Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesiap�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 10, Oktober 2022

 

PERAN MODERASI COMPLAINT HANDLING ANTARA IDEOLOGICAL INCOMPATIBILITY, SYMBOLIC INCONGRUITY, NEGATIVE PAST EXPERIENCE, CORPORATE SOCIAL IRRESPONSIBILITY DAN BRAND ATTITUDE TERHADAP BRAND HATE

 

Septi Ordina, Robert Kristaung

Mahasiswa S2 MM, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Indonesia

E-mail: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran moderasi complaint handling antara ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility dan brand attitude terhadap brand hate. Kinerja inovasi pada penelitian ini difokuskan pada budaya batal yang menjadi dampak dari kegagalan layanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari responden. Sampel penelitian dipilih menggunakan non-probability sehingga dipilih 4 perusahaan atau platform e-commerce yang menjadi sampel. Analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu analisis SEM ( structure equaling models) dengan menggunakan program PLS 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility dan brand attitude memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap brand hate. Selain itu, variable complaint handling terbukti dapat memoderasi dengan arah hubungan positif ideological incompatibility, negative past experience, corporate social irresponsibility dan symbolic incongruity, brand attitude dengan hubungan negatif terhadap brand hate. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa dengan adanya peran moderasi complaint handling akan mengurangi efek budaya batal dan kehilangan pelanggan. Selain itu, tingkat penanganan pelanggan yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap pelanggan yang kecewa atas kegagalan layanan dan memberikan dampak positif terhadap perusahaan atau platform e-commerce.

 

Kata Kunci: Ideological Incompatibility, Symbolic Incongruity, Negative Past Experience, Corporate Social Irresponsibility, Brand Attitude, Complaint Handling.

 

 

 

Abstract

This study aims to analyze the moderating role of complaint handling between ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility and brand attitude towards brand hate. The innovation performance in this study is focused on the cancel culture which is the impact of service failure. The data used in this study is primary data obtained directly from the respondents. The research sample was selected using non-probability so that 4 companies or e-commerce platforms were selected as samples. The data analysis used to test the hypothesis is SEM (structure equaling models) analysis using the PLS 3 program. The results showed that ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility and brand attitude have a positive and significant influence on brand hate. In addition, the complaint handling variable is proven to be able to moderate with a positive relationship towards ideological incompatibility, negative past experience, corporate social irresponsibility and symbolic incongruity, brand attitude with a negative relationship to brand hate. The results of this study provide information that the moderating role of complaint handling will reduce the effects of cancel culture and loss of customers. In addition, a high level of customer handling will have a positive impact on customers who are disappointed by service failures and have a positive impact on companies or e-commerce platforms.

 

Keywords: Ideological Incompatibility, Symbolic Incongruity, Negative Past Experience, Corporate Social Irresponsibility, Brand Attitude, Complaint Handling.

 

Pendahuluan

Pada saat ini internet merupakan salah satu kebutuhan manusia, dimana sebagian besar aktifitas manusia bisa dikerjakan dengan menggunakan internet, dengan demikian internet dapat membantu memudahkan pekerjaan manusia baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, hiburan dan berbagai bidang lainnya sangat bergantung pada internet. Dengan perkembangan yang begitu pesat, internet mempengaruhi berbagai bidang kehidupan tak terkecuali perdagangan. Munculnya ecommerce di Indonesia diawali dengan berdirinya dyviacom, intrabum atau d-net sebagai perintis transaksi online pertama, hingga pada tahun 2009 berdirilah Tokopedia sebagai website e-commerce buatan anak negeri bernama William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison kemudian pada tahun 2010 disusul oleh Bukalapak yang didirikan oleh Ahmad Zaky. Sejak saat itu mulailah bermunculan website e-commerce seperti Shopee yang berasal dari Singapura, Lazadayang bermarkas di Singapura yang merupakan ecommerce yang dimiliki Alibaba Group dari China, Blibli, JD ID, Orami, Bhineka, Zalora dan Matahari.

Ketika konsumen merasa tidak puas dan kecewa atas layanan yang diberikan oleh e-commerce maka yang terjadi adalah, konsumen akan berhenti mengunjungi e-commerce tersebut kemudian beralih mengunjungi dan bertransaksi pada e-commerce lainnya. Bahkan, sebagian konsumen akan menghapus aplikasi e-commerce tersebut dari Smartphonenya dan membuat negative wom tentang e-commerce tersebut. Dalam penelitian ini, kami percaya bahwa budaya batal adalah gagasan bahwa jika anda melakukan sesuatu yang orang anggap bermasalah, Anda secara otomatis akan kehilangan semua kredibilitas dan kepercayaan. Perspektif bahwa budaya batal adalah keinginan untuk membatalkan seseorang atau komunitas dari platform media social (Amir Zaib Abbasi et al, 2022).

Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan kebencian merek. Diantaranya adalah Ideological Incompability, Negative past experience, Symbolic incongruity, corporate social irresponcibility dan Brand attitude serta mengeksplorasi Complaint handling sebagai moderasi dari hubungan penyebab kebencian merek (Ideological Incompability, Negative past experience, Symbolic incongruity, corporate social irresponcibility dan Brand attitude) terhadap kebencian merek (Brand hate). Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran moderasi complaint handling antara ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility dan brand attitude terhadap brand hate.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor seperti ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility, dan brand attitude terhadap brand hate. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh complaint handling terhadap hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan brand hate.

Adapun manfaat penelitian ini diharapakan menjadi referensi, bahan petunjuk dan pertimbangan bagi perusahaan e-commerce dalam menerapkan kebijakan pelayanan agar menciptakan kualitas layanan yang mengarah pada kenyamanan dan kepercayaan konsumen yang mengalami kekagagalan layanan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah studi survei cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah konsumen atau responden yang memiliki pengalaman menggunakan merek tertentu. Jumlah partisipan ditentukan berdasarkan analisis kekuatan statistik yang diperlukan untuk mencapai tingkat signifikansi yang diinginkan.

Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun pengambilan sampelnya menggunakan non-probability karena dalam setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Hermawan dan Husna, 2017). Sampel pada penelitian ini adalah individu yang sering berbelanja online di platform e-commerce. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 206 sampel yang disebar secara online melalui google form.

 

 

 

Identifikasi Variabel

1.      Variabel bebas, yaitu : ideological incompability ( X1), negative past experience (X2), symbolic incompability (X3), corporate social irresponsibility (X4), brand attitude (X5).

2.      Variable moderator, yaitu : complaint handling (M).

3.      Variable tergantung, yaitu : brand hate (Y).

Instrumen dan Pengukuran

 

Tabel 1

Indikator pernyataan

Brand hate

1.      Saya muak dengan merek X

2.      Aku benci merek X

3.      Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik tanpa merek X

4.      Saya tidak mentolerir merek X dan perusahaannya

5.      Saya benar-benar marah tentang merek X

6.      Merek X mengerikan

Complaint handling

1.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X membuat permintaan maaf yang jelas atas kesalahan mereka

2.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X menanggapi keluhan saya

3.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X menanggapi keluhan saya tepat waktu

4.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X ganti rugi dan selesaikan keluhan saya

5.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X memberi saya kompensasi yang efektif

6.      Saya akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X membuat permintaan maaf yang jelas atas kesalahan mereka

Symbolic incongruity

1.      Produk merek X tidak mencerminkan siapa saya

2.      Produk merek X tidak sesuai dengan kepribadian saya

3.      Saya tidak ingin terlihat dengan merek X

4.      Merek X ini tidak mewakili siapa saya

5.      Merek X ini melambangkan tipe orang yang tidak pernah saya inginkan

Ideological incompability

1.      Menurut saya, merek X bertindak tidak bertanggung jawab

2.      Menurut saya, merek X bertindak tidak etis

3.      Perusahaan melanggar standar moral

4.      Merek tidak sesuai dengan nilai dan keyakinan saya

Negative past experience

1.      Kinerja produk merek X buruk

2.      Produk merek X tidak nyaman

3.      Kebencian saya terhadap merek X ini terkait dengan kinerja buruk produk ini

4.      Saya tidak puas dengan merek X

Corporate social irresponcibility

Sales practice1.��� Menjual pelanggan merek X yang tidak mampu mereka beli

������������������������ 2.��� Menjual pelanggan merek X yang sebenarnya tidak mereka butuhkan

������������������������ 3.��� Menjual pelanggan merek X yang tidak mampu mereka beli

Dishonesty����� 1.��� Membuat klaim yang menyesatkan kepada pelanggan melalui iklan

����������������������� 2.��� Memiliki staf penjualan yang membuat klaim palsukepada pelanggan�� tentang produk dari merek X

Offensive material 1. Mengekspos pelanggan ke gambar provokatif melalui��� iklan

2. Mengekspos pelanggan ke produk merek X yang menyinggung beberapa orang rakyat

������������������������������� 3. Mengekspos pelanggan pada produk dan gambar merek X yang tidak ramah keluarga

Pricing police�� 1.��� Melebih-lebihkan produk merek X kepada pelanggan

������������������������ 2.��� Membebankan harga yang lebih tinggi kepada pelanggan untuk produkmerek X daripada yang semula diiklankan

 

3.�� Membebankan harga tinggi kepada pelanggan atas produk merek X karena posisi monopoli

Brand attitude

1.      Buruk/baik

2.      Sangat tidak suka/sangat suka

3.      Tidak menyenangkan/menyenangkan

4.      Tidak menguntungkan/menguntungkan

 

Catatan : Di sini merek X berarti e-commerce yang paling tidak disukai tersebut seperti : Shopee, Lazada, Tokopedia dan Bukalapak. Pengukuran penilaian atas pendapat responden dilakukan berdasarkan skala interval yang dikemukakan oleh Lin (2021) yaitu skala Likert. Skala Likert yang digunakan dari nilai 1 sampai 5,dengan pengertian skala 1= sangat tidak setuju, skala 2= tidak setuju, skala 3=cukup setuju, skala 4= setuju, skala 5= sangat setuju.

Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Adapun teknik statistik yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software PLS dan SPSS.

 

Hasil dan Pembahasan

Objek dalam penelitian ini adalah pelanggan e-commerce Shopee, Tokopedia, Buka Lapak dan Lazada yang ada di Indonesia. Kuesioner penelitian ini telah diisi oleh reponden yang berjumlah total 206, dengan total sampel yang digunakan berjumlah 206.

 

 

 

Statistik deskriptif

 

Tabel 2

Statistik Deskriptif

Variabel

Mean

Standar error

II

13,7

0,4

NPE

13,6

0,4

SI

13,6

0,4

CSI

13,6

0,4

BA

54,3

1,3

CH

18,5

0,6

BH

18,5

0,6

 

Nilai rata-rata dari semua variabel menunjukan antara 13,6 ( NPE,SI,CSI) hingga 54,3 (BA). Hal itu menunjukan bahwa hasil dari semua variabel yang miring terhadap skala titik yang lebih tinggi skala 5 point likert. Tertinggi nilai rata-rata adalah nilai-nilai terbesar 0,4 sampai 1,3 yang menunjukan bahwa nilai dapat diterima.

 

Tabel 3
Tabel 3 Factor Loading

Variabel

Indikator

Loading Factor

Cut-Off

Keterangan

Ideological Incompability

II1

0,964

0,700

Valid

II2

0,972

0,700

Valid

II3

0,953

0,700

Valid

II4

0,949

0,700

Valid

Negative Past Experience

NPE1

0,936

0,700

Valid

NPE2

0,933

0,700

Valid

NPE3

0,921

0,700

Valid

NPE4

0,867

0,700

Valid

Symbolic Incongruity

SI1

0,910

0,700

Valid

SI2

0,928

0,700

Valid

SI3

0,930

0,700

Valid

SI4

0,933

0,700

Valid

SI5

0,806

0,700

Valid

Corporate Social Irresponsibility

CSI1

0,920

0,700

Valid

CSI2

0,937

0,700

Valid

CSI3

0,895

0,700

Valid

CSI4

0,926

0,700

Valid

CSI5

0,946

0,700

Valid

CSI6

0,951

0,700

Valid

CSI7

0,956

0,700

Valid

CSI8

0,942

0,700

Valid

CSI9

0,944

0,700

Valid

CSI10

0,954

0,700

Valid

CSI11

0,930

0,700

Valid

Brand Attitude

BA1

0,951

0,700

Valid

BA2

0,968

0,700

Valid

BA3

0,958

0,700

Valid

BA4

0,967

0,700

Valid

Complaint Handling

CH1

0,963

0,700

Valid

CH2

0,952

0,700

Valid

CH3

0,966

0,700

Valid

CH4

0,951

0,700

Valid

CH5

0,953

0,700

Valid

CH6

0,953

0,700

Valid

Brand Hate

BH1

0,922

0,700

Valid

BH2

0,926

0,700

Valid

BH3

0,927

0,700

Valid

BH4

0,938

0,700

Valid

BH5

0,940

0,700

Valid

BH6

0,949

0,700

Valid

Moderasi

II * CH

1,000

0,700

Valid

NPE * CH

1,000

0,700

Valid

SI * CH

1,000

0,700

Valid

CSIS * CH

1,000

0,700

Valid

BA * CH

1,000

0,700

Valid

 

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa keseluruhan loading factor menunjukkan bahwa model sudah memenuhi syarat convergent validity karena nilai loading factor sudah lebih dari 0,7. Artinya seluruh indikator valid sebagai alat ukur untuk variabelnya masing-masing.

 

Tabel 4

Average Variance Extracted (AVE)

Variabel

(AVE)

Cut-Off

Keterangan

II

0,920

0,5

Valid

NPE

0,837

Valid

SI

0,815

Valid

CSIS

0,877

Valid

BA

0,923

Valid

CH

0,915

Valid

BH

0,872

Valid

M1 (II*CH)

1,000

Valid

M2 (NPE*CH)

1,000

Valid

M3 (SI*CH)

1,000

Valid

M4 (CSIS*CH)

1,000

Valid

M5 (BA*CH)

1,000

Valid

 

Model memiliki convergent validity yang baik dapat dilihat dari nilai AVE, dikatakan valid jika nilai AVE lebih besar dari 0,5.

 

Tabel 5

Cross-Loadings

 

II

NPE

SI

CSIS

BA

CH

BH

M1

M2

M3

M4

M5

II1

0,964

0,517

0,435

0,528

0,481

-0,208

0,513

0,188

-0,019

0,173

-0,070

-0,044

II2

0,972

0,530

0,434

0,551

0,501

-0,220

0,549

0,195

-0,031

0,152

-0,061

-0,043

II3

0,953

0,487

0,386

0,518

0,508

-0,232

0,526

0,140

-0,008

0,188

-0,011

-0,023

II4

0,949

0,523

0,445

0,528

0,479

-0,220

0,531

0,184

-0,047

0,133

-0,052

-0,039

NPE1

0,609

0,936

0,554

0,777

0,737

-0,322

0,769

0,010

0,103

0,102

0,042

0,132

NPE2

0,577

0,933

0,534

0,792

0,736

-0,313

0,758

-0,029

0,100

0,069

0,058

0,157

NPE3

0,415

0,921

0,602

0,648

0,572

-0,328

0,662

0,006

0,199

0,210

0,132

0,230

NPE4

0,322

0,867

0,651

0,585

0,500

-0,342

0,615

-0,097

0,218

0,241

0,122

0,198

SI1

0,390

0,574

0,910

0,408

0,358

-0,224

0,441

0,128

0,130

0,388

0,017

0,047

SI2

0,369

0,549

0,928

0,418

0,351

-0,222

0,439

0,171

0,175

0,453

0,083

0,110

SI3

0,307

0,540

0,930

0,443

0,354

-0,219

0,466

0,151

0,161

0,401

0,120

0,121

SI4

0,386

0,567

0,933

0,432

0,363

-0,221

0,476

0,204

0,186

0,443

0,094

0,125

SI5

0,508

0,605

0,806

0,584

0,519

-0,215

0,575

0,114

0,097

0,305

0,001

0,010

CSI1

0,433

0,707

0,518

0,920

0,758

-0,353

0,792

-0,052

0,136

0,064

0,240

0,215

CSI2

0,500

0,713

0,503

0,937

0,771

-0,347

0,790

-0,081

0,082

0,104

0,164

0,154

CSI3

0,431

0,695

0,518

0,895

0,713

-0,364

0,747

-0,102

0,095

0,091

0,224

0,222

CSI4

0,492

0,698

0,471

0,926

0,745

-0,417

0,773

-0,050

0,105

0,070

0,206

0,197

CSI5

0,529

0,727

0,488

0,946

0,807

-0,379

0,805

-0,030

0,077

0,048

0,162

0,143

CSI6

0,569

0,758

0,481

0,951

0,822

-0,355

0,814

-0,061

0,047

0,018

0,137

0,126

CSI7

0,531

0,733

0,456

0,956

0,836

-0,333

0,815

-0,055

0,077

0,048

0,171

0,160

CSI8

0,539

0,723

0,438

0,942

0,822

-0,313

0,791

-0,069

0,028

0,025

0,140

0,121

CSI9

0,534

0,706

0,467

0,944

0,812

-0,343

0,801

-0,015

0,072

0,070

0,161

0,127

CSI10

0,565

0,735

0,482

0,954

0,836

-0,351

0,823

-0,040

0,094

0,050

0,201

0,175

CSI11

0,573

0,765

0,507

0,930

0,828

-0,320

0,808

0,030

0,147

0,104

0,209

0,212

BA1

0,495

0,694

0,434

0,846

0,951

-0,367

0,839

-0,047

0,171

0,067

0,179

0,135

BA2

0,523

0,657

0,410

0,816

0,968

-0,372

0,796

-0,024

0,163

0,074

0,149

0,117

BA3

0,467

0,694

0,423

0,800

0,958

-0,364

0,779

-0,057

0,205

0,107

0,191

0,165

BA4

0,487

0,662

0,427

0,803

0,967

-0,382

0,795

-0,020

0,201

0,091

0,168

0,141

CH1

-0,213

-0,325

-0,223

-0,342

-0,355

0,963

-0,498

0,157

0,028

0,013

0,044

0,072

CH2

-0,239

-0,337

-0,230

-0,391

-0,399

0,952

-0,510

0,178

0,040

0,016

0,053

0,067

CH3

-0,206

-0,322

-0,209

-0,334

-0,351

0,966

-0,484

0,179

0,059

0,077

0,086

0,095

CH4

-0,169

-0,296

-0,188

-0,299

-0,315

0,951

-0,446

0,204

0,067

0,086

0,090

0,106

CH5

-0,236

-0,376

-0,264

-0,392

-0,396

0,953

-0,532

0,150

0,005

0,011

0,033

0,031

CH6

-0,246

-0,374

-0,282

-0,388

-0,392

0,953

-0,510

0,154

0,028

0,007

0,019

0,047

BH1

0,462

0,705

0,478

0,741

0,733

-0,490

0,922

-0,081

0,183

0,074

0,173

0,095

BH2

0,508

0,688

0,434

0,745

0,771

-0,434

0,926

-0,089

0,178

0,073

0,164

0,085

BH3

0,455

0,721

0,561

0,789

0,746

-0,507

0,927

-0,070

0,256

0,148

0,267

0,183

BH4

0,554

0,753

0,528

0,832

0,810

-0,521

0,938

-0,037

0,209

0,121

0,205

0,140

BH5

0,537

0,725

0,507

0,829

0,802

-0,491

0,940

-0,012

0,240

0,139

0,272

0,158

BH6

0,573

0,727

0,515

0,822

0,818

-0,471

0,949

0,004

0,232

0,145

0,248

0,162

M1

0,185

-0,027

0,170

-0,051

-0,038

0,177

-0,050

1,000

0,494

0,450

0,461

0,401

M2

-0,027

0,164

0,164

0,093

0,192

0,038

0,232

0,494

1,000

0,603

0,756

0,647

M3

0,168

0,163

0,439

0,067

0,088

0,035

0,126

0,450

0,603

1,000

0,450

0,373

M4

-0,051

0,093

0,068

0,195

0,179

0,055

0,238

0,461

0,756

0,450

1,000

0,838

M5

-0,039

0,193

0,089

0,179

0,145

0,072

0,148

0,401

0,647

0,373

0,838

1,000

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai cross loadings menunjukkan adanya discriminate validity yang baik oleh karena nilai korelasi indikatorterhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai kolerasi indikator dengan konstruk lainnya.

 

Tabel 6

Fornell-Lacker untuk Validitas Diskriminan

 

BA

BH

CH

CSIS

II

M1

M2

M3

M4

M5

NPE

SI

BA

0,961

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BH

0,836

0,934

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CH

-0,386

-0,521

0,956

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CSIS

0,850

0,851

-0,376

0,937

 

 

 

 

 

 

 

 

II

0,514

0,552

-0,229

0,554

0,959

 

 

 

 

 

 

 

M1

-0,038

-0,050

0,177

-0,051

0,185

1,000

 

 

 

 

 

 

M2

0,192

0,232

0,038

0,093

-0,027

0,494

1,000

 

 

 

 

 

M3

0,088

0,126

0,035

0,067

0,168

0,450

0,603

1,000

 

 

 

 

M4

0,179

0,238

0,055

0,195

-0,051

0,461

0,756

0,450

1,000

 

 

 

M5

0,145

0,148

0,072

0,179

-0,039

0,401

0,647

0,373

0,838

1,000

 

 

NPE

0,705

0,772

-0,355

0,773

0,536

-0,027

0,164

0,163

0,093

0,193

0,915

 

SI

0,441

0,541

-0,245

0,517

0,443

0,170

0,164

0,439

0,068

0,089

0,634

0,903

 

Nilai korelasi setiap variabel laten yang dihasilkan dalam uji model pengukuran dapat dilihat pada diatas yang mana untuk nilai dari akar kuadrat AVE dari setiap variabel laten ditandai dengan efek shading. diketahui bahwa nilai akar kuadrat AVE dan nilai korelasi suatu variabel (konstruk) laten dengan konstruk lainnya menunjukkan nilai yang lebih besar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan validitas diskriminan melalui kriteria fornell-lacker untuk konstruk laten secara keseluruhan memiliki nilai validitas diskriminan yang valid.

 

Tabel 7

Composite Reliability dan Cronbach�s Alpha

Variabel

Cronbach's Alpha

Composite Reliability

Cut-Off

Keterangan

II

0,971

0,979

0,700

Reliabel

NPE

0,935

0,953

Reliabel

SI

0,943

0,956

Reliabel

CSIS

0,986

0,987

Reliabel

BA

0,972

0,980

Reliabel

CH

0,981

0,985

Reliabel

BH

0,971

0,976

Reliabel

M1 (II*CH)

1,000

1,000

Reliabel

M2 (NPE*CH)

1,000

1,000

Reliabel

M3 (SI*CH)

1,000

1,000

Reliabel

M4 (CSIS*CH)

1,000

1,000

Reliabel

M5 (BA*CH)

1,000

1,000

Reliabel

 

Hasil pengujian reliabilitas konstruk sebagaimana disajikan pada Tabel 4.11 menunjukkan nilai Composite Reliability dan Cronbachs Alpha dari semua variabel laten > 0,70. Sehingga semua variabel manifest dalam mengukur variabel laten dalam model yang diestimasi dinyatakan reliabel.

Inner model

a.       R-Square

 

Tabel 8

R-Square

Variabel (Konstruk) Endogen

R Square

Keterangan

BH

0,876

Kuat

 

Hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel 4.6 menunjukkan nilai R2 brand hate sebesar 0,876 > 0,75 tergolong kuat, hasil tersebut menjelaskan bahwa 87,6% brand hate dipengaruhi oleh ideological incompability, negative past experience, symbol incongruity, corporate social irresponsibility, brand attitude, complaint handling, M1 (II*CH), M2 (NPE*CH), M3 (SI*CH), M4 (CSIS*CH), dan M5 (BA*CH), sedangkan sisanya yaitu sebesar 12,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

b.      F-Square

Pengaruh besarnya F2 memiliki kriteria 0,02 memiliki pengaruh kecil, 0,15 memiliki pengaruh menengah dan 0,35 memiliki pengaruh besar pada level structural yang dapat dijelaskan oleh konstruk eksogen.

 

Tabel 9

F-Square

Observation

F Square

Effect Size

II

0,079

Menengah

NPE

0,091

Menengah

SI

0,039

Menengah

CSIS

0,091

Menengah

BA

0,103

Menengah

CH

0,217

Besar

M1 (II*CH)

0,057

Menengah

M2 (NPE*CH)

0,054

Menengah

M3 (SI*CH)

0,042

Menengah

M4 (CSIS*CH)

0,163

Besar

M5 (BA*CH)

0,150

Menengah

 

c.       Predictive Relvance (Q Square)

 

Tabel 10

Predictive Relvance

 

SSO

SSE

Q� (=1-SSE/SSO)

BA

824,000

824,000

 

BH

1236,000

303,528

0,754

CH

1236,000

1236,000

 

CSIS

2266,000

2266,000

 

II

824,000

824,000

 

M1 (II*CH)

206,000

206,000

 

M2 (NPE*CH)

206,000

206,000

 

M3 (SI*CH)

206,000

206,000

 

M4 (CSIS*CH)

206,000

206,000

 

M5 (BA*CH)

206,000

206,000

 

NPE

824,000

824,000

 

SI

1030,000

1030,000

 

 

Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan didapatkan nilai Q-square sebesar 0,754 yang memperlihatkan nilai Q-square lebih dari 0 (nol), maka dalam penelitian ini model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang relevan.

d.        Overall Fit Index (GoF)

 

Tabel 11

Overal Fit Index

Variabel

Comunality

R Square

II

0,920

-

NPE

0,837

-

SI

0,815

-

CSIS

0,877

-

BA

0,923

-

CH

0,915

-

BH

0,872

-

M1 (II*CH)

1,000

-

M2 (NPE*CH)

1,000

-

M3 (SI*CH)

1,000

-

M4 (CSIS*CH)

1,000

-

M5 (BA*CH)

1,000

0,876

Rata-rata

0,930

0,876

Niali GoF (Sesuai Rumus)

0,903

Kesimpulan

Nilai GoF besar (Model Fit)

 

Dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa kesesuaian model secara keseluruhan memperlihatkan nilai sebesar 0,903. Hal ini menujukkan bahwa model yang dibentuk dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki kekuatan prediksi yang kuat atau dengan kata lain bahwa model memenuhi kriteria goodness of fit.

e.       Path Coefficients

 

Tabel 12

Path Coefficients

 

Original Sample

II -> BH

0,139

NPE -> BH

0,209

SI -> BH

0,107

CSIS -> BH

0,258

BA -> BH

0,232

M1 (II*CH) -> BH

-0,117

M2 (NPE*CH) -> BH

0,162

M3 (SI*CH) -> BH

-0,110

M4 (CSIS*CH) -> BH

0,353

M5 (BA*CH) -> BH

-0,276

 

Ideological incompability memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,139, yang menandakan semakin tinggi nilai ideological incompability, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Negative past experience memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,209, yang menandakan semakin tinggi nilai negative past experience, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Symbol incongruity memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,107, yang menandakan semakin tinggi nilai symbol incongruity, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Corporate social irresponsibility memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,258, yang menandakan semakin tinggi nilai corporate social irresponsibility, maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Brand attitude memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,232, yang menandakan semakin tinggi nilai brand attitude, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. M1 (II*CH) yaitu complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara ideological incompability terhadap brand hate memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,117, yang menandakan semakin tinggi nilai M1 (II*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan bahwa dengan adanya complaint handling akan menurunkan pengaruh ideological incompability terhadap brand hate. M2 (NPE*CH) complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara negative past experience terhadap brand hate memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,162, yang menandakan semakin tinggi nilai M2 (NPE*CH), maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Hasil ini menandakan bahwa dengan adanya complaint handling akan meningkatkan pengaruh negative past experience terhadap brand hate. M3 (SI*CH) complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara symbol incongruity terhadap brand hate memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,110, yang menandakan semakin tinggi nilai M3 (SI*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan bahwa dengan adanya complaint handling akan menurunkan pengaruh symbol incongruity terhadap brand hate. M4 (CSIS*CH) complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara corporate social irresponsibility terhadap brand hate memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,353, yang menandakan semakin tinggi nilai M4 (CSIS*CH), maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Hasil ini menandakan bahwa dengan adanya complaint handling akan meningkatkan pengaruh corporate social irresponsibility terhadap brand hate. M5 (BA*CH) complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara brand attitude terhadap brand hate memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,276, yang menandakan semakin tinggi nilai M3 (BA*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan bahwa dengan adanya complaint handling akan menurunkan pengaruh brand attitude terhadap brand hate.

 

f.       Uji Hipotesis

 

Tabel 13

Uji Hipotesis

 

Original Sample

T Statistics

P Values

Keterangan

II -> BH

0,139

2,575

0,010

Signifikan

NPE -> BH

0,209

2,697

0,007

Signifikan

SI -> BH

0,107

2,344

0,019

Signifikan

CSIS -> BH

0,258

2,090

0,037

Signifikan

BA -> BH

0,232

2,067

0,039

Signifikan

M1 (II*CH) -> BH

-0,117

2,485

0,013

Signifikan

M2 (NPE*CH) -> BH

0,162

2,047

0,041

Signifikan

M3 (SI*CH) -> BH

-0,110

2,358

0,019

Signifikan

M4 (CSIS*CH) -> BH

0,353

2,958

0,003

Signifikan

M5 (BA*CH) -> BH

-0,276

2,569

0,010

Signifikan

 

H1 : Terdapat pengaruh didukung dari ideological incompability terhadap brand hate.

H2 : Terdapat pengaruh didukung dari negative past experience terhadap brand hate.

H3 : Terdapat pengaruh didukung dari symbol incongruity terhadap brand hate.

H4 : Terdapat pengaruh didukung dari corporate social irresponsibility terhadap brand hate.

H5 : Terdapat pengaruh didukung dari brand attitude terhadap brand hate.

H6 : Terdapat pengaruh didukung dari M1 (II*CH) terhadap brand hate.

H7 : Terdapat pengaruh didukung dari M2 (NPE*CH) terhadap brand hate.

H8 : Terdapat pengaruh didukung dari M3 (SI*CH) terhadap brand hate.

H9 : Terdapat pengaruh didukung n dari M4 (CSIS*CH) terhadap brand hate.

H10 : Terdapat pengaruh didukung dari M5 (BA*CH) terhadap brand hate.

 

Temuan moderator Complaint handling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variance ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand attitude mempengaruhi brand hate dan mempunyai kemampuan untuk menjelaskan lebih mendalam variance brand hate dibanding model yang telah ada. Hasil moderator complaint handling menunjukkan bahwa variance ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand attitude lebih menerangkan variance brand hate karena memiliki β positif dan signifikan (signifikansi t ≤ 0,05). Koefisien β interaksi signifikan menunjukkan bahwa complaint handling merupakan variabel moderator antara ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand attitude. Complaint handling yang baik akan memberi hasil positif terhadap kepuasan konsumen.

 

Kesimpulan

Kegagalan layanan seperti yang dijelaskan oleh variable Ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand attitude memiliki pengaruh langsung yang kuat terhadap brand hate dan kegagalan layanan akan selalu menghasilkan kebencian terhadap merek yang dijelaskan oleh variable brand hate, tetapi dengan hadirnya complaint handling sebagai variabel moderator, adalah tepat karena telah terbukti bahwa complaint handling mampu memoderate pengaruh Ideological incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand attitude terhadap brand hate. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R2 yang dapat diinterpretasikan kuat sehingga dapat digunakan untuk mengukur variansi perubahan ketiga konstruk eksogen yaitu ideological incompability, negative past experience, symbol incongruity, corporate social irresponsibility, brand attitude, complaint handling, M1 (II*CH), M2 (NPE*CH), M3 (SI*CH), M4 (CSIS*CH), dan M5 (BA*CH) terhadap konstruk endogen yaitu Brand hate.

Berdasarkan dari apa yang sudah peneliti temukandalam penelitian di lapangan, bahwa complaint handling berperan aktif dalam memecahkan permasalahan pelanggan terhadap perusahaan yang diakibatkan olehlayanan yang kurang baik yang diberikanperusahaan, maka peneliti memberikan saran untuk perusahaan untuk lebih memperhatikan kinerja layanan yang diberikan dan cepat tanggap dalam menangani keluhan dan kekecewaan pelanggan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Amir Zaib Abbasi., (2022),� The moderating role of complaint handling on brand hate in the cancel culture�, Asia-Pacific Journal of Business Administration 1757-4323.

 

Arruda Filho, E.J.M. and Barcelos, A.D.A. (2020), �Negative online word-of-mouth: consumers� retaliation in the digital world�, Journal of Global Marketing, Vol. 34 No. 1, pp. 19-37.

 

Zhang, C. and Laroche, M. (2020), �Brand hate: a multidimensional construct�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 30 No. 3, pp. 392-414.

 

Zarantonello, L., Romani, S., Grappi, S. and Bagozzi, R.P. (2016), �Brand hate�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 25 No. 1, pp. 11-25.

 

Owyang, J. (2012), �Why automating social media marketing could change Facebook�, available at: http://mashable.com/2012/05/03/automating-social-media-marketing.

 

Goodman, J. (2006), �Manage complaints to enhance loyalty�, Quality Progress, Vol. 39 No. 2, pp. 28-34.

 

Gro�nroos, C. (1988), �New competition in the service economy: the five rules of service�, International Journal of Operations & Production Management, Vol. 8 No. 3, pp. 9-19.

 

Halstead, D. (1989), �Expectations and disconfirmation beliefs as predictors of consumer satisfaction, repurchase intention, and complaining behavior: an empirical study�, Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining Behavior, Vol. 2 No. 1, pp. 17-21.

 

Hegner, S.M., Fetscherin, M. and van Delzen, M. (2017), �Determinants and outcomes of brand hate�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 26 No. 1, pp. 13-2

 

Lange, D. and Washburn, N.T. (2012), �Understanding attributions of corporate social irresponsibility�, Academy of Management Review, Vol. 37 No. 2, pp. 300-326.

 

Kucuk, S.U. (2019), �Consumer brand hate: steam rolling whatever I see�, Psychology & Marketing, Vol. 36 No. 5, pp. 431-443.

 

Lee, M.S., Motion, J. and Conroy, D. (2009), �Anticonsumption and brand avoidance�, Journal of Business Research, Vol. 62 No. 2, pp. 169-180.

 

Folkes, V.S. (1988), �Recent attribution research in consumer behavior: a review and new directions�, Journal of Consumer Research, Vol. 14 No. 4, pp. 548-565.

 

Amstrong, J.S. and Overton, T.S. (1977), �Estimating non response bias in mail surveys�, Journal of Marketing Research, Vol. 14 No. 3, pp. 396-402.

 

Hegner, S.M., Fetscherin, M. and van Delzen, M. (2017), �Determinants and outcomes of brand hate�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 26 No. 1, pp. 13-25.

 

Copyright holder:

Septi Ordina, Robert Kristaung (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: