Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia� p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 10, Oktober 2022
PERAN
MODERASI COMPLAINT HANDLING ANTARA IDEOLOGICAL INCOMPATIBILITY, SYMBOLIC
INCONGRUITY, NEGATIVE PAST EXPERIENCE, CORPORATE SOCIAL IRRESPONSIBILITY
DAN BRAND ATTITUDE TERHADAP BRAND HATE
Septi Ordina, Robert Kristaung
Mahasiswa S2 MM, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Trisakti, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran moderasi complaint handling antara ideological
incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate
social irresponsibility dan brand
attitude terhadap brand hate.
Kinerja inovasi pada penelitian ini difokuskan pada budaya batal yang menjadi
dampak dari kegagalan layanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer yang diperoleh langsung dari responden. Sampel penelitian
dipilih menggunakan non-probability sehingga dipilih 4 perusahaan atau platform
e-commerce yang menjadi sampel. Analisis data yang digunakan untuk uji
hipotesis yaitu analisis SEM ( structure equaling models) dengan
menggunakan program PLS 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideological incompatibility, symbolic
incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility
dan brand attitude memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap brand hate. Selain itu, variable complaint
handling terbukti dapat memoderasi dengan arah hubungan positif ideological incompatibility, negative past
experience, corporate social irresponsibility dan symbolic incongruity, brand attitude dengan hubungan negatif terhadap brand hate. Hasil
penelitian ini memberikan informasi bahwa dengan adanya peran moderasi complaint
handling akan mengurangi efek budaya batal dan kehilangan pelanggan. Selain
itu, tingkat penanganan pelanggan yang tinggi akan memberikan dampak positif
terhadap pelanggan yang kecewa atas kegagalan layanan dan memberikan dampak
positif terhadap perusahaan atau platform e-commerce.
Kata Kunci:
Ideological Incompatibility, Symbolic
Incongruity, Negative Past Experience, Corporate Social Irresponsibility, Brand Attitude, Complaint Handling.
Abstract
This study
aims to analyze the moderating role of complaint handling between ideological
incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate
social irresponsibility and brand attitude towards brand hate. The innovation
performance in this study is focused on the cancel culture which is the impact
of service failure. The data used in this study is primary data obtained
directly from the respondents. The research sample was selected using
non-probability so that 4 companies or e-commerce platforms were selected as
samples. The data analysis used to test the hypothesis is SEM (structure
equaling models) analysis using the PLS 3 program. The results showed that
ideological incompatibility, symbolic incongruity, negative past experience, corporate
social irresponsibility and brand attitude have a positive and significant
influence on brand hate. In addition, the complaint handling variable is proven
to be able to moderate with a positive relationship towards ideological
incompatibility, negative past experience, corporate social irresponsibility
and symbolic incongruity, brand attitude with a negative relationship to brand
hate. The results of this study provide information that the moderating role of
complaint handling will reduce the effects of cancel culture and loss of
customers. In addition, a high level of customer handling will have a positive
impact on customers who are disappointed by service failures and have a
positive impact on companies or e-commerce platforms.
Keywords: Ideological
Incompatibility, Symbolic Incongruity, Negative Past Experience, Corporate
Social Irresponsibility, Brand Attitude, Complaint Handling.
Pendahuluan
Pada saat ini internet merupakan salah satu kebutuhan
manusia, dimana sebagian besar aktifitas manusia bisa dikerjakan dengan
menggunakan internet, dengan demikian internet dapat membantu memudahkan
pekerjaan manusia baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, hiburan dan berbagai
bidang lainnya sangat bergantung pada internet. Dengan perkembangan yang begitu
pesat, internet mempengaruhi berbagai bidang kehidupan tak terkecuali
perdagangan. Munculnya ecommerce di Indonesia
diawali dengan berdirinya dyviacom, intrabum atau d-net sebagai perintis
transaksi online pertama, hingga pada tahun 2009 berdirilah Tokopedia sebagai website e-commerce buatan anak negeri
bernama William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison kemudian pada tahun 2010
disusul oleh Bukalapak yang didirikan oleh Ahmad Zaky. Sejak saat itu mulailah
bermunculan website e-commerce
seperti Shopee yang berasal dari Singapura, Lazada� yang bermarkas di Singapura yang merupakan
ecommerce yang dimiliki Alibaba Group dari China, Blibli, JD ID, Orami,
Bhineka, Zalora dan Matahari.
Ketika konsumen merasa tidak puas dan
kecewa atas layanan yang diberikan oleh e-commerce
maka yang terjadi adalah, konsumen akan berhenti mengunjungi e-commerce tersebut kemudian beralih
mengunjungi dan bertransaksi pada e-commerce
lainnya. Bahkan, sebagian konsumen akan menghapus aplikasi e-commerce tersebut dari Smartphonenya
dan membuat negative wom tentang e-commerce tersebut. Dalam
penelitian ini, kami percaya bahwa budaya batal adalah gagasan bahwa jika anda
melakukan sesuatu yang orang anggap bermasalah, Anda secara otomatis akan
kehilangan semua kredibilitas dan kepercayaan. Perspektif bahwa budaya batal
adalah keinginan untuk membatalkan seseorang atau komunitas dari platform media
social (Amir Zaib Abbasi et al, 2022).
Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini
menyelidiki faktor-faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan kebencian merek.
Diantaranya adalah Ideological Incompability, Negative past experience,
Symbolic incongruity, corporate social irresponcibility dan Brand
attitude serta mengeksplorasi Complaint handling sebagai moderasi
dari hubungan penyebab kebencian merek (Ideological Incompability, Negative
past experience, Symbolic incongruity, corporate social
irresponcibility dan Brand
attitude) terhadap kebencian merek (Brand hate). Oleh karenanya,
penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran moderasi complaint handling antara ideological incompatibility, symbolic
incongruity, negative past experience, corporate social irresponsibility
dan brand attitude terhadap brand hate.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor seperti ideological incompability,
negative past experience, symbolic incongruity, corporate social
irresponsibility, dan brand attitude terhadap brand hate. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh complaint handling
terhadap hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan brand hate.
Adapun
manfaat penelitian ini diharapakan menjadi referensi, bahan
petunjuk dan pertimbangan bagi perusahaan e-commerce
dalam menerapkan kebijakan pelayanan agar menciptakan kualitas layanan yang
mengarah pada kenyamanan dan kepercayaan konsumen yang mengalami kekagagalan
layanan.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah
studi survei cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah konsumen
atau responden yang memiliki pengalaman menggunakan merek tertentu. Jumlah
partisipan ditentukan berdasarkan analisis kekuatan statistik yang diperlukan
untuk mencapai tingkat signifikansi yang diinginkan.
Metode pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling karena didasarkan pada
kriteria-kriteria tertentu. Adapun pengambilan sampelnya menggunakan non-probability
karena dalam setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama
untuk dipilih sebagai sampel (Hermawan dan Husna, 2017). Sampel pada
penelitian ini adalah individu yang sering berbelanja online di platform
e-commerce. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 206
sampel yang disebar secara online melalui google form.
Identifikasi Variabel
1. Variabel
bebas, yaitu : ideological incompability ( X1), negative past
experience (X2), symbolic incompability (X3), corporate social
irresponsibility (X4), brand attitude (X5).
2. Variable
moderator, yaitu : complaint handling (M).
3. Variable
tergantung, yaitu : brand hate (Y).
Instrumen
dan Pengukuran
Tabel
1
Indikator
pernyataan
Brand
hate |
1. Saya
muak dengan merek X |
2. Aku
benci merek X |
3. Dunia
akan menjadi tempat yang lebih baik tanpa merek X |
4. Saya
tidak mentolerir merek X dan perusahaannya |
5. Saya
benar-benar marah tentang merek X |
6. Merek
X mengerikan |
Complaint
handling |
1. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X
membuat permintaan maaf yang jelas atas kesalahan mereka |
2. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X
menanggapi keluhan saya |
3. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X
menanggapi keluhan saya tepat waktu |
4. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X
ganti rugi dan selesaikan keluhan saya |
5. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X
memberi saya kompensasi yang efektif |
6. Saya
akan cenderung mengubah emosi negatif saya terhadap merek X jika merek X membuat
permintaan maaf yang jelas atas kesalahan mereka |
Symbolic
incongruity |
1. Produk
merek X tidak mencerminkan siapa saya |
2. Produk
merek X tidak sesuai dengan kepribadian saya |
3. Saya
tidak ingin terlihat dengan merek X |
4. Merek
X ini tidak mewakili siapa saya |
5. Merek
X ini melambangkan tipe orang yang tidak pernah saya inginkan |
Ideological
incompability |
1. Menurut
saya, merek X bertindak tidak bertanggung jawab |
2. Menurut
saya, merek X bertindak tidak etis |
3. Perusahaan
melanggar standar moral |
4. Merek
tidak sesuai dengan nilai dan keyakinan saya |
Negative
past experience |
1. Kinerja
produk merek X buruk |
2. Produk
merek X tidak nyaman |
3. Kebencian
saya terhadap merek X ini terkait dengan kinerja buruk produk ini |
4. Saya
tidak puas dengan merek X |
Corporate
social irresponcibility |
Sales
practice� 1.��� Menjual pelanggan merek X yang tidak
mampu mereka beli |
������������������������ 2.��� Menjual pelanggan merek X yang sebenarnya
tidak mereka butuhkan |
������������������������ 3.��� Menjual pelanggan merek X yang tidak
mampu mereka beli |
Dishonesty����� 1.���
Membuat klaim yang menyesatkan kepada pelanggan melalui iklan |
����������������������� 2.��� Memiliki staf penjualan yang membuat
klaim palsu� kepada pelanggan�� tentang produk dari merek X |
Offensive material 1.
Mengekspos pelanggan ke gambar provokatif melalui��� iklan |
2. Mengekspos pelanggan ke produk merek
X yang menyinggung beberapa orang rakyat |
������������������������������� 3. Mengekspos
pelanggan pada produk dan gambar merek X yang tidak ramah keluarga |
Pricing
police�� 1.��� Melebih-lebihkan produk merek X kepada
pelanggan |
������������������������ 2.��� Membebankan harga yang lebih tinggi
kepada pelanggan untuk produk� merek X
daripada yang semula diiklankan |
3.�� Membebankan harga tinggi kepada pelanggan
atas produk merek X karena posisi monopoli |
Brand
attitude |
1. Buruk/baik
|
2. Sangat
tidak suka/sangat suka |
3. Tidak
menyenangkan/menyenangkan |
4. Tidak
menguntungkan/menguntungkan |
Catatan
: Di
sini merek X berarti e-commerce yang paling tidak disukai tersebut
seperti : Shopee, Lazada, Tokopedia dan Bukalapak. Pengukuran penilaian atas
pendapat responden dilakukan berdasarkan skala interval yang dikemukakan oleh
Lin (2021) yaitu skala Likert. Skala Likert yang digunakan dari
nilai 1 sampai 5,dengan pengertian skala 1= sangat tidak setuju, skala 2= tidak
setuju, skala 3=cukup setuju, skala 4= setuju, skala 5= sangat setuju.
Analisis
Data
Metode analisis data yang digunakan yaitu statistik
deskriptif. Adapun teknik statistik yang digunakan yaitu Structural Equation
Modeling (SEM) dengan bantuan software PLS dan SPSS.
Hasil
dan Pembahasan
Objek dalam penelitian ini adalah pelanggan e-commerce
Shopee, Tokopedia, Buka Lapak dan Lazada yang ada di Indonesia. Kuesioner
penelitian ini telah diisi oleh reponden yang berjumlah total 206, dengan total
sampel yang digunakan berjumlah 206.
Statistik
deskriptif
Tabel
2
Statistik
Deskriptif
Variabel |
Mean |
Standar error |
II |
13,7 |
0,4 |
NPE |
13,6 |
0,4 |
SI |
13,6 |
0,4 |
CSI |
13,6 |
0,4 |
BA |
54,3 |
1,3 |
CH |
18,5 |
0,6 |
BH |
18,5 |
0,6 |
Nilai rata-rata dari semua
variabel menunjukan antara 13,6 ( NPE,SI,CSI) hingga 54,3 (BA). Hal itu
menunjukan bahwa hasil dari semua variabel yang miring terhadap skala titik
yang lebih tinggi skala 5 point likert. Tertinggi nilai rata-rata adalah
nilai-nilai terbesar 0,4 sampai 1,3 yang menunjukan bahwa nilai dapat diterima.
Tabel
3
Tabel 3 Factor Loading
Variabel |
Indikator |
Loading Factor |
Cut-Off |
Keterangan |
Ideological Incompability |
II1 |
0,964 |
0,700 |
Valid |
II2 |
0,972 |
0,700 |
Valid |
|
II3 |
0,953 |
0,700 |
Valid |
|
II4 |
0,949 |
0,700 |
Valid |
|
Negative Past Experience |
NPE1 |
0,936 |
0,700 |
Valid |
NPE2 |
0,933 |
0,700 |
Valid |
|
NPE3 |
0,921 |
0,700 |
Valid |
|
NPE4 |
0,867 |
0,700 |
Valid |
|
Symbolic Incongruity |
SI1 |
0,910 |
0,700 |
Valid |
SI2 |
0,928 |
0,700 |
Valid |
|
SI3 |
0,930 |
0,700 |
Valid |
|
SI4 |
0,933 |
0,700 |
Valid |
|
SI5 |
0,806 |
0,700 |
Valid |
|
Corporate Social Irresponsibility |
CSI1 |
0,920 |
0,700 |
Valid |
CSI2 |
0,937 |
0,700 |
Valid |
|
CSI3 |
0,895 |
0,700 |
Valid |
|
CSI4 |
0,926 |
0,700 |
Valid |
|
CSI5 |
0,946 |
0,700 |
Valid |
|
CSI6 |
0,951 |
0,700 |
Valid |
|
CSI7 |
0,956 |
0,700 |
Valid |
|
CSI8 |
0,942 |
0,700 |
Valid |
|
CSI9 |
0,944 |
0,700 |
Valid |
|
CSI10 |
0,954 |
0,700 |
Valid |
|
CSI11 |
0,930 |
0,700 |
Valid |
|
Brand Attitude |
BA1 |
0,951 |
0,700 |
Valid |
BA2 |
0,968 |
0,700 |
Valid |
|
BA3 |
0,958 |
0,700 |
Valid |
|
BA4 |
0,967 |
0,700 |
Valid |
|
Complaint Handling |
CH1 |
0,963 |
0,700 |
Valid |
CH2 |
0,952 |
0,700 |
Valid |
|
CH3 |
0,966 |
0,700 |
Valid |
|
CH4 |
0,951 |
0,700 |
Valid |
|
CH5 |
0,953 |
0,700 |
Valid |
|
CH6 |
0,953 |
0,700 |
Valid |
|
Brand Hate |
BH1 |
0,922 |
0,700 |
Valid |
BH2 |
0,926 |
0,700 |
Valid |
|
BH3 |
0,927 |
0,700 |
Valid |
|
BH4 |
0,938 |
0,700 |
Valid |
|
BH5 |
0,940 |
0,700 |
Valid |
|
BH6 |
0,949 |
0,700 |
Valid |
|
Moderasi |
II * CH |
1,000 |
0,700 |
Valid |
NPE * CH |
1,000 |
0,700 |
Valid |
|
SI * CH |
1,000 |
0,700 |
Valid |
|
CSIS * CH |
1,000 |
0,700 |
Valid |
|
BA * CH |
1,000 |
0,700 |
Valid |
Berdasarkan
tabel di atas tampak bahwa keseluruhan loading
factor menunjukkan bahwa model sudah memenuhi syarat convergent
validity karena nilai loading factor
sudah lebih dari 0,7. Artinya seluruh indikator valid sebagai alat ukur
untuk variabelnya masing-masing.
Tabel 4
Average Variance Extracted (AVE)
Variabel |
(AVE) |
Cut-Off |
Keterangan |
II |
0,920 |
0,5 |
Valid |
NPE |
0,837 |
Valid |
|
SI |
0,815 |
Valid |
|
CSIS |
0,877 |
Valid |
|
BA |
0,923 |
Valid |
|
CH |
0,915 |
Valid |
|
BH |
0,872 |
Valid |
|
M1 (II*CH) |
1,000 |
Valid |
|
M2 (NPE*CH) |
1,000 |
Valid |
|
M3 (SI*CH) |
1,000 |
Valid |
|
M4 (CSIS*CH) |
1,000 |
Valid |
|
M5 (BA*CH) |
1,000 |
Valid |
Model
memiliki convergent validity yang baik dapat dilihat dari nilai AVE,
dikatakan valid jika nilai AVE lebih besar dari 0,5.
Tabel 5
Cross-Loadings
|
II |
NPE |
SI |
CSIS |
BA |
CH |
BH |
M1 |
M2 |
M3 |
M4 |
M5 |
II1 |
0,964 |
0,517 |
0,435 |
0,528 |
0,481 |
-0,208 |
0,513 |
0,188 |
-0,019 |
0,173 |
-0,070 |
-0,044 |
II2 |
0,972 |
0,530 |
0,434 |
0,551 |
0,501 |
-0,220 |
0,549 |
0,195 |
-0,031 |
0,152 |
-0,061 |
-0,043 |
II3 |
0,953 |
0,487 |
0,386 |
0,518 |
0,508 |
-0,232 |
0,526 |
0,140 |
-0,008 |
0,188 |
-0,011 |
-0,023 |
II4 |
0,949 |
0,523 |
0,445 |
0,528 |
0,479 |
-0,220 |
0,531 |
0,184 |
-0,047 |
0,133 |
-0,052 |
-0,039 |
NPE1 |
0,609 |
0,936 |
0,554 |
0,777 |
0,737 |
-0,322 |
0,769 |
0,010 |
0,103 |
0,102 |
0,042 |
0,132 |
NPE2 |
0,577 |
0,933 |
0,534 |
0,792 |
0,736 |
-0,313 |
0,758 |
-0,029 |
0,100 |
0,069 |
0,058 |
0,157 |
NPE3 |
0,415 |
0,921 |
0,602 |
0,648 |
0,572 |
-0,328 |
0,662 |
0,006 |
0,199 |
0,210 |
0,132 |
0,230 |
NPE4 |
0,322 |
0,867 |
0,651 |
0,585 |
0,500 |
-0,342 |
0,615 |
-0,097 |
0,218 |
0,241 |
0,122 |
0,198 |
SI1 |
0,390 |
0,574 |
0,910 |
0,408 |
0,358 |
-0,224 |
0,441 |
0,128 |
0,130 |
0,388 |
0,017 |
0,047 |
SI2 |
0,369 |
0,549 |
0,928 |
0,418 |
0,351 |
-0,222 |
0,439 |
0,171 |
0,175 |
0,453 |
0,083 |
0,110 |
SI3 |
0,307 |
0,540 |
0,930 |
0,443 |
0,354 |
-0,219 |
0,466 |
0,151 |
0,161 |
0,401 |
0,120 |
0,121 |
SI4 |
0,386 |
0,567 |
0,933 |
0,432 |
0,363 |
-0,221 |
0,476 |
0,204 |
0,186 |
0,443 |
0,094 |
0,125 |
SI5 |
0,508 |
0,605 |
0,806 |
0,584 |
0,519 |
-0,215 |
0,575 |
0,114 |
0,097 |
0,305 |
0,001 |
0,010 |
CSI1 |
0,433 |
0,707 |
0,518 |
0,920 |
0,758 |
-0,353 |
0,792 |
-0,052 |
0,136 |
0,064 |
0,240 |
0,215 |
CSI2 |
0,500 |
0,713 |
0,503 |
0,937 |
0,771 |
-0,347 |
0,790 |
-0,081 |
0,082 |
0,104 |
0,164 |
0,154 |
CSI3 |
0,431 |
0,695 |
0,518 |
0,895 |
0,713 |
-0,364 |
0,747 |
-0,102 |
0,095 |
0,091 |
0,224 |
0,222 |
CSI4 |
0,492 |
0,698 |
0,471 |
0,926 |
0,745 |
-0,417 |
0,773 |
-0,050 |
0,105 |
0,070 |
0,206 |
0,197 |
CSI5 |
0,529 |
0,727 |
0,488 |
0,946 |
0,807 |
-0,379 |
0,805 |
-0,030 |
0,077 |
0,048 |
0,162 |
0,143 |
CSI6 |
0,569 |
0,758 |
0,481 |
0,951 |
0,822 |
-0,355 |
0,814 |
-0,061 |
0,047 |
0,018 |
0,137 |
0,126 |
CSI7 |
0,531 |
0,733 |
0,456 |
0,956 |
0,836 |
-0,333 |
0,815 |
-0,055 |
0,077 |
0,048 |
0,171 |
0,160 |
CSI8 |
0,539 |
0,723 |
0,438 |
0,942 |
0,822 |
-0,313 |
0,791 |
-0,069 |
0,028 |
0,025 |
0,140 |
0,121 |
CSI9 |
0,534 |
0,706 |
0,467 |
0,944 |
0,812 |
-0,343 |
0,801 |
-0,015 |
0,072 |
0,070 |
0,161 |
0,127 |
CSI10 |
0,565 |
0,735 |
0,482 |
0,954 |
0,836 |
-0,351 |
0,823 |
-0,040 |
0,094 |
0,050 |
0,201 |
0,175 |
CSI11 |
0,573 |
0,765 |
0,507 |
0,930 |
0,828 |
-0,320 |
0,808 |
0,030 |
0,147 |
0,104 |
0,209 |
0,212 |
BA1 |
0,495 |
0,694 |
0,434 |
0,846 |
0,951 |
-0,367 |
0,839 |
-0,047 |
0,171 |
0,067 |
0,179 |
0,135 |
BA2 |
0,523 |
0,657 |
0,410 |
0,816 |
0,968 |
-0,372 |
0,796 |
-0,024 |
0,163 |
0,074 |
0,149 |
0,117 |
BA3 |
0,467 |
0,694 |
0,423 |
0,800 |
0,958 |
-0,364 |
0,779 |
-0,057 |
0,205 |
0,107 |
0,191 |
0,165 |
BA4 |
0,487 |
0,662 |
0,427 |
0,803 |
0,967 |
-0,382 |
0,795 |
-0,020 |
0,201 |
0,091 |
0,168 |
0,141 |
CH1 |
-0,213 |
-0,325 |
-0,223 |
-0,342 |
-0,355 |
0,963 |
-0,498 |
0,157 |
0,028 |
0,013 |
0,044 |
0,072 |
CH2 |
-0,239 |
-0,337 |
-0,230 |
-0,391 |
-0,399 |
0,952 |
-0,510 |
0,178 |
0,040 |
0,016 |
0,053 |
0,067 |
CH3 |
-0,206 |
-0,322 |
-0,209 |
-0,334 |
-0,351 |
0,966 |
-0,484 |
0,179 |
0,059 |
0,077 |
0,086 |
0,095 |
CH4 |
-0,169 |
-0,296 |
-0,188 |
-0,299 |
-0,315 |
0,951 |
-0,446 |
0,204 |
0,067 |
0,086 |
0,090 |
0,106 |
CH5 |
-0,236 |
-0,376 |
-0,264 |
-0,392 |
-0,396 |
0,953 |
-0,532 |
0,150 |
0,005 |
0,011 |
0,033 |
0,031 |
CH6 |
-0,246 |
-0,374 |
-0,282 |
-0,388 |
-0,392 |
0,953 |
-0,510 |
0,154 |
0,028 |
0,007 |
0,019 |
0,047 |
BH1 |
0,462 |
0,705 |
0,478 |
0,741 |
0,733 |
-0,490 |
0,922 |
-0,081 |
0,183 |
0,074 |
0,173 |
0,095 |
BH2 |
0,508 |
0,688 |
0,434 |
0,745 |
0,771 |
-0,434 |
0,926 |
-0,089 |
0,178 |
0,073 |
0,164 |
0,085 |
BH3 |
0,455 |
0,721 |
0,561 |
0,789 |
0,746 |
-0,507 |
0,927 |
-0,070 |
0,256 |
0,148 |
0,267 |
0,183 |
BH4 |
0,554 |
0,753 |
0,528 |
0,832 |
0,810 |
-0,521 |
0,938 |
-0,037 |
0,209 |
0,121 |
0,205 |
0,140 |
BH5 |
0,537 |
0,725 |
0,507 |
0,829 |
0,802 |
-0,491 |
0,940 |
-0,012 |
0,240 |
0,139 |
0,272 |
0,158 |
BH6 |
0,573 |
0,727 |
0,515 |
0,822 |
0,818 |
-0,471 |
0,949 |
0,004 |
0,232 |
0,145 |
0,248 |
0,162 |
M1 |
0,185 |
-0,027 |
0,170 |
-0,051 |
-0,038 |
0,177 |
-0,050 |
1,000 |
0,494 |
0,450 |
0,461 |
0,401 |
M2 |
-0,027 |
0,164 |
0,164 |
0,093 |
0,192 |
0,038 |
0,232 |
0,494 |
1,000 |
0,603 |
0,756 |
0,647 |
M3 |
0,168 |
0,163 |
0,439 |
0,067 |
0,088 |
0,035 |
0,126 |
0,450 |
0,603 |
1,000 |
0,450 |
0,373 |
M4 |
-0,051 |
0,093 |
0,068 |
0,195 |
0,179 |
0,055 |
0,238 |
0,461 |
0,756 |
0,450 |
1,000 |
0,838 |
M5 |
-0,039 |
0,193 |
0,089 |
0,179 |
0,145 |
0,072 |
0,148 |
0,401 |
0,647 |
0,373 |
0,838 |
1,000 |
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan
nilai cross loadings menunjukkan adanya discriminate validity yang
baik oleh karena nilai korelasi indikator�
terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai kolerasi indikator
dengan konstruk lainnya.
Tabel 6
Fornell-Lacker untuk Validitas Diskriminan
|
BA |
BH |
CH |
CSIS |
II |
M1 |
M2 |
M3 |
M4 |
M5 |
NPE |
SI |
BA |
0,961 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BH |
0,836 |
0,934 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CH |
-0,386 |
-0,521 |
0,956 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CSIS |
0,850 |
0,851 |
-0,376 |
0,937 |
|
|
|
|
|
|
|
|
II |
0,514 |
0,552 |
-0,229 |
0,554 |
0,959 |
|
|
|
|
|
|
|
M1 |
-0,038 |
-0,050 |
0,177 |
-0,051 |
0,185 |
1,000 |
|
|
|
|
|
|
M2 |
0,192 |
0,232 |
0,038 |
0,093 |
-0,027 |
0,494 |
1,000 |
|
|
|
|
|
M3 |
0,088 |
0,126 |
0,035 |
0,067 |
0,168 |
0,450 |
0,603 |
1,000 |
|
|
|
|
M4 |
0,179 |
0,238 |
0,055 |
0,195 |
-0,051 |
0,461 |
0,756 |
0,450 |
1,000 |
|
|
|
M5 |
0,145 |
0,148 |
0,072 |
0,179 |
-0,039 |
0,401 |
0,647 |
0,373 |
0,838 |
1,000 |
|
|
NPE |
0,705 |
0,772 |
-0,355 |
0,773 |
0,536 |
-0,027 |
0,164 |
0,163 |
0,093 |
0,193 |
0,915 |
|
SI |
0,441 |
0,541 |
-0,245 |
0,517 |
0,443 |
0,170 |
0,164 |
0,439 |
0,068 |
0,089 |
0,634 |
0,903 |
Nilai korelasi setiap variabel laten yang dihasilkan
dalam uji model pengukuran dapat dilihat pada diatas yang mana untuk nilai dari
akar kuadrat AVE dari setiap variabel laten ditandai dengan efek shading. diketahui bahwa nilai akar
kuadrat AVE dan nilai korelasi suatu variabel (konstruk) laten dengan konstruk
lainnya menunjukkan nilai yang lebih besar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
hasil pemeriksaan validitas diskriminan melalui kriteria fornell-lacker untuk konstruk laten secara keseluruhan memiliki nilai
validitas diskriminan yang valid.
Tabel 7
Composite Reliability dan Cronbach�s Alpha
Variabel |
Cronbach's Alpha |
Composite Reliability |
Cut-Off |
Keterangan |
II |
0,971 |
0,979 |
0,700 |
Reliabel |
NPE |
0,935 |
0,953 |
Reliabel |
|
SI |
0,943 |
0,956 |
Reliabel |
|
CSIS |
0,986 |
0,987 |
Reliabel |
|
BA |
0,972 |
0,980 |
Reliabel |
|
CH |
0,981 |
0,985 |
Reliabel |
|
BH |
0,971 |
0,976 |
Reliabel |
|
M1 (II*CH) |
1,000 |
1,000 |
Reliabel |
|
M2 (NPE*CH) |
1,000 |
1,000 |
Reliabel |
|
M3 (SI*CH) |
1,000 |
1,000 |
Reliabel |
|
M4 (CSIS*CH) |
1,000 |
1,000 |
Reliabel |
|
M5 (BA*CH) |
1,000 |
1,000 |
Reliabel |
Hasil pengujian reliabilitas konstruk sebagaimana
disajikan pada Tabel 4.11 menunjukkan nilai Composite
Reliability dan Cronbachs Alpha
dari semua variabel laten > 0,70. Sehingga semua variabel manifest dalam
mengukur variabel laten dalam model yang diestimasi dinyatakan reliabel.
Inner
model
a.
R-Square
Tabel 8
R-Square
Variabel (Konstruk) Endogen |
R Square |
Keterangan |
BH |
0,876 |
Kuat |
Hasil
pengujian yang ditampilkan pada tabel 4.6 menunjukkan nilai R2 brand hate sebesar 0,876 > 0,75 tergolong kuat, hasil
tersebut menjelaskan bahwa 87,6% brand hate dipengaruhi oleh ideological incompability, negative past
experience, symbol incongruity, corporate social irresponsibility, brand attitude, complaint handling, M1 (II*CH), M2 (NPE*CH), M3 (SI*CH), M4
(CSIS*CH), dan M5 (BA*CH), sedangkan sisanya yaitu sebesar 12,4% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.
b.
F-Square
Pengaruh besarnya F2 memiliki kriteria 0,02
memiliki pengaruh kecil, 0,15 memiliki pengaruh
menengah dan 0,35 memiliki pengaruh besar pada level structural yang dapat dijelaskan oleh konstruk eksogen.
Tabel 9
F-Square
Observation |
F Square |
Effect Size |
II |
0,079 |
Menengah |
NPE |
0,091 |
Menengah |
SI |
0,039 |
Menengah |
CSIS |
0,091 |
Menengah |
BA |
0,103 |
Menengah |
CH |
0,217 |
Besar |
M1 (II*CH) |
0,057 |
Menengah |
M2 (NPE*CH) |
0,054 |
Menengah |
M3 (SI*CH) |
0,042 |
Menengah |
M4 (CSIS*CH) |
0,163 |
Besar |
M5 (BA*CH) |
0,150 |
Menengah |
c.
Predictive Relvance (Q Square)
Tabel 10
Predictive Relvance
|
SSO |
SSE |
Q� (=1-SSE/SSO) |
BA |
824,000 |
824,000 |
|
BH |
1236,000 |
303,528 |
0,754 |
CH |
1236,000 |
1236,000 |
|
CSIS |
2266,000 |
2266,000 |
|
II |
824,000 |
824,000 |
|
M1 (II*CH) |
206,000 |
206,000 |
|
M2 (NPE*CH) |
206,000 |
206,000 |
|
M3 (SI*CH) |
206,000 |
206,000 |
|
M4 (CSIS*CH) |
206,000 |
206,000 |
|
M5 (BA*CH) |
206,000 |
206,000 |
|
NPE |
824,000 |
824,000 |
|
SI |
1030,000 |
1030,000 |
|
Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan didapatkan
nilai Q-square sebesar 0,754 yang memperlihatkan nilai Q-square lebih dari 0
(nol), maka dalam penelitian ini model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang
relevan.
d.
Overall Fit Index (GoF)
Tabel 11
Overal Fit Index
Variabel |
Comunality |
R Square |
II |
0,920 |
- |
NPE |
0,837 |
- |
SI |
0,815 |
- |
CSIS |
0,877 |
- |
BA |
0,923 |
- |
CH |
0,915 |
- |
BH |
0,872 |
- |
M1 (II*CH) |
1,000 |
- |
M2 (NPE*CH) |
1,000 |
- |
M3 (SI*CH) |
1,000 |
- |
M4 (CSIS*CH) |
1,000 |
- |
M5 (BA*CH) |
1,000 |
0,876 |
Rata-rata |
0,930 |
0,876 |
Niali GoF (Sesuai Rumus) |
0,903 |
|
Kesimpulan |
Nilai GoF besar (Model Fit) |
Dalam tabel
diatas dapat diketahui bahwa kesesuaian model secara keseluruhan memperlihatkan
nilai sebesar 0,903. Hal ini menujukkan bahwa model yang dibentuk dalam
penelitian ini secara keseluruhan memiliki kekuatan prediksi yang kuat atau dengan kata lain bahwa model memenuhi
kriteria goodness of fit.
e.
Path Coefficients
Tabel 12
Path Coefficients
|
Original Sample |
II -> BH |
0,139 |
NPE -> BH |
0,209 |
SI -> BH |
0,107 |
CSIS -> BH |
0,258 |
BA -> BH |
0,232 |
M1 (II*CH) -> BH |
-0,117 |
M2 (NPE*CH) -> BH |
0,162 |
M3 (SI*CH) -> BH |
-0,110 |
M4 (CSIS*CH) -> BH |
0,353 |
M5 (BA*CH) -> BH |
-0,276 |
Ideological incompability memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,139, yang menandakan semakin tinggi nilai ideological incompability, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Negative past experience memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,209, yang menandakan semakin tinggi nilai negative past experience, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Symbol
incongruity memiliki
nilai koefisien positif sebesar 0,107, yang menandakan semakin tinggi nilai symbol incongruity, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. Corporate social irresponsibility memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,258, yang menandakan semakin tinggi nilai corporate social irresponsibility, maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Brand
attitude memiliki
nilai koefisien positif sebesar 0,232, yang menandakan semakin tinggi nilai brand attitude, maka nilai brand hate akan semakin tinggi. M1 (II*CH) yaitu complaint handling sebagai
variabel pemoderasi antara ideological incompability terhadap brand hate memiliki nilai koefisien negatif sebesar
-0,117, yang
menandakan semakin tinggi nilai M1 (II*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan
bahwa dengan adanya complaint handling
akan menurunkan pengaruh ideological incompability terhadap brand hate. M2 (NPE*CH) complaint handling sebagai
variabel pemoderasi antara negative past experience terhadap brand hate memiliki nilai koefisien positif sebesar
0,162, yang
menandakan semakin tinggi nilai M2 (NPE*CH), maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Hasil ini menandakan
bahwa dengan adanya complaint handling
akan meningkatkan pengaruh negative past experience terhadap brand hate. M3 (SI*CH) complaint handling sebagai
variabel pemoderasi antara symbol incongruity terhadap brand
hate memiliki
nilai koefisien negatif sebesar -0,110, yang menandakan semakin tinggi nilai M3 (SI*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan
bahwa dengan adanya complaint handling
akan menurunkan pengaruh symbol incongruity terhadap brand
hate. M4 (CSIS*CH) complaint handling sebagai
variabel pemoderasi antara corporate
social irresponsibility terhadap brand
hate memiliki
nilai koefisien positif sebesar 0,353, yang menandakan semakin tinggi nilai M4 (CSIS*CH), maka nilai brand hate akan semakin meningkat. Hasil ini menandakan
bahwa dengan adanya complaint handling
akan meningkatkan pengaruh corporate
social irresponsibility terhadap brand
hate. M5 (BA*CH) complaint handling sebagai variabel pemoderasi antara brand attitude terhadap brand hate memiliki nilai koefisien negatif sebesar
-0,276, yang
menandakan semakin tinggi nilai M3 (BA*CH), maka nilai brand hate akan semakin menurun. Hasil ini menandakan
bahwa dengan adanya complaint handling
akan menurunkan pengaruh brand attitude terhadap brand
hate.
f.
Uji Hipotesis
Tabel 13
Uji Hipotesis
|
Original Sample |
T Statistics |
P Values |
Keterangan |
II -> BH |
0,139 |
2,575 |
0,010 |
Signifikan |
NPE -> BH |
0,209 |
2,697 |
0,007 |
Signifikan |
SI -> BH |
0,107 |
2,344 |
0,019 |
Signifikan |
CSIS -> BH |
0,258 |
2,090 |
0,037 |
Signifikan |
BA -> BH |
0,232 |
2,067 |
0,039 |
Signifikan |
M1 (II*CH) -> BH |
-0,117 |
2,485 |
0,013 |
Signifikan |
M2 (NPE*CH) -> BH |
0,162 |
2,047 |
0,041 |
Signifikan |
M3 (SI*CH) -> BH |
-0,110 |
2,358 |
0,019 |
Signifikan |
M4 (CSIS*CH) -> BH |
0,353 |
2,958 |
0,003 |
Signifikan |
M5 (BA*CH) -> BH |
-0,276 |
2,569 |
0,010 |
Signifikan |
H1 : Terdapat pengaruh didukung dari ideological
incompability terhadap brand hate.
H2 : Terdapat pengaruh didukung dari negative past experience terhadap brand hate.
H3 : Terdapat pengaruh didukung dari symbol incongruity terhadap brand
hate.
H4 : Terdapat pengaruh didukung dari corporate social irresponsibility terhadap brand
hate.
H5 : Terdapat pengaruh didukung dari brand attitude terhadap brand
hate.
H6 : Terdapat pengaruh didukung dari M1 (II*CH) terhadap brand hate.
H7 : Terdapat pengaruh didukung dari M2 (NPE*CH) terhadap brand hate.
H8 : Terdapat pengaruh didukung dari M3 (SI*CH) terhadap brand hate.
H9 : Terdapat pengaruh didukung n dari M4 (CSIS*CH) terhadap brand hate.
H10 : Terdapat pengaruh didukung dari M5 (BA*CH) terhadap brand hate.
Temuan
moderator Complaint handling
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variance ideological incompability, negative past
experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand
attitude mempengaruhi brand hate dan mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan lebih mendalam variance brand hate dibanding model yang telah ada.
Hasil moderator complaint handling menunjukkan bahwa variance ideological
incompability, negative past experience, symbolic incongruity, corporate social
irresponsibility dan brand attitude lebih menerangkan variance brand
hate karena memiliki β positif dan signifikan (signifikansi t ≤
0,05). Koefisien β interaksi signifikan menunjukkan bahwa complaint
handling merupakan variabel moderator antara ideological incompability,
negative past experience, symbolic incongruity, corporate social
irresponsibility dan brand attitude. Complaint handling yang baik
akan memberi hasil positif terhadap kepuasan konsumen.
Kesimpulan
Kegagalan layanan seperti yang
dijelaskan oleh variable Ideological incompability, negative past
experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand
attitude memiliki pengaruh langsung yang kuat terhadap brand hate
dan kegagalan layanan akan selalu menghasilkan kebencian terhadap merek yang
dijelaskan oleh variable brand hate, tetapi dengan hadirnya complaint handling
sebagai variabel moderator, adalah tepat karena telah terbukti bahwa complaint
handling mampu memoderate pengaruh Ideological incompability, negative past
experience, symbolic incongruity, corporate social irresponsibility dan brand
attitude terhadap brand hate. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R2 yang
dapat diinterpretasikan kuat sehingga dapat digunakan untuk mengukur variansi perubahan ketiga konstruk eksogen yaitu ideological
incompability, negative past experience, symbol
incongruity, corporate social
irresponsibility, brand attitude,
complaint handling, M1 (II*CH), M2
(NPE*CH), M3 (SI*CH), M4 (CSIS*CH), dan M5 (BA*CH) terhadap konstruk endogen
yaitu Brand hate.
Berdasarkan dari
apa yang sudah peneliti temukan� dalam
penelitian di lapangan, bahwa complaint handling berperan aktif dalam memecahkan permasalahan pelanggan
terhadap perusahaan yang diakibatkan oleh�
layanan yang kurang baik yang diberikan�
perusahaan, maka peneliti memberikan saran untuk perusahaan untuk lebih
memperhatikan kinerja layanan yang diberikan dan cepat tanggap dalam menangani
keluhan dan kekecewaan pelanggan.
BIBLIOGRAFI
Amir Zaib Abbasi.,
(2022),� The moderating role of complaint handling on brand hate in the cancel
culture�, Asia-Pacific Journal of Business Administration 1757-4323.
Arruda
Filho, E.J.M. and Barcelos, A.D.A. (2020), �Negative online word-of-mouth:
consumers� retaliation in the digital world�, Journal of Global Marketing, Vol.
34 No. 1, pp. 19-37.
Zhang,
C. and Laroche, M. (2020), �Brand hate: a multidimensional construct�, Journal of
Product and Brand Management, Vol. 30 No. 3, pp. 392-414.
Zarantonello,
L., Romani, S., Grappi, S. and Bagozzi, R.P. (2016), �Brand hate�, Journal of
Product and Brand Management, Vol. 25 No. 1, pp. 11-25.
Owyang,
J. (2012), �Why automating social media marketing could change Facebook�,
available at: http://mashable.com/2012/05/03/automating-social-media-marketing.
Goodman,
J. (2006), �Manage complaints to enhance loyalty�, Quality Progress, Vol. 39
No. 2, pp. 28-34.
Gro�nroos,
C. (1988), �New competition in the service economy: the five rules of service�,
International Journal of Operations & Production Management, Vol. 8 No. 3,
pp. 9-19.
Halstead,
D. (1989), �Expectations and disconfirmation beliefs as predictors of consumer
satisfaction, repurchase intention, and complaining behavior: an empirical
study�, Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining
Behavior, Vol. 2 No. 1, pp. 17-21.
Hegner,
S.M., Fetscherin, M. and van Delzen, M. (2017), �Determinants and outcomes of
brand hate�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 26 No. 1, pp. 13-2
Lange,
D. and Washburn, N.T. (2012), �Understanding attributions of corporate social
irresponsibility�, Academy of Management Review, Vol. 37 No. 2, pp. 300-326.
Kucuk,
S.U. (2019), �Consumer brand hate: steam rolling whatever I see�, Psychology
& Marketing, Vol. 36 No. 5, pp. 431-443.
Lee,
M.S., Motion, J. and Conroy, D. (2009), �Anticonsumption and brand avoidance�,
Journal of Business Research, Vol. 62 No. 2, pp. 169-180.
Folkes,
V.S. (1988), �Recent attribution research in consumer behavior: a review and
new directions�, Journal of Consumer Research, Vol. 14 No. 4, pp. 548-565.
Amstrong,
J.S. and Overton, T.S. (1977), �Estimating non response bias in mail surveys�,
Journal of Marketing Research, Vol. 14 No. 3, pp. 396-402.
Hegner,
S.M., Fetscherin, M. and van Delzen, M. (2017), �Determinants and outcomes of
brand hate�, Journal of Product and Brand Management, Vol. 26 No. 1, pp. 13-25.
Copyright
holder: Septi
Ordina, Robert Kristaung (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |