Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia �p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022

 

ANALISIS KEAKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE TEAM QUIZ

 

Fakhriyan, Wahidin

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia

E-mail: [email protected]

 

Abstrak

Kolaborasi sering dikaitkan dengan keterlibatan siswa dalam keaktifan saat pembelajaran berlangsung. Seorang yang memiliki keterampilan kolaborasi akan mudah dalam melakukan kejasama walaupan dengan rekannya dengan karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keaktifan siswa ketika menggunakan metode Team Quiz dengan tidak menggunakannya ketika pembelajaran IPS. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. �Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Metode ini digunakan untuk memaparkan gambaran secara empirik mengenai keaktifan peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran IPS secara umum baik. Namun, beberapa siswa menunjukkan keterlibatan yang kurang dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode team quiz secara signifikan meningkatkan keaktifan siswa. Siswa menunjukkan tingkat keterlibatan dan kompetisi yang lebih tinggi selama team quiz, yang mendorong partisipasi aktif dan kerjasama dalam kelompok mereka. Secara kesimpulan, penerapan metode team quiz secara efektif meningkatkan keaktifan siswa di kelas V-A. Metode ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

 

Kata Kunci: Keaktifan peserta didik, Kelas V, Pembelajaran IPS.

 

Abstract

Collaboration is often associated with student engagement during the learning process. Someone who has collaboration skills can easily work together with their peers, despite their different characteristics and backgrounds. This study aims to determine the difference in student engagement when using the Team Quiz method compared to not using it during IPS (Social Studies) lessons. The research approach used in this study is qualitative. It employs a qualitative descriptive approach to provide an empirical overview of the engagement of Class V students in IPS learning using the team quiz method. The research findings indicate that the overall level of student engagement during IPS lessons is good. However, some students show less involvement in the learning process. The use of the team quiz method significantly enhances student engagement. Students exhibit higher levels of involvement and competition during the team quiz, fostering active participation and collaboration within their groups. In conclusion, the implementation of the team quiz method effectively enhances student engagement in Class V. This method creates an engaging and enjoyable learning environment, encouraging students to actively participate and improve their understanding of the subject matter.

 

Keywords: Student engagement, Class V, IPS learning.


Pendahuluan

Pada abad 21 ini dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar seorang guru perlu menyiapkan peserta didik untuk mampu beradaptasi terhadap perkembangan zaman khususnya di bidang pendidikan. Pendidikan abad 21 yaitu pendidikan yang menerapkan serta menggabungkan antara kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta penguasaan terhadap TIK. Kemampuan tersebut dapat diterapkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan, BSNP (dalam Karim & Daryanto, 2017: 2) menjelaskan bahwa pendidikan nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, kemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan dalam berkolaborasi atau bekerja sama dalam sebuah tim.

Dalam 4 pilar pendidikan UNESCO disebutkan pilar ketiga adalah learning to live together, (Aunurrahman, 2014). Learning to live together ini mengajarkan seseorang untuk hidup bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia. Kemudian pada enam ciri profil pancasila diantaranya yaitu bergotong royong, bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dengan membawa energi positif, pro aktif, dan senang berbagi ilmu untuk kemajuan bersama.

�Keterampilan berpikir kolaborasi juga menjadi salah satu solusi bagi peserta didik untuk mengahadapi kesulitan belajar (Ayun, 2021; Hayat, Rustaman, Rahmat, & Redjeki, 2019). Kolaborasi didalam pembelajaran adalah suatu bentuk kerjasama antara satu sama lain yang saling membantu dalam mengerjakan suatu tugas tertentu supaya tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dalam implementasinya kolaborasi sering dikaitkan dengan keterlibatan siswa dalam keaktifan saat pembelajaran berlangsung. Seorang yang memiliki keterampilan kolaborasi akan mudah dalam melakukan kejasama walaupan dengan rekannya dengan karakter dan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan dimilikinya kemampuan kolaborasi maka peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Keterampilan kolaborasi juga berkaitan dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pembelajaran yang�� melibatkan�� siswa�� yang�� bekerja�� secara�� kolaborasi�� untuk�� mencapai�� tujuan�� bersama. Pembelajaran� kooperatif disusun� dalam� sebuah� usaha� untuk� meningkatkan� partisipasi� siswa, menfasilitasi� siswa� dengan� pengalaman� sikap kepemimpinan� dan� membuat� keputusan� dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya (Afandi, Chamalah, & Wardani, 2013:53). Pembelajaran kooperatif inilah yang akan memberikan peserta didik kesempatan untuk belajar dengan peserta didik yang lain dalam proses pembelajaran dan tugas yang telah dirancang atau ditentukan. Dengan demikian, peserta didik dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik yang lain. Asumsi dari pembelajaran kooperatif ini adalah pembelajaran akan lebih bermakna ketika peserta didik dapat saling mengajari serta berperan aktif dalam pembelajaran.

Keaktifan belajar merupakan kegiatan atau kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di� sekolah� maupun� di� luar� sekolah� yang� menunjang� keberhasilan� siswa (Ulun,� 2013:� 12). Bentuk keaktifan siswa dalam pembelajaran terlihat dari keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran seperti turut mengerjakan tugas yang diberikan, terlibat dalam diskusi didalam kelas, bertanya tentang materi, memberikan tanggapan terhadap materi pembelajaran, serta berani mengemukakan pendapatnya terkait pelajaran yang sedang atau telah berlangsung. Sedangkan, keaktifan siswa tidak dapat disamaratakan. Masih kurang terlibat aktif dalam pembelajaran atau sering dikatakan sebagai siswa yang pasif. Pasif dapat dikatakan sebagai sebuah sifat menerima saja, tidak giat, dan tidak aktif terutama dalam konteks pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dapat diterapkan dengan menggunakan metode Quiz Team dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Darwanti (2017), dijelaskan alasan dipilihnya metode pembelajaran Team Quiz dikarenakan dengan adanya kompetisi antar kelompok yang dirancang� dalam suatu permainan yang menjadikan siswa aktif mencari penyelesaian masalah yang menjadi tanggung jawabnya dalam kegiatan kuis, pembelajaran tidak membosankan, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga masing-masing siswa diharapkan lebih memahami konsep, menguasai materi dan dapat memecahkan permasalahan yang bervariasi. Strategi pembelajaran Team Quiz ini dapat meningkatkan kemampuan serta tanggung jawab siswa melalui cara yang tidak membosankan yaitu secara berkelompok atau tim. Sehingga dengan penggunaan strategi pembelajaran Team Quiz keaktifan siswa akan meningkat karena siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan Model Team Quiz mengajak� siswa� melakukan� diskusi,� bertanya,� menjawab� pertanyaan,� memberi� arahan,� mengemukakan pendapat,� dan� menyampaikan� informasi� dengan� cara� bekerjasama� bersama� timnya(Ningrum,� 2015; Nurbani & Sofyan, 2015) Dengan diterapkannya strategi Team Quiz pada siswa diharapkan dapat mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Menurut Jarolimek dalam Susanto (2013), menyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan IPS berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat di mana ia tinggal. Pembelajaran IPS sangat bermanfaat bagi siswa, pelajaran ini mengkaji tentang seperangkat peristiwa atau kejadian, fakta, konsep, dan generalisasi terhadap isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Muatan materi ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik didalam kehidupan sehari-hari. Upaya dalam pembelajaran IPS yaitu menanamkan pada peserta didik rasa keingintahuan serta kepeduliannya terhadap lingkungan dan sekitar. Dalam merealisasikan upaya tersebut maka dibutuhkannya strategi dan metode dalam melaksanakan pembelajaran IPS. Metode Team Quiz cocok digunakan dalam pembelajaran IPS karena metode ini memerlukan kelompok serta kerjasama dan juga interaksi.

Berdasarkan observasi yang pernah peneliti lakukan di SDS Muhammadiyah 24 Jakarta, masih belum ditemukan adanya penerapan dari metode Team Quiz, selain itu guru-guru masih belum menerapkan strategi pembelajaran Team Quiz dalam pembelajaran IPS oleh karena itu keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS selain menggunakan metode ceramah dan diskusi belum didapatkan hasilnya. Namun, dari pembelajaran IPS yang berlangsung dikelas V menggunakan metode ceramah serta diskusi masih didapatkannya hasil keaktifan siswa yang belum maksimal. Ada beberapa alasan mengapa strategi ini tidak dilaksanakan yaitu karena guru masih belum memahami strategi pembelajaran Team Quiz. Kurangnya strategi pembelajaran guru membuat proses belajar mengajar sangat tidak nyaman dan tidak menarik bagi siswa. Selama pembelajaran, penggunaan metode, model, dan strategi pembelajaran hanya berdasarkan pada buku dan tidak menggunakan metode, model, atau strategi pembelajaran yang lain. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih perlu diperbaharui, yakni strategi pembelajaran yang membosankan sehingga membuat keaktifan belajar siswa belum maksimal. Strategi pembelajaran Team Quiz ini dapat meningkatkan keaktifan siswa melalui cara yang tidak membosankan yaitu secara berkelompok atau tim. Sehingga dengan penggunaan strategi pembelajaran Team Quiz keaktifan siswa akan meningkat karena siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam proses pembelajaran. Dengan diterapkannya strategi Team Quiz pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2018) dalam jurnal yang berjudul �Peningkatan Hasil Belajar PAI dengan Metode Team Quiz Siswa Kelas VI� Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada pra siklus dengan menggunakan metode konvensional interaksi pembelajaran hanya terjadi pada satu arah yaitu guru yang aktif dan siswa yang pasif sehingga menjadikan siswa tidak berusaha memahami materi yang diajarkan, karena tidak diberikan kesempatan untuk mengkaji materi, sedangkan pada siklus I dengan menggunakan metode team quiz siswa sudah diberi banyak kesempatan untuk mengkaji materi dengan diskusi kelompok kecil, motivasi belajar juga semakin meningkat karena siswa tidak hanya dan duduk dan mendengar penjelasan dari guru sehingga mengantuk, tetapi mereka bisa belajar dan berdiskusi dengan temannya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Sri Parnayathi (2020) dalam jurnalnya yang berjudul �Penggunaan Metode Pembelajaran Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA�. Dapat disimpulkan bahwa Dengan tindakan yang sangat maksimal dan pelaksanaan yang betul-betul mengikuti kebenaran teori sesuai dengan Metode Pembelajaran Team Quiz dalam pembelajaran IPA di kelas VIII A SMP Negeri 3 Banjarangkan, hasil yang diperoleh pada siklus II ini ternyata Prestasi Belajar IPA meningkat secara signifikan dengan nilai rata-rata 80,86, dan ketuntasan belajarnya adalah 95,65%. MetodeTeam Quiz diawali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi ke�� dalam�� kelompok-kelompok�� besar.�� Semua�� anggota�� kelompok�� bersama-sama�� mempelajari�� materi tersebut,� saling� memberi� arahan,� saling� memberikan� pertanyaan� dan� jawaban� untuk� memahami� materi tersebut.��� Setelah��� selesai�� materi�� maka��� diadakan��� suatu��� pertandingan��� akademis.��� Dengan��� adanya pertandingan� akademis� ini� maka� terciptalah� kompetisi� antara� kelompok,� para� siswa� akan� senantiasa berusaha�� belajar�� dengan�� motivasi�� yang�� tinggi�� agar�� dapat�� memperoleh�� nilai�� yang�� tinggi�� dalam pertandingan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Al Halik dan Zamratul Aini (2020) dalam jurnalnya yang berjudul �Analisis Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19�. Dapat disimpulkan bahwa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajarandaring di masa pandemi COVID-19 dari aspek aktivitas visual, aktivitaslisan, aktivitas� mendengarkan, aktivitasmenulis,� aktivitas� emosional,� serta� aktivitas� mental,� dengan melakukan penelitian kuantitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada dua lokasi yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan jumlah 144 orang siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti oleh para peneliti terdahulu terdapat perbedaan dalam peneleitian yang akan diteliti oleh peneliti. Perbedaan tersebut diantaranya adalah penggunaan metode Team Quiz untuk meningkatkan hasil belajar, penggunaan metode Team Quiz untuk prestasi belajar di SMP dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran daring.Dengan adanya perbedaan metode dan komponen yang akan ditingkatkan untuk peserta didik, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul �Analisis Keaktifan Peserta Didik Kelas V Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Team Quiz.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui kondisi keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS. (2) Untuk mengetahui keaktifan siswa kelas V pada pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran Team Quiz. (3) Untuk mengetahui perbedaan keaktifan siswa ketika menggunakan metode Team Quiz dengan tidak menggunakannya ketika pembelajaran IPS.

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan menjadikan bahan pertimbangan dalam merealisasikan tujuan pembelajaran bagi siswa dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya dan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut: Srijayanti (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Team Quiz berbantuan media gambar lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar IPS yang�� dibelajarkan�� dengan�� pembelajaran� �konvensional�� (80,53�� >�� 68,13).�� Penelitian terdahulu berhubungan dengan penggunaan Metode Team Quiz yang dilakukan oleh Saputra (2017), berdasarkan� hasil� penelitian� tersebut� dapat disimpulkan� bahwa� terdapat� pengaruh� model� pembelajaran� quiz� team� berbasis� permainan� kamus� mini terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas V SD Gugus IV Kecamatan Abiansemal Tahun Pelajaran 2016/2017.

 

Metode Penelitian


Alur penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam pelaksaanaan sebuah penelitian. Adapun alur penelitian dalam penelitian ini adalah seperti bagan di bawah ini:

Gambar 1. Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 24 Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2022/2023. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:

1.      Sekolah tersebut belum mengimplementasikan Metode Team Quiz pada pembelajaran IPS dikelas V.

2.      Penelitian sejenis belum pernah dilakukan disekolah tersebut.

 

Gambar 2. Tempat Penelitian

 

Tabel 1

Waktu Penelitian

NO

Jenis Kegiatan

Bulan 2022/2023

November

 

Desember

Januari

Februari

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

1

Pengajuan Judul

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Persetujuan Judul

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

BAB I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

BAB II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

BAB III

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Observasi ke SD Muhammadiyah 24 Jakarta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Seminar Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 24 Jakarta pada mata pelajaran IPS menggunakan metode Team Quiz. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (Moleong, 2017). Pada awal melakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi awal, ternyata peneliti menemukan beberapa hal yang menarik untuk diteliti. Setelah itu, peneliti pun mengajukan izin secara lisan kepada kepala sekolah. Kemudian peneliti diberikan respon yang positif untuk melakukan penelitian di SD Muhammadiyah 24 Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Metode ini digunakan untuk memaparkan gambaran secara empirik mengenai keaktifan peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz.

Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan sumber data utama dari penelitian kualitatif adalah dari tindakan� yang dilakukan berupa observasi kemudian sumber data dikuatkan oleh dokumen yang bersangkutan. Dalam penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles, Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data dengan tiga langkah: kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).

Dalam penelitian kualitatif mengungkapkan fakta � fakta yang terjadi di lapangan, serta harus sesuai dengan data � data yang diperoleh. Untuk mengetahui data valid dan dapat dipercaya ketika saat melakukan penelitian, diperlukan pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Abdussamad, Z. 2022:190). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, karena untuk membandingkan dan mengecek kembali terhadap informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber.

�
Hasil dan Pembahasan

A.  Prosedur Memasuki Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V-A SDS Muhammadiyah 24, kondisi lingkungan sekolah serta sarana dan prasarana yang mendukung menjadikan penelitian ini berjalan dengan lancar dan semestinya. data diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara. Keadaan siswa kelas V-A penting diketahui untuk proses tindakan penelitian, sehingga peneliti mengetahui secara langsung kondisi keaktifan dari peserta didik.

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa kelas V-A pada pembelajaran IPS menggunakan metode team quiz. Peneliti melakukan penelitian diawali dengan membuat surat izin penelitian yang kemudian diserahkan kepada kepala sekolah. Setelah surat izin penelitian diserahkan, peneliti melakukan observasi dikelas V-A. Proses observasi ini dilakukan dengan cara peneliti berlaku sebagai pendidik yang menerapkan metode team quiz pada pembelajaran IPS, kemudian pengamatan dilakukan oleh teman sejawat untuk mengamati keaktifan peserta didik selama pembelajaran IPS dikelas V-A dengan metode team quiz menggunakan lembar observasi. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas mengenai keaktifan siswa ketika kegiatan pembelajaran IPS, Wawancara juga dilakukan kepada beberapa siswa dikelas V-A. Dari wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa keaktifan siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 sudah cukup tinggi. Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang dilihat oleh peneliti saat pengamatan berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru mengamati keaktifan belajar siswa kelas V-A dengan mengajar menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dan belum menerapkan metode team quiz pada saat kegiatan pembelajaran IPS.

B.  Temuan Penelitian

Setelah melakukan kegiatan observasi melalui pengambilan data, wawancara, dan juga dilengkapi dengan dokumentasi, maka peneliti melakukan analisa dari hasil temuan yang diperoleh. Analisa dari hasil temuan penelitian ini menjelaskan tentang Keaktifan Peserta Didik Kelas V-A di SDS Muhammadiyah 24 Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Team Quiz.

Seperti yang dijelaskan mengenai teknik analisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang didapatkan oleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dari pihak sekolah SDS Muhammadiyah 24. Adapun data-datanya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS

Kondisi keaktifan siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 pada pembelajaran IPS menurut keterangan dari guru mata pelajaran IPS� kelas V yaitu menyatakan :

�Kondisi keaktifan kelas V-A pada pembelajaran IPS cenderung aktif karena 70 persen keatas siswa dikelas V-A terbilang pintar dibandingkan dengan kelas V yang lain. Paling banyak siswa yang terbilang pintar ada dikelas V-A. Kemudian pada pembelajaran IPS dikelas V-A terdapat hampir 85 persen siswa yang memperhatikan guru pada saat pembelajaran dan hampir seluruhnya siswa mencatat materi yang disampaikan oleh saya selaku guru pada saat pembelajaran IPS dikarenakan saya mewajibkan untuk siswa menuliskan materi yang sedang dijelaskan. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung bisa dikatakan siswa yang fokus memperhatikan pembelajaran sekitar 75 persen atau hampir seluruhnya, namun pada saat pembelajaran hanya sekitar 30 persen siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan ketika pembelajaran IPS dan juga masih sedikit siswa yang berani berpendapat pada saat proses pembelajaran. Terdapat 2 orang siswa yang selalu aktif ketika pembelajaran dan ada� 4 siswa yang selalu tidak aktif pada saat pembelajaran. Ada faktor yang membuat siswa aktif ketika pembelajaran IPS salah satunya yaitu karna siswa menyukai materi pelajaran yang sedang berlangsung contohnya materi tentang sejarah�.

Adapun keterangan menurut dari kedua subjek yang tergolong aktif pada penelitian mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, berikut pernyataan dari siswa kelas V-A pertama yang tergolong aktif :

�Saya selalu aktif ketika pembelajaran IPS karena saya suka pelajaran IPS, saya juga selalu fokus saat pembelajaran IPS namun, jika sudah jenuh saya menjadi kurang fokus.saya jarang gaduh dan ganggu teman saat pembelajaran IPS tapi kalau sudah guru tidak menjelaskan saya suka jalan jalan ke bangku teman saya. Saya lebih suka menanggapi daripada bertanya kepada guru tapi saya juga berani memberikan pendapat saat pembelajaran IPS, dan saya lebih suka belajar IPS dengan cara berkelompok dan praktek�.

Sehubung dengan keterangan dari jawaban siswa pertama yang tergolong aktif , berikut pernyataan yang dilontarkan oleh siswa kedua yang tergolong aktif mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai berikut :

�Ketika pembelajaran IPS saya lebih sering mendengarkan daripada memperhatikan karena dari mendengarkan saya bisa membayangkan. Saya bisa fokus saat pembelajaran IPS tapi kadang-kadang ngantuk karena penjelasan yang disampaikan guru. saya gaduh hanya saat pembelajaran sudah selesai dan saya bertanya kepada guru jika kurang mengerti tentang materi saja. Sayapun suka menanggapi dan menjawab pertanyaan guru jika mengerti materi yang disampaikan dan berani berpendapat jika ditunjuk saja dan pada pembelajaran IPS saya senang jika diajarkan dengan cara berceramah�.

Dilanjutkan dengan pernyataan atau jawaban pertama dari siswa yang tergolong kurang aktif dikelas V-A mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai berikut :

�Saya jarang memperhatikan guru karena saya lebih sering mendengarkan waktu belajar IPS lalu pada saat pembelajaran IPS saya kurang fokus karena saya tidak suka mata pelajaran IPS. Saya juga suka gaduh waktu pembelajaran IPS karena saya ngerasa bosan, saya juga jarang bertanya dan menanggapi guru dan tidak pernah menyampaikan pendapat ketika pembelajaran IPS karena malas, kalo belajar IPS saya lebih suka berkelompok dan diskusi �.

Lalu dilanjutkan dengan pernyataan kedua dari siswa yang tergolong kurang aktif dikelas V-A mengenai kondisi keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, sebagai berikut :

�Saya jarang memperhatikan guru karena bosan dengan penyampaian guru dan saya pun jarang bertanya guru ketika pembelajaran IPS, bertanya jika dirasa kurang paham saja. Pada saat belajar IPS saya jarang gaduh, dan saya menanggapi guru jika ditunjuk saja namun, saya berani untuk memberikan pendapat saat pembelajaran IPS jika ditunjuk. Saya menyukai pembelajaran IPS dengan cara berkelompok dan diskusi�.

Berdasarkan keterangan dari guru mata pelajaran IPS kelas V dan empat subjek penelitian yaitu peserta didik kelas V-A dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPS terbilang cukup baik namun, masih banyak siswa yang terlihat aktif karena tuntutan dan sebatas menghargai guru. Hal tersebut dapat dibuktikan dari peserta didik yang hanya mendengarkan namun kurang memperhatikan guru disebabkan jenuh namun tidak ingin gaduh saat berjalannya proses pembelajaran. Kemudian siswa mencatat materi bukan karena kebutuhan serta inisiatifnya namun dikarenakan guru yang mewajibkan siswa untuk mencatat materi yang disampaikan, dan juga masih banyak siswa yang tidak bertanya serta menanggapi guru kebanyakan siswa bertanya serta menjawab karena ditunjuk oleh guru namun masih ada beberapa siswa yang selalu bertanya dan menanggapi guru, ada beberapa siswa juga yang sedikitnya berani berpendapat pada saat proses pembelajaran IPS.

Keaktifan belajar siswa dapat diartikan sebagai perilaku dari individu� atau peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Didalamnya terdapat komunikasi serta interaksi secara positif antara guru dengan peserta didik guna terciptanya pembelajaran yang optimal.

2. Kondisi� Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Team Quiz

Pada saat kegiatan PLP 2 , peneliti mengobservasi beberapa kelas salah satunya yaitu kelas V-A. Kelas V-A termasuk kelas yang cukup aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan kelas V yang lain. Menurut guru mata pelajaran IPS kelas V, kelas V-A merupakan kelas yang unggul dikarenakan banyak siswanya yang tergolong pintar dan memiliki semangat belajar yang cukup baik. Saat itu peneliti berkesempatan mengajar beberapa kali dikelas V-A pada saat pembelajaran kondisi kelas dapat dikatakan kondusif namun, masih banyak siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang fokus dan memperhatikan tetapi kebanyakan siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan namun fokus pada kesibukannya masing masing di tempat duduk.

Pada saat peneliti melakukan observasi dikelas V-A, peneliti menggunakan metode team quiz pada pembelajaran IPS. Diawali dengan membuka kelas kemudian peneliti menyampaikan materi terlebih dahulu, setelah materi sudah disampaikan peneliti membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok berdasarkan tempat duduknya. Peneliti menyampaikan kepada peserta didik akan melakukan team quiz tentang materi yang telah disampaikan kemudian peneliti memberikan waktu kepada tiap kelompok untuk berdiskusi, lalu terlihat peserta didik� aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya dan ada beberapa peserta didik yang bertanya kembali tentang materi yang baru disampaikan untuk kemudian dicatat. Pada saat team quiz dimulai semua kelompok terlihat sangat aktif dan bersungguh-sungguh untuk menjawab pertanyaan setiap kelompok terlihat kompetitif pada saat berjalannya team quiz, masing masing dari setiap kelompok ada yang menanggapi jawaban dari temannya ada pula yang memberikan jawaban lain. Pada akhirnya team quiz dimenangkan oleh satu kelompok yang berhasil menjawab paling banyak pertanyaan, tidak ada kelompok yang tidak mendapatkan point dikarenakan semua kelompok berhasil menjawab beberapa pertanyaan. Dapat dilihat berdasarkan lembar observasi berikut.

 

Tabel 2

Lembar Observasi

 

No

 

Nama Siswa

Aspek

Memperhatikan

Fokus

Kondusif

Tanya Jawab

Berpendapat

1

Albyan Kindra Farzan

3

3

3

3

3

2

Alvaro Darrel Ramadhan

1

3

3

2

3

3

Alyssa Calista Hari Utami

1

1

3

2

2

4

Amira Dzakiyah Ramadhani

1

1

3

2

2

5

Arzan Achmad Januar

2

2

2

3

2

6

Auliya Putra Niskala

1

1

2

2

2

7

Azalia Raissa Kurniawan

1

1

2

2

2

8

Azzam Nur Fikri

2

3

2

2

2

9

Cahyaningrum Aliyana

2

2

2

2

2

10

Fhatya Rosauli Najoqie H

2

2

2

2

2

11

Kamila Azzahra Hernandar

2

2

2

2

2

12

Kayyisa Afrin Shabira

2

3

2

2

2

13

Malika Aisyah Putri

2

2

2

3

3

14

Muhammad Azzam Y

2

2

2

3

2

15

Muhammad Daffa Habibi

3

2

2

2

2

16

Radiza Syazfa Aqilah

2

3

2

3

2

17

Raisha Tabina R

2

3

2

3

2

18

Rusydina Kimiko P

2

2

2

2

2

19

Sabrina Aldira R

1

3

2

2

2

20

Shafiq Muhammad A

2

2

2

3

2

21

Shonen Qaireen Y

1

1

2

2

2

22

Thaariq Akbar A

3

1

2

3

3

23

Thoriq Raksaka P

1

1

2

3

2

24

Utara Wicaksono

2

2

1

2

2

 

Terlihat peningkatan keaktifan belajar siswa kelas V-A pada saat menggunakan metode team quiz, yang mana ketika pembelajaran dilaksanakan dengan metode yang berbeda banyak siswa yang tenang tetapi sibuk sendiri di tempat duduknya masing-masing dan kurang aktif namun, ketika menggunakan metode team quiz didapatkan hasil dari mengamati menggunakan lembar keaktifan siswa yang tadinya terdapat beberapa siswa yang kurang aktif, ketika menggunakan metode team quiz siswa-siswa tersebut menjadi terlihat aktif dan bersungguh-sungguh berkontribusi untuk kelompoknya supaya dapat memenangkan kompetisi akademik yang sedang berlangsung.

3. Penerapan Metode Team Quiz Terhadap Peningkatan Keaktifan Siswa

Keaktifan belajar siswa kelas V-A SDS Muhammadiyah 24 tergolong baik, namun masih ada siswa yang kurang maksimal dalam keaktifan belajarnya. Pada penerapan metode team quiz siswa cenderung terlihat lebih aktif pada saat pembelajaran, baik siswa yang memang selalu aktif setiap pembelajaran maupun siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, namun peneliti terfokus kepada siswa yang tergolong kurang aktif ketika proses pembelajaran.

Ketika berjalannya team quiz siswa yang tergolong kurang aktif terlihat lebih aktif dikarenakan metode ini merupakan metode perlombaan akademik yang mana tiap siswa akan berusaha untuk menjawab dengan tepat setiap soal yang di tanyakan, baik siswa yang aktif maupun siswa yang kurang aktif disini terlihat selalu berusaha untuk menjawab setiap soalnya. Tetapi pada penerapannya perlu pengawasan lebih karena ketika proses tanya jawab keadaan kelas gampang untuk tidak kondusif, ada beberapa siswa yang mencari kesempatan untuk bercanda serta gaduh dengan temannya.� �Berjalannya metode team quiz dapat dikatakan penggunaannya bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa, karena pada dasarnya banyak siswa yang lebih senang apabila pembelajaran dilaksanakan dengan diskusi ataupun kerja kelompok.

Keterangan dari siswa kelas V-A yang tergolong aktif menyatakan : �saya suka kak kalau belajar IPS dengan team quiz karena lebih seru dan tidak membosankan, soalnya kalau hanya mendengarkan saya jadi mudah jenuh�. Lalu dilanjutkan dengan pernyataan dari salah satu siswa yang tergolong kurang aktif : �saya suka kak kalau belajar IPS nya kaya gini soalnya seru dan lebih asik jadinya saya tidak gampang ngantuk�.

Berdasarkan hasil observasi serta keterangan yang didapatkan penggunaan metode team quiz menggunakan lembar penilaian kektifan belajar siswa yang mana didalamnya terdapat aspek memperhatikan, fokus, kondusif, tanya jawab, berpendapat. Didalamnya terdapat 3 skor yang mana skor 3 adalah sangat baik, skor 2 cukup baik, dan skor 1 yaitu kurang baik. Sesuai dengan lembar penilaian pada aspek memperhatikan terdapat tiga siswa yang mendapatkan skor sangat baik, kemudian terdapat tiga belas siswa yang mendapatkan skor cukup baik, dan ada delapan siswa yang mendapatkan skor kurang baik. kemudian pada aspek fokus� terdapat tujuh siswa yang mendapatkan skor sangat baik dan ada sepuluh siswa yang mendapatkan skor cukup baik, dan tujuh orang siswa mendapatkan skor kurang baik. Pada aspek kondusif terdapat empat siswa yang mendapatkan skor sangat baik, sembilan belas siswa mendapatkan skor baik, dan hanya 1 siswa yang mendapatkan skor kurang baik. Pada aspek tanya jawab sebanyak sembilan siswa mendapatkan skor sangat baik, sebanyak lima belas siswa mendapatkan skor cukup baik. Kemudian pada aspek berpendapat terdapat empat siswa mendapatkan skor sangat baik, dua puluh siswa mendapatkan skor cukup baik.

Dapat disimpulkan pada penggunaan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar meningkat dari sebelumnya ketika tidak menggunakan metode team quiz, siswa merasa lebih mudah memahami pembelajaran dan akan lebih aktif ketika pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode team quiz karena pada proses pelaksanaannya siswa akan berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompoknya yang mana itu akan membuat siswa merasa lebih menyenangkan, dari rasa menyenangkan tersebut maka siswa akan lebih aktif.

C.  Pembahasan

���� 1. Kondisi Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS

Keaktifan adalah kegiatan belajar siswa yang dituntut untuk aktif. Maka guru diharuskan untuk mencari cara agar meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran (Sinar,2018). Keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting ketika berjalannya proses pembelajaran dan perlu ditingkatkan. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif bukan hanya proses transfer ilmu yang terjadi namun upaya dalam menciptakan situasi yang dapat membawa siswa aktif belajar supaya tercapainya perubahan perilaku. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang datang dari dalam diri siswa maupun yang datang dari luar diri siswa (Sinar,2018). Minat dan dorongan untuk belajar bisa didapatkan siswa melalui situasi dan upaya yang dilakukan oleh guru selain dapat mempengaruhi minat dan dorongan untuk belajar juga mempengaruhi keaktifan belajar.

Keaktifan siswa SDS Muhammadiyah 24 pada pembelajaran IPS cukup baik, terdapat beberapa siswa yang selalu aktif ketika pembelajaran IPS namun masih terdapat beberapa siswa juga yang tergolong kurang aktif pada saat pembelajaran IPS. Kadaan kelas saat pembelajaran IPS berjalan kondusif dan tidak gaduh namun masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri serta kurang memperhatikan. Kondisi keaktifan siswa juga tidak konsisten tergantung pada model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89), model belajar merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar. Jadi penggunaan model pembelajaran berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.

2. Kondisi� Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Team Quiz

IPS merupakan mata pelajaran yang pembahasannya merupakan penyederhanaan dari pembelajaran geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lainnya (Fitria et al., 2021). Pada tingkat sekolah dasar, Pembelajaran IPS merupakan salah satu bagian dari 5 mata pelajaran yang ada pada pembelajaran tematik. Terdapat kelemahan dalam pembelajaran IPS yaitu terbatasnya aktivitas belajar dari siswa yang didominasi guru pada saat proses pembelajaran, yang mana itu perlu diantisipasi dengan penggunaan model serta metode yang dipilih guru dalam pembelajaran IPS.

Menurut (Hermanto, 2018) Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Penggunaan metode team quiz pada pembelajaran IPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Saat� proses team quiz siswa dilatih pada kemampuan sosial serta kerjasamanya, dengan adanya interaksi serta kerjasama siswa akan membantu siswa belajar lebih nyaman. Dengan menggunakan metode team quiz keaktifan siswa meningkat yang mana sebelumnya masih banyak siswa yang enggan untuk bertanya, menjawab, serta menanggapi guru ataupun teman sebayanya kali ini terlihat aktif dengan menggunakan metode team quiz, terdapat beberapa siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif serta percaya diri dikarenakan penggunaan metode team quiz yang menerapkan belajar dan diskusi kelompok yang mana hal tersebut membuatnya nyaman pada saat proses pembelajaran.

3. Penerapan Metode Team Quiz Terhadap Peningkatan Keaktifan Siswa

Peningkatan secara umum merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat diartikan penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Menurut Adi. S, (2016) Peningkatan adalah Peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan adalah usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Metode pembelajaran team quiz berfungsi untuk menghidupkan suasana belajar, meningkatkan keaktifan, semangat, dan kepercayaan diri siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) menurut (Fadilah, 2014) adalah rancangan pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana yang membebaskan siswa untuk berani mencoba, bertindak, bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga perhtian siswa dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran. Dari penyampaian tersebut serta observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan dengan metode team quiz keaktifan siswa meningkat cukup signifikan dikarenakan prosesnya yang menuntut siswa untuk aktif dan juga membuat siswa mengikuti proses pembelajaran dengan cara yang menyenangkan.


Kesimpulan

����������� Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang analisis keaktifan peserta didik kelas v dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz peneliti dapat menyimpulkan bahwa: (1) Keaktifan siswa sudah cukup baik namun, masih perlu ditingkatkan. Terdapat beberapa siswa yang terbilang kurang aktif ketika berjalannya proses pembelajaran. Upaya peningkatan keaktifan siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa merasa mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan, dengan demikian keaktifan siswa dapat meningkat. (2) Pada pembelajaran IPS terdapat faktor-faktor penyebab siswa kurang aktif yaitu penggunaan metode yang dipilih oleh guru seperti metode ceramah, siswa cenderung kurang aktif ketika pembelajaran IPS jika hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru yang mana metode ceramah tidak berjalan multi arah, kemudian faktor dari siswa yang tidak menyukai mata pelajaran IPS menyebabkan siswa kurang aktif ketika pembelajaran IPS. (3) Penggunaan metode team quiz terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dengan cukup signifikan, dengan metode ini siswa terlibat aktif berdiskusi, tanya jawab serta berpendapat. Siswa yang sebelumnya kurang aktif telihat aktif serta fokus ketika berjalannya pembelajaran menggunakan metode team quiz dikarenakan timbul motivasi siswa untuk memenangkan team quiz yang bersifat pertandingan akademik.


BIBLIOGRAFI

 

Purnama, I. L., & Aldila, E. (2016). Kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau melalui model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence dan team quiz. Jurnal Pendidikan Matematika10(1), 27-42.

 

Parnayathi, I. G. A. S. (2020). Penggunaan Metode Pembelajaran Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA. Journal of Education Action Research4(4), 473-480.

 

Putri, D. P. (2020). Penggunaan metode pembelajaran Team Quiz sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar PKn. Journal of Education Action Research4(4), 452-458.

 

Kusumawati, N. (2017). Penerapan Metode Active Learning Tipe Team Quiz Untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Dan Kreatifitas Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sdn Ronowijayan Ponorogo. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar1(2), 26-36.

 

Anggraeni, N. S., & Sundayana, R. (2021). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Team Quiz Ditinjau dari Kemandirian Belajar. Plusminus: Jurnal Pendidikan Matematika1(3), 469-480.

 

Siregar, M., & Junita, J. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Team Quiz terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas VII SMP Negeri 1 Kecamatan Na. Ix-ix Tahun Pelajran 2013/2014. Civitas (Jurnal Pembelajaran dan Ilmu Civic)2(1), 23-28.

 

Wulandari, Y., Wahyuni, A., & Elisa, E. (2017). Efektifitas Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika2(2), 202-206.

 

Marcella, A., Wulanata, I. A., & Listiani, T. (2018). Penerapan team quiz untuk meningkatkan kemampuan kerja sama antar siswa kelas VIII-B pada mata pelajaran matematika [The implementation of a team quiz to improve cooperation skills among grade 8B students in mathematics]. JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education1(2), 124-134.

 

Wibisono, W. (2015, November). Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Team Quiz Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. In Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (Vol. 1, No. 1).

 

Nasution, H. N. (2019). Efetivitas penggunaan model pembelajaran team quiz dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MTs Syhbuddin Mustafa Nauli. JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal)2(02), 1-8.

 

Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan1(1), 1-13.

 

Astuti, S. (2013). Upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui cooperative learning jigsaw pada mata pelajaran ips kelas viii smp negeri 1 puring kabupaten kebumen (Doctoral dissertation, Pend. Ekonomi).

 

Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan Aplikasi.

 

Siska, Y. (2018). Pembelajaran Ips Di Sd/Mi. Garudhawaca.

 

Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Mandala Education3(2), 164-172.

 

Naziah, S. T., Maula, L. H., & Sutisnawati, A. (2020). Analisis keaktifan belajar siswa selama pembelajaran daring pada masa covid-19 di sekolah dasar. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan7(2), 109-120.

 

Nurfatimah, A. (2020). Analisis Penggunaan Metode Pembelajaran Quiz Team Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).

 

Sugiarti, R. E. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Menggunakan Metode Team Quiz dan Learning Cell pada Konsep Sistem Gerak Manusia.

 

Wardani, N., Muntari, M., Hadisaputra, S., & Loka, I. N. (2018). Studi perbandingan hasil belajar kimia antara model pembelajaran team quiz dengan model pembelajaran course review horay pada siswa kelas XI MIA SMAN 1 Lingsar. Chemistry Education Practice1(2), 14-19.

 

Sarah, U. (2018). Penerapan Strategi Team Quiz Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai2(3), 1082-1091.

 

Copyright holder:

Fakhriyan, Wahidin (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: