeki, 2019). Kolaborasi
didalam pembelajaran adalah suatu bentuk kerjasama antara satu sama lain yang
saling membantu dalam mengerjakan suatu
tugas tertentu supaya tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dalam
implementasinya kolaborasi sering dikaitkan dengan keterlibatan siswa dalam
keaktifan saat pembelajaran berlangsung. Seorang yang memiliki keterampilan
kolaborasi akan mudah dalam melakukan kejasama walaupan dengan rekannya dengan
karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan dimilikinya kemampuan
kolaborasi maka peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Keterampilan kolaborasi juga berkaitan dengan pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah strategi pembelajaran yang��
melibatkan�� siswa�� yang��
bekerja�� secara�� kolaborasi��
untuk�� mencapai�� tujuan��
bersama. Pembelajaran� kooperatif disusun� dalam�
sebuah� usaha� untuk�
meningkatkan� partisipasi� siswa, menfasilitasi� siswa�
dengan� pengalaman� sikap kepemimpinan� dan�
membuat� keputusan� dalam kelompok serta memberikan kesempatan
pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar
belakangnya (Afandi, Chamalah, & Wardani, 2013:53). Pembelajaran kooperatif
inilah yang akan memberikan peserta didik kesempatan untuk belajar dengan
peserta didik yang lain dalam proses pembelajaran dan tugas yang telah
dirancang atau ditentukan. Dengan demikian, peserta didik dapat menjadi sumber
belajar bagi peserta didik yang lain. Asumsi dari pembelajaran kooperatif ini
adalah pembelajaran akan lebih bermakna ketika peserta didik dapat saling
mengajari serta berperan aktif dalam pembelajaran.
Keaktifan belajar merupakan
kegiatan atau kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di� sekolah�
maupun� di� luar�
sekolah� yang� menunjang�
keberhasilan� siswa (Ulun,� 2013:�
12). Bentuk keaktifan siswa dalam pembelajaran terlihat dari
keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran seperti turut mengerjakan tugas
yang diberikan, terlibat dalam diskusi didalam kelas, bertanya tentang materi,
memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran, serta berani mengemukakan
pendapatnya terkait pelajaran yang sedang atau telah berlangsung. Sedangkan,
keaktifan siswa tidak dapat disamaratakan. Masih kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran atau sering dikatakan sebagai siswa yang pasif. Pasif dapat
dikatakan sebagai sebuah sifat menerima saja, tidak giat, dan tidak aktif
terutama dalam konteks pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu,
untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dapat diterapkan dengan menggunakan
metode Quiz Team dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Darwanti (2017), dijelaskan alasan dipilihnya
metode pembelajaran Team Quiz dikarenakan
dengan adanya kompetisi antar kelompok yang dirancang� dalam suatu permainan yang menjadikan siswa
aktif mencari penyelesaian masalah yang menjadi tanggung jawabnya dalam
kegiatan kuis, pembelajaran tidak membosankan, dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada
orang lain, sehingga masing-masing siswa diharapkan lebih memahami konsep,
menguasai materi dan dapat memecahkan permasalahan yang bervariasi. Strategi pembelajaran Team Quiz ini dapat
meningkatkan kemampuan serta tanggung jawab siswa melalui cara yang tidak membosankan yaitu secara berkelompok atau tim. Sehingga
dengan penggunaan strategi pembelajaran Team Quiz keaktifan siswa akan
meningkat karena siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan Model Team Quiz mengajak� siswa�
melakukan� diskusi,� bertanya,�
menjawab� pertanyaan,� memberi�
arahan,� mengemukakan
pendapat,� dan� menyampaikan�
informasi� dengan� cara�
bekerjasama� bersama� timnya(Ningrum,� 2015; Nurbani & Sofyan, 2015) Dengan diterapkannya strategi Team Quiz pada siswa diharapkan
dapat mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Menurut Jarolimek
dalam Susanto (2013), menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan IPS berhubungan erat dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan
siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal. Pembelajaran IPS sangat bermanfaat bagi
siswa, pelajaran ini mengkaji tentang seperangkat peristiwa atau kejadian,
fakta, konsep, dan generalisasi terhadap isu sosial. Pada jenjang SD mata
pelajaran IPS memuat materi sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Muatan materi ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik didalam
kehidupan sehari-hari. Upaya dalam pembelajaran IPS yaitu menanamkan pada
peserta didik rasa keingintahuan serta kepeduliannya terhadap lingkungan dan
sekitar. Dalam merealisasikan upaya tersebut maka dibutuhkannya strategi dan
metode dalam melaksanakan pembelajaran IPS. Metode Team Quiz cocok digunakan
dalam pembelajaran IPS karena metode ini memerlukan kelompok serta kerjasama
dan juga interaksi.
Berdasarkan observasi yang pernah peneliti lakukan di SDS Muhammadiyah 24 Jakarta, masih belum ditemukan adanya penerapan dari metode Team Quiz, selain itu guru-guru masih belum menerapkan strategi pembelajaran Team Quiz dalam pembelajaran IPS oleh karena itu keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS selain menggunakan metode ceramah dan diskusi belum didapatkan hasilnya. Namun, dari pembelajaran IPS yang berlangsung dikelas V menggunakan metode ceramah serta diskusi masih didapatkannya hasil keaktifan siswa yang belum maksimal. Ada beberapa alasan mengapa strategi ini tidak dilaksanakan yaitu karena guru masih belum memahami strategi pembelajaran Team Quiz. Kurangnya strategi pembelajaran guru membuat proses belajar mengajar sangat tidak nyaman dan tidak menarik bagi siswa. Selama pembelajaran, penggunaan metode, model, dan strategi pembelajaran hanya berdasarkan pada buku dan tidak menggunakan metode, model, atau strategi pembelajaran yang lain. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih perlu diperbaharui, yakni strategi pembelajaran yang membosankan sehingga membuat keaktifan belajar siswa belum maksimal. Strategi pembelajaran Team Quiz ini dapat meningkatkan keaktifan siswa melalui cara yang tidak membosankan yaitu secara berkelompok atau tim. Sehingga dengan penggunaan strategi pembelajaran Team Quiz keaktifan siswa akan meningkat karena siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam proses pembelajaran. Dengan diterapkannya strategi Team Quiz pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2018) dalam jurnal yang berjudul �Peningkatan Hasil Belajar PAI dengan Metode Team Quiz Siswa Kelas VI� Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada pra siklus dengan menggunakan metode konvensional interaksi pembelajaran hanya terjadi pada satu arah yaitu guru yang aktif dan siswa yang pasif sehingga menjadikan siswa tidak berusaha memahami materi yang diajarkan, karena tidak diberikan kesempatan untuk mengkaji materi, sedangkan pada siklus I dengan menggunakan metode team quiz siswa sudah diberi banyak kesempatan untuk mengkaji materi dengan diskusi kelompok kecil, motivasi belajar juga semakin meningkat karena siswa tidak hanya dan duduk dan mendengar penjelasan dari guru sehingga mengantuk, tetapi mereka bisa belajar dan berdiskusi dengan temannya.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh I Gusti Agung Sri Parnayathi (2020) dalam jurnalnya yang
berjudul �Penggunaan Metode Pembelajaran Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA�.
Dapat disimpulkan bahwa Dengan tindakan yang sangat maksimal
dan pelaksanaan yang betul-betul mengikuti kebenaran teori sesuai dengan Metode
Pembelajaran Team Quiz dalam pembelajaran IPA di kelas VIII A SMP Negeri 3
Banjarangkan, hasil yang diperoleh pada siklus II ini ternyata Prestasi Belajar
IPA meningkat secara signifikan dengan nilai rata-rata 80,86, dan ketuntasan
belajarnya adalah 95,65%.
MetodeTeam Quiz diawali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu
siswa dibagi ke�� dalam�� kelompok-kelompok�� besar.��
Semua�� anggota�� kelompok��
bersama-sama�� mempelajari�� materi tersebut,� saling�
memberi� arahan,� saling�
memberikan� pertanyaan� dan�
jawaban� untuk� memahami�
materi tersebut.��� Setelah��� selesai��
materi�� maka��� diadakan���
suatu��� pertandingan��� akademis.���
Dengan��� adanya pertandingan� akademis�
ini� maka� terciptalah�
kompetisi� antara� kelompok,�
para� siswa� akan�
senantiasa berusaha�� belajar�� dengan��
motivasi�� yang�� tinggi��
agar�� dapat�� memperoleh��
nilai�� yang�� tinggi��
dalam pertandingan.
Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Al Halik dan Zamratul Aini (2020) dalam jurnalnya yang berjudul
�Analisis Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
COVID-19�. Dapat disimpulkan bahwa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajarandaring di masa pandemi COVID-19
dari aspek aktivitas visual, aktivitaslisan, aktivitas� mendengarkan, aktivitasmenulis,� aktivitas�
emosional,� serta� aktivitas�
mental,� dengan melakukan penelitian
kuantitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada dua lokasi yaitu
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan jumlah
144 orang siswa.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah diteliti oleh para peneliti terdahulu terdapat perbedaan dalam
peneleitian yang akan diteliti oleh peneliti. Perbedaan tersebut diantaranya adalah penggunaan metode Team
Quiz untuk meningkatkan hasil belajar, penggunaan metode Team Quiz
untuk prestasi belajar di SMP dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran daring.Dengan
adanya perbedaan metode dan komponen yang akan ditingkatkan untuk peserta didik, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul �Analisis Keaktifan Peserta Didik Kelas V
Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Team Quiz.
Gambar 1. Alur Penelitian
1.
Sekolah
tersebut belum mengimplementasikan Metode Team Quiz pada pembelajaran IPS
dikelas V.
2.
Penelitian sejenis
belum pernah dilakukan disekolah tersebut.
Tabel 1
Waktu Penelitian
NO |
Jenis Kegiatan |
Bulan 2022/2023 |
||||||||||||
November |
Desember |
Januari |
Februari |
|||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
||
1 |
Pengajuan Judul |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Persetujuan Judul |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
BAB I |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
BAB II |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
BAB III |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Observasi ke SD Muhammadiyah 24 Jakarta |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Seminar Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penelitian
ini dilakukan di kelas V-A SDS Muhammadiyah 24, kondisi lingkungan sekolah
serta sarana dan prasarana yang mendukung menjadikan penelitian ini berjalan
dengan lancar dan semestinya. data diperoleh dengan melakukan observasi dan
wawancara. Keadaan siswa kelas V-A penting diketahui untuk proses tindakan
penelitian, sehingga peneliti mengetahui secara langsung kondisi keaktifan dari
peserta didik.
Kegiatan
observasi dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui keaktifan belajar
siswa kelas V-A pada pembelajaran IPS menggunakan metode team quiz.
Peneliti melakukan penelitian diawali dengan membuat surat izin penelitian yang
kemudian diserahkan kepada kepala sekolah. Setelah surat izin penelitian
diserahkan, peneliti melakukan observasi dikelas V-A. Proses observasi ini dilakukan
dengan cara peneliti berlaku sebagai pendidik yang menerapkan metode team
quiz pada pembelajaran IPS, kemudian pengamatan dilakukan oleh teman
sejawat untuk mengamati keaktifan peserta didik selama pembelajaran IPS dikelas
V-A dengan metode team quiz menggunakan lembar observasi. Kemudian
peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas mengenai keaktifan siswa
ketika kegiatan pembelajaran IPS, Wawancara juga dilakukan kepada beberapa
siswa dikelas V-A. Dari wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa
keaktifan siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 sudah cukup tinggi. Hal tersebut
juga sesuai dengan apa yang dilihat oleh peneliti saat pengamatan berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru mengamati
keaktifan belajar siswa kelas V-A dengan mengajar menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab dan belum menerapkan metode team quiz pada saat kegiatan
pembelajaran IPS.
Setelah
melakukan kegiatan observasi melalui pengambilan data, wawancara, dan juga
dilengkapi dengan dokumentasi, maka peneliti melakukan analisa dari hasil
temuan yang diperoleh. Analisa dari hasil temuan penelitian ini menjelaskan
tentang Keaktifan Peserta Didik Kelas V-A di SDS Muhammadiyah 24 Dalam
Pembelajaran IPS Dengan Metode Team Quiz.
Seperti
yang dijelaskan mengenai teknik analisa data dalam penelitian, peneliti
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang didapatkan oleh peneliti
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dari pihak sekolah SDS Muhammadiyah
24. Adapun data-datanya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS
Kondisi
keaktifan siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 pada pembelajaran IPS menurut
keterangan dari guru mata pelajaran IPS�
kelas V yaitu menyatakan :
�Kondisi keaktifan kelas V-A pada pembelajaran IPS cenderung aktif karena
70 persen keatas siswa dikelas V-A terbilang pintar dibandingkan dengan kelas V
yang lain. Paling banyak siswa yang terbilang pintar ada dikelas V-A. Kemudian
pada pembelajaran IPS dikelas V-A terdapat hampir 85 persen siswa yang
memperhatikan guru pada saat pembelajaran dan hampir seluruhnya siswa mencatat
materi yang disampaikan oleh saya selaku guru pada saat pembelajaran IPS
dikarenakan saya mewajibkan untuk siswa menuliskan materi yang sedang
dijelaskan. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung bisa dikatakan siswa yang
fokus memperhatikan pembelajaran sekitar 75 persen atau hampir seluruhnya,
namun pada saat pembelajaran hanya sekitar 30 persen siswa yang bertanya dan
menjawab pertanyaan ketika pembelajaran IPS dan juga masih sedikit siswa yang
berani berpendapat pada saat proses pembelajaran. Terdapat 2 orang siswa yang
selalu aktif ketika pembelajaran dan ada�
4 siswa yang selalu tidak aktif pada saat pembelajaran. Ada faktor yang
membuat siswa aktif ketika pembelajaran IPS salah satunya yaitu karna siswa
menyukai materi pelajaran yang sedang berlangsung contohnya materi tentang
sejarah�.
Adapun
keterangan menurut dari kedua subjek yang tergolong aktif pada penelitian
mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, berikut pernyataan dari
siswa kelas V-A pertama yang tergolong aktif :
�Saya selalu aktif ketika pembelajaran IPS karena saya suka pelajaran IPS,
saya juga selalu fokus saat pembelajaran IPS namun, jika sudah jenuh saya
menjadi kurang fokus.saya jarang gaduh dan ganggu teman saat pembelajaran IPS
tapi kalau sudah guru tidak menjelaskan saya suka jalan jalan ke bangku teman
saya. Saya lebih suka menanggapi daripada bertanya kepada guru tapi saya juga
berani memberikan pendapat saat pembelajaran IPS, dan saya lebih suka belajar
IPS dengan cara berkelompok dan praktek�.
Sehubung
dengan keterangan dari jawaban siswa pertama yang tergolong aktif , berikut
pernyataan yang dilontarkan oleh siswa kedua yang tergolong aktif mengenai
kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai berikut :
�Ketika pembelajaran IPS saya lebih sering mendengarkan daripada
memperhatikan karena dari mendengarkan saya bisa membayangkan. Saya bisa fokus
saat pembelajaran IPS tapi kadang-kadang ngantuk karena penjelasan yang
disampaikan guru. saya gaduh hanya saat pembelajaran sudah selesai dan saya
bertanya kepada guru jika kurang mengerti tentang materi saja. Sayapun suka
menanggapi dan menjawab pertanyaan guru jika mengerti materi yang disampaikan
dan berani berpendapat jika ditunjuk saja dan pada pembelajaran IPS saya senang
jika diajarkan dengan cara berceramah�.
Dilanjutkan
dengan pernyataan atau jawaban pertama dari siswa yang tergolong kurang aktif
dikelas V-A mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai
berikut :
�Saya jarang memperhatikan guru karena saya lebih sering mendengarkan waktu
belajar IPS lalu pada saat pembelajaran IPS saya kurang fokus karena saya tidak
suka mata pelajaran IPS. Saya juga suka gaduh waktu pembelajaran IPS karena
saya ngerasa bosan, saya juga jarang bertanya dan menanggapi guru dan tidak
pernah menyampaikan pendapat ketika pembelajaran IPS karena malas, kalo belajar
IPS saya lebih suka berkelompok dan diskusi �.
Lalu
dilanjutkan dengan pernyataan kedua dari siswa yang tergolong kurang aktif
dikelas V-A mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai
berikut :
�Saya jarang memperhatikan guru karena bosan dengan penyampaian guru dan
saya pun jarang bertanya guru ketika pembelajaran IPS, bertanya jika dirasa
kurang paham saja. Pada saat belajar IPS saya jarang gaduh, dan saya menanggapi
guru jika ditunjuk saja namun, saya berani untuk memberikan pendapat saat
pembelajaran IPS jika ditunjuk. Saya menyukai pembelajaran IPS dengan cara
berkelompok dan diskusi�.
Berdasarkan
keterangan dari guru mata pelajaran IPS kelas V dan empat subjek penelitian
yaitu peserta didik kelas V-A dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa
pada pembelajaran IPS terbilang cukup baik namun, masih banyak siswa yang
terlihat aktif karena tuntutan dan sebatas menghargai guru. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari peserta didik yang hanya mendengarkan namun kurang
memperhatikan guru disebabkan jenuh namun tidak ingin gaduh saat berjalannya
proses pembelajaran. Kemudian siswa mencatat materi bukan karena kebutuhan
serta inisiatifnya namun dikarenakan guru yang mewajibkan siswa untuk mencatat
materi yang disampaikan, dan juga masih banyak siswa yang tidak bertanya serta
menanggapi guru kebanyakan siswa bertanya serta menjawab karena ditunjuk oleh
guru namun masih ada beberapa siswa yang selalu bertanya dan menanggapi guru,
ada beberapa siswa juga yang sedikitnya berani berpendapat pada saat proses
pembelajaran IPS.
Keaktifan
belajar siswa dapat diartikan sebagai perilaku dari individu� atau peserta didik dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi
kondusif. Didalamnya terdapat komunikasi serta interaksi secara positif antara
guru dengan peserta didik guna terciptanya pembelajaran yang optimal.
2. Kondisi� Keaktifan Siswa Pada
Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Team Quiz
Pada saat
kegiatan PLP 2 , peneliti mengobservasi beberapa kelas salah satunya yaitu
kelas V-A. Kelas V-A termasuk kelas yang cukup aktif dalam pembelajaran
dibandingkan dengan kelas V yang lain. Menurut guru mata pelajaran IPS kelas V,
kelas V-A merupakan kelas yang unggul dikarenakan banyak siswanya yang
tergolong pintar dan memiliki semangat belajar yang cukup baik. Saat itu peneliti
berkesempatan mengajar beberapa kali dikelas V-A pada saat pembelajaran kondisi
kelas dapat dikatakan kondusif namun, masih banyak siswa yang kurang aktif
ketika pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang fokus dan memperhatikan
tetapi kebanyakan siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan namun fokus
pada kesibukannya masing masing di tempat duduk.
Pada saat
peneliti melakukan observasi dikelas V-A, peneliti menggunakan metode team
quiz pada pembelajaran IPS. Diawali dengan membuka kelas kemudian peneliti
menyampaikan materi terlebih dahulu, setelah materi sudah disampaikan peneliti
membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok berdasarkan tempat duduknya.
Peneliti menyampaikan kepada peserta didik akan melakukan team quiz tentang
materi yang telah disampaikan kemudian peneliti memberikan waktu kepada tiap
kelompok untuk berdiskusi, lalu terlihat peserta didik� aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya dan
ada beberapa peserta didik yang bertanya kembali tentang materi yang baru
disampaikan untuk kemudian dicatat. Pada saat team quiz dimulai semua
kelompok terlihat sangat aktif dan bersungguh-sungguh untuk menjawab pertanyaan
setiap kelompok terlihat kompetitif pada saat berjalannya team quiz,
masing masing dari setiap kelompok ada yang menanggapi jawaban dari temannya
ada pula yang memberikan jawaban lain. Pada akhirnya team quiz
dimenangkan oleh satu kelompok yang berhasil menjawab paling banyak pertanyaan,
tidak ada kelompok yang tidak mendapatkan point dikarenakan semua kelompok
berhasil menjawab beberapa pertanyaan. Dapat dilihat berdasarkan lembar
observasi berikut.
Tabel 2
Lembar Observasi
No |
Nama Siswa |
Aspek |
||||
Memperhatikan |
Fokus |
Kondusif |
Tanya Jawab |
Berpendapat |
||
1 |
Albyan Kindra Farzan |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
Alvaro Darrel Ramadhan |
1 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
Alyssa Calista Hari Utami |
1 |
1 |
3 |
2 |
2 |
4 |
Amira Dzakiyah Ramadhani |
1 |
1 |
3 |
2 |
2 |
5 |
Arzan Achmad Januar |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
6 |
Auliya Putra Niskala |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
7 |
Azalia Raissa Kurniawan |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
8 |
Azzam Nur Fikri |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
9 |
Cahyaningrum Aliyana |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
10 |
Fhatya Rosauli Najoqie H |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
11 |
Kamila Azzahra Hernandar |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
12 |
Kayyisa Afrin Shabira |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
13 |
Malika Aisyah Putri |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
14 |
Muhammad Azzam Y |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
15 |
Muhammad Daffa Habibi |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
16 |
Radiza Syazfa Aqilah |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
17 |
Raisha Tabina R |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
18 |
Rusydina Kimiko P |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
19 |
Sabrina Aldira R |
1 |
3 |
2 |
2 |
2 |
20 |
Shafiq Muhammad A |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
21 |
Shonen Qaireen Y |
1 |
1 |
2 |
2 |
2 |
22 |
Thaariq Akbar A |
3 |
1 |
2 |
3 |
3 |
23 |
Thoriq Raksaka P |
1 |
1 |
2 |
3 |
2 |
24 |
Utara Wicaksono |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
Terlihat
peningkatan keaktifan belajar siswa kelas V-A pada saat menggunakan metode team
quiz, yang mana ketika pembelajaran dilaksanakan dengan metode yang berbeda
banyak siswa yang tenang tetapi sibuk sendiri di tempat duduknya masing-masing
dan kurang aktif namun, ketika menggunakan metode team quiz didapatkan
hasil dari mengamati menggunakan lembar keaktifan siswa yang tadinya terdapat
beberapa siswa yang kurang aktif, ketika menggunakan metode team quiz
siswa-siswa tersebut menjadi terlihat aktif dan bersungguh-sungguh berkontribusi
untuk kelompoknya supaya dapat memenangkan kompetisi akademik yang sedang
berlangsung.
3. Penerapan Metode Team Quiz Terhadap Peningkatan Keaktifan Siswa
Keaktifan
belajar siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 tergolong baik, namun masih ada
siswa yang kurang maksimal dalam keaktifan belajarnya. Pada penerapan metode team
quiz siswa cenderung terlihat lebih aktif pada saat pembelajaran, baik
siswa yang memang selalu aktif setiap pembelajaran maupun siswa yang kurang
aktif dalam pembelajaran, namun peneliti terfokus kepada siswa yang tergolong
kurang aktif ketika proses pembelajaran.
Ketika berjalannya
team quiz siswa yang tergolong kurang aktif terlihat lebih aktif
dikarenakan metode ini merupakan metode perlombaan akademik yang mana tiap
siswa akan berusaha untuk menjawab dengan tepat setiap soal yang di tanyakan,
baik siswa yang aktif maupun siswa yang kurang aktif disini terlihat selalu
berusaha untuk menjawab setiap soalnya. Tetapi pada penerapannya perlu
pengawasan lebih karena ketika proses tanya jawab keadaan kelas gampang untuk
tidak kondusif, ada beberapa siswa yang mencari kesempatan untuk bercanda serta
gaduh dengan temannya.� �Berjalannya metode team quiz dapat
dikatakan penggunaannya bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa, karena pada dasarnya
banyak siswa yang lebih senang apabila pembelajaran dilaksanakan dengan diskusi
ataupun kerja kelompok.
Keterangan
dari siswa kelas V-A yang tergolong aktif menyatakan : �saya suka kak kalau belajar IPS dengan team quiz karena lebih seru dan tidak membosankan, soalnya kalau
hanya mendengarkan saya jadi mudah jenuh�. Lalu dilanjutkan dengan
pernyataan dari salah satu siswa yang tergolong kurang aktif : �saya suka kak kalau belajar IPS nya kaya
gini soalnya seru dan lebih asik jadinya saya tidak gampang ngantuk�.
Berdasarkan
hasil observasi serta keterangan yang didapatkan penggunaan metode team quiz
menggunakan lembar penilaian kektifan belajar siswa yang mana didalamnya
terdapat aspek memperhatikan, fokus, kondusif, tanya jawab, berpendapat. Didalamnya
terdapat 3 skor yang mana skor 3 adalah sangat baik, skor 2 cukup baik, dan
skor 1 yaitu kurang baik. Sesuai dengan lembar penilaian pada aspek
memperhatikan terdapat tiga siswa yang mendapatkan skor sangat baik, kemudian terdapat
tiga belas siswa yang mendapatkan skor cukup baik, dan ada delapan siswa yang
mendapatkan skor kurang baik. kemudian pada aspek fokus� terdapat tujuh siswa yang mendapatkan skor
sangat baik dan ada sepuluh siswa yang mendapatkan skor cukup baik, dan tujuh
orang siswa mendapatkan skor kurang baik. Pada aspek kondusif terdapat empat siswa
yang mendapatkan skor sangat baik, sembilan belas siswa mendapatkan skor baik,
dan hanya 1 siswa yang mendapatkan skor kurang baik. Pada aspek tanya jawab sebanyak
sembilan siswa mendapatkan skor sangat baik, sebanyak lima belas siswa
mendapatkan skor cukup baik. Kemudian pada aspek berpendapat terdapat empat
siswa mendapatkan skor sangat baik, dua puluh siswa mendapatkan skor cukup
baik.
Dapat
disimpulkan pada penggunaan metode team quiz dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar meningkat dari sebelumnya ketika
tidak menggunakan metode team quiz, siswa merasa lebih mudah memahami pembelajaran
dan akan lebih aktif ketika pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode team
quiz karena pada proses pelaksanaannya siswa akan berdiskusi dan bekerja
sama dengan kelompoknya yang mana itu akan membuat siswa merasa lebih
menyenangkan, dari rasa menyenangkan tersebut maka siswa akan lebih aktif.
���� 1. Kondisi Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS
Keaktifan
adalah kegiatan belajar siswa yang dituntut untuk aktif. Maka guru diharuskan
untuk mencari cara agar meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran
(Sinar,2018). Keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting ketika berjalannya
proses pembelajaran dan perlu ditingkatkan. Pembelajaran dapat dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar siswa terlibat
secara aktif bukan hanya proses transfer ilmu yang terjadi namun upaya dalam
menciptakan situasi yang dapat membawa siswa aktif belajar supaya tercapainya
perubahan perilaku. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang
datang dari dalam diri siswa maupun yang datang dari luar diri siswa
(Sinar,2018). Minat dan dorongan untuk belajar bisa didapatkan siswa melalui
situasi dan upaya yang dilakukan oleh guru selain dapat mempengaruhi minat dan
dorongan untuk belajar juga mempengaruhi keaktifan belajar.
Keaktifan
siswa SDS Muhammadiyah 24 pada pembelajaran IPS cukup baik, terdapat beberapa
siswa yang selalu aktif ketika pembelajaran IPS namun masih terdapat beberapa
siswa juga yang tergolong kurang aktif pada saat pembelajaran IPS. Kadaan kelas
saat pembelajaran IPS berjalan kondusif dan tidak gaduh namun masih ada
beberapa siswa yang sibuk sendiri serta kurang memperhatikan. Kondisi keaktifan
siswa juga tidak konsisten tergantung pada model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89), model belajar merupakan
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar. Jadi
penggunaan model pembelajaran berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran IPS.
2. Kondisi� Keaktifan Siswa Pada
Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Team Quiz
IPS merupakan mata pelajaran yang
pembahasannya merupakan penyederhanaan dari pembelajaran geografi, sosiologi,
sejarah, ekonomi dan lainnya (Fitria et al., 2021). Pada tingkat sekolah dasar,
Pembelajaran IPS merupakan salah satu bagian dari 5 mata pelajaran yang ada
pada pembelajaran tematik.
Terdapat kelemahan dalam pembelajaran IPS yaitu terbatasnya aktivitas belajar
dari siswa yang didominasi guru pada saat proses pembelajaran, yang mana itu
perlu diantisipasi dengan penggunaan model serta metode yang dipilih guru dalam
pembelajaran IPS.
Menurut
(Hermanto, 2018) Team Quiz merupakan metode dimana
siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Penggunaan metode team
quiz pada pembelajaran IPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran. Saat�
proses team quiz siswa dilatih pada kemampuan sosial serta
kerjasamanya, dengan adanya interaksi serta kerjasama siswa akan membantu siswa
belajar lebih nyaman. Dengan menggunakan metode team quiz keaktifan
siswa meningkat yang mana sebelumnya masih banyak siswa yang enggan untuk
bertanya, menjawab, serta menanggapi guru ataupun teman sebayanya kali ini
terlihat aktif dengan menggunakan metode team quiz, terdapat beberapa siswa
yang sebelumnya pasif menjadi aktif serta percaya diri dikarenakan penggunaan
metode team quiz yang menerapkan belajar dan diskusi kelompok yang mana hal
tersebut membuatnya nyaman pada saat proses pembelajaran.
3. Penerapan Metode Team
Quiz Terhadap Peningkatan Keaktifan Siswa
Peningkatan
secara umum merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas
maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat diartikan penambahan keterampilan dan
kemampuan agar menjadi lebih baik. Menurut
Adi. S, (2016) Peningkatan adalah Peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang
berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan.
Peningkatan adalah usaha untuk membuat sesuatu
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Metode
pembelajaran team quiz berfungsi untuk menghidupkan suasana belajar,
meningkatkan keaktifan, semangat, dan kepercayaan diri siswa, sehingga siswa
dapat lebih mudah memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan metode team
quiz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) menurut (Fadilah, 2014) adalah rancangan pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana yang membebaskan
siswa untuk berani mencoba, bertindak, bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga perhtian siswa dapat dipusatkan secara
penuh pada pembelajaran. Dari penyampaian
tersebut serta observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan dengan metode team
quiz keaktifan siswa meningkat cukup signifikan dikarenakan prosesnya yang
menuntut siswa untuk aktif dan juga membuat siswa mengikuti proses pembelajaran
dengan cara yang menyenangkan.
����������� Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang analisis keaktifan peserta
didik kelas v dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz peneliti
dapat menyimpulkan bahwa: (1) Keaktifan siswa sudah
cukup baik namun, masih perlu ditingkatkan. Terdapat beberapa siswa yang
terbilang kurang aktif ketika berjalannya proses pembelajaran. Upaya
peningkatan keaktifan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat sehingga siswa merasa mengikuti pembelajaran dengan
menyenangkan, dengan demikian keaktifan siswa dapat meningkat. (2) Pada pembelajaran IPS terdapat faktor-faktor
penyebab siswa kurang aktif yaitu penggunaan metode yang dipilih oleh guru
seperti metode ceramah, siswa cenderung kurang aktif ketika pembelajaran IPS
jika hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru yang mana metode
ceramah tidak berjalan multi arah, kemudian faktor dari siswa yang tidak menyukai
mata pelajaran IPS menyebabkan siswa kurang aktif ketika pembelajaran IPS. (3) Penggunaan metode team quiz terbukti dapat
meningkatkan keaktifan siswa dengan cukup signifikan, dengan metode ini siswa
terlibat aktif berdiskusi, tanya jawab serta berpendapat. Siswa yang sebelumnya
kurang aktif telihat aktif serta fokus ketika berjalannya pembelajaran
menggunakan metode team quiz dikarenakan timbul motivasi siswa untuk
memenangkan team quiz yang bersifat pertandingan akademik.
Purnama, I. L., & Aldila, E. (2016).
Kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau melalui model pembelajaran
kooperatif tipe complete sentence dan team quiz. Jurnal Pendidikan
Matematika, 10(1), 27-42.
Parnayathi, I. G. A. S. (2020).
Penggunaan Metode Pembelajaran Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar IPA. Journal of Education Action Research, 4(4),
473-480.
Putri, D. P. (2020). Penggunaan
metode pembelajaran Team Quiz sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar
PKn. Journal of Education Action Research, 4(4),
452-458.
Kusumawati, N. (2017).
Penerapan Metode Active Learning Tipe Team Quiz Untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya
Dan Kreatifitas Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sdn Ronowijayan
Ponorogo. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 1(2), 26-36.
Anggraeni, N. S., &
Sundayana, R. (2021). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation dan Team Quiz Ditinjau dari Kemandirian
Belajar. Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(3),
469-480.
Siregar, M., & Junita, J.
(2016). Pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas VII SMP Negeri 1 Kecamatan
Na. Ix-ix Tahun Pelajran 2013/2014. Civitas (Jurnal Pembelajaran dan
Ilmu Civic), 2(1), 23-28.
Wulandari, Y., Wahyuni, A.,
& Elisa, E. (2017). Efektifitas Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(2), 202-206.
Marcella, A., Wulanata, I. A.,
& Listiani, T. (2018). Penerapan team quiz untuk meningkatkan kemampuan
kerja sama antar siswa kelas VIII-B pada mata pelajaran matematika [The
implementation of a team quiz to improve cooperation skills among grade 8B
students in mathematics]. JOHME: Journal of Holistic Mathematics
Education, 1(2), 124-134.
Wibisono, W. (2015, November).
Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Team Quiz Dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis (Vol. 1, No. 1).
Nasution, H. N. (2019).
Efetivitas penggunaan model pembelajaran team quiz dengan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa MTs Syhbuddin Mustafa Nauli. JURNAL MathEdu
(Mathematic Education Journal), 2(02), 1-8.
Hasanah, Z., & Himami, A.
S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar
siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1),
1-13.
Astuti, S. (2013). Upaya
meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui cooperative learning jigsaw pada
mata pelajaran ips kelas viii smp negeri 1 puring kabupaten kebumen (Doctoral
dissertation, Pend. Ekonomi).
Syaharuddin, S., & Mutiani,
M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan Aplikasi.
Siska, Y. (2018). Pembelajaran
Ips Di Sd/Mi. Garudhawaca.
Hilmi, M. Z. (2017).
Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah. Jurnal
Ilmiah Mandala Education, 3(2), 164-172.
Naziah, S. T., Maula, L. H.,
& Sutisnawati, A. (2020). Analisis keaktifan belajar siswa selama
pembelajaran daring pada masa covid-19 di sekolah dasar. Jurnal
Paedagogy: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 7(2),
109-120.
Nurfatimah, A. (2020). Analisis
Penggunaan Metode Pembelajaran Quiz Team Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Sugiarti, R. E. Perbedaan Hasil
Belajar Peserta Didik yang Menggunakan Metode Team Quiz dan Learning Cell pada
Konsep Sistem Gerak Manusia.
Wardani, N., Muntari, M.,
Hadisaputra, S., & Loka, I. N. (2018). Studi perbandingan hasil belajar
kimia antara model pembelajaran team quiz dengan model pembelajaran course
review horay pada siswa kelas XI MIA SMAN 1 Lingsar. Chemistry
Education Practice, 1(2), 14-19.
Sarah, U. (2018). Penerapan
Strategi Team Quiz Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keaktifan
Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(3),
1082-1091.
Copyright holder: Fakhriyan, Wahidin (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |